Anda di halaman 1dari 23

BAB I

Pendahuluan

Malpresentasi adalah bagian terrendah janin yang beada di segmen bawah


rahim, bukan belakang kepala. Malposisi adalah penunjuk (presenting part) tidak
berada di anterior. Secara epidemiologis pada kehamilan tunggal didapatkan
presentasi kepala sebesar 96.8% bokong 2.7%, letak lintang 0.3%, majemuk
0.1%, muka 0.05% dan dahi 0.01%1. Persalinan normal dapat terjadi manakala
terpenuhi keadaan keadaan tertentu dari faktor-faktor persalinan : jalan lahir
(passage), janin (passenger), dan kekuatan (power). Pada waktu persalinan
hubungan antara janin dan jalan lahir sangatlah pentng untuk diperhatikan oleh
karena menentukan mekanisme dan prognosis persalinannya. Dalam keadaan
normal presentasi janin adalah belakang kepala dengan penunjuk ubun ubun kecil
dalam posisi transversal dan posisi anterior. Dengan presentasi tersebut kepala
janin akan masuk panggul dalam ukuran terkecilnya. Hal tesrbut dicapai bila sikap
kepala janin fleksi. Sikap yang tidak normal akan menimbulkan malpresentasi
janin dan kesulitan persalinan terjadi karena diameter kepala yang harus melalui
panggul menjadi lebih besar. Sikap ekstensi ringan akan menjadikan presentasi
puncak kepala (penunjuk UUB), ekstensi sedang menjadikan presentasi dahi
(glabellar), ekstensi maksimal menjadikan presentasi muka (penunjuk dagu).

Apabila janin dalam keadaaan malpresentasi atau malposisi maka akan


dapat terjadi persalinan lama bahkan macet. Malpresentasi adalah semua
presentasi janin selain presentasi belakang kepala. Malposisi adalah posisi
abnormal UUK relatif terhadap panggul ibu2. Pengertian persalinan lama adalah
persalinan kala 1 fase aktif dengan kontraksi uterus regular selama lebih dari 12
jam. Persalinan macet adalah persalinan yang kemajuannya terhambat oleh factor
mekanis dan proses kelahiran yang mungkin dilakukan tanpa intervensi operatif3.
BAB II

LAPORAN KASUS

2.1. IDENTITAS PENDERITA

Nama Pasien : Ny. EW


Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Nama Suami : Tn. A
Umur : 29 tahun
Pendidikan Terakhir : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Jl. Poros Makassar Maros
RM : 22-71-58
Tgl Pemeriksaan : 13 Maret 2018

2.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama:

Nyeri perut tembus belakang

Riwayat Perjalanan Penyakit:

Dirasakan ± 5 jam SMRS, hilang timbul, makin lama makin sering dan kuat.
Riw. Pelepasan air (-) darah (+) dan lendir (+). Penderita lalu ke puskesmas
dan dikatakan mau melahirkan dengan anak letak sungsang. Penderita
kemudian dirujuk ke RS. Gerakan janin masih dirasakan ibu.

HPHT: 22 Juni 2017

UK: 38 minggu 5 hari

HTP: 22 Maret 2018

1. Riwayat Pernikahan : 3 tahun


2. Riwayat Obstetri : G2P0A1
1. 2011/Abortus/Kuretase
2. 2018/Kehamilan saat ini
3. Riwayat Kontrasepsi :Tidak pernah menggunakan
kontrasepsi
4. Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada
5. Riwayat Penyakit dalam Keluarga : Tidak ada
6. Riwayat Kehamilan Sekarang :
Haid : Teratur, Tidak sakit
Siklus : 28 hari
Lama : 5 hari
HPHT : 22 Juni 2017
Tafsiran tanggal persalinan : 22 Maret 2018
Lama hamil : 38 minggu 5 hari
Periksa hamil : >4x
Suntik TT : 2x

