Anda di halaman 1dari 12
4132018 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BICARA | Primabnakimula's Blog, Primabhaktimulia’s Blog Just another WordPress.com weblog PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BICARA PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BICARA. BAGI ANAK TUNA RUNGU Pendahuluan Gangguan pendengaran dapat ditimbulkan berbagai sebab, baik oleh faktor keturunan, maupun di dapat oleh berbagai sebab seperti peradangan virus Rubella atau virus lainnya saat ibu hamil muda, gangguan saat lahir, peradangan selaput otak (meningitis) sesudah lahir dan obat ototoksik yang merusak sel sensori pendengaran. Gangguan pendengaran dapat timbul sebelum kemampuan bicara dan berbahasa berkembang pada anak, yaitu sebelum usia tiga tahun dan dikenal dengan istilah gangguan pendengaran pre-lingual. Sedangkan bila timbul setelah usia tiga tahun atau posi-lingual, biasanya anak sudah dapat berkomunikasi secara oral. Yang dimaksud dengan istilah ketunarunguan adalah gangguan pendengaran yang timbul sejak lahir, oleh berbagai sebab faktor di atas. Bila ketunarunguan tidak dapat ditangani dengan tepat, maka dapat mengakibatkan kesulitan, bukan hanya dalam berkomunikasi, namun juga perkembangan psiko- sosial maupun intelektualnya. Menurut berbagai penelitian, sepertiga dari semua anak tunarungu, penyebabnya diperkirakan adalah faktor keturunan (herediter) tipe resesif, yaitu di mana kedua orang tuanya juga mengalami gangguan pendengaran. Kurang lebih setengah dari seluruh kasus ketunarunguan tidak dapat diketahui penyebabnya, dan diantaranya diperkirakan sebagian besar juga oleh faktor keturunan, yang sulit dibuktikan, a. Pengertian Ketunarunguan hitps:Jprimabhaktimula wordpress.com/2009108127ipengembangan-komampuan-bicara! wna sr20t8 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BICARA | rimabnaktimuta’s Blog Anak dengan gangguan pendengaran atau tunarungu adalah anak yang mengalami kehilangan pendengaran meliputi seluruh gradasi atau tingkatan baik ringan, sedang, berat dan sangat berat yang akan mengakibatkan pada gangguan komunikasi dan bahasa. Keadaan ini walaupun telah diberikan alat bantu mendengar tetap memerlukan pelayanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan khususnya. Ketunarunguan dikelompokkan atau digolongkan ke dalam kurang dengar (Hard of Hearing) dan tuli (Deaf). Pengertian ketunarunguan secara lebih Iuas dapat diuraikan antara lain berdasarkan lokasi kerusakan pada organ pendengaran, faktor penyebab terjadinya ketunarunguan, usia saat terjadinya ketunarunguan, dan besaran kehilangan pendengaran dalam desibel, sebagai satuan ukuran bunyi b, Identifikasi dan Klasifikasi Ketunarunguan, Guru di sekolah umu seting pendidikan inklusif seyogyanya perlu memahami peta karakter semua peserta didik termasuk peserta didik berkebutuhan khusus tunarungu. Untuk memahaminya maka guru perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengimplementasikan mengenai identifikasi/deteksi, dan asesmen. Peserta didik berkebutuhan khusus. Guru harus hati-hati dalam melakukan identifikasi dan Klasifikasi, kepentingannya hanya untuk kepentingan penyusunan bahan ajar dan kegiatan pembelajaran melalui observasi atau tes buatan guru. Penentuan anak tunarungu ditinjau dari lokasi kerusakan pada organ pendengaran, dan besaran kehilangan pendengaran dalam desibel (dB) adalah kewenangan profesi dokter THT dan audiolog. Menentukan IQ anak tunarungu adalah kewenangan Psikolog. Untuk mengidentifikasi secara sederhana anak tunarungu dapat dilihat dari gejala-gejalanya atau karakteristiknya seperti pada format di bawah ini GEJALA/ KARAKTERISTIK YA TIDAK 1. Tidak mampu mendengar 2. Tidak menoleh kalau dipanggil (dari belakang/samping) 3. Kurang/tidak tanggap bila diajak berbicara 4, Ucapan kata tidak jelas, 5. Sering memiringkan/mengarahkan_ kepala dalam usaha mendengar 6. Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi 7. Banyak perhatian terhadap getaran 8. Tidak cepat merespon jika diajak bicara 9. Tidak merespon jika diajak bicara 10. Keluar cairan “nanah” yang menahun dari kedua telinga 11, Menggunakan alat bantu dengar 12. Tidak mampu mendengar titpstprmabhaktimula,wordpress.com/2009/08/27pengombangar-kemampuan-bicara/ a2 4132018 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BICARA | Primabnakimula's Blog, Ketunarunguan berdasarkan tingkat kerusakan atau kehilangan kemampuan mendengar dapat diklasifikasikan, sebagai berikut: 1. Sangat ringan 27-40 dB (Kurang Dengar) 2. Ringan 41-55 dB (Kurang Dengar) 3. Sedang 56-70 dB (Kurang Dengar) 4, Berat 71-90 dB (Kurang Dengar) 5, Ekstrim, 91 dB ke atas (Tuli ‘Ada juga para ahli yang mengklasifikasikan sebagai berikut: 1. Ringan 15-30 dB 2. Sedang 31-60 dB 3. Berat 61-90 dB 4, Sangat Berat 91-120 dB 5. Total 121 dB atau lebih ©. Masalah yang Ditimbulkan Akibat Ketunarunguan Masalah yang ditimbulkan akibat ketunarunguan menurut Arthur Boothroyd adalah masalah- masalah yang berkenaan dengan: 1. Persepsi auditif . Bahasa dan komunikasi . Kognisi dan intelektual Pendidikan . Vokasional . Masyarakat dan orang tua . Sosial Emosi eNaas d. Analisis Permasalahan Anak Tunarungu. Analisis permasalahan anak tunarungu sebagai landasan pemberian pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan khususnya adalah: 1. Akibat ketunarunguannya, anak tunarungu tidak/kurang mengalami masa pemerolehan bahasa. 2. Akibat berikutnya, anak tunarungu tidak/kurang dapat berkembang bahasanya. 3. Akibat miskin bahasa anak tunarungu mengalami masalah dalam komunikasi_ dan belajarnya/pendidikannya hitps:Jprimabhaktimula wordpress.com/2009108127ipengembangan-komampuan-bicara! aria sr20t8 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BICARA | rimabnaktimuta’s Blog 4, Akibatnya anak tunarungu tertinggal dalam segala aspek kehidupan. e. Upaya Mengatasi Berbagai Permasalahan yang Timbul Akibat Ketunarunguan 1. Memberikan keterampilan berkomunikasi dan berbahasa pada anak tunarungu 2. Membiasakan menggunakan alat bantu dengar yang sesuai untuk anak tunarungu 3. Memberikan peluang kepada anak tunarungu untuk ikut serta atau berpartisipasi pada berbagai kegiatan 4, Memberikan program persiapan guna mengembangkan kemampuan berbahasanya terlebih dahulu ketika akan masuk ke sekolah umum. f, Pendekatan dalam Pendidikan Anak Tunarungu Pendekatan dalam pendidikan anak tunarungu dapat digambarkan sebagai berikut: Pendekatan Dalam Pendidikan Anak Tunarungu Pendekatan Metode Pengajaran Bahasa VERBAL Wicara Tulisan Membaca Ujaran Non Verbal Isyarat ‘Campuran Wicara dan Isyarat ‘itpsprmabhaktimula;wordpress.com/2008/0827 pengombangar-kemampuan-bicara! ana 4is2018 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BICARA | Primabnakimula's Blog, Metode Maternal Reflektif Pendekatan Komunikasi Total 1) Bina Wicara atau Pengajaran Wicara Bina Wicara atau Pengajaran Wicara adalah suatu upaya yang sistematis untuk melakukan tindakan kegiatan pembelajaran bicara, yang dalam prakteknya merupakan serangkaian usaha untuk membawa anak didik (tunarungu) memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk mengekspresikan pikiran, gagasan, dan perasaannya dengan berbicara Tujuannya adalah agar anak tunarungu dapat: 1. Mengucapkan seluruh bunyi bahasa 2. Mengucapkan kata, kelompok kata, dan kalimat Bahasa Indonesia 3. Mengevaluasi bahasanya sendiri berdasarkan pengalaman visual, auditif, dan kinestesis 4, Mengatur alat ucapnya demi perbaikan dan peningkatan mutu bicara 5. Memilih kata dan kelompok kata yang tepat 6. Senang menggunakan cara bicaranya dalam mengadakan komunikasi dengan orang lain 7. Senang mengadakan evaluasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta berusaha meningkatkan kemampuan bicaranya Unsur Pengajaran bina wicara adalah: 1. Segi komunikasi 2. Segi pelambangan 3. Segi teknik wicara meliputi irama (aksen melodis, temporal, dinamis), tempo, dan artikulasi (pembentukan ucapan) Materi Pengajaran bina wicara sebagai berikut: 1. Latihan Prawicara - Latihan keterarahwajahan - Latihan keterarahsuaraan = Latihan pelemasan organ wicara (bibir, lidah, dan rahang) hitps:Jprimabhaktimula wordpress.com/2009108127ipengembangan-komampuan-bicara! 