Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

PEMBUATAN DAN PEMURNIAN KALIUM IODIDAT

Disusun Oleh:
SAYYIDAH EL-FATIHAH SALSABILA
160204005

KELOMPOK
V (LIMA)

Dinilai Oleh:
ARIS NURZIHAN

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2018
DAFTAR ISI DAN PENILAIAN

Hal Nilai
1. Tujuan Praktikum............................................................................................ 5 x
2. Dasar Teori...................................................................................................... 5 x
3. Alat dan Bahan................................................................................................ 5 x
4. Cara kerja........................................................................................................ 6 x
5. Hasil Praktikum............................................................................................... 6 x
6. Pembahasan..................................................................................................... 7 x
7. Kesimpulan..................................................................................................... 7 x
8. Daftar Pustaka................................................................................................. 8 x
9. Lampiran:........................................................................................................ 9 x

Jumlah:________

Nilai Total Tertinggi : 100


Nilai Terendah Jika sesuai format : 50
Terdeteksi Plagiat/ Mencontek/Tingkat kemiripan > 80 %, maka Nilai Laporan : 0
Tujuan Praktikum
Min: 2 Nilai: Mak: 5

1. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi dari pemurnian.


2. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi dari kalium iodat.
3. Mahasiswa mengetahui reaksi yang terjadi.

I. Dasar Teori
Min:5 Mak: 14
Dasar Teori hanya mencantumkan: Dasar Teori mencantumkan:
 Panduan Praktikum Nilai:  5 referensi Buku
 Ditambah dengan referensi  3 Jurnal Nasional (terlampir)
blok/fb/Wikipedia/sejenis  2 Jurnal Internasional (terlampir)

Iodium merupakan mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah relatif kecil, tetapi
mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroksin. Hormon tiroksin
ini sangat berperan dalam metabolisme di dalam tubuh. Kekurangan iodium dapat berakibat
buruk bagi manusia, akibat yang dapat ditimbulkan antara lain berkurangnya tingkat kecerdasan,
pertumbuhan terhambat, penyakit gondok, kretin endemik (cebol), berkurangnya kemampuan
mental dan psikologi, meningkatnya angka kematian prenatal, serta keterlambatan
perkembangan fisik anak (lambat dalam mengangkat kepala, tengkurap dan berjalan)
(Kapantow,2013).

Kadar iodida dapat ditentukan dengan metode spektrofotometri berdasarkan reaksi


reduksi-oksidasi dan pembentukan kompleks Iod-amilum, dimana akan reaksi oksidasi iodida
menjadi iodium dengan menggunakan oksidator persulfat. Ada beberapa senyawa yg dapat
mereduksi iodida diantaranya cerium, arsen, permanganat, persulfat. Beberapa oksidator tersebut
berbahaya jika digunakan diataranya cerium dan arsen, sedang permanganat tidak dapat
digunakan karena berwarna ungu sehingga menggagu pembentukan kompleks. Oleh sebab itu
dalam penentuan kadar iodida dengan menggunakan metode spektrofotometri digunakan
persulfat sebagai bahan oksidator, karena persulfat termasuk dalam bahan. pengoksidasi kuat dan
tidak berwarna sehingga tidak mengganggu pembentukan kompleks Iod-amilum (Nisa, 2013).

Iodat merupakan oksidator kuat yang dapat dengan cepat mengoksidasi iodida.
Beberapa oksidator lain yang dapat mengoksidasi iodida diantaranya cerium, arsen,
permanganat, dan persulfat. Namun beberapa dari oksidator tersebut bersifat erbahaya jika
digunakan yaitu cerium dan arsen. Pada pembentukan kompleks amilum-iodium menggunakan
oksidator iodat dimungkinkan terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari
pembentukan kompleks, diantaranya yaitu waktu reaksi pembentukan kompleks amilum-iodium,
Konsentrasi oksidator kalium iodat yang direaksikan, serta konsentrasi iodida yang akan
ditentukan (Febrianti, 2013).

Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pemisah.
Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara
dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzene, karbon tetraklorida atau kloroform.
batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase
pelarut Selain itu terdapat pula teknik pemisahan dan pemurnian campuran yaitu dengan filtrasi,
dekantasi dan rekristalisasi. Filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari cairan campurannya
dengan menggunakan suatu filter (saringan). Cairan jernih hasil penyaringan disebut filtrat, dan
sisa padatannya disebut residu (fatih, 2008).

Pada proses pembuatan larutan Iodin diubah menjadi gas dengan cara memanaskan
campuran bersama kotoran. Setelah iodin berubah menjadi gas, gas akan terperangkap di dalam
beaker glass yang atasnya telah ditutup dengan labu didih sehingga gas iodin tidak keluar. Untuk
mengubah wujud iodin yang berupa gas menjadi padat kembali secara cepat, diperlukan proses
pendinginan [kondensasi]. Pendinginan pada percobaan tersebut dilakukan dengan meletakkan
beberapa potong es batu/air dingin di dalam labu didih (Brady, 2008).
Bilangan Iodium mencerminkan ketidakjenuhan asam lemak penyusun minyak dan
lemak. Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat Iod dan membentuk senyawa yang jenuh.
Banyaknya Iod yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap. Bilangan Iodium
didefinisikan sebagai jumlah gram Iod yang diserap oleh 100 gram minyak. Nilai bilangan
Iodium menunjukkan det ketidak jenuhan asam lemak penyusun minyak. Bilangan iodium dapat
ditentukan dengan melarutkan minyak dalam kloroform atau karbon tetraklorida dan ditambah
iodium bromide berlebihan. Kelebihan iodium kemudian dititrasi dengan larutan thiosulfat,
sehingga jumlah iodium yang bereaksi dapat dihitung(Hidayati, 2010).
Banyak cara untuk membuat dan menganalisa suatu preparat. Pemilihan cara pembuatan
yang tepat banyak tergantung kepada bahan baku dan alat yang tersedia ,hasil yang dicapai
,biaya dan pada syarat-syarat yang diperlukan pada prses pembutan nya . begitu pula cara
menganaisa zat yang sangat tergantung kepada 2 faktor terakhir .salah satu pembuatan akan kita
kerjakan disini. Pembuatan dan pemurnian preparat.
Tahap 1 : iodat dioksidasi oleh kalium klorat yang dilakukan pada suasana asam yang sedang
dalam keadaan panas.
Tahap 2: kaena pada pendinginan campuran reaksi selain kalium iodat juga terbentuk kalium
hidroiodat maka sebelum didinginkan larutan harus dintralkan dulu dengan KOH . pada
pendinginan kalium iodat akan mengendap ( prasetya,2018).

