Anda di halaman 1dari 11

ISSN : 2407 – 1846

ARS - 014 e-ISSN : 2460 – 8416


Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

KAJIAN PRINSIP UNIVERSAL DESIGN YANG MENGAKOMODASI


AKSESIBILITAS DIFABEL
STUDI KASUS TAMAN MENTENG

Fika Masruroh1*, Ir.Lily Mauliani2, M.Si, IAI3, Anisa, ST, MT4


Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat 10510
*
fika.masruroh@yahoo.com

ABSTRAK
Difabel masih dinomorduakan dalam hal pemenuhan kebutuhan aksesibilitas baik di dalam
bangunan maupun di luar bangunan. Banyak fasilitas umum yang hanya sedikit menyediakan akses
dan fasilitas sesuai dengan kemampuan khusus mereka. Bahkan ruang terbuka hijau berupa taman
kotapun masih belum ramah terhadap keberadaan para difabel. Padahal taman kota menurut Undang-
Undang Penataan Ruang no. 24 tahun 1992 merupakan tempat yang cukup penting yaitu sebagai
tempat bermain aktif untuk anak-anak dan dewasa, tempat bersantai pasif untuk orang dewasa, dan
bahkan sebagai areal konservasi lingkungan hijau. Penelitian ini bertujuan menganalisa bagaimana
implementasi 7 Prinsip Universal Design pada Taman Menteng.

Kata kunci : Aksesibilitas, Difabel, Taman Menteng.

ABSTRACT
Disabled people always become a second priority in providing the need of accessibility
either within buildings or outside buildings (open spaces and public spaces). There are many public
facilities which are only few of them providing special access and facilities for disabled people
(difable). Even, parks and green open spaces within city mostly are not user friendly for difable,
though city parks as an important place to do activities such as sport and playing, passive place for
relaxation, and as a conservation area for green environment, should provide facilities which are user
friendly for children and adult (UU Penataan Ruang No. 24 tahun 1992).This research is aimed to
analyse how to implement the seven principle of universal design at Taman Menteng.

Keywords: accessibility,difable, Taman Menteng.

PENDAHULUAN kemampuan khususnya masih belum


Sebagai manusia normal kita semua diakomodasi. Dalam hal aksesibilitas,
ingin menjalani hidup dan berkegiatan sehari- ketersediaan sarana dan prasarana ramah
hari dengan mudah dan lancar. Keterbatasan difabel saat ini masih sangat terbatas di
fisik seseorang seringkali menjadikan kegiatan Indonesia pada umumnya dan Jakarta
sehari-hari tidak bisa berlangsung dengan khususnya.
normal dan lancar. Lancarnya kegiatan sehari- Padahal banyak difabel yang memiliki
hari saudara-saudara kita yang memiliki kemampuan yang setara bahkan lebih dari
keterbatasan fisik tentu perlu ditunjang dengan manusia normal. Namun mereka semua harus
tersedianya aksesibilitas yang mengakomodasi menyerah hanya beraktifitas di dalam rumah,
kemampuan mereka. tidak leluasa beraktifitas seperti manusia
Selama ini saudara-saudara kita yang normal karena keadaan di sekeliling mereka
berkemampuan khusus atau difabel masih yang hanya sedikit menyediakan akses dan
dianggap sebagai warga kelas dua yang

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 1


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 014 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

fasilitas sesuai dengan kemampuan khusus keprihatinan tersendiri mengingat Jakarta


