Anda di halaman 1dari 59

MODUL 2

INTERAKSI SOSIAL, PRANATA SOSIAL,

DAN PENYIMPANGAN SOSIAL.

Oleh:

Drs. Maswardi, M.Kes

PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN

Pusdiklatnakes, Badan PPSDM Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

2013
Daftar Isi

PENDAHULUAN………………………………………………………………..

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..…

KEGIATAN BELAJAR 1 : INTERAKSI SOSIAL ………………………..….

Tujuan Pembelajaran Umum……………………………………..…….

Tujuan Pembelajaran Khusus…………………………………………

Pokok-pokok Materi…………………………………………………….

Uraian Materi…………………………………………………………….

Rangkuman………………………………………………………………

Tes Formatif……………………………………………………………….

Tugas Mandiri………………………………………………..................

KEGIATAN BELAJAR 2 : PRANATA SOSIAL..……………………………

Tujuan Pembelajaran Umum………………………………………….

Tujuan Pembelajaran Khusus…………………………………………

Pokok-pokok Materi…………………………………………………….

Uraian Materi…………………………………………………………….

Rangkuman………………………………………………………………

Tes Formatif……………………………………………………………...

Tes Mandiri………………………………………………………………
KEGIATAN BELAJAR 3 : PENYIMPANGAN SOSIAL ….………………..

Tujuan Pembelajaran Umum…………………………………………..

Tujuan Pembelajaran Khusus………………………………………….

Pokok-pokok Materi……………………………………………………..

Uraian Materi…………………………………………………………….

Rangkuman……………………………………………………………...

Tes Formatif………………………………………………………………

Tes Mandiri……………………………………………………………….

PENUTUP..........………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….

TUGAS AKHIR MANDIRI……………………………………………………..

TES AKHIR MODUL (TAM)....…………………………………………………

KUNCI JAWABAN …………………………………………………………………..


Pendahuluan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Anda akan berinteraksi dengan
pasien, keluarga, dan masyarakat dengan beragam kebudayaan. Mengenal
dan memahami karakteristik manusia yang beraneka ragam itu penting dalam
memberikan asuhan keperawatan. Modul ini membahas tentang interaksi sosial,
pranata sosial, dan pengendalian sosial.

Nah, sekarang Anda akan mempelajari modul 2 yang berjudul “Interaksi


Sosial, Pranata Sosial dan Penyimpangan Sosial”. Modul ini terdiri dari tiga
kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang interaksi sosial, kegiatan
belajar 2 membahas tentang pranata sosial, dan kegiatan belajar 3 membahas
tentang penyimpangan sosial.

Setelah mempelajari modul ini Anda dapat:

1. Memahami konsep suatu interaksi sosial dan bentuk-bentuk interaksi sosial


dalam masyarakat.

2. Memahami konsep pranata sosial, fungsi pranata sosial, dan klasifikasi pranata
sosial.

3. Memahami bentuk penyimpangan sosial, penyakit sosial, dan cara


pengendalian sosial.

Proses pembelajaran pada modul ini dapat berjalan lancar apabila Anda
mengikuti langkah-langkah belajar sebagi berikut:

1. Baca dan pahami lebih dahulu materi dalam modul ini.

2. Pelajari terlebih dahulu kegiatan belajar 1 dan kerjakan latihan dan tugas-
tugas yang diberikan.

3. Keberhasilan dalam pembelajaran sangat tergantung kepada kesungguhan


Anda dalam menjalankan latihan. Untuk itu berlatihlah secara mandiri atau
berkelompok dengan teman sejawat.

4. Bila Anda menemukan kesulitan, silahkan hubungi dosen pembimbing atau

3
fasilitator yang mengajar mata kuliah ini.

5. Sebagai tindak lanjut dari penyelesaian Modul ini, mintalah pada dosen
pembimbing atau fasilitator mata kuliah ini untuk mengerjakan Tugas
Akhir Mandiri (TAM) dan Tes Akhir Modul (TAM). Tujuannya adalah untuk
mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan Anda terhadap keseluruhan
materi pembelajaran yang telah Anda pelajari.

Selamat belajar, semoga Anda sukses memahami pengetahuan yang diuraikan


dalam modul ini.
Interaksi Sosial

Kegiatan Belajar I
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus

TUJUAN
Pembelajaran Umum
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 ini, Anda
diharapkan dapat menjelaskan tentang interaksi
sosial dalam masyarakat.

TUJUAN
Pembelajaran Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang :

1. Menjelaskan pengertian interaksi sosial.

2. Syarat-syarat terjadinya interkasi sosial di masyarakat.

3. Bentuk-bentuk interaksi sosial.

4. Ciri-ciri interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat.


POKOK
Materi
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang :

1. Konsep atau pengertian interaksi sosial.

2. Persyaratan terjadinya interaksi sosial.

3. Ciri-ciri interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat.

4. Bentuk-bentuk interaksi sosial.

6
Uraian Materi
A. Pengertian Interaksi Sosial

Kehidupan bermasyarakat selalu menimbulkan hubungan antar


manusia dalam lingkungan kehidupan tertentu. Sebagai makhluk sosial,
manusia akan merasa dirinya manusia jika berhubungan dengan manusia
lain. Mengapa demikian ? Karena itu setiap manusia memerlukan manusia
lain untuk berinteraksi dan saling memenuhi kebutuhan hidupnya yang
tidak dapat dipenuhinya sendiri.

Apa itu interaksi sosial ? Menurut Gillin dan Gillin, interaksi sosial
adalah hubungan yang dinamis, menyangkut hubungan antar individu,
antar kelompok, dan antar individu dengan kelompok. Proses hubungan
sosial dapat terjadi secara langsung bertatap muka atau tidak langsung
dengan menggunakan media, seperti telepon, televisi, radio, surat
menyurat dan lain-lain.

Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial :

Apa saja persyaratan terjadinya interaksi sosial? Nah, interaksi sosial terjadi
bila memenuhi dua persyaratan, yaitu adanya kontak sosial dan adanya
komunikasi, seperti Anda lihat pada uraian berikut ini :

1. Kontak Sosial

Kontak sosial adalah hubungan antar dua orang atau lebih, baik secara fisik,
seperti bersalaman maupun ketika sedang menulis atau membaca sms dari
orang lain, berarti sudah terjadi kontak sosial.

1) Berdasarkan proses berlangsungnya,

a. Kontak Primer, terjadi secara langsung bertatapan muka, baik

7
bersentuhan secara fisik maupun tidak misalnya bersalaman,
tersenyum, berbicara, bahasa isyarat dan lain-lain.

Gambar 11. Perawat memberikan penyuluhan kesehatan kepada


pasien

b. Kontak Sekunder, terjadi secara tidak langsung, tapi melalui media


seperti televisi,telepon, surat, dan lain-lain.

Gambar 12. Perawat sedang menelepon dokter untuk konsultasi


pasien

2) Berdasarkan jumlah individu yang terlibat.

a) Kontak antar individu, misalnya kontak antar mahasiswa, kontak


antar dosen. kontak perawat dengan pasien.

8
b) Kontak antar kelompok, contohnya pertandingan sepak bola, futsal,
cerdas cermat, tarik tambang, antara polisi dengan demonstran.

Gambar 13. Polisi berhadapan dengan demonstran

c) Kontak antar individu dengan kelompok, misalnya; antara dosen


dengan mahasiswa dalam pembelajaran, ustad penceramah dengan
santri dalam pesantren ramadhan atau wirid remaja.

Gambar 14. Dosen sedang memberikan perkuliahan kepada


mahasiswa
2. Komunikasi

Anda sudah sering mendengar kata komunikasi. Apa itu komunikasi? Nah,
komunikasi adalah tanggapan atau respon seseorang terhadap tindakan
tertentu dari orang lain. Jadi, komunikasi terjadi setelah adanya kontak sosial.
Namun tidak semua kontak sosial berlanjut pada komunikasi. Misalnya
perawat tersenyum pada pasien ketika berpapasan di jalan, tetapi pasien
tidak menanggapi, ini berarti kontak sosial terjadi tapi tidak berlanjut pada
komunikasi. Komunikasi bisa terjadi secara positif dan negatif. Komunikasi
positif jika komunikasi menghasilkan kerjasama. Komunikasi negatif bila
seseorang berkomunikasi dengan orang lain menimbulkan pertentangan
atau permusuhan.