Penanggulangan masalah GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium) akan lebih efektif dan
efisien apabila disertai pula dengan upaya untuk menghasilkan produk garam konsumsi beriodium yang
bermutu sesuai dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia oleh para pengusaha industri garam.
Sesuai SNI nomor 01-3556-2000, garam beriodium adalah garam konsumsi yang mengandung komponen
utama natrium klorida 94,7%, air maksimal 5% dan kalium iodat mineral 30 ppm, serta senyawa-senyawa
lain sesuai persyaratan yang ditentukan. Iodium selain dapat diperoleh dari garam beriodium, juga dapat
diperoleh dari air minum, sayuran dan bahan makanan dari laut. Kandungan iodium dalam air minum
sangat tergantung pada kadar iodium dalam tanah tempat sumber air tersebut, dimana untuk daerah
pegunungan kandungan iodium dalam air sangat sedikit dibanding di daerah pantai yang dekat dengan
laut. Dalam sayur-sayuran kandungan iodiumnya tergantung pada keadaan tanah, pupuk dan lingkungan
tempat sayuran tersebut diproduksi serta lamanya penyimpanan dan pemanasan karena iodium tidak tahan
terhadap suhu tinggi. Menurut keputusan Presiden No. 69 tahun 1994, semua garam yang beredar di
Indonesia harus mengandung iodium yaitu garam yang telah diperkaya dengan kalium iodat (KIO3).
Hampir seluruh makanan menggunakan garam sebagai penyedap rasa, serta banyak digunakan untuk
bahan tambahan dalam industri pangan, selain itu, karena harga garam dapur relatif murah dan terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat maka pemerintah memilih garam dapur menjadi garam konsumsi sebagai
media penyampaian iodium ke dalam tubuh. Proses pengeringan yang tidak sempurna menyebabkan mutu
garam beriodium kurang baik sehingga menyebabkan penurunan kadar iodium selama penyimpanan.
Penyimpanan garam di tempat terbuka dan terpapar sinar matahari sebaiknya dihindari. Adanya oksigen
dan sinar matahari menyebabkan iodium mudah teroksidasi, sehingga berkurang jumlahnya karena
kalium iodat dapat mengoksidasi zat-zat organik misalnya asam oksalat, dan zat anorganik misalnya
garam ferro menjadi garam ferri dengan menghasilkan I2. Garam beriodium sebaiknya disimpan di
tempat yang tertutup dan gelap. Proses penentuan konsentrasi dan kadar KIO3 menggunakan
spektrofotometri UV-Vis dan diperoleh absorbansinya. Dari harga absorbansi, dapat dicari konsentrasi
KIO3 dalam sampel dengan menggunakan persamaan regresi linear yang diperoleh dari persamaan kurva
kalibrasi larutan standar KIO3. Berkurangnya kadar iodium disebabkan ada iodium yang hilang akibat
lamanya garam tersebut beredar di pasaran dan proses pemanasan garam beriodium saat pengolahan
(proses pemanasan pada saat memasak). Proses pemanasan akan mengurangi kestabilan KIO3 dalam
garam dimana pada proses pemanasan KIO3 akan menjadi KI dengan reaksi sebagai berikut:

2KIO3 2KI + 3O2 (Sugiani,2015).

Selain dari garam sumber iodium dapat diperoleh juga dari makanan laut dan sayur-
sayuran yang tumbuh dekat pantai. Iodium tambahan sering dibutuhkan selama tahun-tahun
pertama pertumbuhan masa kanak-kanak, masa remaja, dan juga selama masa kehamilan.
Iodium banyak digunakan dalam bidang pengobatan yaitu anti hypertiroid secara lokal, untuk
antiseptik, dan juga digunakan dalam laboratorium klinik, pada penentuan bilangan iodium dari
suatu minyak khususnya dalam meneliti kepalsuan minyak zaitun. Berdasarkan kestabilannya
kalium iodat (KIO3) pada saat ini merupakan senyawa iodium yang banyak digunakan dalam
proses iodisasi garam. Iodium adalah suatu unsur bukan logam yang termasuk golongan
halogenida. Di alam iodium terdapat sebagai iodium air laut, kalium iodat (KIO3) dan tiroksin
yaitu hormon yang dikeluarkan oleh therinoida. Iodium merupakan bagian dari kelenjar tiroid,
yakni tirosin dan tri-iodotirosin. Biasanya tubuh manusia mengandung 20-30 mg iodium. Kira-
kira 60 % berada dalam kelenjar tiroid (kelenjar gondok) dan selebihnya tersebar didalam
jaringan jaringan tubuh manusia terutama pada ovarium, otot, dan darah12. Kelenjer tiroid
merupakan kelenjar hormon yang terdapat pada dasar leher dan mempunyai berat 20–25 gram,
terdiri dari dua bagian masing-masing terletak disebelah kanan dan kiri trachea. Kedua bagian
tersebut dihubungkan oleh sebuah isthmus yang melintang didepan trachea (Akhiruddin,2011).

