Anda di halaman 1dari 5

1.

ZOOLOGI

Istilah zoologi tersusun dari dua kata , yaitu zoo dan logi. Kata zoo memiliki arti
hewan sedangkan logi memiliki arti ilmu pengetahuan, jadi yang dimaksud
dengan zoologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hewan. Kemudian ilmu
zoologi berkolaborasi dengan ilmu botani sehinga secara bersama - sama
membentuk ilmu biologi atau ilmu hayat. Zoologi adalah cabang biologi yang
mempelajari struktur, fungsi, perilaku, serta evolusi hewan. Ilmu ini antara lain
meliputi anatomi perbandingan, psikologi hewan, biologi molekular, etologi,
ekologi perilaku, biologi evolusioner, taksonomi, dan paleontologi. Kajian ilmiah
zoologi dimulai sejak sekitar abad ke-16. (Mardihusodo, 2009)

Berikut ini adalah cabang-cabang ilmu Biologi yang ada dalam submenu Zoologi.

a) Entomologi , Ilmu yang mempelajari tentang serangga


b) Mirmekologi, ilmu yang mempelajari tentang rayap
c) Nematologi, ilmu yang mempelajari tentang nematoda
d) Bakteriologi, ilmu yang mempelajari tentang bakteri
e) Etnozoologi, ilmu yang mempelajari hubungan manusia dan hewan
f) Etologi, cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku
hewan, mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya
g) Acarologi, ilmu yang mempelajari tentang acarina (tungau)
h) Anatomi Perbandingan, ilmu mengenai persamaan dan perbedaan anatomi
dari makhluk hidup.
i) Apiari, ilmu yang mempelajari tentang lebah termasuk ternak lebah
j) Arachnologi, ilmu yang mempelajari tentang laba-laba.
k) Harpetologi, ilmu yang mempelajari reptilia dan ampibia (ular dan kadal)
l) Mamologi, ilmu yang mempelajari tentang mammalia
m) Ikhtiologi, Ilmu yang mempelajari tentang ikan
n) Karsinologi, ilmu yang mempelajari tentang crustacean
o) Malakologi, ilmu yang mempelajari tentang molusk
p) Ontogeni, Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhluk hidup
dari zigot menjadi dewasa
q) Ornitologi, ilmu yang mempelajari tentang burung
r) Paleozoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan purba
s) Primatologi, ilmu yang mempelajari tentang primata
t) Rodentiologi, ilmu yang mempelajari tentang rodentia
2. ENTOMOLOGI

2.1 Pengertian Entomologi

Entomologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari


serangga. Istilah ini berasal dari dua perkataan Latin – entomon bermakna
serangga dan logos bermakna ilmu pengetahuan. (Jackson, 2013)
Batasan dan Ruang Lingkup Entomologi Secara terbatas, Entomologi
adalah ilmu yang mempelajari serangga (insecta). Akan tetapi, arti ini seringkali
diperluas untuk mencakup ilmu yang mempelajari Arthropoda (hewan beruas-
ruas) lainnya, khususnya laba-laba dan kerabatnya (Arachnida atau
Arachnoidea), serta luwing dan kerabatnya (Millepoda dan Centipoda).
Dimasukannya Arthropoda lain sebagai bagian yang dibahas pada Entomologi
karena ada hubungan evolusioner/filogenetis dalam konteks pembahasan
taksomis dengan serangga. Selain itu dalam konteks fungsional Arthropoda lain
berperan sebagai pemangsa dan pesaing bagi serangga. Melalui entomologi kita
akan diajak memgenal serangga lebih jauh. (Jackson, 2013)
Sebagai disiplin ilmu yang sudah berkembang pesat entomologi kini dapat
dibagi menjadi dua cabang ilmu yaitu Entomologi Dasar dan Entomologi
Terapan.
Entomologi Dasar dibagi lagi menjadi sub-cabang ilmu yang lebih khusus
antara lain :
a) Morfologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur
tubuh serangga, biasanya lebih ditekankan kepada bentuk dan struktur luar
tubuh serangga.
b) Anatomi dan Fisiologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan
struktur organ dalam serangga beserta fungsinya.
c) Perilaku (behavior) Serangga adalah ilmu yang mempelajari apa yang
dilakukan serangga, bagaimana dan kenapa serangga melakukannya.
d) Ekologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari hubungan serangga dengan
lingkungannya baik lingkungan biotic (organisme lain) maupun lingkungan
non-biotik (faktor fisik dan kimia). - Patologi Serangga adalah ilmu yang
mempelajari serangga sakit baik tingkat individu (patobiologi) maupun pada
tingkat populasi (epizootiologi).
e) Taksonomi Serangga adalah ilmu yang mempelajari tatanama dan
penggolongan serangga.

