Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK

DENGAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA DALAM PENGALAMAN BELAJAR


KLINIK DI RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN

Heny Ekawati

…………......……….…… …… . .….ABSTRAK…… … ......………. …… …… . .….

Penerapan metode bimbingan klinik keperawatan merupakan salah satu metode mendidik
di klinik yang memungkinkan pendidik/pembimbing memilih dan menerapkan cara mendidik yang
sesuai dengan tujuan dan karakteristik individual peserta didik berdasarkan konsep proses belajar
mengajar sehingga diharapkan penerapan metode bimbingan klinik yang baik dapat meningkatkan
tingkat kepuasan mahasiswa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi penerapan
metode bimbingan klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman
belajar klinik keperawatan di RSUD dr. Soegiri Lamongan tahun 2012
Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasional dengan pendekatan
cross Sectional. Teknik sampling menggunakan simple random sampling, dengan sampel 43
mahasiwa. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh dianalisa
dengan menggunakan uji Regresi linear berganda.
Hasil Uji stastistik di dapatkan nilai R square sebesar 0,918. Pada variabel metode bedsite
teaching p value = 0,001, metode penugasan klinis tertulis p value = 0,000 sedangkan metode
konferensi p value 0,000. Koefisien regresi ditunjukkan dalam bentuk persamaan regresi linier
berganda Y = 20, 108 + 0.875 X1 + 1,239 X2 + 1,375 X3).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode bedsite teaching, penugasan klinik tertulis, dan
metode konferensi secara bersama-sama mempengaruhi tingkat kepuasan mahasiwa dalam
pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD Dr.Soegiri Lamongan Tahun 2012

Kata Kunci : Metode bedsite teaching, metode penugasan klinis tertulis,metode konferensi,
tingkat kepuasan.

PENDAHULUAN. …… . … …. kesempatan bagi peserta didik pendidikan


Pendidikan keperawatan sebagai tinggai keperawatan untuk menerapkan ilmu
pendidikan profesi, mempunyai landasan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh
akademik dan landasan keprofesian. Oleh sebelumnya, sehingga memiliki sikap dan
karena itu pendidikan keperawatan sebagai kemampuan melaksanakan praktek
pendidikan profesi dan berada pada jenjang keperawatan ilmiah secara mandiri dan
pendidikan tinggi dituntut untuk dapat profesional (Husin, 2002).
melaksanakan sosialisasi professional dalam Keberhasilan mahasiswa dalam
bentuk pengalaman belajar klinik dalam pengalaman belajar klinik tergantung pada
keperawatan professional (Husin, 2003). beberapa faktor antara lain pembimbing
Pengalaman belajar klinik klinik, proses bimbingan, metode bimbingan
keperawatan adalah pengalaman belajar yang yang digunakan pembimbing klinik,
dilaksanakan di tatanan pelayanan kesehatan kelengkapan sarana, kerjasama klien dan
atau keperawatan nyata khususnya di rumah keluarga (Nurrahmah, 2001). Metode
sakit yang memenuhi persyaratan, ditujukan bimbingan klinik menurut Dorothy antara
untuk membina sikap dan tingkah laku serta lain experiential, penyelesaian masalah,
ketrampilan professional keperawatan. konferensi, observasi, bedside teaching dan
Pengalaman belajar klinik juga memberi ronde keperawatan. Stikes Muhammadiyah

SURYA 45 Vol.02, No.XV, Agustus 2013


Hubungan Antara Persepsi Penerapan Metode Pembimbingan Klinik Dengan Tingkat Kepuasan
Mahasiswa Dalam Pengalaman Belajar Klinik di RSUD dr. Soegiri Lamongan

