Kasus IGD (DSS Anak) Portofolio
Kasus IGD (DSS Anak) Portofolio
Obyektif Presentasi:
Deskripsi: Anak perempuan usia 8 tahun, mengeluh demam sejak 6 hari dengan adanya riwayat perdarahan pada gusi pada hari ke 4 demam
Demam sejak 6 hari dengan pola demam menurun pada hari ke 3 dan kemudian perlahan-lahan meningkat kembali pada hari berikutnya disertai dengan
ditemukannya riwayat perdarahan pada gusi pada hari ke 4 demam.
2. Riwayat Pengobatan:
Telah diberikan Sanmol syrup 3 x 1 cth pada hari kedua demam namun tidak mengalami perbaikan.
Riwayat kejang (-); Alergi obat dan makanan (-); riwayat asma (-);
4. Riwayat Keluarga:
5. Riwayat Personal-sosial:
Pasien merupakan anak pertama, tinggal bersama dengan kedua orang tuanya , saat ini berstatus sebagai pelajar kelas 2 di sekolah dasar
6. Lain-lain:
Tumbuh kembang sesuai dengan usia saat ini, riwayat imunisasi dasar lengkap sesuai dengan usia
Daftar Pustaka:
1. Centers for Disease Control and Prevention. National Center for Emerging and Zoonotic Infectious Diseases. Dengue Clinician Guide. Diakses tanggal 25
November 2017 dalam http://www.cdc.gov/dengue/resources/DENGUE-clinician-guide_508.pdf
2. Depkes RI. 2004. Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue. Artikel diakses tanggal 25 November 2016 dalam
http://www.depkes.go.id/downloads/Bulletin%20Harian%2011032004.pdf
3. Hadinegoro, Sri Rezeki., Satari, Hindra Irawan. 2002. Demam Berdarah Dengue, Naskah Lengkap Pelatihan bagi Pelatih Dokter Spesialis Anak & Dokter
Spesialis Penyakit Dalam dalam Tatalaksana Kasus DBD. Jakarta: FKUI.
4. Silalahi, L. 2004. Demam Berdarah, Penyebaran dan Penanggulannya. Jakarta : Litbang Departemen Kesehatan RI.
5. World Health Organization. 2009. Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. New edition.
Hasil pembelajaran:
1. SUBJECTIVE
Keluhan Utama: Demam sejak 6 hari dengan pola demam menurun pada hari ke 3 dan kemudian
Riwayat Penyakit Sekarang: Badan terasa lemas serta kepala terasa pusing. Pada empat hari yang
lalu terdapat perdarahan pada gusi. Riwayat BAB berwarna hitam, mimisan, penurunan kesadaran
Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat keluhan serupa (-) Riwayat kejang (-); Alergi obat dan makanan
Riwayat Personal Sosial: Pasien merupakan anak pertama, tinggal bersama dengan kedua orang
Review Sistem: mual (+), muntah (-), demam (+), sesak (-), batuk/pilek (-), BAB/BAK tidak ada
2. OBJECTIVE
Status Generalis
Suhu : 35,7 OC
Kepala : simetris, conjunctiva anemis -/-, sclera icteric -/-, sianosis (-), pursed lip breath (-)
Leher : retraksi suprasternal (-), pembesaran limfonodi (-), pembesaran regio colli (-),
Thorax :I : bentuk normal, gerak simetris, jejas (-), ketinggalan gerak (-), retraksi (-)
Ekstremitas : akral hangat, lembab, tidak sianosis, CRT 2 detik, edema -/-, kekuatan otot 5
Pemeriksaan Penunjang
Thyphii titer O
Thyphii titer H
3. ASSESSMENT
ANAMNESIS
Berbagai usaha harus dilakukan untuk mendeteksi apakah ada kelainan dasar yang menimbulkan
aritmia ventrikel. Usaha yang harus dilakukan meliputi anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik dan
penunjang.
Paling penting dalam menentukan diagnosis dalam kasus emergency seperti ini adalah penentuan
etiologi penyebab serangan yang terjadi. Pemeriksaan tahap awal minimal pada aritmia ventrikel adalah
Persepsi penderita terhadap aritmia ventrikel sangat bervariasi. Aritmia bisa terjadi secara
asimptomatik maupun simptomatik seperti denyut jantung keras, denyut jantung berhenti, dada
bergetar, denyut jantung cepat dan tidak teratur, keluhan pusing hingga sinkop, dan keluhan penyakit
b) Nyeri dada
c) Palpitasi
d) Rasa pusing/ nyeri kepala, hipotensi postural, aritmia paroksismal dan penyakit serebrovaskular
e) Sinkop yang terjadi umumnya vasovagal yang dicetuskan terutama oleh ansietas. Sinkop
kardiovaskular biasanya disebabkan oleh penurunan tiba-tiba irama jantung, misalnya blockade
f) Kelelahan bisa terjadi pada gagal jantung, aritmia, dan obat-obatan (misalnya beta bloker).
Edema dan rasa tidak nyaman di abdomen bisa terjadi karena peningkatan CVP (tekanan vena
antaranya adalah miokard infark (MI), hipertensi, diabetes, dan demam rematik. 4
b) Penyakit jantung koroner (PJK): infark miokard akut (IMA), pasca IMA.
g) Payah jantung: oleh karena PJK, PJR, penyakit jantung hipertensif atau idiopatik.
i) Sindrom QT memanjang.
