Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sungai mempunyai peranan yang sangat penting bagi masyarakat. Berbagai
aktivitas manusia seperti pembuangan limbah industri dan rumah tangga
menyebabkan menurunnnya kualitas air sungai. Penambahan bahan buangan dalam
jumlah besar dari bagian hulu hingga hilir sungai yang terjadi terus menerus akan
mengakibatkan sungai tidak mampu lagi melakukan pemulihan. Pada akhirnya
terjadilah gangguan keseimbangan terhadap konsentrasi faktor kimia, fisika dan
biologi dalam sungai.
Pemanfaatan sungai sebagai daerah pembuangan sisa aktivitas manusia
menyebabkan sungai cepat mengalami pendangkalan dan menurunkan kualitas air di
dalamnya. Jika beban masukan bahan-bahan terlarut tersebut melebihi kemampuan
sungai untuk membersihkan diri sendiri (self purification), maka timbul permasalahan
yang serius yaitu pencemaran perairan.
Penelitian mengenai keanekaragaman plankton suatu badan perairan senantiasa
banyak mendapat perhatian dari para ahli yang berkecimpung dalam bidang limnologi
dan oseanografi. Karena dengan mengetahui keanekaragaman plankton yang dimiliki
oleh suatu ekosistem perairan akan dapatlah diketahui tingkat kesuburan dari perairan
tersebut, apakah termasuk dalam kategori eutrofik, mesotrofik atau oligotrofik.
Pengetahuan kategori trofik ini penting dalam hubungannya dengan pemanfaatannya.
Russel (1970) misalnya menyatakan, perairan (danau) yang termasuk eutrofik sangat
baik dimanfaatkan untuk perikanan, sedangkan yang oligotrofik ideal dimanfaatkan
sebagai resorvoir air minum.
Terdapat tiga bioindikator kualitas air dalam tingkat komunitas, yaitu plankton,
perifiton, dan bentos. Satu di antara biota yang sering digunakan dalam keperluan ini
adalah plankton karena studi ekologinya murah dalam biaya, mudah dalam
pelaksanaan dan efektif dalam hasil yang diperoleh. Fitoplankton dalam sistem
akuatik memerlukan nitrogen dan fosfor sebagai faktor pembatas bagi
pertumbuhannya, di samping faktor lainnya. Maka dari itu, pada praktikum ini akan
dibahas parameter kualitas air secara biologis dengan fitoplankton sebagai biota air.

1
Fitolankton akan bergerak mencari tempat yang sesuai dengan hidupnya apabila
terjadi pencemaran yang mengubah kondisi tempat hidupnya. Dengan demikian
terjadi perubahan susunan komunitas organisme di suatu perairan di mana hal ini
dapat dijadikan petunjuk terjadinya pencemaran di perairan. Dalam hal ini terdapat
jenis-jenis plankton yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui hal
tersebut sesuai dengan kondisi biologi perairan tersebut.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Bioindikator Kualitas Air ini adalah:

1. Mengetahui keadaan sungai dengan parameter fisik, kimia dan biologi;


2. Mengetahui baku mutu pada suatu parameter berdasarkan peraturan pemerintah;
3. Mengetahui jumlah kelimpahan fitoplankton yang terdapat di sungai;
4. Mengetahui indeks dominansi, keanekaragaman, keseragaman dan saprobitas yang
terdapat di sungai;
5. Menganalisis tingkat pencemaran yang berada di sungai.

Anda mungkin juga menyukai