OLEH :
RANTAN
071001500118
1
PENINJAUAN OPERASI PEMBORAN, PRODUKSI, DAN RESERVOIR
PADA PT PERTAMINA EP ASSET-1 LAPANGAN JAMBI, JAMBI
I. LATAR BELAKANG
Kerja praktek adalah salah satu mata Kuliah Prasyarat dalam kurikulum
akademik di Program Studi Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian
dan Energi dengan bobot akademis 1 sks yang wajib ditempuh oleh mahasiswa
Teknik Perminyakan Program Strata 1 (S1) di Universitas Trisakti.
Melalui kerja praktek mahasiswa diharapkan tidak hanya mengerti tentang
pelaksanaan kerja secara teoritis, namun juga dapat mengerti aplikasinya di
lapangan. Kerja Praktek (KP) ini merupakan sebagian visualisasi dari mata kuliah
yang telah ditempuh seperti teknik pemboran, teknik produksi, dan teknik
reservoir.
Perkembangan ilmu dan teknologi dalam dunia Teknik Perminyakan yang
semakin canggihmenuntut mahasiswa Teknik Perminyakan untuk memahami
aplikasi dari teori-teori yang telah dipelajari dan mengetahui perkembangan
teknologi perminyakan tersebut, khususnya yaitu: aspek reservoir (basement rock,
cap rock, batuan induk, dan struktur stratigrafi), aspek pemboran (aspek-aspek
lithology yang perlu di pertimbangkan, perencanaan pemboran, dan penggunaaan
teknologi pemboran yang sangat canggih dalam peningkatan hasil eksploitasi) dan
aspek produksi (perhitungan produksi yang semaksimal mungkin dengan biaya
yang seminimal mungkin), serta dalam rangka peningkatan wawasan keilmuan
perminyakan yang menunjang bagi mahasiswa.
2
II. TUJUAN DAN MANFAAT
2.1. Tujuan :
• Untuk memenuhi salah satu kurikulum pada Program Studi Teknik
Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas
Trisakti.
• Mengetahui secara langsung bentuk, fungsi, maupun cara kerja dari
peralatan yang digunakan dan menambah pengalaman kerja di lapangan.
2.2.Manfaat :
• Menambah pengalaman praktek di lapangandan mampu mengaplikasikan
semua teori kuliah dengan di lapangan yang sebenarnya, sehingga pada
nantinya dapat digunakan sebagai bekal di kemudian hari.
• Mengetahui secara langsung semua aspek yang terkait dalam eksplorasi
maupun eksploitasi minyak bumi dan beberapa metoda peningkatan laju
produksi minyak bumi.
• Dapat mengaplikasikan teori dan konsep-konsep dalam perkuliahan
Teknik Reservoir, Teknik Pemboran, Teknik Produksidan seluruh
praktikum yang telah diberikan.
3
f. Migrasi
g. Kondisi reservoir (tekanan dan temperature)
4
batuan.Dalam percobaan Henry Darcy menggunakan batupasir tidak
kompak yang dialiri air. Batupasir silindris yang porous ini 100%
dijenuhi cairan dengan viskositas µ (cp), dengan luas penampang A
(cm2), dan panjangnya L (cm). Kemudian dengan memberikan
tekanan masuk P1 (atm) pada salah satu ujungnya maka terjadi aliran
dengan laju sebesar Q (cm3/sec), sedangkan P2 (atm) adalah tekanan
keluar.Dengan mengatur laju Q sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
aliran turbulen, maka diperoleh harga permeabilitas absolute batuan.
Adapun dia melakukan percobaan dengan menggunakan beberapa
asumsi yaitu Resevoir homogen, fluida satu fasa, incompressiblefluid,
aliran laminar, fluida steady state flow, dan kondisi aliran yang
isothemal.
3. Saturasi
Adalah perbandingan volume pori yang diisi oleh fluida dengan
volume pori total (Hawkins, B.C. Craft M. , Applied Petroleum
Reservoir Engineering Second Edition, 1991, hal 11). Saturasi oil ini
dinyatakan dengan fraksi atau persen. Saturasi minyak ini selanjutnya
akan menggambarkan hubungannya dengan tekanan kapiler,
permeabilitas dan pengaplikasiannya dalam perhitungan cadangan.
4. Kompresibilitas
Adalah kemampuan batuan untuk ditekan atau menggambarkan
perubahan volume dalam perubahan tekanan.
5. Tekanan Kapiler
Didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada antara permukaan
dua fluida yang tidak tercampur (cairan-cairan atau cairan-gas)
sebagai akibat dari terjadinya pertemuan permukaan yang
memisahkan mereka.Tekanan kapiler mempunyai pengaruh yang
penting dalam reservoir minyak maupun gas, yaitu :
• Mengontrol distribusi saturasi di dalam reservoir
• Merupakan mekanisme pendorong minyak dan gas untuk bergerak
atau mengalir melalui pori-pori reservoir dalam arah vertical.