mereka. merupakan ibukota negara Republik Indonesia
Hak aksesibilitas bagi difabel sudah yang mau tidak mau akan dibandingkan dengan
diatur dalam berbagai peraturan mulai dari kota-kota besar di mancanegara.
peraturan di pemerintah pusat berupa undang- Berdasarkan penelusuran data primer
undang, peraturan pemerintah, hingga dan data sekunder, penulis menilai ada
peraturan menteri pekerjaan umum maupun beberapa taman di Jakarta yang sudah cukup
peraturan daerah. Namun belum ada peraturan mengakomodasi aksesibilitas difabel
yang secara khusus memuat pedoman tentang diantaranya Taman Menteng. Taman tersebut
aksesibilitas di ruang terbuka. Ada satu dipandang sudah memiliki fasilitas yang
peraturan menteri pekerjaan umum yakni yang aksesibel bagi difabel walaupun akses tersebut
disusun tahun 2006 yang memuat pedoman masih tergolong standar yaitu berupa fasilitas
teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan ramp.
gedung dan lingkungan namun pedoman ini Rumusan masalah untuk penelitian ini
belum membahas secara terperinci fasilitas adalah bagaimana implementasi 7 Prinsip
aksesibilitas di ruang terbuka. Universal Design pada Taman Menteng.
Aksesibilitas difabel yang dijanjikan
pemerintah dalam UU No 4 th 1997 pada DIFABEL DAN DISABLE
prakteknya tetap saja belum mempermudah Menurut Undang-undang Republik
akses pergerakan mereka. Beberapa sarana Indonesia no 4 tahun 1997 tentang penyandang
umum yang dibangun dengan cacat, penyandang cacat adalah setiap orang
mempertimbangkan difabel bahkan pada yang mempunyai kelainan fisik dan/atau
pelaksanaannya masih saja menyulitkan mental, yang dapat mengganggu atau
mereka. Ruang terbuka hijaupun bahkan masih merupakan rintangan dan hambatan baginya
belum ramah terhadap keberadaan para difabel. untuk melakukan secara selayaknya.
Menurut Undang-Undang Penataan Menurut Dra. Hj. Kurniasih Mufidayati,
Ruang no. 24 tahun 1992 yang dimaksud MSi Anggota DPRD DKI Jakarta konotasi arti
dengan ruang terbuka (open spaces) adalah kata penyandang cacat yang kurang baik
ruang yang berfungsi sebagai wadah menimbulkan pemikiran untuk memperhalus
(container) untuk kehidupan manusia, baik istilah penyandang cacat sehingga muncul
secara individu maupun berkelompok, serta istilah disabel atau disabilitas yang berasal dari
wadah makhluk lainnya untuk hidup dan kata dalam bahasa Inggris disability people
berkembang secara berkelanjutan. Selain itu yang memiliki arti orang yang tidak
ruang terbuka hijau juga merupakan suatu berkemampuan untuk melakukan suatu
wadah yang menampung aktivitas manusia kegiatan. Lalu muncul pula istilah difabel yang
dalam suatu lingkungan yang tidak mempunyai merupakan peng-Indonesia-an kata diffable
penutup dalam bentuk fisik yang berfungsi yang merupakan singkatan dari differently-
antara lain sebagai tempat bermain aktif untuk abled yang berarti perbedaan kemampuan.
anak-anak dan dewasa, tempat bersantai pasif Menurut Bahrul Fuad, koordinator
untuk orang dewasa, dan sebagai areal CONFIDENT (Center on Difabel Community
konservasi lingkungan hijau. Bentuk ruang Development and Empowerment) Surabaya,
terbuka berdasarkan fungsinya sebagai ruang istilah difabel pertama kali muncul tahun 1996,
terbuka hijau yaitu dalam bentuk taman, yang tercipta hasil dari obrolan santai dua
lapangan atletik dan taman bermain. orang aktivis gerakan sosial Mansour Fakih
Melihat pengertian serta fungsi taman (INSIST Jogja) dan Setya Adi Purwanta (Dria
yang penting maka keberadaan taman di kota- Manunggal-Jogja) dan mulai tahun 1998
kota besar mutlak diperlukan. Namun berkembang. Kemudian kata difabel
jangankan taman ramah difabel, taman umum disebarluaskan dan diakui oleh para aktivis
untuk manusia normalpun jarang ditemui di gerakan difabel pada tahun 1998. Saat itu para
Jakarta. Keberadaan taman ramah difabel di aktivis gerakan difabel melakukan Sarasehan
Jakarta yang sedikit jumlahnya bahkan bisa Nasional untuk menggagas Format Baru
dikatakan hampir tidak ada menjadi

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 2


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 014 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