Iodium diproduksi dengan cara mengisolasi iodium dari senyawa garam iodida (I) yang
terlarut dalam air tanah (brine) melalui 2 tahapan yaitu adsorbsi dan oksidasi. Iodium kristal
yang terbentuk, diproses lanjut menjadi senyawa garam lainnya seperti Kalium Iodat. Dalam
proses produksi tersebut dihasilkan gas Iodium yang terbuang ke lingkungan. Uap iodium yang
dihasilkan dapat menimbulkan iritasi atau luka bakar pada saluran pernafasan dan
pembengkakan paru-paru. Kontak kulit dan mata dapat menyebabkan kerusakan permanen atau
buta. Selain itu sifat korosif terhadap logam dapat menyebabkan bangunan dan peralatan yang
cepat keropos dan rusak. Selain itu uap iodium dari PT.Kimia Farma Plant Watudakon dapat
merusak tanaman tebu masyarakat yang berada sekitar pabrik. Pada proses produksi, masih
terjadi gas iodium yang terbuang yaitu pada proses iodium, antara lain pada tahapan:
pengeringan (centrifuge), dan pada reaksi pemurnian (dari tangki pemurnian ke penampungan).
Sedangkan pada proses produksi Kalium Iodat, gas iodium terlepas pada tahapan reaksi antara
iodium dengan kalium klorat . Gas iodium yang terbuang dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat. Untuk itu, thesis ini akan membahas
usaha mereduksi gas iodium yang berpotensi pencemaran udara dan menangkap gas Iodium yang
terbuang untuk diolah kembali untuk proses produksi (Hatidja,2005).

Iodium merupakan mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang relatif sangat
kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroksin.
Hormon tiroksin ini sangat berperan dalam metabolisme di dalam tubuh. Kekurangan iodium
dapat berakibat buruk bagi manusia. Akibat yang dapat ditimbulkannya antara lain
berkurangnya tingkat kecerdasan, pertumbuhan terhambat, penyakit gondok, kretin endemik
(cebol), berkurangnnya kemampuan mental dan psikologi, meningkatnya angka kematian
prenatal, serta keterlambatan perkembangan fisik anak (lambat dalam mengangkat kepala,
tengkurap dan berjalan) Iodium selain dapat diperoleh dari garam beriodium, juga dapat
diperoleh dari air minum, sayuran dan bahan makanan dari laut. Kadungan Iodium dalam air
minum sangat tergantung pada kadar iodium dalam tanah tempat sumber air tersebut, dimana
untuk daerah pegunungan kandungan iodium dalam air sangat sedikit dibanding di daerah pantai
yang dekat dengan laut. Dalam sayur-sayuran kandungan iodiumnya tergantung pada keadaan
tanah, pupuk dan lingkungan tempat sayuran tersebut diproduksi serta lamanya penyimpanan dan
pemanasan karena iodium tidak tahan terhadap suhu tinggi. Apabila kalium iodat dipanaskan
pada suhu tinggi maka KIO3 akan terurai menjadi iodida dan oksigen. Iodida dioksidasi oleh
oksigen dari udara menjadi I2 dengan reaksi sebagai berikut;
4H+ + 4I- + O2 2I2 + 2H2O
reaksi tersebut berjalan lambat dalam suasana netral tetapi reaksi tersebut akan lebih cepat
dalam suasana asam. Kalium iodat dalam suasana asam akan menjadi asam iodat dengan reaksi
sebagai berikut;
KIO3 + HCl HIO3 + KCl
Untuk meningkatkan mutu garam perlu ada pemurnian dan penambahan suatu senyawa iodium
dalam garam. Iodisasi garam dilakukan dengan penambahan zat iodium berupa senyawa Kalium
Iodiat (KIO3) dengan kadar antara 30 – 80 ppm (mg/kg) kedalam garam secara mekanis dimana
perbandingan KIO3 dengan garam adalah 30 – 80 gram KIO3 per ton garam. Proses ini
dilakukan setelah garam ditiriskan atau dikeringkan. Proses iodisasi harus Mdilakukan secara
mekanis dan kontinu untuk menjamin homogenitas atau meratanya kandungan iodium dalam
garam (Lindawati,2006).

Iodium merupakan mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah relatif kecil,
tetap mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroksin. Hormon
tiroksin ini sangat berperan dalam metabolisme di dalam tubuh. Kekurangan iodium dapat
berakibat buruk bagi manusia, akibat yang dapat ditimbulkan antara lain. berkurangnya tingkat
kecerdasan, pertumbuhan terhambat, penyakit gondok, kretin endemik, berkurangnya
kemampuan mental dan psikologi, meningkatnya angka kematian prenatal, serta keterlambatan
perkembangan fisik anak (lambat dalam mengangkat kepala, tengkurap dan berjalan)3. Menurut
pengujian yang dilakukan oleh Badan POM RI tentang pengaruh lama penyimpanan, suhu dan
kelembaban relatif terhadap kestabilan iodat dan terjadinya spesiasi iodium dalam garam
beriodium menunjukan adanya pengaruh interaksi dari ketiga parameter tersebut, yang
ditunjukan dengan terjadinya penurunan kadar iodat dan terbentuknya spesi iodida dan iodium,
begitu juga pengaruh cara iodisasi, pH dan lama pemanasan/pemasakan (wihardika,2015).
II. Alat dan Bahan
Min:5 Mak: 10
Nilai:
 Hanya menyebutkan alat dan bahan saja  Seluruh tabel diisi lengkap dan benar