Lamongan, pada metode pengajaran klinik independen dan dependen hanya satu kali
baik pembimbing klinik dari institusi pada satu saat. (Nursalam,2003)
pendidikan maupun ruangan menggunakan
metode konferensi, bedside teaching dan HASIL .PENELITIAN …
penguasaan klinik tertulis (Tim PKK, 2008). 1. Hubungan Antara Penerapan Metode
Kodim, 1996 yang menyatakan bahwa Bedsite Teaching, Metode Penugasan
metode role play, studi kasus, dan praktek Klinis Tertulis, Metode Konferensi
menunjukkan kemampuan mengingat Dengan Tingkat Kepuasan Mahasiwa
mahasiswa yang diberikan dengan metode Sebelum dilakukan analisis regresi,
tersebut sebanyak 90% sesudah 3 jam dan 70% maka perlu dilakukan uji korelasi dengan
sesudah 3 hari (Indriyati, 2003). menggunakan korelasi Product Momen
Kepuasan mahasiswa dalam Pearson untuk mengetahui adanya hubungan
pengalaman belajar klinik keperawatan akan antara penerapan metode bimbingan klinik
tercapai jika pembimbing klinik memberikan yang terdiri atas metode bedside teaching
informasi, stimulasi serta dapat menciptakan (X1), Penugasan Klinik Tertulis (X2), dan
situasi belajar yang menarik. Oliver (1999) metode bimbingan klinik (X3) dengan tingkat
menyatakan bahwa kepuasan mahasiswa kepuasan mahasiswa dalam pengalaman
selama proses pembelajaran dapat belajar klinik
meningkatkan minat mahasiswa dalam Tabel 1 Uji Korelasi Hubungan Antara
belajar sehingga meningkatkan Penerapan Metode Bedsite
kemampuan/kompetensi hasil pembelajaran. Teaching, Metode Penugasan
Dari hasil studi pendahuluan pada Klinik Tertulis, Metode
mahasiswa program SI keperawatan Stikes Konferensi Dengan Tingkat
Muhammadiyah lamongan tahun ajaran Kepuasan Mahasiwa
2010/2011 didapatkan sebanyak 99%
mahasiswa SI keperawatan yang menjalani
praktek klinik keperawatan di RSUD Dr. Item Validitas Kesimpulan
Soegiri Lamongan pada rata-rata seluruh
departemen didapatkan, 4% mahasiswa Kore Sig.
mendapat nilai A (>78), 88% mahasiswa lasi
mendapat nilai B (69 - 78) dan 8% mendapat (r)
nilai C (< 69) serta dari hasil wawancara X 0,82 0,00 Antara X1 dan Y
tentang tingkat kepuasan mahasiswa pada 10 1 6 0 ada hubungan
mahasiswa sebanyak 5 mahasiswa Y
yang signifikan
menyatakan kurang puas pada proses
bimbingan klinik X 0,89 0,00 Antara X2 dan Y
Berdasarkan data di atas, peneliti tertarik 2 6 0 ada hubungan
untuk mengangkat masalah penelitian tentang yang signifikan
“Hubungan antara persepsi penerapan X 0,90 0,00 Antara X3 dan Y
metode bimbingan klinik keperawatan 3 0 0 ada hubungan
dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam yang signifikan
pengalaman belajar klinik keperawatan di Berdasarkan Tabel 1 diatas
RSUD Dr. Soegiri LamonganTahun 2012”. menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari
ke-3 variabel indepenen lebih kecil dari alpha
METODE PENELITIAN.… … .… 0,05, sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa ada hubungan yang signifikian secara
Dalam penelitian ini menggunakan positif antara penerapan metode bimbingan
rancangan kuantitatif korelasional dengan klinik (X) yang terdiri atas metode bedside
menggunakan pendekatan Cross Sectional, teaching (RX1=0,826 dengan
yaitu penelitian yang menekankan waktu p=0.000).Penugasan Kinis tertulis
pengukuran/observasi data variabel

SURYA 46 Vol.02, No.XV, Agustus 2013


Hubungan Antara Persepsi Penerapan Metode Pembimbingan Klinik Dengan Tingkat Kepuasan
Mahasiswa Dalam Pengalaman Belajar Klinik di RSUD dr. Soegiri Lamongan

