Anda di halaman 1dari 139

UNIVERSITAS INDONESIA

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM K3 DENGAN


PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
PADA DIVISI OPERASIONAL PT SURVEYOR INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Ilmu Adminitrasi

ARLIN RIANTIWI
1006815966

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI
PEMINATAN ILMU ADMINISTRASI NIAGA
DEPOK
JUNI 2012

Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012


HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Arlin Riantiwi

NPM : 1006815966

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga

Judul Skripsi : Hubungan Pelaksanaan Program K3 dengan

Produktivitas Kerja Karyawan pada Divisi Operasional


PT Surveyor Indonesia Jakarta.

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekstensi
pada Program Studi Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang : Drs. Heri Faturrahman, M.Si (……………………….)

Penguji Ahli : Drs. Pantius D. Soeling M.Si (………………………)

Pembimbing : Drs. Kusnar Budi, M. Bus (………………………)

Sekretaris Sidang : Nurul Safitri S.Sos, MA (………………………)

Ditetapkan di : Depok

Tanggal : 20 Juni 2012


ii

Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Arlin Riantiwi

NPM : 1006815966

Tanda Tangan :

Tanggal : 20 Juni 2012

iii

Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana jurusan Administrasi Niaga pada Departemen Ilmu Administrasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit
bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terima kasih kepada:
1) Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;
2) Drs. Asrori, MA, FLMI, selaku Ketua Program Sarjana Ekstensi
Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia;
3) Fibria Indriati S.Sos, M.Si, selaku Ketua Jurusan Program Ekstensi
Administrasi Niaga Universitas Indonesia;
4) Drs. Kusnar Budi, M. Bus, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini;
5) Drs. Heri Faturrahman, M. Si, selaku Ketua Sidang skripsi;
6) Drs. Pantius D. Soeling, M. Si, selaku penguji ahli dalam sidang skripsi;
7) Nurul Safitri, S.Sos, M. A, selaku sekretaris sidang skripsi;
8) Bapak Firmansyah selaku Kepala Bidang K3 PT Surveyor Indonesia yang
telah memberikan bantuan dan dukungan;
9) Rekan-rekan pada Divisi Operasional yang telah membantu penulis untuk
mengumpulkan data-data yang diperlukan;
10) Pihak sekretariat Program Ekstensi Administrasi Niaga Universitas
Indonesia;
11) Keluarga tercinta; Mama, Papa, serta kakak-kakak yang selalu memberikan
dukungan, bantuan, semangat baik moril maupun materil;
iv

Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012


12) Rifky Ananta, yang selalu memberikan semangat dan membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini;
13) Yesung Oppa, terima kasih telah memberikan semangat melalui harmonisasi
nada, lagu dan suara yang indah;
14) Teman-teman Administrasi Niaga, atas kebersamaan dan suasana
kekeluargaan yang tercipta selama ini; dan
15) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Jakarta, Juni 2012

Penulis

Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademis Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan


dibawah ini:
Nama : Arlin Riantiwi
NPM : 1006815966
Program Studi : Administrasi Niaga
Departemen : Ilmu Administrasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, untuk memberikan kepada


Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksekutif (Non-exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Hubungan Pelaksanaan Program K3 dengan Produktivitas Kerja Karyawan
pada Divisi Operasional PT Surveyor Indonesia Jakarta.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas royalty
Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan semestinya.
Dibuat di : Depok
Pada Tanggal : 20 Juni 2012
Yang Menyatakan

( Arlin Riantiwi )

vi

Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012


ABSTRAK

Nama : Arlin Riantiwi


Program Studi : Administrasi Niaga
Judul : Hubungan Pelaksanaan Program K3 dengan Produktivitas
Kerja Karyawan pada Divisi Operasional PT Surveyor
Indonesia Jakarta

Penelitian ini difokuskan untuk melihat hubungan antara pelaksanaan


program K3 dengan produktivitas kerja karyawan pada divisi operasional PT
Surveyor Indonesia, Jakarta. Penelitian ini menggunkan metode kuantitatif. Data
dikumpulkan dengan cara survey, yang menggunakan kuesioner. Terdapat 5
dimensi untuk program K3 yang merupakan teori dari Mathis & Jackson dan 2
dimensi untuk produktivitas kerja karyawan dari teori Stephen P. Robbin. Adapun
sampel yang digunakan adalah karyawan PT Surveyor Indonesia pada divisi
operasional yang berjumlah 50 orang. Peneliti menggunakan factor analisis untuk
mengukur validitas dan Cronbach’s alpha untuk realibilitas. Untuk mengetahui
ada atau tidaknya hubungan antara kedua variabel tersebut, maka digunakan
teknik analisis spearman. Hasil dari pengukuran tersebut ditemukan bahwa
terdapat hubungan yang kuat antara pelaksanaan program K3 dengan
produktivitas kerja karyawan. Saran yang diusulkan dalam penelitian ini agar
perusahaan lebih meningkatkan komitmen dan kebijakan K3, untuk dapat
meningkatkan produktivitas kerja karyawannya.

Kata kunci:
Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Produktivitas Kerja Karyawan.

vii

Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012


ABSTRACT

Name : Arlin Riantiwi


Study Programme : Business Administration
Tittle : Reltionship between Occupational Health and Safety
Programme with Employee Productivity at the Operational
Division of PT Surveyor Indonesia.

This study focused on the relationship between occupational health and


safety programme with employee productivity at the operational division of PT
Surveyor Indonesia, Jakarta. This study use the quantitative method. Data were
collected by survey, using questionnaires. There are five dimensions to
occupational health and safety program that is the theory of Mathis & Jackson and
two dimensions to the work productivity of employees of the theory of Stephen P.
Robbin. Samples used the employees of PT Surveyor Indonesia on the operational
divisions, amounted to 50 people. Researchers used factor analysis to measure the
validity and Cronbach's alpha for reliability. To find out whether there is any
relationship between two variables, the analytical technique used spearman. The
results of these measurements found that there is a strong enough relationship
between occupational health and safety program with employee productivity.
Suggestions proposed in this study in order to further enhance the company's
commitments and policies occupational health and safety, to be able to increase
employee productivity.
Key word:
Occupational Health and Safety, Employee Productivity

viii

Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
1.2 Pokok Permasalahan ............................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 6
1.5 Batasan Penlitian .................................................................... 7
1.6 Sistematika Penelitian ........................................................... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................... 9
2.1.1 Perbedaan Penelitian .................................................... 13
2.2 Konstruksi Model Teoritis ....................................................... 14
2.2.1 Produktivitas Kerja Karyawan
2.2.1.1 Pengertian Produktivitas .................................. 14
2.2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2.2.2.1 Pengertian Keselamatan .................................... 17
2.2.2.2 Pengertian Kesehatan ........................................ 18
2.2.2.3 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 18
2.2.2.4 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ........ 18
2.2.3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2.2.3.1 Pengertian Sistem Manajemen K3 ................... 19
2.2.3.2 Tujuan Sistem Manajemen K3 ......................... 20
2.2.3.3 Proses Sistem Manajemen K3 .......................... 20
2.2.3.4 Manfaat Pelaksanaan Sistem Manajemen K3 .. 21
2.2.4 Hubungan K3 Dengan Produktivitas Kerja Karyawan .. 22
2.3 Model Analisis......................................................................... 22
2.4 Hipotesis ................................................................................. 23
2.5 Operasionalisasi Konsep ........................................................ 24

ix

Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012


BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................. 30
3.2 Jenis Penelitian ....................................................................... 30
3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 31
3.4 Populasi dan Sampel .............................................................. 32
3.5 Metode Analisis Data ............................................................. 32
3.6 Teknik Analisis Data. ............................................................. 35

BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................ 39
4.1.1 Sejarah PT Surveyor Indonesia ..................................... 39
4.1.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Surveyor Indonesia 40
4.1.3 Panitia Pembinaan K3 ................................................... 41
4.1.3.1 Tugas dan Tanggung Jawab Kelompok ............ 42
4.1.4 Tanggung Jawab Perusahaan ......................................... 44
4.1.5 Kewajiban Perusahaan ................................................. 45
4.1.6 PT Surveyor Indonesia Sebagai Badan Auditor SMK3 . 47
4.1.7 Struktur Perusahaan PT Surveyor Indonesia ................. 49
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................. 50
4.2.1 Uji Validitas ................................................................. 50
4.2.2 Uji Reliabilitas ............................................................. 56
4.3 Karakteristik Responden ......................................................... 57
4.3.1 Jenis Kelamin Responden ............................................. 57
4.3.2 Usia Responden ............................................................. 58
4.3.3 Pendidikan Terakhir Responden .................................. 59
4.3.4 Masa Kerja Responden ................................................. 60
4.4 Analisis Deskriptif ................................................................. 60
4.5 Analisis Korelasi .................................................................... 81
4.5.1 Korelasi Rank Spearman .............................................. 81
4.5.2 Uji Signifikansi Korelasi Rank Spearman .................... 83

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan ................................................................................. 85
5.2 Saran ...................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 86


LAMPIRAN ................................................................................................... 90

Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Segitiga Produktivitas dan K3 ………………………………………. 4


Gambar 2.2 Siklus Manajemen ………………………………………………….. 21
Gambar 2.4 Model Analisis …………………………………………………….. 23
Gambar 4.1 Strutur P2K3 PT Surveyor Indonesia ………………………………. 42
Gambar 4.2 Struktur Perusahaan PT Surveyor Indonesia ………………............. 49
Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……………… 57
Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ……….. 59
Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ………………... 60
Gambar 4.6 Grafik Uji Hipotesis ………………………………………………... 84

xi

Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ………………………………………………... 11


Tabel 2.5 Operasionalisasi Konsep …………………………………………… 26
Tabel 3.1 Jenis Penelitian ……………………………………………………... 31
Tabel 3.2 Ukuran KMO ……………………………………………………….. 34
Tabel 3.7 Nilai Koefisien Korelasi Rank Spearman ………………………….. 37
Tabel 4.1 Nilai Kaiser-Mayer-Olkin Measure Sampling Adequacy, Barlett’s Test
of Sphericity pada Pre-test …………………………………………. 51
Tabel 4.2 Nilai Anti-Image Correlation untuk Dimensi Komitmen Perusahaan
............................................................................................................. 52
Tabel 4.3 Nilai Anti Image Correlation untuk Dimensi Kebijakan dan Disiplin
K3 ....................................................................................................... 52
Tabel 4.4 Nilai Anti Image Correlation untuk Dimensi Komunikasi dan Pelatihan
K3 ....................................................................................................... 53
Tabel 4.5 Nilai Anti Image Correlation untuk Dimensi Inspeksi dan Penyelidikan
K3 ....................................................................................................... 54
Tabel 4.6 Nilai Anti Image Correlation untuk Dimensi Evaluasi K3 ................ 54
Tabel 4.7 Nilai Anti Image Correlation untuk Dimensi Efektivitas .................. 55
Tabel 4.8 Nilai Anti Image Correlation untuk Dimensi Efisiensi ...................... 56
Tabel 4.9 Reabilitas Dimensi Variabel Program K3 .......................................... 56
Tabel 4.10 Reabilitas Variabel Produktivitas Kerja Karyawan ............................ 57
Tabel 4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ....................................... 58
Tabel 4.12 Pegawai merasa adanya komitmen pimpinan dalam melaksanakan
program K3 …………………………………………………………. 61
Tabel 4.13 Perusahaan menyediakan anggaran khusus untuk melaksanakan
program K3 …………………………………………………………. 62
Tabel 4.14 Perusahaan menyediakan fasilitas K3 yang sesuai dengan standar ... 62
Tabel 4.15 Perusahaan menempatkan personel yang memiliki tanggung jawab
menangani K3 ………………………………………………………. 63
Tabel 4.16 Perusahaan melakukan pemeliharaan fasilitas kerja (mesin&peralatan)
secara rutin ......................................................................................... 64
Tabel 4.17 Perusahaan melakukan pemeriksaan kesehatan pegawai secara rutin
............................................................................................................. 64
Tabel 4.18 Perusahaan memiliki kebijakan di bidang K3 ……………………… 65
Tabel 4.19 Kebijakan dibuat melalui proses konsultasi antara pengurus dan wakil
tenaga kerja …………………………………………………………. 65
Tabel 4.20 Kebijakan memuat ketentuan-ketentuan yang meliputi hak, tujuan serta
kewajiban pegawai dalam melaksanakan K3 ……………………… 66
Tabel 4.21 Pegawai mematuhi setiap kebijakan yang dibuat perusahaan ............ 66
Tebel 4.22 Pegawai selalu menggunakan peralatan K3 yang sesuai saat melakukan
pekerjaan …………………………………………………………… 67
Tabel 4.23 Perusahan selalu melakukan sosialisasi program-program K3
………………………………………………………………………. 68
xii

Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012


Tabel 4.24 Perusahaan memasang rambu-rambu K3 di lingkungan kerja
………………………………………………………………………. 68
Tabel 4.25 Perusahaan memberikan pelatihan K3 yang berkualitas kepada
pegawai secara rutin ………………………………………………... 69
Tabel 4.26 Pegawai dilibatkan dalam pertemuan-pertemuan petugas K3
………………………………………………………………………. 69
Tabel 4.27 Perusahan selalu melakukan inspeksi kecelakaan secara rutin
………………..................................................................................... 70
Tabel 4.28 Hasil inspeksi yang dilakukan selalu disosialisasikan
………………………………………………………………………. 71
Tabel 4.29 Perusahaan menempatkan petugas keadaan darurat yang sudah ahli di
lingkungan kerja ……………………………………………………. 71
Tabel 4.30 Setiap terjadi kecelakaan kerja selalu dilaporkan kepada petugas K3
……………………………………………………………………… 72
Tabel 4.31 Penyelidikan kecelakaan kerja dilakukan oleh petugas ahli
………………………………………………………………………. 72
Tabel 4.32 Perusahaan melakukan evaluasi (audit) Sistem Manajemen K3 secara
rutin ………………………………………………………………… 73
Tabel 4.33 Perusahaan melakukan pengawasan terhadap penerapan SMK3
………………………………………………………………………. 74
Tabel 4.34 Perusahaan melakukan perbaikan usaha-usaha K3 ………………… 74
Tabel 4.35 Perusahaan memiliki data statistik kecelakaan kerja ………………. 75
Tabel 4.36 Peninjauan terhadap SMK3 dilakukan kembali setelah audit ……… 75
Tabel 4.37 Pegawai memahami dengan baik deskripsi pekerjaannya …………. 76
Tabel 4.38 Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar kualitas
yang ditetapkan perusahaan ………………………………………… 77
Tabel 4.39 Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai target jumlah yang
ditetapkan perusahaan ……………………………………………… 77
Tabel 4.40 Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
diberikan ……………………………………………………………. 78
Tabel 4.41 Pegawai menggunakan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan …………………………………………………………… 79
Tabel 4.42 Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu ……………… 79
Tabel 4.43 Pegawai selalu menggunakan jam kerja sesuai dengan peraturan
perusahaan .......................................................................................... 80
Tabel 4.44 Pegawai dapat menghemat penggunaan bahan perusahaan ............... 80
Tabel 4.45 Pegawai dapat mencapai target kerja yang ditetapkan perusahaan
sebelum deadline ................................................................................ 81
Tabel 4.46 Korelasi Rank Spearman …………………………………………… 82

xiii

Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Skripsi ……………………………………….. 91


Lampiran 2 Tabel Frekuensi (SPSS 17) Indikator Program K3 ………………… 97
Lampiran 3 Tabel Frekuensi (SPSS 17) Indikator Produktivitas Kerja Karyawan
……………………………………………………………………... 104
Lampiran 4 Validitas dan Realibiltas Variabel Program K3…………………… 107
Lampiran 5 Validitas dan Realibilitas Variabel Produktivitas Kerja Karyawan
…………………………………………………………………… 119
Lampiran 6 Korelasi Spearman (SPSS 17) …………………………………….. 124

xiv

Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012


1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan ketenagakerjaan merupakan upaya menyeluruh yang


ditujukan pada pembentukan, peningkatan dan pengembangan tenaga kerja yang
berkualitas, produktif, efisien, efektif dan berkompetensi tinggi. Dalam
pembangunan ketenagakerjaan perlu dibina dan dikembangkan perbaikan syarat-
syarat kerja serta perlindungan tenaga kerja dalam menuju peningkatan
kesejahteraan tenaga kerja, sesuai dengan Undang-undang no.13 tahun 2003 pada
pasal 86 dan 87, tentang perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
tenaga kerja. Dan setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja diatas
seratus orang atau memiliki resiko besar terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja wajib memiliki ahli K3.

Tenaga kerja merupakan asset perusahaan yang harus diberi perlindungan


terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mengingat ancaman bahaya
potensial yang berhubungan dengan kerja. Untuk dapat selalu meningkatkan
produktivitas yang tinggi, sangat tergantung kepada manajemen yang diterapkan
dan kualitas dari pekerja. Kualitas pekerja dapat dipengaruhi oleh salah satunya
yaitu dengan pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja, karena
kecelakaan kerja langsung menyangkut masalah produktivitas, oleh sebab itu
pencegahan kecelakaan kerja merupakan persoalan yang tidak dapat diabaikan.
Pemerintah telah menetapkan kebijakan perlindungan tenaga kerja terhadap aspek
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) melalui peraturan perundangan. Peraturan
perundangan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu upaya
dalam pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, peledakan, kebakaran,
dan pencemaran lingkungan kerja yang penerapannya menurut jenis dan sifat atau
kegiatan pekerjaan serta kondisi lingkungan kerja. (Silaban, 2008:35).

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
2

Karena setiap kecelakaan tentulah ada penyebabnya dan dengan


mengetahui penyebab suatu kecelakaan dapat dicegah sebelum terjadi. Pada
hakekatnya kecelakaan akibat kerja itu dapat diramalkan, sehingga dapat dicegah
dan ditekan angka kesakitannya. Banyak sekali faktor yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan. Secara umum faktor-faktor yang berpotensi menimbulkan
terjadinya kecelakaan adalah faktor manusia atau pekerja, faktor mesin atau alat
dan lingkungan kerja yang mana ketiga faktor tersebut dapat dikendalikan oleh
suatu sistem manajemen. Semakin banyak perusahaan menggunakan mesin-
mesin, penambahan instalasi-instalasi modern, serta bahan-bahan berbahaya
lainnya, selain mempermudah proses produksi, tetapi juga menambah jumlah dan
ragam sumber bahaya di tempat kerja. Ini dapat menimbulkan lingkungan kerja
yang kurang memenuhi syarat keamanan, proses dan sifat pekerjaan yang
berbahaya, serta meningkatkan intensitas kerja operasional tenaga kerja. Masalah
tersebut di atas akan mempengaruhi dan mendorong peningkatan jumlah maupun
tingkat keseriusan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran
lingkungan. Sehingga dianggap perlu untuk meningkatkan kualitas dan
kedisiplinan untuk melaksanakan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja. (Achmadi, 1989:21).

Manajemen sebagai salah satu ilmu perilaku yang mencakup aspek sosial
tidak terlepas dari tanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja, baik dari segi
perencanaan, maupun pengambilan keputusan dan organisasi. Baik kecelakaan
kerja, gangguan kesehatan, maupun pencemaran lingkungan harus merupakan
barisan dari biaya produksi. Sekalipun sifatnya sosial, setiap kecelakaan atau
tingkat keparahannya tidak dapat dilepaskan dari faktor ekonomi dalam suatu
lingkungan kerja. Kebersihan dan kesehatan kerja tidak saja di nilai dari segi
biaya pencegahannya, tetapi juga dari segi manusianya. Antara biaya kecelakaan
dan biaya pencegahan terdapat beberapa pokok yang berakar pada manajemen.
(Silalahi, 1991:36)

Masalah lemahnya manajemen K3 yang ada di perusahaan dan industri


merupakan cikal bakal terjadinya kecelakaan akibat kerja. Disebabkan karena
perusahaan tidak menyediakan alat-alat pengaman yang seringkali dianggap

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
3

sebagai suatu yang tidak perlu dan/atau kurang alat kerja atau alat produksi yang
digunakan dalam keadaan tidak baik atau tidak layak pakai. Karena itulah
penyebab utama kecelakaan adalah adanya ketimpangan pada sistem manajemen.
(Mendikbud, 1995:22).

Perhatian Pemerintah terhadap manajemen keselamatan dan kesehatan


kerja diundangkan dalam Undang-undang RI No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan pada paragraf 5 pasal 87. Dengan diundangkannya pasal 87
Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, mengikat
perusahaan yang belum melaksanakan SMK3 untuk segera melaksanakan
ketentuan ini. Unsur kejiwaan dari desain pekerjaan memberikan pengetahuan
mengenai faktor-faktor yang mungkin memberikan kontribusi terhadap
produktivitas karyawan tersebut. Selain faktor-faktor kejiwaan ini, faktor
mengenai keselamatan dan keamana kerja juga mempengaruhi. Perusahaan yang
baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga keselamatan dan kesehatan
karyawannya dengan membuat aturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja
yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan.

