Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEPERAWATAN INTEGUMEN

MAKALAH DAN LEAFLET


DEHIDRASI

Di susun oleh :
Roy Allam Fahmi Nugroho 141.0089

Dosen Pembimbing
Okky Rahmad NgakiliS.Kep., Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

2017

1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangren adalah luka yang terinfeksi disertai dengan adanya jaringan yang
mati. Komplikasi Diabetes Mellitus (DM) yang paling berbahaya adalah
komplikasi pada pembuluh darah. Pembuluh darah besar maupun kecil ataupun
kapiler penderita DM mudah menyempit dan tersumbat oleh gumpalan darah
(angiopati diabetik).
Jika sumbatan terjadi di pembuluh darah sedang atau besar di tungkai (makro
ango patidia betik) tungkai akan lebih mudah mengalami gangrene diabetik, yaitu
luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk. Bila sumbatan
terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar, penderita DM akan merasa
tungkainya sakit sesudah ia berjalan pada jarak tertentu, karena aliran darah
ketungkai tersebut berkurang dan disebut claudicatioin termitten.
Beberapa factor secara bersama-sama berperan pada terjadi nya ulkus/gangren
diabetes.Dimulai dari factor pengelolaan penderita DM terhadap penyakitnya
yang tidak baik, adanya neuropati perifer dan autonom, factor komplikasi vaskuler
yang memeperburuk aliran darah ke kaki tempat luka, factor kerentanan terhadap
infeksia kibat respons kekebalan tubuh yang menurun pada keadaan DM tidak
terkendali, serta kemudian factor ketidak tahuan pasien sehingga terjadi masalah
gangrene diabetik.
Secara umum, gangrene diabetic biasanya terjadi akibat triad berikut :
1. Neuropatiperifer
2. InsufisiensiVaskulerPerifer (Iskemik)
3. Infeksi
Penderita yang beresiko tinggi mengalami gangrene diabetic adalah :
1. Lama penyakit diabetes yang melebihi 10 tahun
2. Usia pasien yang lebih dari 40 tahun
3. Riwayat merokok
4. Penurunan denyut nadi perifer
5. Penurunan sensibilitas

2
6. Deformitas anatomi satu bagian yang menonjol (seperti
bunionataukalus)
7. Riwayat ulkus kaki atau amputasi
8. Pengendalian kadar guladarah yang buruk

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana cara penanganan pada Gangren?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Untuk mengetahui cara penanganan pada Gangren.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Hasil makalah ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan
tentang Gangren.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Hasil makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu metode
perawatan Gangren bagi masyarakat.
1.4.3 Bagi Institusi
Diharapkan untuk institusi dapat memfasilitasi sebagi sumber untuk
mahasiswa lebih mengetahui tentang Gangren.

