TANGGA
Saturday, 16 October 2010
KEMIRINGAN TANGGA
1. Untuk tangga mobil masuk garasi dapat diambil sudut kemiringan maksimum 12 ½ derajat
atau 1:8.
2. Untuk tangga luar (di luar bangunan) dapat diambil sudut kemiringan 20 derajat atau 1 : 5.
3. Untuk tangga rumahan dan bangunan umum agar mudah dipergunakan dapat diambil sudut
kemiringan 30 derajat atau 35 derajat.
4. Tangga untuk "basement" dan loteng dapat diambil dengan sudut kemiringan 45 derajat.
5. Tangga untuk menara, misalnya menara air, menara listrik dapat diambil lebih curam,
misalnya 75 derajat - 90 derajat.
Pada bangunan besar seperti gedung-gedung kantor yang besar yang pada umumnya
mempunyai pegawai banyak, perlu dibangun dengan lebar sesuai perkiraan jumlah karyawan
Juga tangga untuk gudang dan ruangan di bawah tanah (basement). Pada umumnya tanggatangga
ini diletakkan dalam ruangan tersendiri yang disebut ruang tangga. Ruang tangga ini harus
mendapatkan penerangan yang cukup, untuk itu sebaiknya ditempatkan pada bagian ruang yang
berhubungan langsung dengan ruang luar dan diberi jendela dari kaca sehingga sinar dari luar
dapat langsung memberi penerangan dalam ruang tangga.
Untuk bangunan yang terdiri dari beberapa lantai (bangunan bertingkat) agar mudah
pelaksanaan dari segi konstruksi, sebaiknya tangga-tangga diletakkan dalam ruangan-ruangan
yang satu di atas yang lain dalam arah satu garis tegak dari bawah ke atas. Selain menggunakan
tangga, untuk keperluan menghubungkan antar lantai tangga juga bisa digunakan untuk
menghubungkan antar ruang jika terjadi perbedaan level ketinggian lantai. Fungsi tangga dapat
digantikan oleh Lift. Lift bekerja secara mekanis dan elektris (memakai mesin dan listrik).
Penggunaan lift relatif mahal, baik harga lift dan biaya pemasangannya maupun biaya
pemeliharaannya, maka pada umumnya hanya digunakan untuk bangunan bangunan publik yang
minimal bertingkat tiga atau empat lantai. Walaupun telah menggunakan lift, pembuatan tangga
masih tetap diperlukan dengan maksud, untuk keadaan darurat dan sebagai alternatif akses jika
lift dalam perawatan atau sedang rusak.
JENIS TANGGA
Konstruksi tangga dibagi menjadi empat jenis pokok yaitu
1. Tangga lurus,
2. Tangga miring,
3. Tangga berporos
4. Tangga lengkung
Pada umumnya perencanaan suatu tangga selain tergantung pada jenis bangunan seperti
rumah atau bangunan umum, juga tergantung pada ruanganruangan yang akan diberi tangga dan
luas ruangan yang tersedia untuk tangga. Untuk bangunan - bangunan umum yang biasanya
tersedia ruangan yang cukup luas, sedapat mungkin digunakan tangga lurus dengan atau tanpa
bordes. Keuntungan dari tangga lurus adalah selain mudah dalam pelaksanaan pembuatannya
juga mudah dipergunakan atau dilalui dan ekonomis. Untuk tangga rumah tidak perlu
menggunakan tangga lurus, tetapi tergantung pada luas ruangan yang tersedia dan yang
ekonomis walaupun agak sukar dalam pelaksanaan pembangunannya, misalnya dibuat konstruksi
2/4 atau ¾ putaran.
PERLETAKAN DAN UKURAN TANGGA
Berdasarkan letak tangga dalam suatu ruangan dapat dibedakan tangga terbuka (open stairs)
dan tangga tertutup (closed stairs). Tangga terbuka adalah tangga yang terbuka untuk suatu
ruangan atau hall pada suatu sisi (kadang-kadang terbuka pada kedua sisinya). Tangga tertutup
adalah tangga yang tertutup pada kedua sisinya oleh dinding penyekat atau tembok.
Mengingat bangunan konstruksi tangga pada suatu bangunan gedung selain tergantung dari
jenis bangunan juga tergantung pada macam ruangan yang dihubungkan oleh tangga tersebut
dari tingkatan yang berlainan, maka perlu ada ketentuan ukuran lebar tangga dan bagian-bagian
tangga.
1. Ukuran Tangga
Lebar tangga untuk perumahan biasanya diambil 90 cm (80-100 cm). Sedang lebar tangga
untuk bangunan umum pada dasarnya tergantung pada berapa/jumlah orang yang secara
bersama-sama dapat menggunakan tangga tersebut yaitu :
1. untuk 1 orang = 110 cm
2. untuk 2 orang = 130 cm
3. untuk 3 orang = 190 cm
Untuk ruangan yang kurang atau tidak banyak dilalui orang dapat diambil ukuran lebar
tangga antara 60 - 70 cm, misalnya untuk loteng = 70 cm dan untuk gudang atau ruangan di
bawah tanah = 60 cm.
2. Perhitungan Tangga
Jarak antara bidang-bidang atas bidang injakan yang satu dengan yang lain disebut
"optrade", jarak tegak "rise" (O). Sedangkan jarak antara bidang-bidang muka bidang sandungan
yang satu dengan yang lain disebut "antrade", jarak datar "run" (A).Hubungan antara "Optrade"
dan "Antrade" ditetapkan dalam bentuk rumus (2 x O) + A = 61 - 65 Keterangan dari rumus di
atas adalah bahwa satu langkah orang berkisar antara 61-65 cm, untuk ukuran Indonesia dapat
diambil 61 cm. Untuk mengangkat kaki diperlukan kekuatan dua kali dari pada memajukan kaki.
Mengenai besar sudut kemiringan tangga dilambangkan (? ). Jika diambil sudut kemiringan
(?) = 35 derajat = 0,7. Jadi : Tg (? ) = O/A = 0,7 atau O = 0,7 A. bila disubtitusikan dalam rumus
didapat :
(2 x O) + A = 61 -65
(2 x 0,7 A) + A = 61-65
2,4 A = 61-65
A = (61 -65) : 2,4
Maka besar A dihitung dengan pembulatan.
PERENCANAAN TANGGA
Ada beberapa elemen yang perlu anda perhatikan sebelum anda merencanakan membuat
tangga yaitu :
● Jumlah atau berat beban yang dipikul.
● Jenis tangga berdasarkan fungsi .
● Jenis material yang akan digunakan.
Beban tangga dapat dihitung dari dua hal yaitu beban mati dan beban hidup. Beban mati
yaitu berat dari material tangga dan finishingnya (beban konstruksi). Beban hidup yaitu beban
yang dihitung dari semua yang akan melewati tangga. Adapun syarat beban yang ideal untuk
tangga adalah 300 kg/m2 (meliputi beban konstruksi dan beban orang).
http://www.tabloidhunianku.com/index.php?option=com_content&task=view&id=477&Itemid=140
Konstruksi Tangga
1. Pendahuluan
Dewasa ini karena semakin padatnya perumahan diperkotaan serta semakin sempitnya
daerah ( area ) tanah yang ada untuk bangunan, dan juga harga tanah yang relatif mahal jika
dibandingkan dengan harga bangunannya, maka perluasan bangunan tidak lagi dalam arah
mendatar ( horisontal ), tetapi dibuat pada arah ke atas ( vertikal ). Mengingat hal tersebut
maka , untuk menghubungkan ruang di bawah dengan di atasnya maka digunakan alat
Karena tangga hanya digunakan sebagai penghubung ruang saja, maka tangga di buat
Penempatan tangga di buat sedemikian rupa sehingga terlihat indah dan untuk rumah
Pada bangunan yang besar dan luas digunakan beberapa buah tangga, sedangkan pada
bangunan yang mempunyai banyak tingkat dipasang tangga lain yang di tempatkan di luar
bangunan sebagai tangga darurat dan dipakai apabila gedung tersebut terjadi sesuatu seperti
Bahan – bahan bangunan tangga dibuat dari bahan – bahan yang di gunakan pada
bangunannya dan tergantung pada tujuannya serta menurut selera dari pemilik dan perencana.