Setiap organisasi baik berbentuk perusahaan maupun lainnya akan selalu


berupaya agar karyawan yang terlibat dalam kegiatan organisasi dapat
memberikan prestasi dalam bentuk produktivitas kerja yang tinggi untuk
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Produktivitas kerja merupakan suatu
istilah yang sering digunakan dalam perencanaan pengembangan industri pada
khususnya dan perencanaan pengembangan ekonomi social pada umumnya.
Pengertian produktivitas pada umumnya lebih dikaitkan dengan pandangan
produksi dan ekonomi, sering pula dikaitkan dengan pandangan sosiologi. Tidak
dapat diingkari bahwa pada akhirnya apapun yang dihasilkan melalui kegiatan
organisasi dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat termasuk
di dalamnya karyawan itu sendiri.

Keselamatan dan kesehatan kerja mempengaruhi produktivitas perusahaan.


Di dalam produksi, produktivitas ditopang oleh tiga pilar utama yaitu Kuantitas
(Quantity), Kualitas (Quality), dan Keselamatan (Safety). Produktvitas hanya
dapat dicapai jika ketiga unsur produktivitas di atas berjalan secara seimbang.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
4

Setiap pekerjaan, proses dan produk memiliki persyaratan kualitas (mutu) dan
kuantitas yang ditetapkan baik dala spesifikasi teknis, ukuran, volume, kapasitas
produksi atau waktu yang diperlukan. Keselamatan dan kesehatan kerja berperan
menjamin keamanan proses produksi sehingga produktivitas dapat tercapai.
Kinerja K3 organisasi yang baik akan membantu meningkatkan daya saing
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan kelas dunia yang peduli K3 memiliki
prinsip “good safety is good businesss”. (Ramli, 2010:42)

Keselamatan

Produktivitas

Kualitas Kuantitas

Gambar 1.1 : Segitiga produktivitas dan K3

Kewajiban untuk menyelenggarakan manajemen K3 pada perusahaan-


perusahaan besar melalui UU Ketenagakerjaan, baru menghasilkan 2,1 % saja dari
15.000 lebih perusahaan berskala besar di Indonesia yang sudah menerapkan
manajemen K3. Minimnya jumlah tersebut sebagian besar disebabkan oleh masih
adanya anggapan bahwa program K3 hanya akan menjadi tambahan biaya
perusahaan.

PT Surveyor Indonesia didirikan pada tanggal 1 Agustus 1991. Pada


awalnya misi dari perusahaan ini adalah untuk membantu Pemerintah Republik
Indonesia dalam memperlancar aliran barang modal dan peralatan ke Indonesia
dari seluruh dunia melalui jasa pemeriksaan pra-pengapalan yang bertaraf
internasional. Sejak bulan April 1997, perusahaan ini telah merumuskan misi
sebagai perusahaan jasa surveyor dalam arti luas. Dengan rumusan misi yang

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
5

baru, PT Surveyor Indonesia memberikan beberapa layanan berupa pemeriksaan


teknis, survei, pengkajian, penilaian pengawasan, auditing serta konsultasi. PT
Surveyor Indonesia berhasil memperoleh Surat Penunjukkan dari Departemen
Tenaga Kerja (Depnaker) sebagai Badan Audit Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3). Penunjukkan tersebut diraih setelah sebelumnya
PT Surveyor Indonesia melaksanakan Training Audit Eksternal SMK3 di Batam
pada tanggal 24-26 Juli 2008 dengan para instruktur dari Depnaker. Semua
peserta yang mengikuti training ini dinyatakan lulus ujian kualifikasi Auditor
Eksternal SMK3 sehingga PT Surveyor Indonesia mendapatkan ijin untuk
melakukan audit SMK3. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang survey,
konsultasi dan inspeksi, PT Surveyor Indonesia menyadari bahwa Kesehatan dan
Keselamatan Kerja merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
perusahaan dan menjadi tanggung jawab seluruh tingkat organisasi. Komitmen
inilah yang melatar-belakangi PT Surveyor membentuk suatu tim yang diberi
nama Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( P2K3 ). Tim ini
akan membantu Departemen Tenaga Kerja dalam melakukan pengawasan
mengenai Kesehatan dan Keselamtan dari setiap tenaga kerja yang ada di
perusahaan. Secara khusus bertujuan melindungi pekerja dari kasus kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, terutama bagi mereka yang berada di lapangan.
http://www.ptsi.co.id

1.2 Pokok Permasalahan

Pelaksanaan program K3 disamping memberikan perlindungan terhadap


kecelakaan kerja dan mencegah kerugian yang besar bagi perusahaan, juga akan
meningkatkan produktivitas karyawan dalam bekerja. Karyawan akan merasa
diperhatikan oleh perusahaan, sehingga sebagai imbalannya mereka pun akan
bekerja dengan lebih baik.

Atas dasar latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka pokok
permasalahan yang akan diteliti dalam skripsi ini adalah bagaimana hubungan
antara program K3 dengan produktivitas kerja karyawan PT Surveyor Indonesia?

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
6

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah ditetapkan penulis, maka


tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara program K3
dengan produktivitas kerja karyawan pada PT Surveyor Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1) Manfaat akademis :

Melalui penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan


pengetahuan dan informasi bagi kalangan akademis dalam Bidang
Ilmu Administrasi Niaga pada khususnya terkait dengan manfaat dan
tujuan program K3 pada perusahaan. Secara akademis, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program K3 pada
PT Surveyor Indonesia sehingga dapat memberikan perlindungan dan
meningkatkan produktivitas karyawan, serta untuk mengetahui
hubungan antara program K3 dengan produktivitas kerja karyawan PT
Surveyor Indonesia.

2) Manfaat praktisi :

- Untuk perusahaan : gambaran kepada pihak manajemen


perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya dalam
memebrikan perlindungan bagi karyawan.

- Untuk karyawan : gamabaran mengenai hubungan antara


pelaksanaan program K3 dengan produktivitas kerja kasryawan.

- Penelitia lainnya : acuan dalam penelitian selanjutnya.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
7

1.5 Batasan Penelitian

Beberapa keterbatasan penelitian ini adalah :

1. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dalam


bulan Maret-Juni 2012 di PT Surveyor Indonesia, Jakarta.

2. Populasi maupun sampel dalam penelitian ini adalah karyawan PT


Surveyor Indonesia di bagian Operasional yang total berjumlah 50
orang.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka akan diberikan gambaran


secara ringkas mengenai uraian dari bab ke bab yang berkaitan satu dengan yang
lainnya.

Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini digambarkan secara umum tentang latar


belakang permasalahan, pokok permasalahan, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan
yang berkenaan dengan pemasalahan yang akan dibahas
dalam skripsi ini.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dijelaskan mengenai tinjauan literatur terhadap


penelitian-penelitian teoritis dan empiris yang pernah
dilakukan sebelumnya dengan topik yang terkait dengan
program K3 dan produktivitas ataupun teori yang
berhubungan dengan keduanya.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
8

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan menjelaskan tentang metode penelitian


secara keseluruhan, mencakup pendekatan yang digunakan,
jenis penelitian berdasarkan tujuan, manfaat, waktu dan
lokasi, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB 4 PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penelitian yang


memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang diteliti
secara langsung maupun tidak langsung, dan secara
mendalam.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi tentang simpulan dan saran dari seluruh
uraian dari hasil analisa bab-bab sebelumnya.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, penulis mengambil rujukan dari beberapa penelitian


sebelumnya yang mempunyai bahasan penelitian yang kurang lebih sama dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Hal dimaksudkan untuk memberikan
informasi yang lebih mengenai topik penelitian yang akan dilakukan.

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan hasil


penelitian terdahulu oleh peneliti :

Mahardika (2005) dengan judul skripsi Pengaruh Keselamatan dan


Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT. PLN (Persero) Unit Bisnis
Strategis Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UBS P3B) region Jawa Timur
dan Bali. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa program K3 mempunyai
pengaruh positif terhadap kinerja karyawan, sehingga penerapan program K3
yang baik akan meningkatkan kinerja karyawan.
Trisna Lestari (2007) dengan judul skripsi Hubungan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi kasus :
Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor). Metode pengumpulan data
menggunakan teknik observasi, wawancara, dan pengisian kuesioner. Metode
pengolahan data menggunakan analisis deskriptif dan analisis hubungan. Analisis
hubungan antara penerapan K3 dengan produktivitas kerja karyawan dilakukan
dengan metode uji korelasi Rank Spearman dengan menggunakan software SPSS
13.0 for window. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua faktor K3 yang
diuji memiliki hubungan yang positif, sangat nyata dan berkorelasi kuat dengan
produktivitas kerja karyawan.
Nor Azimah Chew Abdulah, Jeffery T. Spickett, Krassi B. Rumchev and
Satvinder S. Dhaliwalb (2009) dengan judul jurnal Assesing Employees
Perception On Health and Safety Management In Public Hospitals. Analisis data

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
10

dilakukan dengan menggunakan analisis statistik SPSS 12. Metode yang


digunakan adalah metode deskriptif untuk menyederhanakan dan
mengkarakterisasi data. Analisis lebih lanjut mencakup pengujian korelasi, satu
arah ANOVA, t-test, dan regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa ada hubungan positif antara variabel independen dengan variabel
dependen.
Sehingga dapat dilihat perbandingan antara penelitian terdahulu dengan
penelitian yang peneliti lakukan pada tabel berikut.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
11

Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Tujuan Sampel Metode Teknik Hasil


Penelitian Pengumpulan
Data
Mahardika Pengaruh K3 terhadap Untuk mengetahui Karyawan PT. Kuantitatif Kuesioner Menunjukkan bahwa
(Skripsi, 2005) Kinerja Karyawan pengaruh program K3 PLN Unit program K3
Pengaruh Keselamatan terhadap kinerja Bisnis Strategis mempunyai pengaruh
dan Kesehatan Kerja karyawan Penyaluran dan positif terhadap
terhadap Kinerja Pusat Pengatur kinerja karyawan,
Karyawan di PT. PLN Beban region sehingga penerapan
(Persero) Unit Bisnis Jawa Timur dan program K3 yang
Strategis Penyaluran Bali baik akan
dan Pusat Pengatur meningkatkan kinerja
Beban (UBS P3B) karyawan.
region Jawa Timur
dan Bali.
Trisna Lestari Hubungan Keselamatan  Mengkaji penerapan Karyawan Kuantitatif Kuesioner, Hasil penelitian
(Skripsi, 2007) dan Kesehatan Kerja program K3, Bagian Wawancara dan menunjukkan bahwa
(K3)  Mengkaji Pengolahan Pengamatan semua faktor K3
dengan Produktivitas produktivitas kerja PTPN VIII yang diuji memiliki
Kerja Karyawan (Studi karyawan, Gunung Mas, hubungan yang
kasus : Bagian  Menganalisis Bogor positif, sangat nyata
Pengolahan PTPN hubungan antara dan berkorelasi kuat
VIII Gunung Mas, program K3 dengan dengan produktivitas
Bogor). produktivitas kerja kerja karyawan.
karyawan.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
12

Peneliti Judul Tujuan Sampel Metode Teknik Hasil


Penelitian Pengumpulan
Data
Nor Azimah Assesing Employees Untuk mengetahui Karyawan dari Kauntitatif Kuesioner Hail penelitian
Chew Abdullah, Perception On Health persepsi karyawan tiga rumah menunjukkan ada
Jeffery T. and Safety mengenai manajemen sakit umum hubungan positif
Spickett, Krassi Management in Public kesehatan dan bagian utara yang signifikan
B. Hospital keselamatan kerja di Malaysia antara
Rumchev, and rumah sakit umum. variabel dependen
Satvinder S. dan semua variabel
Dhaliwal independen.
(Jurnal, 2009)

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
13

2.1.1 Perbedaan Penelitian


Berdasarkan tabel penelitian terdahulu diatas dapat dilihat bahwa, pada
penelitian pertama yang dilakukan Mahardika pada tahun 2005 di PT PLN Unit
Bisnis Strategis Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban, dengan judul Pengaruh
Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dalam
menganalisis datanya peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Hasilnya
pun menunjukkan bahwa program K3 mempunyai pengaruh positif terhadap
kinerja karyawan, sehingga penerapan program K3 yang baik akan meningkatkan
kinerja karyawan. Berbeda dengan penelitian kedua yang dilakukan oleh Trisna
Lestari tahun 2007 yang berjudul Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dengan Produktivitas Kerja Karyawan Pada Bagian Pengolahan PTPN VIII
Gunung Mas Bogor, metode yang dilakukan dalam mengolah data peneliti
menggunakan analisis deskriptif dan analisis hubungan dan dengan metode uji
korelasi rank spearman dengan menggunakan software SPSS 13.0 for windows.
Pada penelitian ini hasil yang didapat menunjukkan bahwa semua faktor K3 yang
diuji memiliki hubungan positif, sangat nyata dan berkorelasi kuat dengan
produktivitas kerja karyawan. Dan yang terakhir penelitian yang dilakukan oleh
Nor Azimah Chew Abdulah, Jeffery T. Spickett, Krassi B. Rumchev and
Satvinder S. Dhaliwalb (2009) dengan judul jurnal Assesing Employees
Perception On Health and Safety Management In Public Hospitals, analisis data
pada penelitian ini menggunakan software SPSS 12, dengan metode deskripstif
untuk menyederhanakan dan mengkarakterisasi data.
Sedangkan jika dibandingkan dengan penelitian yang peneliti lakukan
sekarang adanya perbedaan, dimana pada penelitian ini peneliti melaukan uji
pretest terlebih dahulu terhadap kuesioner yang akan disebar. Pretest dilakukan
dan disebar kepada responden yang memiliki kesamaan karakteristik dengan
responden yang sesungguhnya. Setelah dilakukan uji pretest, selanjutnya peneliti
melaukan uji validitas dan realibilitas dengan menggunakan rumus KMO. Untuk
melihat korelasi antara variabel terikat dan variabel bebas, peneliti menggunakan
uji korelasi rank spearman. Seluruh perhitungan dan pengolahan data statistik
tesebut menggunakan SPPS versi 17.0

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
14

2.2 Konstruksi Model Teoritis

Dalam penelitian ini ada beberapa konsep yang digunakan, yaitu


Produktivitas Kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

2.2.1 Produktivitas
2.2.1.1 Pengertian Produktivitas
Produktivitas kerja menurut Gibson, Ivanevich, dan Donnely (1998:71)
“kriteria efektivitas yang ditujukan pada kemampuan organisasi guna memberikan
keluaran yang diminta oleh lingkungan”. Produktivitas mengandung pengertian
sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini
harus lebih baik dari hari kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini.
(Ravianto, 1985:32).
Secara umum produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara
hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan
(input). Produktivitas kerja merupakan hal yang sangat menarik karena mengukur
hasil kerja manusia dengan segala masalahnya. Pengukuran produktivitas kerja
menurut sistem pemasukan fisik perorangan atau per orang per jam kerja diterima
secara luas, namun dari sudut pandang atau pengawasan harian, pengukuran
tersebut pada umumnya tidaklah memuaskan, karena adanya variasi dalam jumlah
yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Oleh karena
itu digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun),
pengeluaran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai
jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya
yang bekerja menurut pelaksanaan standar.
Bernadine and Russel (1998:335), mendefinisikan produktivitas sebagai
berikut: “Generally, productivity refers to a ratio of output to input. Inputs may
include labor hour of cost, production cost, and equipment cost. Outputs may
consist of sales, earnings, market share, and mistakes made”.
Selain ratio output dengan input, beberapa ahli lain mengartikan produktivitas
dengan melihatnya dari dimensi lain, yaitu efektivitas dan efisiensi. Dalam
kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas, Robbin (1998:22) mengartikan

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
15

produktivitas sebagai berikut : “An organization is productive if it achieves its


goals and does so by transferring inputs to outputs at the lowest cost. As such,
productivity implies a concern for both effectiveness and efficiency”. Robbin
mengatakan suatu organisasi dikatakan produktif jika organisasi itu mencapai
tujuan-tujuannya, dan mencapainya dengan melakukan upaya transformasi input
menjadi output dengan biaya paling rendah.
Definisi produktivitas kerja memiliki dua dimensi, yaitu efektivitas dan
efisiensi.
a. Efektivitas
Dimensi efektivitas berkaitan dengan optimalisasi ketercapaian rencana
(target) kerja, baik dilihat dari aspek kualitas, kuantitas, durasi
penyelesaian pekerjaan, dan ketepatan pangalokasian sumber daya.
b. Efisiensi
Pada dimensi ini, pengukuran produktivitas berpusat pada realisasi
penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan,
apakah terjadi pemborosan, penyalahgunaan atau penyimpangan alokasi
sumber daya yang menimbulkan ketidaktercapaian target produk.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi produktivitas kerja digolongkan


pada tiga kelompok, yaitu:
1. Kualitas dan kemampuan fisik pekerja.
Yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja,
mental dan kemampuan fisik pekerja yang bersangkutan. Semakin tinggi
tingkat pendidikan, semakin tinggi produktivitas kerja. Latihan kerja
melengkapi karyawan dengan keterampilan dan cara-cara yang tepat untuk
menggunakan peralatan kerja. Pada dasarnya latihan melengkapi pendidikan.
2. Sarana pendukung kerja.
Sarana pendukung untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan
mencakup lingkungan kerja dan kesejahteraan karyawan.
1. Mencakup lingkungan kerja, termasuk teknologi dan cara produksi, sarana
dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan
kerja serta suasana dalam lingkungan kerja sendiri.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
16

2. Mencakup kesejahteraan karyawan, yang terjamin dalam sistem


pengupahan dan jaminan social, serta jaminan kelangsungan kerja.
3. Supra sarana.
Kemampuan manajemen menggunakan sumber-sumber secara maksimal dan
menciptakan sistem kerja yang optimal, akan menentukan tinggi rendahnya
produktivitas kerja karyawan. Peranan manajemen sangat strategis untuk
peningkatan produktivitas, yaitu dengan mengkombinasikan dan
mendayagunakan semua sarana produktivitas, menerapkan fungsi-fungsi
manajemen, menciptakan sistem kerja dan pembagian produksi,
menempatkan orang yang tepat dan pekerjaan yang tepat, serta menciptakan
kondisi dan lingkungan kerja yang aman dan nyaman. (Simanjuntak,
2003:30)
Menurut Sinungan (2005:15), produktivitas kerja dipengaruhi oleh
beberapa faktor dan dapat dilihat dari faktor-faktor berikut ini:
1. Kemauan kerja.
Kemauan kerja adalah dorongan yang ada dalam diri tenaga kerja
untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Kemauan kerja dari
seorang karyawan dapat dilihat dari besarnya kontribusi yang diberikn
kepada perusahaan, yaitu dengan bekerja sungguh-sungguh, adanya
kesadaran dari dalam diri karyawan untuk mengikuti peraturan-
peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dan mengikuti setiap
kegiatan yang diadakan perusahaan.
2. Kemampuan kerja.
Pekerjaan yang dilakukan harus sesuai dengan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki karyawan. Produktivitas akan meningkat,
bil karyawan mampu menjalankan pekerjaan mereka dengan baik. Hal
ini juga harus didukung oleh keterampilan kerja karyawan.
Kemampuan kerja karyawan dapat dilihat dari datang ke tempat kerja
tepat waktu dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat
waktu.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
17

3. Lingkungan kerja.
Lingkungan kerja mendukung pekerjaan yang dilakukan karyawan.
Adanya tanda peringatan dan tanda bahaya di tempat kerja membuat
karyawan bekerja dengan lebih berhati-hati karena lingkungan kerja
yang aman dan sehat akan akan meningkatkan motivasi kerja
karyawan, sehingga produktivitas kerja akan meningkat.
4. Kompensasi
Kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti
kontribusi jasa yang telah diberikan pada perusahaan. Kompensasi
merupakan balas jasa yang diberikan perusahaan baik secara langsung
(financial) maupun tidak langsung (non financial).
5. Jaminan sosial yang memadai
Adanya jaminan sosial yang diberikan perusahaan membuat karyawan
bekerja lebih produktif karena karyawan merasa perusahaan sangat
memperhatikan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja.
6. Hubungan kerja yang harmonis.
Hubungan kerja yang terjalin baik antara atasan, bawahan dan rekan
kerja sangat penting untuk menciptakan situasi kerja yang nyaman.