II.1. Alat
Tanggal
No. Nama Alat Sertifikat Kalibrasi Faktor Koreksi
Kalibrasi
1. Kaca Arloji
2. Gelas Ukur 100 ml 19-11-2014 92/UPT.PSMB/Kal/III/15 ±1,24 ml (100 ml)
3. Pipet tetes
4. Corong kaca
5. Buret
6. Batang pengaduk
7 Klem dan statif
8 spatula
9 Erlenmeyer

II.2. Bahan
Tanggal
No. Nama Bahan Produksi CoA
Kadaluarsa
1 Kalium Iodida MERCK B1264743635 21112020
2 Na2S2O3 MERCK 13052022
3 KIO3 MERCK 23022019
4 Aquades

III.Cara kerja
Min:10 Mak: 14
 Disusun normatif  Disusun sangat spesifik dan detail
Nilai:
 Kalimat deduktif (sudah dilakukan)
 Ada skema

III.1. Prosedur Keselamatan

Bekerja dengan bahan kimia


a. Hindari kontak langsung dg bahan kimia
b. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
c. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus (cukup
dengan mengkibaskan kearah hidung)
d. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dg kulit menimbulkan iritasi (pedih dan gatal.
Memindahkan bahan kimia
a. Baca label bahan sekurang kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan dalam
pengambilan bahan misalnya antara asam sitrat dan asam nitrat.
b. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan
c. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan
d. Jangan mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula untuk menghindari
kontaminasi, meskipun dalam hal ini kadang terasa boros

Memindahkan bahan kimia cair


a.Tutup botol dibuka dg cara dipegang dg jari tangan dan sekaligus telapak tangan
memegang botol tersebut
b. Tutup botol jangan ditaruh diatas meja karena isi botol bisa terkotori oleh kotoran
yang ada diatas meja.
c. Pindahkan cairan menggunakan batang pengaduk untuk menghindari percikan.
d. Pindahkan dengan alat lain seperti pipet volume shg lebih mudah.

Memindahkan bahan kimia padat


a. Gunakan sendok sungu atau alat lain yang bukan berasal dari logam.
b. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.
c. Gunakan alat untuk memindahkan bebas dari kontaminasi. Hindari satu sendok untuk
bermacam macam keperluan.

pastikan kondisi
laboratorium dalam
keadaan bersih.
Tidak diboleh kan Praktikan yang
makan dan minum melakukan pratikum
selama berada harus dalam kondisi
dalam laboratorium. sehat.

Baik praktikan atau


Berhati-hati saat
pun asisten harus
pengambilan bahan
Data keselamatan menggunakan APD
kimia berbahaya kerja di dalam sesuai SOP saat
yang digunakan. laboratorium. memasuki lab.

Tidak boleh Memahami MSDS


mengganggu teman bahan yang akan di
pada saat pratikum gunakan saat
berlangsung. praktikum.
Mengetahui SOP
penggunaan alat
untuk praktikum.
III.2. Tahapan Praktikum

10ml larutan KIO3 Erlenmeyer KI 12ml

Dititrasi dengan
Na2S203 ad keruh

Ditambahkan
amilum 10ml

Dititrasi ad bening

Catat volume

IV. Hasil Praktikum


Min:10 Mak: 15
 Disusun normatif Nilai:  Seluruh pengamatan disusun sangat spesifik dan detail dalam tabel
 Pengendalian mutu masuk batas keberterimaan

Tabel Data Pengamatan


Pengendalian
No Kegiatan/ Data yang diamati Perhitungan Dokumentasi Mutu
(% R, % RPD, dlll)
1. KIO3 + aquades
2. Ditambahkan KI 12ml

3. Ditirtrasi dengan Na2S2O3

4. Ditambahkan amilum 12ml

5. Dititrasi ad bening kembali

Keterangan: Bentuk tabel boleh dimodifikasi namun tidak menghilangkan komponen penilaian

V. Pembahasan
Min: 10 Nilai: Mak: 25
 Disusun normatif  Pembahasan sangat spesifik dan detail meliputi
 Proses & reaksi
 Fungsi penggunaan zat dan cara kerja
yang dilakukan
 Evaluasi hasil
 Kesesuaian dengan teori
 Pembahasan tentang pengendalian mutu
 Dasar Teori mencantumkan:
 5 referensi Buku
 3 Jurnal Nasional (terlampir)
 2 Jurnal Internasional (terlampir)