Tangga terdiri dari anak tangga yang tingginya selalu tepat sama. Atas dasar bahan
bangunannya kita dapat membedakan konstruksi tangga masif ( dari batu alam, batu buatan
atau beton ), konstruksi tangga dari kayu dan konstruksi tangga dari baja.
Tangga dari kayu banyak digunakan karena bahan ini mudah didapat. Tangga kayu
disamping cepat aus, juga tidak baik dipakai di tempat – tempat yang kasar dan banyak kotoran.
Pada tempat yang demikian lebih baik struktur tangga dibuat dari baja. Tangga baja banyak
dipakai sebagai tangga kebakaran, bengkel, juga ruangan di bawah tanah ( kelder ).
Satu lagi tangga dari bahan beton bertulang. Bahan ini selain tidak mudah terbakar, tidak
cepat aus dan tidak licin, dapat dibentuk dengan mudah dan sesuai keinginan.
Tangga dari batu, berhubung struktur batu yang ada, hanya sesuai untuk pengerjaanundak
– undak.
Susunan tangga terdiri dari ibu tangga atau daun tangga ( boom ), dan anak tangga ( trede).
Pada tangga yang panjang dibuat tempat pemberhentian yang dinamakan dengan bordes. Anak
tangga terdiri dari anak tangga datar; juga dinamakan langkah datar ( antrede ), dan anak
tangga tegak; juga dinamakan langkah haik ( optrade ). Pada tangga dari kayu, baja bahkan
kadang – kadang beton ibu tangga mengapit anak tangga dan sejajar satu sama lain.kayu muka
balok bordes
kayu belakang
Ibu tangga yang menempel pada tembok disebut ibu tangga luar ( boom tembok )
karena biasanya menempel pada tembok, dan ada juga ibu tangga dalam atau boom dalam.
Ada berbagai jenis bentuk tangga, karena tangga tidak hanya merupakan jalan untuk
naik ke atas, melainkan juga suatu elemen keindahan dalam rumah. Jika suatu tangga terdiri
dari anak tangga persegi empat maka terdapatlah tangga lurus. Jikalau tangga berbentuk
trapesium maka tangga itu tangga dengan belokan. Tentu saja kedua jenis ini dapat
Mengingat ruangan yang tersedia dan juga bentuknya, maka tangga dapat dibuat
beberapa macam.
A. TANGGA TUSUK LURUS
Tangga ini digunakan pada ruangan yang panjang. Ini terdiri dari ibu tangga yang sejajar,
Jika anak tangga terlalu banyak ( minimal 20 anak tangga ), akan melelah bagi yang
melaluinya.
Oleh karena itu di pasang bordes. Bordes juga dapat dipergunakan sebagai tempat istirahat,
Agar tudak terlalu banyak ruangan yang di pakai dalam pembuatan tangga, maka dalam
Jika dimulai pada awal naik tangga disebut dengan tangga dengan belokan awal ( gambar 4-
57a ), dan jika perempatan pada akhir tangga, dinamakan tangga dengan belokan akhir (
gambar 4-57b ).
Bisa juga dibuat dengan menggunakan belokan diawal dan diakhir tangga( gambar 4-57c ).
Gbr 4-57a
tangga
tangga
Untuk meminimalkan ruangan untuk tangga bisa juga dibuat tangga dengan bentuk
meliut. Lihat gambar di bawah ini ;
Dalam hal ini anak tangga tidak berbentuk segi panjang akan tetapi dengan berbentuk
trapesium.
Tangga yang tidak lurus dan membelok disebut tangga dengan lengan. Menurut banyaknya
lengan yang ada, maka disebut tangga dengan dua lengan dan tangga dengan tiga.
Bahkan pada bangunan yang dihubungkan dengan banyak ruang terjadi semacam
pertemuan, sehingga dapat dibentuk tangga yang memiliki lengan lebih dari tangga dengan
dua atau tiga lengan. Dari pertemuan tersebut dibuat tempat yang datar disebut bordes.
F. TANGGA POROS
Tangga poros menggunakan sedikit ruangan dan hemat, karena tangga ini dari awal sampai
akhir membentuk setengah lingkaran, dua kali setengah lingkaran bahkan dapat membentuk
empat kali seperempat lingkaran. Karena anak tangga bertemu pada satu tempat yaitu
Tangga Membilut
Tangga ligkaran pada ibu tangganya dibuat melingkar. Dan mempunyai ibu tangga sebelah
lingkaran
lingkaran
fungsi ) dan di mana tangga itu di pergunakan ? . Seperti yang telah di jelaskan di awal, bahwa
tangga sebagai tempat bekerja berbeda dengan tangga umum ( biasa ), dan juga berbeda dengan
tangga darurat.
Untuk berjalan naik, tenaga yang diperlukan adalah 2 kali dari pada berjalan di tempat
datar.oleh karena itu kemiringan tangga jangan di buat terlalu curam, terutama di rumah sakit.
Sehingga ada ketentuan bahwa tangga yang layak dipergunakan memiliki derajat kemiringan
Oleh karena itu akan di bahas juga tentang Perbandingan kelandaian dan keamanan konstruksi
Ukuran anak tangga tergantung pada langkah naik dan langkah datar, yaitu menggunakan
rumus :
a + 2.o= 57 – 65 cm.
tempat datar, bagi orang dewasa. Biasanya tinggi anak tangga tegak atau langkah tegak berkisar
17 – 20 cm. Dari uraian tadi dapat diketahui panjang anak tangga datar / maju.
Lebar tangga untuk satu orang adalah antara 60 – 90 cm, dan untuk dua orang ditentukan
antara 80- 120 cm. untuk tempat umum seperti sekolah dan tempat pertunjukan lebar tangga
Untuk menentukan panjang bordes digunakan pedoman ukuran satu langkah datar pada
hitungan ditambah satu atau dua langkah dan berkisar antara 80 – 150 cm.
Banyaknya langkah tegak tergantung pada tinggi ruangan antara lantai satu dengan lantai
berikutnya. Dalam hal ini pembagian dilakukan seteliti mungkin agar tinggi anak tangga sama
Untuk mendapatkan ukuran langkah naik adalah dengan mengambil bilangan antara 17 –
20 cm dari tinggi lantai bagian bawah ke atas. misal tinggi lantai di atas 165 cm, maka ukuran
langkah naik yang di ambil adalah 16,5 cm. Jika tinggi lantai bagian atas sama dengan 240 maka
Ex:
Suatu ruangan memiliki 2 lantai, ketinggian antara lantai 1 dan lantai 2 adalah 380 cm.
hitunglah ukuran – ukuran anak tangga dan luas ruangan yang di pakai untuk keperluan
rumah tangga ?
Penyelasaian :
Karena tinggi lantai = 380 cm, ukuran langkah naik diperkirakan dengan ukuran paling
mendekatinya yaitu; 19 cm, sehingga banyaknya langkah naik menjadi n buah atau =
20
19
380
buah.
a+2.o = 62 cm
lurus maka panjang ruang yang di butuhkan untuk tangga yaitu : 19 x 24 = 456 cm, belum
terhitung awal naik tangga dan akhir tangga. Oleh karena itu lebih hemat bila menggunakan
19
380
x buah.
Panjang tangga seluruhnya menjadi 9 x 24 = 216 cm. di ambil Panjang bordes = 80 cm,
Berdasarkan kelandaiannya, maka kita akan mendapat jenis – jenis tangga berikut :
– 20
- 24
- 45
- 75
0
e.
d.
c.
b. a.