Dalam kehidupan sehari-hari dapat Anda amati bahwa ciri-ciri interaksi sosial
itu antara lain : a) Ada pelaku lebih dari satu orang, b) Ada komunikasi antar
pelaku, baik secara lisan, tulisan, atau dengan isyarat. c) Ada tujuan tertentu,
baik tujuannya sama ataupun berbeda. d) Ada dimensi waktu, masa lalu,
sekarang, dan yang akan datang.

B. Bentuk Interaksi Sosial

Bagaimana bentuk interaksi atau hubungan sosial itu ? Hubungan


sosial dapat dibedakan menjadi dua, yakni proses yang asosiatif yang
bersifat positif atau baik dan disosiatif yang bersifat negatif atau buruk.

1. Hubungan Asosiatif

a. Kerjasama :

Kerja sama minimal oleh dua orang untuk mencapai tujuan


bersama. Keduanya saling memahami kelebihan dan kelemahan masing-

10
masing dan saling membantu sehingga terjalin sinergi. Ancaman dari
luar dijadikan tantangan untuk lebih maju dan eksis.

Bentuk Kerjasama

Apa saja bentuk kerjasama itu? Berikut ini Anda akan dipaparkan berbagai
bentuk kerjasama, antara lain :

1) Kerukunan, kerjasama yang sederhana, dilandasi dengan kesadaran


dan keikhlasan. Misalnya tolong-menolong ketika panen padi, gotong
royong membangun mesjid, membersihkan jalan, dan kerja sama
menolong korban bencana.

2) Bargaining, kerjasama melalui proses tawar- menawar dan


kompromi atau negosiasi antara dua pihak atau lebih. Contohnya jual
beli, tukar guling tanah dan bangunan, tukar tambah ke n d a r a a n
bermotor, dan lain sebagainya.

3) Join Venture; Kerjasama antara beberapa perusahaan besar, baik


dalam negeri saja atau antar negara untuk mengerjakan satu proyek,
seperti dalam eksplorasi dan eksploitasi barang tambang,
pembangunan jaringan listrik, jalan layang dan lain-lain. Contohnya
kerja sama antara Exon Mobil dengan Pertamina dalam mengolah
proyek penambangan minyak di blok Cepu.

4) Kooptasi, proses penerimaan unsur–unsur baru dalam kepemimpinan,


baik secara politik maupun secara sosial ekonomi, agar tidak terjadi
krisis dan perpecahan dalam sebuah organisasi atau lembaga.
Misalnya persetujuan penerapan hukum Islam di Aceh untuk
mencegah terjadinya disintegrasi bangsa.
5) Koalisi, menggabungkan dua organisasi atau lebih yang mempunyai
kesamaan idiologi, visi dan misi untuk menarik keuntungan dan
kemenangan. Misalnya, partai Demokrat, berkoalisi dengan PKS, PAN,
PKB, dalam pemilu presiden tahun 2009.

b. Akomodasi

Akomodasi adalah suatu proses untuk saling menyesuaikan diri.


Akomodasi menunjukkan pada usaha-usaha manusia untuk meredakan
suatu pertentangan untuk mencapai kestabilan tanpa menghancurkan.
Apa saja bentuk-bentuk akomodasi itu? Akomodasi pada umumnya
dapat berbentuk :

1) Arbitrasi, upaya untuk meredakan ketegangan dengan melibatkan


pihak ketiga yang mempunyai kewenangan, mampu, dan netral.
Contohnya penyelesaian perselisihan buruh dengan pemilik
perusahaan oleh Dinas Tenaga Kerja.

2) Ajudikasi, merupakan bentuk penyelesaian perkara di pengadilan


oleh lembaga negara melalui perundang-undangan yang berlaku.
Misalnya penyelesaian kasus sengketa lahan di pengadilan.

3) Toleransi, toleransi dilandasi sikap saling menghormati kepentingan


sesama sehingga perselisihan dapat dicegah. Toleransi timbul karena
adanya kesadaran dari dalam diri masing-masing. Misalnya toleransi
antar umat beragama, antar suku, dan daerah di Indonesia.

4) Stalemate, perselisihan yang terhenti pada tingkat tertentu, tidak


bergerak kearah perdamaian dan tidak pula bergerak kearah
peperangan. Hal ini terjadi karena masing-masing punya pendirian
yang berbeda atau mereka menyadari bahwa mereka sama-sama

12
kuat. Contoh perselisihan RRC dengan Taiwan.

5) Mediasi, penyelesaian perselisihan dengan melibatkan pihak ketiga


yang dipercaya oleh pihak yang bertikai karena dianggap netral dan
mampu memfasilitasi penyelesaian masalah. Misalnya penyelesaian
perbedaan antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan pemerintah
RI oleh Swedia.

6) Koersi, bentuk akomodasi karena paksaan, baik secara fisik maupun


psikologis, terjadi bila satu pihak berada pada posisi yang lemah.
Misalnya majikan memperkerjakan buruh dengan sewenang-wenang,
gaji rendah tapi karyawan tetap bekerja dan tidak bisa protes karena
takut dipecat.

7) Kompromi, pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi


tuntutannya. Karyawan menuntut gaji sesuai dengan upah minimum
regional, pemberian asuransi, uang transportasi dan tunjangan hari
raya satu kali gaji. Kompromi misalnya gaji sesuai dengan UMR
ditambah uang makan siang dan asuransi, THR setengah gaji,
transpor ditiadakan.

8) Konsialiasi, mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih


demi tercapainya tujuan bersama. Contoh pertemuan konsultasi
antara pengusaha angkutan kota dengan DLLAJR tentang jalur
angkot dalam pusat kota.

c. Asimilasi.

Masyarakat dengan latar belakang kehidupan yang berbeda suku,


agama dan asal, saling bergaul secara interaktif dalam waktu yang
lama. Akibat asimilasi adalah kebudayaan asli akan berubah sifat dan
wujudnya membentuk kebudayaan baru. Apa contohnya? Contohnya
adalah penduduk yang tinggal di komplek perumahan yang terdiri dari
bermacam suku dan daerah asal. Asimilasi terlihat dalam berbahasa lisan,
acara arisan, acara kematian, berpakaian, dan lain-lain.

Bagaimana terjadinya asimilasi? Asimilasi terjadi apabila, a) Ada kelompok


manusia yang berbeda kebudayaan dan daerah asal yang berinteraksi
pada suatu wilayah. b) Sebagai anggota kelompok masyarakat mereka
saling bergaul secara intensif, langsung, dan terjadi dalam waktu yang
lama, c) Kmasing-masing kelompok itu saling menyesuaikan diri.

Nah, kalau Anda sudah memahami bagaimana terjadinya asimilasi.


Sekarang timbul pertanyaan apa yang mendorong terjadinya asimilasi?
Faktor yang mendorong terjadinya asimilasi adalah : a) Adanya toleransi
di antara mereka, b) Sikap terbuka terhadap hal-hal yang baru, c)
Perkawinan antar suku, d) Adanya penghargaan terhadap suku, bangsa,
dan kebudayaan yang majemuk, e) Adanya kemiripan unsur-unsur
kebudayaan mereka dan, f) Adanya kepentingan bersama terhadap
gangguan atau ancaman dari pihak luar.

Disamping faktor pendorong, kita juga mengenal faktor penghambat


terjadinya asimililasi. Apa saja faktor penghambat itu? Adapu faktor
penghambat itu adalah : a) Adanya prasangka yang negatif yang
berlebihan terhadap kelompok atau kebudayaan, b) Adanya perbedaan
latar belakang yang terlalu ekstrim di antara kelompok masyarakat dan
kebudayaan. c) Sikap tertutup yang berlebihan karena kepercayaan dan
tradisional dan, d) Sikap superior bahwa kebudayaan kita yang lebih baik
dan lebih unggul dari kebudayaan lain, dan yang lain itu salah.

d. Akulturasi.