Pada proses pembuatan larutan Iodin diubah menjadi gas dengan cara memanaskan
campuran bersama kotoran. Setelah iodin berubah menjadi gas, gas akan terperangkap di dalam
beaker glass yang atasnya telah ditutup dengan labu didih sehingga gas iodin tidak keluar. Untuk
mengubah wujud iodin yang berupa gas menjadi padat kembali secara cepat, diperlukan proses
pendinginan. Pendinginan pada percobaan tersebut dilakukan dengan meletakkan beberapa
potong es batu/air dingin di dalam labu didih (Brady, 2008).
Iodat merupakan oksidator kuat yang dapat dengan cepat mengoksidasi iodida. Beberapa
oksidator lain yang dapat mengoksidasi iodida diantaranya cerium, arsen,permanganat, dan
persulfat. Namun beberapa dari oksidator tersebut bersifat erbahaya jika digunakan yaitu cerium
dan arsen. Pada pembentukan kompleks amilum-iodium menggunakan oksidator iodat
dimungkinkan terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari pembentukan
kompleks, diantaranya yaitu waktu reaksi pembentukan kompleks amilum-iodium, Konsentrasi
oksidator kalium iodat yang direaksikan, serta konsentrasi iodida yang akan ditentukan (Sita
Febrianti et.al, 2013).
Iodium merupakan mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah relatif kecil, tetapi
mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroksin. Hormon tiroksin
ini sangat berperan dalam metabolisme di dalam tubuh. Kekurangan iodium dapat berakibat
buruk bagi manusia, akibat yang dapat ditimbulkan antara lain berkurangnya tingkat kecerdasan,
pertumbuhan terhambat, penyakit gondok, kretin endemik (cebol), berkurangnya kemampuan
mental dan psikologi, meningkatnya angka kematian prenatal, serta keterlambatan
perkembangan fisik anak (lambat dalam mengangkat kepala, tengkurap dan berjalan)
(Kapantow,2013).

Kadar iodida dapat ditentukan dengan metode spektrofotometri berdasarkan reaksi


reduksi-oksidasi dan pembentukan kompleks Iod-amilum, dimana akan reaksi oksidasi iodida
menjadi iodium dengan menggunakan oksidator persulfat. Ada beberapa senyawa yg dapat
mereduksi iodida diantaranya cerium, arsen, permanganat, persulfat. Beberapa oksidator tersebut
berbahaya jika digunakan diataranya cerium dan arsen, sedang permanganat tidak dapat
digunakan karena berwarna ungu sehingga menggagu pembentukan kompleks. Oleh sebab itu
dalam penentuan kadar iodida dengan menggunakan metode spektrofotometri digunakan
persulfat sebagai bahan oksidator, karena persulfat termasuk dalam bahan. pengoksidasi kuat dan
tidak berwarna sehingga tidak mengganggu pembentukan kompleks Iod-amilum (Nisa, 2013).

Iodat merupakan oksidator kuat yang dapat dengan cepat mengoksidasi iodida.
Beberapa oksidator lain yang dapat mengoksidasi iodida diantaranya cerium, arsen,
permanganat, dan persulfat. Namun beberapa dari oksidator tersebut bersifat erbahaya jika
digunakan yaitu cerium dan arsen. Pada pembentukan kompleks amilum-iodium menggunakan
oksidator iodat dimungkinkan terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari
pembentukan kompleks, diantaranya yaitu waktu reaksi pembentukan kompleks amilum-iodium,
Konsentrasi oksidator kalium iodat yang direaksikan, serta konsentrasi iodida yang akan
ditentukan (Febrianti, 2013).

Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pemisah.
Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara
dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzene, karbon tetraklorida atau kloroform.
batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase
pelarut Selain itu terdapat pula teknik pemisahan dan pemurnian campuran yaitu dengan filtrasi,
dekantasi dan rekristalisasi. Filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari cairan campurannya
dengan menggunakan suatu filter (saringan). Cairan jernih hasil penyaringan disebut filtrat, dan
sisa padatannya disebut residu (fatih, 2008).

Pada proses pembuatan larutan Iodin diubah menjadi gas dengan cara memanaskan
campuran bersama kotoran. Setelah iodin berubah menjadi gas, gas akan terperangkap di dalam
beaker glass yang atasnya telah ditutup dengan labu didih sehingga gas iodin tidak keluar. Untuk
mengubah wujud iodin yang berupa gas menjadi padat kembali secara cepat, diperlukan proses
pendinginan [kondensasi]. Pendinginan pada percobaan tersebut dilakukan dengan meletakkan
beberapa potong es batu/air dingin di dalam labu didih (Brady, 2008).
Bilangan Iodium mencerminkan ketidakjenuhan asam lemak penyusun minyak dan
lemak. Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat Iod dan membentuk senyawa yang jenuh.
Banyaknya Iod yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap. Bilangan Iodium
didefinisikan sebagai jumlah gram Iod yang diserap oleh 100 gram minyak. Nilai bilangan
Iodium menunjukkan det ketidak jenuhan asam lemak penyusun minyak. Bilangan iodium dapat
ditentukan dengan melarutkan minyak dalam kloroform atau karbon tetraklorida dan ditambah
iodium bromide berlebihan. Kelebihan iodium kemudian dititrasi dengan larutan thiosulfat,
sehingga jumlah iodium yang bereaksi dapat dihitung(Hidayati, 2010).
Banyak cara untuk membuat dan menganalisa suatu preparat. Pemilihan cara pembuatan
yang tepat banyak tergantung kepada bahan baku dan alat yang tersedia ,hasil yang dicapai
,biaya dan pada syarat-syarat yang diperlukan pada prses pembutan nya . begitu pula cara
menganaisa zat yang sangat tergantung kepada 2 faktor terakhir .salah satu pembuatan akan kita
kerjakan disini. Pembuatan dan pemurnian preparat.
Tahap 1 : iodat dioksidasi oleh kalium klorat yang dilakukan pada suasana asam yang sedang
dalam keadaan panas.
Tahap 2: kaena pada pendinginan campuran reaksi selain kalium iodat juga terbentuk kalium
hidroiodat maka sebelum didinginkan larutan harus dintralkan dulu dengan KOH . pada
pendinginan kalium iodat akan mengendap ( prasetya,2018).