2.3 PEMERIKSAAN FISIK


- Keadaan Umum
 Kesan : Sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
 Status gizi : TB: 152cm, BB:65kg, IMT: 28, 13
- Tanda Vital
 Tekanan Darah : 120/70 mmHg
 Nadi : 80 x/m
 Pernapasan : 20 x/m
 Suhu : 36,6oC
- Pemeriksaan fisik umum

 Mata : anemis (-/-), icterus (-/-)


 Jantung : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
 Paru : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
 Ekstremitas : edema (-), akral teraba hangat (+)
2.4 Status Obstetri
- Pemeriksaan Luar

Fundus Uteri : 3 jari di bawah proc.xyphoideus

Lingkar Perut : 32 cm

DJJ : 142 x/m, teratur


Letak Janin : Memanjang, Puka

Terbawah : Bokong

Penurunan : 4/5

His : 2x/10’(20-25”)

TBJ : 3190 gr

- Pemeriksaan Dalam

V/V : tak/tak

Portio : Lunak, tebal

Pembukaan : 2 cm

Ketuban :+

Bag. Terdepan : bokong

Panggul : kesan cukup

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG


- DR: Hb, Ht, Leukosit, DC, Trombosit, CT, BT
- KK: Albumin, Ureum, Kreatinin, Asam Urat, SGOT, SGPT, Bilirubin
Total, Direk, Indirek, LDH, Na, K, Cl
- UR: Protein, Leukosit, Eritrosit
- USG
-
2.6 DIAGNOSIS
G2P0A1 gravid 38 minggu 5 hari + impart kala 1 fase laten +
presentasi bokong

2.7 TERAPI
- IVFD RL 500cc 28 tpm
- Kosongkan kandung kemih
- Observasi DJJ, tanda vital dan kemajuan persalinan
- Rencana partus pervaginam
2.8 FOLLOW UP
Hari/tangga Subjek (S) ; Objektif (O) ; Assesment Planning (P)

l (A)

Selasa, 13 S : Nyeri perut tembus belakang a. Lab lengkap

Maret 2018 b. Pasang infus


O:
c. Pasang kateter urin
Pukul: 10.00
KU: Baik, sadar d. Observasi his, djj,
WITA
Tekanan darah : 120/70 mmHg kemajuan persalinan
(pasien

masuk) Nadi : 80x/ menit

Pernapasan : 20 x/i

Suhu : 36,6oC

- Pemeriksaan Luar

TFU : 3 jari di bawah


proc.xyphoideus

LP: 32 cm

DJJ: 142 x/m, teratur

Letak Janin : Memanjang, Puka

Terbawah : Bokong

Penurunan : 4/5

His : 2x/10’(20-25”)

TBJ : 3190 gr

- Pemeriksaan Dalam
V/V : tak/tak

Portio : Lunak, tebal

Pembukaan : 2 cm

Ketuban :+

Bag. Terdepan : bokong

Panggul : kesan cukup

A:

G2P1A0 Gravid 38 minggu 5 hari +

impartu kala 1 fase laten + presentasi

bokong

Kamis S : Nyeri perut tembus belakang Observasi his, djj,

kemajuan persalinan
13/03/2018 O:

Pukul: 14.00 KU: Baik, sadar

WITA
Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 84x/ menit

Pernapasan : 22 x/i

Suhu : 36,5oC

- Pemeriksaan Luar

TFU : 3 jari di bawah


proc.xyphoideus

LP: 32 cm
DJJ: 139 x/m, teratur

Letak Janin : Memanjang, Puka

Terbawah : Bokong

Penurunan : 3/5

His : 3x/10’(25-30”)

TBJ : 3190 gr

- Pemeriksaan Dalam

V/V : tak/tak

Portio : Lunak, tebal

Pembukaan : 5 cm

Ketuban :+

Bag. Terdepan : bokong

Panggul : kesan cukup

A:

G2P1A0 Gravid 38 minggu 5 hari +

impartu kala 1 fase aktif + presentasi

bokong

Kamis, S : Nyeri perut tembus belakang Observasi his, djj,

12/03/2018 kemajuan persalinan


O:

