Pendahuluan
1
1.2 Fokus Permasalahan
1.3 Tujuan
2
BAB II
Pembahasan
3
Itulah mengapa Pancasila, sejarah dan filsafatnya harus tetap diperkelanlan dan
diajarkan kepada segenap warga bangsa ini, baik lewat pendidikan formal maupun non
formal. Pancasila memang hanya milik Indonesia, dan tidak dimiliki oleh bangsa lain,.
Namun tidak berarti bangsa Indonesia tanpa Pancasila bisa seperti bangsa lain,. Bangsa
Indonesia memiliki sejarah, kultur, dan budaya yang berbeda dengan bangsa lainnya.
Keberagaman yang ada di Indonesia inilah yang menjadi cirri khas bangsa ini, dan
memerlukan alat pemersatu yang dikenal dengan Pancasila.
Sila ketiga Pancasila, yakni Sila Persatuan Indonesia. Artinya, bahwa Pancasila sangat
menekankan dan menjunjung tinggi persatuan bangsa. Hal ini berarti, bahwa Pancasila juga
menjadi alat pemersatu bangsa. Disebutnya sila Persatuan Indonesia sekaligus juga
menunjukkan, bahwa bangsa Indonesia memiliki perbedaanperbedaan.
Apakah itu perbedaan bahasa (daerah), suku bangsa, budaya, golongan kepentingan, politik,
bahkan juga agama. Artinya, bahwa para pemimpin bangsa, terutama mereka yang terlibat
dalam penyusunan dasar negara, sangat mengerti dan sekaligus juga
sangat menghormati perbedaan yang ada di dalam masyarakat Indonesia. Mereka juga
menyadari bahwa perbedaan sangat potensial menimbulkan perpecahan bangsa, dan oleh
sebab itu mereka juga sangat menyadari pentingnya persatuan bagi bangsa
Indonesia. Pencantuman Sila Persatuan bagi bangsa Indonesia selain menyadari pentingnya
persatuan bagi kelangsungan hidup bangsa, juga menunjukkan adanya pemahaman bahwa
perbedaan itu suatu realita yang tidak mungkin dihilangkan oleh manusia. Perbedaan
sesungguhnya adalah suatu hikmah yang harus disukuri, dan bukan sesuatu yang harus
diingkari. Apalagi harus dihilangkan dari muka bumi ini.
Perbedaan adalah juga kodrati yang ada di mana-mana, di negara manapun juga dan di
bangsa manapun juga. Menyikapi realita semacam ini, jalan keluarnya tidak dapat tidak
adalah menjadikan perbedaan yang ada sebagai suatu kekayaan yang justru
harus dijunjung tinggi dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa di atas
kepentingan pribadi, golongan maupun daerah. Dalam wacana nasional maka barometer yang
harus dijunjung tinggi adalah kepentingan nasional, dan bukan kepentingan yang lebih kecil,
lebih rendah, ataupun yang lebih sempit. Dengan kesadaran semacam ini, maka terlihat jelas
bahwa persatuan bangsa sesungguhnya nilai luhur yang seharusnya dijunjung tinggi oleh
semua umat manusia. Karena pada hakekatnya, perpecahan atau pertikaian justru akan
menghancurkan umat manusia itu sendiri.
Seloka Bhineka tunggal Ika memang sangat tepat untuk direnungkan kembali esensi
dan kebenaran yang terkandung di dalamnya. Karena pada hakekatnya semua bangsa, semua
manusia memerlukan persatuan dan kerjasama di antara umat manusia.
Kerjsama butuh persatuan, dan persatuan butuh perdamaian. Oleh sebab itu perpecahan
sebagai lawan dari persatuan mutlak perlu dihindari dan disingkirkan dari kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dari penjelasan ini, kita semakin tahu dan sadar,
bahwa Sila Persatuan Indonesia sangat tepat dicantumkan dalam dasar negara, mengingat
kebenaran dan kebutuhan yang dihadapi oleh seluruh umat manusia.