Gerakan Difabel di Hotel Sargede Jogjakarta 2. Fleksibilitas dalam Penggunaan


tahun 1998. (Flexibility in Use)
Difabel bukan hanya merupakan Definisi : desain mengakomodasi semua jenis
penyandang cacat sejak lahir melainkan juga pengguna dan berbagai kemampuan individu.
korban bencana alam atau perang yang Pedoman :
mendapatkan kecacatan dalam perjalanan a. Desain harus memperbolehkan setiap orang
hidupnya maupun para penderita penyakit yang untuk menggunakannya lebih dari satu
mengalami gangguan melakukan aktivitas ketentuan
secara selayaknya baik gangguan fisik maupun b. Desain harus mengakomodasi baik
mental. pengguna tangan kanan maupun kidal.
Beberapa jenis gangguan yang c. Desain juga harus mempunyai fleksibilitas
menyebabkan tergolongnya seseorang menjadi untuk digunakan meskipun pengguna
difabel adalah sebagai berikut : (1) Tuna netra memakai cara yang tidak konvensional atau
(buta); (2) Tuna daksa (cacat tubuh); (3) Tuna tidak terduga.
rungu (tuli); (4) Tuna wicara (bisu) dan (5)
Tuna grahita (cacat mental) 3. Desain yang sederhana dan Mudah
Digunakan (Simple and Intuitive Use)
PRINSIP UNIVERSAL DESIGN Definisi : penggunaan desain mudah
Prinsip Desain Universal dikembangkan dimengerti, ditinjau dari segi pengalaman dan
pada tahun 1997 oleh sebuah kelompok kerja kemampuan pengguna. Pedoman :
yang terdiri dari arsitek, desainer produk, a. Desain dibuat mudah dimengerti
insinyur dan peneliti desain lingkungan, yang b. Desain disesuaikan dengan kemampuan
dipimpin oleh Ronald Mace dari North dasar pengguna dan intuisi dasar semua
Carolina State University. Tujuan dari prinsip kemampuan pengguna.
ini adalah untuk memandu desain lingkungan, c. Mengakomodasi berbagai jenis huruf
produk dan komunikasi. Menurut Center for khusus dan kemampuan berbahasa.
Universal Design di NCSU, prinsip universal d. Perletakkan informasi penting ditempat-
design dapat diterapkan untuk mengevaluasi tempat strategis
desain yang ada, membimbing proses desain e. Mengadakan evaluasi setelah dilakukannya
dan mendidik desainer dan konsumen tentang proses desain.
karakteristik produk yang lebih bermanfaat dan
lingkungan. Prinsip- prinsip utama universal 4. Informasi yang memadai (Perceptible
desain, yaitu : Information)
Definisi : produk desain dilengkapi informasi
1. Dapat digunakan oleh setiap orang pendukung yang penting untuk pengguna
(Equitable Use) dimana informasi yang diberikan disesuaikan
Definisi : desainnya berguna dan dapat dengan kemampuan pengguna. Pedoman :
dipasarkan kepada orang-orang dengan a. Penggunaan jenis marka yang berbeda
beragam kemampuan. Pedoman : (gambar, tulisan, tekstur) untuk
a. Menyediakan sarana yang sama digunakan menunjukan informasi penting secara jelas.
untuk semua pengguna, identik bila b. Memberikan perbedaan yang cukup
memungkinkan, atau paling tidak setara. kontras antara informasi penting dengan
b. Desain tidak boleh mengedepankan sekitarnya.
maksud untuk mengisolasi atau c. Memastikan agar informasi penting mudah
menstigmasi sekelompok pengguna dimengerti, mudah terbaca dan
manapun atau memebrikan hak istimewa memberikan petunjuk atau arah dengan
kepada sebuah grup jelas mudah sesuai dengan kemampuan
c. Ketentuan untuk privasi, keamanan, dan pengguna yang berbeda-beda
keselamatan harus tersedia bagi semua d. Membedakan elemen dalam cara-cara yang
pengguna. dapat digambarkan (yaitu, membuatnya
d. Membuat desain menarik bagi semua mudah).
pengguna.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 3


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 014 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

e. Menyediakan berbagai teknik atau alat dan METODOLOGI PENELITIAN


bentuk informasi penting agar mudah
digunakan dan dimengerti oleh pengguna Metode penelitian yang dipakai dalam
dengan keterbatasan sensorik. penelitian ini adalah penelitian yang bersifat
kualitatif deskriptif. Menurut Maman (2002; 3)
5. Toleransi Kesalahan (Tolerance for penelitian deskriptif berusaha menggambarkan
Error) suatu gejala sosial. Dengan kata lain penelitian
Definisi : meminimalisasi bahaya dan ini bertujuan untuk menggambarkan sifat
konsekuensi yang merugikan dari tindakan sesuatu yang tengah berlangsung pada saat
disengaja atau tidak disengaja. Pedoman : studi.
a. Pengaturan elemen untuk meminimalkan
bahaya dan kesalahan mulai dari elemen Metode pengumpulan data yang digunakan
yang paling sering digunakan, yang paling adalah
mudah diakses, unsur berbahaya 1. Studi literatur, berupa kegiatan
dihilangkan, terisolasi, atau terlindung. pengumpulan informasi / data mengenai
b. Menyediakan tanda peringatan bahaya taman yang aksesibel terhadap penyandang
yang aman. difabel yang menjadi topik bahasan, baik
c. Menyediakan tanda yang aman apabila ada mengenai sejarah, foto / gambar dan aspek-
fitur yang gagal. aspek lainnya.
d. Mencegah hilangnya kewaspadaan dalam 2. Survei lapangan atau observasi, dilakukan
setiap tindakan secara sadar. setelah mendapatkan beberapa data
mengenai topik bahasan untuk
6. Upaya Fisik Rendah (Low Physical mencocokkan data yang didapat dengan
Effort) keadaan di lapangan. Selain itu dapat
Definisi : desain dapat digunakan secara efisien dilakukan pengukuran pada hal-hal yang
dan nyaman dan dengan minimalisasi resiko bersifat kuantitatif.
kecelakaan. Pedoman : 3. Wawancara. Melakukan wawancara kepada
a. Desain dapat digunakan dalam posisi tubuh narasumber yang terkait langsung dengan
normal. permasalahan yang terjadi. Hal ini bertujuan
b. Desain digunakan dengan cara yang biasa untuk mengetahui kenyamanan dan
c. Desain dapat digunakan dengan mudah dan keamanan aksesibilitas yang ada pada studi
dalam sekali gerakan tanpa perlu berulang- kasus menurut pandangan dan pendapat
ulang. mereka yang bersangkutan.
Setelah pengumpulan kemudian data-
7. Ukuran dan Ruang untuk Pendekatan data itu dipilah antara data-data yang berkaitan
dan Penggunaan (Size and Space for dengan bahasan dan tujuan penelitian dengan
Approach and Use) data yang sama sekali tidak menunjang
Definisi : Penggunaan ukuran ruang dalam maksud dan tujuan penelitian
desain yaitu dengan melakukan pendekatan Dalam analisa dan penilaian dipilih 4
melalui postur, ukuran dan pergerakan klasifikasi difabel yaitu tunanetra, tunarungu,
pengguna. Pedoman : tunadaksa pengguna kruk dan tunadaksa kursi
a. Memberikan bentuk dan batas yang tegas roda. Tidak dipilihnya tunawicara dan
serta jelas di setiap desain tunagrahita sebagai variabel penelitian
b. Membuat semua komponen yang nyaman berdasarkan pertimbangan bahwa kebanyakan
untuk setiap pengguna duduk atau berdiri. cacat tunawicara juga disandang oleh
c. Mengakomodasi variasi ukuran tangan dan tunarungu sehingga antara tunarungu dengan
ukuran grip. tunawicara dianggap sama dan difabel
d. Memperhatikan kebutuhan minimum tunagrahita kebanyakan tidak berkegiatan
standar ruang. diluar ruangan dengan alasan keamanan
difabel tersebut.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 4


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 014 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

HASIL DAN PEMBAHASAN cukup nyaman digunakan baik untuk


tunadaksa pengguna kursi roda maupun
Pintu Masuk tunadaksa pengguna kruk. Sayangnya karena
Pengunjung yang akan memasuki taman jarang dipakai oleh difabel maka ramp ini
ini bisa melalui 3 sisi taman yang terbuka yaitu lebih banyak dipakai oleh pengendara sepeda
melalui sisi jalan Sidoarjo, sisi Jalan Prof yang masuk ke area taman dan sebagai tempat
Moh.Yamin, sisi Jalan H.O.S. Cokroaminoto. duduk-duduk pengunjung.
Di area pintu masuk di sisi jalan Di area pintu masuk serta sirkulasi
Sidoarjo berbatasan langsung dengan Taman manusia di sisi jalan Prof Moh.Yamin juga
Kodok. Pintu masuk area ini diberi barrier diberi barrier untuk mencegah pengendara
berupa tonggak setinggi 90 cm dengan jarak motor naik ke taman namun pada praktiknya
antar tonggak 50 cm untuk mencegah motor tetap saja bisa naik ke taman untuk
pengendara motor naik ke taman. parkir di jalur pedestrian.
Keberadaan tonggak penghalang Di pintu masuk ini terdapat pula
kendaraan motor ternyata juga menghalangi tonggak yang ternyata juga menghalangi
tunadaksa pengguna kursi roda untuk masuk tunadaksa pengguna kursi roda untuk masuk
ke dalam taman sehingga tunadaksa pengguna ke dalam taman sehingga tunadaksa pengguna
kursi roda tidak mungkin masuk ke taman kursi roda tidak mungkin masuk ke taman
melalui pintu ini. Namun tunadaksa pengguna melalui pintu ini. Namun tonggak ini bisa
kruk dan tunanetra justru agak terbantu dengan berfungsi sebagai pegangan rambat dan
adanya tonggak karena bisa berfungsi sebagai penanda pintu masuk bagi tunadaksa pengguna
pegangan rambat. kruk dan tunanetra.

Gambar 3. Pintu masuk di Jalan Prof Moh.Yamin


Gambar 1. Area masuk di Jalan Sidoarjo dan sebagai sirkulasi pejalan kaki
Aksesibilitas Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013.
Tunadaksa pengguna kursi roda
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013

Gambar 2. Ramp untuk difabel Gambar 4. Ramp di Pintu masuk di Jalan Prof
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013 Moh.Yamin
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013.
Selain itu di area ini juga telah
dilengkapi ramp untuk difabel dan tangga Di sisi jalan Prof Moh.Yamin untuk
untuk manusia normal. Ramp dengan ukuran pengunjung normal disediakan tangga dan
lebar ramp ± 150 cm dan panjang ± 5 meter untuk pengunjung difabel disediakan ramp.
dan kemiringan ± 10º. Walaupun ukuran ramp Ramp dengan ukuran lebar ± 150 cm dan
yang ada di taman ini tidak sesuai dengan panjang ± 5 meter serta kemiringan 10 º.
persyaratan ramp bagi difabel, namun ramp ini Namun sayangnya ramp ini tidak terawat

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 5


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 014 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