Pukul: 18:00
KU: Baik, sadar
WITA
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82x/ menit

Pernapasan : 22 x/i

Suhu : 36,5oC

- Pemeriksaan Luar

TFU : 3 jari di bawah


proc.xyphoideus

LP: 32 cm

DJJ: 145 x/m, teratur

Letak Janin : Memanjang, Puka

Terbawah : Bokong

Penurunan : 2/5

His : 4x/10’(40-45”)

TBJ : 3190 gr

- Pemeriksaan Dalam

V/V : tak/tak

Portio : Lunak, tebal

Pembukaan : 8 cm

Ketuban :+

Bag. Terdepan : bokong

Panggul : kesan cukup

A:
G2P1A0 Gravid 38 minggu 5 hari +

impartu kala 1 fase aktif + presentasi

bokong

Kamis S : Nyeri perut tembus belakang, ibu Pimpin persalinan

ingin meneran
12/03/2018

O:
Pukul: 20.30

WITA KU: Baik, sadar

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 84x/ menit

Pernapasan : 22 x/i

Suhu : 36,5oC

- Pemeriksaan Luar

TFU : 3 jari di bawah


proc.xyphoideus

LP: 32 cm

DJJ: 139 x/m, teratur

Letak Janin : Memanjang, Puka

Terbawah : Bokong

His : 4x/10’(40-45”)

TBJ : 3190 gr

- Pemeriksaan Dalam

V/V : tak/tak
Portio : melesap

Pembukaan : lengkap

Ketuban :+

Bag. Terdepan : bokong

Panggul : kesan cukup

A:

G2P1A0 Gravid 38 minggu 5 hari +

impartu kala II + presentasi bokong

2.9 RESUME
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Malpresentasi adalah bagian terrendah janin yang beada di segmen bawah


rahim, bukan belakang kepala. Malposisi adalah penunjuk (presenting part) tidak
berada di anterior. Secara epidemiologis pada kehamilan tunggal didapatkan
presentasi kepala sebesar 96.8% bokong 2.7%, letak lintang 0.3%, majemuk
0.1%, muka 0.05% dan dahi 0.01%1. Persalinan normal dapat terjadi manakala
terpenuhi keadaan keadaan tertentu dari faktor-faktor persalinan : jalan lahir
(passage), janin (passenger), dan kekuatan (power). Pada waktu persalinan
hubungan antara janin dan jalan lahir sangatlah pentng untuk diperhatikan oleh
karena menentukan mekanisme dan prognosis persalinannya. Dalam keadaan
normal presentasi janin adalah belakang kepala dengan penunjuk ubun ubun kecil
dalam posisi transversal dan posisi anterior. Dengan presentasi tersebut kepala
janin akan masuk panggul dalam ukuran terkecilnya. Hal tesrbut dicapai bila sikap
kepala janin fleksi. Sikap yang tidak normal akan menimbulkan malpresentasi
janin dan kesulitan persalinan terjadi karena diameter kepala yang harus melalui
panggul menjadi lebih besar. Sikap ekstensi ringan akan menjadikan presentasi
puncak kepala (penunjuk UUB), ekstensi sedang menjadikan presentasi dahi
(glabellar), ekstensi maksimal menjadikan presentasi muka (penunjuk dagu).

Apabila janin dalam keadaaan malpresentasi atau malposisi maka akan


dapat terjadi persalinan lama bahkan macet. Malpresentasi adalah semua
presentasi janin selain presentasi belakang kepala. Malposisi adalah posisi
abnormal UUK relatif terhadap panggul ibu2. Pengertian persalinan lama adalah
persalinan kala 1 fase aktif dengan kontraksi uterus regular selama lebih dari 12
jam. Persalinan macet adalah persalinan yang kemajuannya terhambat oleh factor
mekanis dan proses kelahiran yang mungkin dilakukan tanpa intervensi operatif3.

