Anda di halaman 1dari 15

BANK SENTRAL

Pengertian
Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga
stabilitas harga atau nilai suatu mata uang yang berlaku di negara tersebut, yang dalam hal ini
dikenal dengan istilah inflasi atau naiknya harga-harga yang dalam arti lain turunnya suatu nilai
uang. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali dan selalu berada pada nilai yang
serendah mungkin atau pada posisi yang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan
mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu
banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang dimilikinya.

Tujuan
Tujuan tunggal yang dipunyai oleh bank sentral yaitu bertujuan untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah dari laju inflasi dan perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
Instrument yang dipakai untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah tersebut dapat disebut
dengan tugas dari bank Indonesia sebagai bank sentral.

Fungsi
Fungsi bank sentral diatur dalam undang undang No. 23 tahun 1999 yakni tentang Bank
Indonesia. Disebutkan bahwa tujuan Bank Indonesia melalui suatu kebijakan-kebijakan yaitu untuk
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang menitikberatkan pada tingkat inflasi dan nilai tukar
rupiah. Bank Indonesia biasa dikenal dengan banknya bank (banker’s of bank).

Tugas dan wewenang bank sentral


Tugas

 Untuk mengatur, menjaga, dan memelihara kestabilan nilai rupiah.


 Untuk mendorong kelancaran produksi, pembangunan, dan kesempatan kerja guna
meningkatkan taraf hidup rakyat.
 Untuk mencetak uang baru.
 Untuk menarik kembali uang dari peredaran.
 Untuk mengawasi bank-bank yang lain, baik bank pemerintah maupun bank swasta.
 Untuk menciptakan daya beli baru dengan cara menciptakan uang giral
 Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
 Mengatur dan menjaga sistem pembayaran
 Mengatur dan mengawasi perbankan

Wewenang
a. Wewenang terkait dengan tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, meliputi:
 menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi;
 melakukan pengendalian moneter dengan tidak terbatas pada operasi pasar terbuka di pasar uang,
baik rupiah maupun valuta asing;
 menetapkan tingkat diskonto, menetapkan cadangan minimum, dan mengatur kredit atau
pembiayaan.
b. Wewenang terkait dengan tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, meliputi:
 melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran;
 mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan kegiatannya;
 menetapkan penggunaan alat/instrumen pembayaran.
c. Wewenang terkait dengan tugas mengatur dan mengawasi bank, meliputi:
 menetapkan peraturan;
 memberikan dan mencabut izin atas lcelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank;
 mengawasi bank baik secara individual maupim sebagai sistem perbankan;
 mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

ALAT PEMBAYARAN TUNAI


Pengertian uang
Pengertian uang dibagi menjadi dua. Yaitu pengertian dalam ilmu ekonomi tradisional dan modern.

 Pengertian uang dalam ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang diterima
secara umum. Alat tukar ini bisa berupa apapun yang diterima orang dalam masyarakat dalam
proses pertukaran barang dan jasa. Uang seperti ini disebut juga uang barang.
 Sedangkan dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan
secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa
serta kekayaan berharga lainnya bahkan untuk pembayaran hutang. Beberapa ahli juga
menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.

Berikut ini kami sajikan beberapa pengertian uang yang dikutip dari pendapat beberapa ahli:

