BAB I
POTENSI DAN PERAN SEKTOR PETERNAKAN
Domba Kuda
No Komponen Sapi (%) Ayam (%) Itik (%) Babi (%)
Kambing (%) (%)
1 Protein 17,5 20,2 15,7 16,2 11,9 20,0
2 lemak 22,0 12,6 27,7 30,0 45,0 4,0
3 Mineral 0,9 1,0 0,8 1,0 0,6 1,0
4 Air 60,0 66,0 56,0 52,8 42,0 74,0
Sumber: Norman Potter, 1996, Food Science
Nilai gizi telur sangat baik, memiliki 8 murah, mudah diolah, halal dan enak
asam amino esensial dan terdapat rasanya. Kandungan nutrisi telur
hampir semua vitamin dan mineral yang utama adalah protein, lemak
yang diperlukan tubuh. Proteinnya dan karbohirat. Adapun komposisi
memiliki koefisien cerna yang hampir kandungan nutrisi telur tertera pada
mendekati 100% dan harga relatif tabel 4 di bawah ini.
Ayam Ayam
No Komponen Itik Angsa Merpati Puyuh
Ras Buras
1 Protein 12,7 13,4 13,3 13,9 13,8 13,1
2 lemak 11,3 10,3 13,3 13,3 12,0 11,1
3 Karbohidrat 0,9 0,9 1,5 1,5 0,8 1,0
4 Abu 1,0 1,0 1,1 0,9 0,9 1,1
Sumber : Norman Potter, 1996, Food Science
sangat maju, dimana sebagian besar meningkat dari tahun ke tahun. Pada
produk tersebut diserap oleh akhir tahun 2006 hal tersebut
konsumen dalam negeri, namun ada mencapai 2 juta ton. Jika konsumsi
juga yang diekspor. Salah satu pakan unggas mencapai 7,2 juta ton,
prospek pasar yang menarik dan maka diperlukan jagung sebesar 3,5
perlu dikembangkan adalah industri juta ton.
pakan unggas. Daya saing produk
perunggasan dinilai merupakan Diproyeksikan masing-masing pada
tantangan yang cukup kuat bagi tahun 2010 dan tahun 2020, impor
perkembangan industri perunggasan, jagung dapat mencapai 4 juta ton dan
terlebih jika dikaitkan dengan pasar 8 juta ton jika produksi jagung
global. Komponen terbesar untuk nasional tidak tumbuh. Jagung untuk
memperoleh produk yang berdaya pakan unggas memiliki prospek pasar
saing terletak pada aspek pakan, yang sangat baik, dimana dinyatakan
dimana biaya pakan ini merupakan bahwa jika industri unggas tumbuh
komponen tertinggi dalam komposisi dengan baik, maka kebutuhan akan
biaya produksi industri perunggasan, jagung juga akan terus meningkat.
berkisar antara 70-80 persen. Bukti Pengembangan komoditas jagung
empiris menunjukkan bahwa perlu mendapatkan perhatian baik
lemahnya kinerja penyediaan bahan oleh pemerintah, swasta maupun
baku pakan menjadi salah satu masyarakat petani. Sementara itu
kendala dalam menghasilkan produk Indonesia mempunyai potensi bahan
unggas yang berdayasaing. Apalagi pakan lain yang berasal dari limbah
jika hal ini dikaitkan dengan bahan agroindustri. Kajian awal
baku utama pakan unggas yang menunjukkan bahwa bahan-bahan
sebagian besar terdiri dari jagung, tersebut berpotensi untuk digunakan
dimana impor jagung untuk sebagai salah satu komponen sumber
kebutuhan pakan unggas terus energi ayam dan itik.
Ayam Ayam
No Propinsi Ayam Buras Itik
Petelur Pedaging
1 NAD 98.724 1.072.564 18.907.287 2.929.949
2 Sumut 6.324.502 44.815.977 21.288.892 2.006.772
3 Sumbar 5.721.773 11.750.000 5.954.536 1.141.246
4 Riau 371.501 28.130.958 5.740.575 340.369
5 Jambi 690.396 10.663.869 3.866.417 493.321
6 Sumsel 6.710.000 18.928.000 22.429.000 2.642.000
7 Bengkulu 39.229 1.941.391 2.797.876 180.637
8 Lampung 1.665.844 21.801.577 13.975.844 630.476
9 Dki 0 198.000 51.200 52.300
10 Jabar 12.855.606 453.483.329 33.933.980 5.904.823
11 Jateng 12.660.184 64.650.704 36.031.431 4.949.106
12 DIY 2.494.008 22.020.306 4.604.824 380.802
13 Jatim 25.218.664 170.187.535 39.767.461 2.448.701
14 Bali 4.183.891 6.379.913 4.680.973 739.204
15 NTT 102.302 9.733.330 4.551.516 551.527
16 NTB 89.236 687.500 9.611.467 254.284
17 Kalbar 2.975.590 15.562.300 4.972.400 363.730
18 Kaltim 39.400 3.200.400 6.740.900 231.000
19 Kalsel 1.215.312 20.986.829 9.187.639 3.208.076
20 Kaltim 748.476 26.345.172 2.793.984 194.718
21 Sulut 649.826 1.532.415 1.900.399 72.609
22 Sultengah 378.058 2.850.000 2.128.660 212.353
23 Sulsel 4.126.808 14.042.060 14.965.399 2.559.593
24 Sultenggara 68.300 852.900 8.134.680 283.000
25 Maluku 8.936 95.515 1.905.222 235.973
26 Papua 131.479 820.888 1.550.989 200.580
27 Babel 275.861 9.232.931 1.039.264 40.765
28 Banten 4.728.264 7.639.090 7.909.831 953.217
29 Gorontalo 139.378 537.000 1.093.000 60.439
30 Maluku utara 6.615 88.541 630.215 18.501
31 Kepulauan Riau 238.072 483.680 931.821 65.035
32 Irja barat 47.817 979.238 444.890 26.079
33 Sulbar 473.551 473.551 3.909.345 240.873
Total 7.086.709 95.477.601 972.221.463 298.431.917
Sumber: Statistik Pertanian 2006, Deptan
Lembar Pengayaan
Ayam pelung berasal dari daerah:
a. Cianjur
b. Temanggung
c. Padang