Dengan melihat perkembangan kehidupan berbangsa dan bertanah air di Negara kita
yang sering terjadi konflik maka menjadi suatu tantangan buat kita untuk bisa menjawab
bagaimana penanganan atau pemecahan masalah konflik tersebut dan dalam penanganan
4
konflik tersebut berpedoman kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta
langkah-langkah apa yang harus dilaksanakan.
Telah kita ketahui bersama bahwa negara indonesia terdiri dari berbagai macam suku,
bahasa, agama, adat istiadat, dan banyak lagi, hal itu akan bisa berdampak pada konflik
apabila kita tidak memiliki jiwa kesatuan dan persatuan. Untuk itu di dalam menumbuhkan
nilai persatuan dan kesatuan maka salah satu langkah pemecahan adalah perlu dihidupkan
kembali penataran pedoman penghayatan pengamalan pancasila (P4) kepada setiap lapisan
masyarakat. Karena dengan penataran tersebut secara tidak langsung masyarakat akan
memahami tentang dasar falsafah kita dan bagaimana pengaplikasiannya sehingga akan
mengurangi konflik-konflik yang terjadi di Negara kita, seperti halnya kalau kita simak Sila-
Sila yang ada pada Pancasila, Sila pertama Pancasila (Ketuhanan Yang Maha Esa) yang
mengandung nilai saling menghormati antar sesama penganut agama dan tidak memperuncing
perbedaan cara-cara pendekatan diri kepada Tuhan. Pada Sila kedua Pancasila (Kemanusiaan
yang adil dan beradab) terkandung nilai-nilai kemanusiaan antara lain : Pengakuan terhadap
adanya martabat manusia; Perlakuan yang adil terhadap martabat manusia; Pengertian
manusia yang beradab memiliki daya cipta, rasa, karsa dan keyakinan sehingga jelas adanya
perbedaan antara manusia dan hewan. Sehingga tumbuh nilai saling menyayangi dan
mengasihi antar sesama serta menghormati nilai-nilai hidup setiap orang. Dengan memahami
nilai-nilai ini maka tidak akan terjadi pelanggaran terhadap hak-hak manusia seperti
pembunuhan, pemerkosaan, penganiayaan dan lain-lain. Pada Sila ketiga (Persatuan
Indonesia) terkandung nilai-nilai sebagai berikut: Persatuan bangsa Indonesia adalah
persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia; Bangsa Indonesia adalah persatuan
suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia dan memiliki satu tekad yang sama
dalam pencapaian cita-cita; Pengakuan terhadap “Ke-Bhineka Tunggal Ika-an” suku Bangsa
(etis) dan kebudayaan Bangsa (Berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam
pembinaan kesatuan Bangsa. Sedangkan pada Sila keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan) terkandung nilai-nilai: Kedaulatan
negara adalah ditangan rakyat; Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang
ditempuh melalui jalan musyawarah dengan dilandasi akal sehat; Manusia Indonesia sebagai
warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempnyai kedudukan hak dan kewajiban yang
sama; Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil rakyat. Pada
Sila kelima pada Pancasila (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia) terkandung nilai-
nilai: Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakan meliputi seluruh
rakyat Indonesia dengan tidak memandang Suku, Agama, Ras dan golongan; Keadilan dalam
kehidupan sosial terutama meliputi bidang-bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial,
Kebudayaan dan Pertahanan/keamanan nasional; Cita-cita masyarakat adil dan makmur
material dan spiritual yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia; Keseimbangan antara hak
dan kewajiban menghormati hak orang lain.
Dengan memahami bagaimana pengaplikasian dari butir-butir Pancasila yang
merupakan sebagai pandangan hidup seperti tersebut di atas, maka bangsa Indonesia akan
dapat memandang suatu persoalan yang dihadapinya dan menetukan arah serta dapat
memecahkan persoalannya dengan tepat.
