DEHIDRASI
Disusun untuk memenuhi tugas blok Advance Science Midwifery Skills (ASMS)
Disusun Oleh :
Amira Pramesti Rigita Wardani (130104170002)
Nasya Shafira Nurfajrina (130104170003)
Nadia Khansa Fauziyyah (130104170006)
Luciana Anjani (130104170009)
Elliza Widi Lestari (130104170010)
Nusi Ferawati Taofik (130104170011)
Renanda Sherlyna (130104170000)
Aisha Najmun Nissa (130104170000)
Sahira Nur Rizki (130104170027)
Rosnadila Humaira Gunawan (130104170031)
UNIVERSITAS PADJAJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN
SUMEDANG
2018
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Dehidrasi.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segera saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Dehidrasi ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................5
1.1 Latar Belakang...............................................................................................5
BAB II KASUS...............................................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................7
3.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN............................7
3.1.1 Anatomi Sistem Pencernaan.........................................................................7
3.1.2 Fisiologis Sistem Pencernaan.....................................................................19
3.1.3 Diare..............................................................................................................21
3.2 SISTEM EKSKRESI..............................................................................................25
3.2.1 Sistem Urinaria.............................................................................................25
3.2.2 Proses Pembentukan Urine.........................................................................26
3.2.3 Defekasi........................................................................................................27
3.2.4 Hubungan Paru-Paru dengan Pengeluaran Cairan...................................30
3.2.5 Hubungan Kulit dengan Pengeluaran Cairan............................................31
3.3 CAIRAN DAN ELEKTROLIT...........................................................................32
3.3.1 Kebutuhan cairan tubuh manusia...............................................................32
3.3.2 Kandungan cairan tubuh.............................................................................34
3.3.2 Faktor yang mempengaruhi........................................................................35
3.3.4 Jenis cairan...................................................................................................36
3.3.5 Gangguan Atau Masalah Dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan...........36
3.3.6 Jenis cairan elektrolit...................................................................................38
3.3.7 Gangguan atau masalah kebutuhan elektrolit...........................................39
3.3.8 Mekanisme Perpindahan Cairan................................................................41
3.3.9 Macam-macam cairan infus........................................................................42
BAB IV PENUTUP......................................................................................................43
4.1 Simpulan..................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................44
3
PETA KONSEP.............................................................................................................46
BAB I
PENDAHULUAN
4
dan elekrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada didalam larutan.
BAB II
KASUS
Kasus 1
5
Ny. Hidra usia 25 tahun, datang ke ruang IGD Puskesmas diantar oleh
suaminya dengan keluhan utama diare, dengan BAB cair dan sering sejak 3 hari
yang lalu. Dia mengalami penurunan nafsu makan tetapi masih mau minum. Ibu
mengatakan bahwa dirinya belum meminu obat apapun selama gejala penyakitnya
muncul.
Kasus 2
Kasus 3
6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.1.1 Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya
makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala
dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan
lengkap yang berakhir dianus. Mulut merupakan jalan masuk untuk
sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput
lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di
permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis,
asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di
hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan
dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh
gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang
lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus
bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim
7
pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung
antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan
menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara
sadar dan berlanjut secara otomatis.
8
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu
kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan
merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak
bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya
dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang
belakang.Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung,
dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak
berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang
yang disebut ismus fausium Tekak terdiri dari; Bagian superior
=bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media = bagian
yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang
sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut nasofaring,
pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan
ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini
berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring
gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.
9
Gambar 3.4 Kerongkongan
3.1.1.4 Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan
manusiadan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya
berhubungan dengan pencernaan. Hati terletak di bawah diafragma.
Hati dibagi menjadi 2 lobusutama yaitu lobus kanan dan lobus kiri.
Hati dihubungkan oleh rangkaian duktus. Bermula dari duktus
hepatikus kanan dan kiri, lalu bergabung menjadi satu pada duktus
hepatikus utama. Duktus hepatikus utama bergabung dengan
duktus kistikus dari kandung empedu, keduanyamembentuk duktus
empedu. Duktus empedu menuju duodenum danbermuara di
ampula hepatopankreatikus bersama-sama dengan duktus
pankreatikus.
10
Gambar 3.5 Hati
11
Gambar 3.6 Kandung Empedu
3.1.1.6 Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk
seperti kandang keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu
Kardia. Fundus. Antrum. Makanan masuk ke dalam lambung dari
kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa
membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan
enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat
penting :
a.Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam
lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa
menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya
tukak lambung.
b.Asamklorida(HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang
diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung
yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi
12
dengan cara membunuh berbagai bakteri.