Akulturasi adalah masuknya unsur-unsur budaya asing ke dalam


kebudayaan sendiri, namun masih tampak dan tidak hilang. Contohnya
model bangunan di berbagai daerah yang bergaya Erofa dan Timur
Tengah namun ciri daerah seperti ciri khas Minangkbau, Jawa, dan Batak
masih terlihat. Misalnya pada gonjong rumah gadang di Sumatera Barat.

2. Hubungan Disosiatif

a. Persaingan atau Kompetisi

Anda sudah sering mendengar istilah kompetisi atau persaingan. Apa


sesungguhnya persaingan itu? Persaingan adalah usaha kelompok
manusia untuk mencapai sesuatu yang lebih dari pada yang lainnya.
Mengapa persaingan terjadi? Terjadinya persaingan biasanya didorong
oleh beberapa hal: (1) Mendapatkan status sosial, (2) Mendapatkan
kekuasaan, (3) Mendapatkan nama baik, pemenang atau juara, (4)
Mendapatkan kekayaan.

Tipe Persaingan

Apa saja tipe persaingan itu? Kita mengenal ada persaingan pribadi
dan ada persaingan kelompok, untuk lebih jelasnya ikutilah paparan
berikut ini !

1) Persaingan Pribadi.

Persaingan pribadi adalah usaha seseorang bersaing dengan orang lain


untuk mendapatkan sesuatu. Misalnya usaha Anda sebagai seorang
mahasiswa untuk menjadi juara, usaha seseorang untuk menjadi
pimpinan partai, dan organisasi. Namun perlu Anda ingat bahwa
persaingan harus dilakukan secara sehat, sportif dan jujur. Dengan
demikian yang kalah bisa menerima kekalahannya dan yang menang
mendapat dukungan dari pihak semua pihak. Apabila persaingan
dilakukan secara tidak sehat, dapat menimbulkan perpecahan dan

15
permusuhan, sehingga hubungan sosial menjadi tidak harmonis.

2) Persaingan Kelompok

Persaingan kelompok adalah usaha dan kegiatan kelompok untuk lebih


maju dibandingkan kelompok lain. Persaingan tentunya memberikan
dampak, baik positif maupun negatif. Apa dampak persaingan itu?
Dampak persaingan itu adalah :

a) Timbulnya solidaritas kelompok sehingga rasa kesetia kawanan


lebih meningkat.

b) Timbulnya perubahan sikap, baik positif maupun negatif.

c) Terjadinya kerusakkan harta benda bahkan nyawa bila terjadi


bentrok atau pertentangan fisik.

d) Terjadi negosiasi dan perdamaian antara pihak yang bertikai.

b. Kontravensi.

Apa itu kontravensi? Kontravensi adalah hubungan sosial yang ditandai


dengan adanya ketidakpastian tentang diri sendiri, perasaan tidak suka,
keraguan bahkan kebencian yang disembunyikan. Apa saja bentuk-
bentuk kontravensi itu? Berikut ini akan dijelaskan bentuk dan tipe
kontravensi.

1) Bentuk kontravensi.

a) Kontravensi intensif, seperti menghasut dan desas-desus

untuk mengecewakan orang.

b) Kontravensi rahasia, seperti berkhianat, dan membuka rahasia di


depan umum.

c) Kontravensi taktis, seperti provokasi, intimidasi, dan


membingungkan lawan.

16
d) Kontravensi umum, misalnya membuat kekecewaan dan

Kekerasan.

e) Kontravensi sederhana, misalnya memfitnah, mencaci maki dan


sebagainya.

2) Tipe- tipe Kontravensi

a) Kontravensi jenis kelamin, misalnya perbedaan pendapat antara


laki-laki dan perempuan.

b) Kontravensi parlementer, misalnya masalah minoritas dan

Mayoritas.

c) Kontravensi generasi, misalnya perbedaan pendapat antara


generasi muda dengan generasi tua.

c. Pertentangan atau Konflik

Pertentangan atau konflik sering terjadi kapan saja dan dimana saja.
Apa itu pertentangan? Pertentangan adalah suatu proses sosial dimana
seseorang atau kelompok menantang pihak lawan dengan ancaman
atau dengan kekerasan untuk mencapai suatu tujuan. Hal-hal apa saja
yang menyebabkan terjadinya pertentangan? Penyebab terjadinya
pertentangan adalah :

1) Perbedaan antar individu, seperti masalah perbedaan pandangan,


prinsip, tujuan hidup, sikap, dan cara untuk mencapai tujuan.

2) Sikap chaufinisme, yaitu sikap mengagung-agungkan kebudayaan


sendiri dan memandang rendah kebudayaan lain. Hal ini bisa
mengarah pada fanatisme kelompok.

3) Perbedaan kepentingan, kepentingan untuk meningkatkan

17
kesejahteraan karyawan kadangkala berlawanan dengan kepentingan
pengusaha untuk meningkatkan keuntungan.

4) Perubahan sosial, perubahan sosial yang terjadi di masyarakat


menyebabkan pergeseran nilai dan norma. Keadaan ini menimbulkan
pro dan yang kontra dan pencetus terjadinya konflik.

18
Rangkuman
1. Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis, antar individu,
kelompok maupun antara individu dan kelompok. Dua syarat terjadinya
interaksi sosial yaitu adanya kontak sosial dan adanya komunikasi.

2. Bentuk hubungan sosial assosiatif berupa : kerjasama, akomodasi, dan


asimilasi. Hubungan sosial assosiatif berupa : persaingan, kontroversi, konflik.

3. Ada empat cirri-ciri hubungan : (a) Pelakunya lebih dari satu orang, (b)
Komunikasi antar pelaku (lisan, tulisan, atau isyarat), (c) Ada tujuan tertentu,
dan (d) Ada dimensi waktu.

4. Kerjasama dapat dibedakan atas : (a) Kerukunan, (b) Bergaining, (c) Join
Venture, (d) Koalisi, dan (e) Kooptasi.

5. Akomodasi dapat berbentuk : (a) Mediasi, (b) Toleransi, (c) Arbitrasi, (d)
Ajudikasi, (e) Kompromi, (f) Koersi, dan (g) Konsiliasi.

6. Factor pendorong terjadinya asimilasi adalah : (a)Adanya toleransi, (b)


Sikap terbuka terhadap hal-hal yang baru, (c)Menghargai suku/bangsa
lain dan kebudayaannya, (d)Perkawinan campuran antar suku, (e)Adanya
kepentingan bersama terhadap pihak luar, dan (f)Adanya kemiripan unsur-
unsur kebudayaan.

7. Faktor pendorong terjadinya persaingan : (a)Mendapatkan status sosial, (b)


Mendapatkan kekuasaan, (c)Mendapatkan nama baik, dan (d)Mendapatkan
kekayaan.

8. Dampak yang ditimbulkan persaingan : (a)Timbul solidaritas kelompok,


sehingga rasa kesetiakawanan masyarakat, (b)Timbul perubahan sikap, baik
positif maupun negatif, (c)Kerusakan harta benda bahkan nyawa apabila
terjadi bentrok, dan (d)Terjadi negosiasi dan perdamaian antar pihak yang
bertikai.

19
Tugas Mandiri

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan jelas !

1. Apa sajakah macam kontak sosial berdasarkan jumlah orang yang terlibat
?

2. Uraikanlah dengan ringkas syarat-syarat terjadinya asimilasi !

3. Uraikanlah dengan ringkas empat faktor pendorong terjadinya asimilasi !

4. Uraikanlah dengan ringkas empat faktor penghambat terjadinya asimilasi


!

