Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN JOKOWI – JK

TERHADAP REVOLUSI MENTAL DAN NAWA CITA SERTA PENDIDIKAN

KARAKTER DI INDONESIA

Disusun Oleh:

SUMIATI

KELAS : A1 (SORE)

STIA MUHAMMADIYAH SELONG

2018
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... 1

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2

BAB 1 ............................................................................................................................. 3

PENDAHULUAN............................................................................................................. 3

A. Latar Belakang ................................................................................................. 3

B. Rumusan Masalah............................................................................................ 3

C. Tujuan Penyusunan ........................................................................................... 3

BAB 2 ............................................................................................................................. 4

PEMBAHASAN .............................................................................................................. 4

BAB 3 ............................................................................................................................. 9

PENUTUP ....................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 10

LAMPIRAN ................................................................................................................... 10
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang tengah dilanda krisis multidimensi yang

berkepanjangan. Oleh karena itu, pemerintahan Jokowi membuat sebuah gebrakan

dalam masa pemerintahannya yaitu tentang Revolusi Mental yang ada dalam poin ke

delapan dalam Nawa Cita, khusunya revolusi mental dalam dunia pendidikan. Karena

pendidikan adalah awal dari generasi muda yang berkarakter. Program ini diharapkan

mampu mengubah dan membenahi karakter bangsa Indonesia. Namun, saat ini

revolusi mental ini sedang menjadi sorotan dan menjadi pertanyaan khalayak umum.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana revolusi mental?

2. Bagaimana nawa cita?

3. Bagaimana pendidikan karakter di Indonesia?

C. Tujuan Penyusunan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Karakter Bangsa.

2. Untuk mengetahui revolusi mental.

3. Untuk mengetahui nawa cita.

4. Untuk mengetahui pendidikan karakter di Indonesia


BAB 2

PEMBAHASAN

A. Revolusi Mental dan Nawa Cita

Mendengar kata revolusi mental bukanlah hal yang baru bagi bangsa Indonesia,

karena sebelumnya presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno telah mencetuskan ini.

Namun, belakangan ini kata revolusi mental tengah hangat menjadi topic pembicaraan di

beberapa media. Karena kata revolusi mental ini menjadi jargon atau program

pemerintahan presiden Jokowi yang tertuang dalam nawa cita poin ke delapan. Nawacita

adalah istilah umum yang diserap dari bahasa Sanskerta, nawa (sembilan)

dan cita (harapan, agenda, keinginan). Seiring dengan kemenangan Bapak Joko Widodo

dan Yusuf Kalla dalam pilpres 9 Juli 2014, maka tampaknya kita akan memasuki era

perubahan yang siknifikan (semoga) melalui kosep REVOLUSI MENTAL yang

dicanangkan oleh Presiden Baru periode 2014-2019 itu. Konsep revolusi mental

nampaknya dapat menjadi sebuah harapan yang bisa kita terapkan untuk membangun

mental masyarakat Indonesia yang kuat. Revolusi mental ditujukan untuk pembangunan

manusia dan pembangunan sosial. Pembangunan manusia melingkupi 3 dimensi, yaitu

sehat, cerdas, berkepribadian. Sehat berarti dimulai dengan fisik yang senantiasa

bugar. Cerdas berarti mengarah pada otak yang selalu berpikir dan diasah sehingga

memiliki kemampuan analisis yang tajam dan berkualitas. Sedangkan berkepribadian

adalah kaitannya dengan kehendak yang berbudi pekerti luhur. Perlunya revolusi mental

adalah karena penyakit seperti emosi/mental/jiwa akan berdampak pada individu berupa

malasnya seseorang dan tidak mempunyai karakter.


1. Pengertian Revolusi Mental

Revolusi (dari bahasa latin revolutio, yang berarti "berputar arah") adalah

perubahan fundamental (mendasar) dalam struktur kekuatan atau organisasi yang terjadi

dalam periode waktu yang relatif singkat. Kata kuncinya adalah Perubahan dalam Waktu

Singkat. Berikut ini pendapat tentang revolusi mental menurut menurut Joko

Widodo:Usaha lebih memperkokoh kedaulatan, meningkatkan daya saing dan

mempererat persatuan bangsa, Kita perlu melakukan Revolusi Mental.

3. Visi dan Misi Pemerintahan Jokowi – JK

Visi:

“Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan

Gotong Royong”

Misi:

a. Mewujudkan keamanan nasioanal yang mampu menjaga kedaulatan wiliyah,

menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya mariti, dan

mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai Negara kepulauan.

b. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan

Negara hukum.

c. Mewujudkan politik Luar Negeri dan memperkuat jatidiri sebagai Negara maritim.

d. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

e. Mewujudkan Bangsa yang berdaya saing.


f. Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritime yang mandiri, maju, kuat dan

berbasiskan kepentingan nasional.

g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dan kebudayaan.