Dalam mengkaji taksonomi ini banyak para ahli serangga (Entomologyst)


mengkhuskan kajian hanya pada satu ordo bahkan satu famili dari serangga,
mereka memberi nama ilmunya biasanya didasarkan kepada nama
ilmiah kelompok serangga tersebut seperti :
a) Apiology (melittology), adalah ilmu yang khusus mempelajari lebah.
b) Coleopterology, adalah ilmu yang khusus mempelajari kumbang.
c) Dipterology, adalah ilmu yang khusus mempelajari lalat.
d) Hemipterology, adalah ilmu yang khusus mempelajari kepik.
e) Lepidopterology, adalah ilmu yang khusus mempelajari kupu-kupu dan
ngengat.
f) Myrmecology, adalah ilmu yang khusus mempelajari semut.
g) Orthopterology, ilmu yang khusus mempelajari belalang, jengkrik, kecoak
dan sebangsanya

Entomologi terapan kini telah terspesialisasi kedalam sub-sub disiplin yang


lebih khusus yaitu :
a) Entomologi Forensik memfokuskan kajian pada penyelidikan kematian
manusia dengan menggunakan serangga sebagai petunjuk.
Jenis, fase kehidupan dan suksesi serangga yang berasosiasi dengan mayat,
misalnya berbagai jenis lalat seperti Cochliomyia macellaria, Hydrotaea
aenescens, dan Sarcophaga haemorrhoidalis dan kumbang bangkai
seperti Nicrophorusorbicollis dan Necrophila americana dapat digunakan
untuk memprediksi saat dan lokasi kematian manusia yang bersangkutan.
b) Entomologi kedokteran (Medical Entomology), memfokuskan kajian pada
golongan serangga pengganggu manusia, baik yang langsung
(penyengat/menggigit mangsa seperti tawon, lebah, kutu dan serangga
berbisa lainnya), maupun yang tidak langsung (vektor penyakit seperti
lalat, nyamuk,kecoak, pinjal/kutu).
c) Entomologi Peternakan (Veterinary Entomology), memfokuskan kajian
kepada serangga yang mengganggu pada peternakan baik yang bersifat
langsung seperti caplak, kutu yang bersifat ektoparasit pada hewan ternak
maupun yang berperan sebagai vektor penyakit. Hewan dapat berfungsi
sebagai inang alternatif bagi berbagai pathogen penyebab penyakit pada
manusia dan tidak jarang serangga berperan sebagai vektornya. Misalnya
penyakit malaria dapat ditularkan dari kera ke manusia dan sebaliknya,
dengan vektor perantara adalah nyamuk Anopheles. Penyakit flu burung
(avian influensa) dapat ditularkan dari unggas ke manusia.
d) Entomologi perkotaan (Urban Entomology), secara khusus mengkaji
serangga-serangga yang menjadi masalah dikawasan perkotaan, Disini
lebih difokuskan pada serangga-serangga yang berasosiasi dengan manusia
(fasilitas manusia) yang masih hidup seperti kecoak, lalat, nyamuk, dan
rayap diperumahan, hotel, apartemen, gudang, perkantoran, kapal laut,
pesawat udara.
e) Entomologi Kehutanan (Forest Entomology), disini pengkajian lebih
difokuskan pada serangga-serangga yang berada pada ekosistem hutan baik
serangga yang bermanfaat seperti lebah madu berperan sebagai produsen
dan polinator di ekosistim hutan, dan sebagian rayap (Capritermes) dapat
berperan sebagai serangga saprofit yang membantu menguraikan materi
organik berupa serasah dan pohon tumbang di ekosistem hutan. Sedangkan
kelompok rayap lain (Coptotermes) berperan sebagi hama merusak hutan
jati.
f) Entomologi Pertanian (Agricultural Entomology), fokus kajian pada
serangga-serangga yang berasosiasi dengan ekosistem pertanian seperti
tanaman hortikultura, tanaman pangan dan perkebunan baik yang
menguntungkan seperti serangga pollinator, peredator dan parasitoid
maupun serangga herbivor yang berperan sebagai hama yang dapat
merusak semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, bahkan
sampai ke buah dan biji yang sudah tersimpan di gudang.