5. Mengapa terjadinya pertentangan ? jelaskan dengan ringkas !

23
Umpan Balik

Pedoman Penilaian Tes Formatif

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang ada pada
bagian akhir dari buku modul ini. Hitunglah jumlah jawaban yang benar dengan
menggunakan rumus di bawah ini, untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
pada materi kegiatan belajar 1 ini.

Rumus :

Tingkat penguasaan = jlh jawaban benar X 100%

10

Arti nilai tingkat penguasaan.

90%-100% = Sangat baik

80% - 89% = Baik

70% - 79% = Cukup

<70% = Kurang

24
Pedoman Penilaian Tes Mandiri

Soal nomor 1 diberi skor 20

Soal nomor 2 diberi skor 20

Soal nomor 3 diberi skor 20

Soal nomor 4 diberi skor 20

Soal nomor 5 diberi skor 20

Total skor adalah : 100

Arti nilai tingkat penguasaan.

90%-100% = Sangat baik

80% - 89% = Baik

70% - 79% = Cukup

<70% = Kurang

Bila anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, berarti Anda telah
menguasai materi kegiatan 1 ini dengan baik. Teruskanlah ke materi kegiatan
belajar 2. Namun, bila nilai tingkat penguasaan masih kurang dari 80%, pelajarilah
kembali materi kegiatan belajar 1, terutama hal-hal yang belum Anda pahami
dengan baik. Apabila Anda kesulitan diskusikan dengan teman-teman atau
hubungi instruktur/wydiaiswara pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata
kuliah ini.

25
Pranata Sosial

Kegiatan Belajar II
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus

TUJUAN
Pembelajaran Umum
Setelah mempelajari materi kegiatan belajar 2 ini,
Anda dapat menjelaskan konsep-konsep dasar
pranata sosial.

TUJUAN
Pembelajaran Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan ten- Pada kegiatan belajar 2 ini
tang: saudara akan mempelajari
tentang: Pengertian pranata
1. Menjelaskan pengertian pranata
sosial menurut para ahli, Fungsi
sosial.
pranata sosial di masyarakat,
2. Menjelaskan fungsi pranata Ciri-ciri atau karakteristik
sosial di masyarakat. pranata sosial sebagai norma,
Penggolongan pranata sosial.
3. Menjelaskan ciri-ciri pranata
sosial.

4. Menjelaskan penggolongan
pranata sosial.

26
Uraian Materi

A. PENGERTIAN PRANATA SOSIAL

Apa itu pranata sosial? Pranata sosial adalah suatu sistim tata kelakuan
dalam hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi
berbagai kebutuhan khusus dalam masyarakat. Pranata sosial berasal dari
bahasa Inggris social institutions, beberapa ahli sosiologi yang menyebutnya
sebagai lembaga kemasyarakatan. Lembaga kemasyarakatan diartikan
sebagai himpunan norma dari berbagai tindakan yang berkisar pada suatu
kebutuhan pokok dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain,pranata
sosial merupakan kumpulan norma atau sistem norma dalam hubungannya
untuk pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Untuk lebih jelasnya akan
dikemukakan pengertian pranata sosial menurut para ahli.

a. Koencoroningrat

Pranata sosial merupakan suatu sistim tata kelakuan dalam hubungan


yang berpusat pada aktivitas untuk memenuhi kompleks kebutuhan
dalam kehidupan masyarakat.

b. Robert Mac Iver dan C.H. Page

Pranata sosial merupakan prosedur dan tata cara yang diciptakan


untuk mengatur hubungan antar manusia yang tergabung dalam
suatu kelompok masyarakat yang disebut asosiasi.

c. Leopold Von Weise dan Becher

Pranata sosial adalah suatu jaringan proses hubungan antara manusia

27
dan antar kelompok sosial. Pranata berfungsi untuk memelihara
hubungan serta polanya sesuai dengan minat dan kepentingan manusia
dalam kelompoknya.

d. Soerjono Soekanto

Pranata sosial adalah himpunan norma dari segala tingkatan yang


berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam masyarakat.

B. Fungsi Pranata Sosial

Apa fungsi pranata sosial? Secara umum pranata sosial mempunyai


beberapa fungsi. Berikut ini akan dijelaskan fungsi- fungsi pranata sosial,
antara lain :

a. Pedoman bagi masyarakat berperilaku dan bersikap dalam menghadapi


masalah-masalah kemasyarakatan.

b. Untuk menjaga keutuhan dan integrasi masyarakat.

c. Peganggan masyarakat untuk pengendalian social, artinya system


pengawasan terhadap perilaku yang menyimpang.

Selain fungsi umum tersebut, Apakah ada fungsi pranata social yang
lain? Nah, kita juga mengenal fungsi nyata (fungsi manifest) dan fungsi
terselubung, untuk lebih jelasnya ikutilah paparan berikut ini !

a. Fungsi manifest (nyata), adalah fungsi yang nyata, tampak, disadari, dan
menjadi harapan sebagian besar anggota masyarakat. Misalnya pranata
keluarga mempunyai fungsi reproduksi, yaitu mengatur hubungan
seksual dan untuk meneruskan keturunan.

28
Gambar 15. Sepasang suami istri dan anak

b. Fungsi laten (terselubung), adalah fungsi pranata sosial yang tidak


terlihat , tidak disadari, dan tidak diharapkan orang banyak, tetapi ada.
Misalnya dalam pranata keluarga fungsi laten dalam pewarisan gelar
atau sebagai pengendalian sosial dari perilaku yang menyimpang.

C. Ciri-Ciri Pranata Sosial

Pranata sosial memiliki ciri serta kekhasan tersendiri dan inilah yang
membedakannya dengan norma sosial. Bagaimana ciri-cirinya? Ciri-ciri
pranata sosial itu adalah :

a. Memiliki simbol atau lambang.

Setiap pranata sosial pada umumnya memiliki simbol atau lambang-


lambang yang terwujud dalam bentuk tulisan , gambar yang memiliki
makna dan menggambarkan tujuan serta fungsi pranata yang
bersangkutan. Contoh, cincin pernikahan sebagai simbol dalam
pranata keluarga, burung garuda simbol negara, bhakti husada simbol
Kementerian Kesehatan.

29
Gambar 16. Bakti Husada simbol Kementerian Kesehatan

b. Memiliki Tata Tertib dan Tradisi

Pranata sosial memiliki aturan- aturan yang menjadi tata tertib dan
tradisi, baik yang tertulis maupun tidak tertulis dan menjadi acuan serta
pedoman bagi setiap anggota masyarakat. Apa contohnya? Contohnya
dalam pranata keluarga seorang anak wajib bersikap hormat kepada orang
tua, walaupun tidak ada aturan tertulis yang baku tentang deskripsi sikap
tersebut. Dalam pranata pendidikan ada aturan-aturan tertulis dan wajib
dipatuhi semua warga sekolah yang tertuang dalam tata tertib sekolah.

c. Mempunyai Tujuan

Pranata sosial mempunyai tujuan yang disepakati bersama oleh anggota


masyarakat. Tujuan pranata sosial terkadang tidak sejalan dengan
fungsinya secara keseluruhan. Contohnya pranata ekonomi, antara lain
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

d. Memiliki Nilai

Pranata sosial merupakan hasil pola pemikiran dan perilaku dari


masyarakat tentang apa yang baik, bernilai, dan yang seharusnya
dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian pranata
sosial terdiri atas adat istiadat, tradisi atau kebiasaan, dan unsur-unsur
kebudayaan lain. Secara langsung atau tidak langsung tergabung dalam

30
suatu fungsi, sehingga pranata sosial tersebut mempunyai makna atau
nilai. Contohnya tradisi dan kebiasaan dalam keluarga seperti sikap
menghormati atau sopan santun terhadap orang lebih tua.

e. Memiliki Usia Lebih Lama (Tingkat Kekebalan Tertentu)

Pranata sosial memiliki usia lebih lama daripada umur manusia, tidak
mudah berganti atau berubah. Apa buktinya? Buktinya adalah banyak
pranata sosial yang diwariskan dari suatu generasi ke generasi lain .
Pranata sosial yang telah diterima akan melembaga pada setiap diri
anggota masyarakat dalam jangka waktu relatif lama, sehingga memiliki
tingkat kekebalan tertentu. Sebagai contoh tradisi silaturahmi pada orang
tua dan keluarga pada waktu lebaran, merupakan tradisi turun temurun
dari dahulu sampai sekarang.

