Enzim Com PDF
Enzim Com PDF
240210080133
BAB V
HASIL PENGAMATAN
A. Tes Peroksidase
Blansing Buncis Kentang Wortel Jambu Biji Nenas Salak
(menit)
0 - - - Merah muda ++
1 - - - - +++
3 - - - - +
5 - - - - -
B. Uji Katalase
Blansing Buncis Kentang Wortel Jambu Biji Nenas Salak
(menit)
0 - - ++++ - ++
1 ++ ++ +++ +++ +++
3 + +++ ++ ++ +
5 - ++++ + - -
Larutan Pemanasan
0 1’ 3 5’
Vit. C 5%
As. Sitrat
1%
Aquades
Sampel : Salak
Larutan Pemanasan
0 1’ 3 5’
Vit. C 5% Kuning pucat (+++) (+++) (+++)
(+++++)
As. Sitrat Kuning pucat (++++) (+++) (++)
1% (+++++)
Aquades Kuning pucat (+++) (++) (+)
(++++)
Sampel : Wortel
Larutan Pemanasan
0 1’ 3 5’
Vit. C 5%
As. Sitrat
1%
Aquades
Sampel : Buncis
Larutan Pemanasan
0 1’ 3 5’
Vit. C 5% Hijau (++) (+++) (++++) (+++++)
As. Sitrat (+++) (++++) (+++++) (+++++)
1%
Aquades (++++) (++++) (+++++) (+++++)
Sampel : Kentang
Larutan Pemanasan
0 1’ 3 5’
Vit. C 5% Krem Pucat (+++) (++) (+)
kekuningan
(++++)
As. Sitrat Krem Pucat (+++) (++) (+)
1% kekuningan
(++++)
Aquades Krem Pucat (+++) (++) (+)
kekuningan
(++++)
Haris Dianto Darwindra
240210080133
BAB V
PEMBAHASAN
A. Tes Peroksidase
Enzim peroksidase merupakan salah satu enzim yang tahan panas. Jenis
reaksi yang dikatalisis oleh peroksidase melibatkan hidrogen peroksida sebagai
penerima, dan senyawa AH2 sebagai donor atom hidrogen, seperti ditunjukkan
berikut ini :
peroksidase
H2O2 + AH2 2H2O + A
Pada reaksi ini tidak ada oksigen molekul yang terbentuk. Kerja enzim
peroksidase dalam sayuran berguna untuk pendeteksian kefektifan pemutihan,
sedangkan enzim tersebut dapat juga merusak sayuran sehingga mengakibatkan
bau rasa yang menyimpang. Selain itu juga berguna dalam penentuan glukosa
dalam suatu bahan pangan yang dikombinasikan dengan glukosa peroksidase.
Kerja enzim peroksidase dalam buah yaitu mengakibatkan terjadinya pencoklatan.
(deMan, 1997).
Dalam buah terdapat enzim peroksidase, itu sebabnya buah dan sayur yang
dikupas atau dipotong akan berwarna kecoklatan jika didiamkan begitu saja. Pada
percobaan ini buah yang diuji enzim katalasenya adalah buncis, kentang, wortel,
jambu biji, nenas dan salak. Sampel-sampel tersebut diiris dan kemudian
diblansing selama 1, 3, dan 5 menit. Blanshing asalah proses pemanasan pada
suhu tertentu yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme dan
menonaktifkan anzim. Semakin lama proses pemanasan yang dilakukan maka
semakin sempurna penonaktifan enzimnya. Perbedaan waktu ini untuk
mengetahui sampai waktu berapa enzim peroksidase tahan panas. Setelah itu,
sampel dihancurkan dan tambah akuades serta dimasukkan ke tabung reaksi.
Kemudian ditambahkan 1% guaiakol, alkohol 95% dan 1 cc H2O2. Guaiakol
merupakan senyawa fenol, sementara H2O2 merupakan hidrogen peroksida.
Nantinya, bila pada sampel terdapat enzim peroksidase, H2O2 akan diuraikan dan
membentuk warna coklat merah. Dari hasil pengamatan untuk semua buah kecuali
salak tidak terlihat adanya reaksi positif untuk semua perlakuan ini menunjukan
tidak adanya pencoklatan yang berarti tidak terdapat enzim peroksidase,
sedangkan untuk buah yang lain seperti salak terjadi reaksi pencoklatan. Hal ini
berarti pada salak terdapat peroksida.