(Rx2=0,896 dengan p=0.000), dan metode oleh adanya penerapan metode bimbingan
konferensi (Rx3=0.900 dengan p=0,000) Klinik yang terdiri atas metode bedside
dengan tingkat kepuasaan mahasiwa dalam teaching (X1), Penugasan Klinis Tertulis
pengalaman belajar klinik. Artinya (X2), dan metode konferensi (X3).
peningkatan penerapan metode bimbingan Sedangkan sisanya 8,2% ditentukan oleh
klinik yang terdiri atas metode bedside faktor lain di luar variabel yang diteliti.
teaching (X1), penugasan klinis tertulis (X2), Untuk menunjukkan apakah semua
dan metode konferensi (X3), yang lebih baik variabel independen yang dimasukkan dalam
secara nyata akan meningkatkan tingkat model persamaan regresi linear berganda
kepuasan mahasiswa dalam pengalaman mempunyai pengaruh signifikan secara
belajar klinik. Demikian sebaliknya, bersama- sama (simultan) terhadap variabel
penurunan penerapan metode bimbingan dependen, maka digunakan uji F sebagai uji
klinik yang terdiri atas metode bedside kelayakan model.
teaching (X1), penugasan klinis tertulis (X2), Untuk menunjukkan pengaruh secara
dan metode Konferensi (X3) secara nyata individu (parsial) dari indikator faktor
akan menurunkan tingkat kepuasan penerapan metode bimbingan klinik yang
mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik terdiri atas metode bedside teaching (X1),
tersebut. penugasan klinis tertulis (X2), dan metode
Berdasarkan hasil pengujian, maka konferensi (X3) terhadap tingkat kepuasan
hasil regresi dapat disusun dalam bentuk mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik,
tabel sebagai berikut : maka digunakan uji t sebagai uji parsial.
Tabel 2 Uji Regresi Linear Berganda Faktor penerapan metode bimbingan
Hubungan Antara Penerapan Metode Bedsite klinik yang terdiri atas metode bedside
Teaching, Metode Penugasan Klinis Tertulis, teaching (X1), Penugasan klinis tertulis (X2),
Metode Konferensi Dengan Tingkat dan metode konferensi (X3) memberikan
Kepuasan Mahasiwa.
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan Std.
Koefisien
nilai koefisien korelasi ganda (multiple R) Variabel regresi (b) Error Beta Thitung Sig. Ket
sebesar 0.958 yang menyatakan besarnya (B)
derajat keeratan hubungan antara tingkat Konst 0.00 Signifikan
20.108 2.188 9.192 0
kepuasan mahasiswa dalam pengalaman
0.00
belajar klinik dengan penerapan motede Signifikan
X1 0.875 0.240 0.263 3.646 1
bimbingan kinik yang terdiri atas metode 0.00
bedside teaching (X1), penugasan klinis Signifikan
X2 1.239 0.229 0.431 5.408 0
tertulis (X2), dan metode konferensi (X3) 0.00 Signifikan
mencapai 0,958 serta adanya hubungan yang X3 1.375 0.351 0.350 3.912 0
sangat kuat diantara indikator penerapan R = 0.958
metode bimbingan klinik dengan tingkat R Square = 0.918
kepuasaan mahasiswa tersebut R Square = 0.912
Untuk nilai koefisien determinasi (Adjusted) = 145.575
menunjukkan sebesar 0.918, sedangakn F hitung = 0.000
koefisien determinasi yang telah terkoreksi Sign. F = 0,05
α
dari factor kesalahan atau bias deagn tujuan
agar lebih mendekati ketepatan model dalam pengaruh positif (koefisien bernilai positif)
populasi digunakan adjusted R Square=R2) terhadap tingkat kepuasan mahasiswa dalam
yaitu sebesar 0,912, yang menyatakan pengalaman belajar klinik. Artinya semakin
besarnya pengaruh dari indikator penerapan baik penerapan metode bimbingan klinik
metode bimbingan klinik terhadap tingkat yang terdiri atas metode bedside teaching
kepuasaan mahasiswa. Artinya sebesar 91,8% (X1), penugasan klinik tertulis (X2), dan
keragaman dari tingkat kepuasaan mahasiwa metode konferensi(X3), maka hal ini akan
dalam pengalaman belajar klinik dipengaruhi dapat meningkatkan tingkat kepuasan