20 / 20 cm
20 / 23 cm
19 / 25 cm
18 / 27 cm
16 / 31 cm
15 / 33 cm
Apakah sebuah tangga dapat dinaiki dan dituruni dengan enak dan aman, seluruhnya
tergantung dari perbandingan kenaikannya, yaitu perbandingan antara tinggi anak tangga dan
2 x anak tangga mendatar + 1 x anak tangga tegak = 63 … 63 cmB. Perhitungan tirusan tangga
Karena membeloknya sebuah tangga, maka lambat laun terjadi peralihan arah jalan. Pada
perubahan ini perbandingan kenaikan yang sudah ditetapkan tidak berubah dan sesuai pada
garis langkah. Pada umumnya garis langkah ditentukan pada tengah – tengah tangga. Kalau
letak anak tangga disesuaikan dengan garis langkah maka harus diusahakan suatu bentuk anak
tangga, yang tetap memperhatikan tinggi anak tangga dan garis langkah, memberikan
kemungkinan pembuatan ibu tangga dan pegangan yang baik. Sebagai ilustrasi ;
penirusan
Maka ;
M = 168 cm – 150 cm = 18 m
V = 18 / 6 = 3
Karena q merupakan jumlah nomor anak tangga yang dikenal tirusan, maka dapat ditarik
kesimpulan, bahawa untuk ukuran a dari lebar anak tangga harus dikuragkan satu kali v dan
Ukuran anak tangga di ambil pada ibu dalam: anak tangga 3 = lebar biasa – 1 x v = 28-3=25 cm
Sampai sekarang masih banyak digunakan tangga dari kayu. Ruangan yang diperlukannya
sangat terbatas, dan tangga ini juga tidak efektif bila digunakan untuk pengangkutan barang
yang berat. Maka dalam pembentukan tangga kayu cukup dibuat sederhana saja. Dengan
kelandaian yang besar .
Tangga dengan lobang terbuka dan tersembunyi, keduanya jenis konstruksi yang relatif
jarang dilaksanakan. Pada kedua sisi ini tangga harus di beri ukuran 4 cm antara sisi belakang
anak tangga yang satu dengan sisi muka anak tangga berikutnya, untuk memungkinkan orang
menjalaninya dengan enak dan pasti. Karena anak tangga pada konstruksi ini tidak mungkin
membentangi seluruh tangga dan membagi beban, maka tangga – tangga ini, yang sebetulnya
hanya sejenis tangga naik yang lebih sempurna, sekarang hanya digunakan untuk tangga yang
lurus dan tidak untuk tangga dengan belokan atau tangga lingkaran. Salah satu kemungkinan
ibu tangga
Balok Ranvil
Balok Ranvil
Balok Ranvil
Balok Ranvil
baut
Kebanyakan tangga dibuat dengan anak tangga tertanam, tangga dengan lobang
tersembunyi dan papan sentuhan, karena cara ini ternyata yang terbaik. Pada tangga dengan
lobang tersembunyi ini, anak tangga ditanamkan pada ibu tangga. Karena adanya hubungan
erat antara ibu tangga, anak tangga dan papan sentuhan ( penutu anak tangga ), seluruh tangga
lalu merupakan suatu keseluruhan, yang berhubungan menjadi suatu kesatuan dan bekerja
sama. Maka beban yang dalam pemakaian tangga ditanggung oleh satu bagian, terbagi pada
seluruh tangga. Pada tangga dengan lobang tersembunyi atau lobang terbuka yang tanpa papan
sentuhan dan pada tangga dengan anak tangga yang ditakik, beban ditanggung hanya oleh satu
bagian saja.
Untuk tangga seperti ini harus menggunakan bahan kayu yang sangat kering. Dengan
begitu maka melengkung atau menyusutnya kayu dapat di hindari. Untuk ibu tangga digunakan
Untuk anak tangga kayu keras dengan bagian hati keatas. Kayu untuk ibu tangga pada
umumnya memiliki ketebalan 40 mm s/d 60 mm, kayu untuk anak yangga 35 mm s/d 45 mm.
Konstruksi tangga dengan anak tangga yang diakik merupakan salah satu kontruksi tangga
dari kayu yang tertua. Seperti tangga dengan lobang terbuka, anak tangga pada konstruksi ini
tidak mungkin membentangi seluruh tangg dan membagikan beban. Maka tangga ini
sebetulnya hanya merupakan sejenis tangga naik yang lebih sempurna. Konstruksi tangga
dengan anak tangga yang ditakik hanya dapat digunakan untuk tangga yang lurus dan tidak
Sesuatu yang khusus lagi dalam bangunan tangga ialah tangga hemat yang gambarnya
tertera di bawah ini. Hanya digunakan kalau ruiang yang tersedia sempit sekali ( sudut sekitar
60 derajat ). Sebagai konstruksi tangga, tangga hemat sebenarnya dapat diglongkan kedalam
tingkat = 2.25 m
denah
isometri
detail
lobang tersembunyi dan papan sentuhan, maka kita harus memperhatikan cara pemasangan
Terutama pada tangga dengan belokan, pada ibu tangga harus ada pengeleman, karena
tanpa mengelem penggunaan kayu akan terlalu besar. Jika kita mengelem ibu tangga, yang
harus diperhatikan, agar kayu gubal disambung dengan kayu gubal atau kayu teras dengan kayu
teras. Pada pengeleman mata tangga belokan, maka di susun papan – papan dalam kemiringan
mata tangga belokan sampai cukup tinggi. Pada semua pekerjaan dengan perekat pada
konstruksi tangga, kayu harus kering sekali( tidak lebih dari pada 15 % kelembaban ), sehingga
Fungsi dari papan sentuh adalah untuk melandasi anak tangga dan membatasi pandangan.
Tebalnya cukup 20 mm.hubugan antara anak tangga dan papan sentuhan perlu diperhatikan
dengan khusus.papan sentuhan di beri berlidah dan masuk kedalam alur anak tangga. Bagian
atas papan sentuhan mendapat kenaikan 2 % dari panjangnya anak tangga.pemakuan dilakukan
dari atas ke bawah. Dua buah anak tangga direnggangkan dengan sebuah pengungkit atas dua
baji.papan sentuhan di paku dengan palingsedikit 5 buah paku pada anak tangga yang bawah.
Kelima paku hendaknya jangan pada satu garis lurus, melainkan di seling. Kalau kayu
pengungkit atau baji dilepas, maka papan sentuhan tertekan pada alur tangga atas. Dengan cara
ini kita tidak usah takut tangga akan bergeret karena menyusutnya papan sentuhan.Perhitungan
konstruksi tangga dengan bordes
Perhitungan tirusan tangga telah kita bahas di atas. Tetapi ada satu hal yang masih perlu
diperhatikan dengan khusus, yaitu mata tangga pada tangga dengan bordes seperti juga telah
dibahas juga (Konstruksi tangga dan beton bertulang) yang diperlihatkan pada gambar 11.7.
Pada konstruksi kayu sebaiknya kita menghitung dengan menggunakan suatu contoh.
Pada ukuran gambar 11.17. terdapat tiga ukuran yang belum diketahui. Ketiganya harus
z = ukuran antara sisi muka anak tangga 1 dan sisi muka anak tangga 16
Pen yelesalan:
z =2 x ukuran antara sisi belakang anak tangga yang satu dengan sisi muka anak tangga
Untuk ukuran x dan a kita perlukan dulu panjang sisi ibu tangga dalam dan sisi muka anak
tangga 1 samp
47
2
30
dx x
cm.
Panjang ibu tangga dalam sisi muka anak tangga 1 sampai sumbu mata tangga W k menjadi:
a = y – W1 + 1
47
= 5.5 cm.
tinggi mata belokan b dapat dicari dengan menggunakan perbandingan antara tinggi kenaikan
b=
lebaranak gga
tinggianak gga
tan
tan
28
17.5
tangganya juga dibuat dari beton bertulang. Awet, tahan aus serta tahan terhadap lentur, beton
Konstruksi dari beton tangga harus diperhitungkan atas dasar peraturan beton yang ada di
Indonesia.. OIeh karena itu dalam pelaksanaannya harus juga atas dasar peraturan beton
bertulang Indonesia. Pada contoh gambar 4-71 sebuah tangga dan beton bertulang yaitu tangga
bordes dengan dua lengan, di mana diperlihatkan pada awal naik dimulai dengan suatu balok,
Tangga dari beton diberi tulangan dari baja yang hanyak serta ukurannya disesuaikan dengan
hasil perhitungan. Pada umumnva tangga dipandang sebagai suatu plat yang dipasang miring,
dengan tebal 10.15 cm dan tulangan pokok terdiri dari 9,10,2 mm, sedangkan tulangan bagi
biasanya 6 mm. tulang-tulang dipasang dengan jarak 10.20 cm dan ini sangat tergantung pada
perhitungannya. Jika tangga dipasang sebagai jepitan pada satu sisi, maka tulangan pokok di pasang
pada
bagian atas (Gambar 4.72). Pada jepitan tersebut biasanya terdiri di balok. Untuk pemasangan
sandaran pada waktu mencor beton dipasang batang pisang di tempat di mana yang akan
ditanam baja sandarannya (Gambar 4—72a). Penanaman baja pada tempat tersebut dengan
adukan 1 Pc : 2 pasir.