PRESENTASI DAHI

Presentasi dahi terjadi manakala kepala ajanin dalam sikap ekstensi


sedang. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba di daerah glabellar yang berada
diantara ubun-ubun besar dan pangkal hidung. Bila menetap janin dengan
presentasi ini tidak dapat dilahirkan oleh karena besarnya diameter oksipitomental
yang harus melalui panggul. Janin dengan ukuran kecil dan punggulnya berada di
posterior atau ukuran panggulnya yang sedemikian luas mungkin masih dapan
dilahirkan pervaginam.

Gambar 1. Presentasi dahi

Presentasi dahi meningkat bila didapatkan adanya polihidramnion (0.4%),


BBL <1500gr (0.19%), prematuritas (0.16%) dan postmaturitas (0.1%)4.

DIAGNOSIS

Diagnosis presentasi dahi dapat ditegakkan bila pada pemeriksaan VT


teraba pangkal hidung / glabellar, tepi atas orbita, sutura frontalis dan UUB, tetapi
tidak dapat meraba dagu atau mulut janin. Apabila mulut dan dagujanin dapat
teraba maka diagnosisnya presentasi muka. Sebanyak 24% presentasi dahi tidak
terdiagnosis sebelum kala II5. Pada palpasi abdomen dapat teraba oksiput dan
dagu janin di atas simfisis dengan mudah1.

PENANGANAN

Sebagian besar presentasi dahi memerlukan pertolongan persalinan secara


bedah sesar untuk menghindari manipulasi vaginal yang sangat meningkatkan
mortalitas perinatal. Jika dibandingkan dengan persentasi belakang kepala,
persalinan pervaginal pada presentasi dahi akan meningkattkan prolaps tali pusat
5x, rupture uteri 17x, transfuse darah 3x, infeksi pascapersalinan 5x, dan kematian
perinatal 2x 4.

Apabila presentasi dahi didiagnosis pada persalinan awal dengan selaput


ketuban yang utuh, observasi ketat dapat dilakukan. Observasi ini dimaksudkan
untuk menunggu kemungkinan perubahan presentasi secara spontan. Pemberian
stimulasi oksitosin pada kontraksi uterus yang lemah harus dilakukan dengan
sangat hati-hati dan tidak boleh dilakukan bila tidak terjadi penurunan kepala atau
dicurigai adanya disproporsi kepala panggul. Presentasi dahi yang menetap atau
dengan selaput ketuban yang pecah sebaiknya dilakukan bedah sesar untuk
melahirkannya. Jangan melahirkan menggunakan bantuan ekstraksi vakum,
forsep, atau simpisiotomi karena hanya akan meningkatkan morbiditas dan
mortalitas.

PRESENTASI MUKA

Presentasi muka terjadi apabila sikap janin ekstensi maksimal sehingga


oksiput mendekat kearah punggung janin dan dagu menjadi bagian presentasinya.
Faktor presentasi yang meningkatkan kejadian presentasi dahi adalah malformasi
janin (0.9%), BBL <1500gr (0.71%), polihidramnion (0.63%), postprematuritas
(0.18%), dan multiparitas (0.16%)4. Berbeda dengan presentasi dahi, janin dengan
presentasi muka masih dapat dilahirkan pervaginam bila posisi dagu di anterior.

DIAGNOSIS

Diagnosis presentasi muka ditegakkan bila pada pemeriksaan vaginal


dapat diraba mulut, hidung, tepi orbita, dan dagu. Penunjuk presentasi muka
adalah dagu. Pada palpasi abdomen kadang-kadang dapat diraba tonjolan kepala
janin didekat punggung janin. Pada waktu persalinan seringkali muka menjadi
edema sehingga, didiagnosis dapat keliru sebagai presentasi bokong. Pada
keadaan terserbut pada mulut mirip dengan perabaan pada anus. Sebanyak 49%
kasus presentasi muka tidak terdiagnosa sebelum kala II5.

PENANGANAN

Posisi dagu di anterior adalah syarat yang harus dipenuhi apabila janin
presentasi muka akan dilahirkan pervaginam. Apabila tidak ada gawat janin dan
persalinan berlangsung dengan kecepatan normal, maka cukup dilakukan
observasi terlebih dahulu hingga terjadi bukaan lengkap. Bila bukaan lengkap
dagu berada dianterior maka persalinan pervagiman dilanjutkan seperti persalinan
dengan presentasi belakang kepala. Bedah sesar dilakukan bila bukaan lengkap
posisi dagu masih di posterior, didapatkan tanda disproporsi atau indikasi obstetri
lainnya.

Stimulasi oksitosin hanya diperkenalkan pada posisi dagu anterior dan tidak ada
tanda disproporsi. Melakukan perubahan posisi dagu secara manual akan
menimbulkan bahaya. Melahirkan bayi presentasi muka menggunaka ekstraksi
vakum tidak diperkenankan. Pada janin yang meninggal kegagalan lahir
pervaginam secara spontan dapat diatasi dengan kraniotomi atau bedah sesar.

Gambar 2. Presentasi muka dagu didepan

PRESENTASI MAJEMUK

Presentasi majemuk adalah terjadi prolaps satu atau lebih ekstrimitas pada
presentasi kepala atau bokong. Kepala memasuki panggul bersamaan dengan kaki
dan atau tangan. Presentasi majemuk juga dapat terjadi manakala bokong
memasuki panggul bersamaan dengan tangan. Dalam pengertian presentasi
majemuk tidak termasuk presentasi bokong-kakim presetas bahu, atau prolaps tali
pusat. Apabila bagian terrendah janin tidak menutupi dengan sempurna PAP, maka
presentasi majemuk dapat terjadi.

Faktor yang meningkatkan kejadian presentasi majemuk adalah


prematuritas, multiparitas, panggul sempit, kehamilan ganda, atau KPD dengan
bagian terrendah janin yang masih tinggi6. Jenis presentasi majemuk yang sering
terjadi adalah kombinasi kepala dengan tangan atau lengan. Kaki yang menyertai
atau tangan yang menyertai bokong jarang terjadi. Prolaps talipusat terjadi sebagai
komplikasi presentasi majemuk 13-23%6.

Gambar 3. Presentasi majemuk

DIAGNOSIS

Kemungkinan adanya presentasi majemuk dapat dipikirkan apabila terjadi


kelambatan kemajuan persalinan pada persalinan fase aktif, bagian terendah janin
(kepala atau bokong) tidak dapat masuk panggul terutama setelah terjadi pecah
ketuban. Diagnosis presentasi majemuk dibuat melalui periksa VT. Apabila pada
presentasi kepala teraba tangan/lengan dan atau kaki, atau apabila pada presentasi
bokong teraba tangan / lengan maka diagnosis presentasi majemuk dapat
ditegakkan. Kesulitan mendiagnosis oleh karena seringkali terjadi koreksi spontan
terutama pada derajat ringan prolaps ekstrimitas.

PENANGANAN

Penanganan presentasi majemuk dimulai dnegan menetapkan adanya


prolaps talipusat atau tidak. Adanya prolaps talipusat menimbulkan kjeadaan
emergensi bagi janin dan penanganan dengan melakukan bedah sesar ditujukan
untuk mengatasi prolaps talipusat tersebut daripada presentasi majemuknya. Hal-
hal yang perlu dipertimbangkan adalah presentasi janin, ada tidaknya prolaps
talipusat, pembukaan serviks, keadaan selaput ketuban, kondisi dan ukuran janin
serta ada tidaknya kehamilan kembar6. Bergantung pada keadaan keadaan tersebut
persalinan dapat berlangsung pervaginam atau sesar.

Apabila tidak ada prolaps talipusat, maka dilakukan pengamatan kemajuan


persalinan dengan seksama. Pada kasus presentasi majemuk dengan kemajuan
persalinan baik umumnya akan terjadi reposisi spontan. Setelah pembukaan
lengkap dengan semakin turunnya kepala maka ekstrimitas yang prolaps akan
tertinggal dan tidak memasuki panggul. Selanjutnya pertolongan persalinan
dilakukan sebagaimana biasanya.