5
Tanpa memiliki suatu pandangan hidup, bangsa Indonesia akan merasa terombang
ambing dalam mengahadapi suatu persoalan masyarakat itu sendiri maupun persoalan besar
umat manusia dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia.
Pandangan hidup bangsa haruslah berakar pada pandangan hidup masyarakat dengan
kata lain bahwa pandangan hidup masyarakat dengan kata lain bahwa pandangan hidup
bangsa harus berakar dari nilai-nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh seluruh lapisan
masyarakat yang menjadi unsur lapisan masyarakat itu.
Setiap masyarakat yang mendiami suatu daerah di Indonesia pastilah mempunyai ciri
kebudayaan dan pandangan hidup masyarakat yang perlu dilindungi, dihormati, serta
dimajukan oleh negara.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa memperoleh dukungan dari rakyat
Indonesia karena sila-sila serta nilai-nilai yang secara keseluruhan merupakan intisari dari
nilai-nilai budaya masyarakat yang majemuk. Pancasila memberikan corak yang khas dalam
kebudayaan masyarakat, oleh karena itu,tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat
Indonesia dan merupakan ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-
bangsa lain di dunia.
Realisasi pelaksanaan Pancasila sebagai dasar falsafah negara, sehingga tertanam
nilai-nilai Pancasila dalam rangka mencegah terjadinya konflik antar suku, agama, dan daerah
serta menghindari adanya keinginan pemisahan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
maka perlu dilakukan secara berangsur-angsur kepada lapisan masyarakat tentang
pemahaman lebih mendalam mengenai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 , sehingga
timbul jiwa persatuan dan kesatuan.
Oleh karena itulah Negara Kesatuan Republik Indonesia mencantumkan semboyan
Bhineka Tunggal Ika pada lambang Negara, Persatuan dan Kesatuan tidak boleh mematikan
keanekaragaman dan kemajemukan sebagaimana kemajemukan tidak boleh menajdi faktor
pemecah belah, tetapi harus menjadi sumber daya yang kaya untuk memajukan kesatuan dan
persatuan itu.
` Pancasila adalah asas persatuan, kesatuan, damai, kerjasama,hidup bersama dari
bangsa Indonesia yang warga-warganya sebagai manusia mempunyai bawaan kesamaan dan
perbedaan.
Unsur-unsur yang terkandung didalam pancasila itu merupakan ciri-ciri khas dari pada
kita bangsa Indonesia,oleh karena itu dengan sendirinya juga segala keadaan didalam
kehidupan kenegaraan kita perwujudannya didasarkan pada filsafat pancasila. Rakyat, bangsa,
masyarakat, adat istiadat, kebudayaan, kesusilaan, agama/kepercayaan dan daerah, semuanya
itu termasuk dalam sifat dan keadaan batin atau bawaan daripada negara dan bangsa kita.
Dasar filsafat Negara kita tersusun atas lima hal, yang masing-masing merupakan suatu
sila,suatu asas peradaban,dan suatu asas keadaban.
Sila-sila yang terdapat pada pancasila itu merupakan bagian-bagian dari suatu keutuhan
dan bagian-bagian dalam hubungan kesatuan. Negara kita hanya mempunyai satu dasar yang
susunannya tidak tunggal,akan tetapi majemuk tunggal. Dalam istilah disebutkan sebagai
Eka-Pancasila. Pada 19 September 1951 di Universitas Gajah Mada, setelah diadakan
penelitian secara ilmiah, dirumuskan oleh Senat Universitas Gajah Mada, Pancasila itu
bukannya suatu konsepsi politis, meskipun tentu saja juga mengandung sifat politis,
6
konsepsinya pada hakekatnya bukan mengenai politik, akan tetapi suatu asas pandangan
dunia, suatu asas pandangan hidup, buah hasil perenungan jiwa yang dalam, buah hasil
penelaahan cipta yang teratur dan seksama diatas basis pengetahuan dan pengalaman hidup
yang luas. (lihat Notonogoro hal.3). Berbicara mengenai pancasila seharusnya kita
mendudukkan diri sebagai sesama warga bangsa, sesama saudara, dimana kita telah
mempunyai sejarah yang sama,dan setelah proklamasi kemerdekaan, kita mempunyai
satu tekad untuk menyusun hidup bersama dalam Negara, yang bersatu, merdeka, adil dan
makmur.( Pembukaan UUD 1945). Dengan mengakui memiliki pandangan hidup dan sejarah
yang sama, itulah yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang hidup
bersama memiliki tekad bersama dalam mencapai tujuan bangsa yang dicita-cita kan.