karena ada retak yang besar, pada keramik tengah jalur pedestrian terdapat air mancur
pelapis batas ramp banyak yang rusak besar.
sehingga berbahaya bagi difabel yang akan
melalui ramp serta di penghujung ramp
dijadikan parkir motor mungkin karena jarang
difabel yang menggunakan ramp di taman ini.
Sedangkan tangga bagi tunadaksa
pengguna kruk sudah cukup nyaman karena
ketinggian antar tangga 10 cm yang nyaman.
Tetapi bagi difabel tunanetra harus berhati-hati
ntuk menggunakan tangga karena tidak Gambar 6. Pedestrian utama yang membelah
tersedianya pegangan rambat dan jalur taman
pemandu. Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013.
Area pintu masuk di sisi jalan H.O.S
Cokroaminoto terdapat plaza dengan air Di jalur pedestrian utama ini tunadaksa
mancur besar sebagai point of interest. Di sisi pengguna kursi roda bisa dengan nyaman
jalan H.O.S Cokroaminoto untuk pengunjung berkegiatan karena luasnya jalur pedestrian
normal disediakan tangga dan untuk begitu juga dengan tunadaksa pengguna kruk.
pengunjung difabel disediakan ramp. Ramp Tapi bagi tunanetra agak kesulitan untuk
dengan ukuran lebar 150 cm dan panjang 3 menggunakan fasilitas ini karena tidak
meter dan kemiringan 5º. Diantara ramp di tersedianya jalur pemandu.
kedua area masuk taman lainnya hanya ramp
ini yang berukuran pendek. Dari ramp ataupun b. Jalur pedestrian di taman
tangga pengunjung akan disambut pedestrian
besar.

Gambar 5. Pintu / Area masuk dan ramp di Gambar 7. Jalur pedestrian di Taman Menteng
Jalan H.O.S Cokroaminoto sekaligus sebagai Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013.
sirkulasi pejalan kaki
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013. Jaringan jalur pedestrian di Taman
Menteng menyebar dari jalur pedestrian utama
Jalur Pedestrian dengan 2 buah plaza, pohon rindang sebagai
Bentuk jalur pedestrian di dalam point of interest di masing-masing plaza.
Taman Menteng menggunakan bentuk Ukuran pedestrian yang ada di Taman
diagonal dengan jalur utama pedestrian Menteng rata-rata lebarnya ± 150 cm
membelah taman lalu menyebar ke penjuru Secara umum jalur pedestrian di
taman. Selain menyebar di dalam taman, di Taman Menteng ini sudah cukup nyaman
sekeliling taman juga disediakan jalur digunakan bagi difabel tunadaksa pengguna
pedestrian. kursi roda dan tunadaksa pengguna kruk
namun bagi difabel tunanetra agak kesulitan
a. Jalur pedestrian Utama Taman menggunakan failitas ini karena tidak adanya
Pola jalur pedestrian di Taman Menteng jalur pemandu.
ini menggunakan pola jalur pedestrian utama
yang membentang dari barat laut – tenggara c. Jalur pedestrian di sisi jalan H.O.S
dengan di ujung barat laut dan ujung tenggara Cokroaminoto
terdapat air mancur kecil sedangkan di tengah-

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 6


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 014 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

Jalur pedestrian di sisi jalan H.O.S yang ada di taman-taman di Jakarta. Tanaman
Cokroaminoto memiliki bentuk dan ketinggian berbunga seperti heliconia, jenis keladi-
yang cukup baik karena jalur pedestrian ini keladian, mandevilla masih menjadi jenis yang
lebar dan memiliki perbedaan ketinggian 5 cm. favorit untuk ditanam di taman ini. Di sekitar
Perbedaan ketinggian yang kecil menjadikan jalur pedestrian banyak tanaman peneduh yang
jalur pedestrian ini sudah nyaman digunakan memiliki tajuk yang lebar.
bagi difabel tunadaksa pengguna kursi roda
dan tunadaksa pengguna kruk namun bagi
difabel tunanetra agak kesulitan menggunakan
failitas ini karena tidak adanya jalur pemandu.

Gambar 8. Tanaman Mandevilla dan Tanaman tepi


pedestrian sebagai alat bantu difabel
d. Jalur pedestrian di Jalan Sidoarjo di depan Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013.
gedung parkir
Selain itu terdapat jalur pedestrian di Beberapa lokasi jalur pedestrian di
depan gedung parkir yang memiliki bentuk taman Menteng terdapat tanaman sisi kucai
yang berbeda yaitu bentuknya yang naik turun jepang yang selain berfungsi sebagai tanaman
menyesuaikan pintu keluar gedung parkir. hias ternyata bisa juga berfungsi sebagai
Bentuk jalur pedestrian yang seperti ini banyak pemandu bagi tunanetra.
ditemui di Jakarta yang sebenarnya tidak baik
dan menyusahkan bagi difabel. apalagi di Area Parkir
Jjalur pedestrian ini tidak terdapat jalur Taman Menteng menyediakan gedung
pemandu. bagi difabel tunanetra. parkir mobil dan 2 lahan parkir motor.
a. Gedung Parkir Mobil
e. Jalur pedestrian di jalan Prof. Moh. Yamin Gedung parkir mobil 4 lantai di Taman
Selain itu ada pula jalur pedestrian di Menteng ini yang terletak di selatan taman
sisi jalan Moh. Prof Yamin. Jalur pedestrian ini tepat di belakang gedung hotel Ibis Budget.
berukuran lebar 150 cm namun tunadaksa Jalan masuk untuk menuju gedung parkir ini
pengguna kursi roda dipastikan tidak akan bisa tepat berada di sisi jalan H.O.S Cokroaminoto
mengakses jalur pedestrian ini karena terdapat sebelah hotel Ibis Budget. Lalu untuk pintu
tonggak yang berukuran tinggi 90 cm dengan keluar parkir terletak di sisi jalan Sidoarjo.
jarak antar tonggak 60 cm namun disisi lain Bagi difabel tunadaksa pengguna kursi roda
tonggak ini bisa juga berfungsi sebagai bisa melalui ramp untuk naik dan turun di
pegangan rambat dan penanda pintu masuk gedung parkir ini namun harus dengan bantuan
bagi tunadaksa pengguna kruk dan tunanetra. orang lain karena kemiringan ramp yang
Kondisi jalur pedestrian ini dalam curam bisa mencapai 10º. Untuk difabel
keadaan yang kurang terawat di beberapa tunadaksa pengguna kruk juga bisa melalui
tempat terdapat retakan akibat desakan ramp untuk naik dan turun di gedung parkir ini
pertumbuhan akar pohon yang terlalu dekat namun dengan hati-hati karena lantai semen
dengan jalur pedestrian yang tentu saja yang sudah licin. Tunanetra pun bisa melalui
membahayakan pengunjung apalagi bagi ramp ini namun dengan penuh hati-hati karena
difabel tunanetra dan tunadaksa pengguna selain licin lantai di area parkir dan ramp tidak
kruk. disediakan jalur pemandu.
Parkir motor yang pertama ini terletak
Vegetasi dibagian selatan taman bersebelahan dengan
Jenis vegetasi yang ada di Taman pintu keluar parkir mobil. Di parkir ini motor
Menteng hampir sama dengan jenis vegetasi hanya dijajarkan di tepi jalan yang pada saat

