PENDAHULUAN
Bumi adalah sebuah planet yang luar biasa. Semua unsur yang dimiliki
planet Bumi dibutuhkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Beberapa
unsur yang ada di Bumi dan sangat dibutuhkan bagi manusia dan makhluk hidup
lainnya antara lain air, tanah, udara, dan lain sebagainya. Semua ini menjadi satu
kesatuan yang sangat baik hingga makhluk hidup dapat terus hidup di Bumi ini.
Bumi sebagai tempat tinggal manusia dan makhluk hidup lainnya ternyata
terdiri atas berlapis- lapis. Bumi mempunyai berbagai macam lapisan penyusun
Bumi itu sendiri. Lapisan Bumi ini terdiri atas berbagai unsur. Salah satu unsur
yang membentuk lapisan atau menyusun lapisan Bumi adalah bebatuan. Batuan
merupakan kumpulan dari satu atau lebih mineral. Bebatuan penyusun Bumi ini
ada berbagai macam, berdasarkan proses terjadinya dapat dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu: Batuan beku (Igneous Rocks), Batuan sedimen (Sedimentary
Rocks), dan Batuan metamorf (Metamorphic Rocks).
1
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.3.3 Untuk mengetahui apa saja jenis batuan yang ada di Bumi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Batuan sedimen biasanya bertimbun di dataran rendah, sungai, danau, atau di laut.
Ketika batuan sedimen dan batuan beku intrusif yang berada dibawah permukaan
bumi tidak tersingkap keatas permukaan bumi saat proses pengangkatan, maka
batuan tersebut akan terkubur semakin dalam lagi. Semakin dalam terkubur, maka
akan semakin tinggi suhu dan tekanan dari dalam bumi yang akan diterima batuan
tersebut, sehingga dapat merubah batuan tersebut. Batuan yang telah berubah ini
disebut dengan batuan metamorf atau malihan. Setelah batuan menjadi batuan
metamorf, lama kelamaan batuan metamorf ini akan berubah menjadi magma
kembali. Supaya lebih jelas dapat dilihat gambar dibawah ini.
4
Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu sebagai berikut.
Batuan beku atau Igneous Rock berasal dari bahasa latin Inis yang
artinya api (fire). Batuan beku adalah batuan hasil pembentukan cairan
magma, baik di dalam maupun di atas permukaan bumi, sehingga tekstur
yang terbentuk sangat tergantung pada kondisi pembekuannya. Magma
panas yang bergerak dari dalam bumi ke permukaan, makin lama makin
dingin dan akhirnya membeku. Batuan beku yang tidak mencapai
permukaan bumi disebut batuan beku dalam atau batuan intrusi atau batuan
plutonis. Proses pembekuan batuan plutonis berlangsung lambat, sehingga
menghasilkan bentuk kristal-krital besar yang sering disebut pula tekstur
phaneritis.
5
Batuan dapat merubah batuan yang berbatasan pada semua
sisinya.
6
Sebagian memperlihatkan struktur visikular artinya sebagian dari
batuan beku luar memperlihatkan adanya lubang-lubang bekas materi
gas yang terperangkap.
Kristal mineral batuannya menunjukan tekstur aphanitis (kristal yang
halus dan amorf).
Untuk membedakan batuan beku dengan batuan lainnya terdapat tiga ciri
utama, yaitu:
Beberapa jenis batuan beku penting yang banyak terdapat di alam adalah
sebagai berikut.
1. Granit
Granit
7
2. Diorit
Diorit
3. Andesit
Andesit
4. Gabro
8
jalan, pondasi, dan yang dipoles sangat disukai karena warnanya hitam,
sehingga baik untuk lantai atau pelapis dinding. Di Pulau Jawa, batuan ini
terdapat di Selatan Ciletuh, Pegunungan Jiwo, Serayu, dan Pemalang.
Gabro
5. Basal
Basal
6. Batukaca (obsidian)
9
granit buatan. Di zaman purba, batuan ini banyak digunakan untuk membuat
mata lembing, mata panah, dan lain-lain.