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gangren


Gangren adalah kondisi serius yang muncul ketika banyak jaringan tubuh
mengalami nekrosis atau mati. Kondisi ini terjadi setelah seseorang mengalami
luka, infeksi, atau masalah kesehatan kronis yang memengaruhi sirkulasi darah.
Penyebab utama gangren adalah berkurangnya suplai darah ke jaringan yang
terjangkit gangren, sehingga mengakibatkan kematian sel. Diabetes dan merokok
jangka panjang turut menambah risiko gangren. Ada berbagai jenis gangren
dengan gejala-gejala yang berbeda pula, seperti gangren kering, gangren basah,
gangren gas, gangren dalam, dan necrotising fasciitis. Gangren dapat ditangani
dengan cara penyiangan (jika parah diamputasi) terhadap bagian tubuh yang
terjangkit, antibiotik, bedah vaskuler, terapi belatung, atau terapi oksigen
hiperbarik.
Perawatan tergantung dari lokasi gangren dan banyaknya bagian tersebut
yang tergerus. Cara terbaik adalah mengembalikan kelancaran aliran darah
(revascularization) dari organ terkait, yang mana dapat mengembalikan gerusan
(necrosis) dan menyembuhkannya. Perawatan lainnya termasuk penggunaan
antibiotik, perlindungan luka, perepihan (debriment) dan amputasi. "Kebanyakan
amputasi terjadi karena penyumbatan pembuluh-pembuluh darah kecil (Iskemi)
pada bagian bawah anggota badan. Pada amputasi Dysvascular, 15-28 persen
pasien akan kehilangan kakinya dalam 3 tahun. Pada manula yang menjalani
amputasi, 50 persen akan tetap hidup dalam 3 tahun pertama."
Di Amerika serikat 30.000-40.000 amputasi dilakukan setiap tahunnya.
Penggunaan antibiotik saja tidak efektif, karena antibiotik tidak cukup menembus
bagian yang terinfeksi. Terapi tekanan tinggi oksigen (Hyperbaric oxygen
therapy) digunakan untuk mengobati gangren bersifat gas. Metode ini
meningkatkan tekanan udara secara perlahan, sehingga darah akan membawa
lebih banyak oksigen dan menghambat pertumbuhan dan reproduksi organisme
anaerobik. Sebuah terapi regenerasi telah dikembangkan oleh Dr. Peter DeMarco
untuk merawat gangren menggunakan procaine dan PVP. Ia mengaplikasikan

4
terapinya untuk mencegah terjadinya amputasi. Zat-zat pertumbuhan, hormon-
hormon, dan cangkok kulit juga telah digunakan untuk mempercepat
penyembuhan gangren dan luka kronis lainnya.[butuh rujukan]Angioplasty atau
melancarkan pembuluh darah dengan kateter harus dipertimbangkan, jika
penyumbatan yang berat terjadi pada pembuluh darah kaki bawah (tibial and
peroneal artery) yang menyebabkan gangren.
2.2 Penyebab Gangren

Kondisi tersebut mungkin dipicu oleh berbagai faktor. Beberapa di antaranya


meliputi:

 Cedera parah dan luka operasi.


 Infeksi.
 Diabetes. Kadar gula yang tinggi dapat merusak saraf dan pembuluh
darah.
 Gangguan pada pembuluh darah, seperti Peripheral Artery
Disease/PAD (penumpukan lemak dalam arteri menghalangi suplai
darah ke otot kaki), atau aterosklerosis (penyempitan arteri dan
penyumbatan tumpukan lemak dalam arteri).
 Obesitas. Di samping gangrene, obesitas juga dapat meningkatkan
berbagai risiko penyakit lain.
 Merokok.
 Fenomena Raynaud, yaitu kondisi di mana pembuluh darah yang
memasok darah ke kulit (terutama, pada jari kaki atau jari tangan)
memiliki reaksi abnormal terhadap suhu dingin.
 Sistem kekebalan tubuh yang lemah (misalnya pada pengidap HIV),
kekurangan gizi, kecanduan minuman keras kronis, penggunaan obat-
obatan terlarang, serta kemoterapi. Pada kelompok orang-orang
tersebut, infeksi ringan pun bisa berubah serius dan memicu gangrene.

2.3 GejaladanTanda-Tanda Gangren

Gangrene memiliki lingkup gejala yang luas, tergantung dari penyebabnya.


Secara umum, gejala-gejala gangrene dapat meliputi:

 Awalnya tampak tanda infeksi merah dan bengkak.


 Pada gangrene internal, bagian yang terserang terasa sangat sakit atau
kebas (kehilangan sensasi sentuhan sama sekali).
 Muncul luka atau lepuhan yang berdarah atau disertai nanah yang berbau
busuk.
 Kulit pada area yang terkena tampak keriput dan kering, serta berbatas
jelas dengan area kulit yang sehat.
 Perubahan warna kulit, misalnya pucat, merah, ungu, atau bahkan hitam.

5
 Demam.

Gangrene termasuk kondisi serius yang membutuhkan penanganan darurat.