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 7


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 014 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

ramai pengunjung bisa sampai menutupi tentu saja sangat mengganggu pengguna ramp
hampir seluruh sisi jalan sehingga hanya mengingat lebar ramp hanya ± 150 cm
menyediakan area keluar masuk tepat didepan
air mancur.
Letaknya dekat dengan pintu masuk
maka pengunjung difabel tunadaksa pengguna
kursi roda tidak bisa masuk ke taman melalui
area ini karena adanya tonggak-tonggak
namun bagi difabel tunadaksa pengguna kruk
dan tunanetra masih bisa memasuki taman
melalui area ini.
Parkir 2 Gambar 10. Lingkaran hitam menunjukkan
Lokasi lahan parkir motor ke dua pengunjung duduk di tepi ramp
terletak di sisi jalan Prof Moh.Yamin. Parkir Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013.
ini terletak tepat di depan jalur ramp yang
tentu saja mengganggu sirkulasi orang yang Drainase dan Water Feature/Air Mancur
menggunakan ramp. Berbeda dengan lokasi Saluran drainase di taman ini bermuara
parkir motor yang ada di sisi jalan Sidoarjo, di di riol kota. Saluran drainase baik yang terbuka
lokasi yang kedua ini pengunjung tunadaksa maupun yang diberi penutup berukuran lebar
pengguna kursi roda bisa langsung masuk ke 30 cm. Sayangnya saluran drainase di taman
taman melalui ramp yang berada tepat di ini ada yang diberi grill penutup untuk
depan lokasi parkir 2 di sisi jalan Prof. Moh. pengaman, namun ada pula yang tidak ada
Yamin. Pengunjung tunadaksa pengguna kruk penutupnya. Kondisi saluran drainase ada yang
juga bisa masuk ke dalam taman melalui tidak diberi grill penutup membahayakan
ramp setelah memarkirkan motornya di lokasi pengunjung khususnya bagi tunanetra karena
ini. Bagi pengunjung difabel tunanetra juga tidak terdapat jalur pemandu yang memberi
bisa masuk melalui ramp di depan lokasi petunjuk adanya saluran drainase yang
parkir ini walaupun harus berhati-hati karena terbuka.
ketiadaan jalur pemandu.

Bangku Taman
Taman Menteng hanya menyediakan 2
jenis bangku taman yang terbuat dari besi. Satu
jenis bangku dilengkapi naungan berupa
rangkaian atap yang dirambati tanaman rambat
dan, satu jenis hanya berupa bangku taman.

Gambar 11.Saluran drainase terbuka Saluran


drainase tertutup
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013.

Air mancur
Terdapat 4 titik air mancur di Taman
Menteng, dengan 3 titik terletak di satu sumbu
taman sedang yang lain terletak di bagian
Gambar 9. Bangku taman yang ada di Taman
ujung area lapangan olahraga. Ke empat air
Menteng
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013. mancur ini diaktifkan hanya saat sore hari
mulai pukul 4 sore hinggga jam 9 malam
Pengunjung bisa beristirahat bangku- setiap harinya. Semua titik air mancur didesain
bangku taman yang disediakan di sekitar sebagai area berkumpul dan duduk-duduk
plaza-plaza. Namun ada pengunjung yang pengunjung hal ini terlihat dari dibuatnya
duduk-duduk di jalur ramp bagi difabel yang bangku di sekeliling kolam air mancur dengan

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 8


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 014 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

tinggi 60 cm. Keberadaan bangku di sekeliling parkir sehingga jelas tunadaksa pengguna kursi
ternyata juga berfungsi sebagai pagar roda akan sulit masuk ke dalam mushola.
pengaman bagi difabel. Mushola memiliki luas cukup besar namun
tidak terdapat pemisah antara shaf perempuan
dan laki-laki, Pengunjung biasa dan
pengunjung difabel yang ingin menggunakan
mushola sebaiknya membawa perlengkapan
sholat sendiri karena tidak disediakan.