Bentuk anak tangga yang lain yaitu anak tangga sebagai plat yang dijepit pada kedua sisi dari
balok beton sebagai tumpuannya, sehingga jepitan itu seolah - olah merupakan ibu tangga.
bentuk balok dapat dibuat rata dengan anak tangga Gambar 4-73 atau menonjol di atas
perrnukaan anak tangga gambar 4-74. cara penulanganmya dapat dilihat pada gambar. Macam tangga
yang lain adalah tangga beton dengan plat yang ditumpu pada balok yang
membujur sepanjang tangga. Jika plat ditumpu pada satu balok di tengah, maka diperhitungkan
sebagai plat yang rnelayang, yaitu dijepit di tengah - tengah sedangkan pada kedua ujungnva
merupakan tangga melayang. Tetapi balok membujur dapat juga terdiri dari dua balok,
sedangkan anak tangga dipasang menempel pada balok (Gambar 4-75).
Plat yang ditengah dianggap dijepit, dan pada kedua ujungnva dianggap melayang Anak
tangga dipasang lpas dari balok, walaupun pemasangan tulangan juga merijadi satu dengan
baloknya. Tulangan plat pada lapangan, biasanya diteruskan, sehingga tulangan lapangan seolah
- olah merupakan tulangan rangkap, yaitu diletakkan pada bagian atas dan bagian bawah
Tangga beton dapat pula dianggap sebagai plat seluruhnya, tanpa ada balok (Gambar
4.76a). Berhubung dengan pelat tersebut dijepit kedua ujungnya maka penulangan berada di sisi
Sebagai bahan bangunan pada konstruksi tangga dan batu alam dipergunakan batu yang
keras dan tahan lama seperti misalnya granit (pejal), batu menghablur atau batu paras yang
keras pada konstruksi tangga di luar bangunan yang terkena hujan-panas dan batu paras, batu
kapur atau marmer pada konstruksi tangga yang terlindung di dalam rumah.
Di dalam rumah biasanya tidak dibuat konstruksi tangga dan batu alam yang murni,
melainkan konstruksi tangga dan beton bertulang dengan lapisan anak tangga dari pelat batu
alam tersebut. Tetapi di luar bangunan sampai sekarang masih sering digunakan konstruksi
tangga dan batu alam sebagai susunan prisma/bata seperti tenlihat pada gambar bnikut:
Dengan konstruksi tangga dan batu buatan dimaksud misalnya konstruksi tangga dari batu
merah berkualitas tinggi. Pembangunannya tidak berbeda dengan konstruksi tangga dari batu
alam, hanya prisma/bata terdiri dan barisan batu merah yang melintang berdiri (lihat gambar
berikut).
Kemungkinan kedua ialah dengan macammacam ubin yang sebagai pelat-pelat melapisi
konstruksi tangga dan beton bertulang, seperti
dapat dipelajari pada Lapisan tangga berikut.Pada konstruksi tangga dari beton bertulang bagian
masing-masing seperti bagian tangga,
bordes dan balok pendukung bordes dicor sekaligus. Balok pendukung bordes dipilih sama
tinggi (tebal) dengan bordes, maka luput dan pandangan. Atau bordes seluruhnya menjadi
balok pendukung bordes. Dengan mengubah tebalnya bordes dan dengan menggeser bagian
tangga yang naik dan bagian tangga yang turun, maka dapat dibuat garis bertemunya loteng
miring dan bordes menjadi satu garis lurus seperti terlihat pada gambar 11.7. benikut. Menurut
macam-macam kemungkinan pemasangan tangga yang naik dan tangga yang turun pada bordes
bordes bisa dengan kemiringan tetap, bisa lebih curam atau lebih landai. Tentu saja yang paling
baik ialah kemungkinan dengan kemiringan yang tetap pada pegangan tangga.
Pada gambar-gambar di atas dapat ditentukan, bahwa tebal bordes terbesar terdapat pada
gambar B, tebalnya bordes tertipis pada gambar A. Jikalau kita perlu pemasangan pegangan
tangga dengan kemiringan tetap, maka pada gambar A dan B lebar mata tangga harus dipilih b
Sebagai contoh kita perhatikan suatu tangga dengan bordes berkonstruksi beton bertulang.
Perhitungan dan gambar hrus dibuat oleh seorang ahli.Pemasangan bekisting harus dibuat dengan teliti
dan kuat, karena pencoran tangga
harus dilakukan sekaligus. Sebagai contoh dapat diliha gambar bekisting tangga kedua dan
1) Batok Iantai bekisting bordes; 2) Balok Iantai miring bagian tangga; 3) Balok lantai tingkat atas; 4)
s/d 6) Balok melintang di atas tiang; 7) Reng pemegang bekisting pinggir bawah tarigga; 8) Balok miring
yang memegang pinggir atas; 9 dan 10) Konstruksi pemegang bekisting pinggir tegak lurus; 11) dan 12)
Bekisting pinggir tangga; 13) dan 14) Papan pemegang bekisting pinggir Iantai atas; 16) s/d 18)
Bekisting pinggir lantal atas.Tentu saja konstruksi tangga dari beton bertulang tidak terbatas pada
tangga yang lurus,
ada insinyur yang cukup ahli membuat perhitungan statika dan gambar-gambar untuk baja
tulangan tersebut. Tetapi walaupun perhitungan tangga itu rumit, masih juga diperlukan tukang
kayu yang bisa membuat bekisting yang cocok, tepat dan kuat, dan hal ini sering merupakan
Suatu tangga belokan setengah lingkaran misalnya, pembuatan bekistingnya dapat diperhatikan
4. Lapisan tangga
Lapisan tangga beton bertulang biasanya dibuat dari bermacam-macam ubin atau dari pelat
batu alam. Konstruksinya tidak berbeda, apakah pelat lapisan tangga terbuat dari ubin atau batu
alam.
Konstruksi lapisan tangga menurut bentuknya dapat dibedakan atas tiga cara, yaitu:
pada tingginya anak tangga dengan dua jenis pelat lapis atau dengan pelat berbentuk
siku yang menutup tinggi dan lebar anak tangga sekaligus.7. TANGGA BAJA
Tangga baja banyak digunakan pada bangunan yang konstruksinya dibuat dan baja, seperti
bengkel - bengkel kereta api, tangga untuk lantai di bawah muka tanah (kelder) dan untuk
tangga kebakaran.
Bahan yang dipakai dan baja profil, baja plat, baja siku, dan baja kanal sebagai ibu tangga.
Hubungan antara profil sebagai ibu tangga dari anak tangga dilaksanakan dengan cara di baut,
Bentuk tangga yang sederhana yang dipakai untuk turun pada lantai di bawah tanah di buat
dari baja strip atau baja siku sebagai ibu tangga dan baja bulat1 6 mm sehagai anak tangga.
Anak tangga me!ekat pada ibu tangga dengan cara dikeling.