Gambar 17. Silaturrahmi dengan keluarga

f. Memiliki Alat Kelengkapan

Pranata sosial memiliki sarana dan prasarana yang digunakan untuk


mencapai tujuan. Misalnya mesin produksi pada sebuah pabrik merupakan
sarana dalam pranata ekonomi untuk menghasilkan barang.

31
D. Penggolongan Pranata Sosial

Berdasarkan fungsi secara umum dan karakteristiknya , pranata sosial dapat


pula diklasifikasikan berdasarkan tipe atau penggolongannya.

a. Berdasarkan perkembangannya, pranata sosial dapat dibedakan menjadi


crescive institutions dan enacted institituons.

1. Crescive institutions adalah pranata sosial yang secara tidak sengaja


tumbuh dari kebisaan masyarakat. Misalnya tata cara perkawinan,
norma-norma, dan berbagai upacara adat.

2. Enacted institutions adalah pranata sosial yang sengaja dibentuk untuk


memenuhi kebutuhan masyarakat. Misalnya lembaga pendidikan,
lembaga keuangan, lembaga kesehatan, dan lain-lain.

b. Berdasarkan system nilai yang diterima masyarakat, pranata sosial dapat


dibedakan menjadi basic institutions dan subsidiary institutions.

1. Basic institutions adalah pranata sosial yang dianggap penting dalam


upaya pengawasan terhadap tata tertib di masyarakat. Misalnya,
keluarga, sekolah, dan negara.

2. Subsidiary institutions adalah pranata yang dianggap kurang penting.


Misalnya tempat tempat hiburan dan tempat rekreasi.

c. Berdasarkan penerimaan masyarakat, prana sosial dapat dibedakan


menjadi approved institutions dan unsanctioned institutions.

1. Aproved institutions adalah pranata sosial yang diterima secara umum


oleh masyarakat. Misalnya, lembaga pendidikan, lembaga peradilan,
dan lain-lain.

2. Unsanctioned institutions adalah pranata sosial yang secara umum


ditolak oleh masyarakt. Misalnya perilaku menyimpang seperti
perampokan, pemerasan, pusat-pusat perjudian, dan prostitusi.

32
d. Berdasarkan faktor penyebarannya, pranata sosial dapat dibedakan
menjadi general institutions dan restricted institutions.

1. General institutions, adalah bentuk pranata sosial yang diketahui dan


dipahami masyarakat secara umum. Misalnya, keberadaan agama
dalam kehidupan.

2. Restricted institutions, adalah bentuk pranata sosial hanya dipahami


oleh anggota kelompok tertentu. Misalnya, pelaksanaan ajaran agama
Islam, Kristin, Katolik, Hindu, Budha, atau berbagai aliran kepercayaan
lainnya.

e. Berdasarkan fungsinya , pranata social dapat dibedakan menjadi


cooperative institutions dan regulative institutions.

1. Cooperative institutions, adalah pranata sosial berupa kesatuan pola


dan tata cara tertentu. Misalnya pranata perdagangan dan pranata
indusrti.

2. Regulative institutions, adalah pranata sosial yang bertujuan mengatur


dan mengawasi pelaksanaan pranata hukum. Misalnya, kepolisian,
kejaksaan, dan pengadilan

33
Rangkuman

1. Pranata sosial adalah himpunan norma-norma dari segala tindakan yang


berkisar pada kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat.

2. Pranata sosial berfungsi untuk : (a) Pedoman masyarakat untuk berperilaku,


(b) Menjaga keutuhan masyarakat, dan (c) Untuk pengendalian sosial.

3. Ciri-ciri pranata sosial antara lain : (a) Memiliki simbol atau lambang, (b)
Memiliki nilai, (c) Memiliki tata tertib, (d) Memiliki tujuan, (e) Usia lebih
lama dan sukar berubah dalam waktu singkat.

34
Tugas Mandiri

Jelaskanlah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan jelas !

1. Sebutkan tiga fungsi pranata sosial ?

2. Jelaskan karakteristik yang harus dimiliki pranata sosial ?

3. Jelaskan perbedaan antara approved institution dan unsanctioned institution


!

4. Sebutkan fungsi pranata keluarga !

5. Jelaskan fungsi manifes dan fungsi laten pranata sosial !

38
Umpan Balik

Pedoman Penilaian Tes Formatif

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang ada pada
bagian akhir dari buku modul ini. Hitunglah jumlah jawaban yang benar dengan
menggunakan rumus di bawah ini, untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
pada materi kegiatan belajar 2 ini.

Rumus :

Tingkat penguasaan = jlh jawaban benar X 100%

10

Arti nilai tingkat penguasaan.

90%-100% = Sangat baik

80% - 89% = Baik

70% - 79% = Cukup

<70% = Kurang

39
Pedoman Penilaian Tes Mandiri

Soal nomor 1 diberi skor 20

Soal nomor 2 diberi skor 20

Soal nomor 3 diberi skor 20

Soal nomor 4 diberi skor 20

Soal nomor 5 diberi skor 20

Total skor adalah : 100

Arti nilai tingkat penguasaan.

90%-100% = Sangat baik

80% - 89% = Baik

70% - 79% = Cukup

<70% = Kurang

Bila anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, berarti Anda telah
menguasai materi kegiatan 1 ini dengan baik. Teruskanlah ke materi kegiatan
belajar 2. Namun, bila nilai tingkat penguasaan masih kurang dari 80%, pelajarilah
kembali materi kegiatan belajar 1, terutama hal-hal yang belum Anda pahami
dengan baik. Apabila Anda kesulitan diskusikan dengan teman-teman atau
hubungi instruktur/wydiaiswara pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata
kuliah ini.

40
Penyimpangan Sosial

Kegiatan Belajar III


Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus

TUJUAN
Pembelajaran Umum
Setelah mempelajari materi kegiatan belajar 3 ini,
Anda dapat menjelaskan konsep penyimpangan
sosial dan pengendalian sosial.

TUJUAN
Pembelajaran Khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan bela- 5. Menjelaskan cara dan bentuk


jar 3 ini, diharapkan mahasiswa mam- pengendalian sosial.
pu menjelaskan tentang:
Saudara, materi yang akan
1. Menjelaskan konsep atau saudara pelajari pada kegiatan be-
pengertian penyimpangan lajar 3 adalah tentang : Konsep
sosial. atau pengertian penyimpangan so-
sial dan pengendalian sosial, Ben-
2. Menjelaskan berbagai bentuk
tuk-bentuk penyimpangan sosial,
penyimpangan sosial.
Berbagai bentuk penyimpangan so-
3. Menjelaskan berbagai contoh sial, Jenis pengendalian sosial, Cara
penyimpangan sosial dan bentuk pengendalian sosial.

4. Menjelaskan jenis pengendalian


sosial

41
Uraian Materi

A. Pengertian Penyimpangan Sosial

Anda sudah sering mendengar kata penyimpangan atau


menyimpang. Nah, penyimpangan adalah sesuatu yang tidak lazim,
tidak biasa. Secara umum penyimpangan sosial adalah tindakan individu
atau kelompok masyarakat yang tidak sesuai dengan norma-norma atau
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Beberapa ahli mendefinisikan
penyimpangan sosial sebagai berikut :

1. Cohen

Perilaku menyimpang adalah tingkah laku yang melanggar, bertentangan


atau menyimpang dari aturan-aturan, hukum, atau dari harapan-harapan
masyarakat atau lingkungan sosial yang bersangkutan.

2. Robert M.Z Lawang

Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari


norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial.

3. James Vander Zander

Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap tercela, diluar batas


toleransi oleh sejumlah orang.