SURYA 47 Vol.02, No.XV, Agustus 2013


Hubungan Antara Persepsi Penerapan Metode Pembimbingan Klinik Dengan Tingkat Kepuasan
Mahasiswa Dalam Pengalaman Belajar Klinik di RSUD dr. Soegiri Lamongan

mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik klinik akan tetap meningkat tanpa adanya
secara bermakna. Demikian sebaiknya, pengaruh dari penerapan metode
semakin kurang baik penerapan metode bimbingan klinik yang terdiri atas
bimbingan klinik yang terdiri atas metode metode bedside teaching (X1),
bedside teaching (X1), penugasan klinis penugasan klinis tertulis (X2), dan
tertulis (X2), dan metode konferensi (X3), metode konferensi (X3), (X1, X2 dan
maka hal itu akan dapat menurunkan tingkat X3=0).
kepuasan mahasiswa dalam pengalaman 2. b1 = 0.875
belajar klinik. Kesimpulan yang dapat Nilai parameter atau koefisien regresi b1
diambil berdasarkan hasil pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa setiap penerapan
dengan uji F di atas adalah ke-3 indikator metode bedside teaching (X1) meningkat
dari faktor penerapan metode bimbingan lebih baik, maka hal ini secara signifikan
klinik yang terdiri atas metode bedside dapat meningkatkan tingkat kepuasan
teaching (X1), penugasan klinis tertulis (X2), mahasiswa dalam pengalaman belajar
dan metode konferensi(X3) mempunyai klinik (karena koefisien X1 bernilai
pengaruh yang signifikan (bermakna) secara positif), atau dengan kata lain semakin
serentak (stimulan) terhadap tingkat baik penerapan metode bedside teaching
kepuasan mahasiswa dalam pengalaman (X1), maka tingkat kepuasan mahasiswa
belajar klinik. Demikian pula secara parsial, dalam pengalaman belajar klinik
variabel penerapan metode bimbingan klinik cenderung semakin meningkat dengan
yang terdiri atas metode bedside teaching asumsi veriabel yang lain tetap (X2 dan
(X1), penugasan klinis tertulis (X2), dan X3=0) atau Cateris Paribus.
metode konferensi (X3) juga berpengaruh 3. b2=1,239
signifikan tingkat kepuasan mahasiswa Nilai parameter atau koefisien regresi b2
dalam pengalaman belajar klinik. Jadi, jelas ini menunjukkan bahwa setiap penerapan
terlihat bahwa untuk dapat meningkatkan metode penugasan klinis tertulis (X2)
tingkat kepuasan mahasiswa dalam meningkat lebih baik, maka hal ini secara
pengalaman belajar klinik, maka diperlukan signifikan dapat meningkatkan tingkat
upaya untuk meningkatkan faktor penerapan kepuasan mahasiswa dalam pengalaman
metode bimbingan klinik yang terdiri atas belajar klinik (karena koefisien X2
metode bedside teaching (X1), penugasan bernilai positif), atau dengan kata lain
klinis tertulis (X2), dan metode konferensi semakin baik penerapan metode
(X3) secara maksimal. penugasan klinik tertulis (X2), maka
Selanjutnya dari model regresi yang tingkat kepuasan mahasiswa dalam
diperoleh tersebut yaitu Y = 20,108 + 0.875 pengalaman belajar klinik cenderung
X1 + 1,239 X2 + 1,375 X3 , dapat semakin meningkat dengan asumsi
diimplikasikan sebagai berikut : veriabel yang lain tetap (X1 dan X3=0)
1. b0 = 20,108 atau Cateris Paribus.
Nilai konstan ini menunjukkan bahwa 4. b3=1,375
apabila tidak ada pengaruh dari variabel Nilai parameter atau koefisien regresi b3
penerapan metode bimbingan klinik yang ini menunjukkan bahwa setiap penerapan
terdiri atas metode bedside teaching (X1), metode konferensi (X3) meningkat lebih
penugasan klinis tertulis (X2), dan baik, maka hal ini secara signifikan dapat
metode konferensi (X3), (X1, X2 dan meningkatkan tingkat kepuasan
X3=0), maka tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar
mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik di RSUD (karena koefisien X3
klinik diprediksikan akan tetap bernilai positif), atau dengan kata lain
mengalami peningkatan secara konstan semakin baik penerapan metode
(karena nilai konstanta bernilai positif). konferensi (X3), maka tingkat kepuasan
Dalam arti kata tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar
mahasiswa dalam pengalaman belajar cenderung semakin meningkat dengan