Untuk perkuatan bagian bawah dipasang,angker yang masuk pada beton ( Gambar 4-77 )
Pada bagian atas ibu tangga lngsung ditanam dalam tembok. Langsung ditanam dalam tembok
diusahakan ke dalam beton dengan adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 kr.Ibu tangga yang lebih sempurna dibuat dan
baja kanal 26 atau 28 sebaga ibu tangga dan
pemasangan anak tangga dengan perantaraan baja siku 50.50.6 atau 60.60.6. Di atas baja siku
ini dapat di pasang anak tangga dari baja plat atau papan dari kayu. Tebal papan yang
digunakan seperti pada tangga dar kayu ialah 3,5 tau 4 cm (Gambar 4-78).
Perkuatan ibu tangga juga dengan baut mur yang ditanam dalam beton. Tiang sandaran
dapat dibuat dari baja segi panjang 20 x 40 mm yang dipasang pada ibu tangga dengan baut.
Pada bagian atas ibu tangga dihubungkan dengan gelagar lantai atas atau pada gelagar
bordes (Gambar 4.79). Agar hubungan mudah dilaksanakan Iebih baik gelagar tepi yang
Seperti pada tangga kayu, maka ibu tangga baja di bawah dan di atas, di baut antara 15 —
berbentuk tangga poros yaitu semua anak tangga dihubungkan pada satu poros yang dibuat
dari pipa baja 4” atau 5”, sedangkan anak tangga dibuat dari baja siku atau baja T. Bidang atas
anak tangga berbentuk 8egi tiga dan permukaannya dipasang papan dengan tebal 3,5 cm. Pada
tepi anak tangga dikelilingi lembaran baja plat 1/8” X 8” di mann sandaran dipasang pada plat
tersebut (Gambar 4-80).Hampir semua hubungan dari konstruksi ini dengan las, baik las karbit ataupun
menggunakan las dengan elektrode. Pada awal tangga dipasang angker dan baja siku yang
Baja siku sebagai anker tersebut dilas pada plat yang mengelilingi anak tangga. . Bentuk anak
tangga menyesuaikan dengan besar dan ukuran ruang. Di atasnya siku pada anak tangga
dipasang papan sebagai anak tangga, yang berbentuk segitiga, tebal papan 3,5 — 4 cm. dekat
poros anak tangga menyempit sampai 15 cm. Pada bagian ini diakhiri dasar balok 4 X 6 cm
yang merupakan kIos (Gambar 4-82).Balok ini disekrup dengan baja siku dari sebelah bawah, sedangkan
memasang papan
digunakan baut-mur yang dipasang terbenam. Huhungan masing-masing anak tangga dengan
poros juga dengan las ( Gambar 4-83 ). Oleh karena itu sebelum pekerjaan ini dilaksanakan
harus diukur dengan teliti tempat di mana bagian - bagian itu dipasang.
Pada akhiran tangga atau juga pada bordes di samping gelagar dari baja kanal atau baja
profil dapat dibuat dari balok kayu, dengan maksud jika lantai bordes dibuat dari papan,
huhungannya dapat dilaksanakan lebih mudah. Ukuran balok dapat dihuat 6 X 12 (Gambar 4-
84).
Kecuali jika dalam lantai beton bertulang dan bordes dan beton bertulang balok ini tidak
diperlukan
Tangga jalan adalah tangga yang berjalan secara bergerak terus menerus tanpa berhenti.
Gerakan dan tangga karena dihubungkan dengan motor listnik yang bekerja secara otomas.
Tangga jalan banyak dipasang di tempat yang ramai, banyak penghuninya yang menggunakan
tangga terus menerus, seperti di pasar bertingkat, toko-toko, shopping centre, dan di rnana lalu
1. Satu arah, di mana orang yang akan nielanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi hars
2. Arah silang, di mana orang yang akan melanjutkan ke tingknt yang lebih tinggi
cukup berpindah ke tempat yang berdekatan (Gambar 4-l6).Begitu juga jika orang akan turun dan
tingkat yang Iebih tinggi ke tingkat lebih rendah.
Tangga jalan tidak memerlukan tenaga pada waktu orang sedang naik, karena seolah-olah orang
anak tangga 40 cm. Sedangkan lebar tangga jalan sekitar 84,5 cm yaitukurang dari 100 cm.Berhubung
lantai yang terbatas, maka tangga jalan makan tempat yang besar. Jika
perbedaan lantai atas dan di bawahnya misal 4 m atau 400 cm, maka panjang menjadi 1,73 X
tinggi = 1,73 X 4 = 6,92 m atau 692 cm. Belum termasuk tempat motor atau papan masuk
Untuk merencanakan tangga maka bisa digunakan rumus tangga sebagai berikut :
1 Aantrade + 2 Optrade = 57 ampai dengan 60 cm
Menurut riset bahwa pada saat mengangkat kaki dalam arah vertikal untuk
tinggi angkatan kaki tersebut itu dibutuhkan tenaga 2 kali lipat dibandingkan
kaki pada saat melangkah dalam arah horisontal. Sebagai idealisasi kita abil
contoh sebagai berikut :
Sebuah bangunan bertingkat dengan tinggi lantai 3.50 m, anak tangga
tegak (optrade) diperkirakan 18 cm. Jadi jumlah optrade = 350 : 18 = 18, 4
buah maka dibulatkan = 19 buah
sehingga optradenya menjadi = 350 : 19 = 18.4 cm. Ukuran ini harus diteliti
benar sampai ukuran dalam milimeter. Kita lihat berdasarkan rumus tangga
:
1 aantrade + 2 optrade = 57 – 60 cm
Tangga mempunyai kedudukan sangat penting karena membawa pretise bagi penghuni
bangunan tersebut. Tetapi sekarang bila membuat bangunan disertai tangga sudah bukan
barang kemewahan lagi. Ini tidak lain karena tanah yang dipunyai tidak luas maka
pengembangannya harus ke atas dan pasti memerlukan tangga.
Dipasang pada daerah yang mudah dijangkau dan setiap orang pasti memerlukan
Mendapat penerangan yang cukup terutama siang hari
Mudah dijalani
Berbentuk sederhana dan layak dipakai
Tangga berfungsi sebagai penghubung antara lantai tingkat satu dengan lainnya pada suatu
bangunan.
Sudut tangga yang mudah dijalani dan efisien sebaiknya mempunyai kemiringan ± 40 º . dan
jika mempunyai kemiringan lebih dari 45 º pada waktu menjalani akan berbahaya terutama
dalam arah turun.
Agar supaya tangga tersebut menyenangkan dijalani, ukuran Optrade (tegak) dan Aantrede
(mendatar) harus sebanding.
2. Kolom Retak
Keretakan pada kolom bisa dikategorikan menjadi tiga jenis, kerusakan yang sifatnya tidak
membahayakan, sedang dan membahayakan bila tidak segera ditangani. Apa saja yang menyebabkan
kolom retak ?
Retak geser
Retak dengan pola diagonal/miring pada kolom biasanya disebut retak geser, yang disebakan oleh gaya
pada arah horisontal/datar. Retak geser seperti ini cukup membahayakan bila tidak segera di tangani,
karena bisa menyebakan kolom roboh dan tidak mampu menopang bangunan.
Retak lentur
Retak dengan pola horisontal/datar biasanya disebut retak lentur, disebabkan oleh tekanan yang
berlebihan pada kolom. Seperti halnya retak geser, retak lentur perlu ditangani dengan cermat.
Selimut beton terkelupas
Selimut beton pada kolom terkelupas, dapat disebakan oleh rendahnya kualitas/mutu beton yang
digunakan, sehingga kekuatan beton terhadap tekanan berkurang dan selimut beton mudah pecah.
Kontrol terhadap tahapan pembangunan sangat diperlukan untuk mencegah penurunan kualitas beton.
Tulangan bengkok
Kerusakan pada kolom dimana tulangan besi utama terlihat bengkok. Secara kasat mata terlihat kolom
sedikit bengkok. Hal ini diakibatkan kurangnya jumlah dan atau kurangnya ukuran besi pengikat
(sengkang).
Retak rambut dengan pola tidak beraturan
Saat usia bangunan masih muda, retak-retak rambut sudah bisa dideteksi. Sekalipun retak rambut tidak
membahayakan, namun cukup mengganggu pemandangan. Retak-retak kecil ini banyak disebabkan oleh
pengaruh lingkungan, yaitu perubahan suhu panas dan dingin yang drastis. Misalnya rumah dibangun
pada musim panas, setelah selesai terpapar hujan terus menerus.
