Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG HOSPITALISASI PADA ANAK DI

IRNA ANAK RSUP DR M DJAMIL PADANG

Oleh:

Kelompok A 18

APRI YENI, S.Kep


CARLA NASBAR, S.Kep
HANIFAH HAMDI, S.Kep
HASNATUL FIKRIYAH, S.Kep
IQBAL DANUR HAKIM, S.Kep
NOLA MAKHFIRA WINDA, S.Kep
PUTRI ALIN KENDE RIARALY S.Kep
PUTI LENGGO GENI, S.Kep
WIDIA HANDAYANI, S.Kep
YOSSY AMALIA FARADEA, S.Kep

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Dr. Ns. Meri Neherta, S.kep. M.Biomed Ns. Florida Hayati, S.Kep
PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hospitalisasi pada Anak


Sasaran : Keluarga pasien yang dirawat di Irna Anak Rsup dr M Djamil
Hari / tanggal : Kamis, 5 April 2018
Tempat : Ruang Pertemuan Irna Anak Rsup dr M Djamil

Jam : 10:00-10:30 WIB

A. LATAR BELAKANG
Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya perubahan
atau gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap lingkungan. Sakit dan dirawat di
rumah sakit merupakan krisis utama yang tampak pada anak. Anak yang dirawat di
rumah sakit akan mudah mengalami krisis dan masalah seperti anak mengalami stress,
dan anak mempunyai sejumlah keterbatasan dalam mekanisme koping. Reaksi anak
dalam mengatasi krisis tersebut dipengaruhi oleh tingkat perkembangan usia,
pengalaman sebelumnya terhadap proses sakit dan dirawat, system dukungan (support
system) yang tersedia, serta ketrampilan koping dalam menangani stress (Wong, 2009).
Hospitalisasi adalah suatu proses karena alasan berencana maupun darurat yang
mengharuskan anak dirawat atau tinggal di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan
yang dapat menyebabkan beberapa perubahan pada psikis anak (Winarsih, 2012).
Hospitalisasi juga menimbulkan beberapa dampak pada anak di antaranya seperti
dampak perpisahan, kehilangan control, sakit/nyeri, dan beberapa akibat dari dampak
hospitalisasi tersebut ialah anak merasa putus asa, menimbulkan reaksi protes, tidak
kooperatif, depresi (Wong, 2004).
The National Centre for Health Statistic memperkirakan bahwa 3-5 juta anak dibawah
usia 15 tahun menjalani hospitalisasi setiap tahun. Saat anak-anak dirawat di rumah sakit,
mereka cenderung merasa ditinggalkan oleh keluarganya dan merasa dalam lingkungan
yang asing (Kyle T & Susan C, 2014). Di Indonesia jumlah anak usia prasekolah (3-5
tahun) berdasarkan Survei Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2010 sebesar 72% dari
jumlah total penduduk Indonesia. Angka kesakitan anak di Indonesia yang dirawat di
rumah sakit cukup tinggi yaitu sekitar 35 per 100 anak, yang ditunjukkan dengan selalu
penuhnya ruangan anak baik rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta.
Di rumah sakit anak akan menghadapi lingkungan yang asing, petugas (dokter dan
perawat) yang tidak dikenal dan gangguan terhadap gaya hidup mereka. Mereka
terkadang harus menjalani prosedur yang tidak menyenangkan dan menimbulkan rasa
nyeri ketika (disuntik, diinfus dan sebagainya). Bagi seorang anak, keadaan sakit dan
hospitalisasi menimbulkan stress bagi kehidupannya. Anak sering menjadi tidak
kooperatif terhadap perawatan dan pengobatan di rumah sakit, anak menjadi sulit /
menolak untuk didekati oleh petugas apalagi berinteraksi. Mereka akan menunjukkan
sikap marah, menolak makan, menangis, berteriak-teriak, bahkan berontak saat melihat
perawat atau dokter datang menghampirinya. Mereka beranggapan bahwa kedatangan
petugas hanya akan menyakiti mereka. Keadaan ini akan dapat menghambat dan dapat
menyulitkan proses pengobatan dan perawatan terhadap anak yang sakit (Adriana, D,
2013).
Sesuai dengan usia, tingkat kognitif dan tingkat perkembangan anak akan
mempengaruhi persepsi mereka tentang peristiwa yang aktual, hal ini pada akhirnya akan
mempengaruhi reaksinya terhadap penyakit dan hospitalisasi (Terri K & Susan C, 2015).
Perkembangan kognitif anak usia pra sekolah adalah pada praoperasional dimana anak
mulai memahami dari pengalaman yang dialami. Perkembangan psikososial pada fase
inisiatif, anak mempunyai inisiatif untuk melakukan suatu kegiatan yang memuaskan
bagi mereka. Apabila anak dirawat perkembangan ini tidak bisa dilalui secara baik, anak
merasa bahwa sakit dan dirawat merupakan bentuk hukuman bagi anak karena
perkembangan moral diorientasikan pada hukuman dan kepatuhan (Wong dkk, 2009).