Penanggulangan masalah GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium) akan lebih efektif dan
efisien apabila disertai pula dengan upaya untuk menghasilkan produk garam konsumsi beriodium yang
bermutu sesuai dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia oleh para pengusaha industri garam.
Sesuai SNI nomor 01-3556-2000, garam beriodium adalah garam konsumsi yang mengandung komponen
utama natrium klorida 94,7%, air maksimal 5% dan kalium iodat mineral 30 ppm, serta senyawa-senyawa
lain sesuai persyaratan yang ditentukan. Iodium selain dapat diperoleh dari garam beriodium, juga dapat
diperoleh dari air minum, sayuran dan bahan makanan dari laut. Kandungan iodium dalam air minum
sangat tergantung pada kadar iodium dalam tanah tempat sumber air tersebut, dimana untuk daerah
pegunungan kandungan iodium dalam air sangat sedikit dibanding di daerah pantai yang dekat dengan
laut. Dalam sayur-sayuran kandungan iodiumnya tergantung pada keadaan tanah, pupuk dan lingkungan
tempat sayuran tersebut diproduksi serta lamanya penyimpanan dan pemanasan karena iodium tidak tahan
terhadap suhu tinggi. Menurut keputusan Presiden No. 69 tahun 1994, semua garam yang beredar di
Indonesia harus mengandung iodium yaitu garam yang telah diperkaya dengan kalium iodat (KIO3).
Hampir seluruh makanan menggunakan garam sebagai penyedap rasa, serta banyak digunakan untuk
bahan tambahan dalam industri pangan, selain itu, karena harga garam dapur relatif murah dan terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat maka pemerintah memilih garam dapur menjadi garam konsumsi sebagai
media penyampaian iodium ke dalam tubuh. Proses pengeringan yang tidak sempurna menyebabkan mutu
garam beriodium kurang baik sehingga menyebabkan penurunan kadar iodium selama penyimpanan.
Penyimpanan garam di tempat terbuka dan terpapar sinar matahari sebaiknya dihindari. Adanya oksigen
dan sinar matahari menyebabkan iodium mudah teroksidasi, sehingga berkurang jumlahnya karena
kalium iodat dapat mengoksidasi zat-zat organik misalnya asam oksalat, dan zat anorganik misalnya
garam ferro menjadi garam ferri dengan menghasilkan I2. Garam beriodium sebaiknya disimpan di
tempat yang tertutup dan gelap. Proses penentuan konsentrasi dan kadar KIO3 menggunakan
spektrofotometri UV-Vis dan diperoleh absorbansinya. Dari harga absorbansi, dapat dicari konsentrasi
KIO3 dalam sampel dengan menggunakan persamaan regresi linear yang diperoleh dari persamaan kurva
kalibrasi larutan standar KIO3. Berkurangnya kadar iodium disebabkan ada iodium yang hilang akibat
lamanya garam tersebut beredar di pasaran dan proses pemanasan garam beriodium saat pengolahan
(proses pemanasan pada saat memasak). Proses pemanasan akan mengurangi kestabilan KIO3 dalam
garam dimana pada proses pemanasan KIO3 akan menjadi KI dengan reaksi sebagai berikut:

2KIO3 2KI + 3O2 (Sugiani,2015).

Selain dari garam sumber iodium dapat diperoleh juga dari makanan laut dan sayur-
sayuran yang tumbuh dekat pantai. Iodium tambahan sering dibutuhkan selama tahun-tahun
pertama pertumbuhan masa kanak-kanak, masa remaja, dan juga selama masa kehamilan.
Iodium banyak digunakan dalam bidang pengobatan yaitu anti hypertiroid secara lokal, untuk
antiseptik, dan juga digunakan dalam laboratorium klinik, pada penentuan bilangan iodium dari
suatu minyak khususnya dalam meneliti kepalsuan minyak zaitun. Berdasarkan kestabilannya
kalium iodat (KIO3) pada saat ini merupakan senyawa iodium yang banyak digunakan dalam
proses iodisasi garam. Iodium adalah suatu unsur bukan logam yang termasuk golongan
halogenida. Di alam iodium terdapat sebagai iodium air laut, kalium iodat (KIO3) dan tiroksin
yaitu hormon yang dikeluarkan oleh therinoida. Iodium merupakan bagian dari kelenjar tiroid,
yakni tirosin dan tri-iodotirosin. Biasanya tubuh manusia mengandung 20-30 mg iodium. Kira-
kira 60 % berada dalam kelenjar tiroid (kelenjar gondok) dan selebihnya tersebar didalam
jaringan jaringan tubuh manusia terutama pada ovarium, otot, dan darah12. Kelenjer tiroid
merupakan kelenjar hormon yang terdapat pada dasar leher dan mempunyai berat 20–25 gram,
terdiri dari dua bagian masing-masing terletak disebelah kanan dan kiri trachea. Kedua bagian
tersebut dihubungkan oleh sebuah isthmus yang melintang didepan trachea (Akhiruddin,2011).