Tempat Sampah
Pengelola taman menyediakan 2 jenis
Gambar 12. Air Mancur tempat sampah satu terbuat dari besi stainless
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013. sedangkan yang lain terbuat dari beton cetak.
Tempat sampah jenis kedua disediakan
Toilet dan Mushola tersebar diseluruh penjuru taman.
Toilet di Taman Menteng berada di Berdasarkan observasi di lapangan,
dalam area gedung parkir. Sayangnya tidak tunadaksa pengguna kursi roda sudah cukup
tersedia toilet khusus difabel. Untuk mudah menjangkau dan menggunakan tempat
menggunakan toilet ini diharuskan membayar sampah yang ada di Taman Menteng. Begitu
uang kebersihan Rp.1000. Dengan pintu toilet juga dengan difabel tunadaksa pengguna kruk.
masih berukuran standar manusia normal Sayangnya untuk difabel tunanetra agak
dengan lebar 80 cm sehingga tunadaksa kesulitan menemukan lokasi tempat sampah
pengguna kursi roda tidak bisa menggunakan karena tidak tersedianya jalur pemandu dan
toilet kecuali dengan bantuan orang lain. Bagi petunjuk bersuara.
difabel tunadaksa pengguna kursi roda yang
ingin menggunakan toilet ini dipastikan akan
kesulitan karena toilet berada di dalam gedung
parkir yang memiliki perbedaan ketinggian
dengan jalur pedestrian 10 cm.

Gambar 15. Tempat Sampah


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013.

Signage Khusus, Rambu dan Marka


Gambar 13. Toilet di Taman Menteng Rambu dan marka yang ada di Taman
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013. Menteng ada 2 macam, satu berupa gambar
dengan ukuran tinggi 50 cm dan ditempatkan
di tengah-tengah lapangan rumput dan satu
lagi gabungan antara gambar dan tulisan
ditempatkan di pintu di jalan H.O.S
Cokroaminoto dekat rumah kaca dan di pintu
jalan Sidoarjo dekat pintu keluar parkir mobil.
Rambu jenis kedua sepertinya merupakan
program pemerintah Provinsi DKI Jakarta
karena terdapat di taman yang lainnya dengan
Gambar 14. Mushola model dan gambar yang sama.
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2008 Tidak ada rambu dan marka yang
mengakomodasi kebutuhan khusus difabel.
Mushola di taman Menteng berada Rambu yang ada sudah cukup baik karena
tepat di samping toilet di dalam area gedung

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 9


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 014 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