5
6. Wettabilitas
Didefinisikan sebagai suatu kecenderungan dari adanya fluida lain
yang tidak saling mencampur. Apabila dua fluida bersinggungan
dengan benda padat, maka salah satu fluida akan bersifat membasahi
permukaan benda padat tersebut, hal ini disebabkan adanya gaya
adhesi.
6
Gambar 3.1.3. Gas Cap Drive Reservoir
7
penyebaran sumur yaitu, distribusi cadangan termasuk geometri (bentuk dan
ukuran) cadangan, distribusi produktivitas, struktur geologi dan posisi struktur
serta mekanisme pendorong reservoir.
Sebelum membicarakan karakteristik dari fluida reservoir akan lebih baik
kita memahami diagram fasa antara Tekanan dan Temperatur.
8
Gambar 3.1.6. Klasifikasi Fluida Reservoir
9
akanmembuat Bo meningkat sampai mencapai Tekanan bubble point.
Setelah mencapai bubble point ketika tekanan terus turun membuat Bo
akan menjadi turun karena adanya pembebasan gas dari oil yang
membuat volume menurun.
3. Viskositas Oil
Dari grafik di bawah dapat dilihat bahwa pada tekanan diatas bubble
point setiap penurunan tekanan akan membuat viskositas dari oil akan
menurun sampai pada tekanan bubble point. Setelah mencapai bubble
point akan terjadi pembebasan gas dan membuat meningkatnya
viskositas setiap penurunan tekanannya karena menghilangnya fasa
ringan dari oil tersebut.
4. Kompresibilitas Minyak
Adalah salah satu sifat fluida, yaitu seberapa mudah volume dari suatu
10
massa fluida dapat diubah apabila terjadi perubahan tekanan, artinya
seberapa mampu-mampatkah fluida tersebut.
Agar lebih mengenali data lapangan yang harus diperoleh untuk penyusunan
laporan disusun sebagai berikut :
a. Data sifat fisik batuan reservoir
b. Data sifat fisik fluida reservoir
c. Sejarah produksi sumur pada lapangan tertentu
3.2.ASPEK PEMBORAN
11
migas.pada lapisan penghasilnya.
c. Pemboran pengembangan
Pemboran yang akan difungsikan sebagai sumur-sumur produksi.
d. Pemboran sumur-sumur sisipan ( InfilDrilling)
Pemboran yang letaknya diantara sumur-sumur yang telah ada dengan
tujuan untuk mengambil hidrokarbon dari area yang tidak terambil oleh
sumur-sumur sebelumnya yang telah ada.
Operasi pemboran harus didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu :
a. Sulitnya pembebasan lahan, mengingat terjadinya overlaping
ataskepentingan tata guna lahan beberapa instansi, misalnya :
• Daerah persawahan teknis
• Daerah industri
• Perkebunan dan Kehutanan
b. Kepentingan sosial ekonomi penduduk.
c. Harga lahan dan pembuatan lokasi yang cukup mahal.
d. Dan lain sebagainya.
Operasi pengeboran putar (Rotary Drilling) modern mempunyai satu tugas
utama, yaitu mengebor suatu lubang secara aman dilapisan permukaan bumi
sampai menembus formasi yang kaya akan minyak atau gas bumi (lapisan
prospek). Lubang hasil pengeboran tadi setelah bagian dalamnya dilapisi dengan
casing disebut dengan lubang sumur, menjadi penghubung antara formasi tersebut
dengan permukaan tanah. Operasi-operasi pengeboran ini dimungkinkan dengan
menggunakan kompleks pengeboran (Drilling Complex) yang bermutu tinggi,
yaitu rig pengeboran putar yang modern (Rotary Drilling Rig).
Secara umum di dunia perminyakan kita kenal ada 2 jenis pemboran yakni “
Overbalance Drilling “, di mana kondisi dari tekanan hidrostatis ( Ph ) lumpur
kita berada di atas tekanan formasi ( Pf ), jenis pemboran ini sering juga di sebut
sebagai pemboran konvensional. Selanjutnya yang kedua yakni “ Underbalance
Drilling “, di mana kondisi dari tekanan lumpur pemboran ( Ph ) di bawah dari
tekanan formasi ( Pf ).
Rig pengeboran putar terdiri atas 5 (lima) sistem-sistem bagianutama :
12
1. Sistem Tenaga (Power System)
13
2. Sistem Pengangkat (Hoisting System)
14
3. Sistem Putar (Rotary System)
15
• PDC Bit
4. Sistem Sirkulasi (Circulation System)
16
• Pump Dischange and Return Lines
• Stand Pipe
• Rotary Hose
d. Tempat mengkondisikan Lumpur (Conditioning Area)
• Settling Tank
• Reserve Pits
• Shale Shaker
• Degasser
• Desander
• Desilter
• Mud-Gas Separator
5. Sistem Pencegahan Semburan Liar (BOP System)
Sistem pencegahan semburan liar terdiri dari 2 (dua) komponen utama, yaitu :
a. Rangkaian BOP Stack
• Annular Preventer
• Ram Preventer
• Drilling Spools
• Casing Head (Well Head)
b. Accumulator Unit
c. Sistem Penunjang (Supporting System)
• Choke Manifold
• Kill Line
17
Gambar 3.2.6. BOP Stack
Pada operasi pemboran ini sering juga kita hadapi berbagai masalah yang
terjadi yang sering kita kenal sebagai “ Hole Problem “.
