Bahan K. Desi
Bahan K. Desi
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teknologi informasi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi suatu perusahaan, termasuk
di dalamnya Koperasi Swadharma. Pengelolaan informasi yang baik akan menunjang
keberhasilan organisasi untuk memperoleh keunggulan yang lebih kompetitif. Permasalahan
yang terjadi di lingkungan Koperasi Swadharma khususnya pada divisi IT saat ini adalah
pelaksanaan kinerja IT belum terdokumentasi dengan baik hal ini disebabkan karena pergantian
kepemimpinan yang sering terjadi yang menyebabkan perubahan sistem terus menerus sehingga
kinerja IT menjadi kurang optimal. Selain itu tidak terdapat standarisasi pada Koperasi
Swadharma untuk menilai kualitas software yang digunakan sehingga tidak diketahui apakah
aplikasi yang digunakan efektif dan efisien untuk proses bisnis yang ada. Dari permasalahan
tersebut penulis mencoba untuk melakukan penelitian mengenai “Evaluasi Peran Teknologi
Informasi pada Koperasi Swadharma dengan Menggunakan Model Maturity Level pada
Kerangka Kerja CobIT pada Domain Plan and Organise”.
2. TINJAUAN PUSTAKA
CobIT (Control Objectives for Information and Related Technology)
CobIT adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT governance yang dapat
membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen untuk menjembatani gap antara resiko
bisnis, kebutuhan control dan masalah-masalah teknis IT. CobIT bermanfaat bagi auditor karena
merupakan teknik yang dapat membantu dalam identifikasi IT control issues, CobIT berguna
bagi para IT users karena memperoleh keyakinan atas kehandalan dalam sistem aplikasi yang
dipergunakan. Sedangkan para manajer memperoleh manfaat dalam keputusan investasi di
bidang IT serta infrastrukturnya, menyusun strategic IT Plan, menentukan information
architecture, dan keputusan atas procurement (pengadaan/pembelian) mesin. Disamping itu,
dengan keterandalan sistem informasi yang ada pada perusahaannya diharapkan berbagai
keputusan bisnis dapat didasarkan atas informasi yang ada (Sanyoto, 2007).
CobiT Framework
Kerangka kerja CobIT terdiri dari beberapa guidelines (arahan), yakni :
a. Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat tinggi (high level control objectives) yang tercermin
dalam 4 domain, yaitu : planning & organization, acquisition & implementation, delivery &
support, dan monitoring.
b. Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendali rinci (detailed control objectives) untuk membantu
para auditor dalam memberikan management assurance atau saran perbaikan.
c. Management Guidelines
Berisi arahan baik secara umum maupun spesifik mengenai apa saja yang mesti dilakukan,
seperti : apa saja indicator untuk suatu kinerja yang bagus, apa saja resiko yang timbul, dan lain-
lain.
d. Maturity Models
Untuk memetakan status maturity proses-proses IT (dalam skala 0 – 5). CobIT merupakan
panduan yang paling lengkap dari praktik-praktik terbaik untuk manajemen IT yang mencakup 4
(empat) domain, yaitu: perencanaan dan organisasi, akuisisi dan implementasi, penyerahan dan
dukungan,IT, dan monitor. CobIT framework mencakup tujuan pengendalian yang terdiri dari 4
domain, yaitu :
1. Perencanaan dan Organisasi (Planning and Organization)
Mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat
memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk
sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.
2. Perolehan dan Implementasi (Acquisition and Implementation)
Identifikasi solusi TI dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis
untuk mewujudkan strategi TI.
3. Penyerahan dan Pendukung (Delivery and Support)
Domain yang berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari
operasi pada sistem keamanan dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan
training.
4. Monitoring
Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya
dengan kebutuhan kontrol.
Maturity Model
Maturity model di desain sebagai profil dari IT processes yang merupakan penggambaran
kondisi perusahaan saat ini dan di masa yang akan datang. Maturity model menggunakan suatu
metode penilaian sedemikian rupa sehingga suatu organisasi dapat menilai dirinya sendiri dari
non-existence ke optimised (dari 0 ke 5). Pendekatan ini dikembangkan dari maturity model yang
digunakan oleh Software Engineering Institute untuk menilai kemapanan pengembangan
software. Dengan menggunakan maturity model untuk tiap-tiap satu dari 34 proses IT,
manajemen dapat memetakan :
· Status organisasi saat ini – dimana organisasi saat ini
· Status best-in-class di industri sekarang – sebagai perbandingan
· Strategi organisasi untuk peningkatan – posisi yang ingin dicapai organisasi
Skala yang digunakan oleh maturity model CobIT adalah sebagaimana terlihat pada Gambar 2.3
berikut ini :
Gambar1. Maturity Model (ITGI, 2007)
Dalam ISAC Foundation (2007), untuk memetakan status kematangan proses-proses teknologi
informasi dalam skala 0 – 5 . penjelasan lebih rinci mengenai skala 0 – 5 sebagai berikut :
1. Skala 0 : Non-Existent; Sama sekali tidak ada proses IT yang diidentifikasi. Perusahaan belum
menyadari adanya isu yang harus dibahas.
2. Skala 1 : Initial; Perusahaan sudah mulai mengenali proses teknologi informasi di
perusahaannya, belum ada standarisasi, dilakukan secara individual, dan tidakterorganisasi.
Terdapat bukti yang memperlihatkan perusahaan telah menyadari adanya isu yang perlu dibahas.
Tidak ada proses yang baku; sebagai gantinya ada pendekatan khusus (adhoc) yang cenderung
diterapkan per kasus. Pendekatan manajemen secara keseluruhan masih belum terorganisasi.
3. Skala 2 : Repeatable but Intuitive; Perusahaan sudah mulai memilliki prosedur dalam proses
teknologi informasi tetapi tidak ada pelatihan dan komunikasi formal tentang prosedur standar
tersebut. Tanggung jawab terhadap proses tersebut masih dibebankan pada individu dan tingkat
ketergantungan pada kemampuan individu sangat besar sehingga terjadi kesalahan.
4. Skala 3 : Defined Process; Prosedur di perusahaan sudah distandarisasi, terdokumentasi, dan
dikomunikasikan melalui pelatihan tetapi implementasi masih tergantung pada individu apakah
mau mengikuti prosedur tersebut atau tidak. Prosedur yang dibuat tersebut tidak rumit, hanya
merupakan formalisasi kegiatan
yang sudah ada.
5. Skala 4 : Managed and Measurable; Perusahaan dapat mengukur dan memonitor prosedur
yang ada sehingga mudah ditanggulangi jika terjadi penyimpangan. Proses yang ada sudah
berjalan dengan baik dan konstan. Otomasi dan perangkat teknologi informasi yang digunakan
terbatas.
6. Skala 5 : Optimized; Proses yang ada sudah mencapai best practice melalui proses perbaikan
yang terus menerus. Teknologi informasi sudah digunakan terintegrasi untuk otomatisasi proses
kerja dalam perusahaan, meningkatkan kualitas, efektivitas, serta kemampuan beradaptasi
terhadap perusahaan.
3. METODE PENELITIAN
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Kuesioner, yaitu dengan cara membagikan kuesioner kepada masing-masing kepala unit pada
Koperasi Swadharma sebanyak 20 responden
b. Studi Pustaka yaitu dengan cara mempelajari literatur-literatur yang relevan dengan penelitian
guna memperoleh gambaran teoritis mengenai pengevaluasian kebutuhan IT dengan metode
maturity level pada kerangka kerja COBIT. Selain itu untuk menunjang kelengkapan dan
ketajaman analisis, diperlukan sumber referensi seperti : teksbook, kuliah-kuliah, perpustakaan,
internet dan media cetak lainnya.
Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data ini bertujuan untuk menentukan posisi maturity model berdasarkan pendekatan
COBIT yang telah dicapai perusahaan pada saat ini. Dalam penelitian ini, digunakan penilaian
yang dikemukakan oleh Pederiva (2003) untuk dapat mengukur maturity model dengan langkah-
langkah sebagai berikut.
1. Rentang jawaban dibagi dalam 4 skala yaitu : 1-2-3-4 dengan nilai pemenuhan (compliance
value) terhadap masing-masing skala yaitu 0 - 0.33 - 0.66 - 1 masing-masing bobot dari nilai
pemenuhan tersebut menunjukkan tingkat persetujuan terhadap satu pernyataan.
2. Setiap angka pada maturity level compliance value [C] kemudian dibagi dengan total
keseluruhan perolehan maturity level compliance value, sehingga akan diperoleh normalized
maturity level compliance value
3. Setiap maturity level [M] kemudian dikalikan denga normalized maturity level compliance
value dari masing-masing maturity level [D] sehingga nantinya akan diperoleh nilai kontribusi
untuk setiap maturity level
Metode Analisis
Analisa data dilakukan dengan menggunakan teknik statistic deskriptif dimana data-data akan
ditransformasikan sebelumnya kedalam bentuk tabulasi (memasukkan data-data kedalam tabel
dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam beberapa kategori)
untuk menghasilkan suatu penilaian dan kemudian diinterpretasikan. Penilaian yang dilakukan
akan menganalisa proses dalam domain Plan and Organise. Hasil perhitungan dari masing-
masing proses secara keseluruhan akan dimasukkan kedalam maturity level.
6. DAFTAR PUSTAKA
Rahmadini Darwas, Evaluasi Peran Sistem Informasi Manajemen Koperasi Swadharma Dengan
Menggunakan Model Maturity Level Pada Kerangka Kerja Cobit PAda Domain Planand
Organise. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta 2010, Universitas Gunadarma.