3.1.1.7 Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang
memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan
serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak
pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan
duodenum (usus dua belas jari).Pankreas terdiri dari 2 jaringan
dasar yaitu, asini yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan,
pulau pankreas menghasilkan hormon. Pankreas melepaskan enzim
pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam
darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna
protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein
ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan
dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah
mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah
besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum
dengan cara menetralkan asam lambung.
13
Gambar 3.8 Pankreas
14
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari
usus halus yang terletak setelah lambung dan
menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).Bagian usus
dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus,
dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir
diligamentumTreitz.Usus dua belas jari merupakan organ
retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh
selaput peritoneum.pH usus dua belas jari yang normal
berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung
empedu.Nama duodenum berasal dari bahasa Latin
duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.Lambung
melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus
halus.Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter
pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus.
Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada
lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
15
goblet dan plak Peyeri.Sedikit sulit untuk membedakan
usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
c.) Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir
dari. usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ini
memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus
buntu.Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit
basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-
garam empedu.
16
Gambar 3.10 Usus Besar
17
umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di
pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di
peritoneum.Banyak orang percaya umbai cacing tidak
berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang lain
percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem
limfatik. Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai
appendektomi
18
penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang
dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB),
yang merupakan fungsi utama anus.[1]
19
menelan lebih mudah sebab mengandung banyak air yang berfungsi
sebagai pelumas.[2]
20
memperluas permukaan usus sehingga proses terjadinya penyerapan
zat makanan akan lebih sempurna. Zat makanan yang diserap berupa
glukosa, asam amino, vitamin, mineral dan air akan diangkut menuju
hati melalui pembuluh darah (vena porta) lalu diedarkan ke seluruh
tubuh. Sebaliknya, zat makanan berupa asam lemak dan gliserol yang
terdiri dari molekul lebih besar, akan diangkut melalui pembuluh kil,
yaitu pembuluh getah bening atau limfe.
3.1.3 Diare
a. Diare Akut
Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari ( umumnya kurang
selama 7 hari ) akibat dari diare akut adalah dehidrasi.
Sedangkan dehidrasi menjadi penyebab utama dehidrasi.
21
b. Disentri
c. Diare paristen
Diare paristen adalah diare yang berlangsung lebih dari 14
hari, akibat dari paristen adalah penurunan berat badan dan
biasanya pertama tama tinja cair kemudian berdarah setelah 1-
2 hari.
3.1.3.4 Oralit
Oralit adalah campuran garam elektrolit, seperti NaCl,
kalium klorida (KCL), dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa
anhidrat. Adapun manfaat dari oralit yaitu untuk mengganti cairan
tubuh yang terbuang saat diare. Walaupun air sangat penting untuk
mencegah dehidrasi, air minum tidak mengandung garam elektrolit
yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit
dalam tubuh sehingga lebih diutamakan oralit. Campuran glukosa
dan garam yang terkandung dalam oralit dapat diserap dengan baik
oleh usus penderita diare.
22
3.1.3.5 Penanganan Untuk Diare
1. Diare ringan-sedang
Tatalaksana :
23
Jika anak masih mengalami dehidrasi ringan/sedang, ulangi
pengobatan untuk 3 jam berikutnya dengan larutan oralit dan
mulai beri anak makanan, susu atau jus.
2. Diare akut
Dehidrasi berat.
Dehidrasi
Tanda dehidrasi
Tanpa setidaknya 2 tanda
Diagnosis sedang disertai
dehidrasi termasuk satu tanda
setidaknya satu
yang ada
tanda
Terapi Mencegah Rehidrasi dengan Rehidrasi
dehidrasi larutan rehidrasi dengan larutan
24
intravena dan
oral, kecuali bila
larutan rehidrasi
tidak bisa minum
oral
Penilaian Penilaian
Penilaian kembali
kembali secara kembali lebih
lebih rutin
periodik rutin
b. Antibiotik
25
1. Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine
26
Urine
(1,5L/24
Arteri Renalis
Afferent
Arteriole
Terbentuk filtrat
glomerulus (170L/24
Jam) Glomerulus
Komposisi : Sel-sel
darah dan protein
Terjadi proses
Tubulus sekresi dan
Renalis reabsorbsi air dan
elektrolit.
3.2.3 Defekasi
27
kemudian dengan adanya tekanan yang dilakukan
oleh otot-otot abdomen mengakibatkan masa feses
terdorong keluar dari anus.[8]
28
Tonus perut, otot pelvik, dan diafragma berperan penting
dalam membantu proses defekasi. Aktifitasnya berperan
dalam peristaltik saluran pencernaan.
7. Anastesi dan Pembedahan
Pembedahan dapat mempengaruhi gerakan peristaltik
saluran pencernaan. Hal tersebut merupakan efek dari
anastesi sebelum pembedahan.
8. Obat-obatan
Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat
berpengaruh pada proses eliminasi. Ada yang dapat
menghambat pengeluaran feses, ada juga yang melunakan
feses, sehingga terkadang menyebabkan diare.[9]
3. Untuk warna feses yang normal saat buang air besar adalah
berwarna kuning cokelat/ cokelat muda/ cokelat tua. Warna
tinja yang dibiarkan pada udara menjadi lebih tua karena
terbentuknya lebih banyak urobilin dari urobilinogen yang
dieksresikan lewat usus. Selain urobilin yang normal ada,
warna tinja dipengaruhi oleh jenis makanan, kelainan dalam
saluran cerna, dan oleh obat-obat yang diberikan.
29
4. Untuk bau feses yang normal saat buang air besar adalah
sama dengan bau kentut. Bau khas dari feses disebabkan
oleh aktivitas bakteri. Bakteri menghasilkan senyawa
seperti indol, skatol, dan thiol (senyawa yang mengandung
belerang) dan juga gas hidrogen sulfide. Bau busuk
disebabkan proses pembusukan protein yang tidak dicerna
oleh bakteri, bau asam menunjukkan pembentukan gas dan
fermentasi karbohidrat yang tidak dicerna atau diabsorbsi
sempurna/lemak yang tidak diabsorbsi.
1. Konstipasi
Konstipasi merupakan keadaan individu yang
mengalami atau berisiko tinggi mengalami
stasis usus besar sehingga menimbulkan
eliminasi yang jarang atau keras serta tinja
yang keluar jadi terlalu kering dan keras.
Tanda klinis:
a. Adanyafesesyangkeras
Penanganan :
30
c. Peningkatan aktifitas fisik, seperti: olahraga
2. Diare
Diare merupakan keadaan individu yang
mengalami atau berisiko sering mengalami
pengeluaran feses dalam bentuk cair. Diare
sering disertai kejang usus, mungkin ada rasa
mual dan muntah.
Tanda klinis:
c. Nyeri/keram abdomen
Penanganan :
a. Mengkonsumsi cairan/elektrolit
31
pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik dengan kemampuan
mengendalikan arteriola kutan dengan cara vasodilatasi dan
vasokonstriksi. Banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah
dalam kulit memengaruhi jumlah keringat yang dikeluarkan. Proses
pelepasan panas kemudian dapat dilakukan dengan cara penguapan.
1. Warna
Warna kulit antara satu orang dengan orang yang lain memiliki variasi
yang berbeda tergantung dari ras masing-masing daerah. Warnanya
bisa bervariasi dari merah hingga hitam.
2. Tekstur Kulit
3. Suhu
Suhu normal tubuh manusia umumnya hangat atau 36,5° sampai 37,5°,
tetapi pada konsisi tertentu suhu tubuh bisa berubah.
32
4. Kelembaban
5. Bau
33
ekstraseluler mengisi 20% dari berat tubuh atau memenuhi
sepertiga dari jumlah cairan total tubuh. Cairan ekstraseluler terdiri
dari cairan plasma dan cairan interstisial. Cairan plasma mengisi
seperempat dari volume cairan ekstraseluler dan sisanya adlah
cairan interstisial.
34
3.3.2 Kandungan cairan tubuh
Semua cairan tubuh adalah air larutan (pelarut) dan substansi
terlarut.
2. Substansi terlarut
a. Elektrolit
b. Non elektrolit
35
Substansi seperti glukosa dan urea yang tidak berdisosiasi
dalam larutran dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100
ml-mg/dl). Non elektrolit lainnya yang secara klinis penting
mencakup kreatinin dan biliruibin.[14]
36
protein lebih besar, sehingga membentuk larutan koloid dan sulit
menembus membrane semi permiabel.
Tekanan hidrostatik adalah kemampuan tiap molekul larutan
yang bergerak dalam ruangan tertutup. Hal ini penting untuk
pengaturan keseimbangan cairan ekstra dan intrasel.
1. Cairan Intraseluler
2. Cairan ekstraselular
37
menerima garam, makanan serta oksigen dan melepaskan
semua hasil buangannya ke dalam cairan itu juga.
