A. Pendahuluan
Wabah atau kejadian luar biasa (KLB) masih sering terjadi di Indonesia.
Kejadian in mempunyai makna sosial atau politik tersendiri, karena peristiwanya
sering sangat mendadak, mengenai banyak orang, dan dapat menimbulkan
kematian yang tinggi. Pengambilan keputusan yang cepat dan tepat sangat
dibutuhkan dalam menanggulangi wabah atau KLB. Karena itu dibutuhkan satu
cara tersendiri dalam catatan dan laporan sehingga keputusan dan tindakan dapat
segera diambil.
Wabah penyakit menular adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit
menular dalam masyarakat yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka.
Kejadian luar biasa dalah kejadian kesakitan / kematian dan atau meningkatnya
suatu kejadian, kesakitan / kematian yang bermakna secara epidemiologis pada
suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu.
Kondisi tersebut berpengaruh terhadap penularan penyakit secara global.
Ada 3 (tiga) bentuk ancaman penyakit secara global yang kita hadapi yaitu : (1)
Penyakit yang ada di negara lain dan berpotensi masuk ke Indonesia (New
Emerging Infectious Diseases) seperti Hanta Fever, Ebola, SARS dan Avian
Influenza, (2) Penyakit yang masih merupakan masalah dan kemudian
berkembang (Emerging Diseases) dengan munculnya strain mikroba baru sebagai
akibat resistensi antibiotika serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung pola
hidup sehat seperti Dengue Haemoragic Fever, Malaria, Filaria, Chikunguya,
Cholera, Typoid dan Salmonellosis, (3) Penyakit yang bukan dianggap masalah
lagi, namun berpotensi untuk muncul kembali (Re-Emerging Diseases)
diantaranya Pes, TBC, Scrub-Typus (Depkes, 2007).
Melihat ancaman global penyakit di atas, World Health Organization
(WHO) melakukan revisi terhadap IHR ( International Health regulation) 1998
menjadi IHR 2005 Revisi yang telah berlaku sejak tahun 2007 bertujuan
mencegah, melindungi dan menanggulangi terhadap penyebaran penyakit
antar negara tanpa pembatasan perjalanan dan perdagangan yang tidak
perlu. Dengan diberlakukannya IHR 2005 Revisi maka UU No. 1 Tahun
1962 tentang Karantina Laut dan UU No 2 Tahun 1962 tentang
Karantina Udara yang mulanya fokus pada pencegahan 6 (enam)
penyakit menjadi 3 (tiga) penyakit yaitu; Pes, Yellow Fever dan
Cholera, sehingga diperlukan penyesuaian baik dari segi penatalaksanaan
maupun penegakan sanksi terhadap pelanggarannya (Depkes, 2007).
Kriteria KLB :
Suatu kejadian penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila
memenuhi criteria sebagai berikut :
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada / tidak dikenal.
2. Peningkatan kejadian penyakit / kematian terus menerus selama tiga kurun
waktu berturut – turut menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian penyakit / kematian dua kali atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya.
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali lipat
atau lebih dibanding dengan angka rata – rata perbulan dalam tahun
sebelumnya.
5. Angka rata – rata perbulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali
lipat atau lebih dibanding dengan angka rata – rata perbulan dari tahun
sebelumnya.
6. Beberapa penyakit khu sus, yaitu Cholera, DHF / DSS :
- Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis)
- Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu
sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang
bersangkutan.
7. Beberapa penyakit yang dialami satu atau lebih penderita, seperti keracunan
makanan dan keracunan pestisida.
B. Pembagian Penyakit Menular
Dilihat dari sifat gejala serta sifat penyebarannya, penyakit menular dapat
dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1. Penyakit yang bersifat kronis endemis
2. Penyakit yang bersifat akut epidemis
1. Sporadik, adalah suatu keadaan dimana suatu penyakit menular yang ada
disuatu wilayah tertentu frekuensinya relatif berubah – ubah menurut
perubahan waktu.
2. Endemi, adalah suatu keadaan dimana suatu penyakit menular yang ada
disuatu wilayah tertentu frekuensinya relatif tetap dalam waktu yang lama.
3. Epidemi (Wabah), adalah kejadian dimana suatu penyakit menular
frekuensinya sangat meningkat sehingga dalam waktu yang singkat meliputi
suatu wilayah tertentu dan dapat menimbulkan malapetaka.
4. Pandemi, adalah keadaan dimana suatu penyakit menular frekuensinya
menunjukkan peningkatan yang amat tinggi, sehingga dalam waktu singkat
meliputi banyak negara.
1. Kolera ( Cholera )
Kolera termasuk kedalam penyakit karantina.
Karena muntah dan diare yang amat sering, penderita akan banyak kehilangan
cairan dan elektrolit, yang dapat menyebabkan kematian dalam waktu 12 jam
dari penularan penyakitnya. Besarnya angka kematian 5 % - 75 %.