4. Gillin

Penyimpangan sosial merupakan perilaku yang menyimpang dari norma


serta nilai sosial keluarga dan masyarakat, menyebabkan

B. Bentuk Penyimpangan Sosial.

Apa saja bentuk penyimpangan sosial itu? Menurut Anda apakah setiap
penyimpangan sosial itu merugikan masyarakat ? Nah, kita mengenal ada

42
penyimpangan sosial yang positif dan ada penyimpangan sosial negatif.
Untuk lebih jelasnya ikutilah paparan berikut ini !

1. Penyimpangan positif

Merupakan penyimpangan pada nilai sosial walaupun cara yang


dilakukan seolah-olah tampak menyimpang dari norma-norma yang
berlaku padahal tidak. Contohnya wadah pergaulan dalam bentuk
kontak jodoh yang sekarang populer di masyarakat.

2. Penyimpangan negatif

Merupakan penyimpangan oleh individu, kelompok atau masyarakat


yang melanggar norma sosial dan dipandang buruk karena melanggar
sistem sosial yang ada. Dapatkah Anda menyebutkan beberapa contoh?
Nah, contohnya adalah perampokan, pembunuhan, dan kejahatan
lainnya.

Berdasarkan sifatnya kita mengenal dua macam penyimpangan


sosial, yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Nah,
untuk lebih jelasnya ikutilah penjelasan berikut ini !

1. Penyimpangan primer, yaitu penyimpangan sosial yang bersifat


sementara dan orang yang melakukannya masih dapat diterima
oleh kelompok sosialnya. Contohnya pengguna sepeda motor yang
melanggar rambu-rambu lalu lintas untuk pertama kalinya.

2. Penyimpangan sekunder, yaitu penyimpangan yang dilakukan


secara berulang-ulang dan mengganggu orang lain. Contohnya
pejalan kaki yang menyeberang jalan tidak melalui jembatan
penyeberangan.

43
C. Contoh Penyimpangan atau Penyakit Sosial

Penyimpangan sosial atau lazim pula disebut dengan penyakit sosial


sering ditemukan di masyarakat. Dapatkah Anda menyebutkan beberapa
contoh? Nah, antara lain inilah beberapa contoh penyakit sosial itu.

1. Kejahatan, kejahatan manusia yang dilakukan terhadap sesama


manusia dan kejahatan terhadap peraturan pemerintah dan terhadap
undang-undang.

2. Hubungan seksual diluar nikah, penyimpangan ini merupakan

bentuk pelanggaran terhadap norma yang berlaku di masyarakat.


Secara psikologis pelakunya tidak dihormati dalam kehidupan
sosialnya.

3. Penyalahgunaan narkoba, penyimpangan ini merupakan ancaman


bagi orang tua, keluarga, dan masyarakat, bangsa, dan negara.
Narkoba di samping membahayakan masa depan seseorang, juga
dapat menyebabkan berbagai penyakit bahkan menimbulkan
kematian.

Gambar 18. Seorang pemakai narkoba

4. Perilaku seks bebas yang menyebabkan terjadinya penyakit menular


seksual (PMS) dan HIV/AIDS. Penyakit ini disebabkan oleh virus HIV
yang menyerang sistem kekebalan tubuh.

44
5. Alkoholisme (peminum alkohol dan minuman keras). Dampak buruk
dari alkoholisme adalah : a) Merusak kesehatan fisik dan mental, b)
Membuat orang malas bekerja, dan c) Mengganggu ketenteraman
masyarakat.

6. Perkelahian antar pelajar.

Gambar 19. Tawuran pelajar

7. Gaya hidup yang tidak wajar, seperti berjudi, sikap pamer, dan
sombong.

D. Pengendalian Sosial

Pengendalian sosial atau social control adalah sesuatu yang dilakukan


oleh masyarakat secara nyata sebagai upaya untuk menciptakan kondisi
yang diinginkan. Ada beberapa pendapat tentang pengendalian sosial,
antara lain:

1. Astrid S.Susanto, mengemukakan bahwa pengendalian sosial adalah


kontrol yang bersifat psikologis dan nonfisik karena merupakan
”tekanan mental” terhadap individu sehingga individu akan bersikap
dan bertindak sesuai penilaian dalam kelompok tersebut.

2. Joseph Roucek, mengemukakan bahawa pengendalian sosial


merupakan segala proses, baik yang direncanakan maupun yang
tidak direncanakanya yang bersifat mendidik, mengajak atau bahkan

45
memaksa warga masyarakat agar mematuhi kaidah/norma/aturanyang
berlaku di masyarakat.

3. Menurut Berger, pengendalian sosial adalah berbagai cara yang


digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang
membangkang.

4. Karel veeger mendefinisikan pengendalian sosial sebagai kelanjutan


dari proses sosialisasi dan berhubungan denag cara-cara dan metode-
metode yang dipergunakan untuk untuk mendorong seseorang agar
berprilaku selaras dengan kehendak kelompok atau masyarakat yang
jika dijalankan secara efektif, perilaku individu akan konsisten dengan
tipe perilaku yang diharapkan.

5. Secara umum dapat disimpulkan bahwa upaya untuk mewujudkan


kondisi seimbang didalam masyarakat disebut pengendalian sosial
(social control)

Menurut koentjaraningrat, ada tiga proses sosial yang perlu mendapat


pengendalian sosial, yaitu:

1. Keteggangan sosial yang terjadi diantara adat-istiadat dan kepentingan


individu.

2. Keteggangan sosial yang terjadi karena adanya pertemuan antar


golongan khusus

3. Keteggangan sosial yang terjadikarena golongan yang melakukan


penyimpangan secara sengaja menentang tata kelakuan atau peraturan.

E. JENIS PENGENDALIAN SOSIAL

1. Pengendalian sosial yang berdasarkan pola(bentuknya)

Berdasarkan bentuknya jenis-jenis pengendalian sosial terdiri dari:

a. Pengendaliann individu terhadap individu lain

Hal ini terjadi jika individu melakukan pengawasan terhadap individu


lain, baik disadari maupun tidak.

46
Contohnya:

1) Guru yang menasehati muridnya yang berbuat kesalahan.

2) Amir menyuruh adiknya agar berhenti berteriak-teriak.

3) Tono mengawasi adiknya agar tidak berkelahi.

b. Pengendalian sosial oleh individu dengan kelompok

Contohnya:

1) Guru mengawasi ujian di kelas

2) Polisi mengatur lalu lintas

3) Bapak memerintahkan anak-anaknya untuk segera belajar dari


pada ribut terus.

Dari contoh di atas guru, polisi, dan bapak sebagai individu yang
melakukan pengendalian sosial terhadap kelompok individu,
yaitu murid, pengguna jalan dan anak-anak.

c. Pengendalian sosial oleh kelompok terhadap individu.

Contohnya:

1) Bapak dan Ibu nabil selalu mengontrol perilaku anak


tunggalnya.

2) Kawanan masa menghajar seorang pencopet.

3) Tim gabungan polisi yang menangkap seorang pengedar


narkoba.

Dari contoh di atas Bapak dan Ibu,kawanan masa, dan tim gabungan
polisi merupakan kelompok pengendali sosial terhadap seorang
individu, yaitu anak tunggal,seorang pencopet dan pengedar
narkoba.

d. Pengendalian sosial oleh kelompok terhadar kelompok

Contohnya:

47
1) Pengawasan oleh KPK kepada DPR.

2) Dua perusahaan yang melakukan joint venture (patungan)


selalu melakukan saling pengawasan.

3) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memeriksa Depertemen


Pendidikan Nasional (Depdiknas)

4) Dua atau lebih negara berkembang bergabung dalam


pengawasan peredaran obat-obatan terlarang.

Dari contoh di atas,KPK, kelompok orang dalam perusahaan,


BPK dan Negara yang mengawasi atau sebagai pengendali
sosial kelompok llain yaitu DPR, perusahaan, Depdiknas dan
negara berkembang.