3 Alternatif solusi :
1. Untuk retak diagonal dan retak horisontal perlu dilakukan pemeriksaan kekuatan kolom, apabila kolom
masih cukup kuat cukup dilakukan grouting dengan cairan epoxy pada daerah tekan.
2. Jika setelah di analisa kolom kurang kuat, maka diperlukan pelebaran ukuran kolom. Pelebaran ini
dilakukan untuk memperkuat kolom sehingga mampu menahan beban di atasnya.
3. Untuk retak-retak kecil, cukup dilakukan penambahan dengan plesteran agar tulangan besi tidak
berhubungan dengan udara luar yang dapat menyebabkan karat.
3. Dinding/Lantai Retak
Keretakan pada dinding banyak disebabkan oleh kurangnya kualitas beton dinding basement. Kualitas
beton dinyatakan dengan satuan K (contoh : K-125, K-175, K-250 dst). Untuk rumah-rumah yang
dibangun secara massal kerusakan semacam ini banyak ditemui. Keretakan pada lantai akibat gaya uplift
yang melebihi kapasitas lantai basement. Adanya pergerakan tanah di bawah lantai basement, sehingga
terjadi keretakan pada dinding dan lantai basement. Ini dapat juga mengakibatkan sobeknya waterstop
(karet penahan air tanah).
2 Alternatif Solusi :
1. Siapkan cairan kimia khusus yang sifatnya mengikat dan cepat kering (epoxy), selanjutnya
suntikkan/grouting pada daerah retakan.
2. Untuk waterstop yang sobek harus diganti dengan yang baru.
4. Dinding Pagar Miring
Sering kita jumpai dinding pagar tembok yang miring atau hampir roboh. Tentu saja akan membahayakan
bila dinding roboh dan menimpa lingkungan di sekitarnya atau orang yang melintas. Apa saja penyebab
dinding pagar tembok roboh ? Pertama letak pondasi kurang dalam sehingga tidak mampu menahan
beban dinding pagar di atasnya, akibatnya dinding miring. Kedua, dinding pagar tembok terkena beban
angin/dorongan yang besar. Adanya perubahan karateristik tanah di sekitar pondasi pagar yang
mengakibatkan daya dukung tanah berkurang, sehingga memperlemah pondasi.
3 Alternatif Solusi :
1. Gali tanah di sekitar pondasi, luruskan pagar yang miring dengan penambahan perkuatan sementara,
berupa penopang kayu/besi pada dinding pagar.
2. Buat pondasi dan sloof di belakang pagar sebagai tempat dudukan kolom/tiang penopang.
3. Buat kolom/tiang berbentuk segitiga untuk menahan kemiringan pagar. Ukuran tiang disesuaikan
dengan beban dinding yang ditopang.
5. Pondasi Batu Kali Turun
Penyebab :
1. Lapisan tanah di bawah pondasi kurang padat/kurang keras sehingga tidak mampu menopang beban di
atasnya.
2. Ukuran pondasi kurang besar, tidak sesuai dengan beban bangunan di atasnya.
3. Posisi/letak pondasi berada dalam sudut longsor tanah.
4. Tanah mengalami perubahan karakteristik akibat kejadian alam seperti banjir, gempa bumi.
4 Alternatif Solusi :
1. Buat pondasi baru yang berada dekat dengan pondasi yang turun. Tujuannya untuk membagi beban
yang berlebih.
2. Padatkan permukaan tanah di bawah pondasi yang baru dengan cara manual atau dengan bantuan
mesin stamper sehingga daya dukung tanah meningkat.
3. Perbaiki ketinggian balok dan dinding yang rusak akibat penurunan pondasi.
4. Buat tiang di atas pondasi baru untuk menghentikan penurunan.
6. Keramik Pecah, Akibat Lantai Beton Retak
Penyebab :
1. Pecahnya keramik lantai bisa disebabkan oleh beton di bawahnya. Lantai beton yang terkena beban
yang melebihi kapasitasnya akan retak/pecah. Akibatnya lantai keramik yang menempel di atasnya turut
retak/pecah.
2. Adanya gempa menyebabkan lantai beton terkena gaya geser sehingga mengalami pergerakan. Gerakan
ini juga dapat menyebabkan lantai keramik di atasnya retak/pecah.
3. Penggunaan kualitas beton yang tidak memenuhi syarat. Misalnya komposisi campuran semen, pasir
dan air yang tidak sesuai atau menggunakan air yang kotor dapat menyebabkan lantai beton retak.
4. Kesalahan teknis dalam pengerjaan lantai beton, misalnya kekeliruan pada susunan.anyaman besi
beton, posisi sambungan coran beton, perancah/bekisting dilepas sebelum beton cukup keras.
3 Alternatif Solusi :
1. Lepaskan lantai keramik yang pecah dan kikis retakan pada lantai beton.
2. Beri cairan kimia khusus untuk menutup retakan.
3. Tutup kembali permukaan lantai beton yang sudah diperbaiki dengan keramik.
http://www.gussuta.com/teknik/tip-mengatasi-masalah-pada-bangunan.html
PERMASALAHAN DETAILING PADA BANGUNAN BETON
1 PENDAHULUAN
tektonik bumi, yaitu lempeng Samudra Hindia (Indo Australia), Eurasia dan Pasifik. Oleh
karena itu, daerah-daerah di Indonesia pada umumnya rawan terhadap gempa (BSN,
2002). Dalam beberapa kejadian gempa di Indonesia beberapa tahun belakangan ini,
bangunan sederhana seperti rumah atau bangunan bertingkat rendah lainnya yang
terbuat dari struktur beton bertulang, banyak yang mengalami kerusakan. Kerusakankerusakan
tersebut pada umumnya disebabkan oleh faktor desain dan pelaksanaan
Pada bangunan rumah atau bangunan bertingkat rendah lainnya, kondisi ini dapat dilihat
pada ketiga hal berikut. Pertama, ukuran kolom (atau balok) pada bangunan rendah
pada umumnya kecil, sehingga tidak dapat memobilisasi secara maksimum tegangan
lekatan yang memadai untuk menahan gaya tarik/tekan baja tulangan lentur elemen
balok (atau kolom) yang diangkur di situ. Akibatnya, tulangan lentur balok (atau kolom)
akan mengalami slip yang signifikan dan tidak akan dapat mencapai kapasitas
tarik/tekan maksimumnya. Kedua, jenis baja tulangan yang digunakan pada bangunan
rumah atau bangunan bertingkat rendah lainnya umumnya berupa baja tulangan polos.
Ketiga, bentuk pengangkuran tulangan lentur balok (atau kolom) yang pada umumnya di
tanam didalam kolom bawah (atau balok), dengan panjang penanaman 40xD. Sebagai
ilustrasi, untuk bangunan rumah, ukuran kolom yang sering digunakan adalah 100 mm x
100 mm atau 150 mm x 150 mm. Bila elemen balok ditulangi dengan tulangan D10,
maka ukuran join balok-kolom yang dasarnya sama dengan ukuran kolom tersebut tidak
akan memadai untuk mentransfer tegangan lekatan ke daerah join. Hal ini disebabkan
yang memadai, panjang penanaman tulangan balok didaerah join haruslah minimum
sebesar 20xD (dimana D adalah diameter tulangan lentur balok yang ditanam). Dalam
hal ini (bila D= 10 mm), ukuran join yang dianggap memadai haruslah minimum 200 mm.
Selain ukuran geometri join yang tidak memadai, penggunaan baja tulangan polos
sebagai tulangan utama balok dan kolom juga dapat mengarah pada kegagalan bond
Makalah ini menyajikan hasil kajian analitis dan eksperimental terhadap bentuk-bentuk
detailing yang umum dijumpai pada bangunan beton bertulang sederhana. Pada kajian
eksperimental, dilakukan pengujian 4 buah benda uji join balok kolom eksterior skala
penuh. Parameter uji yang dipilih adalah jenis baja tulangan balok (yaitu polos atau ulir)
dan bentuk penanaman tulangan lentur balok (kedalam stub beam atau kedalam kolom
Guideline DPU untuk bangunan beton bertulang sederhana dimana portal beton
berfungsi sebagai elemen pengaku dinding (confined masonry). Ada beberapa catatan
yang perlu disampaikan terkait dengan detailing tersebut bilamana sistem portal
bangunan dianggap berdiri sendiri sebagai sistem struktur penahan beban gempa (dan
Berdasarkan literature, kuat lekatan tulangan polos yang pada dasarnya hanya
terdiri atas mekanisme adhesi dan friksi hanyalah ±10 % kuat lekatan tulangan
ulir. Selain itu, degradasi lekatan akibat beban bolak balik disaat terjadi gempa
pada tulangan ulir. SNI Beton yang berlaku saat ini (yaitu SNI 03-2847-2002
(Purwono et al., 2007)) hanya mengijinkan penggunaan baja tulangan polos pada
2. Ukuran join yang tidak memadai untuk pengangkuran tulangan balok atau kolom.
150mm x 150mm dan balok 100mm x 150mm, maka ukuran join yang dihasilkan
(atau kolom) di daerah join. Berdasarkan SNI 03-2847-02, ukuran join pada
tulangan lentur balok yang ditanam). Sedangkan untuk sambungan balok kolom
adalah tebal selimut beton) bila daerah join eksterior tersebut dikekang secara
memadai oleh tulangan lateral (ACI-ASCE 352, 2002 dan ACI 318, 2008).
Bilamana ukuran geometri join tidak memadai, maka ada beberapa cara yang
Cara ini hanya dapat dilakukan pada join balok kolom eksterior. Dengan
metoda ini, tulangan lentur balok dapat diangkur pada daerah stub beam.
antara kolom dengan balok ring atap). Dengan cara ini, tulangan lentur kolom
Cara yang pertama diindikasikan oleh Priestley (1997) sebagai cara yang terbaik.
didaerah inti join pada dasarnya lebih baik daripada perilaku join yang tulangan
3. Pengangkuran tulangan lentur balok (atau kolom) ke dalam kolom (atau balok).Cara ini
direkomendasikan pada guideline DPU untuk mengatasi masalah ukuran
geometri join yang tidak memadai untuk pengangkuran tulangan lentur balok
ataupun kolom. Berdasarkan guideline DPU tersebut, tulangan lentur balok harus
ditekuk, dengan bagian tekukan ditanam sedalam 40xD kedalam kolom bawah
(D adalah diameter tulangan lentur balok). Hal yang sama berlaku untuk
dalam aturan SNI 03-2847-02. Hal ini disebabkan karena arah gaya aksi pada
baja tulangan sebagian besar ditahan oleh gaya yang tidak searah yang
geser pada tulangan berkait diutamakan sebagian besar terjadi pada bagian
lurus tulangan sebelum ditekuk, dengan panjang bagian lurus yang tidak boleh
kurang daripada 20xD atau ldh = 100 D/√fc’. Dengan metoda SNI ini, arah gaya
aksi dan sebagian besar gaya penahan pada dasarnya tetap segaris. Hanya
sebagian dari gaya aksi yang ditahan oleh strut tekan yang terbentuk pada sudut
tekuk tulangan.
penampang balok atau 1 kali dimensi terkecil penampang kolom. Hal ini pada
dasarnya kurang memadai jika sistem struktur adalah sistem portal yang berada
di daerah dengan tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa, dimana akibat
beban gempa yang terjadi, pada ujung-ujung balok dan kolom sistem portal
Berdasarkan guideline DPU, tulangan lateral tidak perlu dipasang di daerah join.
Berdasarkan alasan praktis, hal ini pada dasarnya dapat diterima. Namun,
mengingat ukuran geometri join yang pada umumnya tidak memadai pada
tersebut diatas pada prinsipnya tetap dapat menghasilkan perilaku bangunan yang baik,
khususnya di daerah dengan tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa, selama:
disekelilingnya tidak lebih daripada satu. Selain itu, luas dinding yang terkekang
2. Bahan (batu bata dan plesteran) yang digunakan memiliki kualitas yang baik.
4. Daerah interface antara dinding dan elemen portal diberi perlakuan yang
Namun, penyatuan dinding dan elemen portal disekitarnya pada prakteknya susah
diperoleh. Batu bata pada umumnya diproduksi dengan menggunakan teknologi yang
seadanya, sehingga biasanya sulit untuk mendapatkan batu bata dengan kualitas yang
baik secara konsisten. Selain itu, kualitas pelaksanaan di lapangan juga terkadang
kurang baik. Selanjutnya, dinding pada bangunan rumah umumnya memiliki banyak bukaan. Faktor-
faktor ini menyebabkan bahwa pada prakteknya bangunan confined
masonry sering didesain secara konservatif sebagai sistem struktur portal terbuka,
sambungan balok kolom menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Pada saat terjadi
gempa, join balok kolom menerima gaya geser vertikal dan horizontal yang beberapa
kali lebih besar dibandingkan dengan gaya geser yang bekerja pada elemen balok atau
kolom. Bilamana join tidak didetail dengan baik, maka join tersebut dapat menjadi
elemen terlemah pada struktur, dan hal ini tentu saja dapat mempengaruhi perilaku
3 PROGRAM EKSPERIMENTAL
Program eksperimental dalam studi ini direncanakan dengan tujuan untuk mempelajari
pengaruh beberapa aspek detailing pada sambungan balok kolom terhadap kinerja yang
dihasilkan. Untuk tujuan ini, empat buah benda uji sambungan eksterior skala penuh
yang mewakili dimensi portal bangunan sederhana difabrikasi dan diuji. Pada bendabenda uji tersebut,
panjang balok ditetapkan sepanjang 2.4 m dari sumbu kolom dan
tinggi kolom (dari dasar tumpuan hingga titik pembebanan) diambil setinggi 2.9 m.
Ujung-ujung balok dan kolom pada benda uji tersebut menggambarkan lokasi titik-titik
belok pada elemen-elemen portal bangunan yang dikenakan pengaruh beban lateral.
Parameter pengujian yang divariasikan adalah jenis tulangan lentur yang digunakan
pada elemen balok, yaitu berupa tulangan polos atau tulangan ulir, serta bentuk
pengangkuran tulangan lentur balok, yaitu ditanam didalam stub beam atau ditanam
didalam kolom bawah. Bentuk pengangkuran dengan menggunakan stub beam pada
dasarnya dilakukan dengan mengacu pada SNI 03-2847-02 (Purnomo et al., 2007); cara
ini dapat dipilih bilamana dimensi kolom tidak mencukupi untuk penanaman tulangan
lentur balok. Bentuk pengangkuran dengan penanaman tulangan lentur balok pada
kolom bawah dilakukan dengan mengacu pada guideline DPU (Dept. of Public Work,
2005). Jumlah total benda uji yang dites adalah 4 buah. Penamaan benda uji dilakukan
dengan menggunakan dua huruf, dimana huruf pertama adalah P (untuk tulangan polos
pada balok) atau D (untuk tulangan ulir) dan huruf kedua adalah B (untuk penanaman
pada stub beam) atau C (untuk penanaman pada kolom bawah). Dengan cara ini,
keempat benda uji yang dites diberi label PB, PC, DB dan DC. Penampang balok dan
kolom untuk seluruh benda uji adalah 150 mm x 200 mm dan 200 mm x 200 mm. Detail
geometri benda uji dan penulangannya dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3. Perlu dicatat bahwa benda
uji yang dites diberi tulangan sengkang pada daerah join dan spasi
maksimum tulangan sengkang pada balok dan kolom diambil sebesar h/2 (Guideline
DPU merekomendasikan spasi tulangan lateral yang lebih besar di daerah sendi plastis
Baja tulangan ulir dan polos yang digunakan pada benda uji masing-masing memiliki
kuat leleh fy = 553 MPa dan fy = 333 MPa. Kuat tekan rata-rata beton silinder pada saat
benda uji sambungan balok kolom dites adalah 33 MPa.