Bekas penderita akan kebal terhadap kolera untuk beberapa tahun. Dari
vaksinasi akan diperoleh kekebalan selama kurang lebih 6 bulan.
Faeces penderita masih mengandung bibit penyakit kolera selama 7 – 14
hari setelah sembuh dari sakit. Bekas penderita dapat menjadi carrier yangs angat
berbahay bagi orang lain. Kolrea terdapat endemis di India
Kolrea di Indonesia
Penyakit kolera timbul akibat kesehatan lingkungan yang buruk seperti
pembuangan faeces, sampah dan limbah yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Karena penyakit ini akan hilang dengan sendirinya apabila hygiene dan sanitasi
lingkungan diperbaiki, seperti ayng terjadi di negara – negara yang sudah maju.
Usaha pencegahan dengan vaksinasi saja dianggap kurang memenuhi sasaran.
1.2 Etiologi
Pes disebabkan oleh Kuman/Bakteri Yersinia pestis (Pasteurellois
pestis), berbentuk batang, ukuran 1,5-2x0,5-0,7 mikron, bersifat biopolar,
non motil, non sporing, gram negatif. Pada suhu 280C merupakan suhu
optimum tetapi kapsul terbentuk tidak sempurna. Pada suhu 370C
merupakan suhu yang terbaik bagi pertumbuhan bakteri tersebut.
Organisme ini tidak motil dan tumbuh sebagai anaerob fakultatif di
beberapa media bakteriologi. Pertumbuhan lebih cepat bila berada pada
media yang mengandung darah atau cairan jaringan dalam suhu 300C. Pada
kultur darah dimana suhunya 370C, koloninya akan semakain mengecil
dalam waktu 24 jam.
Inokulum virulen yang diturunkan dari jaringan yang terinfeksi
menghasilkan koloni yang berwarna abu-abu dan kental, namun bila
dipindahkan dalam media laboratorium koloni tersebut berubah menjai
irregular dan kasar.
Klasifikasi bakteri Yersinia pestis:
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriacheae
Genus : Yersinia
Spesies : Yersinia pestis.
1.3 Epidemiologi
Sampai pada tahun 1960 telah tercatat kematian sebanyak 245.375
orang. Tahun 1968-1969 masih terjadi wabah di kabupaten Boyolali, Jawa
tengah dengan kematian sebanyak 42 orang dan berulang pada tahun 1970
dengan 2 kematian. Penyakit ini di Indonesia masih dalam pemantauan.
4. Cacar (Smallpox)
Etiologi (penyebab) :
virusvariola
Masa inkubasi :
antara 7-14 hari. Menurut undang-undang karantina ditetapkan 14 hari.
Cara penularan :
penularannya melalui kontak langsung ataupun tak langsung tapi infeksi
primernya selalu melalui hawa napas. Virusnya yang terdapat di udara, berasal
dari debu pakaian, tempat tidur dari keropeng yang jatuh di tanah ataupun dari
hawa napas sipenderita, terhirup bersama hawa pernapasan sehingga terjadi
penularan. Cacar adalah penyaki yang sangat menular.
Gejala penyakit :
penyakit cacar adalah suatu penyakit infeksi yang akut dengan gejala-gejala
berupa demam, sakit kepala, sakit pinggang dan anggota gerak, kadang-kadang
menggigil disertai rasa mual atau muntah yang berlangsung selama 3-4 hari.
Kemudian panasnya menurun dan timbul kelainan-kelainan pada kulit berturut-
turut: erythem (titik-titik kemerahan pada kulit), macula (bercak-bercak
kemerahan pada kulit), papula (bercak kemerahan pada kulit yang agak menonjol
dari permukaan kulit/ bentolan), vesikula (gelembung berisi cairan jernih), pustule
(gelembung berisi nanah), crusta (keropeng, terjadi karena nanah pada pustule
menering). Erupsi (ruam) pada kulit biasanya simetris dan mengenai seluruh
tubuh terutama muka, lengan dan kaki. Bila sembuh akan meninggalkan bekas
pada kulit yang tidak hilang seluruh hidup (bopeng)
Perbedaan cacar (variola) dan cacar air (varicella) :
cacar adalah penyakit yang sangat menular dan berbahaya. Karena itu janganlah
sampai keliru dengan cacar air yang merupakan penyakit yang ringan. Untuk
amannya, bila terjadi kematian karena penyakit ruam (rash) kulit anggaplah
penyakit itu sebagai penyakit cacar.
Malaria di Indonesia :
Masih merupakan penyakit rakyat nomor satu di Indonesia dan tersebar luas
diseluruh kepulauan Indonesia. Malaria ini akan menyebabkan :
Daya tahan tubuh rendah dan mudah diserang penyakit lain
Daya kerja menurun sehingga produktivitas menurun
Negara banyak kehilangan jam kerja dan dapat menghambat
kepariwisataan.