Haris Dianto Darwindra
240210080133
B. Uji Katalase
Katalase mengkatalisis perubahan dua molekul hidrogen peroksida menjadi
air dan oksigen molekul sebagai berikut :
katalase
2H2O2 2H2O + O2
Kestabilan katalase terhadap panas lebih rendah daripada peroksidase. Pada
pH netral, katalase akan kehilangan aktivitasnya dengan cepat pada 35ºC. Selain
mengkatalisis reaksi yang ditunjukkan di atas (aktivitas katalitik), katalase dapat
juga mempunyai aktivitas peroksidatik. Hal ini terjadi pada konsentrasi hidrogen
peroksida yang rendah dengan adanya donor hidrogen (misalnya alkohol).
Dalam tumbuhan, katalase mempunyai dua fungsi. Pertama kemampuan
untuk menghilangkan H2O2 (perokisda) berlebih yang dihasilkan pada
metabolisme oksidatif, dan kedua untuk kemampuan untuk menggunakan H2O2
dalam oksidasi fenol, alkohol dan donor hidrogen lain.
Pada percobaan ini buah yang diuji enzim katalasenya adalah buncis,
kentang, wortel, jambu biji, nenas dan salak. Sampel diiris dan diblansing selama
1, 3, dan 5 menit. Tujuannya adalah untuk mengetahui aktivitas enzim katalase
pada beberapa perlakuan pemanasan. Selanjutnya 5 gram sampel dimasukkan ke
tabung reaksi dengan 10 cc aquades dan 1 cc H2O2 3%. Kemudian tabung reaksi
ditutup dan dikocok. Dari percobaan ini reaksi positif menunjukan adanya
katalase dalam komoditi yang dilihat dari lamanya pemblansingan untuk sampel
buncis pada pemanasan 1 menit, kentang semakin lama pemanasan semakin
banyak gelembung yang muncul, pada wortel, jambu biji, dan salak semakin lama
waktu pemanasan semakin sedikit gelembung yang timbul, yang menunjukan
adanya enzim katalase pada bahan tersebut. Pada salak dan jambu biji setelah
mencapai 5 menit pemblansingan, gelembungnya hilang karena setelah lewat dari
waktu itu proses pemanasan akan menghilangkan enzim katalase yang dapat
menghilangkan pengaruh peroksida.
Gelembung O2 yang timbul pada percobaan diatas merupakan indikator
adanya enzim katalase. Gelembung ini dihasilkan dari reaksi enzim katalase
dengan hidrogen peroksidase. Enzim katalase ini berperan dalam kerusakan
oksidatif dalam penyimpanan sayuran.
Haris Dianto Darwindra
240210080133
Pisau tembaga
Data hasil pengamatan menunjukan bahwa pemotongan yang menggunakan
pisau tembaga akan mempengaruhi perubahan warna pada buah. Warna buah
yang menggunakan pisau tembaga berwarna lebih coklat. Hal ini disebabkan pisau
tembaga mengandung ion Cu, mudah berkarat (oksidasi). Hal ini karena enzim
polifenolase akan bereaksi dengan tembaga dan mempercepat warna coklat.
Pisau stainless
Sampel yang diiris dengan pisau stainless steel lebih lama pencoklatannya
bila dibandingkan dengan pisau tembaga. Hal ini disebabkan karena stainless steel
sendiri tidak bereaksi dengan oksigen diudara bebas sehingga tidak terjadi proses
oksidasi.
Haris Dianto Darwindra
240210080133
BAB VI
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H., Wooton, M. 1987. Ilmu Pangan
(Penerjemah : Hari Purnomo dan Adiono). Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
Man, J. M, de. 1976. Kimia Makanan. Edisi Kedua, Penerbit ITB, bandung.
Winarno, F. G. 1987. Kimia pangan dan Gizi. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Haris Dianto Darwindra
240210080133
1. Mengapa beberapa enzim lebih stabil pada perlakuan panas disbanding yang
lainya?
Jawab : Karena beberapa enzim memiliki struktur yang kompleks sehingga
enzim tersebut memiliki daya tahan terhadap panas (heat resistance) lebih
tinggi dibandingkan dengan enzim lain yang bersifat tidak than panas.