4132018 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BICARA | Primabnakimula's Blog, - Latihan pernafasan (meniup dengan hembusan, meniup dengan letupan, menghirup dan menghembuskan melalui hidung) - _ Latihan pembentukan suara (menyadarkan anak untuk bersuara, merasakan getaran pada dada guru, menirukan ucapan guru sambil meraba dada, melafalkan vokal bersuara, meraba sambil merasakan getaran) 1. Pembentukan fonem 2. Pembetulan, penyadaran irama/aksen 3. Pengembangan 2) Membaca Ujaran (membaca bibir) Kemampuan membaca ujaran harus sedini mungkin dikembangkan pada anak, antara lain dengan selalu berkomunikasi baik melalui bicara maupun isyarat secara simultan. Dengan demikian anak akan lebih cepat memahami maksud pembicaraan dan akan lebih mampu pula membaca ujaran bila isyarat dikurangi atau dihilangkan. 3) Bina Komunikasi, Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI) Program Khusus Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI) adalah program khusus untuk pembinaan komunikasi dan pembinaan dalam penghayatan bunyi yang dilakukan dengan sengaja atau tidak, schingga sisa pendengaran dan perasaan vibrasi (rasa getar) yang dimiliki anak dengan gangguan pendengaran (tunarungu) dapat dipergunakan sebaik-baiknya untuk berintegrasi dengan dunia di sekelilingnya yang penuh dengan bunyi. Ruang lingkup bahasan/program BKPBI terdiri dari dua dimensi yang sangat penting bagi anak tunarungu yaitu bina komunikasi dan bina persepsi bunyi dan irama, Bina komunikasi meliputi oral atau lisan, oral aural (dengan memanfaatkan sisa pendengarannya) oral campur isyarat, dan komunikasi total (oral, aural, tulisan dan sistem isyarat Bahasa Indonesia atau disingkat SIBI. Bina persepsi bunyi dan irama berbentuk kegiatan melatih sisa pendengaran bagi anak tunarungu agar mampu menyadari adanya bunyi, membeda-bedakan bunyi, mengenali bunyi, dan memahami makna bunyi schingga dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. BKPBI Bina Komunikasi 1. Oral 2. Oral Aural 3. Oral Campur Isyarat 4, Komunikasi Total FitpeTprimabhaktimula wordpress.com/2009108?27ipengembangar-kemampuan-blcara! era 4is2018 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BICARA | Primabnakimula's Blog Bina Persepsi Bunyi dan Irama Latihan Sisa Pendengaran (Latihan Mendengar): 1. Menyadari adanya bunyi 2, Membeda-bedakan bunyi 3. Mengenal bunyi 4, Memahami makna bunyi Metode BKPBI, yaitu: a) Permainan b) Demonstrasi ©) Imitasi d) Pemberian tugas ©) Observasi dengan cara mengamati respon anak terhadap rangsangan bunyi Pendekatannya yaitu: a) Pendekatan multisensoris (visual, auditoris, taktil/pengalaman kontak) sedikit demi sedikit menuju pendekatan unisensories atau eka indra , artinya hanya menggunakan indra pendengaran saja b) Pendekatan klasikal maupun individual ©) Pendekatan BKPBI aktif, maksudnya siswa secara aktif menciptakan bunyi dan direspon sendit dan pendekatan pasif, maksudnya siswa menyimak bunyi yang diproduksi oleh orang lain dan kemudian meresponnya d) Pendekatan formal artinya direncanakan /diprogramkan dan tidak formal, artinya tak direncanakan jika terjadi bunyi secara tiba-tiba 4) Metode Maternal Reflektif (MMR) Dasar percakapan : Kapan seorang ibu melaksanakan percakan dengan bayinya? Sepanjang hari sejak lahir. Sepanjang hari ibu memandikan anak (bayinya) dengan bahasa ungkapan sehari-hari dengan memberikan penguat, ganjaran, (ciuman, dekapan, tepukan, senyum, ciluk-ba, verbal, tawa, ekspresi, wajah, dsb). Maka metode pengajaran bahasa anak tuna rungu mengambil model hitps:Jprimabhaktimula wordpress.com/2009108127ipengembangan-komampuan-bicara! m2 