Pada keadaan terjadinya kemajuan persalinan lambat atau macet,


dilakukan upaya reposisi ekstrimitas yang prolaps. Tekanan ekstrimitas yang
prolaps oleh bagian terrendah janin dilonggarkan dahulu dengan cara membuat
ibu dalam posisi “dada-lutut”.

Gambar 4. Posisi dada lutut

Apabila ketuban masih utuh, dilakukan amniotomi terlebih dahulu.


Dorong ekstrimitas yang prolaps kearah kranial, tahan hingga timbul his yang
akan menekan kepala atau bokong memasuki panggul. Seiring dengan turunnya
bagian terrendah janin jadi penolong dikeluarkan perlahan. Keberhasilan upaya ini
ditunjukkan dengan tidak teraba lagi ekstrimitas yang prolaps. Apabila tindakan
reposisi tersebut gagal maka dilakukan bedah sesar.

PRESENTASI BOKONG

Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian


terrendahnya adalah bokong, kaki atau kombinasi keduanya, dengan insidensi 3-
4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan aterm, presentasi
7,8
bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai . Sebelum umur
kehamilan 28 minggu kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-30% dan
sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala pada umur >34 minggu 7.
Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahuim tetapi ada beberapa
faktor resiko selain prematuritas, mioma uteri, kehamilan multiple, anomaly janin,
dan riwayat presentasi bokong sebelumnya.

Management persalinan bokong mengalami perubayan yang mengarah


pada semakin dipilihnya cara persalinan bedah sesar dibandingkan pervaginam.
Pada tahun 1990 sebanyak 90% kasus presentasi bokong dilahirkan secara bedah
sesar, sedangkan pada tahun 1970 90% kasus presentasi bokong sebanyak 11.6%.
Kecendrungan tersebut sangat berkaitan dengan bukti bukti yang menunjukkan
hubungan cara persalinan dengan resiko kematian perinatal. Meskipun nilai
ambang dilakukannya bedah sesar pada kasus presentasi bokong semakin rendah,
keterampilan melakukan persalinan pervaginam masih tetap diperlukan 7,10.
Kontroversi masih terjadi dalam pilihan cara persalinan pada presentasi bokong.
Hal tersebut hendaknya tidak membuat khawatir terjadinya kematian atau
morbiditas perinatal membuat semua kasus presentasi bokong dilakukan bedah
sesar. Argumentasi atas hal tersebut adalah (a) morbiditas dan mortalitas perinatal
pada presentasi bokong tidak semata-mata berkaitan dengan cara persalinannya
akantetapi berhubungan dengan trauma persalinan, prematuritas dan kelainan
kongenital, (b) protocol khusus yang dikembangkan untuk penanganan persalinan
dengan presentasi bokong memberikan luaran yang serupa dengan luaran bedah
sesar elektif10. Trauma pada janin dalam presentasi bokong dapat terjadi baik pada
persalinan secara bedah sesar maupun pervaginam.

DIAGNOSIS

Presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan palpasi abdomen.


Manuver Leopold perlu dilakukan pada setiap kunjungan perawatan antenatal bila
umur kehamilan >34 minggu. Untuk memastikan apabila masih terdapat keraguan
pada pemeriksaan palpasi dapat dilakukan pemeriksaan VT dan atau USG 1,11,13.
Keberhasilan untuk menemukan adanya presentasi bokong pada masa kehamilan
sangat penting oleh karena adanya prosedur versi luar yang direkomendasikan
guna menurunkan insidensi persalinan kepala dan persalinan bedah sesar.