Berikut berbagai masalah yang biasanya terjadi :
• Shale Problem
Masalah ini terjadi saat kita menembus lapisan shale.Apabila lapisan
shale tidak kompak dapat menyebabkan runtuh nya formasi. Apabila
menembus lapisan shale yang sangat reaktif, maka dapat
menyebabkan “ Swelling “.
• Kick
Kick ini terjadi apabila kondisi dari tekanan hydrostatic lumpur kita
di bawah tekanan formasi ( Ph< Pf ). Selain itu juga bias terjadi
karena kita menembus zona formasi “ Abnormal “.
• Loss Circulation
Permasalahan ini penyebabnya berbanding terbalik dengan “ Kick “,
“ Loss “ terjadi akibat tekanan hydrostatic lumpur kita jauh di atas
18
tekanan rekah formasi ( Ph > Prf ). Selain itu,juga dapat terjadi jika
kita menembus lapisan yang “ Subnormal “.
Beberapa jenis Loss circulation :
o Seepage
o Partial
o Total
• Pipe Sticking
Yakni kondisi di mana rangkaian dari drill string kita tidak dapat
bergerak baik itu naik turun atau juga berputar, ini di sebabkan
rangkaian kita terjepit oleh runtuhnya formasi atau terjepitnya
rangkaian pada dinding lubang bor.
Berikut jenis dari pipe sticking :
• Mechanical pipe sticking
• Differential pipe sticking
• Key seat.
Gambar3.3.1.Komponen Reservoir
19
b. Gerakan fluida dari dasar sumur ke permukaan, melalui media pipa.
20
1. Penyelesaian Sumur (Well Completion)
a. Metoda penyelesaian sumur (Well Completion Method)
• Down-hole completion atau formation completion
a) Open-hole completion (komplesi sumur dengan formasi
produktif terbuka)
b) Cased-hole completion (komplesi sumur dengan formasi
produktif dipasang casing dan diperforasi)
c) Sand Exclussion Type Completion
21
• Tubing completion
- Single Completion
- Commingle Completion
22
b. Tahap Perforasi
23
§ Intermittent gas-lift
• Pompa (Pump)
§ Pompa Sucker Rod
24
§ Pompa Sentrifugal Multistage
25
§ Hydraulic Jet Pump
26
Gambar 3.3.14. Peralatan Bawah Permukaan
c. Chamber lift
3. Fasilitas Produksi Permukaan (Production Surface Facilities)
a. Peralatan Transportasi
• Flowline
• Manifold
• Header
b. Fasilitas Peralatan Pemisah
• Separator
§ Berdasarkan Bentuknya (Horizontal, Vertical, Spherical)
§ Berdasarkan Tekanan Kerjanya (High, Medium, Low pressure)
§ Berdasarkan Fasa Yang Dipisahkan (Two, Three phase)
• Oil Skimmer
• Gas Dehydrator
• Heater Treater
• Wash Tank
27
c. Fasilitas Penampung
• Berdasarkan susunan (primary tank, surge tank, dan emergency
storage tank)
• Berdasarkan fungsi (test tank dan tangki penimbun)
• Berdasarkan bahan pembentuk (bolted-steel tank, welded-steel
tank, wooden tank, dan plastic tank)
28
IV. WAKTU PELAKSANAAN
Setelah disesuaikan dengan jadwal akademik, waktu penelitian
direncanakan selama …… pada tanggal …..
A. Pengusulan Rencana Kerja
Minggu Minggu Minggu Minggu
Kegiatan
ke ke ke ke
Orientasi Kantor dan
Lapangan
Praktek Lapangan dan
Pengumpulan Data
Analisa Data
Pembuatanlaporan
B. Lokasi Penelitian
Kerja Praktek yang kami usulkan ini direncanakan akan dilaksanakan di
LAPANGAN LIRIK PT PERTAMINA EP ASSET-1 LAPANGAN JAMBI,
JAMBI
29
VI. PENUTUP
Demikian tinjauan pustaka yang diberikan merupakan tinjauan sekilas dari
literatur dan teori yang diberikan selama kuliah. Besar harapan bahwa ketiga
aspek tersebut dapat benar-benar diaplikasikan di lapangan selama kerja praktek
berlangsung dan ilmu maupun pengalaman yang sekarang dimiliki dapat
bertambah.
Demikian proposal Kerja Praktek ini kami ajukan, atas perhatian dan
bantuan yang diberikan kami ucapkan terima kasih.
30
LAMPIRAN
31