 Menurut Albert Gailort Hart: Dalam bukunya yang berjudul Money Debt and Economic
Activity, ia mendefinisikan uang sebagai suatu kekayaan yang dimiliki untuk dapat melunasi
utang dalam jumlah tertentu dan pada waktu yang tertentu pula.
 Menurut A. C. Pigou: Dalam bukunya yang berjudul The Veil of Money, ia mengatakan
bahwa uang adalah segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat tukar.
 Menurut H. Robertson: Dalam bukunya yang berjudul Money, ia mengatakan bahwa uang
adalah segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran barang dan jasa.
 Menurut R. S. Sayers: Dalam bukunya Modern Banking,ia menyebutkan uang sebagai segala
sesuatu yang umum diterima bagi pembayaran utang.
 Menurut Rollin G. Thomas: Dalam bukunya yang berjudul Our Modern Banking and
Monetary System, ia menyebutkan bahwa uang adalah segala sesuatu yang tersedia dan
umumnya diterima umum sebagai alat pembayaran untuk pembelian barang dan jasa, serta
untuk pelunasan utang.
 Menurut Walker: Ia mendefinisikan uang dengan mengatakan: “Money is what money does”.
Artinya, uang adalah semua hal yang dapat dilakukan oleh uang itu. Dengan kata lain, uang
adalah uang karena fungsinya sebagai uang dan bukan karena fungsi- fungsi yang lain.
 Menurut hukum, uang adalah benda yang merupakan alat pembayaran yang sah. Secara
fungsional uang adalah suatu benda yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Bila
dilihat dari nilainya, uang adalah satuan hitung untuk menyatakan nilai.
 Menurut Ensiklopedi Indonesia, uang adalah segala sesuatu yang biasanya digunakan dan
diterima secara umum sebagai alat penukar atau standar pengukur nilai, yaitu standar daya
beli, standar uang, dan garansi menanggung utang.

Sejarah uang
Jangankan uang, pertukaran barang secara barter pun awalnya belum dikenal manusia. Kehidupan saat
itu belum sekompleks sekarang. Dengan sangat sederhana manusia memenuhi kebutuhan hidup sendiri-
sendiri.

Misalnya pergi berburu jika lapar; butuh pakaian tinggal membuat sendiri dengan bahan kulit binatang
atau pohon; jika ingin makan makanan lain, mereka pergi ke hutan untuk mencari dan memetik buah
yang diinginkan; dan lain sebagainya.

Namun, seiring berjalannya waktu manusia menghadapi kenyataan bahwa yang mereka peroleh tidak
bisa memenuhi kebutuhannya sendiri secara menyeluruh. Sehingga dicarilah cara tukar-menukar barang
antara individu satu dengan yang lain. Cara seperti ini dikenal sebagai sistem barter.

Sistem barter
Sistem barter digunakan cukup lama, berabad-abad. Sampai akhirnya manusia mendapati kendala pada
sistem tersebut karena kehidupan lebih kompleks lagi.

Kendala pada sistem barter misalnya sulit ketemunya dua orang pemilik barang yang saling
membutuhkan satu sama lain. Misal, Si A punya buah dan butuh ikan, ketemunya dengan B yang punya
ikan tetapi butuhnya bukan buah, melainkan pakaian.

Uang barang
Menghadapi masalah seperti di atas, manusia memikirkan lagi hingga menemukan solusi baru. Yaitu
menggunakan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Benda yang ditetapkan biasanya yang dapat
diterima secara umum. Contohnya pada orang Romawi zaman dulu menggunakan garam.

Kalau diilustrasikan pada si A dan B di atas, maka seperti ini. A menemui penghasil garam dan
menukarnya dengan buah. Setelah garam dimiliki, barulah menemui B yang memiliki ikan. Meskipun
butuhnya pakaian, B menerima garam karena sudah ditetapkan sebagai uang barang. Sehingga B pun
akan lebih mudah lagi menukarnya dengan orang lain yang memiliki pakaian.

Meski lebih mudah dari sistem barter, seiring perkembangan kehidupan manusia yang lebih kompleks,
sistem uang barang memiliki kelemahan juga. Hal ini karena uang barang tidak mempunyai pecahan
kecil sehingga kesulitan menentukan nilai, penyimpan dan pengangkutan yang susah, dan mudah hancur
atau tidak tahan lama.

Akhirnya dicarilah benda yang mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:

 Diterima secara umum


 Lebih mudah dibawa, dan tahan lama

Benda tersebut ialah uang logam yang bahan pembuatannya dari emas dan perak.

Pada waktu itu pemilik uang logam berhak penuh atas uang tersebut. Ia bebas menimbun sebanyak-
banyaknya bahkan menempa untuk dijadikan perhiasan pun tak ada larangan. Hingga muncul ketakutan
pedagangan makin maju tidak bisa dilayani oleh uang logam. Hal ini mengingat jumlah emas dan perak
yang terbatas.
Lagi pula, uang logam juga akan menemui kendala lain jika dalam transaksi tukar-menukar menukar
berskala besar. Jumlah yang dibutuhkan makin banyak tentu akan menyulitkan dipindahtangankan.
Sampai akhirnya terciptalah uang kertas.

Namun, jangan salah. Uang kertas yang beredar saat itu adalah bukti kepemilikan emas atau perak.
Kertas-kertas itu dijamin seratus persen oleh emas dan perak yang tersimpan pada pandai. Sewaktu-
waktu uang ini dapat ditukar kembali dengan jaminannya secara penuh.

Pada perkembangan selanjutnya, inilah yang menjadi cikal bakal uang yang kita pakai seperti sekarang
ini. Orang-orang tidak lagi menggunakan emas secara langsung untuk transaksi. Mereka lebih suka
memakai kertas-kertas bukti tersebut.

Fungsi uang
Sudah dijelaskan di atas, fungsi uang sebagai perantara pertukaran barang dengan barang, menghindari
sistem barter yang banyak menemui kendala, sehingga diharapkan transaksi perdagangan menjadi lebih
mudah. Namun, secara lebih rinci dibedakan menjadi dua. Yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.

Fungsi asli dibagi menjadi tiga:

1. Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah
pertukaran
2. Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) : Menunjukan nilai barang/ jasa (alat
penunjuk harga), dan sebagai satuan hitung yang mempermudah pertukaran.
3. Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta).

Fungsi turunan dibagi menjadi:

1. Uang sebagai alat pembayaran yang sah.


2. Uang sebagai alat pembayaran utang.
3. Uang sebagai alat penimbun kekayaan.
4. Uang sebagai alat pemindah kekayaan.
5. Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi

Syarat-syarat uang
Suatu benda dapat dijadikan sebagai uang jika memenuhi syarat-syarat berikut:

1. Benda itu harus diterima secara umum (acceptability)


2. Untuk memenuhi kriteria poin 1, benda tersebut harus bernilai tinggi atau setidaknya dijamin oleh
pemerintah
3. Terbuat dari bahan yang bisa tahan lama (durability)
4. Kualitasnya sama (uniformity)
5. Jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang tersebut
6. Tidak mudah dipalsukan (scarcity)
7. Mudah dibawa (portable)
8. Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility)
9. Memiliki cenderung stabil dari waktu ke waktu (stability of value).

Jenis uang
Berdasarkan jenisnya, uang dibagi menjadi dua. Yaitu uang kartal dan uang giral.
 Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan
transaksi jual beli sehari-hari (common money).
 Uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang dapat
ditarik sesuai kebutuhan, contoh cek.

Uang menurut bahan pembuatannya


 Uang logam

Adalah uang yang terbuat dari logam. Dipilih menggunakan logam karena bisa tahan lama. Pada awal
kemunculannya dibuat dengan bahan emas atau perak. Semakin tinggi kadarnya semakin tinggi pula
daya tukarnya. Dengan begitu uang seperti ini memiliki tiga nilai: Nilai intrinsik, yaitu nilai bahannya. Nilai
nominal, yaitu nilai yang tercetak/tercantum pada uang tersebut. Nilai tukar, yaitu nilai daya tukarnya.
Misal Rp500.00 nilai tukarnya dapat permen, Rp10.000.00 nilai tukarnya bisa dapat sepiring nasi.

 Uang kertas

Yaitu uang yang terbuat dari bahan kertas. Uang jenis ini hanya memiliki nilai nominal dan nilai tukar
yang tinggi, sedangkan nilai intrinsiknya tidak. Begitu juga pada zaman sekarang, uang logam dibuat
dengan logam biasa sehingga nilai intrinsiknya tidak sebanding dengan nilai nominal.

Menurut nilainya uang dibedakan menjadi dua:


 Uang penuh (full bodied money). Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang
tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain,
nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut.
 Uang tanda (token money). Uang tanda adalah apabila nilai yang tertera pada uang lebih tinggi
daripada nilai bahan yang digunakan untuk membuatnya. Dengan kata lain nilai nominal lebih
besar daripada nilai intrinsik. Misal, untuk membuat uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan
biaya Rp750,00.

Teori nilai uang


Teori nilai uang dibagi menjadi dua. Yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis.

 Teori uang statis

Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai uang yang diakibatkan
perkembangan ekonomi. Teori ini dibuat dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan seperti: apakah
sebenarnya uang? Mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang itu sampai beredar?

Teori ini meliputi:

1. Teori metalisme. Teori yang hampir sama dengan pengertian nilai intrinsik.
2. Teori konvensi. Teori yang menyatakan uang bisa diterima secara umum di masyarakat karena
atas dasar perjanjian/mufakat.
3. Teori nominalisme. Teori ini menyatakan diterimanya uang berdasarkan nilai daya belinya.
4. Teori negara. Teori ini menyatakan bahwa uang adalah benda yang ditetapkan oleh negara yang
berfungsi sebagai alat tukar dan alat bayar. Jadi nilainya pun ditetapkan oleh pemerintah yang
diatur oleh undang-undang.

 Teori uang dinamis


Kalau teori diatas tidak mempersoalkan perubahan nilai uang, maka teori uang dinamis ini adalah
sebaliknya.

Teori ini meliputi:

1. Teori kuantitas. Pada teori ini David Ricardo menyatakan kuat atau lemahnya nilai uang sangat
tergantung pada jumlah uang yang beredar. Kemudian Irving Fisher menyempurnakan teori
diatas dengan menyatakan tidak hanya tergantung pada jumlah saja, melainkan juga pada
kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang memengaruhi nilai uang.
2. Teori persediaan kas. Teori ini menyatakan bahwa perubahan nilai uang tergantung dari jumlah
uang yang tidak dibelikan barang-barang.
3. Teori ongkos produksi. Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam
dan uang itu dapat dipandang sebagai barang.

 PENGELOLAAN RUPIAH OLEH BANK SENTRAL


Salah satu tugas Bank Indonesia adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran. Untuk melaksanakan tugas tersebut Bank Indonesia diberikan dua kewenangan
sebagai berikut.

a. menetapkan alat pembayaran baik tunai maupun non tunai;


b. mengatur kelancaran sistem pembayaran.
Sehubungan dengan kewenangan menetapkan alat pembayaran tunai, Bank Indonesia
diberikan kewenangan untuk mengedarkan uang rupiah kepada masyarakat. Agar Bank
Indonesia dapat menyediakan uang rupiah di masyarakat dalam jumlah yang cukup, tepat
waktu dan dalam kondisi yang layak edar, maka perlu dilakukan kegiatan pengelolaan uang
rupiah dengan baik, bertanggungjawab dan transparan.
Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang pada Bab IV pasal 11 dijelaskan
bahwa pengelolaan rupiah meliputi enam tahapan sebagai berikut.
a. Perencanaan;
b. Pencetakan;
c. Pengeluaran;
d. Pengedaran;
e. Pencabutan dan Penarikan; dan
f. Pemusnahan.
Bagan Tahapan Pengelolaan Uang Rupiah oleh Bank Indonesia
Berdasarkan bagan tersebut dapat diketahui bahwa tahapan kegiatan pengelolaan uang rupiah
adalah sebagai berikut.

a. Perencanaan
Dalam setiap penerbitan uang rupiah, selalu diupayakan agar kepercayaan masyarakat
terhadap uang rupiah tetap terjaga sehingga dapat diterima oleh masyarakat. Selain itu,
diupayakan pula beredar dalam waktu yang cukup lama. Penerbitan uang baru hanya dapat
dilakukan atas dasar pertimbangan tertentu. Di antara dasar pertimbanganya sebagai berikut.
1) Penyederhanaan satuan hitung untuk memperlancar transaksi tunai.
2) Nominal yang ada kurang dapat menampung perkembangan faktor ekonomi seperti inflasi
dan perubahan nilai tukar sehingga diperlukan nominal baru yang akan mempermudah satuan
hitung dalam transaksi tunai.
3) Perubahan-perubahan pada uang, antara lain bahan uang dan teknik cetak. Hal tersebut
bertujuan untuk meningkatkan kualitas uang. Perubahan pada uang dilakukan dengan
pertimbangan sebagai berikut.
(a) Terdapat kebijakan untuk melakukan perubahan terhadap ukuran uang dalam rangka
standarisasi ukuran, perubahan teknik cetak, penambahan atau penggantian unsur pengaman,
maupun gambar desain agar kualitas uang menjadi lebih baik dan handal.
(b) Tingkat pemalsuan yang tinggi baik dari jumlahnya atau dari kualitasnya.
(c) Khusus uang logam agar terdapat kewajaran antara nilai intrinsik dengan nilai nominal.
Agar dalam tahap perencanaan ini berjalan dengan baik, Bank Indonesia berkoordinasi dengan
pemerintah melakukan perhitungan Estimasi Kebutuhan Uang (EKU) rupiah yang akan dicetak.
Hal tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan beragam aspek, yaitu jumlah uang masuk
(inflow) dan keluar (outflow) di seluruh Kantor Bank Indonesia, posisi kas Bank Indonesia,
jumlah uang tidak layak edar yang akan dimusnahkan, persediaan kas minimum yang harus
tersedia dan kondisi ekonomi serta geografis masing-masing daerah.
EKU akan menjadi bahan rujukan Dewan Gubernur BI dalam menetapkan besaran uang yang
akan dicetak. Namun demikian, jumlah uang yang akan dicetak tidaklah sebanyak angka EKU,
melainkan didasarkan pada pertimbangan persediaan (iron stock ) nasional yang merupakan
persediaan siaga untuk mengantisipasi kondisi luar biasa serta persediaan kas akhir tahun
sebagai faktor pengurang. Dengan demikian, Bank Indonesia memperhitungkan
kebutuhan uang sesuai kebutuhan perekonomian nasional, tidak berlebih dan tidak kekurangan.
Berdasarkan hasil perhitungan EKU dan pertimbangan persediaan nasional tersebut, Dewan
Gubernur BI akan menyetujui jumlah uang yang akan dicetak dan rencana pengadaan bahan
uangnya. Dalam pengadaan bahan uang, Bank Indonesia akan mengundang sejumlah
pemasok bahan baku di dunia untuk dilakukan lelang pengadaan bahan uang. Setelah
bahan uang diperoleh, Bank Indonesia akan menyerahkan kepada Perum Peruri untuk
mencetak uang rupiah.

b. Pencetakan
Uang rupiah yang diedarkan oleh Bank Indonesia dicetak oleh Perum Peruri sesuai jumlah dan
spesifikasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Hasil cetak uang oleh Perum Peruri akan
diperiksa dengan saksama. Uang hasil cetak sempurna akan diserahkan kepada Bank
Indonesia untuk diedarkan ke masyarakat. Pencetakan uang yang sah hanya boleh
dilakukan Bank Indonesia. Orang yang mencetak uang palsu merupakan contoh tindakan yang
melanggar hukum, dan termasuk tindakan yang merugikan orang lain serta tidak dibenarkan
dalam ajaran agama.

c. Pengeluaran
Pengeluaran atau penerbitan uang rupiah baru dilakukan dan ditetapkan oleh Bank Indonesia,
ditetapkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia dan diumumkan melalui media
massa. Bank Indonesia akan menetapkan tanggal, bulan dan tahun berlakunya uang rupiah
baru.

d. Pengedaran
Pengedaran uang meliputi kegiatan pengiriman uang dan layanan kas yang dilakukan
oleh Bank Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan uang di masyarakat, Bank Indonesia akan
mengirimkan uang dari Kantor Pusat Bank Indonesia ke setiap kantor Bank Indonesia yang ada
di seluruh wilayah Indonesia. Dari kantor Bank Indonesia inilah seluruh bank akan melakukan
pengambilan, penyetoran, dan penukaran uang rupiah. Uang rupiah yang diedarkan oleh Bank
Indonesia adalah uang layak edar. Adapun uang hasil penyetoran bank setelah dilakukan
penyeleksian akan diedarkan kembali apabila masuk kategori uang layak edar,
sedangkan uang yang tidak layak edar akan dimusnahkan.

e. Pencabutan dan Penarikan


Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mencabut atau menetapkan uang rupiah tidak lagi
berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Tujuan dari pencabutan uang dari
peredaran adalah untuk mencegah dan meminimalisasi peredaran uang palsu atau
mengganti uang rupiah yang telah memiliki masa edar lebih dari tujuh tahun. Bank Indonesia
akan menarik uang rupiah yang telah dinyatakan tidak berlaku untuk dimusnahkan. Untuk itu,
masyarakat diberi kesempatan untuk menukarkan uang yang sudah dinyatakan tidak berlaku di
bank umum (lima tahun sejak dinyatakan tidak berlaku) dan seluruh kantor Bank Indonesia (10
tahun sejak dinyatakan tidak berlaku).

f. Pemusnahan
Bank Indonesia akan melakukan pemusnahan uang rupiah yang tidak layak edar. Uang rupiah
yang masuk kategori uang tidak layak edar yaitu uang lusuh, uang hasil cetak tidak
sempurna, uang rupiah yang telah dicabut dari peredaran dan uang rusak yaitu uang rupiah
yang terpotong atau robek. Kegiatan pemusnahan uang dilakukan oleh suatu tim yang susunan
dan prosedur kerjanya diatur sedemikian rupa oleh Bank Indonesia. Pemusnahan uang kertas
tidak layak edar dilakukan dengan cara diracik atau dibakar. Adapun uang logam tidak layak
edar dilakukan dengan cara dilebur.

Unsur pengaman rupiah

No. 18/ 91 /DKom

Sehubungan dengan maraknya informasi di media sosial yang mengaitkan beberapa tanda
di uang Rupiah dengan simbol-simbol terlarang, dengan ini Bank Indonesia menegaskan
bahwa informasi atau penafsiran tersebut tidak benar.

Dalam melaksanakan tugas pokok di bidang pengedaran uang, Bank Indonesia senantiasa
berupaya agar uang Rupiah yang dikeluarkan dan diedarkan memiliki ciri pengaman yang
cukup mudah dikenali masyarakat sekaligus melindungi uang dari unsur pemalsuan. Unsur
pengaman ini secara terus menerus telah disosialisasikan oleh Bank Indonesia, termasuk di
seluruh wilayah NKRI, dan juga dapat dilihat di website Bank Indonesia.

Salah satu unsur pengaman yang ada dalam uang Rupiah adalah gambar saling isi atau
Rectoverso. Unsur pengaman ini telah digunakan oleh Bank Indonesia sejak tahun 1995.
Rectoverso adalah suatu teknik cetak khusus pada uang kertas yang membuat sebuah
gambar berada di posisi yang sama dan saling membelakangi di bagian depan dan
belakang. Apabila dilihat tanpa diterawang, gambar akan terlihat seperti ornamen yang
tidak beraturan. Namun apabila diterawang, Rectoverso akan membentuk sebuah gambar
yang utuh.
Jika diterawang, Rectoverso pada uang Rupiah akan membentuk lambang BI (singkatan
dari Bank Indonesia). Rectoverso tidak dirancang untuk membentuk atau dimaknai sebagai
gambar atau simbol lain, selain lambang BI. Selain pada uang kertas Rupiah, unsur
pengaman Rectoverso juga digunakan oleh negara-negara lain seperti pada uang kertas
Malaysia Ringgit (membentuk ornamen bunga), dan uang kertas Euro (membentuk
ornamen nilai nominal).

Selain Rectoverso, beberapa unsur pengaman lain yang terdapat dalam uang Rupiah antara
lain adalah tanda air, benang pengaman, tulisan mikro, tinta berubah warna, dan gambar
tersembunyi.

Dengan memahami unsur-unsur keamanan dalam uang, masyarakat diharapkan dapat


lebih mudah mengenali keaslian Rupiah dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang
belum jelas sumber beritanya.

Pengelolaan keuangan
1. Tetapkan Tujuan Keuangan

Bagi beberapa orang, tidak ada yang lebih menarik dibandingkan menyisihkan
sebagian uang untuk membeli rumah dengan tiga kamar tidur berpagar putih.
Mimpi lain melanglang buana ke seluruh dunia.

Memang benar jika memiliki tujuan yang pasti akan membuat lebih mudah
mengatur keuangan pribadi. Hal itu juga akan menjadi motivasi untuk
mengumpulkan pendapatan.

2. Buat Rencana Pengeluaran

Kebanyakan orang menghabiskan sekitar 2/3 dari pendapatan mereka pada tiga
hal penting, yakni: makanan, perumahan, dan transportasi. Adapula pembayaran
utang, tabungan, biaya rumah tangga, dan barang-barang opsional seperti
hiburan.

Anda sebaiknya membuat anggaran tahunan dengan mengalokasikan tujuan


belanja berdasarkan pembagian pos masing-masing.

3. Tahan Diri Terhadap Godaan Tawaran Penjualan

Toko memang diciptakan untuk menguras habis kantong pembeli. Tawaran


promosi seperti diskon, hadiah hiburan adalah beberapa teknik yang digunakan
penjual untuk menarik konsumen.

Tapi jika kita mengetahui trik mereka, akan membuat kita bisa menahan godaan
dari tawaran-tawaran tersebut. Hal lebih mudah adalah segera mengatakan
tidak atas semua tawaran tersebut.
4. Lacak Pengeluaran Pribadi

Melacak setiap pengeluaran selama dua minggu dapat menyaring pengeluaran


yang tidak perlu, seperti makanan restoran dan biaya taksi.

5. Mencari Produk Serupa yang Menawarkan Harga Lebih Murah

Penetapan harga produk di sebuah toko ternyata bisa jauh lebih mahal dari
harga awal produk tersebut. Jika ketika ingin membeli satu produk dan melihat
harga yang lebih rendah tercantum di tempat lain, jangan ragu untuk pindah ke
toko tersebut.

6. Lakukan Riset Online Sebelum Mengunjungi Toko

Situs review produk, dan gudang diskon online sering memberikan informasi
tentang bagaimana dan di mana untuk menemukan penawaran terbaik.

Apalagi jika ada tawaran pengiriman gratis, bisa membuat pembelian online
sebagai pilihan.

7. Cari Pendapatan Lebih dari Satu Sumber

Pada zaman sekarang apapun bisa terjadi. Kurangnya keamanan kerja di pasar
saat ini membuat siapa pun bisa kehilangan pekerjaan atau menghadapi
pemotongan gaji.

Namun hal ini diperbaiki jika ada sumber penghasilan kedua. Carilah ide-ide
tentang cara untuk mendapatkan lebih banyak uang.

8. Mulai Bisnis Sendiri

Seperti di Amerika, resesi mengilhami banyak orang untuk mengeksplorasi


kewirausahaan, sebagai cara untuk mengambil kembali kendali kehidupan
finansial mereka.

Bahkan usaha relatif kecil, seperti blog yang menghasilkan uang melalui iklan
atau kebun yang menghasilkan bunga, bisa berubah menjadi sumber keamanan
finansial.

9. Negosiasikan Gaji Kembali

Banyak pekerja merasa beruntung memiliki pekerjaan dalam kondisi saat ini.
Namun kadang meminta kenaikan gaji dapat menjadi langkah yang lebih
cerdas.

Jika Anda baru saja berganti pekerjaan, menerima promosi, atau menyadari
dibayar rendah dibandingkan dengan rekan-rekan yang lain, mungkin sudah
saatnya untuk duduk dengan atasan dan meminta kenaikan gaji.

10. Jangan Menghindar dari Utang

Utang memiliki reputasi buruk karena dinilai menyebabkan kebangkrutan.


Namun mengambil kredit dengan pengelolaan yang tepat ternyata dapat
berguna.

Kredit memungkinkan orang untuk membeli rumah maupun membiayai


keperluan mendesak lainnya. Tapi tetap evaluasi keputusan tentang utang ini
dengan mempertimbangkan dampaknya secara hati-hati.

SISTEM PEMBAYARAN NONTUNAI


Sistem Pembayaran Nontunai merupakan sistem pembayaran tanpa menggunakan uang
tunai melainkan menggunakan cek atau bilyet giro yang mulai diperkenalkan dalam transaksi
ritel pada tahun 1990an. Sistem pembayaran nontunai sendiri bukan sebagai pengganti sistem
pembayaran tunai, tapi saling melengkapi satu sama lain. Alat pembayaran nontunai yang resmi
diterbitkan Bank Indonesia selaku satu-satu regulator sistem pembayaran adalah alat berbasis
kertas, berbasis kartu dan berbasis elektronik:

 Berbasis Kertas. Terdiri atas Cek, BG, Wesel, Nota Debet, Nota Kredit dan sebagainya.
1. Cek adalah surat perintah pembayaran tidak bersyarat untuk membayarkan sejumlah uang
yang tertulis pada cek kepada orang yang namanya tertera pada cek.
Ciri-ciri Umum Cek:
a. Tidak dapat dibatalkan.
b. Dapat dibayar secara tunai dan pemindahbukuan.
c. Pencairan dana dapat dilakukan dalam tenggang waktu 70 hari sebelum dan sesudah
tanggal penarikan.
d. Dapat dipindahtangankan dengan cara endorsemen.
Jenis-jenis Cek
a. Cek atas unjuk/pembawa, merupakan cek yang dibayarkan kepada orang yang
menunjukkan/membawa cek tersebut.
b. Cek atas nama, merupakan cek yang dibayarkan kepada orang yang namanya tertera
pada cek tersebut.
Contoh cek

2. Bilyet Giro adalah surat perintah pembayaran bersyarat kepada bank penerbit agar
memindahbukukan sejumlah dana kepada pihak penerima yang nama dan nomor
rekeningnya disebutkan, pada bank penerima dana.
Jenis-jenis Bilyet Giro
a. Bilyet Giro untuk setoran atau tarikan kliring. Bilyet giro jenis ini mempunyai ciri-
ciri bahwa bank penerbit dengan bank penerima dana berbeda, tetapi berada dalam satu
kota (satu wilayah kliring).
b. Bilyet Giro untuk inkaso keluar atau inkaso masuk. Pengertian Inkaso adalah suatu
layanan perbankan dalam jasa penagihan yang dilakukan oleh cabang pembayar (cabang
bank di mana nasabah mengajukan permohonan inkaso) kepada pihak yang tertagih
melalui cabang bank tertagih (cabang bank di mana dana nasabah ditarik) yang berada di
luar wilayah kliring.
Ciri-ciri Bilyet Giro
a. Dapat dibatalkan oleh tertarik setelah lewat waktu 70 hari dari tanggal efektif;
b. Tidak dapat diambil secara tunai, melainkan hanya dapat dipindahbukuan ke
rekening penerima.
c. Tidak dapat dipindahtangankan dengan endorsemen.
Contoh Biliet Giro :

3. Nota Kredit adalah warkat yang digunakan untuk membayar sejumlah dana pada bank
lain atau nasabah yang menerima warkat tersebut.
- Nota Kredit merupakan dokumen yang dihantar untuk mengurangkan hutang pembeli.
- Dokumen ini akan dihantar apabila pembeli memulangkan bekas kosong, pembeli
memulangkan barang karena rusak silap jenama dan jika ada kesilapan dalam pengiraan
invois.
- Nota Kredit disediakan oleh penjual dan dihantar kepada pembeli.
- Penjual menyimpan dokumen salinan dan pembeli menyimpan dokumen asal.
4. Nota Debit adalah warkat yang dipergunakan untuk menagih sejumlah dana pada
bank lain untuk
dimasukkan ke rekening nasabah bank yang menyampaikan warkat tersebut.

 Berbasis Kartu. Secara resmi disebut Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK)
yang mulai diperkenalkan pada awal 1990-an. Dalam operasionalnya, APMK melibatkan
empat lembaga, yaitu Prinsipal, Penerbit, Perusahaan Switching, dan Perusahaan
Personalisasi. APMK terdiri atas:
1. Kartu Kredit
2. Kartu Debit/ATM
 Berbasis Elektronik. Yaitu transfer dana secara elektronik dengan menggunakan:
1. Sistem Kliring Elektronik Jakarta, dari tahun 1998 sampai 2005.
2. Sistem BI RTGS, mulai tahun 2000.
3. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), mulai tahun 2005.

Selain ketiga jenis instrumen nontunai tersebut, masyarakat juga sudah menggunakan alat pembayaran
elektronik untuk kebutuhan sehari-hari atau ritel, yaitu:

 Layanan Bank Elektronik (Electronic Banking/Ebanking) yang dikembangkan


menjadi Mobile Banking, mulai tahun 1998.
 Uang Elektronik atau Electronic Money (Unik/Emoney), mulai tahun 2007

Anda mungkin juga menyukai