Pemeriksaan yang hanya menunjukkan adanya presentasi bokong saja


belum cukup untuk membuat perkiraan besarnya resiko guna pengambilan
keputusan cara persalinan yang hendak dipilih. Taksiran berat janin, jenis
presentasi bokong, keadaan selaput ketuban, ukuran dan struktur tulang panggul
ibu, keadaan hiperekstensi kepala janin, kemajuan persalinan, pengalaman
penolong, dan ketersediaan fasilitas pelayanan intensif neonatal merupakan hal
yang penting untuk diketahui10.

Peranan USG penting dalam diagnosis dan penilaian resiko pada persentasi
bokong. Taksiran berat janin penilaian volume air ketuban konfirmasi letak
plasenta jenis presentasi bokong, keadaan hiperekstensi kepala, kelainan
congenital, dapat diperiksa menggunakan USG. Keadaan hiperekstensi kepala
janin, adalah keadaan janin sedemikian sehingga tulang mandibula membentuk
sudut 105o terhadap sumbu memanjang vertebra servikalis10. Hiperekstensi
didiagnosis menggunakan USG terjadi sekitar 5% dari seluruh presentasi bokong
pada umur kehamilan cukup bulan1,10. Hiperekstensi kepala janin merupakan
kontra indikasi persalinan pervaginam. Kepala akan sulit dilahirkan sehingga
beresiko menimbulkan cedera medulla spinals cervical.

Klasifikasi presentasi bokong dbuat terutama untuk kepentingan seleksi


pasien yang akan dicoba dalam persalinan pervaginam. Terdapat 3 macam
presentasi bokong ; PBM (presentasi bokong murni) 60-70%, BK (bokong
komplit) 10% kasus, dan kaki (10-20%). Varian presentasi kaki adalah presetnasi
bokong inkomplit, kaki inkomplit kaki komplit, dan lutut. Janin dengan presentasi
kaki dan variannya direkomendasikan tidak dilakukan persalinan pervaginam.

PENANGANAN

Pada persalinan kala I perlu digunakan partograf untuk mendeteksi secara


dini adanya keterlambatan kemajuan persalinan. Dalam hal ini terjadi
keterlambatan kemajuan persalinan, stimulasi sebaiknya tidak dilakukan.
Pengamatan terhadap terjadinya prolaps talipusat atau kegawatan janin perlu
dilakukan dengan seksama. Meskopun pengeluaran mekonium sering dijumpai
pada presentasi bokong, mekonium yang keluar sebelum janin memasuki panggul
dapat merupakan indikasi terjadinya kegawatan janin 7. Pembukaan serviks harus
sudah benar benar lengkap sebelum memimpin ibu untuk mengejan. Sebelum
pembukaan lengkap ibu juga diminta untuk tidak mengejan guna mencegah
terjebaknya kepala akibat bagian janin yang lebih kecil lahir sebelum pembukaan
lengkap.

Terdapat beberapa teknik untuk membantu kelahiran presentasi bokong,


tetapi belum ada penelitian uji coba tetnang teknik yang memberikan luaran
terbaik. Prinsip untuk melahirkan bayi dengan presentasi bokong secara
pervaginam adalah dengan tidak tergesa-gesa, tidak melakukan tarikan dan selalu
menjaga agar punggung janin dalam keadaan posisi anterior 7.

Prosedur melahirkan kepala (Manuver Mauriceau-Smillie-Veit)

Pastikan tidak ada lilitan talipusat di leher janin. Kalau ada, potong dulu
didekat pusar janin.

1. Janin dalam posisi telungkup menghadap bawah, letakkan tubuh bayi di


tangan dan lengan penolong sehingga kaki berada di kiri kanan tangan
tersebut.
2. Tempatkan jari telunjuk dan jari manis di tulang pipi janin.
3. Gunakan tangan yang lain untuk mengangkat bahu dari arah punggung dan
diepergunakan untuk melakukan traksi.
4. Buatlah kepala janin fleksi dengan cara menekan tulang pipi janin kearah
dada.
5. Bila belum terjadi putar paksi dalam, penolong melakukan gerakan
putaran paksi dengan tetap menjaga kepala tetap fleksi dan traksi pada
bahu mengikuti arah sumbu panggul.
6. Bila sudah terjdai putar paksi dalam lakukan traksi kebawah dengan
mempertahankan fleksi kepala janin dan minta asisten untuk menekan
daerah simfisis.
7. Setelah suboksiput lahir di bawah sinfisis badan janin sedkit demi sedikit
dielevasi keatas sendan sub oksiput sebagai hipomoklion, berturut turut
akan lahir dagu, mulut, dan seluruh kepala.
Gambar 5. Manuver Mauriceau-Smellie-Veit

