Komponen Diazo
Komponen diazo adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membangkitkan warna
pada bahan yang telah dinaftolkan. Reaksi yang terjadi antara naftolat dengan komponen
diazo berlangsung didalam serat.
Untuk membentuk warna didalam bahan digunakan 2 macam senyawa diazo yaitu :
1. Basa Naftol
Basa Naftol merupakan senyawa aminaaromatik primer yang dapat di diazokan
dan digandengkan dengan komponen naftol serta tidak mengandung gugusan sulfonat
atau mengandung gugus pelarut lainnya. Dalam pemakaian basa ini harus dilarutkan
terlebih dahulu dengan asam klorida dan natrioum nitrit sehingga terbentuk garam
naftol yang raektf dan larut dalam air.
Reaksi pembentukan garam naftol dari basa naftol disebut reaksi diazotasi dan
berlangsung pada suhu rendah, pada umumnya digunakan es, sehingga zat warna
naftol disebut juga Ice Colour
2. Garam Naftol
Garam naftol merupakan basa naftol yang telah diazotasi dan distabilkan untuk
mempermudah pemakaian. Didalam perdagangan dikenal dua macam senyawa diazo
yang distabilkan, yaitu :
Garam naftol yang distabilkan dalam suasana asam yang akan bereaksi segera
dengan naftolat didalam bahan setelah dilarutkan didalam air. Garam ini biasanya
berbentuk diazonium klorida, diazonium sulfat, diazonium amino dan garam-garam
rangkap aril sulfonat.
Garam naftol yang distabilkan dalam suasana basa yang akan bereaksi dengan
naftolat setelah diasamkan atau dilakukan dalam uap asam
2.2 Kapas
Bahan serat yang digunakan adalah kapas yang merupakan jenis serat selulosa.
Penampang melintang dari serat berbahan kapas memiliki bentuk yang tidak beraturan
yaitu seperti ginjal. Bentuk penampang melintang seperti itu membuat hasil pewarnaan
pada permukaan jadi memiliki daya kilap yang kurang, akan tetapi bentuk seperti itu
memberikan daya penutup kain yang lebih besar.
Gambar diatas merupakan strukur dari serat selulosa. Pada serat kapas diatas memiliki
gugus hidroksil yang memberikan sifat penyerapannya terhadap air. Meskipun demikian,
selulosa yang banyak mengandung gugus hidroksil dapat bersifat tidak larut didalam air.
Hal tersebut dimungkinkan karena berat molekul selulosa yang sangat besar, juga karena
terjadinya ikatan hidrogen antar molekul selulosa yang mempersulit kelarutan selulosa
didalam air.
Gugus hidroksil tersebut selain dapat menarik gugus hidroksil dari molekul lainnya,
juga dapat menarik gugus hidroksil air. Hal tersebut membuat serat yang mengandung
banyak gugus hidroksil akan mudah menyerap air sehingga serat tersebut memiliki
moisture regain yang tinggi. Dengan kemudahan molekul air terserap kedalam serat,
menyebabkan serat mudah menyerap zat warna yang berbentuk pasta atau larutan.
1. Resep Penaftolan :
Naftolat 2-4%
Pembasah 1 ml
Na2CO3 2 g/l
NaCl 30 g/l
Vlot 1:20
3. Resep Pencucian :
Sabun 1 g/l
Na2CO3 2 g/l
Vlot 1:20
Suhu 80oC
Waktu 15 menit
Fungsi Zat
Na2CO3 : Berfungsi untuk mendapatkan suasana pencucian hasil celupan alkalis agar keaktifan
sabunnya makin baik.
Sabun : Berfungsi untuk proses pencucian setelah proses pencelupan guna menghilangkan zat warna
naftol yang menempel dipermukaan serat hasil celupan.