Konsumsi alkohol, rokok dan obat-obatan. Juga perlunya mengetahui riwayat pengobatan dan kepatuhan
pasien. Untuk perokok perlu dipastikan lama dan jumlahnya. Sementara itu, pekerjaan akan berkaitan
PEMERIKSAAN FISIK
a. Kesadaran
b. Tanda-Tanda Vital
1) Nadi
2) Tekanan darah
3) Respirasi
4) Suhu
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) EKG:
Kompleks QRS lebar dengan bentuk yang abnormal. Dugaan VT harus selalu ada bila pasien memiliki
riwayat penyakit jantung (terutama riwayat MI baik baru maupun lama) dengan manifestasi takikardia
b) Foto thorax
Rontgen thorax membantu untuk menilai kongesti paru. Foto polos dada akan terlihat kardiomegali dan
tanda kongesti paru atau odema paru pada gagal ventrikel kiri yang berat. Bila terjadi kompikasi defek
septal ventrikel atau regurgitasi akibat infark miokard akut, maka akan tampak gambaran kongesti paru
Kadar elektrolit yaitu serum kalsium, magnesium dan fosfat. Kadar ion kalsium lebih dipilih dibanding
kadar kalsium total. Diperkirakan akan terjadi hipokalemia, hipomagnesia dan hipocalcemia. Hipokalemia
adalah pemicu VT umum dan umumnya terjadi pada pasien yang memakai diuretik.
d) Pemeriksaan tiroid
WORKING DIAGNOSIS
Pada kasus ini, diduga pasien menderita suata keadaan Ventrikuler Takikardia with pulse 4-7
Definisi
Tiga Premature Ventricular Contraction (PVC) atau lebih yang muncul berurutan disebut VT.
Frekuensinya berkisar antara 150 dan 200 denyut per menit dan mungkin sedikit irreguler. VT yang
menetap merupakan satu kegawatan yang mengawali henti jantung dan penanganan segera.
Manifestasi klinis yang diakibatkan oleh perubahan hemodinamik dan kesan aritmia ialah dispnea, angina,
hipotensi, oliguria dan sinkop. Apabila denyut jantung tidak terlalu cepat yaitu kurang 160 kali per
menit, biasanya tanpa gejala atau gejala ringan atau pusing. Manakala gejala yang lebih berat boleh
ditemukan pada pasien infark miokard akut, fibrilasi ventricular. Terdapat dua kemungkinan mekanisme
terjadinya VT yaitu ventrikel pacemaker yang latent dirangsang secara otomatis lalu menghasilkan nyah
cas impuls yang cepat atau arah pergerakan impuls secara sirkuler dan repetitif dalam re-entrant litar
yang tertutup.
Jenis VT Ciri-ciri
Takikardia Sustained dan Non-sustained Takikardia Sustained ialah siri daripada impuls
30 detik.
VT harus di suspek pada pasien yang mengalami takikardia mendadak dengan sinkop atau menghampiri
sinkop tertutama pada orang tua dengan riwayat penyakit jantung koroner.
Tabel 3: Manifestasi klinis VT
Penemuan klininal
3. Lebar kompleks QRS melebihi 0.14 detik dengan bentuk yang bizarre.
VT yang masih teraba nadi menunjukan bahwa jantung masih melakukan kontraksi dengan baik.
Tatalaksana
1. Umumnya kesadaran pasien tidak menurun sehingga masih bisa diajak bicara.
3. Jika tekanan darah masih stabil, pilihan terapi adalah obat-obatan anti aritmia yaitu
amiodaron dan lidokain (xylocard). Amiodaron diberikan bolus 150 mg-300 mg (dilarutkan
Jika setelah bolus tidak memberikan efek, pemberian dapat di ulang dengan dosis 150 mg setiap 3-5
menit. Untuk pemberian drip, di mulai dari 1mg/menit selama 6 jam selanjutnya diturunkan menjadi 0,5
mg/menit selama 18 jam. Total pemberian amiodaron tidak boleh lebih dari 2,2gram dalam 24 jam.
Amiodaron dapat mengakibatkan efek samping berupa hipotensi dan dapat meningkatkan kadar SGOT
dan SGPT.
Lidokain dapat menjadi alternatif pilihan kedua. Dosis untuk bolus 0,5 mg- 0,75mg/kgBB. Drip dimulai
Jika tekanan darah sistol < 100 mmHg, kardioversi menjadi pilihan utama. Kardioversi dimulai dari 200J,
jika tidak berhasil (irama masih VT) energi dinaikkan bertahap 300J kemudian kaji irama, jika tidak
berhasil naikkan energi menjadi 360Joule. Sebelum tindakan kardioversi dimulai, inform concern
Karena pada VT dengan teraba nadi pada umumnya pasien masih sadar,
maka pemberian sedasi dan analgetik harus diberikan agar saat tindakan pasien dalam keadaan tertidur
dan tidak merasakan sensasi yang tidak nyaman. Midazolam iv 1-2mg di ulang 3-5 menit sampai efek
sedasi tercapai. Dapat juga ditambahkan morfin 2,5mg iv bolus pelan jika efek sedasi belum tercapai.
Midazolam lebih baik dalam hal memori, sehingga setelah midazolam iv diberikan, pasien tidak ingat apa
4. PLAN
O2 2-4 liter per menit Inj. Lidocain 2 amp dalam 100cc NS, habiskan dalam 30
Presentator Pendamping