sudah menggunakan gambar yang cukup jelas KESIMPULAN


dilihat dari jarak 3 meter.
Secara umum taman Menteng yang
menjadi objek studi kasus masih belum
mengakomodasi aksesibilitas difabel.
Tunanetra adalah difabel yang paling sering
mengalami kesulitan berkegiatan di ketiga
taman dan tidak diakomodasi aksesibilitasnya.
Jalur pemandu yang merupakan kebutuhan
aksesibilitas paling dasar tidak disediakan oleh
arsitek lansakap yang merancang taman dan
pengelola juga pemilik taman pada taman
tribeca dan pemerintah melalui departemen
Gambar 16. Simbol dan marka yang ada di Taman
Menteng pertamanan sebagai pengelola dan pemilik
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013. taman menteng dan taman ayodia. Tunadaksa
pengguna kursi roda juga merupakan difabel
Lapangan Olahraga yang sering mengalami kesulitan
Lapangan olah raga terletak di bagian menggunakan fasilitas ramp yang kadang
timur taman terdapat 4 buah lapangan, 1 kemiringannya tidak manusiawi.
lapangan basket, 2 lapangan sepak bola, dan 1 1. Keberadaan tonggak-tonggak di pintu
lapangan bulutangkis. Pengunjung difabel bisa masuk di Taman Menteng menghambat
masuk ke area lapangan olahraga lewat ramp aksesiblitas tunadaksa pengguna kursi
di area pintu masuk taman. Sayangnya roda. Penyediaan ramp dan tangga yang
lantai di area lapangan olahraga tidak begitu cukup nyaman di semua pintu masuk di
bagus kondisinya antara slab lantai satu Taman Menteng sudah cukup
dengan yang lain tidak rata dan hal ini menjadi mengakomodasi kemampuan difabel.
penghambat mobilitas tunadaksa pengguna 2. Jalur pedestrian khususnya jalur pedestrian
kursi roda. Selain itu sehabis hujan mengguyur utama di Taman Menteng sudah cukup
taman ini, langsung saja muncul genangan nyaman digunakan oleh difabel
dimana-mana yang menyebabkan lantai 3. Vegetasi di semua taman memiliki fungsi
menjadi licin serta membahayakan difabel yang sama yaitu sebagai peneduh dari
tunanetra. panas matahari, mempercantik tampilan
taman, dan sebagai penghasil oksigen yang
Basement atau Ruang serbaguna membuat area di sekitar tanaman menjadi
Ruang ini terletak di lantai dasar sejuk. Keberadaan vegetasi di semua
gedung parkir. Biasanya ruang serbaguna ini taman tidak mengganggu mobilitas
digunakan untuk kumpul-kumpul komunitas, difabel. Di semua taman ada vegetasi tepi
latihan dance dll. Di sudut ruang ini terdapat jalur pedestrian yang bisa digunakan
pos jaga petugas. Selain digunakan sebagai sebagai petunjuk perabaan tongkat
tempat kumpul komunitas ruang serbaguna ini tunanetra saat berjalan di jalur pedestrian.
juga sangat berfungsi sebagai shelter peneduh 4. Pengelola taman di semua taman tidak
saat hujan turun. Akses menuju gedung ini yang menyediakan parkir khusus difabel.
dilengkapi dengan ramp dengan panjang 4 Pengunjung difabel kesulitan saat
meter dan kemiringan 5º dan tangga selebar 5 berkegiatan di area parkir karena ruang
meter dan jarak antar anak tangga 10 m. Ramp gerak difabel yang terbatas. Pengunjung
tersebut dirasa sudah cukup nyaman apabila difabel jarang menggunakan fasilitas
digunakan oleh tunadaksa pengguna kursi roda parkir di semua taman, mereka lebih
dan akses tangga juga sudah nyaman bagi memilih untuk menunggu di tempat yang
difabel tunadaksa pengguna kruk. Namun bagi lebih mudah dijangkau untuk di jemput
difabel tunanetra tetap saja kesulitan untuk 5. Letak drainase di taman tidak mengganggu
mencapai akses ramp dan tangga ini karena kegiatan pengunjung difabel. Drainase di
tidak adanya jalur pemandu untuk petunjuk Taman Menteng sudah cukup baik dari
menuju akses ini. segi desain karena telah dilengkapi

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 10


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
ARS - 014 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

penutup untuk keamanan pengunjung DAFTAR PUSTAKA


walaupun di beberapa tempat di Taman Burgstahler, Sheryl Ph.D, 2012. Universal
Menteng ada drainase yang tidak diberi Design of Instruction (UDI):
penutup. Namun drainase di taman Definition, Principles, Guidelines,
menteng tidak berfungsi dengan baik and Examples. Seattle : University
sehingga sehabis hujan banyak timbul Of Washington.
genangan air yang menyulitkan mobilitas
Laurie, Michael, 1984. Pengantar Kepada
pengunjung.
Arsitektur Pertamanan
6. Di taman Menteng tunadaksa pengguna
kursi roda tidak bisa menggunakan toilet (Terjemahan).Bandung: Intermatra.
karena toilet yang disediakan pengelola Suparno, dkk. 2007. Pendidikan Anak
hanya mengakomodasi kemampuan Berkebutuhan Khusus. Jakarta:
pengunjung biasa. Direktorat Jenderal Pendidikan
7. Tempat sampat di semua taman sudah Tinggi Departemen Pendidikan
cukup mudah ditemukan karena tersebar di Nasional.
penjuru taman. Pengunjung difabel dapat http://blontankpoer.my.id/2010/06/13/disa
menjangkau dan membuang sampah bility-dan-difability/ (15 Mei 2013)
dengan mudah. http://cakfu.info/2008/01/difabel/ (17 Mei
8. Di semua taman telah tersedia papan 2013)
petunjuk berupa gambar dan tulisan yang
http://kurniasihmufidayati.blogspot.com/20
cukup mudah dimanfaatkan pengunjung
difabel kecuali difabel tunanetra. 10/02/differently-abled-difable-atau
9. Pengunjung difabel yang berkegiatan difabel.html (15 Mei 2013)
dengan aman dan nyaman di semua air http://www.universaldesign.com/about-
mancur di taman menteng. Kolam air universal-design.html (9 Mei 2013)
mancur di taman menteng telah dilengkapi http://universaldesign.ie/exploreampdiscov
dengan dinding pembatas yang tinggi dan er/the7principles (9 Mei 2013)
dapat dijadikan tempat duduk pengunjung. http://www.worldbuildingsdirectory.com/p
10. Kondisi lapangan olahraga di taman roject.cfm?id=3047 (20 Mei 2013)
menteng yang tidak rata menghambat
mobilitas tunadaksa pengguna kursi roda.
Pengunjung difabel juga dapat dengan
mudah memanfaatkan ruang serbaguna di
taman menteng.

Patut di apresiasi pula kesediaan


pengelola dan pemilik taman untuk
menyediakan fasilitas yang mengakomodasi
aksesibilitas, walaupun masih terdapat
kekurangan dan difabel mengalami kesulitan
saat menggunakan fasilitas tersebut.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 11


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015

Anda mungkin juga menyukai