Aktualisasi pancasila sebagai pandangan hidup dasar persatuan bangsa dapat
diwujudkan dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan negara
antara lain legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Aktualisasi pancasila juga dapat
diwujudkan pada setiap individu terutama dalam aspek moral yang berkaitan dalam hidup
negara dan masyarakat. Denen peran serta aktualisasi Pancasila oleh pemertintah dan
masyarakat yang selaras inilah yang akan memperkuat persatuan bangsa dan akan berujung
dalam peningkatan kesejahteraan bangsa Indonesia yang adil dan makmur
7
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Sebagai pemersatu bangsa, Pancasila mutlak diperlukan oleh seluruh generasi
bangsa. Sekalipun bangsa Indonesia yang sekarang sudah bersatu, tidak berarti
Pancasila tidak diperlukan lagi. Karena yang disebut bangsa Indonesia bukan hanya
yang sekarang ini ada, tetapi juga yang nanti akan ada. Selama masih terjadi proses
regenerasi, selama itu pula Pancasila sebagai pemersatu Bangsa masih tetap kita
perlukan. Itu berarti, selama masih ada bangsa Indonesia, selama itu pula masih kita
perlukan alat pemersatu bangsa. Ini berarti, bahwa selama masih ada bangsa
Indonesia, maka Pancasila sebagai dasar negara masih tetap kita butuhkan. Ini
sekaligus membuktikan kebenaran Pancasila, baik selaku dasar Negara, maupun
sebagai kepentingan lain. Sehingga Pancasila menunjukkan memiliki banyak fungsi
atau multy function.
B. Saran
Untuk menjaga agar Pancasila tetap terpelihara dan lestari, maka harus
dilakukan peningkatan pemahaman pada semua lapisan masyarakat.Yang lebih
penting lagi, para pemimpin harus menjadi teladan dalam pengamalan Pancasila.
Pancasila akan menjadi ideologi yang kuat apabila diamalkan dalam semua aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, menuju negara aman, damai,
tentram, adil, makmur dan sejahtera dalam semua aspek kehidupan terutama dalam
menegakkan persatuan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.
8
Daftar Pustaka
Bahan Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. 1990. Jakarta: BP-7
Pusat.
Oesman, Oetojo dan Alfian (Ed). 1991. Pancasila sebagai Ideologi: Dalam Berbagai Bidang
Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: BP-7 Pusat.
Sunoto, 1982. Mengenal Filsafat Pancasila. Seri pertama, kedua, ketiga, keempat.
Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi UII.
Bakry MS, Noor. 1994. Pancasila Yuridis Kenegaraan Ed.revisi, Liberty : Yogyakarta.
Rusmarsini, dkk, kewarganegaraan untuk kelas 2 SMP CV. Media Karya Putra, Kartosura
Undang-Undang Dasar tahun 1945
http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/view/6308/4656/19.09.2015/09.27/
9
http://ebuddy921.blogspot.co.id/2014/01/pancasila-sebagai-alat-pemersatu-
bangsa.html/19.09.2015/09.28/
http://www.scribd.com/doc/216780904/Pancasila-Sebagai-Alat-Pemersatu-
Bangsa#scribd/19.09.2015/09.28
http://monitavalentine.blogspot.co.id/2014/03/pancasila-sebagai-pandangan-hidup-
dasar.html/19.09.2015/09.43/
10