Diagram Alir
Proses pencucian
Skema Proses
1. Penaftolan 2. Proses Kopling
Naftolat
Pembasah 50oC CH3COOH
Na2CO3 NaCl Garam diazonium
30oC
10 20 30 40 0 10
t (menit)
1. Pilihlah satu zat warna naftol untuk pencelupan serat kapas. Yang warna dan tahan lunturnya
sesuai target.
2. Buatlah rencana proses pencelupannya meliputi, penyusunan diagram alir proses, pembuatan
skema proses, pemilihan zat pembantu dan penyusunan resep pencelupan.
3. Hitunglah kebutuhan bahan, zat warna, air, zat pembantu pencelupan sesuai dengan resep yang
anda buat.
4. Lakukan proses pencelupan sesuai skema proses.
5. Evaluasi dan analisa hasil pencelupan.
Resep I
Berat bahan = 4,80 x 20 = 96 ml
Zat warna = 2/100 x 4,80 = 0,096 x 100 = 9,6 ml
Pembasah = 96/1000 x 1 = 0,09
Na2CO3 = 96/1000 x 2 = 0,19
NaCl = 96/1000 x 30 = 2,8
Garam diazo = 96/1000 x 10 = 0,9
CH3COOH = 96/1000 x 1 = 0,09
Resep II
Berat bahan = 4,85 x 20 = 97 ml
Zat warna = 2/100 x 4,85 = 0,097 x 100 = 9,7 ml
Pembasah = 97/1000 x 1 = 0,09
Na2CO3 = 97/1000 x 2 = 0,19
NaCl = 97/1000 x 30 = 2,9
Garam diazo = 97/1000 x 10 = 0,9
CH3COOH = 96/1000 x 1 = 0,09
Resep III
Berat bahan = 4,74 x 20 = 94 ml
Zat warna = 4/100 x 4,74 = 19,4 ml
Pembasah = 94/1000 x 1 = 0,09
Na2CO3 = 94/1000 x 2 = 0,18
NaCl = 94/1000 x 30 = 2,7
Garam diazo = 94/1000 x 20 = 1,8
CH3COOH = 94/1000 x 1 = 0,09
Resep IV
Berat bahan = 4,81 x 20 = 96 ml
Zat warna = 4/100 x 4,81 = 19,2 ml
Pembasah = 96/1000 x 1 = 0,09
Na2CO3 = 96/1000 x 2 = 0,18
NaCl = 96/1000 x 30 = 2,8
Garam diazo = 96/1000 x 20 = 1,9
CH3COOH = 96/1000 x 1 = 0,09
VIII. Diskusi
Saat melakukan praktikum pencelupan dengan menggunakan zat warna nafthol dapat diketahui
bahwa pencelupan yang dilakukan Zat warna naftol adalah zat warna azo yang pembuatannya
simultan dengan proses pencelupan, zat warna naftol terdiri dari 2(dua) komponen yaitu naftol dan
garam diazonium.
Naftol tidak bisa larut di air sehingga untuk penaftolan bahan naftol harus dirubah menjadi naftolat
dengan menambahkan NaOH. Setelah penaftolan bahan barulah warnanya dibangkitkan dengan
garam diazonium sehingga terjadi proses kopling antara naftol dan garam diazonium didalam serat.
Berdasarkan warna hasil koplingnya, ada 2 jenis naftol yaitu naftol monokromatik yang warnannya
mengarah kesatu arah warna dan naftol polikromatik.
Pada percobaan ini digunakan variasi garam diazonium untuk pembangkitan warna dengan variasi 10
dan 20 ml/l untuk mengetahui ketuaan warna pada kain.
IX. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa semakin banyak
konsentrasi garam diazonium yang digunakan maka ketuaan warna akan lebih baik, dapat dilihat dari
kenampakan warna kain yang semakin tua pada resep IV.
X. Daftar Pustaka
Ir.Elly K.BK.Teks, dkk. Bahan Ajar Praktek Pencelupan 1. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil
Bandung: 2005.