2.2 Entomologi Kesehatan


Entomologi Kesehatan (Medical Entomology) merupakan cabang studi
Entomologi, yang berfokus pada serangga yang penting dalam kesehatan klinik
(Clinical Medicine) ataupun komunitas kesehatan (Community Medicine).
Dalam lingkup yang sempit, Entomologi Kesehatan, mencakup studi
tentang serangga perusak (destructive insects) yang pada manusia bisa sebagai
agent penyebab penyakit langsung (patogen, parasit), atau bisa sebagai penyebab
penyakit tidak langsung (umum disebut vektor penyakit). (Mardihusodo, 2009)
Dalam cakupan luas, Entomologi Kesehatan, juga mencakup studi tentang
serangga-serangga yang berguna (beneficial insects) dan pemanfaatannya bagi
manusia, tidak hanya dalam hal kesehatan/kedokteran , tetapi juga bagi
kesejahteraan, kesenangan (hobi), dan keperluan lainnya
Kegunaan Serangga Dalam Kesehatan Klinik
a) Untuk bioterapi (terapi hayati) penyakit penyakit tertentu:
- Apiterapi : penggunaan sengatan lebah madu (Apis) untuk terapi rematik
sendi, dll.
- Terapi belatung(maggot therapy) : penggunaan belatung (larva) lalat
Phaenecia sericata (green blow fly) untuk terapi gangrene.
- Neuroterapi(terapi kelumpuhan sarafotot) dengan menggigitkan nyamuk
Anopheles betina yang terinfeksi parasit malaria vivax. Neuroterapi dan
terapi rematik dengan bee venom asal lebah madu yang diaplikasikan
secara topikal, atau sistemik (disuntikkan) dengan dosis tertentu.
- Untuk terapi topikal: Madu dan bee propolis digunakan untuk terapi
gangguan kulit: luka bakar, ulkus, excema, herpes zoster, dll.
- terapi alternatif atau terapi penunjang kemoterapi: Madu, pollen, royal
jelly dan bee propolis dapat digunakan untuk terapi alternatif, atau terapi
penunjang kemoterapi yang mempercepat penyembuhan.
- diagnosis kausal : metode xenodiagnosis, yaitu serangga vektor yang
bebas parasit dibiarkan menggigit dan mengisap darah penderita, dibiarkan 2
minggu masa inkubasi, untuk kemudian dibedah dan diperiksa adanya parasit
penyebabnya. Contoh: penggunaan kutu Triatoma untuk xenodiagnosis penyakit
Tripanosomiasis amerika (Penyakit Chagas)

Sumber :

Jackson, P. A. (2013). ENTOMOLOGI.

Mardihusodo, S. J. (2009). Prof. H. ENTOMOLOGI KESEHATAN-1a Pengertian Entomologi


dan Entomologi Kesehatan, 1.

Anda mungkin juga menyukai