Batukaca (obsidian)
7. Batuapung
Batuapung
10
2.3.2 Batuan Sedimen
Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi karena
pengendapan materi hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh
batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri atas berbagai jenis partikel, yaitu ada
yang halus, kasar, berat, dan ada juga yang ringan. Ciri-ciri batuan sedimen
adalah berlapis, mengandung fosil, memiliki struktur sedimen, dan tersusun
dari fragmen butiran hasil transportasi. Sedimen dapat diangkut dengan tiga
cara, yaitu :
a) Suspension, umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat kecil
ukurannya (seperti lempung) sehingga mampu diangkut oleh aliran air
atau angin yang ada.
b) Bed load, terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti pasir,
kerikil, kerakal, bongkah) sehingga gaya yang ada pada aliran yang
bergerak dapat berfungsi memindahkan pertikel-partikel yang besar di
dasar. Pergerakan dari butiran pasir dimulai pada saat kekuatan gaya
aliran melebihi kekuatan inertia butiran pasir tersebut pada saat diam.
Gerakan-gerakan sedimen tersebut bisa menggelundung, menggeser, atau
bahkan bisa mendorong sedimen yang satu dengan lainnya.
c) Saltation yang dalam bahasa latin artinya meloncat umumnya terjadi pada
sedimen berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada mampu
menghisap dan mengangkut sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya
grafitasi yang ada mampu mengembalikan sedimen pasir tersebut ke
dasar.
Secara garis besar, batuan sedimen dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Batuan Sedimen Klastik dan Batuan Sedimen Non-klastik.
2.3.2.1 Batuan Sedimen Klastik adalah batuan sedimen yang susunan kimianya
sama dengan susunan kimia batuan asal. Artinya, batuan tersebut ketika
diangkut hanya mengalami penghancuran secara mekanik dari besar
menjadi kecil. Misalkan batu gunung yang membukit akibat pelapukan,
akan hancur berkeping-keping. Kepingan tersebut diangkut air hujan,
longsor, atau berguling-guling di lereng dan masuk ke dalam sungai.
Arus sungai membantingbanting batu itu sehingga menjadi bentukan
11
kerikil, pasir, dan lumpur yang kemudian mengendapkannya di tempat
baru. Inilah yang disebut batuan sedimen klastik.
2.3.2.2 Batuan Sedimen Non-klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk
sebagai hasil dari proses kimiawi seperti batu garam, denhidrit dan
gypsum sebagai hasil dari proses evaporasi (menguap), ataupun hasil
dari proses organik seperti batugamping terumbu yang berasal dari
organisme dan batubara yang berasal dari tumbuhan yang telah mati.
13
Beberapa jenis batuan sedimen penting yang banyak terdapat di alam
adalah sebagai berikut.
1) Konglomerat
Konglomerat memiliki ukuran butir 2-256 milimeter dan terdiri atas
sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-lain, fragmen yang
menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak membulat. Pada
konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya
yang mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat.
Konglomerat
2) Batu Pasir
Sandstone atau batu pasir terbentuk karena sementasi dari butiran-
butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan
akhirnya terakumulasi pada suatu tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini
1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama
dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak,
serta sedikit klorit dan bijih besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi
tiga kriteria, yaitu Quartz Sandstone, Arkose, dan Graywacke.
Batu Pasir
14
3) Batu Serpih
Batu Serpih adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus
dengan ukuran butir 1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya
umumnya tersusun dari mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon,
klorit, dan bijih besi. Batu Serpih dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu
batu lanau dan batu lempung atau serpih. Batu lanau memiliki butiran yang
berukuran anara batu pasir dan batu serpih, sedangkan batu lempung
memiliki chiri khas mudah membelah dan bila dipanasi menjadi plastis.
Batu Serpih
5) Breksi
Breksi memiliki butiran-butiran yang bersifat coarse yang terbentuk
dari sementasi fragmen-fragmen yang bersifat kasar dengan ukuran 2 hingga
256 milimeter. Fragmen-fragmen ini bersifat runcing dan menyudut.
15
Fragmen-fragmen dari Breksi biasanya merupakan fragmen yang terkumpul
pada bagian dasar lereng yang mengalami sedimentasi, selain itu fragmen
juga dapat berasal dari hasil longsoran yang mengalami litifikasi. Komposisi
dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit,
kuarsit, batu gamping, dan lain-lain.
Breksi
6) Batu Lempung
Batu lempung, kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar
silikat yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung
leburan silika dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon,
oksigen, dan aluminum adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak
bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam
karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi. Lempung
membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah terkena
air.