sr20t8 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BICARA | rimabnaktimuta’s Blog penguasaan bahasa ibu pada anak mendengar yang disebut dengan Metode Maternal Reflektif (MMR). Konsepnya adalah ibu secara naluriah/alamiah/natural, informal menggunakan bahasanya didorong, oleh naluri untuk memuaskan kebutuhan psikologis anak, yang diekspresikan bayinya dalam wujud ocehan, tangis, tawas, gerakan, ekspresi wajah, dsb. Yang diubah ibu menjadi bahasa verbal. Percakapan adalah suatu komunikasi lisan yang spontan dan tidak resmi, yang terjadi dan dialami dalam suasana gembira dan santai. Wujudnya adalah percakapan dari hati ke hati (perdati), tukar menukar pikiran secara spontan, dan bercakap-cakap secara santai tetapi semua terlibat dan interaktif. Syarat-syarat percakapan a) Bagi anak ~ Spontanitas ~ Keterarahwajahan dan keterarahsuaraan ~ Perhatian dan minat. ~ Sikap oral — Sikap sosial — Empati = Disiplin b) Bagi guru ~ Mampu menangkap apa yang dikatakan /diungkapkan anak ~ Berperan ganda (setelah menangkap, memberi reaksi) ara guru jelas ~ Disiplin, tegas, tetapi supel dan santai ~ Mengendalikan/mengemudikan percakapan seperlunya secara luwes dan fleksibel. hitps:Jprimabhaktimula wordpress.com/2009108127ipengembangan-komampuan-bicara! anna 4132018 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BICARA | Primabnakimula's Blog, Perkembangan Bicara 1. Tahap refleksi vokalisasi; anak belum sadar akan suaranya sendiri. 2. Tahap babbling (meraban). Contoh : pa-pa-pa Ma-ma-ma 1. Tahap laling, tahap penting dalam perkembangan wicara. - Anak mulai sadar akan suara-suara yang dibuatnya. = Anak mulai mencoba meniru ucapan orang lain. 1. Tahap Echolalia - Pengertian dari suara yang ditirunya mulai berkembang. 1. Tahap wicara sejati. Anak Tuna Rungu (ATR) tidak mengalami perkembangan wicara tersebut, sehingga dalam pengajaran bina wicara diberikan tahap-tahap sebagai berikut : 1. Latihan Prawicara 2.2, Latihan Babbling 3. Pembentukan vonem 4, Pembetulan, penyadaran irama/aksen 5, Pengembangan wicara dan bahasa Pengembangan Kemampuan Bicara 1, Pembentukan vonem. hitps:Jprimabhaktimula wordpress.com/2009108127ipengembangan-komampuan-bicara! ona 4132018 2. Pembentukan suku kata. . Pembentukan kata, 3, 4, Pembentukan kalimat sederhana (terdiri dari 2 kata). PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BICARA | Primabnakimul's Blog Pembentukan kalimat SPO, SPOK. 6. Pembentukan Percakapan (Balon Speak). Contoh : A I U E ° ma mi mu me mo pa pi pu pe po ba bi bu be bo ta ti tu te to la li lu le lo wa wi wu we wo dsb Contoh 1. Kata yang diperoleh; Ama Api Iba Oma Abu Eta Opa lta Ema Contoh 2. Mama Pipi Labu Papa Pita Palu Mata To pi Ba wa Bata Bo bo Laba-laba ‘tps prmabhakcimula;wordpress.com/2009/08/27 pengombangarkemampuan-bicara/ sone 4is2018 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BICARA | Primabnakimul's Blog Batu Bola dsb Pembentukan kata tersebut, berikanlah lambangnya dalam bentuk pias-pias kala. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BICARA. BAGI ANAK TUNA RUNGU Oleh: Pin Sudiraharti , S.Pd Kepala SLB-B Prima Bhakti Mulia Kota Cimahi v v v Disajikan Dalam Rangka Pelatihan Program Khusus Bina Komunikasi, Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI) Balai Pelatihan Guru Prop Jawa Barat Tahun 2009 hitps:Jprimabhaktimula wordpress.com/2009108127ipengembangan-komampuan-bicara! sa 41372018 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BICARA | Primabhaklimula’s Blog Earn money from NCTE aA VoyReD ea Rese LK WordAds Earn money off your WordPress site re Report this ad This entry was posted on Agustus 27, 2009 at 9:42 am and is filed under Uncategorized. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site. si gratis di WordPress. Entries (RSS) and Comments (RSS). -ntips:Iprmabhalcimulia.wordpress.con/7009/08/27/pengembangar-kemampuar-bcaral sane

Anda mungkin juga menyukai