2.2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

2.2.2.1 Pengertian Keselamatan

Keselamatan berasal dari bahasa inggris yaitu kata “safety” dan biasanya
selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka
(accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan
sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis
mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan
berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil
resiko terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk
pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja.
Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja.
(Suma‟mur P.K, 1984:46)

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
18

2.2.2.2 Pengertian Kesehatan

Kesehatan kerja adalah suatu usaha yang bertujuan agar pekerja atau
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik
atau mental maupun social dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap
penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-
faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.
(Suma‟mur P.K, 1984:62)

2.2.2.3 Pegertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Secara filosofi keselamatan dan kesehatan kerja menunjukkan kondisi-


kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh
lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Kondisi fisiologis-fisikal
meliputi penyakit-penyakit dan kecelakaan kerja seperti cedera, kehilangan nyawa
atau anggota badan. Kondisi-kondisi psikologis diakibatkan oleh stress pekerjaan
dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan,
sikap menarik diri, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan dan
kecenderungan untuk mudah putus asa terhadap hal-hal yang remeh. (Rivai,
2006:46)

2.2.2.4 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan dan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja, meliputi :

1. Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang


hilang.

2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.

3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.

4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah


karena menurunnya pengajuan klaim.

5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari


meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
19

6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra
perusahaan.

Perusahaan yang dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan-


kecelakaan kerja, penyakit dan hal-hal yang berkaitan dengan stress serta
mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjanya, maka
perusahaan tersebut akan semakin efektif. (Rivai, 2006:50)

2.2.3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

2.2.3.1 Pengertian Sistem Manajemen K3

Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara


keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengendalian risiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman dan produktif.
Sistem Manajemen K3 merupakan konsep pengelolaan K3 secara sistematis dan
komprehensif dalam suatu sistem manajemen yang utuh melalui proses
perencanaan, penerapan, pengukuran, dan pengawasan. (Ramli, 2010)

Talcott Parson, mengatakan bahwa properti yang paling umum dan


mendasar dari sebuah sistem adalah saling ketergantungan bagian-bagian atau
variabel. Sistem teori menunjukkan bahwa harus ada empat persyaratan umum
untuk sistem manajemen K3, meskipun dalam praktek memungkinkan memiliki
keragaman yang cukup besar.

Keempat persyaratan umum tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Sistem (untuk SMK3 mungkin ini etika, ekonomi, hukum dan tujuan
organisasi; tidak semua sistem perlu memiliki tujuan yang sama).

2. Spesifikasi elemen sistem dan hubungan antar elemen; tidak semua sistem
perlu memiliki elemen yang sama.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
20

3. Menentukan hubungan antara OHSMS ke sistem lain (termasuk sistem


manajemen secara luas, dan sistem regulasi, tetapi juga teknologi dan kerja
organisasi).

4. Persyaratan untuk pemeliharaan sistem (internal, terkait dengan tinjauan fase,


atau eksternal, misalnya terkait dengan kebijakan industri yang mendukung
praktek terbaik OHS; pemeliharaan sistem dapat bervariasi).

Bottomley (1999) mencatat apa yang membuat sebuah OHSMS, sistem


adalah menghubungkan dan sequencing dari proses untuk mencapai tujuan
tertentu dan untuk menciptakan cara berulang yang dapat diidentifikasi dari
mengelola keselamatan dan kesehatan kerja, perbaikan tindakan dan juga pusat
untuk pendekatan sistematis.

2.2.3.2 Tujuan Sistem Manajemen K3

Semua sistem manajemen K3 memiliki kesamaan yaitu berdasarkan proses


dan fungsi manajemen modern. Yang berbeda adalah elemen implementasinya
yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Berbagai sistem manajemen K3 dapat digolongkan sebagai berikut.

 Sebagai alat ukur kinerja K3 dalam organisasi.

 Sebagai pedoman implementasi K3 dalam organisasi.

 Sebagai dasar penghargaan (awards).

 Sebagai sertifikasi.

2.2.3.3 Proses Sistem Manajemen K3

Proses sistem manajemen K3 menggunakan pendekatan PDCA (plan-do-


check-action) yaitu mulai dari perencanaan, penerapan, pemeriksaan, dan tindakan
perbaikan. Dengan demikian, sistem manajemen K3 akan berjalan terus menerus
secara berkelanjutan selama aktivitas organisasi masih berlangsung.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
21

ACTION PLAN

CHECK DO

Gambar 2.2 : Siklus Manajemen.

Sistem Manajemen K3 dimulai dengan penetapan kebijakan K3 oleh


manajemen puncak sebagai perwujudan komitmen manajemen dalam mendukung
penerapan K3. Kebijakan K3 selanjutnya dikembangkan dalam perencanaan.
Berdasarkan hasil perencanaan tersebut dilanjutkan dengan penerapan dan
operasional, melalui pengerahan semua sumber daya yang ada, serta melakukan
berbagai program dan langkah pendukung untuk mencapai keberhasilan. Secara
keseluruhan, hasil penerapan K3 harus ditinjau ulang secara berkala oleh
manajemen puncak untuk memastikan bahwa SMK3 telah berjalan sesuai dengan
kebijakan dan strategi bisnis serta untuk mengetahui kendala yang dapat
mempengaruhi pelaksanaannya. Dengan demikian, organisasi dapat segera
melakukan perbaikan dan langkah korelasi lainnya. (Ramli, 2010:57)

2.2.3.4 Manfaat Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja

Manfaat pelaksanaan Sistem Manajemen K3 adalah :

1. Gambar pelaksanaan perbaikan, komitmen perusahaan untuk pencegahan


risiko di perusahaan-perusahaan.

2. Peningkatan profitabilitas dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
22

3. Peningkatan daya saing dengan memenuhi persyaratan otoritas public dan


pelanggan, memberikan keuntungan melalui kompetisi.

2.2.4 Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Produktivitas


Kerja Karyawan
Menurut Simamora (1995:56), sumber daya manusia merupakan sumber
daya paling penting bagi organisasi karena (1) mempengaruhi efisiensi dan
efektivitas organisasi, dan (2) SDM juga merupakan pengeluaran pokok
perusahaan dalam menjalankan bisnis. Oleh karena itu, SDM harus dikelola
dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi. Untuk
kepentingan dalam mengatur SDM, dibutuhkan Manajemen Sumber Daya
Manusia.
Tujuan manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan
dukungan sumber daya manusia dalam usaha meningkatkan efektivitas organisasi
dalam rangka mencapai tujuan. Untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi,
perusahaan harus mampu mendapatkan, mengembangkan, mengevaluasi, dan
memelihara kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang tepat. Salah satu cara
memelihara kualitas dan kuantitas tenaga kerja adalah menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) di lingkungan perusahaan. Karyawan yang tejamin
keselamatan dan kesehatan kerjanya akan bekerja lebih produktif dibandingkan
mereka yang tidak terjamin keselamatan dan kesehatannya (Suardi, 2007:50)
Dari susunan diatas dapat dilihat bahwa keselamatan (safety) merupakan
faktor yang berhubungan langsung dengan produktivitas. Hal ini serupa dengan
penjelasan dari Jackson (2005) bahwa apabila perusahaan melaksanakan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan dengan baik, maka perusahaan akan
memperoleh banyak manfaatnya, salah satunya adalah meningkatkan
produktivitas kerja karena menurunnya jumlah hari yang hilang akibat kecelakaan
kerja.
2.3 Model Analisis
Model analisis merupakan suatu model yang menggambarkan hubungan
antar variabel penelitian dalam bentuk skematis. Dengan adanya model analisis
diharapkan dapat memudahkan pembaca untuk memahami hasil penelitian.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
23

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara program K3


dengan produktivitas kerja karyawan PT Surveyor Indonesia. Dengan adanya
program K3, karyawan merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan
pekerjaannya, sehingga diharapkan produktivitas kerja karyawan meningkat.
Berdasarkan uraian tersebut, maka model analisis serta kerangka
pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah.

Pelaksanaan Produktivitas
Program K3 Kerja Karyawan

(variabel bebas) (variabel terikat)

Gambar 2.4: Model Analisis


Sumber: Diolah oleh peneliti, 2012

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu pelaksanaan program K3


sebagai variabel independen dimana variabel ini sebagai penyebab terhadap
variabel lainnya, dan produktivitas kerja sebagai variabel dependen dimana
variabel ini tergantung pada variabel lainnya atau variabel akibat.

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin benar


dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau pemecahan
pesoalan maupun untuk dasar penelitian lebih lanjut.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis Nol (Ho)

Ho : Tidak ada hubungan antara pelaksanaan Program K3 dengan


Produktivitas Kerja Karyawan.

b. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ha : Terdapat hubungan antara pelaksanaan Program K3 dengan


Produktivitas Kerja Karyawan.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
24

2.5 Operasionalisasi Konsep

Operasionalisasi merupakan bentuk definisi operasionalisasi dari konsep-


konsep penelitian yang akan diukur. Konsep yang masih abstrak dalam penelitian
ini selanjutnya dioperasionalisasikan, sehingga dapat diukur dan dibedakan tinggi
rendahnya. Konsep-konsep ini memiliki dimensi yang kemudian diturunkan ke
dalam variabel yang akan diukur dengan indikator-indikator yang selanjutnya
dijabarkan kedalam pernyataan-pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan dalam
bentuk kuesioner.

1. Variabel pelaksanaan Program K3

Untuk mengukur penerapan program K3, berdasarkan penjelasan Mathis


& Jackson (2002) yang mengemukakan bahwa sistem manajemen yang efektif,
terdiri dari :

a) Komitmen Perusahaan.

b) Kebijakan dan disiplin K3.

c) Komunikasi dan Pelatihan K3.

d) Inspeksi dan Penyelidikan Kecelakaan.

e) Evaluasi K3

2. Variabel Produktivitas Kerja Karyawan

Pada variabel ini dimensi-dimensi yang yang dipakai berdasarkan Stephen


P. Robbin (1998:22), sebagai berikut :

1. Efektivitas

Dimensi efektivitas berkaitan dengan optimalisasi ketercapaian


rencana (target) kerja, baik dilihat dari aspek kualitas, kuantitas,
durasi penyelesaian pekerjaan, dan ketepatan pengalokasian
sumber daya.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
25

2. Efisiensi

Dimensi ini pengukuran produktivitas merujuk pada realisasi


penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan tersebut
dilaksanakan, apakah terjadi pemborosan, penyalahgunaan atau
penyimpangan alokasi sumber daya yang menimbulkan
ketidaktercapaian target produk.

Berikut adalah tabel operasionalisasi konsep dari Program K3 dan


Produktivitas Kerja Karyawan.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
26

Tabel 2.5: Operasionalisasi Konsep

Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala

1. Komitmen Perusahaan  Komitmen

 Anggaran khusus K3

 Fasilitas K3

 Personel K3

 Pemeliharaan fasilitas

 Pemeriksaan kesehatan

 Kebijakan K3

 Keterlibatan pegawai dalam


2. Kebijakan dan Disiplin K3 pembuatan kebijakan Ordinal

Program K3 Pelaksanaan Program K3  Isi kebijakan K3

 Kepatuhan terhadap kebijakan


perusahaan

 Penggunaan peralatan K3

 Sanksi bagi pelanggaran

 Pelatihan K3
3. Komunikasi dan Pelatihan
K3  Pertemuan petugas K3

 Keterlibatan pegawai dalam


pertemuan petugas K3

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
27

 Sosialisasi K3

 Pemasangan rambu-rambu K3

 Inspeksi
4. Inspeksi dan Penyelidikan  Petugas ahli K3
Kecelakaan
 Pemeriksaan kecelakaan kerja
tepat waktu

 Penyelidikan kecelakaan kerja


oleh ahli

 Pelaporan kecelakaan kerja

5. Evaluasi K3  Evaluasi (audit) SMK3

 Tindakan perbaikan

 Data statistik kecelakaan

 Pengawasan SMK3

 Peninjauan SMK3

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
28

Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala

 Efektivitas 1. Deskripsi pekerjaan

2. Pencapaian target berdasarkan


kualitas

3. Pencapaian target berdasarkan


kuantitas

4. Durasi penyelesaian pekerjaan


Produkivitas Kerja Produktivitas Kerja 5. Ketepatan pengalokasian
Karyawan sumber daya
Ordinal

1. Ketepatan waktu
 Efisiensi penyelesaian pekerjaan

2. Penggunaan jam kerja sesuai


peraturan perusahaan

3. Penghematan bahan dan


peralatan

4. Pencapaian target sebelum


deadline

Sumber: Robert L. Mathis & John H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia. Buku Kedua Edisi Pertama (Jakarta; Salemba 4, 2002)

Stephen P. Robbin, Organizational Behaviour (New Jersey; Prentice Hall Inc), hal. 22

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
29

Tabel operasionalisasi konsep diatas menggambarkan dimensi maupun


indikator yang akan dipakai dalam pembuatan kuesioner dalam penelitian ini.
Dimensi-dimensi yang digunakan diambil dari teori-teori yang sudah ada
sebelumnya. Seperti dimensi yang digunakan untuk mengukur program K3. Teori
yang dipakai menurut Mathis & Jackson. Hanya saja untuk indikator
dikembangkan atau disesuaikan dengan kebijakan yang ada pada PT Surveyor
Indonesia itu sendiri. Karena kebijakan dalam program K3 di setiap perusahaan
pasti bebeda. Ini dimaksudkan agar penilaian bersifat obyektif dan tidak terlalu
jauh dalam menerapkannya. Sehingga hasil yang nantinya diterima sesuai dengan
kenyataan yang ada di lapangan. Sedangkan untuk mengukur produktivitas kerja
karyawan, digunakan teori yang dijelaskan oleh Stephen P. Robbin. Karena
dimensi yang digunakan merupakan dimensi yang memang dibutuhkan untuk
mengukur penilaian tentang produktivitas kerja karyawan. Sehingga diharapkan
kedua variabel tersebut dapat saling berhubungan.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
30

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian kuantitatif bertujuan untuk mengukur fakta-fakta yang obyektif


dengan memfokuskan pada variabel-variabel penelitian. Oleh sebab itu reliabilitas
ayau konsistensi merupakan kunci dari penelitian kuantitatif, selain harus bebas
nilai (value free) atau obyektif dan bebas dari konteks situasional (uncontrained
situtionally) (Newman, 1997: 66).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian


kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif peneliti melakukan suatu rangkaian
penelitian yang berawal dari sejumlah teori, yang kemudian didedukasikan
menjadi suatu hipotesa dan asumsi-asumsi suatu kerangka pemikiran yang
terjabarkan dalam sebuah model analisa, yang terdiri dari variabel-variabel yang
akan mengarah kepada operasionalisasi konsep.

3.2 Jenis Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini termasuk penelitian


eksplanatif. Penelitian eksplanatif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk
menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan
hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel lain. Penelitian
eksplanatif dinilai memiliki kreadibilitas untuk mengukur, menguji hubungan
sebab akibat dari dua atau beberapa variabel (Bungin, 2006).
Berdasarkan manfaat penelitian, penelitian ini termasuk penelitian terapan.
Penelitian terapan berarti melakukan penelitian dimana suatu tema atau bahasan
yang sudah ada sebelumnya.

Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini merupakan penelitian cross


sectional, dimana penelitian ini mengambil satu bagian dari gejala (populasi) pada
satu waktu tertentu dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 yang
bertempat di PT Surveyor Indonesia Jakarta.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
31

Berdasarkan teknik pengumpulan data, penelitian ini merupakan penelitian


survey. Penelitian survey berarti peneliti mengajukan pertanyaan tertulis yang
telah tersusun dalam kuesioner.

Secara ringkas uraian tersebut diatas dapat disimpulkan seperti yang


tercantum dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.1

Jenis Penelitian

Teknik
Tujuan Manfaat
Dimensi Waktu Pengumpulan
Penelitian Penelitian
Data

Data Kuantitatif:
Eksplanatif Terapan Cross Sectional
Survey

Sumber: Diolah kembali oleh peneliti

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian dan sebagai bahan kelengkapan


penelitian, peneliti memperoleh data, petunjuk dan bahan-bahan lainnya dengan
menggunakan data primer dan data sekunder dalam teknik pengambilan data,
sebagai berikut.

 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama, seperti hasil
pengisian kuesioner. Peneliti mengamati secara langsung di perusahaan,
menyebarkan kuesioner. Kuesioner diberikan kepada karyawan tetap bagian
operasional PT Surveyor Indonesia (*lihat lampiran 1).

 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari studi literatur, baik dari tulisan, referensi
yang relevan, jurnal-jurnal yang berkaitan, data dari perusahaan maupun sumber-
sumber lain yang menunjang penelitian. Data sekunder yang dimaksud misalnya,

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
32

meliputi gambaran umum PT Surveyor Indonesia, struktur organisasi dan


sebagainya.

3.4 Populasi dan Sampel

a. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran akhir
generalisasi (Irawan, 2006:34). Target populasi dalam penelitian ini adalah
karyawan tetap PT Surveyor Indonesia pada divisi operasional. Peneliti
mengambil divisi tersebut dikarenakan resiko kecelakaan kerja maupun penyakit
kerja sangat besar dibandingkan dengan karyawan tetap pada divisi lain. Populasi
pada divisi ini berjumlah 75 orang, dimana 25 orang dijadikan sample untuk
pretest dan sisanya yang berjumlah 50 orang dijadikan sample sesungguhnya.

b. Sampel Penelitian

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah


Total Sampling atau jumlah sampel sama dengan jumlah populasinya, sehingga
total sampel berjumlah 50 orang. Dikarenakan pada divisi operasional PT
Surveyor Indonesia, jumlah karyawannya tidak terlalu banyak, oleh sebab itu
peneliti menggunakan teknik penelitian total sampling.

(∑Populasi = ∑Sampel)

3.5 Analisis Data

Uji Validitas dan Reliabilitas

Suatu instrumen dikatakan baik apabila memenuhi dua syarat yaitu


reliabel dan valid. Instrumen dikatakan reliabel bila hasil pengukuran tetap
konsisten dari waktu ke waktu. Instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur secara akurat objek yang akan diukur.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
33

Uji validitas dilakukan dengan tujuan mengetahui ketepatan dan


kehandalan kuesioner yang mempunyai arti bahwa kuesioner mampu mengukur
apa yang seharusnya diukur, sesuai dengan harapan peneliti. Hasil dari uji ini
cukup mencerminkan topik yang sedang diteliti. Uji validitas dapat diuji dengan
program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 17.0 guna
mempermudah perhitungan.

Uji validitas pada penelitian ini menggunakan factor analisis dimana akan
dicari seminimal mungkin faktor dengan prinsip sederhana yang mampu
menghasilkan korelasi antara indikator-indikator yang diobservasi (Widarjono,
2010; 240). Dalam melakukan perhitungan dengan factor analisis, hal pertama
yang dilakukan adalah menganalisis data yang cukup memenuhi syarat dalam
faktor analisis. Metode yang digunakan dalam faktor analisis ini yaitu Kaiser-
Meyer Olkin (KMO). Metode ini paling banyak digunakan untuk melihat syarat
kecukupan data untuk faktor analisis. Metode Kaiser-Meyer Olkin (KMO) ini
mengukur kecukupan sampling secara menyeluruh dan mengukur kecukupan
sampling untuk setiap indikatornya.

KMO =

Keterangan :

rij = Koefisien Korelasi

aij = Koefisien Korelasi Persial

Setelah angka KMO diperoleh, kita dapat mengetahui besaran ukuran


KMO sesuai dengan tafsiran yang dikemukakan oleh Kaiser (dalam Widarjono,
2010; 241). Penghitungan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana indikator
tersebut dapat digunakan, namun angka tersebut harus dikonsultasikan dengan
klasifikasi berdasarkan ukuran KMO sebagai berikut:

Tabel 3.2

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
34

Ukuran KMO

Ukuran KMO Tafsiran

≥ 0.90 Sangat Baik (Marvelous)

0.80 – 0.89 Berguna (Meritorious)

0.70 - 0.79 Biasa ( Middling)

0.60 – 0.69 Cukup (Mediocre)

0.50 – 0.59 Kurang Baik (Miserable)

≤ 0.50 Tidak diterima (Unacceptable)

Sumber: (Kaiser, dalam Widarjono, 2010; 242).

Setelah melakukan uji validitas, perlu dilakukan uji reliabilitas. Keandalan


(realibility) pengukuran dibuktikan dengan menguji konsistensi dan stabilitas
(Sekaran, 2006; 40). Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau
keakuratan yang ditunjukan oleh instrumen pengukuran (Malhotra, 2007; 95).
Dengan kata lain uji reliabilitas dilakukan untuk menguji kehandalan yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh sebuah alat ukur dapat dihandalkan
atau dipercaya. Apabila suatu alat ukur digunakan berulang dan hasil yang
diperoleh relatif konsisten maka alat ukur tersebut dianggap handal. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan uji reliabilitas dengan alpha cronbach yaitu
koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan
secara positif berkorelasi satu sama lain. Alpha memiliki nilai antara 0 sampai 1.
Semakin alpha mendekati 1 (satu) maka akan semakin reliabel, namun jika
semakin mendekati 0 (nol) maka menunjukkan tidak reliabel (Sekaran, 2006;
182).

Keterangan:
r11 : Realibilitas Instrumen
n : Banyak Butir Pernyataan
: Jumlah Varians Butir
: Varians Total

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
35

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan koefisien alpha


cronbach, karena koefisien keandalan ini menunjukkan seberapa baik item dalam
suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain (Sekaran, 2006; 177). Uji
reliabilitas untuk alternatif jawaban yang lebih dari dua akan menggunakan uji
alpha cronbach, dimana semakin tinggi koefisien maka instrumen pengukurannya
semakin baik. Semakin dekat koefisien reliabilitas dengan 1,0, maka pengukuran
yang digunakan semakin baik, namun secara umum keandalan kurang dari 0,60
dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0,70 bisa diterima dan lebih dari 0,80
adalah baik. (Sekaran, 2006; 182).

3.6 Teknik Analisis Data

Setelah data kuesioner dikembalikan dari responden dan telah terkumpul,


kemudian dilakukan langkah dalam membuat analisis atas jawaban dari responden
dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan kemudian dilakukan
pengolahan data melalui SPSS. Teknik analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner.

Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan peneliti adalah


skala ordinal. Skala ordinal membantu peneliti untuk menentukan persentase
responden yang dibedakan dalam bentuk berbagai kategori (Sekaran, 2006; 17).

Kuesioner yang disebar kepada responden terbagi menjadi dua bagian. Bagian
pertama mengukur tentang pelaksanaan program K3 di PT Surveyor Indonesia
pada divisi operasional dan bagian yang kedua mengukur tingkat produktivitas
kerja dari karyawan divisi operasional PT Surveyor Indonesia. Sama halnya
dengan uji validitas dan reliabilitas, teknik analisis dalam penelitian ini juga
menggunakan skala Likert. Menurut Sekaran (2006; 31), skala Likert didesain
untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan
pada skala 5 titik. Pada variabel motivasi kerja dan komitmen organisasi, peneliti
menggunakan skala Likert dengan nilai yang diberikan berupa angka 1 sampai
dengan 5, dimana tiap angka memiliki kualitas yang berbeda. Alternatif jawaban
yang tersedia dalam kuesioner:

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
36

- sangat tidak setuju (STS), bobot nilai 1

- tidak setuju (TS), bobot nilai 2

- netral (N), bobot nilai 3

- setuju (S), bobot nilai 4

- sangat setuju (SS), bobot nilai 5

Analisis data yang digunakan untuk menguji kekuatan hubungan antara


pelaksanaan program K3 dengan produktivitas kerja karyawan tetap divisi
operasional PT Surveyor Indonesia adalah dengan menggunakan analisis korelasi
rank spearman:

Keterangan :

rs = Koefisien korelasi spearman

d = selisih peringkat untuk masing-masing pasangan

n = jumlah pengamatan

Uji korelasi spearman digunakan untuk melihat kekuatan dari hubungan


antara dua variabel. Kedua variabel tersebut yaitu variabel bebas (motivasi kerja)
dan variabel terikat (komitmen keorganisasian). Nilai koefisien korelasi Rank
Spearman (rs) berkisar antara -1 < rs < 1 tanda negatif atau positif yang diartikan
sebagai berikut:

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
37

Tabel 3.3

Nilai Koefisien Korelasi Rank Spearman

Interval Koefisien Koefisien Korelasi Tafsiran


0.00 – 0.199 + dan - Sangat rendah
0.20 – 0.399 + dan - Rendah
0.40 – 0.599 + dan - Cukup kuat
0.60 – 0.799 + dan - Kuat
0.80 – 1.000 + dan - Sangat kuat

Sumber: (Sugiono 2004; 183)

Dari analisis akan diperoleh besaran r. Jika koefisien korelasi (r) positif (r
> 0) berarti terdapat hubungan yang positif atau searah. Artinya, jika terjadi
kenaikan pada variabel X maka akan diikuti dengan penurunan variabel Y.
Koefisien korelasi (r) negatif (r < 0) berarti apabila terjadi kenaikan pada variabel
X maka akan diikuti oleh penurunan pada variabel Y atau sebaliknya. Dasar
pengambilan keputusan dalam uji korelasi spearman ini yaitu:

 Jika probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima


 Jika probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

Selanjutnya untuk mengetahui apakah koefisien korelasi tersebut


signifikan secara statistik maka dilakukan uji Z. Adapun perhitungan uji Z
tersebut adalah sebagai berikut:

Z=

=0

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
38

Keterangan:
= simpangan baku pada distribusi sampling dibawah asumsi tidak ada
korelasi
= rata-rata pada distribusi sampling dibawah asumsi tidak ada korelasi
= jumlah sampel yang diobservasi.
= nilai koefisien korelasi Rank Spearman.

Setelah didapatkan nilai z hitung melalui rumus diatas, maka untuk


menginterpretasikan hasilnya, berlaku ketentuan sebagai berikut:

 Jika z hitung > z tabel, maka Ho ditolak (ada hubungan yang signifikan).
 Jika z tabel < z hitung, maka Ho diterima (tidak ada hubungan yang
signifikan).

Uji dilakukan 2 tailed (2 sisi) karena yang akan dicari dalam analisis data
ini adalah ada atau tidaknya hubungan di antara dua variabel yang diteliti dengan
nilai Sig (2-tailed) atau probabilitas = 0,000 atau < 0,050. Dengan melakukan
teknik ini, peneliti dapat menemukan hasil akhir dari proses analisis data yang
menyatakan apakah variabel-variabel yang diteliti memiliki hubungan yang
signifikan atau tidak.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
39

BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah PT Surveyor Indonesia

Memantapkan diri dengan visi sebagai mitra terdepan dalam bidang survey
inspeksi dan konsultasi dan jasa terkait dengan kompetensi tinggi adalah orientasi
yang bukan tanpa pijakan yang kokoh. Pengalaman dalam melayani pasar jasa
survey inspeksi dan konsultasi yang dilakukan selama ini merupakan pembenaran
bahwa mencapai visi tersebut adalah keberhasilan yang rasional. Inovasi yang
dilakukan terus menerus dalam proses kerja pengembangan SDM penerapan
sistem manajemen mutu yang ketat dan komitmen untuk melaksanakan prinsip-
prinsip tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten, tidak diragukan
menjadikan PT Surveyor Indonesia mampu bersaing dengan bekal kekuatan
organisasi yang efektif, efesien dan kompetitif.

PT Surveyor Indonesia didirikan pada tanggal 1 Agustus 1991. Pada


awalnya misi PT Surveyor Indonesia adalah membantu Pemerintah Republlik
Indonesia dalam mempelancar aliran barang modal dan peralatan ke Indonesia
dari seluruh dunia melalui jasa pemeriksaan pra-pengapalan yang bertaraf
international.

Sejak bulan April 1997 PT Surveyor Indonesia merumuskan sebagai


perusahaan jasa survey dalam arti luas. Dengan rumusan misi yang baru PT
Surveyor Indonesia memulai beberapa usaha baru berupa penyelenggaraan
pemeriksaan teknis, survei, pengkajian, penilaian, dan pengendalian atas
komoditas serta unit usaha independen dalam kaitan dengan kondisi, kualitas dan
kuntitas. Pasar yang dilayani mencakup berbagai sektor termaksud minyak dan
gas, penambangan, pengelolahan telekomunikasi, perbankan dan pemerintahan.

Surveyor Indonesia berkantor pusat di Jakarta dan memiliki 7 kantor


cabang, diantaranya : Cabang Jakarta, Cabang Balikpapan, Cabang Makasar,

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
40

Cabang Pekanbaru, Cabang Palembang, Cabang Medan dan Surabaya, juga


beberapa unit kerja di seluruh indonesia, menyediakan pelayanan bagi pasar
dalam negeri dan luar negeri. http://www.ptsi.co.id

4.1.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada PT Surveyor Indonesia

PT Surveyor Indonesia membentuk suatu kepanitian yang menangani


segala macam kegiatan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Kepanitiaan
ini di beri nama P2K3 (Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Kegiatan utama dari P2K3 adalah memastikan bahwa segala macam keadaan
perusahaan baik di dalam gedung maupun di lokasi proyek memiliki kualitas
keamanan yang telah disesuikan berdasarkan pedoman keselamatan dan kesehatan
kerja juga sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yaitu peraturan Menteri
Tenaga kerja No.Per.05/MEN/1996. Isi peraturan tersebut yaitu, sistem
keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistim manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur, organisasi, perencanaan, tanggung-jawab,
pelaksanaan prosedur,dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan
kerja guna tercapainya tempat kerja yang aman.

Dapat ditemukan oleh penulis, bahwa PTSI telah menerapkan peraturan.


seperti dengan menerapkan SMK3 dengan dibentuknya P2K3. Di mana segala
aspek mengenai penerapan keselamatan dan kesehatan kerja akan dilaksanakan
oleh panitia tersebut, mengingat klien PTSI tidak hanya perusahaan nasional, tapi
juga perusahaan-perusahaan internasional, PTSI juga berupaya untuk memperoleh
sertifikat internasional. Hal itu diwujudkan dengan diraihnya sertifikat OHSAS
180012007 yang merupakan standar internasional tentang SMK3 yang telah
diterapkan di berbagai negara. Sertifikat tersebut diserahkan langsung oleh
Executive Vice President Asia Zone.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
41

4.1.3 Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

Pemerintah menyadari bahwa penerapan K3 di perusahaan-peerusahaan


tidak dapat dilaksanakan hanya mengandalkan para pengawas dari Departemenn
Tenaga Kerja, minimnya jumlah pengawas bisa menjadi kendala pelaksanaan
pengawasan. Sehingga perusahaan-perusahaan harus berperan aktif dalam
penanganan masalah K3 dengan menyediakan rencana yang baik,yang dikenal
dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Untuk itu
lah diperlukan suatu kelompok organisasi yang akan membantu DEPNAKER
dalam menjalankan kegiatan SMK3 ini. Menjadi perpanjangan tangan dalam
melaksanakan pengawasan dan pengelolaan K3 di perusahaan. Atas alasan ini PT
Surveyor Indonesia membentuk P2K3, yaitu Panitia Pelaksana Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

P2K3 adalah singkatan dari Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan


Kerja. P2K3 kantor pusat PTSI diajukan ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi DKI Jakarta, lalu disahkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta dengan Keputusan No. 5519/2008 pada
tanggal 7 Oktober 2008. Anggota P2K3 adalah wakil dari tiap unit kerja, pada
unit yang besar perwakilannya bisa lebih dari satu orang. Sesuai dengan masa
berlakunya maka setiap 2 tahun akan ditinjau lagi kembali keanggotaan P2K3.

Berdasarkan peraturan perundangan yang dipatuhi, tujuan dari P2K3 ini


adalah untuk menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja dengan
melibatkan tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Sebelumnya anggota dari P2K3 ini diikutkan dalam pelatihan-pelatihan


mengenai SMK3. Hasil dari mengikuti pelatihan inilah yang nantinya akan
diterapkan di lingkungan perusahan. Tujuan pelatihan agar personel dari P2K3 ini
memiliki pengetahuan dan kemampuan mencegah kecelakaan kerja,
mengembangkan konsep dan kebiasaan pentingnya keselamatan dan kesehatan
kerja, memahami ancaman bahaya yang ada di tempat kerja dan menggunakan

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
42

langkah pencegahan kecelakaan kerja. Tiap bulan dilakukan rapat P2K3


membahas ketidaksesuaian, kondisi tidak aman yang ada di tempat kerja,
kesehatan tempat kerja, atau kemajuan program kerja. Tiap tahun ada yang
mengikuti pelatihan K3 seperti pelatihan Pertolongan pertama, K3 listrik, K3
umum, audit SMK3.

Ketua Tim
P2K3

Inspeksi & Audit Komunikasi Sekretariat Tanggap Darurat

Gambar 4.1: Struktur P2K3 PT Surveyor Indonesia

4.1.3.1 Tugas dan Tanggungjawab Kelompok

1.Tugas dan tanggung-jawab kelompok Inspeksi & Audit :

 Melakukan inspeksi tempat kerja, kantin, toilet, kendaraan, penggunaan


listrik, peralatan penanggulangan kebakaran

 Memastikan ruang kerja aman dan sehat, alat kerja masih berfungsi
dengan baik dan aman digunakan

 Memastikan potensi bahaya risiko non accepted telah dikendalikan.

 Melakukan penyelidikan penyebab kecelakaan, jika terjadi insiden atau


kecelakaan

 Membuat program audit SMK3 tahunan

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
43

 Melaksanakan audit SMK3 untuk dilihat kesesuaiannya terhadap peraturan


Permenakar No. Per.05/Men/1996 dan Standar OHSAS 18001:2007

 Membuat laporan audit

 Memastikan temuan audit dari auditor internal atau eksternal telah ditutup.

2.Tugas dan tanggung-jawab kelompok Komunikasi:

 Memastikan semua karyawan telah memahami K3, potensi bahaya yang


ada dikegiatan serta cara penanganannya, serta prosedur-prosedur K3 yang
terkait.

 Memberi Taklimat K3 atau Safety Induction serta Kebijakan K3 kepada


pegawai baru, tamu yang melakukan aktivitas di kantor PTSI serta
subkontraktor.

 Mensosialisasikan tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi keadaan


darurat dan memberitahu cara melakukan evakuasi serta menghadapi
keadaan darurat.

 Mensosialisasikan isi peraturan-peraturan K3, dan melakukan komunikasi


dengan instansi terkait untuk mengetahui peraturan-peraturan mengenai
K3 yang terbaru berkaitan dengan kegiatan dan potensi bahaya yang ada di
kantor pusat.

 Melakukan angket atau penyebaran kuesioner untuk mengetahui


pemahaman karyawan mengenai K3, kenyamanan, keselamatan dan
kesehatan di tempat kerja, serta menangkap apa keinginan karyawan untuk
perbaikan kinerja K3.

3.Tugas dan tanggung-jawab kelompok Sekretariat:

 Mengendalikan dokumen SMK3

 Menyimpan catatan K3

 Memproses penerbitan dokumen K3 yang diperlukan hingga disahkan

 Membuat notulen rapat dan tinjauan manajemen

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
44

 Merespon masukkan atau keluhan dari unit kerja atau pihak luar terkait
dengan masalah K3

 Merangkum kegiatan K3 untuk disampaikan ke manajemen atau pihak


luar.

4.Tugas dan tanggung-jawab Kelompok Tanggap Darurat:

 Melakukan identifikasi potensi bahaya darurat yang mungki terjadi,


membuat dan menguji prosedur serta memperbaikinya.

 Memastikan personil dan peralatan penanggulangan bahaya keadaan


darurat selalu dalam keadaan siaga

 Denah dan tanda jalur evakuasi dipasang di tempat yang mudah terlihat
dan komunikatif, serta pastikan jalan jalur evakuasi bebas dari rintangan.

 Memastikan nama tim tanggap darurat lantai dan nomor-nomor telepon


penting dari instansi yang terkait untuk penangganan keadaaan darurat
masih berlaku dan diletakkan di tempat yang mudah dilihat.

4.1.4 Tanggung Jawab Perusahaan

Tingginya perhatian perusahaan mengenai Keselamatan dan Kesehatan


Kerja terhadap pegawainya PT Surveyor Indonesia terlihat dengan membuat
ruang kesehatan yang akan digunakan apabila ada pegawai yang sedang sakit.
Memastikan bahwa setiap lantai dan ruangan terdapat alat pemadam kebakaran
yang mudah ditemukan atau dijangkau oleh orang dewasa. Membuat denah zona
aman untuk evakuasi bila terjadi bencana seperti kebakaran dan gempa bumi.
Yang ditempel di lokasi-lokasi yang mudah di amati oleh pegawai, seperti di
tangga atau lift. Gambar zona evakuasi ini di pajang di setiap lantai dan di
informasikan kepada seluruh pegawai. Anggota P2K3 melakukan kegiatan
pemeriksaan keamanan kerja yang dilaksanakan sebulan sekali, seperi adakah
mesin-mesin yang mengalami gangguan, kabel-kabel penghubung arus listrik
yang tidak tertata rapi sehingga bisa menimbulkan masalah atau sekadar
memastikan bahwa segala bentuk publikasi yang bertujuan memberikan informasi
kepada seluruh pegawai masih berada pada tempatnya. Setiap hasil pemeriksaan

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
45

sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing P2K3 akan


melaporkannya ke dalam rapat bulanan yang rutin dilakukan.

Berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) PT Surveyor Indonesia


dengan Serikat Pegawai Surveyor Indonesia ( SPASI ), terdapat beberapa
ketentuan mengenai fasilitas kesehatan yang di berikan perusahaan terhadap
pegawai. Diantaranya adalah :

a. Biaya kesehatan adalah biaya perawatan dan pengobatan medis yang


dilakukan di wilayah Indonesia. Perusahaan tidak akan menanggung
biaya perobatan jika dilakukan di luar Indonesia, misalnya melakukan
pengobatan medis ke rumah sakit di luar negeri.
b. Jenis fasilitas kesehatan adalah sebagai berikut :
 bantuan pengobatan rawat jalan. bantuan rawat jalan yang
ditanggung perusahaan adalah : Konsultasi dokter umum atau
spesialis untuk pemeriksaan suatu penyakit, pembelian obat
berdasarkan resep dokter, imunisasi bagi keluarga pegawai,
perawatan gigi dan pengobatan alternative untuk patah tulang.
c. Bantuan pengobatan rawat inap. Salah satunya bantuan biaya inap
rumah sakit.
d. Bantuan biaya operasi.

Selain itu, pegawai yang mengalami gangguan kesehatan dan memerlukan


pengobatan medis, segala biaya yang dikeluarkan seperti biaya check-up,
penebusan obat, check laboratorium dll akan ditanggung oleh perusahaan.

4.1.5 Kewajiban Perusahaan.

a. Pengusaha wajib memenuhi dan melaksanakan ketentuan-ketentuan tentang


Hygiene Perusahaan dan Kesehatan pegawai.
b. Pengusaha wajib mengadakan pemeriksaan kesehatan bagi pegawai
(general check-up) minimal 2 tahun sekali untuk pegawai yang berusia
kurang dari 40 tahun dan 1 tahun sekali untuk pegawai yang berusia lebih
dari 40 tahun.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
46

c. Bila dianggap perlu pengusaha wajib mengadakan imunisasi dan tindakan


lainnya terhadap pegawai untuk mencegah berjangkitnya wabah penyakit
menular.

Sama halnya dengan tanggung jawab perusahaaan, penulis juga


mengamati sejauh mana kewajiban perusahaan telah berjalan sesuai dengan
perjanjian kerja sama yang telah sepakati. Seperti melaksanakan general check-up
yang dilakukan rutin setiap 2 tahun sekali. Pegawai secara terjadwal di berikan
waktu 1 hari untuk melaksanakan pemeriksanaan ke rumah sakit yang menjadi
rujukan perusahaan. Hasil dari general check-up tersebut menjadi pertimbangan
perusahaan selanjutnya. Adakah pegawai yang perlu mendapat pemeriksaan lebih
lanjut dikarenakan kondisi kesehatan yang mulai memburuk (misalnya, kadar
kolesterol meningkat) atau adakah pegawai yang memang perlu perawatan khusus
karena diketahui menderita penyakit yang dianggap parah (jantung,
tumor,kangker dll).

Selain mengenai kesehatan, di dalam perjanjian tersebut juga mengatur


mengenai Perlengkapan Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Diantaranya :

1. Setiap pegawai mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas


keselamatan dan kesehatan kerja
2. untuk mengurangi dan mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
kerja pengusaha wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dengan membentuk Panitia Pembina Keselamtan dan
Kesehatan Kerja (P2K3)
3. P2K3 yang anggotanya terdiri dari unsur-unsur pengusaha dan serikat
pekerja akan menyusun menyempurnakan lebih lanjut peraturan
mengenai K3
4. Pengusaha mengadakan pemeriksaan secara periodik atas alat pelindung
diri dan alat-alat K3 lainnya yang digunakan oleh pegawai di lokasi kerja

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
47

5. Setiap pegawai diwajibkan menaati peraturan K3 di perusahaan serta


menggunakan alat pelindung diri yang ditetapkan sesuai dengan tugasnya
masing-masing
6. Pegawai berhak menolak pekerjaan apabila peralatan dan tempat kerja
yang aman tidak disediakan oleh pengusaha. Pengusaha tidak berhak
memberikan sanksi kepada pegawai tersebut.