Batu Lempung
16
7) Saltstone
Saltstone terdiri dari mineral halite (NaCl) yang terbentuk karena
adanya penguapan yang biasanya terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini
berbentuk kristalin.
Saltstone
8) Gipsum
Gipsum tersusun atas mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti
dengan Saltstone, batuan ini terbentuk karena kandungan uap air yang ada
menguap. Tekstur dari batuan ini juga berupa kristalin.
Gipsum
17
2.3.3 Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan malihan adalah batuan hasil ubahan dari batuan asal (batuan
beku, batuan endapan, dan batuan malihan) akibat proses metamorfosis. Proses
metamorfosis, yaitu suatu proses yang dialami batuan asal akibat adanya
tekanan atau temperatur yang meningkat atau tekanan dan temperatur yang
sama-sama meningkat. Jadi perubahan bentuk ini disebabkan karena adanya
beberapa hal seperti suhu udara yang tinggi maupun tekanan udara yang tinggi.
Ada tiga jenis batuan malihan, yaitu sebagai berikut:
18
Beberapa jenis batuan malihan/ metamorf penting yang terdapat di
alam adalah sebagai berikut:
Marmer adalah batu gamping yang berbah karena tekanan dan suhu
tinggi di dalam kerak bumi. Marmer atau batu pualam mempunyai
permukaan yang mengkilap dengan garis-garis warna lembut melintang
banyak digunakan batu hiasan karena indah dipandang.
Marmer
2) Batu Sabak
Batu sabak adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan sedimen
berbutir halus, misalnya serpih yang berubah karena tekanan dan suhu
tinggi. Berwarna abu-abu, hijau, merah, hitam. Teksturnya, berbutir yang
sangat halus. Digunakan untuk papan tulis maupun trotoar dan atap.
Batu sabak
19
3) Batu Kuarsa
Batu kuarsa berasal dari batu pasir yang berubah karena suhu dan
tekanan yang tinggi
Batu kuarsa
4) Gneiss
Tipe dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk pada saat
batuan sediment atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam
mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi. Hampir dari semua jejak
jejak asli batuan (termasuk kandungan fosil) dan bentuk bentuk struktur
lapisan (seperti layering dan ripple marks) menjadi hilang akibat dari
mineral-mineral mengalami proses migrasi dan rekristalisasi. Pada batuan
ini terbentuk goresan goresan yang tersusun dari mineral mineral seperti
hornblende yang tidak terdapat pada batuan batuan sediment.
Gneiss
5) Schist
Tipe dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk pada saat
batuan sediment atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam
mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi. Hampir dari semua jejak
jejak asli batuan ( termasuk kandungan fosil) dan bentuk bentuk struktur
20
lapisan ( seperti layering dan ripple marks) menjadi hilang akibat dari
mineral-mineral mengalami proses migrasi dan rekristalisasi. Pada batuan
ini terbentuk goresan goresan yang tersusun dari mineral mineral seperti
hornblende yang tidak terdapat pada batuan batuan sediment
Schist
6) Batu Bara
Batu bara adalah batuan yang terbentuk dari kompaksi material yang
berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun. Teksturnya
amorf, berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus dan karbon. Warna
biasanya coklat kehitaman dan pecahannya bersifat prismatik.
Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis yang
airnya mengandung sedikit oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan
mengendap di dasar rawa semakin lama semakin bertambah dan
terakumulasi. Material tersebut lama-kelamaan terkubur oleh material di
atasnya sehingga tekanannya bertambah dan air keluar, dan kemudian
mengalami kompaksi menjadi batu-bara.
Batu bara
21
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1. Batuan adalah sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu. Bisa terdiri dari
satu atau lebih mineral.
2. Proses pembentukan batuan dimulai dari magma, batuan beku, batuan sedimen,
batuan metamorf kemudian kembali lagi menjadi magma.
3. Berdasarkan proses terjadinya batuan dibumi dapat dibagi menjadi tiga jenis
yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
22
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Jenis jenis Batuan dan Penjelasannya. Diambil pada tanggal 17 April
2017, dari http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/jenis-jenis-batuan
Hartono. 2007. Geografi Jelajah Bumi dan Alam Semesta Untuk Kelas X. Bandung :
CV. CITRA PRAYA
Soegimo, Dibyo & Ruswanto. 2009. GEOGRAFI Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Pusat Perbukuan
23