Iodium diproduksi dengan cara mengisolasi iodium dari senyawa garam iodida (I) yang
terlarut dalam air tanah (brine) melalui 2 tahapan yaitu adsorbsi dan oksidasi. Iodium kristal
yang terbentuk, diproses lanjut menjadi senyawa garam lainnya seperti Kalium Iodat. Dalam
proses produksi tersebut dihasilkan gas Iodium yang terbuang ke lingkungan. Uap iodium yang
dihasilkan dapat menimbulkan iritasi atau luka bakar pada saluran pernafasan dan
pembengkakan paru-paru. Kontak kulit dan mata dapat menyebabkan kerusakan permanen atau
buta. Selain itu sifat korosif terhadap logam dapat menyebabkan bangunan dan peralatan yang
cepat keropos dan rusak. Selain itu uap iodium dari PT.Kimia Farma Plant Watudakon dapat
merusak tanaman tebu masyarakat yang berada sekitar pabrik. Pada proses produksi, masih
terjadi gas iodium yang terbuang yaitu pada proses iodium, antara lain pada tahapan:
pengeringan (centrifuge), dan pada reaksi pemurnian (dari tangki pemurnian ke penampungan).
Sedangkan pada proses produksi Kalium Iodat, gas iodium terlepas pada tahapan reaksi antara
iodium dengan kalium klorat . Gas iodium yang terbuang dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat. Untuk itu, thesis ini akan membahas
usaha mereduksi gas iodium yang berpotensi pencemaran udara dan menangkap gas Iodium yang
terbuang untuk diolah kembali untuk proses produksi (Hatidja,2005).

Iodium merupakan mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang relatif sangat
kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroksin.
Hormon tiroksin ini sangat berperan dalam metabolisme di dalam tubuh. Kekurangan iodium
dapat berakibat buruk bagi manusia. Akibat yang dapat ditimbulkannya antara lain
berkurangnya tingkat kecerdasan, pertumbuhan terhambat, penyakit gondok, kretin endemik
(cebol), berkurangnnya kemampuan mental dan psikologi, meningkatnya angka kematian
prenatal, serta keterlambatan perkembangan fisik anak (lambat dalam mengangkat kepala,
tengkurap dan berjalan) Iodium selain dapat diperoleh dari garam beriodium, juga dapat
diperoleh dari air minum, sayuran dan bahan makanan dari laut. Kadungan Iodium dalam air
minum sangat tergantung pada kadar iodium dalam tanah tempat sumber air tersebut, dimana
untuk daerah pegunungan kandungan iodium dalam air sangat sedikit dibanding di daerah pantai
yang dekat dengan laut. Dalam sayur-sayuran kandungan iodiumnya tergantung pada keadaan
tanah, pupuk dan lingkungan tempat sayuran tersebut diproduksi serta lamanya penyimpanan dan
pemanasan karena iodium tidak tahan terhadap suhu tinggi. Apabila kalium iodat dipanaskan
pada suhu tinggi maka KIO3 akan terurai menjadi iodida dan oksigen. Iodida dioksidasi oleh
oksigen dari udara menjadi I2 dengan reaksi sebagai berikut;
4H+ + 4I- + O2 2I2 + 2H2O
reaksi tersebut berjalan lambat dalam suasana netral tetapi reaksi tersebut akan lebih cepat
dalam suasana asam. Kalium iodat dalam suasana asam akan menjadi asam iodat dengan reaksi
sebagai berikut;
KIO3 + HCl HIO3 + KCl
Untuk meningkatkan mutu garam perlu ada pemurnian dan penambahan suatu senyawa iodium
dalam garam. Iodisasi garam dilakukan dengan penambahan zat iodium berupa senyawa Kalium
Iodiat (KIO3) dengan kadar antara 30 – 80 ppm (mg/kg) kedalam garam secara mekanis dimana
perbandingan KIO3 dengan garam adalah 30 – 80 gram KIO3 per ton garam. Proses ini
dilakukan setelah garam ditiriskan atau dikeringkan. Proses iodisasi harus Mdilakukan secara
mekanis dan kontinu untuk menjamin homogenitas atau meratanya kandungan iodium dalam
garam (Lindawati,2006).

Iodium merupakan mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah relatif kecil,
tetap mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroksin. Hormon
tiroksin ini sangat berperan dalam metabolisme di dalam tubuh. Kekurangan iodium dapat
berakibat buruk bagi manusia, akibat yang dapat ditimbulkan antara lain. berkurangnya tingkat
kecerdasan, pertumbuhan terhambat, penyakit gondok, kretin endemik, berkurangnya
kemampuan mental dan psikologi, meningkatnya angka kematian prenatal, serta keterlambatan
perkembangan fisik anak (lambat dalam mengangkat kepala, tengkurap dan berjalan)3. Menurut
pengujian yang dilakukan oleh Badan POM RI tentang pengaruh lama penyimpanan, suhu dan
kelembaban relatif terhadap kestabilan iodat dan terjadinya spesiasi iodium dalam garam
beriodium menunjukan adanya pengaruh interaksi dari ketiga parameter tersebut, yang
ditunjukan dengan terjadinya penurunan kadar iodat dan terbentuknya spesi iodida dan iodium,
begitu juga pengaruh cara iodisasi, pH dan lama pemanasan/pemasakan (wihardika,2015).

Pada percobaan kali ini kita bertujuan untuk mengenal salah satu pembuatan kalium
iodidat. Memurnikan serta menganalisisnya, dan pada tujuan utamanya adalah agar kita bisa
mendapatkan latihan teknik-teknik dasar yang sering digunakan dalam pembuatan preparasi
maupun pekerjaan analisa. Disini untuk melihat kadar Iodida tersebut dititrasi dengan amilum
yaitu titrasi iodometri, dan larutan standarnya Na2S2O3.

Kadar iodat = Volume titrat / Volume sampel x Ar I


= 10/23 x 126
= 5,478 gr
Jadi, kadar iodat yang dimurnikan ialah 5,478gr.