3. Plasma darah
a. Dehidrasi berat
38
2) Serum natrium 159-166 mEq/L
3) Hipotensi
5) Oliguria
b. Dehidrasi sedang
3) Mata cekung
c. Dehidrasi ringan
1) Keringat berlebihan
39
4) Luka bakar, pengeluaran cairan yang berlebihan melalui
kulit.
40
2. Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas : Na+, K+, Mg2+, Cl-, Ca2+,
dan HCO3-
3. Cairan Buffer’s, terdiri atas : Na+, K+, Mg2+, Cl-, dan HCO3-.
2. Hipernatemia
3. Hipokalemia
41
tekanan darah, tidak nafsu makan dan muntah-muntah, perutnya
kembung, lemah dan lunaknya otot, denyut jantung nya tidak
beraturan (aritmia), penurunan bising usus, serta kadar kalium
plsmanya menurun hingga kurang dari 3,4mEq/L.
4. Hiperkalemia
42
dalam darah. Sedangkan hiperkloremia merupakan kelebihan
kadar klorida dalam darah. Kadar klorida yang normal dalam
darah orang dewasa adalah 95-108 mEq/L.
1. Difusi
Difusi merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam cairan,
gas, atau zat padat secara bebas atau acak. Proses difusi dapat
terjadi bila dua zat bercampur dalam sel membran. Dalam tubuh,
proses difusi air, elektrolit, dan zat-zat lain terjadi melalui membran
kapiler yang permiabel. Kecepatan proses difusi bervariasi
bergatung pada faktor ukuran molekul, konsentrasi cairan dan
temperatur cairan.
Zat dengan molekul yang besar akan bergerak lambat dibanding
molekul kecil. Molekul akan lebih mudah berpindah dari larutan
konsentrasi tinggi ke larutan berkonsentrasi rendah. Larutan dengan
konsentrasi tinggi akan mempercepat molekul sehingga proses
difusi berjalan lancar.
3. Osmosis
Osmosis adalah perpindahan pelarut (misalnya air) melalui
membran selektif permeabel dari konsentrasi pelarut yang tinggi
(hipotonik) menuju konsentrasi pelarut yang rendah (hipertonik).
Membran selektif permeabel akan membiarkan air keluar dan
43
masuk membran dengan bebas, namun membatasi masuknya zat
yang larut didalamnya.
4. Transpor Aktif
Transpor aktif memerlukan energi untuk membawa molekul dari
satu sisi membran lainnya. Transpor aktif juga memerlukan protein
membran yang berperan sebagai pembawa atau “kendaraan” untuk
melewati membran. Transpor aktif terjadi dengan cara membawa
molekul melawan gradien konsentrasi. Artinya, transpor molekul
terjadi dari konsentrasi rendah ke konsentrasi lebih tinggi. [11]
b. Ringer Laktat
2. Hipotonik
b. NaCl 0,45%
c. NaCl 0,2%
3. Hipertonik
44
b. Dextrose 5% dalam NaCl 0,45% (hanya sedikit hipertonis
karena dextrose dengan cepat di metabolisme dan hanya
sementara mempengaruhi tekanan osmotik)
e. NaCl 3% dan 5%
f. Larutan hiperalimentasi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Kebutuhan cairan tubuh dan elektrolit normal adalah akibat dari
keseimbangan dinamis antara makanan dan minuman yang masuk dengan
keseimbangan yang melibatkan sejumlah besar sistem organ. Cairan tubuh
dan elektrolit yang dikonsumsi lebih banyak maka cairan yang dikeluarkan
juga lebih banyak. Adapun faktor-faktor yng mempengruhi kebutuhan
cairan dan elektrolit dalam tubuh ada, yaitu: usia, aktivitas, iklim, diet,
stress, penyakit, pembedahan, pengobatan, dll.
45
kesehatan dapat memberikan konseling kepada semua klien dengan cara
memberikan asuhan tentang nutrisi, gizi, dan hidrasi yang harus dipenuhi
setiap harinya bagi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ethel Sloane. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Edisi ke-1. Jakarta:
EGC; 2004.
46
Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut
Pertanian Bogor, Bogor 16680; 2014.
47
PETA KONSEP
Diare
48
1. KU lemas 1. Mata cekung
2. TD rendahKetidakseimbangan cairan dan 2. Mulut mukosa kering
Oralit3. Nadi cepat Asuhan
elektrolit Kebidanan
dalam tubuh
Dehidrasi
Infus Konseling
3. Turgor kurang baik