SURYA 48 Vol.02, No.XV, Agustus 2013


Hubungan Antara Persepsi Penerapan Metode Pembimbingan Klinik Dengan Tingkat Kepuasan
Mahasiswa Dalam Pengalaman Belajar Klinik di RSUD dr. Soegiri Lamongan

asumsi veriabel yang lain tetap (X1 dan Pada hasil penelitian ini didapatkan
X2=0) atau Cateris Paribus. bahwa ada hubungan antara penerapan
metode bimbingan klinik keperawatan
Tabel 3 Perhitungan Sumbangan efektif (Bedside Teaching, penugasan klinis tertulis,
dan konferensi) terhadap tingkat kepuasan
Var R Beta Perhitungan SE
mahasiswa Stikes Muhammadiyah
X1 0.82 0.26 0.826 x 21.70 Lamongan dalam pengalaman belajar Klinik
6 3 0.226 x 100 % Keperawatan di RSUD Dr. Soegiri
Lumajang tahun 2010.
X2 0.89 0.43 0. 896 x 38.64
Menurut Rangkuti, 2003 konsumen
6 1 0.431 x 100 %
(mahasiswa) mempunyai kriteria yang pada
X3 0.90 0.35 0.900 x 31.46 dasarnya identik dengan beberapa jenis jasa
0 0 0.350 x 100 % yang memberikan kepuasan pada para
pelanggan, yang terdiri dari Reliability
Total Sumbangan Efektif 91.80 (keandalan) yaitu kemampuan untuk
% memberikan jasa secara akurat sesuai dengan
yang dijanjikan, Responsiveness yaitu
Berdasarkan tabel 3 hasil perhitungan kemampuan karyawan (pembimbing klinik)
tersebut, ternyata variabel penugasan klinik untuk membantu konsumen menyediakan
tertulis (X2) menunjukkan sumbangan efektif dengan cepat sesuai dengan yang diharapkan
yang paling besar yaitu 38.64%. Selanjutnya dan assurance yaitu pengetahuan dan
dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui kemampuan karyawan untuk melayani
bahwa penerapan metode bimbingan klinik dengan rasa percaya diri.
yang terdiri atas metode bedside teaching Berdasarkan data yang diperoleh,
(X1), penugasan klinis tertulis (X2), dan ternyata metode penugasan klinis tertulis
metode konferensi (X3) ternyata mampu memberikan kontribusi terbesar yaitu 38,64%
memberikan sumbangan efektif sebesar 91.8% terhadap tingkat kepuasan mahasiswa dalam
terhadap tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan.
pengalaman belajar klinik. Besarnya Berdasarkan hasil pengakuan
sumbangan efektif total ini sama dengan responden pembimbing klinik dalam
besarnya koefisien determinasi (R-square=R²) menerapkan metode penugasan klinis tertulis,
yaitu sebesar 91.8%. Implikasinya adalah setiap mahasiwa pada saat menjalani praktek
terdapat beberapa variabel lain yang juga klinik diwajibkan membuat untuk merawat
mempengaruhi tingkat kepuasan mahasiswa satu pasien kelolaan, dimana mahasiwa
dalam pengalaman belajar klinik selain bertanggung jawab penuh terhadap asuhan
penerapan metode bimbingan klinik. keperawatan pasien tersebut. Hal ini secara
tidak langsung dapat memberikan rasa
PEMBAHASAN .… .… percaya diri dari mahasiwa untuk betanggung
Secara umum responden (mahasiswa) jawab penuh baik dalam asuhan keperawatan
menyatakan puas terhadap penerapan metode serta dokomentasi. Peniugasan klinis ini juga
yang diberikan oleh pembimbing klinik di dipantau langsung dan dievaluasi oleh
ruangan, namun ada beberapa responden pembimbing klinik dari ruangan. Dari
yang menyatakan cukup puas terhadap gambaran diatas dapat diketahui bahwa
penerapan metode bimbingan tersebut, hal ini pembimbing klinik ruangan sudah
dikarenakan ada beberapa pembimbing klinik melaksanakan perannya dalam melaksanakan
di ruangan tertentu yang masih belum metode penugasan klinis tertulis dibuktikan
menerapkan metode bimbingan secara dalam perhitungan penerapan metode
maksimal, sehinga mahasiswa menyatakan penugasan klinis tertulis memberikan
cukup puas terhadap penerapan metode kontribusi terbesar terhadap tingkat kepuasan
bimbingan yang diberikan pembimbing mahasiswa STIKES Muhammadiyah
klinik di ruangan.

SURYA 49 Vol.02, No.XV, Agustus 2013


Hubungan Antara Persepsi Penerapan Metode Pembimbingan Klinik Dengan Tingkat Kepuasan
Mahasiswa Dalam Pengalaman Belajar Klinik di RSUD dr. Soegiri Lamongan

lamongan dalam penngalaman belajar klinik serta saat melakukan bimbingan pembimbing
keperawatan. klinik terbuka untuk ditanya oleh mahasiswa
Untuk metode konferensi sehingga mahasiswa merasa diperhatikan dan
memberikan sumbangan kedua yaitu 31,46% dihargai selama proses bimbingan
terhadap tingkat kepuasan mahaiswa Stukes berlangsung.
Muhammadiyah Lamongan dalam Ada faktor lain yang mempengaruhi
pengalaman belajar klinik keperawatan di tingkat kepuasan mahasiswa selain tiga
RSUD Dr. Soegiri Lamongan. metode tersebut, yaitu akses atau jangkauan
Menurut Ratnawati (2005) salah satu pelayanan pendidikan, hubungan antar
faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan manusia, kenyamanan, kenikmatan,
mahasiwa adalah Reability (keandalan) yaitu keamanan pelayanan atau bimbingan, akses
kemampuan guru/dosen/pembimbing/ untuk atau jangkauan pelayanan pendidikan,
memberikan jasa/pelayanan sesuai yang efisiensi pelayanan, kenyamanan dan
dijanjikan, terpercaya, akurat, dan konsisten kenikmatan, serta informasi yang diberikan
Sedangkan untuk metode post kepada mahasiswa.
konferensi disesuaikan dengan kelonggaran
waktu pembimbing dan mahasiswa sehingga KESIMPULAN DAN SARAN. …
pelayanan keperawatan tetap berjalan. A. Kesimpulan
Penerapan metode bedsite teaching Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik
memberikan sumbangan terkecil yaitu 21,70% kesimpulan sebagai berikut:
terhadap tingkat kepuasan mahasiswa. 1. Terdapat hubungan yang signifikan
Bedside teaching adalah merupakan metode antara penerapan metode bedsite
bimbingan yang dilakukan di samping tempat teaching dengan tingkat kepuasan
tidur klien dengan mempelajari klien mahasiwa di Stikes Miuhammadiyah
terhadap asuhan keperawatan yang Lamongan.
dibutuhkan oleh klien (Hidayah, 2002). 2. Terdapat hubungan yang signifikan
Manfaat metode bedside teaching agar antara penerapan metode penugasan
pembimbing klinik dapat mengajarkan dan klinis tertulis dengan tingkat kepuasan
mendidik peserta didik untuk menguasai mahasiwa di Stikes Miuhammadiyah
ketrampilan procedural, menumbuhkan sikap Lamongan.
profesional, mempelajari perkembangan 3. Terdapat hubungan yang signifikan
biologis / fisik, melakukan komunikasi antara penerapan metode konferensi
melalui pengamatan langsung (Nursalam, dengan tingkat kepuasan mahasiwa di
2003). Stikes Muhammadiyah Lamongan.
Berdasarkan hasil pengakuan 4. Metode bedsite teaching, penugasan
responden pembimbing klinik dalam klinis tertulis, dan konferensi secara
menerapkan metode bedside teaching, bersama-sama berhubungan dengan
apabila terdapat kasus-kasus yang belum tingkat kepuasan mahasiswa di Stikes
pernah dijumpai oleh mahasiswa dimana Muhammadiyah Lamongan.
pembimbing klinik menjelaskan tentang B. Saran
tindakan apa saja yang harus dilakukan mulai a. Bagi rumah sakit, penelitian dapat
dari pengkajian dan rencana asuhan dijadikan acuan untuk mengembangkan
keperawatan klien dengan rumah sakit sebagai rumah sakit
mendemonstrasikannya kepada mahasiswa pendidikan, baik dari segi sumberdaya
dan mahasiswa juga diberi kesempatan untuk manusia, lingkungan yang kondusif
mendemonstrasikan kembali apa yang telah sehingga mahasiswa dapat menerapkan
pembimbing ajarkan. Mahasiswa juga diberi ilmunya dan sebagai media sosialisasi
kesempatan untuk melatih tehnik ketrampilan profesi.
prosedural di ruangan dibawah pengawasan b. Bagi Institusi pendidikan, Untuk lebih
pembimbing klinik misalnya tehnik rawat mempersiapkan proses pembelajaran
luka pasien, pemasangan infus yang benar klinik secara efektif agar tercipta proses