6. Tuberculosis
Penyebab : BasilMycobacterium tuberculosis (yang
ditemukan oleh Robert Koch pada tahun
1882).
Pemberantasan penyakit :
Di Indonesia penyakit TBC tersebar tidak hanya di kota – kota saja tetapi
juga sudah menyebar hingga ke pedesaan. Umumnya menyerang masyarakat
golongan sosial - ekonomi rendah seperti lingkungan perumahan yang berdesakan
(over crowded ), lembab, status gizi yang rendah, hidu tidak teratur dan
sebagainya.
Basil Mycobacterium tuberculosis yang berjuta – juta banyaknya yang
berasal dari ludah dan dahak penbderita mengering, akan bercampur debu dan
tersebar kemana – mana seperti di kendaraan umu, bioskop, pasar dan lain - lain,
apabila terhirup oleh orang yang sehat akan menambah jumlah penderita penyakit
TBC. Di Indonesia penderita TBC masih cukup banyak.
Pencegahannya :
(a) Pemberian vaksin BCG bagi bayi dan anak – anak.
(b) Pasteurisasi susu sapi sebelum diminum
(c) Memperkuat daya tahan tubuh dengan gizi yang baik, istirahat cukup,
olah raga cukup dan sebagainya.
(d) Meningkatkan keadaan sosial ekonomi masyarakat sehingga rumah
dan lingkungan memenuhi syarat kesehatan.
(e) Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, khususnya agar tidak biasa
meludah disembarang tempat.
Bibit penyakit yang telah masuk akan menyebabkan timbulnya luka yang
sukar sembuh di tempat masuknya bibit penyakit pada kulit. Kemudian luka akan
membentuk ulcus (tukak), bentuk papiloma (tonjolan) atau kombinasi menyerupai
buah framboesia.
Luka permukaan disebut induk paru ( babon patek = Yaws = initial lesion ).
Setelah 2 bulan kemudian akan timbul tonjolan yang banyak tersebar diseluruh
permukaan tubuh terutama di sekitar lubang - lubang badan seperti mulut, hidung,
anus, lipatan paha. Suatu ketika tonjolan akan menghilang, tetapi penyakit yang
sebenarnya akan tetap berlangsung beberapa bulan sampai beberapa tahun.
Kemudian dilanjutkan dengan timbulnya tonjolan dan gejala lainnya
selama 2 atau 3 bulan dan akan menghilang lagi. Masa silih berganti antara latent
dan kumat dapat berlangsung selama 5 tahun yang disebut stadium early ( awal )
dan kemudian setelah itu masuk ke stadium late ( lanjut ) dengan gejala - gejala
cuma ( jaringan meradang ) dikulit dan tulang, luka - luka besar yang telah
sembuh meninggalkan jaringan pacut yang nyata dan luas, radang sendi dan
tulang yang terasa nyeri.
Pada stadium late bila mengenai tulang hidung akan menyebabkan
hilangnya sekat rongga hidung sehingga hidung akan nampak pesek.
Bila kerusakkan parah akan menyebabkan langit - langit hilang dan hidung
tinggal satu lubang yang besar dan disebut Himopharingitis Mutilans.
Cara penularan
Penularan melalui kontak langsung dengan penderita ( Hubungan kelamin )
ataupun hubungan tak langsung melalui benda - benda terkontaminasi
Usaha pencegahan dan pemberantasannya
(a) Usaha yang ditujukan pada penderita dengan pengobatan sampai
sembuh dan untuk ini perlu mencari adanya panderita dalam
masyarakat dan dengan siapa saja ia telah berhubungan intim dan telah
menularkannya.
(b) Pengawasan sumber penularan terutama dikalangan WTS,maka perlu
dilokalisasi atau kalau dapat penghapusan sama sekali WTS.
(c) Pendidikan dan penerangan kepada masyarakat mengenai bahaya
penyakit kelamin ini bagi dirinya, keluarganya, dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1. perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/570/3/KMK425-
0407-G.pdf
2. Ichsan, Moch. Undang-undang republik Indonesia Nomor 1 tahun 1962
Tentang Karantina laut. 2015. Link:
www.bphn.go.id/data/documents/62uu001.pdf
3. Ariyanto. Mengenal Penyakit Yellow Fever. 2017. Link:
http://kespel.depkes.go.id/news/news_public/detail/39
4. Penyakit karantina. Cited on 02 Aug 2015. Link:
https://dokumen.tips/documents/penyakit-karantina.html
5. Ashar. Penyakit Karantina PES. Cited on 14 apr 2015. Link:
https://www.scribd.com/document/261807003/PENYAKIT-
KARANTINA
6. Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat, Oleh dr. Indan Entjang, PT. Citra
Aditya Bakti, 2000