Sesuai dengan perjanjian perusahaan telah memberikan aturan pakaian


keselamatan kerja terhadap para pegawai yang melakukan kegiatan survey seperti
wajib menggunakan helm, masker dan penutup telinga selama berada dilokasi
proyek.

4.1.6 PT Surveyor Indonesia Dipercaya Depnaker Sebagai Badan Auditor


SMK3

PT Surveyor Indonesia (PTSI) berhasil memperoleh Surat Penunjukkan


dari Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) sebagai Badan Audit Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Penunjukkan tersebut
diraih setelah sebelumnya PTSI melaksanakan Training Audit Eksternal SMK3 di
Batam pada tanggal 24-26 Juli 2008 dengan para instruktur dari Depnaker. Semua
peserta yang mengikuti training ini dinyatakan lulus ujian kualifikasi Auditor
Eksternal SMK3 sehingga PTSI mendapatkan ijin untuk melakukan audit SMK3.

Adapun salah satu persyaratan menjadi Badan Audit SMK3 adalah


memiliki minimal 15 tenaga auditor yang kompeten. Di mana persyaratan untuk
menjadi auditor adalah memiliki pengetahuan mengenai K3 umum dan audit
eksternal SMK3. Selain persyaratan jumlah auditor, perusahaan juga harus
memiliki minimal lima cabang di kota-kota besar Indonesia. Tahap selanjutnya
adalah mempresentasikan kemampuan yang dimiliki kepada Dewan Evaluasi di
Depnaker sebelum dianggap layak menjadi auditor Badan audit SMK3 sesuai
mengikuti Permenaker No.05/MEN/1996.

PTSI memiliki tenaga-tenaga fungsional yang telah lulus Ahli K3 Umum


dan Audit Eksternal SMK3 yang tersebar di semua cabang. Selain itu, perusahaan

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
48

telah diaudit oleh Depnaker sebagai tindak lanjut dalam proses kepesertaan PTSI
untuk melakukan audit eksternal SMK3.

Sebelumnya, PTSI telah dipercaya oleh Depnaker dalam membantu


pemeriksaan dan pengujian teknis peralatan operasi di industri, untuk memastikan
bahwa peralatan kerja seperti pesawat angkat angkut (lift, crane, forklift), bejana
tekan, boiler, peralatan instalasi proteksi kebakaran, dan peralatan listrik masih
berada dalam kondisi layak operasi serta memastikan agar operatornya memiliki
kompetensi dalam mengoperasikannya.

Dalam perkembangannya, untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja


tidak cukup hanya dengan memastikan peralatan yang layak operasi, namun perlu
adanya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang baik
dengan komitmen yang kuat dari Top Manajemennya. Komitmen yang
dimaksudkan penulis adalah, bahwa perusahaan dapat menerapkan perjanjian
yang telah di sepakati, sehingga hal tersebut tidak hanya menjadi perjanjian
tertulis namun akan terus diterapkan sebagai bentuk tanggung-jawab dan
perhatian perusahaan terhadap kesejahteraan pegawai.

Untuk memastikan bahwa suatu perusahaan telah memiliki SMK3 yang


melindungi para tenaga kerja dan proses bisnisnya, maka perlu dilakukan audit
SMK3. Sertifikat Auditor SMK3 dan penunjukkan sebagai auditor SMK3
diserahkan secara simbolis kepada perwakilan pegawai setiap cabang PTSI yang
telah dinyatakan lulus. Adanya Surat Keputusan Penunjukkan Badan Audit SMK3
ini menambah kompetensi PTSI sebagai badan usaha milik negara yang bergerak
dalam bidang jasa survey, inspeksi, dan konsultasi. Dengan demikian, PTSI telah
dianggap layak dan terpercaya sebagai Badan Auditor SMK3. Sebagai bagian dari
dunia usaha, PTSI memang selalu berupaya meningkatkan kinerja, daya saing,
dan pelayanannya melalui inovasi, kompetensi, integritas dan kepedulian dalam
menghasilkan solusi optimal sehingga menjadi perusahaan yang terpercaya dan
terkemuka.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
49

4.1.7 Struktur Perusahaan PT Surveyor Indonesia

STRUKTUR ORGANISASI

PT. SURVEYOR PT SURVEYOR INDONESIA 2010


INDONESIA

Dewan
Komisaris

Direktur Utama

Satuan Pengawasan Sekretaris


Intern Perusahaan

Direktorat Direktorat Direktorat


Keuangan Pengembangan Komersial

Usaha

Divisi Keuangan Dan


Akuntansi
Divisi Pengembangan &

Divisi Manajemen Pengelolaan Produk Jasa


Divisi Sumber Daya
Fasilitas Manusia

Unit PKBL Divisi Manajemen


Strategi
Unit Manajemen Resiko Unit Teknologi Informasi

Anak
Anak
Anak Unit Unit Unit UUS Unit Unit SBU
Perusa SBU
Perusa Usaha Usaha Usaha Usaha SISUB
haan
haan Pemberda Pemberd
Perus Manaj Startegis Startegis yaan Startegis Startegis
Pemberd
ayaan
SIMED
emen ayaan
ahaan
Industri Pertamb Dan Jasa Jasa Dan
SIPKU
Dan
Proyek angan Dukunga Dukungan
Pertamb Pengemb n Pengem
SIBPP
Jasa Pengem
angan & Energi angan Perindustr bangan
bangan
Perdagan ian SIJAK
Miner & Energi Industri gan Industri
Industri
al SIPAL
Dalam Dalam
Dalam
Negeri Negeri
Negeri

Gambar 4.2: Struktur Perusahaan PT Surveyor Indonesia

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
50

4.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


Pretest digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa
responden memiliki pemahaman terhadap pernyataan-pernyataan dalam kuesioner.
Pemahaman yang dimiliki oleh responden mengenai pernyataan-pernyataan dalam
kuesioner (*lihat lampiran 1, hal 81) merupakan aspek penting bagi penelitian. Adapun
pre-test dimaksudkan untuk memudahkan identifikasi konstruk dan mengeliminasi
masalah-masalah yang timbul dari kuesioner tersebut (Malhotra, 2004:45).

4.2.1 Uji Validitas

Pre-test dalam penelitian ini dilakukan kepada 25 responden yang


merupakan karyawan bagian Operasional PT Surveyor Indonesia, Jakarta.
Pernyataan dalam kuesioner terdiri dari 34 butir, dimana 25 pernyataan untuk
variabel bebas yaitu variabel program K3 yang memiliki 5 dimensi dan 9
pernyataan merupakan variabel terikat yaitu variabel produktivitas kerja karyawan
yang memiliki 2 dimensi. Hasil dari data pre-test ini dihitung dengan
menggunakan SPSS versi 17.0.
Dalam penelitian ini pengukuran validitas tiap dimensi penelitian
dilakukan dengan menggunakan Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy (KMO). Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO)
MSA adalah statistik yang mengindikasikan proporsi variansi dalam variabel yang
merupakan variansi umum (common variance), yakni variansi yang disebabkan
oleh faktor-faktor dalam penelitian (Ghozali, 2005; 45). Nilai KMO dikatakan
valid apabila nilainya sama dengan atau melebihi 0,5 (≥ 0.5) dan untuk Barlett
Test of Sphericity dikatakan valid apabila nilainya sesuai dengan atau kurang dari
0.05 (≤ 0.05) (Ghozali, 2005; 45).
Dari hasil pengolahan kuesioner melalui SPSS versi 17.0, diperoleh hasil
berdasarkan dimensi dari Sistem Manajemen K3 dan dimensi dari Produktivitas
Kerja Karyawan, sebagai berkut:

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
51

Tabel 4.1
Nilai Kaiser-Mayer-Olkin Measure Sampling Adequacy, Barlett’s
Test of Sphericity pada Pre-test
n=25
Kode Dimensi Sistem Manajemen KMO Barlett’s Keterangan
Keselamatan Kesehatan Test of
Kerja dan Produktivitas Sphericity
Kerja
X1 Komitmen Perusahaan .744 .000 Valid

X2 Kebijakan dan Disiplin K3 .759 .000 Valid

X3 Komunikasi dan Pelatihan K3 .696 .000 Valid

X4 Inspeksi dan Penyelidikan K3 .794 .000 Valid

X5 Evaluasi K3 .771 .000 Valid

Y1 Efektifitas .752 .000 Valid

Y2 Efisiensi .713 .000 Valid


Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

 Dari hasil uji KMO per dimensi diperoleh nilai KMO rata-rata variabel X
sebesar 0.752 dan rata-rata variabel Y sebesar 0.732 ,sehingga hasil
tersebut menunjukkan bahwa KMO > 0.50. Dengan demikian, sampel
dinyatakan memiliki kecukupan dan masuk ke dalam kategori memuaskan
atau variabel tersebut dapat diprediksi, dengan kata lain sampel ini layak
untuk diuji dan dapat dianalisis lebih lanjut.

 Adapun nilai Bartlett’s test of Sphericity per dimensi dengan probabilitas


(Sig.) masing-masing sebesar 0.000, sehingga hasil tersebut menunjukkan
Sig < 0.05. Dengan demikian di antara variabel tidak berkorelasi
signifikan satu sama lain sehingga dapat dianalisis lebih lanjut.

Dari hasil uji validitas tersebut, akan diketahui pula nilai Anti-image pada
masing-masing indikator yang dibagi ke dalam bentuk beberapa pernyataan, hasil
tersebut digambarkan dalam tabel berikut ini:

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
52

A. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X)

Tabel 4.2
Nilai Anti-Image Correlation untuk Dimensi Komitmen Perusahaan
No Indikator KMO Keterangan
A Dimensi Komitmen Perusahaan
1. Pegawai merasa adanya komitmen pimpinan dalam menerapkan .819 Valid
SMK3 di perusahaan .
2. Perusahaan menyediakan anggaran khusus untuk menerapkan .736 Valid
SMK3.
3. Perusahaan menyediakan fasilitas K3 yang sesuai dengan standar. .775 Valid
4. Perusahaan menempatkan personil yang memiliki tanggung jawab .804 Valid
menangani K3.
5. Perusahaan melakukan pemeliharaan fasilitas kerja (mesin dan .671 Valid
peralatan) secara rutin.
6. Perusahaan melakukan pemeriksaan kesehatan pegawai secara .690 Valid
rutin.
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

 Dari hasil perhitungan nilai MSA (yang bertanda “a”), nilai Anti Image
Matrices dari seluruh pernyataan dari keenam indikator dimensi komitmen
perusahaan memiliki nilai korelasi > 0.50, yang artinya telah memiliki
ukuran kecukupan sampel sehingga semua indikator dari masing-masing
dimensi ini dapat digunakan kembali untuk dianalisis lebih lanjut.

 Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator adalah valid
sesuai dengan hasil nilai KMO dan anti image matrices yang telah dihitung
oleh peneliti.

Tabel 4.3
Nilai Anti-Image Correlation untuk Dimensi Kebijakan dan Disiplin K3
B Dimensi Kebijakan dan Disiplin K3
7. Perusahaan memiliki kebijakan dibidang K3. .836 Valid
8. Kebijakan dibuat melalui proses konsultasi antara pengurus dan .716 Valid
wakil tenaga kerja.
9. Kebijakan memuat ketentuan-ketentuan yang meliputi hak, tujuan .706 Valid
serta kewajiban pegawai dalam melaksanakan K3.
10. Pegawai mematuhi setiap kebijakan yang dibuat perusahaan. .802 Valid

11. Pegawai selalu menggunakan peralatan K3 yang sesuai saat .761 Valid
melakukan pekerjaan.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
53

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

 Dari hasil perhitungan nilai MSA (yang bertanda “a”), nilai Anti Image
Matrices dari seluruh pernyataan dari keenam indikator dimensi komitmen
perusahaan memiliki nilai korelasi > 0.50, yang artinya telah memiliki
ukuran kecukupan sampel sehingga semua indikator dari masing-masing
dimensi ini dapat digunakan kembali untuk dianalisis lebih lanjut.

 Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator adalah valid
sesuai dengan hasil nilai KMO dan anti image matrices yang telah dihitung
oleh peneliti.

Tabel 4.4
Nilai Anti-Image Correlation untuk Dimensi Komunikasi dan Pelatihan K3
C Dimensi Komunikasi dan Pelatihan K3
12. Perusahaan selalu melakukan sosialisasi program-program K3. .730 Valid
13. Perusahaan memasang rambu-rambu K3 di lingkungan kerja. .672 Valid
14. Perusahaan memberikan pelatihan K3 yang berkualitas kepada .723 Valid
pegawai secara rutin.
15. Pegawai dilibatkan dalam pertemuan petugas K3. .676 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

 Dari hasil perhitungan nilai MSA (yang bertanda “a”), nilai Anti Image
Matrices dari seluruh pernyataan dari keenam indikator dimensi komitmen
perusahaan memiliki nilai korelasi > 0.50, yang artinya telah memiliki
ukuran kecukupan sampel sehingga semua indikator dari masing-masing
dimensi ini dapat digunakan kembali untuk dianalisis lebih lanjut.

 Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator adalah valid
sesuai dengan hasil nilai KMO dan anti image matrices yang telah dihitung
oleh peneliti.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
54

Tabel 4.5
Nilai Anti-Image Correlation untuk Dimensi Inspeksi dan Penyelidikan K3
D Dimensi Inspeksi dan Penyelidikan K3
16. Perusahaan selalu melakukan inspeksi kecelakaan secara rutin. .793 Valid
17. Hasil inspeksi yang dilakukan perusahaan selalu disosialisasikan. .777 Vald

18. Perusahaan menempatkan petugas keadaan darurat yang sudah ahli .771 Valid
dilingkungan kerja.

19 Setiap terjadi kecelakaan kerja selalu dilaporkan kepada petugas .780 Vald
K3.

20 Penyelidikan kecelakaan kerja dilakukan oleh petugas ahli. .856 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

 Dari hasil perhitungan nilai MSA (yang bertanda “a”), nilai Anti Image
Matrices dari seluruh pernyataan dari keenam indikator dimensi komitmen
perusahaan memiliki nilai korelasi > 0.50, yang artinya telah memiliki
ukuran kecukupan sampel sehingga semua indikator dari masing-masing
dimensi ini dapat digunakan kembali untuk dianalisis lebih lanjut.

 Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator adalah valid
sesuai dengan hasil nilai KMO dan anti image matrices yang telah dihitung
oleh peneliti.

Tabel 4.6

Nilai Anti-Image Correlation untuk Dimensi Evaluasi K3


E Dimensi Evaluasi K3
21 Perusahaan melakukan evaluasi (audit) SMK3 secara rutin. .731 Valid

22 Perusahaan melakukan pengawasan terhadap penerapan SMK3. .786 Vald

23 Perusahaan melakukan perbaikan usaha-usaha K3. .783 Valid

24 Perusahaan memiliki data statistik kecelakaan kerja. .733 Vald

25 Peninjauan terhadap SMK3 dilakukan kembali setelah audit. .850 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

 Dari hasil perhitungan nilai MSA (yang bertanda “a”), nilai Anti Image
Matrices dari seluruh pernyataan dari keenam indikator dimensi komitmen

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
55

perusahaan memiliki nilai korelasi > 0.50, yang artinya telah memiliki
ukuran kecukupan sampel sehingga semua indikator dari masing-masing
dimensi ini dapat digunakan kembali untuk dianalisis lebih lanjut.

 Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator adalah valid
sesuai dengan hasil nilai KMO dan anti image matrices yang telah
dihitung oleh peneliti.

B. Produktivitas Kerja Karyawan (Y)

Tabel 4.7
Nilai Anti-Image Correlation untuk Dimensi Efektivitas
No Indikator KMO Keterangan
A Dimensi Efektivitas
1. Saya memahami dengan baik deskrpsi pekerjaannya. .870 Valid
2. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar .679 Valid
kualitas yang ditetapkan perusahaan.
3. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target jumlah .718 Valid
yang ditetapkan perusahaan.
4. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang .765 Valid
diberikan.
5. Saya menggunakan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan .735 Valid
pekerjaan.
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

 Dari hasil perhitungan nilai MSA (yang bertanda “a”), nilai Anti Image
Matrices dari seluruh pernyataan dari keenam indikator dimensi komitmen
perusahaan memiliki nilai korelasi > 0.50, yang artinya telah memiliki
ukuran kecukupan sampel sehingga semua indikator dari masing-masing
dimensi ini dapat digunakan kembali untuk dianalisis lebih lanjut.

 Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator adalah valid
sesuai dengan hasil nilai KMO dan anti image matrices yang telah dihitung
oleh peneliti.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
56

Tabel 4.8
Nilai Anti-Image Correlation untuk Dimensi Efisiensi

B Dimensi Efisiensi
6. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. .735 Valid
7. Saya selalu menggunakan jam kerja sesuai dengan peraturan .788 Valid
perusahaan.
8. Saya dapat menghemat penggunaan bahan perusahaan. .698 Valid
9. Saya dapat mencapai target kerja yang ditetapkan perusahaan .668 Valid
sebelum deadline.
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

 Dari hasil perhitungan nilai MSA (yang bertanda “a”), nilai Anti Image
Matrices dari seluruh pernyataan dari keenam indikator dimensi komitmen
perusahaan memiliki nilai korelasi > 0.50, yang artinya telah memiliki
ukuran kecukupan sampel sehingga semua indikator dari masing-masing
dimensi ini dapat digunakan kembali untuk dianalisis lebih lanjut.

 Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator adalah valid
sesuai dengan hasil nilai KMO dan anti image matrices yang telah
dihitung oleh peneliti.

4.2.2 Uji Reliabilitas

Setelah menguji validitas, peneliti selanjutnya melakukan uji reliabilitas.


Hasil uji reliabilitas digambarkan dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel 4.9

Reliabilitas Dimensi Variabel Program K3


No Dimensi Cronbach Alpha

1. Komitmen Perusahaan .879

2. Kebijakan dan Disiplin K3 .836

3. Komunikasi dan Pelatihan K3 .793

4. Inspeksi dan Penyelidikan K3 .845

5. Evaluasi K3 .839

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
57

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai reliabilitas dimensi


dari variabel program K3 memiliki nilai reliabilitas yang tinggi, yaitu diatas 0,6.

Tabel 4.10
Reliabilitas Dimensi Variabel Produktivitas Kerja Karywan
No Dimensi Cronbach Alpha

1. Efektivitas .837

2. Efisiensi .844

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai reliabilitas dimensi


dari variabel produktivitas kerja karywan memiliki nilai reliabilitas yang tinggi,
yaitu diatas 0,6. Dengan demikian, seluruh dimensi tersebut dapat digunakan
dalam penelitian yang selanjutnya.

4.3 Karakteristik Responden

4.3.1 Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 50 orang responden yang menjadi


karyawan bagian operasional di PT Surveyor Indonesia, diketahui bahwa
sebanyak 31 orang atau 62% responden adalah laki-laki dan 19 orang atau sebesar
38% responden adalah perempuan.

19; 38%

Laki-laki
Perempuan

31; 62%

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012


Gambar 4.3: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
58

Berdasarkan hasil kuesioner didapat bahwa jumlah karyawan bagian


operasional yang berjenis kelamin laki-laki lebih besar dari perempuan. Hal ini
disebabkan karena bagian operasional ini lebih banyak berhubungan langsung ke
lapangan, sehingga banyak tenaga maupun keahlian khusus yang dibutuhkan
untuk divisi ini adalah laki-laki.

4.3.2 Usia Responden


Dari perhitungan data kuesioner maka diketahui jumlah dan presentasi usia
responden yang berusia <20 tahun sebanyak 10 responden atau 20%, responden
yang berusia 21–30 tahun sebanyak 25 responden atau 50%, responden yang
berusia 31-50 tahun sebanyak 10 responden atau 20% dan responden yang berusia
>50 tahun ada 5 orang atau sekitar 10%.

Tabel 4.11
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
n = 50

25

20

15 < 20 tahun
21 - 30 tahun
10
31 - 50 tahun
5 > 50 tahun
0
< 20 tahun 21 - 30 31 - 50 > 50 tahun
tahun tahun

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Berdasarkan hasil kuesioner yang didapat bahwa jumlah karyawan


berdasarkan faktor usia lebih banyak didominasi oleh umur 21-30 tahun. Hal ini
disebabkan umur-umur tersebut merupakan umur dalam masa produktif, yang
dimana tenaga serta ide-ide yang dapat diberikan lebih besar.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
59

4.3.3 Pendidikan Terakhir


Beberapa pilihan tentang tingkat pendidikan responden yaitu SMA, D3, S1
dan S2. Dari kuesioner yang ada, jumlah responden yang berpendidikan SMU
sebanyak 8 responden atau 18%, jumlah responden yang berpendidikan D3
sebanyak 13 responden atau sebanyak 26%, S1 sebanyak 20 responden atau 40%
dan yang berpendidikan S2 sejumlah 9 orang atau 18%.