Segera ke rumah sakit jika Anda mengalami gejala-gejala di atas.Pengidap
gangrene juga berpotensi tinggi untuk mengalami syok sepsis akibat masuknya
bakteri ke aliran darah. Kondisi ini akan memicu tekanan darah yang turun secara
drastis dan mengancam jiwa.

2.4 Cara MengatasidanMengobati Gangren

Jaringan yang sudah mengalami gangrene tidak bisa disembuhkan lagi.


Karena itu, penanganan gangrene sedini mungkin akan meningkatkan
kemungkinan Anda untuk pulih. Langkah-langkah pengobatan gangrene secara
umum meliputi:

 Operasi. Langkah ini digunakan untuk mengangkat jaringan mati sehingga


penyebaran gangrene bisa dicegah, sekaligus memungkinkan jaringan
yang sehat untuk pulih. Pencangkokan kulit kemudian akan dilakukan
untuk memperbaiki kulit yang rusak akibat gangrene. Namun, terkadang
ada pengidap gangrene yang terpaksa menjalani amputasi, khususnya pada
kondisi gangrene yang parah. Operasi untuk memperbaiki pembuluh darah
agar aliran dan pasokan darah lancar juga mungkin dilakukan.
 Menangani atau mencegah infeksi dengan antibiotik dalam bentuk obat
minum atau infus.
 Terapi oksigen hiperbarik, yaitu proses penyembuhan menggunakan ruang
atau tabung beroksigen murni bertekanan kuat. Peningkatan kadar dan
tekanan oksigen akan memungkinkan darah untuk membawa lebih banyak
oksigen sehingga perkembangan bakteri bisa diperlambat.

2.5 Pencegahan Gangren


Gangrene dapat dihindari jika ditangani sebelum kerusakan jaringan
terjadi. Beberapa langkah pencegahan yang bisa kita lakukan
adalah:Mengendalikan kondisi penyebab gangrene. Contohnya, menjaga
kesehatan kaki pada pengidap diabetes atau aterosklerosis. Periksakan ke dokter
jika ada luka, infeksi, atau perubahan warna kulit pada kaki anda.Menerapkan
gaya hidup sehat, misalnya dengan menghindari makanan berlemak untuk
mencegah penumpukan lemak dalam pembuluh darah, menurunkan berat badan
hingga angka ideal, serta rutin berolahraga.Berhenti merokok karena merokok
dapat memicu penyumbatan pada arteri.Mencegah infeksi. Rawat dan jaga luka
terbuka agar tetap bersih dan kering hingga sembuh untuk menghindari

6
infeksi.Membatasi konsumsi minuman keras. Batas konsumsi minuman keras
yang dianjurkan dalam sehari adalah 2-2,5 kaleng bir berkadar alkohol 4,7 persen
untuk pria, dan maksimal 2 kaleng bir berkadar alkohol 4,7 persen untuk wanita.

2.6 Cara Merawat Luka Gangren


2.6.1 Persiapan

Persiapan Alat dan Bahan:


a. Pinsetanatomi 1 buahdanpinsetcirurgis 1 buah
b. GuntingArteri 1
c. Cucing
d. Persegisatubuah
e. Komsatubuah
f. Bengkok
g. LarutanNaCl 0,9 %
h. Sarungtangansatupasang
i. Spuit 50 cc
j. Kassa
k. Alkohol 70 %
l. Metronidazole powder
m. Duoderm gel
n. Kaltostat, Aquacel
o. PembalutDuoderm CGF
p. Duoderm Paste
q. Duksteril
2.6.2Persiapan Pasien
Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan dan klien
disiapkan pada posisi yang nyaman.

2.6.3 Cara Perawatan Luka

7
1. Letakkancucing (duabuah), kapas, kassa, pinsetanatomis, gunting di
atasduksteril.
1. Isi cucing dengan kapas dan larutan NaCl
2. Cuci luka dengan cairan NS (NaCl0,9%) sambil digosok secara lembut
dengan tangan yang terbungkus sarung tangan
3. Jika luka berongga gunakan tube (NSV bayi atau folley kateter anak) &
spuit 50 cc
4. Keringkan luka dengan kassa secara lembut (ditutul), jangan digosok.
5. Bersihkan kulit utuh sekeliling lukadengan alkohol 70% (radius 3-5cm
dari tepi luka)
6. Taburi dasar luka dengan metronidazole powder (500 mg) secara merata
untuk mengurang ibau pada luka.
7. Isi rongga luka/dasar luka dengan Duo derm Hydroactive gel sampai 1/2
kedalamanronggaluka
8. CampurkanDuodermHydroactive gel dengan metronidazole powder
(500mg) dalam cucing steril.
9. Isikan kedalam luka sampai terisi ½ kedalaman luka
10. Tutup luka dengan absorbent dressing:
a. Kaltostat
b. Aquacel
11. Masukkan Kaltostat rope / Aquacel (absorbent as primary dressing)
kedalam rongga luka (fill dead space) & di atas luka untuk mengabsorbsi
exudate yang berlebihan.
12. Sisakan 1 cm absorbent daritepironggaluka.
13. Tutup dengan pembalut: Duoderm CGF Extra thin secara tepat untuk
memberikan moist environment. Jangan menarik pembalut.
14. Berikan penekanan ringan secara merata pada pembalut selama 30 detik
agar melekat ratadipermukaan kulit
15. Jika warna dasar luka merah (granulasi) namun masih cekung beri
Duoderm Paste secara merata diatas permukaan luka.
16. Tutup absorbent jika perlu.
17. Tutup dengan Duoderm CGF secara tepat

8
18. Ganti pembalut jika telah jenuh oleh exudate.
19. Jadwal penggantian balutan dapat ditentukan setiap 3 - 7 hari sekali,
tergantung warna dasar lukadan jumlah exudates

2.6.4 Dokumentasi keadaan luka, dan perawatan luka


Sebagai educator bagi pasien, perawat member informasi
tentang pentingnya nutrisi bagi kesembuhan luka dan pemberian terapi
antibiotik.Penderita gangrene disarankan untuk tidak berbaring, dan
menhjaga kesehatan (terutama gula darahnya). Nutrisi yang diberikan
harus sesuai prinsip 3 J (Jumlah kalori, Jadwal diit, dan Jenis
makanan).
Pencegahan jauh lebih disukai dari pada penyembuhan.
Beberapa factor resiko untuk penyakit vaskuler perifer pada pasien
DM tidak dapat diobati, misalnya usia dan lamanya menderita DM,
tetapi banyak factor resiko lain yang dapat ditangani misalnya
merokok, hipertensi, hiperlipidemia, hiperglikemia, danobesitas.
Pendidikan tentang perawatan kaki merupakan kunci mencegah
ulserasi kaki. Perawatan kaki dimulai dengan mencuci kaki dengan
benar, mengeringkan dan menminyakinya (menggunakan lotion),
kemudian inspeksi kaki tiap hari (periksa adanya gejala kemerahan,
lepuh, fisura, kalusatauulserasi), memotong kuku dengan hati-hati.
Pasien disarankan untuk mengenakan sepatu yang pas dan tertutup
pada bagian jari kaki. Perilaku beresiko tinggi harus dihindari,
misalnya :berjalan tanpa alas kaki, menggunakan bantal pemanas pada
kaki, mengenakan sepatu terbuka pada bagian jarinya, memangkas
kalus.

9
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyembuhan luka selalu terjadi melalui tahapan yang berurutan mulai
dari proses inflamasi, proliferasi, pematangan dan penutupan luka. Pada gangren,
tindakan debridement yang baik sangat penting untuk mendapatkan hasil
pengelolaan yang memadai

3.2 Saran
Merawat Luka tersebut agar tidak terkontaminasi. Menghilangkan jaringan
Oleh bakteri dan benda asing yang terkontaminasi sehingga Pasien dilindungi
terhadap kemingkinaninvasi bakteri. Menghilangkan jaringan yang mati dalam
persiapan penyembuhan luka.

10

Anda mungkin juga menyukai