Pada bagian berikut ini akan disampaikan hasil pengujian yang diperoleh dari keempat
benda uji. Gambar 5 memperlihatkan kurva histeresis yang dihasilkan untuk keempat
benda uji. Kuat leleh dan ultimit serta nilai drift ratio (DR) terkait untuk semua benda uji
signifikan pada loop histeresis yang dihasilkan benda uji PB. Pola retak yang terekam
pada benda uji PB (Gambar 6), dimana keretakan justru terjadi di daerah stub beam,
mengindikasikan terjadinya kegagalan bond slip tulangan lentur balok di daerah join. Hal
ini memperlihatkan bahwa lekatan disepanjang area join tidak efektif dalam menahan
(R10@80)
160
6d=60
SPECIMENS
DB and PB
(4D10) (4R10)
480
200 (R10@100)
(R10@80) 480
16
R=3d=30mm
200 (R10@100)
200
150
350
(R10@50)
800
(R10@100)
46
200
200
4D10
Section A-A
R10
20
17
17
Section B-B
AA
R10
115.0¡ ã
10d=100
R=3d=30mm
480
200
480
16
200
16
800 350
AA
200
200
4D10
Section A-A
20
400
46
140
(R10
@80)
(R10@100)
(R10@80)
(R10@100)
(R10@100) (R10@50)
SPECIMENS
DC and PC
(4D10) (4R10)
200
150
17
17
Section B-B
R10
R10
R10@77 R10@77
Diamension in mm Diamension in mm
Uji DB dan PB
1.45
2.40
Strong Floor
2.90
Reaction Wall
(+) (-)
N=130kN
Load Cell
Specimen
Post Tension
Steel (750 kN Each)
140
Diamension in m
-11
-9
-7
-5
-3
-1
PB
P th=4kN
P th=-4kN
K th
-11
-9
-7
-5
-3
-1
PC
P th=4kN
P th=-4kN
K th
-13
-11
-9
-7
-5
-3
-1
11
DB
P th =6.5 kN
P th =-6.5 kN
K th
-13
-11
-9
-7
-5
-3
-1
1
11
DC
P th=6.5 kN
P th=-6.5 kN
K th
-4.5%-4% 4% 4.5%
Gambar 5 Loop Histeresis untuk Keempat Benda UjiTabel 1 Rangkuman Hasil Pengujian
Specimen
PB 3.87 1.00
6.18 4.00
-7.46 -4.50
PC 3.89 1.00
4.93 2.25
-7.10 -4.50
DB 6.57 1.50
8.07 2.25
-9.40 -4.50
DC 6.23 1.50
7.25 2.75
-8.96 -4.50
Kegagalan bond slip ini disebabkan oleh fakta bahwa penampang baja tulangan polos
pada balok pada hakekatnya mengalami kontraksi akibat pengaruh poison’s ratio pada
saat baja tulangan tertarik. Akibatnya, mekanisme lekatan tulangan polos, yang hanya
terdiri atas mekanisme adhesi dan friksi, akan berkurang dengan sangat signifikan. Hal
ini mengakibatkan berpindahnya mekanisme penahanan gaya tarik tulangan balok dari
daerah join ke daerah stub beam pada benda uji PB, sehingga pada daerah stub beam
Hal yang sama juga terjadi pada benda uji PC, dimana mekanisme penahanan gaya
tarik tulangan lentur balok berpindah ke kolom. Akibatnya, kolom pada benda uji PC
mengalami keretakan selimut beton yang sangat signifikan pada sisi kolom yang terjauh
dari balok. Selain itu, sebagaimana terlihat pada Tabel 1, respon benda uji PC pada saat
didorong (beban (+)) menghasilkan gaya ultimit yang jauh lebih rendah dibandingkan
dengan respon pada saat ditarik (beban (-)) Hal ini mengindikasikan bahwa
pengangkuran tulangan tarik lentur balok ke dalam kolom bawah hanya efektif pada saat
sisi kolom yang ditanami tulangan tarik tersebut mengalami kondisi tarik.
Pola retak yang terbentuk pada elemen balok PB dan PC pada dasarnya tidak serapat
pola retak yang terbentuk pada elemen balok DB dan DC. Selain itu, lebar retak yang
terbentuk pada elemen balok PB dan PC adalah relative lebih lebar. Bahkan, pada drift
ratio diatas 3%, terjadi pemisahan elemen balok dimuka kolom. Hal ini sekali lagi
mengindikasikan tidak efektifnya mekanisme bond yang terbentuk antara beton dan
Dibandingkan dengan benda uji PB dan PC, benda uji DB memperlihatkan perilaku
histeresis yang stabil dan daktil di sepanjang pengujian. Benda uji DC, walaupun respon
histeresisnya tidak sestabil benda uji DB, juga memiliki perilaku hysteresis yang cukup
baik. Fenomena pinching yang diamati pada benda uji DC terjadi akibat terbentuknya
retak diagonal di daerah join. Hal ini pada dasarnya dipicu oleh penanaman tulangan
bawah balok ke kolom bawah.Gambar 6 Pola Retak pada Keempat Benda Uji
DR =0.5%
DR =2.0%
DR =3.0%
DR =0.5%
DR =2.0%
DR =3.0%
DR =0.5%
DR =2.0%
DR =3%
DR =0.5%
DR =2.0%
DR =3.0%
join balok-kolom yang umum diterapkan pada struktur beton bertulang sederhana. Hasil
kajian yang diperoleh memperlihatkan bahwa benda uji DB memperlihatkan kinerja yang
terbaik. Selain itu, dari hasil kajian ini secara umum dapat disimpulkan bahwa banyak
- Bilamana ada keraguan mengenai kualitas bahan dan pelaksanaan, maka sistem
pengaruh beban gempa yang sifatnya bolak-balik, maka disarankan agar baja
struktur bangunan.
- Sambungan antara elemen-elemen struktur harus dibuat kuat dan kaku agar
merubah keseimbangan gaya di daerah join dan di sekitar join serta menyebabkan
- Tekukan tulangan atas balok yang ditanam di daerah join sebaiknya mengarah ke
Begitupun halnya untuk tulangan kolom, tekukan tulangan kiri sebaiknya mengarah
kekanan dan tekukan tulangan kanan mengarah kekiri.
- Bilamana ukuran kolom (atau balok) tidak memadai untuk penyaluran tulangan
balok (atau kolom), maka gunakan haunch (perbesaran balok diujung) atau stub
beam.
- Pasang tulangan sengkang yang rapat, dengan spasi maksimum 0,5 h (h=tebal
elemen struktur balok atau dimensi penampang terkecil kolom) pada ujung-ujung
balok dan kolom, karena pada daerah2 tersebut gaya geser yang terjadi cendrung
besar, terutama pada saat terjadi gempa. Tulangan sengkang yang rapat ini
bentang balok dan kolom dapat dibuat lebih jarang, hingga maksimum = h.
6 UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih disampaikan pada LIEN Institute For the Environment, the School of
Indonesia, atas bantuan dana penelitian yang diberikan sehingga penelitian yang
ACI Committee 318 (2008). “Building Code requirements for Structural Concrete (ACI
Dept. of Public Work (2005). “Practical Guideline for Housing Construction in Earthquake
Aceh; Tinjauan Kinerja Dua Bangunan Perkantoran di Banda Aceh”, Seminar Sehari
Imran, I., Suarjana, M., Hoedajanto, D., Soemardi, B., Abduh, M. (2006). “Lessons from
Purwono, R., Tavio, Imran, I., Raka, I.G.P. (2007), “Indonesian Concrete Code for
- LANTAI
Lantai adalah salah satu elemen bangunan yang paling sering kita pergunakan. Setiap harinya lantai
selalu diinjak dan digunakan untuk meletakan barang diatasnya. Hal ini barakibat lama kelamaan lantai
akan mengalami masalah sederhana yang diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
1. Bersihkan area bawah lantai yang telah kita angkat hingga dasar tanah terlihat