2. Pengendalian sosial menurut sifat dan tujuannya

Bagaimana masyarakat melakukan pengendalian sosial terhadap


perilaku anggotanya? Ada dua sifat yang dipakai dalam pengendalian
sosial, yaitu preventif dan represif. Untuk lebih jelasnya ikutilah
penjelasan ini lebih lanjut !

a. Pengendalian sosial preventif: yaitu pengendalian sosial yang


dilakukan sebelum terjadi pelanggaran, artinya mementingkan pada
pencegahan agar tidak terjadinya pelanggaran. Apa contohnya ?
Dalam kehidupan sehari-hari banyak contoh yang bisa kita lihat,
seperti :

1) Seorang bapak menesehati anaknya agar tidak merokok

2) Untuk menghindari anaknya berkelahi, Ibu Amir mencegah


anaknya main di luar rumah.

3) Guru menasehati murid-muridnya untuk segera pulang setelah


selesai belajar dan tidak nongkrong-nongkrong di jalan untuk
menghindari terjadinya tawuran pelajar, merokok, dan terlibat
narkoba.

48
b. Pengendalian sosial represif, adalah pengendalian sosial yang
dilakukan setelah orang melakukan suatu tindakan penyimpangan.
Pengendalian sosial ini bertujuan untuk memulihkan keadaan
seperti sebelum terjadinya tindakan penyimpangan.

Contoh pengendalian represif yang betul, misalnya:

1) Pemberian hukuman bagi seseorang yang melakukan


pelanggaran.

2) Hakim menjatuhkan hukuman kepada terpidana.

3) Pak Darmawan di PHK karena korupsi.

3. Berdasarkan cara pengendaliannya, ada pengendalian persuasif dan


pengendalian koersif.

a. Pengendalian sosial persuasif

Cara pengendalian ini tanpa kekerasan dan lebih menekankan pada


usaha mengajak atau membimbing. Jadi, bertindak sesuai dengan
aturan dan norma yang berlaku di masyarakat, lebih halus dan
berupa ajakan atau himbauan.

Dapatka Anda memberikan contoh ? Contohnya adalah :

1) Tokoh masyarakat membina warganya yang bertikai agar


selalu hidup rukun, menghargai sesama, menaati peraturan,
dan menjaga etika pergaulan.

2) Seorang ibu dengan penuh kasih sayang menasehati anaknya


yang ketahuan mencuri. Memberikan pengertian pada anak
bahwa mencuri adalah perbuatan yang tercela, berdosa,
dan merugikan orang lain. Mencuri itu akan berakibat buruk
pada kehidupannya kelak, ia dikucilkan dan disingkirkan dari
masyarakat.

49
3) Guru membina dan manesahati muridnya yang ketahuan
merokok disekolah. Dengan penuh kewibawaan dan kesabaran
guru menanamkan pengertian bahwa merokok dapat merusak
kesehatan, merugikan orang lain, dan juga merupakan
pemborosan.

b. Pengendalian sosial koersif

Cara koersif lebih menekankan pada tindakan atau ancaman yang


menggunakan kekerasan fisik. Tujuan agar si pelaku jera dan tidak
mengulangi perbuatannya. Jadi terkesan kasar dan keras. Cara ini
hendaknya merupakan upaya terakhir sesudah melakukan cara
persuasif, contohnya adalah :

1) Massa mengahajar perampas sepeda motor agar jera. Tindakan


tersebut sebenarnya dilarang secara hukum, karena telah main
hakim sendiri. Namun cara tersebut dilakukan masyarakat
agar perampas sepeda motor lainnya takut untuk berbuat hal
serupa.

2) Penerapan hukuman mati bagi pelaku kejahatan. Hal ini


dilakukan agar parea pelaku kejahatan atau orang yang akan
berniat jahat menjadi takut untuk melakukan tindak kejahatan.

3) Orang tua menjewer telinga anaknya yang nakal. Hal ini


dilakukan dengan harapan anaknya tidak melakukan kesalahan
lagi.

F. Cara dan bentuk Pengendalian Sosial

Robert M.Z Lawang mengemukan beberapa cara dan bentuk


pengendalian sosial untuk mengontrol perilaku orang lain yang
menyimpang, antara lain:

1. Cemoohan, pengendalian sosial dengan cara melakukan ejekan


terhadap orang yang melakukan penyimpangan sosial. Misalnya
sepasang muda mudi yang tidak terikat pernikahan berjalan dengan

50
mesra di depan masyarakat umum, akan menjadi ejekan karena
perbuatannya tidak sesuai dengan norma dan aturan nyang berlaku
di masyarakat. Dengan adanya ejekan tersebut diharapkan muda mudi
tersebut tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.

2. Desas-desus (gosip), yaitu “kabar burung” atau “kabar angin” yang


kebenarannya sulit dipercaya. Dalam masyarakat pengendalian seperti
ini sering terjadi. Gosip sebagai bentuk pengendalian sosial yang
diyakini oleh masyarakat mampu membuat pelaku pelanggaran sadar
akan perbuatannya dan kembali ada perilaku yang sesuain dengan
nilai dan norma dalam masyarakat. Gosip kadangkala dipakai untuk
mengangkat popularitas seseorang, misalnya artis, pejabat, dsb.

3. Kekerasan fisik, dilakukan sebagai alternatif terakhir dari pengendalian


sosial, bila alternatif lain tidak dapat dilakukan. Namun pada beberapa
kasus , perlakuan ini terjadi tanpa melakukan bentuk pengendalian
sosial lain terlebih dahulu.

Misalnya seorang bapak memukul anaknya karena membantah dan


berani kepada oarang tua, rumah dukun santet dibakar dan petugas
keamanan menembak perusuh tanpa tembakan peringatan terlebih
dahulu.

4. Hukuman (punishment), adalah sanksi negatif yang diberikan kepada


pelaku pelanggaran tertulis maupun tidak tertulis. Pada lembaga forrnal
diberikan oleh pengadilan, pada lembaga nonformal oleh lembaga
adat.

5. Intimidasi, segala upaya untuk membuat pelaku menjadi takut


sehingga ia mengakui perbuatannya. Intimidasi biasanya berupa
ancaman. Misalnya penetapan hukuman mati bagi pengedar narkoba.
Ancaman ini bertujuan agar pelaku tidak berani lagi mengedarkan
narkoba.

6. Pengucilan, pengucilan dilakukan agar orang menyadari perbuatannya


sehingga dia bisa berbaur kembali dengan masyarakat.. Misalnya anak
yang sombong dikucilkan dan djauhi oleh teman-temannya.

7. Fraudulens, yaitu bentuk pengendalian sosial dengan cara menakut-


nakuti atau mengancam pihak lawan dengan menggunakan orang

51
yang lebih kuat.

Misalnya, dua oarang anak yang berkelahi, karena takut dengan


lawannya salah seorang anak mengancam pihak lawan dengan
memberitahukan orang tuanya.

8. Teguran, pengendalian sosial dengan cara menegur orang yang


melakukan penyimpangan. Teguran dilakukan secara langsung kepada
dengan orangnya atau memberikan surat peringatan kepada orang
yang melakukan penyimpang. Misalnya seorang siswa ditegur gurunya
karena sering terlambat datang ke sekolah.

Rangkuman
1. Perilaku menyimpang adalah semua tindakan menyimpang dari norma
yang berlaku dalam suatu sistem sosial. Penyimpangan sosial atau
penyakit sosial itu antara lain : kejahatan, hubungan seksual di luar nikah,
penyalahgunaan narkoba, alkoholisme, perkelahian antar pelajar.

2. Cara dan bentuk pengendalian sosial dengan memberikan hukuman,


cemoohan, kekerasan fisik, gosip, intimidasi, pengucilan, fraudulens
(ancaman), dan teguran.

3. Pada hakikatnya ada dua fungsi pengendalian sosial. Yaitu, meyakinkan


masyarakat tentang kebaikan norma, dan mempertebal kebaikan norma.

52
Tugas Mandiri

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan jelas !