VI. Kesimpulan
Min: 2 Mak: 5
Nilai:
 Disusun normatif  Sangat spesifik dan sesuai tujuan

Pada praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Dalam kehidupan kalium iodat (KIO3) ini berfungsi sebagai berikut:


 KIO3 berfungsi untuk menjaga kelenjar tiroid agar tidak terkena kanker dari
efek radiasi nuklir.
 KIO3 juga banyak digunakan pada garam.
 KIO3 juga berfungsi sebagai pencegah gondok serta penyembuh luka luar
karena mengandung iodium.
2. Teknikpemurnian yang dilakukan dalam percobaan ini bertujuan untuk memurnikan
kembali KIO3 karena tidak semua larutan tersebut murni, kebanyakan larutan tersebut
mengandung Pengotor pada larutan KIO3 ini adalah Cl2 yang berbentuk gas, sehingga
akan mudah menguap saat dipanaskan.
3. Reaksi yang terjadi dalam pemurnian ini adalah:
KIO3 + H2O H2 + KIO4
4. Kadar Iodida yang didapatr ialah 5,478gr

Daftar Pustaka
Min: 3 Mak: 5
 Disusun normatif Nilai:  Mencantumkan seluruh refersni yang dicantumkan dalam laporan
 Penulisan daftar pustaka menggunakan Harvard style

Akhiruddin,M.2011. Analisis kadar kalium iodat (kio3) dalam garam dapur dengan
menggunakan metode iodometri yang beredar di pasar ujung batu kabupaten rokan hulu.
Skripsi. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru .

Brady, 2008 kimia universitas asas dan struktur. Buku Kita. Jakarta.
Fatih, 2008 kamus kimia. Jakarta . erlangga.
Febrianti,S.,Hermin, S., dan Atikah. 2013. Penentuan kadar iodida secara spektrofotometri
berdasarkan pembentukan kompleks amilum-iodium menggunakan oksidator iodat .
kimia student journal. 1(1) : 50-56.

Hatidja,S.A dan Razif,M.2005. Kajian pengelolaan emisi gas iodium di pt kimia farma
watudakon-jombang. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II. Institut
Teknologi Surabaya.Surabaya.

Hidayati,N. 2010 Bilangan Iodium pada Minyak Kelapa Hasil Olahan Tradisional dan Hasil
Olahan dengan Penambahan Buah Nanas Mentah. Skripsi. Universitas Setia Budi.
Surakarta.

Kapantow, A.N ., fatmawali., dan adithya, Y. 2013. identifikasi dan penetapan kalium iodat
dalam garam dapur yang beredar di pasar kota bitung dengan metode spektrofotometri
uv-vis. Jurnal Ilmiah Farmasi. 2(1)

Lindawati.2006. Pengaruh waktu penyimpanan dan pemanasan terhadap kadar iodium dalam
garam beriodium.Skripsi.Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Prasetya.2018. Petunjuk Pratikum Kimia Anorganik II. Universitas Muhammadiyah Riau.


Pekanbaru.
Sugiani,H., Previanti,P., Sukrido dan Pratomo,U.2015. Penentuan pengaruh pemanasan dan
waktu penyimpanan garam beriodium terhadap kalium iodat . Chimica et Natura
Acta.3(2)
Wihardika,L.2015. Pengaruh lama pendidihan terhadap kadar kio3 pada garam beryodium merk
“x” .Jurnal Wiyata.2(2).
Zahrotun Nisa et.al, 2013 penentuan kadar iodida secara spektrofotometri berdasarkan
pembentukan kompleks iod-amilum menggunakan oksidator persulfat. Kimia student
journal, vol. 1, no. 1, pp. 85-90 Universitas Brawijaya Malang.

Lampiran:
Min: 3 Mak: 10
 Disusun normatif  File referensi sangat sesuai
Nilai:
 File referensi kurang  Jawaban tugas sangat baik
 Jawaban tugas normatif

1. File referensi (jurnal)

2. Jawaban Tugas dalam buku panduan (modul)

1. Sebutkan maanfat kalium iodat dalam kehidupan sehari-hari?


 KI berguna untuk menjaga kelenjar tiroid agar tidak terkena kanker dari efek
radiasi nuklir . selain itu kalium iodat juga berfungsi didalam garam.
 KIO3 juga berfungsi sebagai pencegah gondok serta penyembuh luka luar karena
mengandung iodium.
2. Tuliskan rumus molekul dari senyawa berikut, kalium klorat, iodium, aquadest, asam
nitrat dan kalium hidroksida?
 Rumus molekul kalium klorat adalah KClO3 , iodium rumus molekul nya I2 ,
aquades adalah H2O, asam nitrat adalah HNO3 dan kalium hidroksida adalah
KOH
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan preparat dan preparatif?
 Preprat adalah suatu bahan atau sampel yang dijadikan sebagai objek penelitian
dengn menggunakan mikroskop. Dan preparat ini bahan yang disiapkan secara
kimiawi dalam umum preparation ini bisa dipakai sebagai spareparts
 Preparatif adalah bahan yang telah disiapkan secara kimiawi atau disebut juga
dengan bahan yang suda ada tersedia.
4. Sebutkan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisa?
 Perlunya konsentrasi
 Perlunya ketelitian.
 Perlunya pemahaman dalam analisa.
 mengambil cuplikan yang mewakili materi yang akan di analisa,
 Pengubahan keadaan cuplikan menjadi bentuk yang sesuai dengan kebutuhan
 Pengukuran
 Perhitungan serta interpretasi data yang diperoleh

Anda mungkin juga menyukai