SURYA 50 Vol.02, No.XV, Agustus 2013


Hubungan Antara Persepsi Penerapan Metode Pembimbingan Klinik Dengan Tingkat Kepuasan
Mahasiswa Dalam Pengalaman Belajar Klinik di RSUD dr. Soegiri Lamongan

pembelajaran yang diinginkan sesuai Hidayah, A. 2002. Pengantar Pendidikan


dengan prioritas yang diharapkan Keperawatan, Jakarta : CV. Sagung
institusi. Seto hal. 58-59
c. Mahasiswa sebaiknya mempersiapkan
diri dan memantapkan teori yang Indriatie, Nurrahmah. 2003. Peran dan
diberikan pada saat pre klinik sehingga Fungsi Pembimbing Praktek Klinik
pada saat praktek klinik mahasiswa dapat Keperawatan. Makalah disajikan
menjalankan praktek klinik keperawatan dalam Pelatihan SDM Lahan Praktek
dengan baik dan bisa mengerti, dan Institusi Diknakes Propinsi Jawa
memahami masalah yang ada selama Timur. Murnajati Lawang, 13
praktik. Oktober
Irawan. 2002. 10 Prinsip Kepuasan
. . .DAFTAR PUSTAKA . . . Pelanggan. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo hal. 2-3
Anonymous. Applying Costumer Satisfaction
Theory to Community College
Planning Of Student Service. (online),
(http://www.Med-
ed.online.org/f00000.htm. diakses
tanggal 15 januari 2010
Akemat. 2002. Metode Bimbingan Klinik
Keperawatan. Makalah disajikan
dalam Pelatihan Bimbingan Klinik
Keperawatan Profesional Jiwa dan
Komunikasi Efektif dalam
Bimbingan Klinik Keperawatan.
Lawang Malang. RSJP Lawang dan
PSIK Unibraw. 8-14 Februari
Dep.Dik.Bud. 1999. Kurikulum Nasional
Pendidikan Diploma III
Keperawatan di Indonesia. Jakarta:
hal. 4,11
Dorothy.E.Reilly. 1999. Clinical Teaching In
Nursing Education 2/E. Pengajaran
Klinis Dalam Pendidikan
Keperawatan Edisi 2. Enie
Novieastari (Penterjemah). 2002,
Jakarta : EGC, hal. 134, 137, 149,
150-153, 203, 239
Husin. 2003. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pada Pendidikan Tinggi
Keperawatan. Makalah disajikan
dalam Seminar Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Dalam Upaya
Peningkatan Pendidikan Kesehatan.
Lumajang, 5 April

SURYA 51 Vol.02, No.XV, Agustus 2013

Anda mungkin juga menyukai