9; 18% 8; 16%

SMA
D3
S1
13; 26%
S2

20; 40%

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012


Gambar 4.4: Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Berdasarkan hasil kuisioner yang didapat bahwa jumlah karyawan


berdasarkan status tingkat pendidikan lebih banyak didominasi oleh responden
dengan tingkat pendidikan S1. Hal ini disebabkan objek dan fasilitas untuk bidang
operasional, tentunya yang berhubungan dengan pertambangan dan hal-hal yang
sifatnya memonitor di lapangan.
4.3.4 Masa Kerja Responden
Dari data kuisioner pada tabel diatas, jumlah karyawan masa kerja 1-5
tahun sebanyak 14 responden atau 28%, karyawan yang masa kerjanya 6-10 tahun
sebanyak 20 responden atau 40%, jumlah karyawan yang masa kerjanya 11-15
tahun sebanyak 11 responden atau 22%, dan karyawana yang masa kerjanya >15
tahun sebanyak 5 responden atau 10%.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
60

5; 10%
14; 28%

11; 22% 1 - 5 tahun


6 - 10 tahun
11 - 15 tahun
> 15 tahun

20; 40%

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012


Gambar 4.5: Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Berdasarkan hasil kuesioner yang didapat bahwa jumlah karyawan


berdasarkan masa kerja responden lebih banyak didominasi oleh responden
dengan masa kerja 6-10 tahun. Hal ini disebabkan karena karyawan yang masih
bekerja aktif berada pada posisi masa kerja produktif.
4.4 Analisis Deskriptif
Analisis statistik yaitu dilakukan untuk menganalisis data yang terkumpul
dan dipergunakan untuk mengidentifikasi karakteristik dari masing–masing
responden dan tanggapan responden atas variabel penelitian, dideskripsikan
dengan menggunakan rata-rata hitung.
Analisis sistem manajemen K3 terhadap produktivitas kerja karyawan
merupakan suatu analisis yang diambil dari data kuesioner yang disebarkan
kepada karyawan divisi operasional PT Surveyor Indonesia. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui sistem manajemen K3 dengan produktivitas kerja
karyawan. Oleh karena itu diberi pembobotan dengan menggunakan skala Likert
dengan memberi skor setiap jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam
kuesioner. Skor untuk jawaban adalah sebagai berikut :
a. Sangat Setuju = (5) c. Cukup Setuju = (3) e. Sangat Tidak Setuju = (1)
b. Setuju = (4) d. Tidak Setuju = (2)

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
61

Dari pernyataaan yang ada pada kuisioner yang telah diajukan kepada
responden diperoleh berbagi macam tanggapan terhadap variabel sistem
manajemen K3 (X), dan produktivitas kerja karyawan (Y). Berbagai tanggapan
responden tersebut diringkas dan disajikan dibawah ini.

Program K3 (X)
Di dalam variabel Program K3 tersebut pernyataan yang ada pada
kuesioner sebanyak 25 (dua puluh lima) butir, yang hasil outputnya sebagai
berikut:

Tabel 4.12 Pegawai merasa adanya komitmen pimpinan dalam melaksanakan


program K3 di perusahaan.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 11 22

Setuju 29 58

Netral 8 16

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.12 dapat dilihat bahwa sebanyak 11 responden menyatakan
sangat setuju, dan 29 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 8
responden menyatakan cukup setuju, dan 1 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa pemimpin memiliki komitmen dalam
melaksanakan program K3 di dalam perusahaan.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
62

Tabel 4.13 Perusahaan menyediakan anggaran khusus untuk melaksanakan


program K3.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 12 24
Setuju 27 54
Netral 6 12
Tidak Setuju 5 10
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.13 dapat dilihat bahwa sebanyak 12 responden menyatakan
sangat setuju, dan 27 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 6
responden menyatakan cukup setuju, dan 5 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa perusahaan menyediakan anggaran khusus
untuk menerapkan program K3.

Tabel 4.14 Perusahaan menyediakan fasilitas K3 yang sesuai dengan standar.

Penilaian Frekuensi Presentase %

Sangat Setuju 1 2

Setuju 22 44

Netral 17 34

Tidak Setuju 10 20

Sangat Tidak Setuju 0 0


Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.14 dapat dilihat bahwa sebanyak 1 responden menyatakan
sangat setuju, dan 22 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 17
responden menyatakan cukup setuju, dan 10 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
63

responden menyatakan setuju bahwa perusahaan menyediakan fasilitas K3 yang


sesuai standar.

Tabel 4.15 Perusahaan menempatkan personel yang memiliki tanggung jawab


menangani K3
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 10 20

Setuju 11 22

Netral 14 28

Tidak Setuju 15 30

Sangat Tidak Setuju 0 0


Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.15 dapat dilihat bahwa sebanyak 110 responden menyatakan
sangat setuju, dan 11 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 14
responden menyatakan cukup setuju, dan 15 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan tidak setuju bahwa perusahan menempatkan personel yang
memiliki tanggung jawab menangani K3.

Tabel 4.16 Perusahaan melakukan pemeliharaan fasilitas kerja (mesin &


peralatan) secara rutin.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 8 16

Setuju 28 56

Netral 7 14

Tidak Setuju 6 12

Sangat Tidak Setuju 1 2


Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
64

Dari table 4.16 dapat dilihat bahwa sebanyak 8 responden menyatakan


sangat setuju, dan 28 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 7
responden menyatakan cukup setuju, dan 6 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa perusahaan melakukan pemeliharaan fasilitas
kerja seperti mesin dan peralatan secara rutin.

Tabel 4.17 Perusahaan melakukan pemeriksaan kesehatan pegawai secara rutin.


Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 16 32

Setuju 22 44

Netral 5 10

Tidak Setuju 3 6

Sangat Tidak Setuju 4 8


Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari tabel 4.17 dapat dilihat bahwa sebanyak 16 responden menyatakan


sangat setuju, dan 22 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 5
responden menyatakan cukup setuju, dan 3 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 4 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa perusahaan melakukan pemeriksan
kesehatan pegawai secara rutin.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
65

Tabel 4.18 Perusahaan memiliki kebijakan di bidang K3.


Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 15 30

Setuju 23 46

Netral 6 12

Tidak Setuju 4 8

Sangat Tidak Setuju 2 4


Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.18 dapat dilihat bahwa sebanyak 15 responden menyatakan
sangat setuju, dan 23 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 6
responden menyatakan cukup setuju, dan 4 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 2 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa perusahaan memiliki kebijakan di bidang
K3.

Tabel 4.19 Kebijakan dibuat melalui proses konsultasi antara pengurus dan
wakil tenaga kerja.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 12 24

Setuju 23 46

Netral 6 12

Tidak Setuju 5 10

Sangat Tidak Setuju 4 8

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari table 4.19 dapat dilihat bahwa sebanyak 12 responden menyatakan


sangat setuju, dan 23 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 6
responden menyatakan cukup setuju, dan 5 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 4 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
66

responden menyatakan setuju adanya proses konsultasi antara pengurus dan wakil
tenaga kerja mengenai kebijakan K3.

Tabel 4.20 Kebijakan memuat ketentuan-ketentuan yang meliputi tujuan, hak,


serta kewajiban pegawai dalam melaksanakan K3.

Penilaian Frekuensi Presentase %


Sangat Setuju 11 22

Setuju 14 28

Netral 18 36

Tidak Setuju 6 12

Sangat Tidak Setuju 1 2


Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.20 dapat dilihat bahwa sebanyak 11 responden menyatakan
sangat setuju, dan 14 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 18
responden menyatakan cukup setuju, dan 6 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa kebijakan memuat ketentuan-ketentuan
dalam melaksanakan K3.

Tabel 4.21 Pegawai mematuhi setiap kebijakan, yang dibuat perusahaan.


Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 8 16

Setuju 16 32

Netral 18 36

Tidak Setuju 6 12

Sangat Tidak Setuju 2 4

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
67

Dari table 4.21 dapat dilihat bahwa sebanyak 8 responden menyatakan


sangat setuju, dan 16 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 18
responden menyatakan cukup setuju, dan 6 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 2 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan cukup setuju bahwa pegawai mematuhi setiap kebijakan
yang dibuat perusahaan.

Tabel 4.22 Pegawai selalu menggunakan peralatan K3 yang sesuai saat


melakukan pekerjaan.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 6 12

Setuju 20 40

Netral 14 28

Tidak Setuju 10 20

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari tabel 4.22 dapat dilihat bahwa sebanyak 6 responden menyatakan


sangat setuju, dan 20 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 14
responden menyatakan cukup setuju, dan 10 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa pegawai menggunakan peralatan K3 saat
melakukan pekerjaan.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
68

Tabel 4.23 Perusahaan selalu melakukan sosialisasi program-program K3.


Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 10 20

Setuju 18 36

Netral 14 28

Tidak Setuju 7 14

Sangat Tidak Setuju 1 2

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari tabel 4.23 dapat dilihat bahwa sebanyak 10 responden menyatakan


sangat setuju, dan 18 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 14
responden menyatakan cukup setuju, dan 7 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa perusahaan selalu melakukan sosialisasi
program-program K3 di dalam perusahaan.

Tabel 4.24 Perusahaan memasang rambu-rambu K3 di lingkungan kerja.


Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 8 16

Setuju 15 30

Netral 19 38

Tidak Setuju 7 14

Sangat Tidak Setuju 1 2

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari table 4.24 dapat dilihat bahwa sebanyak 8 responden menyatakan


sangat setuju, dan 15 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 19
responden menyatakan cukup setuju, dan 7 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
69

responden menyatakan setuju bahwa ada pemasangan rambu-rambu K3 di


lingkungan kerja oleh perusahaan.

Tabel 4.25 Perusahaan memberikan pelatihan K3 yang berkualitas kepada


pegawai secara rutin.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 10 20

Setuju 14 28

Netral 22 44

Tidak Setuju 3 6

Sangat Tidak Setuju 1 2

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.25 dapat dilihat bahwa sebanyak 10 responden menyatakan
sangat setuju, dan 14 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 22
responden menyatakan cukup setuju, dan 3 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan cukup setuju bahwa perusahaan memberikan pelatihan K3
yang berkualitas kepada pegawai secara rutin.

Tabel 4.26 Pegawai dilibatkan dalam pertemuan petugas K3.

Penilaian Frekuensi Presentase %


Sangat Setuju 12 24

Setuju 8 16

Netral 13 26

Tidak Setuju 17 34

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
70

Dari table 4.26 dapat dilihat bahwa sebanyak 12 responden menyatakan


sangat setuju, dan 8 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 13
responden menyatakan cukup setuju, dan 17 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan tidak setuju bahwa pegawai dilibatkan dalam pertemuan
petugas K3.

Tabel 4.27 Perusahaan selalu melakukan inspeksi kecelakaan secara rutin.


Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 9 18

Setuju 8 16

Netral 11 22

Tidak Setuju 13 26

Sangat Tidak Setuju 9 18

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari tabel 4.27 dapat dilihat bahwa sebanyak 9 responden menyatakan


sangat setuju, dan 8 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 11
responden menyatakan cukup setuju, dan 13 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 9 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan tidak setuju bahwa perusahaan selalu melakukan inspeksi
kecelakaan secara rutin.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
71

Tabel 4.28 Hasil inspeksi yang dilakukan perusahaan selalu disosialisasikan.


Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 7 14

Setuju 16 32

Netral 10 20

Tidak Setuju 17 34

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari tabel 4.28 dapat dilihat bahwa sebanyak 7 responden menyatakan


sangat setuju, dan 16 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 10
responden menyatakan cukup setuju, dan 17 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan tidak setuju bahwa hasil inspeksi yang dilakukan selalu
disosialisasikan.

Tabel 4.29 Perusahaan menempatkan petugas keadaan darurat yang sudah ahli di
lingkungan kerja.

Penilaian Frekuensi Presentase %


Sangat Setuju 10 20

Setuju 10 20

Netral 14 28

Tidak Setuju 15 30

Sangat Tidak Setuju 1 2

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari tabel 4.29 dapat dilihat bahwa sebanyak 10 responden menyatakan


sangat setuju, dan 10 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 14
responden menyatakan cukup setuju, dan 15 responden yang menyatakan tidak

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
72

setuju, dan 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan tidak setuju bahwa perusahaan menempatkan petugas
keadaan darurat yang sudah ahli di lingkungan kerja.

Tabel 4.30 Setiap terjadi kecelakaan kerja selalu dilaporkan kepada petugas K3.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 12 24

Setuju 8 16

Netral 11 22

Tidak Setuju 19 38

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari tabel 4.30 dapat dilihat bahwa sebanyak 12 responden menyatakan


sangat setuju, dan 8 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 11
responden menyatakan cukup setuju, dan 19 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan tidak setuju bahwa setiap terjadi kecelakaan kerja selalu
dilaporkan kepada petugas K3..

Tabel 4.31 Penyelidikan kecelakaan kerja dilakukan oleh petugas ahli.


Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 8 16

Setuju 25 50

Netral 10 20

Tidak Setuju 5 10

Sangat Tidak Setuju 2 0

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
73

Dari table 4.31 dapat dilihat bahwa sebanyak 8 responden menyatakan


sangat setuju, dan 25 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 10
responden menyatakan cukup setuju, dan 5 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 2 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa penyelidikan kecelakaan kerja dilakukan
oleh petugas ahli.

Tabel 4.32 Perusahaan melakukan evaluasi (audit) Sistem Manajemen K3


(SMK3) secara rutin.

Penilaian Frekuensi Presentase %


Sangat Setuju 11 22

Setuju 25 50

Netral 7 14

Tidak Setuju 6 12

Sangat Tidak Setuju 1 2

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari table 4.32 dapat dilihat bahwa sebanyak 11 responden menyatakan


sangat setuju, dan 25 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 7
responden menyatakan cukup setuju, dan 6 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa perusahaan melakukan evaluasi (audit)
SMK3 secara rutin.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
74

Tabel 4.33 Perusahaan melakukan pengawasan terhadap penerapan SMK3.

Penilaian Frekuensi Presentase %


Sangat Setuju 9 18

Setuju 16 32

Netral 16 32

Tidak Setuju 7 14

Sangat Tidak Setuju 2 4

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari tabel 4.33 dapat dilihat bahwa sebanyak 9 responden menyatakan


sangat setuju, dan 16 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 16
responden menyatakan cukup setuju, dan 7 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 2 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
jawaban responden seimbang antara yang menjawab setuju dan cukup setuju
bahwa perusahaan melakukan pengawasan terhadap penerapan SMK3.

Tabel 4.34 Perusahaan melakukan perbaikan usaha-usaha K3.


Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 7 14

Setuju 23 46

Netral 12 24

Tidak Setuju 3 6

Sangat Tidak Setuju 5 10

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari tabel 4.34 dapat dilihat bahwa sebanyak 7 responden menyatakan


sangat setuju, dan 23 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 12
responden menyatakan cukup setuju, dan 3 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 5 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
75

responden menyatakan setuju bahwa perusahaan melakukan perbaikan usaha-


usaha K3.

Tabel 4.35 Perusahaan memiliki data statistik kecelakaan kerja.


Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 9 18

Setuju 22 44

Netral 10 20

Tidak Setuju 6 12

Sangat Tidak Setuju 3 6

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari tabel 4.35 dapat dilihat bahwa sebanyak 9 responden menyatakan


sangat setuju, dan 22 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 10
responden menyatakan cukup setuju, dan 6 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 3 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa perusahaan memiliki data statistik
kecelakaan kerja.

Tabel 4.36 Peninjauan terhadap SMK3 dilakukan kembali setelah diaudit.


Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 5 10

Setuju 21 42

Netral 17 34

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 5 10

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
76

Dari tabel 4.36 dapat dilihat bahwa sebanyak 5 responden menyatakan


sangat setuju, dan 24 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 18
responden menyatakan cukup setuju, dan 1 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 2 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa perusahaan melakukan peninjauan kembali
terhadap SMK3 setelah diaudit.

Produktivitas Kerja Karyawan (Y)

Tabel 4.37 Pegawai memahami dengan baik deskripsi pekerjaannya.


Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 7 14

Setuju 26 52

Netral 14 28

Tidak Setuju 3 6

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari tabel 4.37 dapat dilihat bahwa sebanyak 7 responden menyatakan


sangat setuju, dan 26 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 14
responden menyatakan cukup setuju, dan 3 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa pegawai sudah memahami dengan baik
mengenai deskripsi pekerjaannya.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
77

Tabel 4.38 Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar


kualitas yang ditetapkan perusahaan.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 10 20

Setuju 22 44

Netral 10 20

Tidak Setuju 8 16

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari table 4.38 dapat dilihat bahwa sebanyak 10 responden menyatakan


sangat setuju, dan 22 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 10
responden menyatakan cukup setuju, dan 8 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan perusahaan.

Tabel 4.39 Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target jumlah
yang ditetapkan perusahaan.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 5 10

Setuju 11 22

Netral 23 46

Tidak Setuju 11 22

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
78

Dari table 4.39 dapat dilihat bahwa sebanyak 11 responden menyatakan


sangat setuju, dan 23 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 11
responden menyatakan cukup setuju, dan 5 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan cukup setuju bahwa pegawai dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai denga target jumlah yang ditetapkan perusahaan.

Tabel 4.40 Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
diberikan.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 10 20

Setuju 22 44

Netral 10 20

Tidak Setuju 6 12

Sangat Tidak Setuju 2 2

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari table 4.40 dapat dilihat bahwa sebanyak 10 responden menyatakan


sangat setuju, dan 22 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 10
responden menyatakan cukup setuju, dan 6 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 2 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan waktu yang diberikan.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
79

Tabel 4.41 Pegawai menggunakan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan


pekerjaan.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 8 16

Setuju 19 38

Cukup Setuju 15 30

Tidak Setuju 8 16

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari table 4.41 dapat dilihat bahwa sebanyak 8 responden menyatakan


sangat setuju, dan 19 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 15
responden menyatakan cukup setuju, dan 8 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa pegawai menggunakan peralatan yang sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan.

Tabel 4.42 Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu


Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 7 14

Setuju 15 30

Netral 21 42

Tidak Setuju 7 14

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari table 4.42 dapat dilihat bahwa sebanyak 7 responden menyatakan


sangat setuju, dan 15 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 21
responden menyatakan cukup setuju, dan 7 responden yang menyatakan tidak

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
80

setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan cukup setuju bahwa pegawai dapat menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu.

Tabel 4.43 Pegawai selalu menggunakan jam kerja sesuai dengan peraturan
perusahaan.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 20 40

Setuju 19 38

Netral 6 12

Tidak Setuju 5 10

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari table 4.43 dapat dilihat bahwa sebanyak 20 responden menyatakan


sangat setuju, dan 19 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 6
responden menyatakan cukup setuju, dan 5 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan sangat setuju bahwa pegawai selalu menggunakan jam
kerja sesuai dengan peraturan perusahaan.

Tabel 4.44 Pegawai dapat menghemat penggunaan bahan perusahaan.


Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 11 22

Setuju 29 58

Netral 7 14

Tidak Setuju 3 6

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 50 100

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
81

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari table 4.44 dapat dilihat bahwa sebanyak 11 responden menyatakan


sangat setuju, dan 29 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 7
responden menyatakan cukup setuju, dan 3 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa pegawai dapat menghemat penggunan bahan
perusahaan.

Tabel 4.45 Pegawai dapat mencapai target kerja yang ditetapkan perusahaan
sebelum deadline.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 10 20

Setuju 27 54

Netral 10 20

Tidak Setuju 3 6

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari table 4.45 dapat dilihat bahwa sebanyak 10 responden menyatakan


sangat setuju, dan 27 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 10
responden menyatakan cukup setuju, dan 3 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa pegawai dapat mencapai target kerja yang
ditetapkan perusahaan sebelum deadline.

4.5 Analisis Korelasi


4.5.1 Korelasi Rank Spearman
Uji korelasi dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara dua
variable serta seberapa kuat tingkat hubungan yang ada. Uji korelasi yang
digunakan oleh peneliti adalah Rank Spearman Correlation. Arah korelasi,

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
82

dinyatakan dalam tanda + (plus) dan – (minus). Tanda + menunjukan arah


korelasi sejajar, dan tanda – menunjukan korelasi sejajar berlawanan arah.

Analisis korelasi antara Variabel Sistem Manajemen K3 dengan


Produktivitas Kerja Karyawan ditunjukan pada tabel di bawah ini:

Tabel : 4.46

Tabel Korelasi Rank Spearman

Nonparametric Correlations

Correlations

Pelaksanaan Produktivitas
Program K3 Kerja
Karyawan
Spearman's rho Pelaksanaan Program Correlation Coefficient 1.000 .633 **
K3 Sig. (2-tailed) . .000
N 50 50
Produktivitas Kerja Correlation Coefficient .633 ** 1.000
Karyawan Sig. (2-tailed) .000 .
N 50 50
**. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai korelasi yang terbentuk
adalah sebesar 0.633. Nilai 0.633 merupakan nilai r hitung, dimana angka ini
menunjukkan korelasi atau hubungan yang kuat antara pelaksanaan program K3
dengan produktivitas kerja karyawan sebesar 63,3%. Hubungan yang terjadi
antara pelaksanaan program K3 dengan produktivitas kerja karyawan adalah
hubungan positif. Hubungan positif ini ditandakan dengan nilai koefisien korelasi
rank spearman (Spearman‟s rho /Correlation Coefficient) antara variabel program
K3 dengan variabel produktivitas kerja karyawan yang diperoleh yaitu +0,633
(tanda „+‟ disertakan karena tidak ada tanda „-„ pada ouput, yang berarti positif)
tanda ‟+‟ tersebut mendandakan hubungan positif.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
83

4.5.2 Uji Signifikansi Korelasi Rank Spearman

Selanjutnya untuk mengetahui apakah koefisien korelasi tersebut


signifikan secara statistik maka dilakukan melalui uji Z. Adapun perhitungan uji
Z tersebut adalah sebagai berikut:

Zhitung = rs ( n  1)

= 0,633 x 49

= 0,633 x 7

= 4,431

Pada tingkat signifikansi (α) sebesar 5% (0.05) maka nilai dari Z tabel
untuk uji dua sisi (two-tailed) :

Ztabel = 50% - α / 2

Ztabel = 0.5 – 0.05 / 2

Ztabel = 0.5 – 0.025

Ztabel = 0.475

Berdasarkan tabel kurva normal didapatkan Ztabel sebesar 1.96.

Untuk menguji hipotesis nol (Ho), kriterianya adalah:

Tolak Ho jika : Zhitung > Ztabel

Terima Ho jika : Zhitung < Ztabel

Dari hasil perhitungan di atas didapat nilai Zhitung sebesar 4.431 dan nilai
Ztable sebesar 1,96. Dengan hasil tersebut dapat dilihat bahwa nilai ZHitung = 4.431
lebih besar daripada nilai ZTabel = 1,96 maka H0 ditolak dan artinya Ha diterima.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan kuat
antara Program K3 dengan Produktivitas Kerja Karyawan

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
84

Ho ditolak

Ho diterima

0 +1,96 4,431

Gambar 4.6

Grafik Uji Hipotesis

Dari penjelasan diatas maka hasil penelitian di interpretasikan bahwa ada


hubungan yang kuat antara pelaksanaan program K3 dengan produktivitas kerja
karyawan divisi operasional PT Surveyor Indonesia. Dimana jenis hubungan yang
kuat tersebut antara pelaksanaan program K3 dengan produktivitas kerja
karyawan adalah hubungan positif.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
85

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

a. Simpulan

Berdasarkan pada tujuan dan hasil analisis pada pembahasan penelitian,


maka dapat ditarik simpulan penelitian ini bahwa ada hubungan yang kuat antara
pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan
produktivitas kerja karyawan divisi operasional PT Surveyor Indonesia. Uji Z
juga menunjukan bahwa Ho ditolak , yang menandakan terdapat hubungan antara
pelaksanaan program K3 dengan produktivitas kerja karyawan pada divisi
operasional PT Surveyor Indonesia.

b. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, maka dapat diajukan saran


dalam penelitian ini yaitu perusahaan harus lebih meningkatkan komitmennya
dalam membuat kebijakan K3. Selain dalam meningkatkan komitmennya,
perusahaan juga harus lebih sering dan aktif dalam hal mensosialisasikan K3 baik
dalam komunikasi maupun pelatihan. Karena dengan mengsosialisasikan
komunikasi dan pelatihan K3 dengan maksimal dapat meningkatkan produktivitas
kerja karyawan. Disamping kedua hal tersebut, yang terpenting adalah,
perusahaan harus lebih memperhatikan kesejahteraan serta menjamin kesehatan
para karyawannya, agar mereka dapat bekerja lebih baik lagi.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
86

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Achmadi, UF. (1990). Analisis Resiko Kecelakaan Kerja, Studi Kasus Industri X
Di Cakung Jakarta. Jakarta, LPUI.

Bernardin, John H., & Russel, Joyce (1993). Human Resources Management: an
Exprerimental Approach. Singapura: Mc Graw-Hill.Inc.

Creswell, John, W. (2010). Research Design Pendekatan Kualittif, Kuantitatif dan Mixed
(Achmad Fawaid, Penerjemah.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dessler, G. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia


Pustaka Utama.

Gerry Silaban. (2008). Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja dan Pengusaha atau
Pengurus yang ditetapkan dalam Peraturan Perundangan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja. Medan: USU Press.

Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,


Semarang: Badan penerbit Diponegoro.
Gomes, Faustino, Cardoso. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Andi Offset.

Heinrich, Herbert William. (1980). Industrial Accident Prevention. New York:


Mc Graw-Hill.

Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif & Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu


Sosial. Depok: DIA Fisip UI.

Ivancevich, John M. (1995). Human Resource Management (6th ed). USA:


Richard D. Irwin, Inc.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
87

Malhotra, Naresh. K. (1993). Marketing Research: An Applied Orientation,


Fourth Edition, International Edition. New Jersey: Pearson Education,
Inc, Upper Saddle River.

Mathis, Robert L. & Jackson, John H. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia
Buku Kedua Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Mejia, Luis F. Gomez, et. al. (2001). Managing Human Resources 2nd edition.
New Jersey: Prentice Hall.

Mendikbud RI. (1995). Peranan Departemen P&K Dalam Upaya


Memasyarakatkan dan Membudayakan K3. Majalah K3 Edisi No. 4.

Neuman, W. Lawrence. (2003). Social Research Methods: Qualitative and


Quantitative Approaches. Boston: Ally and Bacon.

Raharjo Damansyah N. (1995). Peranan P2K3 Dalam Pengendalian Resiko.


Majalah K3 Edisi No. 4.

Ridley, John. (2008). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.

Rivai, V. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari


Teori ke Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Buku 2 Edisi 4. Jakarta:
Salemba Empat.

Sekaran, Uma. 2007. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Buku 1 Edisi 4. Jakarta:
Salemba Empat.

Silalahi, Bennet N. B & Rumondang B. (1991). Management Kesehatan dan


Keselamatan Kerja Edisi II. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Simamora, Henry. (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama.


Yogyakarta: STIE YKPN.

Simanjuntak, Payaman J. (1985). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.


Jakarta: LPFE UI.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
88

Sinungan, Muchdarsyah. (2005). Produktivitas Apa dan Bagaimana? Edisi Kedua


Cetakan Keenam. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugeng A. M. (2005). Bunga Rampai Hiperkes & KK Edisi Kedua. Semarang:


Badan Penerbit Univesitas Diponegoro.

Suma‟mur, P.K. (1984). Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT.
Gunung Agung.

Umar, Husein. (2005). Riset SDM dalam Organisasi. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
89

JURNAL & KARYA ILMIAH :

Nor Azimah Chew Abdulah, Jeffery T. Spickett, Krassi B. Rumchev and


Satvinder S. Dhaliwalb (2009) “Assesing Employees Perception On
Health and Safety Management In Public Hospitals”.

Lynda S. Robson, Judith A. Clarke, Kimberley Cullen, Amber Bielecky, Colette


Severin, Philip L. Bigelow, Emma Irvin, Anthony Culyer, and Quenby
Mahood (2007) “The Effectiveness of Occupational Health and Safety
Management System Internentions: A Systematic Review”.

Emmanuel I. Akpan (Ph.D) (2011) “Effective Safety and Health Management


Policy for Improved Performance of Organizations in Africa”.

Subha Imtiaz & Shakil Ahmad (2009) “Impact Of Stress On Employee


Producivity And Turnover: An Important Managerial Issue”

Mahardika (2005). Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap


Kinerja Karyawan PT PLN (Persero) Unit Bisnis Strategis Penyaluran
dan Pusat Pengatur Beban (UBS P3B) Region Jawa Timur dan Bali.

Trisna Larasati (2007). Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan


Produktivitas Kerja Karyawan (Srudi kasus: Bagian Pengolahan PTPN
VIII Gunung Mas, Bogor).

INTERNET :

http://www.ptsi.co.id

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
90

LAMPIRAN

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
91

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

No :
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PROGRAM K3
DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
(Studi Kasus: Divisi Operasional PT Surveyor Indonesia, Jakarta)

Pengantar

 Kuesioner ini disusun untuk melihat dan mengetahui hubungan antara


Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan
Produktivitas Kerja Karyawan Divisi Operasional PT Surveyor Indonesia.
 Kuesioner ini semata-mata ditujukan untuk keperluan ilmiah dan penyelesaian
tugas akhir studi, oleh karena itu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan
tidak akan berkaitan dengan penilaian kinerja Anda.
 Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner
ini dengan lengkap, jujur dan sesuai dengan keadaan sebenarnya agar
informasi ilmiah yang disajikan nantinya dapat dipertanggungjawabkan.
 Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara, saya ucapkan terimakasih.

Nama : Arlin Riantiwi


NPM : 1006815966
Jurusan: Adm. Niaga

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
92

Karakteristik Responden

1. Jenis kelamin : � Laki-laki


� Perempuan

2. Usia : � < 20 tahun


� 21 - 30 tahun
� 31 - 50 tahun
� > 50 tahun

3. Pendidikan terakhir : � SMA


� D3
� S1
� S2

4. Masa kerja : � 1 - 5 tahun


� 6 - 10 tahun
� 11 -15 tahun
� > 15 tahun

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
93

Lanjutan Lampiran 1.
Daftar Pernyataan

Petunjuk :
Berilah tanda (√) pada jawaban yang anda anggap paling sesuai.
Keterangan :

SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

Pelaksanaan Program K3

Dimensi: Komitmen Perusahaan STS TS N S SS

1. Pegawai merasa adanya komitmen


pimpinan dalam menerapkan Sistem
Manajemen K3 di perusahaan.

2. Perusahaan menyediakan anggaran


khusus untuk menerapkan Sistem
Manajemen K3.

3. Perusahaan menyediakan fasilitas


K3 yang sesuai dengan standar.

4, Perusahaan menempatkan personel


yang memiliki tanggung jawab
menangani K3.

5. Perusahaan melakukan
pemeliharaan fasilitas kerja (mesin
& peralatan) secara rutin.

6. Perusahaan melakukan pemeriksaan


kesehatan pegawai secara rutin.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
94

Dimensi: Kebijakan dan Disiplin K3 STS TS N S SS

7. Perusahaan memiliki kebijakan di


bidang K3.

8. Kebijakan dibuat melalui proses


konsultasi antara pengurus dan
wakil tenaga kerja.

9. Kebijakan memuat ketentuan-


ketentuan yang meliputi tujuan, hak,
serta kewajiban pegawai dalam
melaksanakan K3.

10. Pegawai mematuhi setiap kebijakan,


yang dibuat perusahaan.

11. Pegawai selalu menggunakan


peralatan K3 yang sesuai saat
melakukan pekerjaan.

Dimensi: Komunikasi dan Pelatihan K3 STS TS N S SS

12. Perusahaan selalu melakukan


sosialisasi program-program K3.

13. Perusahaan memasang rambu-


rambu K3 di lingkungan kerja.

14. Perusahaan memberikan pelatihan


K3 yang berkualitas kepada
pegawai secara rutin.

15. Pegawai dilibatkan dalam


pertemuan petugas K3.

Dimensi: Inspeksi dan Penyelidikan STS TS N S SS


Kecelakaan K3

16. Perusahaan selalu melakukan


inspeksi kecelakaan secara rutin.

17. Hasil inspeksi yang dilakukan


perusahaan selalu disosialisasikan.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
95

18. Perusahaan menempatkan petugas


keadaan darurat yang sudah ahli di
lingkungan kerja.

19. Setiap terjadi kecelakaan kerja


selalu dilaporkan kepada petugas
K3.

20. Penyelidikan kecelakaan kerja


dilakukan oleh petugas ahli.

Dimensi: Evaluasi K3 STS TS N S SS

21. Perusahaan melakukan evaluasi


(audit) Sistem Manajemen K3
(SMK3) secara rutin.

22. Perusahaan melakukan pengawasan


terhadap penerapan SMK3.

23. Perusahaan melakukan perbaikan


usaha-usaha K3.

24. Perusahaan memiliki data statistik


kecelakaan kerja.

25. Peninjauan terhadap SMK3


dilakukan kembali setelah audit.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
96

Produktivitas Kerja Karyawan

Dimensi: Efektivitas STS TS N S SS

1. Saya memahami dengan baik


deskripsi pekerjaannya.

2. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan


sesuai dengan standar kualitas yang
ditetapkan perusahaan.

3. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan


sesuai dengan target jumlah yang
ditetapkan perusahaan.

4. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan


sesuai dengan waktu yang diberikan.

5. Saya menggunakan peralatan yang


sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

Dimensi: Efisiensi STS TS N S SS

6. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan


tepat waktu

7. Saya selalu menggunakan jam kerja


sesuai dengan peraturan perusahaan.

8. Saya dapat menghemat penggunaan


bahan perusahaan.

9. Saya dapat mencapai target kerja


yang ditetapkan perusahaan sebelum
deadline.

--- TERIMA KASIH ---

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
97

Lampiran 2. Tabel Frekuensi Variabel X

Frequency Table Pelaksanaan Program K3

Pegawai merasa adanya komi tmen pimpinan dalam menerapkan Sistem


Manajemen K3 di perusahaan.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 2 4.0 4.0 4.0
Cukup Setuju 8 16.0 16.0 20.0
Setuju 29 58.0 58.0 78.0
Sangat Setuju 11 22.0 22.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Perusahaan menyediakan anggaran khusus untuk menerapkan Si stem


Manajemen K3.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 5 10.0 10.0 10.0
Cukup Setuju 6 12.0 12.0 22.0
Setuju 27 54.0 54.0 76.0
Sangat Setuju 12 24.0 24.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Perusahaan menyediakan fasil itas K3 yang sesuai dengan standar.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 10 20.0 20.0 20.0
Cukup Setuju 17 34.0 34.0 54.0
Setuju 22 44.0 44.0 98.0
Sangat Setuju 1 2.0 2.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
98

Perusahaan menempatkan personel yang memili ki tanggung jawab menangani


K3.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 15 30.0 30.0 30.0
Cukup Setuju 14 28.0 28.0 58.0
Setuju 11 22.0 22.0 80.0
Sangat Setuju 10 20.0 20.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Perusahaan melakukan pemeli haraan fasili tas kerja (mesin & peralatan) secara ruti n.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 2.0 2.0 2.0
Tidak Setuju 6 12.0 12.0 14.0
Cukup Setuju 7 14.0 14.0 28.0
Setuju 28 56.0 56.0 84.0
Sangat Setuju 8 16.0 16.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Perusahaan melakukan pemeriksaan kesehatan pegawai secara ruti n.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 4 8.0 8.0 8.0
Tidak Setuju 3 6.0 6.0 14.0
Cukup Setuju 5 10.0 10.0 24.0
Setuju 22 44.0 44.0 68.0
Sangat Setuju 16 32.0 32.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Perusahaan memili ki kebij akan di bidang K3.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 4.0 4.0 4.0
Tidak Setuju 4 8.0 8.0 12.0
Cukup Setuju 6 12.0 12.0 24.0
Setuju 23 46.0 46.0 70.0
Sangat Setuju 15 30.0 30.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
99

Kebijakan dibuat mel alui proses konsultasi antara pengurus dan wakil tenaga kerja.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 4 8.0 8.0 8.0
Tidak Setuju 5 10.0 10.0 18.0
Cukup Setuju 6 12.0 12.0 30.0
Setuju 23 46.0 46.0 76.0
Sangat Setuju 12 24.0 24.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Kebijakan memuat ketentuan-ketentuan yang meli puti tuj uan, hak, serta kewajiban
pegawai dalam mel aksanakan K3.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 2.0 2.0 2.0
Tidak Setuju 6 12.0 12.0 14.0
Cukup Setuju 18 36.0 36.0 50.0
Setuju 14 28.0 28.0 78.0
Sangat Setuju 11 22.0 22.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Pegawai mematuhi setiap kebijakan, yang dibuat perusahaan.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 4.0 4.0 4.0
Tidak Setuju 6 12.0 12.0 16.0
Cukup Setuju 18 36.0 36.0 52.0
Setuju 16 32.0 32.0 84.0
Sangat Setuju 8 16.0 16.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Pegawai selalu menggunakan peral atan K3 yang sesuai saat melakukan


pekerjaan.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 10 20.0 20.0 20.0
Cukup Setuju 14 28.0 28.0 48.0
Setuju 20 40.0 40.0 88.0
Sangat Setuju 6 12.0 12.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
100

Perusahaan selalu melakukan sosialisasi program-program K3.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 2.0 2.0 2.0
Tidak Setuju 7 14.0 14.0 16.0
Cukup Setuju 14 28.0 28.0 44.0
Setuju 18 36.0 36.0 80.0
Sangat Setuju 10 20.0 20.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Perusahaan memasang rambu-rambu K3 di l ingkungan kerj a.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 2.0 2.0 2.0
Tidak Setuju 7 14.0 14.0 16.0
Cukup Setuju 19 38.0 38.0 54.0
Setuju 15 30.0 30.0 84.0
Sangat Setuju 8 16.0 16.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Perusahaan memberikan pelatihan K3 yang berkualitas kepada pegawai secara rutin.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 2.0 2.0 2.0
Tidak Setuju 3 6.0 6.0 8.0
Cukup Setuju 22 44.0 44.0 52.0
Setuju 14 28.0 28.0 80.0
Sangat Setuju 10 20.0 20.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Pegawai dilibatkan dalam pertemuan petugas K3.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 17 34.0 34.0 34.0
Cukup Setuju 13 26.0 26.0 60.0
Setuju 8 16.0 16.0 76.0
Sangat Setuju 12 24.0 24.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
101

Perusahaan selalu melakukan inspeksi kecel akaan secara rutin.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 9 18.0 18.0 18.0
Tidak Setuju 13 26.0 26.0 44.0
Cukup Setuju 11 22.0 22.0 66.0
Setuju 8 16.0 16.0 82.0
Sangat Setuju 9 18.0 18.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Hasil inspeksi yang dil akukan perusahaan selalu disosialisasikan.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 17 34.0 34.0 34.0
Cukup Setuju 10 20.0 20.0 54.0
Setuju 16 32.0 32.0 86.0
Sangat Setuju 7 14.0 14.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Perusahaan menempatkan petugas keadaan darurat yang sudah ahli di lingkungan


kerj a.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 2.0 2.0 2.0
Tidak Setuju 15 30.0 30.0 32.0
Cukup Setuju 14 28.0 28.0 60.0
Setuju 10 20.0 20.0 80.0
Sangat Setuju 10 20.0 20.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Seti ap terjadi kecel akaan kerj a selalu dilaporkan kepada petugas K3.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 19 38.0 38.0 38.0
Cukup Setuju 11 22.0 22.0 60.0
Setuju 8 16.0 16.0 76.0
Sangat Setuju 12 24.0 24.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
102

Penyelidikan kecelakaan kerja di lakukan oleh petugas ahli.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 4.0 4.0 4.0
Tidak Setuju 5 10.0 10.0 14.0
Cukup Setuju 10 20.0 20.0 34.0
Setuju 25 50.0 50.0 84.0
Sangat Setuju 8 16.0 16.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Perusahaan melakukan evaluasi (audi t) Si stem Manajemen K3 (SMK3) secara ruti n.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 2.0 2.0 2.0
Tidak Setuju 6 12.0 12.0 14.0
Cukup Setuju 7 14.0 14.0 28.0
Setuju 25 50.0 50.0 78.0
Sangat Setuju 11 22.0 22.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Perusahaan melakukan pengawasan terhadap penerapan SMK3.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 4.0 4.0 4.0
Tidak Setuju 7 14.0 14.0 18.0
Cukup Setuju 16 32.0 32.0 50.0
Setuju 16 32.0 32.0 82.0
Sangat Setuju 9 18.0 18.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Perusahaan melakukan perbaikan usaha-usaha K3.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 5 10.0 10.0 10.0
Tidak Setuju 3 6.0 6.0 16.0
Cukup Setuju 12 24.0 24.0 40.0
Setuju 23 46.0 46.0 86.0
Sangat Setuju 7 14.0 14.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
103

Perusahaan memili ki data statistic kecelakaan kerja.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 3 6.0 6.0 6.0
Tidak Setuju 6 12.0 12.0 18.0
Cukup Setuju 10 20.0 20.0 38.0
Setuju 22 44.0 44.0 82.0
Sangat Setuju 9 18.0 18.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Peninjauan terhadap SMK3 dil akukan kembali setelah audit.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 5 10.0 10.0 10.0
Tidak Setuju 2 4.0 4.0 14.0
Cukup Setuju 17 34.0 34.0 48.0
Setuju 21 42.0 42.0 90.0
Sangat Setuju 5 10.0 10.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
104

Lampiran 3. Tabel Frekuensi Variabel Y

Frequency Table Produktivitas Kerja Karyawan

Pegawai memahami dengan baik deskri psi pekerjaannya.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 3 6.0 6.0 6.0
Cukup Setuju 14 28.0 28.0 34.0
Setuju 26 52.0 52.0 86.0
Sangat Setuju 7 14.0 14.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar kualitas yang


di tetapkan perusahaan.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 8 16.0 16.0 16.0
Cukup Setuju 10 20.0 20.0 36.0
Setuju 22 44.0 44.0 80.0
Sangat Setuju 10 20.0 20.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai denga target juml ah yang


di tetapkan perusahaan.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 5 10.0 10.0 10.0
Cukup Setuju 11 22.0 22.0 32.0
Setuju 23 46.0 46.0 78.0
Sangat Setuju 11 22.0 22.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
105

Pegawai dapat menyelesaikan pekerj aan sesuai dengan waktu yang di berikan.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 4.0 4.0 4.0
Tidak Setuju 6 12.0 12.0 16.0
Cukup Setuju 10 20.0 20.0 36.0
Setuju 22 44.0 44.0 80.0
Sangat Setuju 10 20.0 20.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Pegawai menggunakan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 8 16.0 16.0 16.0
Cukup Setuju 15 30.0 30.0 46.0
Setuju 19 38.0 38.0 84.0
Sangat Setuju 8 16.0 16.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 7 14.0 14.0 14.0
Cukup Setuju 21 42.0 42.0 56.0
Setuju 15 30.0 30.0 86.0
Sangat Setuju 7 14.0 14.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Pegawai selalu menggunakan jam kerj a sesuai dengan peraturan perusahaan.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 5 10.0 10.0 10.0
Cukup Setuju 6 12.0 12.0 22.0
Setuju 19 38.0 38.0 60.0
Sangat Setuju 20 40.0 40.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
106

Pegawai dapat menghemat penggunaan bahan perusahaan.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 3 6.0 6.0 6.0
Cukup Setuju 7 14.0 14.0 20.0
Setuju 29 58.0 58.0 78.0
Sangat Setuju 11 22.0 22.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Pegawai dapat mencapai target kerj a yang ditetapkan perusahaan sebelum


deadline.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 3 6.0 6.0 6.0
Cukup Setuju 10 20.0 20.0 26.0
Setuju 27 54.0 54.0 80.0
Sangat Setuju 10 20.0 20.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
107

Lampiran 4. Validitas dan Reliabilitas Variabel X

Variabel Program K3

Factor Analysis Komitmen Perusahaan

KMO and Bartlett's Test


Kaiser-Mey er-Olkin Measure of Sampling
Adequacy . .744

Bart let t's Test of Approx. Chi-Square 73.788


Sphericity df 15
Sig. .000

Anti -image Matrices

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6
Anti-image Cov ariance Q1 .499 -.005 -.168 -.143 .092 -.092
Q2 -.005 .296 -.102 -.142 .098 -.170
Q3 -.168 -.102 .561 -.009 -.165 .099
Q4 -.143 -.142 -.009 .355 -.137 .044
Q5 .092 .098 -.165 -.137 .395 -.193
Q6 -.092 -.170 .099 .044 -.193 .285
Anti-image Correlation Q1 .819a -.013 -.317 -.339 .207 -.243
Q2 -.013 .736a -.251 -.439 .286 -.585
Q3 -.317 -.251 .775a -.021 -.351 .248
Q4 -.339 -.439 -.021 .804a -.365 .137
Q5 .207 .286 -.351 -.365 .671a -.576
Q6 -.243 -.585 .248 .137 -.576 .690a
a. Measures of Sampling Adequacy (MSA)

Communalities

Initial Extraction
Q1 1.000 .578
Q2 1.000 .729
Q3 1.000 .497
Q4 1.000 .732
Q5 1.000 .579
Q6 1.000 .696
Extraction Method: Principal Component Analy sis.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
108

Total Variance Explained

Initial Eigenv alues Extraction Sums of Squared Loadings


% of Cumulat iv e % of Cumulat iv e
Component Total Variance % Total Variance %
1 3.811 63.515 63.515 3.811 63.515 63.515
2 .704 11.737 75.252
3 .606 10.105 85.357
4 .384 6.400 91.757
5 .357 5.958 97.715
6 .137 2.285 100.000
Extraction Method: Principal Component Analy sis.

Component Matri xa

Component
1
Q1 .760
Q2 .854
Q3 .705
Q4 .856
Q5 .761
Q6 .834
Extraction Method: Principal Component Analy sis.
a. 1 components extract ed.

Rotated Component Matrixa

a. Only one component was extracted.


The solution cannot be rotated.

Reliability Komitmen Perusahaan

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


22.52 20.343 4.510 6

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
109

Item-Total Statisti cs

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Delet ed
Q1 18.40 14.833 .651 .863
Q2 18.64 14.490 .757 .847
Q3 18.88 14.110 .597 .877
Q4 18.68 14.310 .769 .844
Q5 19.04 14.373 .651 .864
Q6 18.96 14.707 .731 .851

Case Processing Summary


Reliabi lity Statisti cs
N %
Cases Valid Cronbach's
25 100.0
Alpha N of Items
Excludeda 0 .0
.879 6
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
110

Factor Analysis Kebijakan dan Disiplin

KMO and Bartl ett's Test


Kaiser-Mey er-Olkin Measure of Sampling
Adequacy . .759

Bart lett 's Test of Approx. Chi-Square 44.813


Sphericity df 10
Sig. .000

Anti -image Matrices

Q7 Q8 Q9 Q10 Q11
Anti-image Cov ariance Q7 .572 .006 -.109 -.184 -.100
Q8 .006 .443 -.251 .001 -.170
Q9 -.109 -.251 .407 -.124 .086
Q10 -.184 .001 -.124 .492 -.173
Q11 -.100 -.170 .086 -.173 .630
Anti-image Correlation Q7 .836a .013 -.225 -.347 -.166
Q8 .013 .716a -.591 .002 -.322
Q9 -.225 -.591 .706a -.276 .170
Q10 -.347 .002 -.276 .802a -.310
Q11 -.166 -.322 .170 -.310 .761a
a. Measures of Sampling Adequacy (MSA)

Communalities

Initial Extraction
Q7 1.000 .588
Q8 1.000 .636
Q9 1.000 .667
Q10 1.000 .668
Q11 1.000 .488
Extraction Method: Principal Component Analy sis.

Total Variance Explained

Initial Eigenv alues Extract ion Sums of Squared Loadings


% of Cumulat iv e % of Cumulat iv e
Component Total Variance % Total Variance %
1 3.046 60.925 60.925 3.046 60.925 60.925
2 .714 14.285 75.210
3 .610 12.202 87.412
4 .388 7.754 95.166
5 .242 4.834 100.000
Extract ion Method: Principal Component Analy sis.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
111

Component Matri xa

Component
1
Q7 .767
Q8 .798
Q9 .816
Q10 .817
Q11 .699
Extraction Method: Principal Component Analy sis.
a. 1 components extract ed.

a
Rotated Component Matrix

a. Only one component was extracted.


The solution cannot be rotated.

Reliability Kebijakan dan Disiplin

Scale Statistics

Mean Variance St d. Dev iation N of Items


20.64 11.573 3.402 5

Item-Total Statisti cs

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Delet ed
Q7 16.68 7.310 .625 .808
Q8 16.68 7.977 .667 .796
Q9 16.60 7.083 .679 .791
Q10 16.32 7.810 .696 .788
Q11 16.28 8.377 .541 .827

Reliabi lity Statisti cs


Case Processing Summary
Cronbach's
N % Alpha N of Items
Cases Valid 25 100.0 .836 5
Excludeda 0 .0
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
112

Factor Analysis Komunikasi dan Pelatihan K3

KMO and Bartlett's Test


Kaiser-Mey er-Olkin Measure of Sampling
Adequacy . .696

Bart let t's Test of Approx. Chi-Square 30.318


Sphericity df 6
Sig. .000

Anti -image Matrices

Q12 Q13 Q14 Q15


Anti-image Cov ariance Q12 .654 -.046 -.280 -.031
Q13 -.046 .456 -.146 -.292
Q14 -.280 -.146 .563 -.027
Q15 -.031 -.292 -.027 .528
Anti-image Correlation Q12 .730a -.084 -.462 -.053
Q13 -.084 .672a -.289 -.595
Q14 -.462 -.289 .723a -.049
Q15 -.053 -.595 -.049 .676a
a. Measures of Sampling Adequacy (MSA)

Communalities

Initial Extraction
Q12 1.000 .516
Q13 1.000 .712
Q14 1.000 .641
Q15 1.000 .605
Extraction Method: Principal Component Analy sis.

Total Variance Explained

Initial Eigenv alues Extraction Sums of Squared Loadings


% of Cumulat iv e % of Cumulat iv e
Component Total Variance % Total Variance %
1 2.474 61.851 61.851 2.474 61.851 61.851
2 .810 20.253 82.103
3 .418 10.462 92.565
4 .297 7.435 100.000
Extraction Method: Principal Component Analy sis.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
113

Component Matri xa

Component
1
Q12 .719
Q13 .844
Q14 .800
Q15 .778
Extraction Method: Principal Component Analy sis.
a. 1 components extract ed.

a
Rotated Component Matrix

a. Only one component was extracted.


The solution cannot be rotated.

Reliability Komunikasi dan Pelatihan K3

Scale Statistics

Mean Variance St d. Dev iation N of Items


16.96 6.707 2.590 4

Item-Total Statisti cs

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Delet ed
Q12 12.84 4.390 .521 .780
Q13 12.72 3.793 .687 .699
Q14 12.56 4.007 .622 .733
Q15 12.76 3.940 .587 .751

Case Processing Summary Reliabi lity Statisti cs


N % Cronbach's
Cases Valid 25 100.0 Alpha N of Items
Excludeda 0 .0 .793 4
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
114

Factor Analysis Inspeksi dan Penyelidikan Kecelakaan

KMO and Bartlett's Test


Kaiser-Mey er-Olkin Measure of Sampling
Adequacy . .794

Bart let t's Test of Approx. Chi-Square 45.198


Sphericity df 10
Sig. .000

Anti -image Matrices

Q16 Q17 Q18 Q19 Q20


Anti-image Cov ariance Q16 .615 .037 -.089 -.235 -.050
Q17 .037 .477 -.233 -.121 -.066
Q18 -.089 -.233 .458 .011 -.142
Q19 -.235 -.121 .011 .484 -.150
Q20 -.050 -.066 -.142 -.150 .526
Anti-image Correlation Q16 .793a .069 -.168 -.431 -.088
Q17 .069 .777a -.499 -.252 -.131
Q18 -.168 -.499 .771a .023 -.290
Q19 -.431 -.252 .023 .780a -.297
Q20 -.088 -.131 -.290 -.297 .856a
a. Measures of Sampling Adequacy (MSA)

Communalities

Initial Extraction
Q16 1.000 .496
Q17 1.000 .635
Q18 1.000 .660
Q19 1.000 .656
Q20 1.000 .652
Extraction Method: Principal Component Analy sis.

Total Variance Explained

Initial Eigenv alues Extraction Sums of Squared Loadings


% of Cumulativ e % of Cumulativ e
Component Total Variance % Total Variance %
1 3.099 61.989 61.989 3.099 61.989 61.989
2 .752 15.033 77.023
3 .462 9.234 86.257
4 .410 8.208 94.464
5 .277 5.536 100.000
Extraction Method: Principal Component Analy sis.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
115

Component Matri xa

Component
1
Q16 .705
Q17 .797
Q18 .813
Q19 .810
Q20 .808
Extraction Method: Principal Component Analy sis.
a. 1 components extract ed.

a
Rotated Component Matrix

a. Only one component was extracted.


The solution cannot be rotated.

Reliability Inspeksi dan Penyelidikan Kecelakaan

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


21.20 10.417 3.227 5

Item-Total Statisti cs

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Delet ed
Q16 16.92 7.577 .566 .835
Q17 16.76 7.107 .664 .811
Q18 16.96 6.790 .678 .806
Q19 17.04 6.290 .684 .807
Q20 17.12 6.860 .681 .806

Reliabi lity Statisti cs


Case Processing Summary
Cronbach's
N % Alpha N of Items
Cases Valid 25 100.0 .845 5
Excludeda 0 .0
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
116

Factor Analysis Evaluasi K3

KMO and Bartlett's Test


Kaiser-Mey er-Olkin Measure of Sampling
Adequacy . .771

Bart let t's Test of Approx. Chi-Square 46.134


Sphericity df 10
Sig. .000

Anti -image Matrices

Q21 Q22 Q23 Q24 Q25


Anti-image Cov ariance Q21 .402 -.145 .044 -.229 -.060
Q22 -.145 .643 -.224 .036 -.038
Q23 .044 -.224 .594 -.079 -.165
Q24 -.229 .036 -.079 .374 -.135
Q25 -.060 -.038 -.165 -.135 .517
Anti-image Correlation Q21 .731a -.284 .089 -.591 -.133
Q22 -.284 .786a -.362 .074 -.067
Q23 .089 -.362 .783a -.168 -.297
Q24 -.591 .074 -.168 .733a -.308
Q25 -.133 -.067 -.297 -.308 .850a
a. Measures of Sampling Adequacy (MSA)

Communalities

Initial Extraction
Q21 1.000 .675
Q22 1.000 .484
Q23 1.000 .536
Q24 1.000 .707
Q25 1.000 .654
Extraction Method: Principal Component Analy sis.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
117

Total Variance Explained

Initial Eigenv alues Extraction Sums of Squared Loadings


% of Cumulat iv e % of Cumulat iv e
Component Total Variance % Total Variance %
1 3.057 61.141 61.141 3.057 61.141 61.141
2 .760 15.205 76.346
3 .570 11.393 87.739
4 .381 7.627 95.366
5 .232 4.634 100.000
Extraction Method: Principal Component Analy sis.

Component Matri xa

Component
1
Q21 .822
Q22 .696
Q23 .732
Q24 .841
Q25 .809
Extraction Method: Principal Component Analy sis.
a. 1 components extract ed.

a
Rotated Component Matrix

a. Only one component was extracted.


The solution cannot be rotated.

Reliability Evaluasi K3

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


19.32 15.393 3.923 5

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
118

Item-Total Statisti cs

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Delet ed
Q21 15.56 9.757 .689 .793
Q22 15.24 10.607 .549 .833
Q23 15.28 10.877 .591 .820
Q24 15.60 10.000 .715 .787
Q25 15.60 10.000 .673 .798

Reliabi lity Statisti cs


Case Processing Summary
Cronbach's
N % Alpha N of Items
Cases Valid 25 100.0 .839 5
Excludeda 0 .0
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
119

Lampiran 5. Validitas dan Reliabilitas Variabel Y

Variabel Produktivitas Kerja Karyawan

Factor Analysis Efektivitas

KMO and Bartlett's Test


Kaiser-Mey er-Olkin Measure of Sampling
Adequacy . .752

Bart let t's Test of Approx. Chi-Square 47.623


Sphericity df 10
Sig. .000

Anti -image Matrices

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
Anti-image Cov ariance Q1 .540 -.080 -.089 -.148 -.071
Q2 -.080 .482 .105 -.078 -.271
Q3 -.089 .105 .500 -.237 -.108
Q4 -.148 -.078 -.237 .437 -.008
Q5 -.071 -.271 -.108 -.008 .438
Anti-image Correlation Q1 .870a -.156 -.171 -.305 -.146
Q2 -.156 .679a .213 -.171 -.591
Q3 -.171 .213 .718a -.507 -.230
Q4 -.305 -.171 -.507 .765a -.019
Q5 -.146 -.591 -.230 -.019 .735a
a. Measures of Sampling Adequacy (MSA)

Communalities

Initial Extraction
Q1 1.000 .645
Q2 1.000 .524
Q3 1.000 .549
Q4 1.000 .678
Q5 1.000 .647
Extraction Method: Principal Component Analy sis.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
120

Total Variance Explained

Initial Eigenv alues Extraction Sums of Squared Loadings


% of Cumulativ e % of Cumulativ e
Component Total Variance % Total Variance %
1 3.044 60.875 60.875 3.044 60.875 60.875
2 .901 18.027 78.902
3 .456 9.120 88.022
4 .349 6.973 94.995
5 .250 5.005 100.000
Extraction Method: Principal Component Analy sis.

Component Matri xa

Component
1
Q1 .803
Q2 .724
Q3 .741
Q4 .824
Q5 .805
Extraction Method: Principal Component Analy sis.
a. 1 components extract ed.

a
Rotated Component Matrix

a. Only one component was extracted.


The solution cannot be rotated.

Reliability Efektivitas

Scale Statistics

Mean Variance St d. Dev iation N of Items


20.44 9.673 3.110 5

Item-Total Statisti cs

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Delet ed
Q1 16.40 6.167 .671 .796
Q2 16.32 6.560 .567 .825
Q3 16.44 6.757 .588 .818
Q4 16.44 6.173 .698 .788
Q5 16.16 6.557 .682 .794

Reliabi lity Statisti cs

Cronbach's
Alpha N of Items
.837
Universitas
5
Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
121

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 25 100.0
Excludeda 0 .0
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
122

Factor Analysis Efisiensi

KMO and Bartlett's Test


Kaiser-Mey er-Olkin Measure of Sampling
Adequacy . .713

Bart let t's Test of Approx. Chi-Square 43.035


Sphericity df 6
Sig. .000

Anti -image Matrices

Q6 Q7 Q8 Q9
Anti-image Cov ariance Q6 .460 -.224 .028 -.169
Q7 -.224 .608 -.097 .009
Q8 .028 -.097 .393 -.230
Q9 -.169 .009 -.230 .314
Anti-image Correlation Q6 .735a -.423 .065 -.446
Q7 -.423 .788a -.198 .022
Q8 .065 -.198 .698a -.654
Q9 -.446 .022 -.654 .668a
a. Measures of Sampling Adequacy (MSA)

Communalities

Initial Extraction
Q6 1.000 .701
Q7 1.000 .567
Q8 1.000 .703
Q9 1.000 .789
Extraction Method: Principal Component Analy sis.

Total Variance Explained

Initial Eigenv alues Extraction Sums of Squared Loadings


% of Cumulat iv e % of Cumulat iv e
Component Total Variance % Total Variance %
1 2.760 68.994 68.994 2.760 68.994 68.994
2 .635 15.884 84.878
3 .412 10.303 95.180
4 .193 4.820 100.000
Extraction Method: Principal Component Analy sis.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
123

Component Matri xa

Component
1
Q6 .837
Q7 .753
Q8 .839
Q9 .888
Extraction Method: Principal Component Analy sis.
a. 1 components extract ed.

a
Rotated Component Matrix

a. Only one component was extracted.


The solution cannot be rotated.

Reliability Efisiensi

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


16.52 8.843 2.974 4

Item-Total Statisti cs

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Delet ed
Q6 12.32 4.810 .692 .800
Q7 12.44 5.840 .597 .836
Q8 12.56 4.923 .683 .803
Q9 12.24 5.357 .780 .767

Case Processing Summary


Reliabi lity Statisti cs
N %
Cronbach's
Cases Valid 25 100.0
Alpha N of Items
Excludeda 0 .0 .844 4
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
124

Lampiran 6. Korelasi Spearman

Nonparametric Correlations

Correlations

Pelaksanaan Produktivitas
Program Kerja
K3 Karyawan
Spearman's rho Pelaksanaan Program Correlation Coefficient 1.000 .633 **
K3 Sig. (2-tailed) . .000
N 50 50
Produktivitas Kerja Correlation Coefficient .633 ** 1.000
Karyawan Sig. (2-tailed) .000 .
N 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Pribadi

Nama : Arlin Riantiwi


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Depok/ 15 April 1989
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Pondok Sukmajaya Permai Blok F3 no 13
Depok
Email : riantiwi_aline@yahoo.com

B. Pendidikan Formal

1995 - 2001 : SD Pemuda Bangsa


2001 - 2004 : SLTP N 6 Depok
2004 – 2007 : SMA Bintara
2007 - 2010 : Program D3 Administrasi Perkantoran dan Sekretari
FISIP Universitas Indonesia
2010 - 2012 : Program S1 Ekstensi Administrasi Niaga FISIP
Universitas Indonesia

Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012

Anda mungkin juga menyukai