Metode Babcock
Bahan yang berbentuk cair, penentuan lemaknya dapat menggunakan botol
Babcock. Penentuan lemak dengan Babcock sangatlah sederhana. Sampel yang
telah ditimbang dengan teliti dimasukan kedalam botol Babcock. Pada lehernya
telah dilengkapi dengan skala ukuran volume. Sampel yang dianalisa ditambah
asam sulfat pekat untuk merusak emulsi lemak sehingga lemak akan terkumpul
menjadi satu pada bagian atas cairan. Pemisahan lemak dari cairannya dapat lebih
sempurna bila dilakukan sentrifugasi. Rusaknya emulsi lemak dikarenakan asam
sulfat dapat merusak lapisan film yang menyelimuti globula lemak yang biasanya
terdiri dari senyawa protein. Dengan rusaknya protein (denaturasi ataupun
koagulasi) maka memungkinkan globula lemak yang satu akan bergabung dengan
globula lemak yang lain dan akhirnya menjadi kumpulan lemak yang lebih besar
dan akan mengapung di atas cairan. Setelah disentrifugasi lemak akan semakin
jelas terpisah dengan cairannya dan agar dapat dibaca banyaknya lemak ke dalam
botol ditambahkan akuades panas sampai lemak atau minyak tepat pada tanda
skala bagian atas (Sudarmadji, 1996).
Contoh analis lemak dengan metode Babcock yaitu sejumlah sampel susu
dipipet secara akurat ke dalam botol Babcock. Asam sulfat dicampur dengan susu
yang akan mendigesti protein, menghasilkan panas dan merusak lapisan yang
mengelilingi lemak, sehingga melepaskan lemak. Sampel kemudian disentrifuse
saat masih panas (55-60ºC) yang akan menyebabkan lemak cair naik ke leher
botol. Leher botol telah diberi skala yang menunjukkan persen lemak. Metode ini
membutuhkan waktu 45 menit, dengan presisi hingga 0,1%. Metode ini tidak
menentukan kadar fosfolipid dalam susu, karena berada di fase air atau di antara
fase lemak dan air.
Data Pengamatan :
Metode ini mirip dengan metode Babcock, tapi menggunakan asam sulfat
dan isoamil alkohol, dengan bentuk botol yang sedikit berbeda. Metode ini lebih
cepat dan sederhana dibanding metode Babcock. Isoamil alkohol digunakan untuk
mencegah pengarangan gula karena panas dan asam sulfat, yang pada metode
Babcock menyebabkan sulitnya pembacaan skala. Sama seperti metode Babcock,
metode ini tidak menentukan posfolipid.
Prinsip Pengujian metode Gerber adalah mereaksikan cairan dengan
H2SO4 dan amil alkohol, kemudain kadar lemak dapat dibaca dari butirometer
standar. Penentuan dengan cara ini dapat dilakukan dengan prosedur berikut :
a. Air susu diaduk hingga bercampur sempurna, dituang dalam beker gelas
b. Beri tanda sampel pada Butyrometer.
c. Kedalam masing-masing Butyrometer diisi 10 mL H2SO4 (mulut pipet
diletakkan ke dinding Butyrometer) dan air susu 11 ml dialirkan pelan¬pelan.
Sedemikian pula sehingga kedua cairan tersebut tetap terpisah.
d. Isikan masing-masing 1 mL amyl alkohol.
e. Butyrometer disumbat dengan penyumbat karet yang diputar
sedalam-dalamnya.
f. Butyrometer satu persatu dibungkus dengan lap dan dikocok dengan
sempurna sehingga tidak terdapat bagian-bagian yang padat, warna menjadi
keunguan.
g. Masukkan Butyrometer ke dalam penangas air selama 5 menit dengan suhu
65°C (bagian skala harus selalu diatas).
h. Aturlah sumbat sehingga seluruh lemak berada dalam skala.
i. Masukkan butyrometer ke dalam sentrifuge/pemusing.
j. Pusingkan selama 3 menit dengan kecepatan 1200 rpm.
k. Penyumbat diatur sedemikian rupa sehingga lemak berada di bagian yang
berskala.
l. Masukkan ke dalam alat penangas lagi selama 5 menit pada suhu 56 °C.
m. Butyrometer di lap dan skala dibaca.
Wikipedia, 2015, https://id.wikipedia.org/wiki/fat-analysis. diakses pada tanggal
25 maret 2018, pukul 11.30.