4. Sembilan Agenda Prioritas (Nawa Cita)

Adapun 9 agenda prioritas (Nawa Cita)

a. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap dan memberikan rasa

aman pada suluruh warga Negara.

b. Membuat Pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola Pemerintah

yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.

c. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka Negara kesatuan

d. Menolak Negara lemah dengan melakukan reformasi system dan penegakan

hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

e. Meningkatka kualitas hidup manusia.

f. Mewujudkan melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan

program Indonesia Pintar, Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera.kemandirian

ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

g. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.

h. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali

kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan

kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan,

seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta


Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan

Indonesia.

i. Memperteguh ke-bhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui

kebijakan memperkuat pendidikan ke-bhinekaan.

5. Tujuan Revolusi Mental

Adapun tujuan revolusi mental adalah sebagai berikut:

a. Mengubah cara pandang, piker dan sikap, perilaku dan cara kerja.

b. Membangkitkan kesadaran dan membangun sikap optimistic

c. Mewujudkan Indonesia yang berdaulat, berdikari dan berkprebadian.

7. Tiga Nilai Tevolusi Mental

a. Integrasi (jujur, dipercaya, berkarakter, bertanggung jawab)

b. Etos kerja (etos kerja, daya saing, optimis, inovatif dan produktif)

c. Gotong royong (kerja sama, solidaritas, komunai, berorientasi pada kemaslahatan)

B. Pendidikan Karakter di Indonesia

Pendidikan karakter ini muncul sejak tahun 2010, pada masa itu menteri

Pendidikan M. Nuh membuat kebijakan pendidikan di Indonesia harus berkarakter guna

melahirkan generasi emas Indonesia 2020. Hal dikarenakan saat ini Indonesia

mengalami krisis karakter, fenomena ini dapat kita lihat dari dari potret pendidikan di

Indonesia. Persoalan praktik-praktik kebohongan dalam dunia pendidikan mulai dari

menyontek pada saat ujian sampai plagiarisme hak cipta dan perjokian Seleksi Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) serta praktik jual-beli izajah palsu. Jika sebagai

peserta didik saja sudah terbiasa dengan tipu-menipu alias manipulasi ujian, maka ketika

nanti sudah lulus dan bekerja akan kembali melahirkan para koruptor baru dan budaya

korupsi tidak akan pernah hilang di Negara kita.

Dalam dunia pendidikan, terdapat tiga ranah yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu

ranah kognitif, afektif, dan psikomotrik. Ranah kognitif berorientasi pada ilmu

pengetahuan dan teknlogi, ranah afektif berkaitan dengan (sikap) attitude, moralitas,

spirit, dan karakter, sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan keterampilan

bersifat procedural dan cenderung mekanis. Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan pada Pasal 3, yang berbunyi pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap

jenjang harus dilaksanakan secara sistematis. Hal ini berkaitan dengan pembentukan

karakter peserta didik.


BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Revolusi mental merupakan program pemerintahan Jokowi-JK yang tertuang dalam

Nawa Cita Point ke-8, dan untuk melaksanakan programnya Bapak Presiden Joko

Widodo membuat sebuah kebinet yaitu Kabinet kerja.

2. Pendidikan karakter ini merupakan aplikasi dari revolusi mental dalam dunia

pendidikan, mengingat banyak sekali permasalahan pendidikan dan pendidikan

sangat bertanggung jawab dalam melahirkan generasi yang berkarakter.

3. Permasalahan yang saat ini di alami Indonesia, terutama koropsi. Permasalahan ini

dianggap bahwa pendidikan telah gagal menciptakan manusia berkarakter. Inilah

yang menjadi PR buat kita semua.

B. Saran

a. Buktikan kepada masyarakat bahwa revolusi mental bukan hanya sekedar jargon saat

kampanye, tetapi merupakan sebuah tindakan nyata pemerintahan.

b. Berilah pendidikan politik yang mendidik masyarakat bukan kekuasaan partai politik.

c. Pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah tapi merupakan tanggung jawab

bersama. Kalaupun ada ketimpangan jangan salahkan semua kegagalan sekolah,

karena hal ini bukan hanya disebabkan factor sekolah.


DAFTAR PUSTAKA

 Djudjun Djaenudin Supriadi, “Program Pendidikan Karakter di Lingkungan BPK

PENABUR Jakarta,” dalam Jurnal Pendidikan Karakter, Nomor 10, Tahun

ke 7, Juni 2008, hlm. 35.

 Doni Koesuma, Pendidik Karakter di Zaman Keblinger (Jakarta: Grasindo, 2009),

hlm. 135.

 www.Wikipedia.com //definisi nawacita

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai