Penatalaksanaan klien skizoferenia yang mengalami halusinasi adalan dengan pemberian obat-
obatan dan tindakan lain,(Surat,Laraia,2005) yaitu :
1. Psikofarmakologis, obat yang lajim digunakan pad gejala halusinasi pendengaran yang merupakan
gejala psikosis pada klien skizofrenia adalah obat anti psilosis. Adapun kelompok yang umum
digunakan adalah Fenotiazin Asetifenazi (Tindal), klorpromazin (Thorazine), Flufenazine
(prolixine, Permitil),Mesoridazin (Serentil) Prefenazin (Trilafon), Proklorperazin (Compazine),
Promazin (Sparine), Tioridazin (Mellari), Tiflouopeazin (Stelazine), Trifluopromazin (Vesprin) 60-
120 mg, Tioksanten Klorprotiksen (Taractan), Tiotiksen (Navane) 72-600 mg, Butirofenon
Haloperidol (Haldol) 1-100 mg, Dibenzodiazepin Klozapin (Clorazil) 300-900 mg, Dibenzokasazepin
Lokaspin (loxitane) 20-150 mg,Dihidroindolon Molidone (Molidone (Moban) 15-225 mg.
2. Tepikejang listrik/Electro Compulsive Therapy (ECT)
3. Terapi aktifitas klompok (TAK)
Standar asuhan keperawatan atau standar praktik keperawatan mengacu pada standar praktik
professional dan standar kinerja professional. Standar praktik profesioal di Indonesia telah dijabarkan oleh
PPNI (2009). Standar praktik professional tersebut juga mengacu
(Stuart, Laraia,200)
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kilen yang mengalami haluusinasi dapat kehilangan kontrol dirinya sehingga bias
membahayakan dirinya, oranglain maupun lingkungan. Halini terjadi jika halusinasi sudah sampai
pada fase IV, dimana klien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh isi halusinasinya. Klien
benar-benar kehilangan kemampuan penilaian realitas terhadap lingkungan. Dalam situasi ini, klien
dapat melakukan bunuh diri (sunicide), membunuh oranglain (homicide), dan bahkan merusak
lingkungan. Selain masalah yang diakibatkan oleh halusinasi,klien biasanya juga mengalami masalah-
masalah keperawatan yang menjadi penyebab (riger) munculnya halusinasi. Masalah- masalah itu
antara lain harga diri rendah dan isolasi sosial (Surst dan Laraia,2005).
Akibat rendah diri dan akibatnya ketrampilan berhubungan sosial, klien klien menjadi menarik
diri ligkungan. Dampak selanjutnya klien akan lebih terfokus pada dirinya. Stimulus internal menjadi
lebih dominan dibandingkan dengan stimulus eksternal. Ini memicu terjadinya halusinasi. Dari
masalah tersebut, diemukan masalah kerepatan antara lain: