Anda di halaman 1dari 9

Trayek Kerja Indikator Buatan PP Penentuan trayek kerja

indicator buatan PP dalam berbagai variasi pH Larutan

XII MIA 2

Kenny Jhody. S (37)

Kevin Wijaya ()

7 September 2016
Bab I

a. Latar Belakang
Masakan tidak ada apa apanya jika hanya dimasak begitu saja, banyak yang membuat
resep resep agar masakan bertambah rasa enaknya, apalagi sekarang banyak orang yang membuat
restoran, jadi pasti membutuhkan chef yang handal dalam mengolah bumbu, jika tidak handal
dapat menyebabkan rasa maknan tidak enak dan banyak orang yang tidak datang ke rumah makan
mereka lagi.
Rata-rata orang jaman sekarang lebih suka suatu yang simple karena malas untuk
merepotkan diri, tapi garam dapur itu bias dibuat sendiri, apalagi garam dapur sangat bermanfaat
untuk berbagai rumah makan yang ada, ataupun untuk memperenak makanan yang dimasak.
b. Tujuan Penelitian
1. Agar masyarakat yang tidak mengetahui fungsi NaCl dapat menggunakan nya dengan baik.
2. Memberitahu bahwa bahaya dalam menggunakan NaCl yang sembarangan
Bab II

Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Na dan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti
lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam (terutama halite).
Dia sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat
dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak
pernah ditemukan dalam bentuk unsurmurni. Sifat utama nya Seperti logam alkali lainnya,
natrium adalah unsur reaktif yang lunak, ringan, dan putih keperakan, yang tak pernah berwujud
sebagai unsur murni di alam. Natrium mengapung di air, menguraikannya menjadi
gas hidrogen dan ion hidroksida. Jika digerus menjadi bubuk, natrium akan meledak dalam air
secara spontan. Namun, biasanya ia tidak meledak di udarabersuhudi bawah 388 K. Natrium juga
bila dalam keadaan berikatan dengan ion OH- maka akan membentuk basa kuat yaitu NaOH.

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia adalah asam
kuat, dan merupakan komponen utama dalamasam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara
luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena
merupakan cairan yang sangat korosif.

Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam awal
sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawanPersia Abu Musa Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800.
Senyawa ini digunakan sepanjang abad pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya
mencari batu filsuf, dan kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa
termasuk Glauber, Priestley, and Davy dalam rangka membangun pengetahuan kimia modern.

Sejak Revolusi Industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk berbagai
tujuan, meliputi sebagai pereaksi dalam produksi massal senyawa kimia organik seperti vinil
klorida untuk plastik PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan kecil lainnya meliputi
penggunaan dalam pembersih rumah, produksi gelatin, aditif makanan, dan pengolahan kulit.
Sekitar 20 juta ton gas HCl diproduksi setiap tahun. pada abad ke-20 proses Leblanc digantikan
dengan proses Slovay yang tidak menghasilkan asam klorida sebagai produk sampingan.

Jika kedua senyawa ini digabungkan akan menghasilkan Natrium klorida, juga dikenal
dengan garam dapur, atau halit, adalah senyawa kimia dengan rumus molekul NaCl. Senyawa ini
adalah garam yang paling memengaruhi salinitas laut dan cairan ekstraselular pada banyak
organisme multiselular. Sebagai komponen utama pada garam dapur, natrium klorida sering
digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan.

Sodium Chlorida atau Natrium Chlorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat
yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Zat ini pada proses perlakuan penyimpanan benih
recalsitran berkedudukan sebagai medium inhibitor yang fungsinya menghambat proses
metabolisme benih sehingga perkecambahan pada benih recalsitran dapat terhambat. Dengan
kemampuan tingkat osmotik yang tinggi ini maka apabila NaCl terlarut di dalam air maka air
tersebut akan mempunyai nilai atau tingkat konsentrasi yang tinggi yang dapat mengimbibisi
kandungan air (konsentrasi rendah)/low concentrate yang terdapat di dalam tubuh benih sehingga
akan diperoleh keseimbangan kadar air pada benih tersebut. Hal ini dapat terjadi karena H2O akan
berpindah dari konsentrasi yang rendah ke tempat yang memiliki konsentrasi yang tinggi. Hal ini
merupakan hal yang sangat menguntungkan bagi benih recalsitran, karena sebagaimana kita
ketahui benih recalsitran yaitu benih yang memiliki tingkat kadar air yang tinggi dan sangat peka
terhadap penurunan kadar air yang rendah. Kadar air yang tinggi menyebabkan benih recalsitran
selalu mengalami perkecambahan dan berjamur selama masa penyimpanan atau pengiriman
ketempat tujuan. Namun dengan perlakuan konsentrasi sodium chlorida (NaCl) maka hal ini
dapat teratasi.
BAB III

Alat dan Bahan :

1. Papan tetes
2. Pheolptalein
3. pH 1 – 12
4. label

Cara kerja :

1. tempelkan label dan beri nama setaip label


2. masukan pH kedalam masing masing lobang di papan tetes (dibedakan letak
antara pH 1 sampai 12)
3. Amati warna sebelum di tetesi Phenolptalein
4. Tetesi setiap pH dengan Phenolptalein 3 tetes
5. Amati perubahan warna yang terjadi pada setiap pH
BAB IV Pembahasan

a. Data Percobaan

pH Sebelum Sesudah
1 Bening Bening (Tb)
2 Bening Bening (Tb)
3 Bening Bening (Tb)
4 Bening Bening (Tb)
5 Bening Bening (Tb)
6 Bening Bening (Tb)
6,5 Bening Bening (Tb)
7 Bening Bening (Tb)
7,5 Bening Bening (Tb)
8 Bening Pink Sangat Tipis
8,5 Bening Pink tipis
9 Bening Bening kepink pinkan
10 Bening Pink muda
11 Bening Pink
12 Bening Pink kemerah merahan

Tb = Tidak Berubah

b. Penjelasan tentang Percobaan


Setelah percobaan dilakukan, didapatkan bahwa pH yang semakin tinggi akan memiliki
warna yang lebih pekat daripada yang ph rendah.
Fenolftalein biasanya digunakan sebagai indikator keadaan suatu zat yang bersifat lebih asam
atau lebih basa. Prinsip perubahan warna ini digunakan dalam metode titrasi. Fenolftalein
cocok untuk digunakan sebagai indikator untuk proses titrasi HCl danNaOH. Fenolftalein
tidak akan berwarna (bening) dalam keadaan zat yang asam atau netral, namun akan berwarna
kemerahan dalam keadaan zat yang basa. Tepatnya pada titik pH di bawah 8,3 fenolftalein
tidak berwarna, namun jika mulai melewati 8,3 maka warna merah muda yang semakin
kemerahan akan muncul. Semakin basa maka warna yang ditimbulkan akan semakin merah.
Fenolftalein memiliki empat kondisi yang berbeda dalam larutan: Pada kondisi asam sangat
kuat, ia dalam bentuk terprotonasi, menghasilkan warna jingga. Pada kondisi asam kuat, ia
berbentuk lakton yang tak berwarna. Dalam bentuk fenolat terdeprotonasi tunggal (bentuk
anion dari fenol) memberikan warna merah muda yang sangat dikenal. Dalam larutan basa
kuat, warna mearh muda fenolftalein perlahan memudar dan menjadi tak berwarna di atas pH
13,0. Reaksi pemudaran yang menghasilkan ion InOH3− yang tak berwarna terkadang
digunakan dalam mata pelajaran kinetika reaksi.

Kepekaan fenolftalein terhadap pH digunakan dalam aplikasi lain: Beton secara alami
memiliki pH tinggi karena pembentukan kalsium hidroksida ketika semen Portland bereaksi
dengan air. Oleh karena beton bereaksi dengan karbon dioksida di atmosfer, pH turun
menjadi 8,5-9. Jika larutan 1% fenolftalein diaplikasikan pada beton normal, ia akan
berubah warna menjadi merah muda. Jika tetap tak berwarna, ini menunjukkan bahwa beton
telah mengalami karbonasi. batas bawah perubahan warna karena ion hidrogen dibebaskan
berdasarkan reaksi:
OH−(aq) + CO2(g) → CO32−(aq) + H+(aq)

Fenolftalein digunakan dalam mainan, misalnya sebagai komponen tinta yang bisa hilang,
atau warna yang menghilang pada rambut Hollywood Hair Barbie. Dalam tinta, fenolftalein
dicampur dengan natrium hidroksida, yang bereaksi dengan karbon dioksida di udara.
Reaksi ini menyebabkan turunnya pH di bawah
Untuk mengembangkan rambut dan pola grafis "magic", tinta disemprot dengan larutan
hidroksida, yang menyebabkan munculnya gambar tersembunyi berdasarkan mekanisme
yang sama seperti dijelaskan di atas pada perubahan warna dalam larutan basa. Pola akan
menghilang lagi karena reaksi dengan karbon dioksida. Timolftalein digunakan untuk tujuan
yang sama dan dengan cara yang sama, ketika diinginkan warna biru.
BAB V Kesimpulan

Fenolftalein berwarna merah dalam kondisi basa akibat struktur ion resonansinya.
Fenolftalein kembali menjadi tidak berwarna dalam penambahan basa pekat yang berlebih karena
perubahan strukturnya menjadi karbinol. Perubahan struktur fenolftalein dapat dijelaskan sebagai
berikut. Pada pH < 8,3 adanya larutan alkali encer, menyebabkan cincin lakton pada struktur fenilftalein
terbuka dengan menghasilkan struktur trifenilkarbinol, dan struktur trifenilkarbinol akan kehilangan air
dengan menghasilkan ion beresonansi (struktur resonansi) yang memberikan warna merah. Dengan
adanya penambahan basa alkali alkoholik pekat yang berlebih, maka atom C sp2 yang mengikat tiga
gugus fenil akan diserang oleh OH- yang menyebabkan pemutusan ikatan rangkap konjugasi dan
membentuk atom C sp3 dengan struktur karbinol. Setiap indikator memiliki trayek pH tersendiri. Dari
trayek pH ini kita bisa menentukan batasan nilai pH dari larutan yang diuji. Dari praktikum ini, diketahui
bahwa air jeruk nipis, larutan cuka, dan air sumur bersifat asam, larutan garam bersifat netral, sedangkan
air kapur dan deterjen bersifat basa.
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Fenolftalein

https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20120107161422AA0TptY

https://ilmakribooo.wordpress.com/2013/02/27/laporan-percobaan-kimia-asam-
dan-basa/

https://kimiamath.wordpress.com/2015/06/23/laporan-praktikum-
memperkirakan-ph-larutan-dengan-beberapa-indikator/

http://trianaput.blogspot.sg/2012/10/fenolftalein-dalam-suasana-basa-
berlebih.html

Anda mungkin juga menyukai