Prosedur melahirkan lengan diatas kepala atau di belakang leher (Manuver


Lovset)

1. Pegang janin pada pinggul


2. Putarlah badan bayi setengah lakukan gerakan memutar
3. Sambil melakukan gerakan memutar lakukan
4. Putar kembali kearah kepala sebelum dan ambil, dengan demikian lengan
awalnya adalah anterior, kembali lagi ke posisi anterior untuk dilahirkan
dengan cara sama

Gambar 6. Manuver Lovset


DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham FG, Hauth JC, Leveno KJ, Larry Gilstrap III, Bloom SL,
Wenstrom KD, editors. Williams Obstetrics, 22nd ed. New York : McGraw-
Hill;2005
2. Department of Reproductive Health and research. Managing complication
in pregnancu and childbirth : a guide for midwives and doctors : WHO
2000
3. WHO, safe motherhood , modul persalinan macet – Materi pendidikan
kebidanan edisi bahasa Indonesia. Jakarta : EGC 2004
4. Novak-Antolic Z. Trasverse lie, brow, and face presentations, In : Kurjak
A, Chervenak FA, Editors Textbook of perinatal medicine, 2 nd editor.
London : informa UK Ltd; 2006:1912-7
5. Lenehan PM, Mac Donald, Turner MJ. Face and brow presentation.
Obstetgynecol. 1986; 7: 102-6
6. Oxorn H, Human labor and birth. 4 th ed. New York : Appleton – century –
crofts ; 1980
7. Muchopadhyay S, Arulkumaran S. Breech delivery. Best practise and
research clin obstet & gynacol. 2002 ; 16 (I) 31-42
8. American college of obstetrician & gynaecologist. Eksternal chepalic
version. ACOG Clinical management Guidelines for obstetrician –
gynaecologist. No. 13, februari 2007 (review)
9. Mancuso KM, Yancy MK, Murphy JA, Markenson GR. Epidural alagesia
for cephalic version : a randomized trial. Obstet-gynecol. 2000; 95(5) :
648-51
10. Gimovsky ML, O’Grady JP, Mc IL Hargie C, In : winn HN & hobbin JC,
Editors. Clinicals maternal-fetal medicine Newyork Parthenon publishing ;
2000 : 3-14
11. Molnar MC. Malpresentation & Malpresentation in : Berghella V, Editor.
Obstetric evidence based guidelines. London: informa UK Ltd;
2007:1689-74
12. Royal college of obstetrician & gynaecologist. Life saving manual
essential obstetricare. London : RCOG press ; 2006
13. Foley M, Alarab M, Breech presentation. In: Kurjak A, Servenak FA,
Editors. Textbook of perinatal medicine 2nd editors. London : informa UK
Ltd; 2006 : 1918-27
14. SOGC ALARM International : a program to reduce maternal mortalitiy
and morbidity 2nd edition. Ottawa : 2001
15. Hoffmeyer GJ, Kulier R. external cephalic version for breech presentation
at tern. Cochrain database syst rev 2007 : 1
16. Flamm BG, Fried MW, Lonky NM, Gills WS. External cephalic version
after previous caesarean section am J obstet-gynecol 1991; 165: 370 -2
17. Bowes WA, Thorp JM, Clinical aspect of normal and abnormal labor. In :
creasy RK, Resnig R, Editors . Maternal-Foetal Medicines principle and
practise 5th edition. Philadelphia : Saunders; 2004 : 688

Anda mungkin juga menyukai