B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit audience mampu mengetahui dan
memahami tentangstress hospitalisasi dan cara mengatasinya.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama ± 30 menit di Ruang Pertemuan Irna
Anak Rsup dr M Djamil kelurga di harapkan mampu:

a. Mengetahui dan memahami pengertian hospitalisasi


b. Mengetahui dan memahami reaksi anak terhadap hospitalisasi
c. Mengetahui dan memahamitanda dan gejala stress hospitalisasi
d. Mengetahui dan memahami cara mengatasi stress hospitalisasi
C. POKOK BAHASAN
Hospitalisasi pada anak
D. SUB POKOK BAHASAN

1. Pengertian hospitalisasi
2. Reaksi anak terhadap hospitalisasi
3. Tanda dan gejala stress hospitalisasi
4. Cara mengatasi stress hospitalisasi

E. METODA
1. Ceramah
2. Diskusi atau tanya jawab

F. MEDIA DAN ALAT


1. Alat : Laptop, infokus
2. Media :Leaflet

G. PENGORGANISASIAN

Penanggung jawab / pembimbing : Dr. Ns. Meri Neherta, S.Kep. M.Biomed


Clinical Instructur : Ns. Florida Hayati, S.Kep

Presentator : Iqbal Danur Hakim


Moderator : Apri Yeni
Fasilitator : - Hasnatul Fikriyah
- Carla Nasbar
- Puti Lenggogeni
- Nola Makhfira Winda
- Yossy Amelia Faradea
- Widia Handayani
- Putri Alin Kende Riaraly
Observer : - Hanifah Hamdi

H. URAIAN TUGAS
a. Penanggung jawab / pembimbing
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.
b. Moderator / pembawa acara
1. Membuka acara.
2. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.
3. Menjelaskan tujuan dan topik.
4. Mengadakan kontrak waktu.
5. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada presenter.
6. Menutup acara.
c. Presentator
Memberikan penjelasan / penyuluhan mengenai Nutrisi pada Ibu Hamil.
d. Fasilitator
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
2. Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta.
e. Observer
I. Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai
akhir.SETTING TEMPAT

Keterangan :
: Moderator : Peserta
: Pembimbing
: Fasilitator
: Presentator
: Observer
J. MATERI (Terlampir)

K. KEGIATAN PENYULUHAN

No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu


1 Pembukaan 5 menit
 Memberikan salam  Menjawab salam
 Menjelaskan topik  Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
 Menjelaskan tujuan  Mendengar dan
penyuluhan memperhatikan
2 Pelaksanaan 20 menit
 Menggali pengetahuan  Mengemukakan
peserta tentang pendapat
hospitalisasi
 Memberi reinforcement
 Mendengarkan
positif
 Menjelaskan kepada  Mendengar dan
keluarga tentang memperhatikan
hospitalisasi
 Bertanya
 Memberi kesempatan
peserta untuk bertanya  Mendengarkan
 Menjawab pertanyaan  Mengemukakan
 Menggali pengetahuan
pendapat
peserta tentang reaksi
anak terhadap
 Mendengarkan
hospitalisasi
 Memberi reinforcement  Mendengar dan
positif memperhatikan
 Menjelaskan kepada
keluarga tentang reaksi
anak terhadap
 Bertanya
hospitalisasi
 Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
 Mendengarkan
bertanya  Mengemukan
 Menjawab pertanyaan
pendapat
 Menggali pengetahuan
peserta tentang tanda dan
 Mendengarkan
gejala stress hospitalisasi
 Memberi reinforcement
 Mendengar dan
positif
memperhatikan
 Menjelaskan tentang
tanda dan gejala stress
 Bertanya
hospitalisasi
 Memberi kesempatan
keluarga untuk bertanya  Mendengarkan
 Menjawab pertanyaan  mengungkapkan
 Menggali pengetahuan
pendapat
keluarga tentang cara
mengatasi stress
 Mendengarkan
hospitalisasi
 Memberi reinforcement  Mendengarkan dan
positif memperhatikan
 Menjelaskan cara
 Bertanya
mengatasi stress
hospitalisasi
 Memberi kesempatan
kepada keluarga untuk  Mendengarkan
bertanya
 Menjawab pertanyaan

3 Penutup 5 M
 Melakukan evaluasi  Menjawab
enit
 Menyimpulkan hasil
pertanyaan
diskusi  Ikut
 Mengucapkan salam
menyimpulkan materi
 Menjawab salam
L. EVALUASI PROSES
1. Evaluasi Struktural
 Mahasiswa dan peserta sudah berada pada posisi yang telah
direncanakan
 Tempat dan alat sesuai dengan perencanaan
2. Evalusi Proses
 Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
 Peserta aktif dalam penyuluhan
 Waktu yang direncanakan sesuai dengan pelaksanaan
 50% peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan
 75% peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
 Peserta mampu menjelaskan pengertian hospitalisasi
 Peserta mampu menyebutkan reaksi anak terhadap hospitalisasi
 Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala stress
hospitalisasi pada anak
 Peserta mampu menyebutkan cara mengatasi stress
hospitalisasi pada

HOSPITALISASI PADA ANAK

A. Pengertian
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit
dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak mengalami
perubahan dari keadaan sehat dan rutinitas lingkungan serta mekanisme
koping yang terbatas dalam menghadapi stressor. Stressor utama dalam
hospitalisasi adalah perpisahan, kehilangan kendali, cedera tubuh dan nyeri
(Wong, 2009).
Hospitalisasi adalah suatu proses karena alasan berencana maupun
darurat yang mengharuskan anak dirawat atau tinggal di rumah sakit untuk
mendapatkan perawatan yang dapat menyebabkan beberapa perubahan pada
psikis anak (Winarsih, 2013).
B. Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi
Anak menunjukkan berbagai perilaku sebagai reaksi terhadap pengalaman
hospitalisasi. Reaksi bersifat individu, berbeda tiap anak dan dipengaruhi oleh
usia perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem
pendukung yang tersedia dan kemampuan koping yang dimiliki. Reaksi yang
umumnya terjadi pada saat hospitalisasi pada anak adalah kecemasan,
kehilangan, perlukaan tubuh dan rasa nyeri
Macam-macam reaksi hospitalisasi yang terjadi:
1) Masa bayi (0-1 tahun)
 Masalah utama adalah perpisahan dengan orang tua
sehingga yang timbul adalah gangguan pembentukan rasa
percaya dan kasih sayang.
 Usia 6 bulan keatas anak mulai cemas dengan orang
yang tidak dikenal dan karena berpisah dari ibunya
 Reaksi yang sering muncul adalah:
o Menangis, marah dan banyak melakukan
gerakan
o Cemas bila ditinggalkan ibunya sehingga
menangis keras
2) Anak 2-3 tahun
 Reaksi anak akan sesuai dengan sumber stress yang
dihadapinya, terutama adalah perpisahan
 Terdapat 3 tahapan respon perilaku:
o Protes: menangis kuat, menjerit memanggil
orang tua, menolak perhatian yang diberikan orang
lain
o Putus asa: menangis berkurang, anak menjadi
tidak aktif, kurang minat untuk bermain dan makan,
sedih dan acuh tak acuh
o Pengingkaran: mulai menerima perpisahan,
membina hubungan dangkal dengan orang lain,
mulai beradaptasi dengan lingkungan
3) Anak 3-5 tahun
 Reaksi yang muncul:
o Menolak makan
o Menangis pelan
o Sering bertanya
o Sering mimpi buruk
o Tidak mau bekerja sama
 Anak mempersepsikan sakit sebagai suatu hukuman
untuk perilaku buruk, hal ini terjadi karena anak masih
mempunyai keterbatasan tentang dunia di sekitar mereka.
 Takut terjadi perlukaan, sehingga menganggap semua
tindakan yang dilakukan akan menyebankan sakit, reaksi
yang muncul adalah:
o Agresif
o Tidak ingin terlepas dari orang tua
o Berbicara yang tidak terkontrol (marah)
4) Usia 6-12 tahun
a) Pengertian:
 Anak mulai mulai memahami penyebab
 Mereka percaya bahwa penyakit itu bisa dicegah
b) Perpisahan
 Perpisahan dengan orang tua bukan merupakan suatu
masalah
 Perpisahan dengan teman sebaya dapat mengakibatkan
stress
 Anak takut kehilangan status hubungan dengan teman
c) Kehilangan fungsi control
 Anak takut pada penyakit dan rasa nyeri yang
dialaminya.
C. Tanda dan Gejala Stress Hospitalisasi pada Anak
Tanda dan gejala yang muncul pada anak yang mengalami stress
hospitalisasi antara lain:
1. Gemetar
2. Keringat dingin
3. Sering buang air kecil
4. Menangis
5. Gelisah
6. Susah tidur
7. Menolak makan
8. Tidak mau ditinggalkan orang tua
9. Ngompol
10. Mengamuk
11. Diam
12. Tidak mau bermain
D. Tindakan untuk Menurunkan Stress Hopitalisasi pada Anak
a) Membuat suasanya menjadi nyaman:
 Membawa mainan yang disukai anak
 Menemani anak saat tindakan yang menyakitkan
b) Mempertahannkan kontak dengan sekolah dan teman sebaya
anak
c) Mengajak anak bermain sebelum dilakukan tinddakan yang
menyakitkan
d) Mengenalkan anak dan mendorong anak untuk bermain dengan
teman sekamarnya
e) Menjelaskan kepada anak sebelum dilakukan tindakan tertentu
f) Membawa hewan peliharaan anak (kura-kura kecil, ikan)
apabila diijinkan pihak RS
g) Putarkan musik kesukaan anak
h) Ajak anak bercanda

DAFTAR PUSTAKA

Adriana. D. (2013). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak.Jakarta:


Selemba Medika

Kyle, T.,& Susan, C (2014). Keperawatan Pediatri Volum 1 (Essentials of Pediatric


Nursing). Alih Bahasa Yulianti.Devi dkk. Jakarta : EGC

Wong, L. Donna. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Vol. 1. Edisi 6. . Jakarta :
EGC.

Winarsih, Jamal. H., asiah, A.,dkk. (2013) Panduan penanganan anak berkebutuhan
khusus bagi pendamping (orangtua, keluarga, & masyarakat). Kementerian
Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak Republik \

Kyle, T.,& Susan, C (2014). Keperawatan Pediatri Volum 1 (Essentials of Pediatric


Nursing). Alih Bahasa Yulianti.Devi dkk. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai