Kata Pengantar
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah sederhana yang berjudul “METAL
MANUFACTURING AND CONSTRUCTION PROCESSES”. Penulis juga berterima kasih kepada
orangtua yang telah memberikan dukungan materi,dan kepada dosen teknik galangan dan
reparasi kapal yang telah memberikan bimbingan.
Masalah pemanfaatan logam dan proses konstruksi yang sering menjadi pembahasan
mahasiswa di dunia teknik perkapalan. Maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini
menjadi sebuah makalah sederhana.
Dengan adanya makalah sederhana ini penulis berharap pembaca dapat memahami
tentang pemanasan global secara rinci dan dapat ikut serta dalam mengurangi pemanasan
global, demi masa depan yang lebih baik. Penulis menyadari bahwa makalah sederhana ini
masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat penulis
harapkan.
Penulis,
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Bahan klonstruksi ini paling banyak dipergunakan dalam pembuatan kapal dan juga
konstruksi pengeboran lepas pantai (platform), hal ini dikarenakan banyak keunggulan-
keunggulan yang dimiliki oleh Besi/Baja bila dibandingkan dengan bahan konstruksi yang
lain, yaitu :Besi/Baja mempunyai sifat yang tidak mudah berubah bentuk, tidak dapat terjadi
keretakan.
b. Identifikasi Masalah
c. Rumusan Masalah
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa elemen
lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga
2.1% berat sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam baja: karbon, mangan,
fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan aluminium. Selain itu, ada
elemen lain yang ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja
diantaranya: mangan, nikel, krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium.[1]
Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas
baja bisa didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.
a. Fitting (penyetelan)
b. Welding (pengelasan)
Sedangkan bagian Assembly dibagi menjadi:
a. Plate Joinning
b. Fitting
c. Welding
d. Pointing
Sub Assembly/Assembly
Fitting : Penyetelan bagian-bagian yang akan disambung hingga sesuai dengan tanda yang
telah ada sebelum dilaksanakan pengelasan.
Welding : Proses penyambungan material baik 2 atau lebih secara manual, semi otomatis
dan
otomatis.
a. Manual Electric Welding
Penyambungan 2 logam sengan cara memanaskan hingga melebur menjadi satu dab
sebagai logam pengisis diambil dari elektroda, pengoperasian dengan tangan. Penggunaan
manual electric welding ini untuk menyambung komponen konstruksi yang terletak dalam
posisi yang tak dapat dicapai oleh penggunaan peralatan las yang otomatis.
b. Automatic Electric Welding
Digunakan untuk mengelas benda-benda yang datar permukaannya dan cukup panjang
jarak pengelasannya.
c. Acetyline Welding
Penyambungan dua buah logam dengan jalan meleburkan kedua ujung logam dan diikuti
oleh pengisian kawat logam pengisi. Panas yang digunakan berupa campuran 02 dan gas
Acetiline dan dengan bantuan penekanan dan panas dari campuran atau nyala didua gas
tersebut, penggunaan las acetylene dalam proses assembly (sub assembly dan assembly) ini
hanya untuk pelat-pelat dengan ketebalan 6 mm. Pada pengelasn secara otomatis, pasir
yang digunakan sebagai pelindung adalah pasir OK FLOX
1. Proses perlengkapan
ERECTION
Erection merupakan pekerjaan pembangunan badan kapal yang terakhir. Pada
pekerjaan ini blok-blok yang telah selesai dikerjakan oleh bagian assembly digabung
(disambung/joint) menjadi satu sehingga terbentuklah badan kapal keseluruhan. Dalam
penggabungan block satu
dengan block lainnya diperlukan pekerjaan awal yaitu pemasangan kupingan, papan
pranca,penandaan dll.
Secara garis besar pekerjaan pada bagian erection dapat digolongkan sebagai berikut:
- Preparation, meliputi pekerjaan pemasangan kupingan, guide plate, marking
danpemasangan papan-papan pranca.
- Adjusting, meliputi pekerjaan leveling, atau penyamaan, cutting of allowance.
- Fitting atau penyetelan dimana pada pekerjaan ini dibutuhkan peralatan seperti
gerinda,
gajung dll. serta dilaksanakan pekerjaan heating untuk menghilangkan deformasi atau
tegangan sisa setelah terjadi pengelasan.
- Welding.atau proses pengelasan.
- Pengecekan/pemeriksaan pada erection:
Structure check, welding, tekanan air dan udara untuk pengecekan tanki, ukuran kapal
serta painting check. Di Indonesia, biasanya setelah kapal memungkinkan untuk
diluncurkan, kapal diluncurkan (tempat erection bisa digunakan untuk membangun kapal
berikutnya), pekerjaan selanjutnya bisa dilaksanakan di atas dok apung atau di dalam dok
gali. Oleh karenanya pengedokan tidak bisa kita lewatkan dalam pembelajaran modul ini.
Rencana pengedokan (docking plan) Dalam pengedokan perlu merencanakan dengan baik
meliputi:
1. Marking posisi ganjel dilantai dock.
2. Meletakkan ganjel-ganjel (umumnya tepat pada gading-gading, gading besar dan side
girder) dan juga harus tepat pada center kapal.
3. Menentukan ketinggian ganjel dan jarak antar ganjel.
4. Fitting.
5. Pemasangan stopper dengan kemiringan 60° sebelum dilaksanakn peletakan ganjel-
ganjel
(no.2) maka dilaksanakan adjusting (pelurusan).
Gambar-gambar yang diperlukan:
1. Docking Plan
2. Working drawing (untuk pekerjaan lanjutan).
3. Marking list (untuk pekerjaan lanjutan).
Perlakuan panas terhadap baja tergantung dari bahan baja tersebut. Adapun proses-proses
perlakuan panas terhadap baja antara lain.
1. Annealing
Merupakan proses yang terdiri atas pemanasan baja sampai 850 0-9500 C dan didinginkan
dalamtungku dengan sangat lambat. Hal ini dapat mengurangi tekanan internal untuk
melunakkann baja dan dapat membuat kualitas baja tetap baik ketika perlakuan panas
berikutnya.
2. Normalizing.
Yaitu proses memenaskan baja perlahan kemudian didinginkan. Untuk proses pendinginan
dipercepat agar baja lebih kuat dan keras.
3. Quenching
Baja dipanaskan sampai suhu tertentu kemudian baja panas dipadamkan menggunakan air.
Proses tersebut menghasilkan baja yang keras dan struksur yang lebih baik.
4. Tempering.
Merupakan kelanjutan proses quenching dan pemanasan samapi 6800 C. Dan kemudian
didinginkan dalam minyak atau air.
5. Stress Relieving
Mengurangi tekanan internal suhu baja akan naik sehingga tidak ada perubahan struktur
bahan terjadi serta perlahan-lahan didinginkan.
Pada awalnya badan klasifikasi LR memberikan spesifikasi yang berbeda untuk setiap
baja. Namun pada tahun 1959, badan klasifikasi membuat kesepakatan untuk membakukan
semua kebutuhab plat. Sekarang ada lima kualitas baja yang berbeda menurut badan
klasifikasi dalam konstruksi kapal. Adapun tiap grade di beri perbedaan yaitu grade A, grade
B, grade C, grade D, dan grade E.
III. Penutup
a. Kesimpulan
Dalam pembuatan sebuah kapal yang berbahan material logam terlebih dahulu kita
mengidentifikasi material tersebut. Maka dari itu kita dapat memproses material tersebut
dengan efisien.