1. Tulislah 2 (dua) contoh pengendalian sosial individu terhadap individu lain


!

2. Tulislah 2 (dua) contoh pengendalian sosial oleh individu terhadap


kelompok !

3. Tulislah 2 (dua) contoh pengendalian sosial preventif !

4. Tulislah 2 (dua) contoh pengendalian sosial represif !

5. Tulislah 2 (dua) contoh pengendalian sosial persuasif !

56
Umpan Balik

Penilaian Tes Formatif

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 3 yang ada pada
bagian akhir dari buku modul ini. Hitunglah jumlah jawaban yang benar dengan
menggunakan rumus di bawah ini, untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
pada materi kegiatan belajar 3 ini.

Rumus :

Tingkat penguasaan = jlh jawaban benar X 100%

10

Arti nilai tingkat penguasaan.

90%-100% = Sangat baik

80% - 89% = Baik

70% - 79% = Cukup

<70% = Kurang

57
Penilaian Tes Mandiri

Soal nomor 1 diberi skor 20

Soal nomor 2 diberi skor 20

Soal nomor 3 diberi skor 20

Soal nomor 4 diberi skor 20

Soal nomor 5 diberi skor 20

Total skor adalah : 100

Arti nilai tingkat penguasaan.

90%-100% = Sangat baik

80% - 89% = Baik

70% - 79% = Cukup

<70% = Kurang

Bila anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, berarti Anda telah
menguasai materi kegiatan 1 ini dengan baik. Teruskanlah ke materi kegiatan
belajar 2. Namun, bila nilai tingkat penguasaan masih kurang dari 80%, pelajarilah
kembali materi kegiatan belajar 1, terutama hal-hal yang belum Anda pahami
dengan baik. Apabila Anda kesulitan diskusikan dengan teman-teman atau
hubungi instruktur/wydiaiswara pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata
kuliah ini.

58
Penutup

Selamat Anda telah berhasil menyelesaikan materi pembelajaran yang


diuraikan pada Modul 2 yang berjudul “Interaksi Sosial, Pranata Sosial dan
Penyimpangan Sosial”. Sebagai tindak lanjut dari penyelesaian Modul 2 ini, Anda
haruslah mengerjakan Tugas Akhir Mandiri (TAM) dan Tes Akhir Modul (TAM).
Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan Anda
terhadap keseluruhan materi pembelajaran yang telah Anda pelajari.

Secara garis besar, materi pembelajaran yang diuraikan pada Modul 2 ini
telah membahas tentang interkasi sosial, pranata sosial, dan penyimpangan sosial.
Pada setiap Kegiatan Belajar, Anda telah mengerjakan soal-soal tes formatif dan
tugas mandiri. Pengalaman Anda mengerjakan soal-soal tes formatif dan tugas
mandiri akan membantu mengerjakan TAM.

Soal-soal TAM ada pada panitia penyelenggara pendidikan jarak jauh atau
dosen pembimbing mata kuliah. Oleh karena itu, mintalah kesempatan agar Anda
diberikan waktu untuk mengerjakannya. Selamat mengerjakan TAM dan sukses
tentunya. Apabila Anda telah berhasil mengerjakan TAM minimal 80% benar,
maka Anda dikatakan telah menguasai materi pembelajaran yang diuraikan di
dalam Modul.

Seandainya jawaban Anda belum mencapai 80% benar, Anda pelajari


ulang Modul 2 ini. Setelah itu mintalah kesempatan untuk mengerjakan TAM yang
kedua kali. Semoga Anda berhasil dan dapat melanjutkan kegiatan pembelajaran
1untuk Modul 3.

Selamat Belajar, semoga berhasil!

59
Daftar Pustaka

Anderson, Foster GM. 1990. Antropologi Kesehatan. Jakarta : Universitas


Indonesia.

Goode, William I. 1985. Sosiologi Keluarga. Jakarta : Bina Aksara

Koentjaranigrat. 1985. Ilmu-ilmu Sosial dalam Pembangunan Kesehatan.


Jakarta : Gramedia.

Koentjaranigrat. 1990. Pengantar Antropologi Sosial dan Budaya. Jakarta :


Universitas Terbuka, Depdikbud.

Koentjaranigrat. 1991. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara Baru.

Mansyur, mhd.Cholil. 1991. Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa. Surabaya :


Usaha Nasional.

M.Z. Lawang, Robert. 1985. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Universitas Terbuka.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Soekanto, Soerjono. 1988. Memperkenalkan Sosiologi. Jakarta : Rajawali Pers.

Sujono. 1985. Ilmu Masyarakat Umum. Jakarta : PT.Pembangunan Jakarta.

Abdulsyani. 1992. Sosiologi : Skematika Teori dan Terapan. Jakarta : PT Bumi Aksara

Cohen, Bruce. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rineka Cipta

Sudarma, Momon. 2009. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Kamanto, Sunarto. 2000. Pengantar Sosiologi. Lembaga Penerbit Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia.

Sarwono, Solita. 1997 : Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

60
Tugas Mandiri Mandiri

Lengkapilah gambar penyimpangan sosial di bawah ini, yang meliputi


komponen:

a. Nama penyimpangan yang terjadi :

b. Lembaga yang berhak mengatasi :

c. Tindakan/cara yang dilakukan oleh lembaga :

1. 4.

a. ……………………… a. ……………………...

b. ……………………… b. ………………………

c. ……………………… c. ………………………

2. 5.

61
a. ……………………… a. ………………………

b. ……………………… b. ………………………

c. ……………………… c. ………………………

3. 6.

a. …………………….. a. ……………………

b. ……………………. b. ……………………

c. ……………………. c. ……………………

7. 10.

62
a. ……………………… a. ………………………

b. ……………………… b. ………………………

c. ……………………… c. ………………………

8. 11.

a. ……………………… a. ………………………

b. ……………………… b. ………………………

c. ……………………… c. ………………………

9. 12.

a. ……………………… a. ………………………

b. ……………………… b. ………………………

c. ……………………… c. ………………………

63
Umpan Balik

Pedoman Penilaian Tes Akhir Modul (TAM)

Koreksilah lembar jawaban Anda dengan sesama mahasiswa dengan menggunakan


kunci TAM yang ada pada bagian akhir dari buku modul ini. Hitunglah jumlah
jawaban yang benar dengan menggunakan rumus di bawah ini, untuk mengetahui
tingkat penguasaan Anda pada materi modul 2 ini.

Rumus :

Tingkat penguasaan = jlh jawaban benar X 100%

20

Arti nilai tingkat penguasaan.

90%-100% = Sangat baik

80% - 89% = Baik

70% - 79% = Cukup

<70% = Kurang

78
Penilaian Tugas Akhir Mandiri (TAM)

Soal nomor 1 diberi skor 8.3

Soal nomor 2 diberi skor 8.3

Soal nomor 3 diberi skor 8.3

Soal nomor 4 diberi skor 8.3

Soal nomor 5 diberi skor 8.3

Soal nomor 6 diberi skor 8.3

Soal nomor 7 diberi skor 8.3

Soal nomor 8 diberi skor 8.3

Soal nomor 9 diberi skor 8.3

Soal nomor 10 diberi skor 8.3

Soal nomor 11 diberi skor 8.3

Soal nomor 12 diberi skor 8.3

Total skor adalah : 100

Arti nilai tingkat penguasaan.

90 %-100 % = Sangat baik

80 % - 89 % = Baik

70 % - 79 % = Cukup

<70 % = Kurang

79
Bila anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, berarti Anda telah
menguasai materi modul 2 ini dengan baik. Teruskanlah untuk mengerjakan Tes
Akhir Modul (TAM). Namun, bila nilai tingkat penguasaan masih kurang dari 80%,
pelajarilah kembali materi modul 2, terutama hal-hal yang belum Anda pahami
dengan baik. Apabila Anda kesulitan diskusikan dengan teman-teman atau
hubungi dosen pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata kuliah ini.

80

Anda mungkin juga menyukai