Anda di halaman 1dari 5

☺JENAZAH☺

A. MEMANDIKAN JENAZAH
Syarat Memandikan Jenazah
1. Orang Islam;
2. Tubuhnya masih ada walaupun hanya sebagian yang ditemukan, misalnya karena peristiwa
kecelakaan;
3. Tidak mati syahid (mati dalam peperangan membela agama Allah).

Tahap Memandikan Jenazah


1. Letakkan mayat di tempat yang tinggi, seperti bangku panjang;
2. Gunakan tabir untuk melindungi tempat memandikan dari pandangan umum;
3. Ganti pakaian jenazah dengan pakaian basahan, seperti sarung agar lebih mudah
memandikannya, tetapi auratnya tetap tertutup;
4. Sandarkan punggung jenazah dan urutlah perutnya agar kotoran di dalamnya keluar;
5. Basuhlah mulut, gigi, jari, kepala, dan janggutnya;
6. Sisirlah rambutnya agar rapi;
7. Siramlah seluruh badan lalu bilas dengan sabun;
8. Wudukanlah jenazah;
9. Siram dengan air yang dicampur kapur barus, daun bidara, atau daun lain yang berbau harum.

Adapun yang berhak memandikan jenazah adalah sebagai berikut:


1. Apabila jenazahnya laki-laki, yang berhak memandikannya adalah
a) Kaum laki-laki;
b) Boleh wanita asalkan istri atau mahramnya;
c) Jika sama-sama ada istri, mahram, dan orang lain yang sejenis, yang lebih berhak
memandikannya adalah istri;
d) Jika tidak ada kaum laki-laki dan mahramnya juga tidak ada, jenazah cukup ditayamumkan
saja.

2. Apabila jenazahnya perempuan, yang berhak memandikan adalah


a) Kaum perempuan;
b) Boleh laki-laki asalkan suami atau mahramnya;
c) Jika sama-sama ada suami, mahram, dan orang lain yang sejenis, yang lebih berhak
memandikannya adalah suami;
d) Jika tidak ada kaum perempuan dan mahramnya juga tidak ada, jenazah cukup ditayamumkan
saja.

3. Apabila jenazahnya anak-anak, yang berhak memandikan adalah


a) Kaum laki-laki;
b) Kaum perempuan.

B. CARA MENGAFANI JENAZAH

1. Kain kafan harus dalam keadaan baik, tetapi tidak boleh berlebihan, tidak dari jenis bahan yang
mewah dan mahal harganya.
2. Kain kafan hendaknya bersih dan kering serta diberi minyak wangi.
3. Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan, sedangkan perempuan dengan lima lapis,
4. Orang yang meninggal dalam ihram, baik ihram haji maupun ihram umrah, tidak boleh diberi
harum-haruman dan tutup kepala.
Cara mengafani jenazah adalah:
1. Hamparkan kain sehelai demi sehelai;
2. Taburkan wangi-wangian di atas tiap helai;
3. Letakkan jenazah di atas kafan dengan pelan-pelan;
4. Letakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada;
5. Ikatlah dengan kuat sebanyak tujuh ikatan.
6. Bagi jenazah wanita, lima lapis kain kafan tersebut terdiri dari kain basahan (kain bawah),
baju, tutup kepala, kerudung, dan kain yang menutupi semua badannya.

C.SHALAT JENAZAH
1. Syarat Salat Jenazah
a. Semua yang menjadi syarat salat fardu, menjadi syarat salat jenazah, misalnya menutup aurat,
suci badan dan pakaian, serta menghadap kiblat.
b. Mayat harus sudah dimandikan dan dikafani.
c. Letak jenazah di sebelah kiblat orang-orang yang menyalatkan, kecuali jika salat di atas kubur
atau salat gaib.
2. Rukun Salat Jenazah
a. Niat salat jenazah;
b. Takbir empat 4 kali;
c. Membaca Surah al-Fatihah setelah takbirotulihram;
d. Membaca salawat Nabi sesudah takbir kedua;
e. Mendoakan jenazah,sesudah takbir ketiga dan keempat;
f. Mengucapkan salam.
3. Cara Mengerjakan Salat Jenazah.
a. Sebelum mengerjakan salat jenazah, kita hendaklah mengambil air wudu, sebagaimana
mengerjakan salat fardu.
b. Setelah berdiri tegak, kita mengucapkan takbir yang pertama sambil mengangkat tangan
diiringi niat salat jenazah.
c. Setelah membaca takbir, kita membaca Surah al-Fatihah.
d. takbir kedua kita membaca salawat Nabi
e. Setelah itu kita takbir ketiga kita membaca doa untuk mayat
f. Setelah membaca takbir keempat, kita membaca doa
g. Setelah selesai membaca doa, kita melakukan salam

D. CARA MENGUBURKAN JENAZAH


1. Jenazah segera dikuburkan.
2. Liang lahat dibuat seukuran jenazah dengan kedalaman kira-kira setinggi orang ditambah
setengah lengan dengan lebar kira-kira 1 meter.
3. Liang lahat tidak bisa dibongkar oleh binatang buas. Maksud menguburkan jenazah untuk
menjaga kehormatan mayat dan menjaga kesehatan orang-orang di sekitar makam dari bau
busuk.
4. Mayat dipikul dari keempat penjuru.
5. Setelah sampai di tempat pemakaman, jenazah dimasukkan ke liang lahat dengan posisi miring
ke kanan dan dihadapkan ke kiblat.
6. Lepaskan tali-tali pengikat, lalu tutup dengan papan, kayu, atau bambu, dan ditimbun sampai
galian liang kubur menjadi rata.
7. Mendoakan dan memohonkan ampun untuk jenazah.

☺ZAKAT☺

A. Pengertian zakat dan perbedaannya dengan pajak (usyur, jizyah dan kharaj)
Zakat menurut lughot artinya suci dan subur. Menurut istilah syara’ ialah mengeluarkan
sebahagian harta benda atas perintah Allah, sebagai shadaqah wajib kepada mereka yang telah
ditetapkan menurut syarat-syarat yang telah ditentukan oleh hukum islam.
pajak menurut Prof. Dr. PJA. Adriani seorang sarjana diahli bidang perpajakan
menyatakan bahwa pajak adalah iuran wajib pada negara yang dapat dipaksakan yang
terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan yang berlaku yang langsung dapat
ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang
berhubungan dengan tugas pemerintah.

B. Wajib zakat, mustahik zakat dan harta yang wajib dizakati.

1. Hukum mengeluarkan zakat


Mengeluarkan zakat hukumnya wajib bagi tiap-tiap muslim yang mempunyai harta benda
menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh hukum islam. Orang yang mengingkari
wajibnya zakat dihukum kafir.
Ayat al-quran yang mewajibkan zakat:

 Qs. Al-baqarah: 43
‫االرا ِك ِع ْين ََواَقِ ْي ُمو‬
َّ ‫ار َكعُ ْوا َم َع‬ َّ ُ ‫صلوة ََوات‬
ْ ‫واالزكوة ََو‬ َّ ‫اال‬
Artinya: “Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang
yang rukuk”.

2. Mustahik zakat
Sesuai dengan keterangan Qs. At-taubah ayat 60 yang berhak menerima zakat (mustahik)
ada 8 kategori, yaitu:
1. Fakir
2. Miskin
3. Amil
4. Mu’allaf
5. Hamba sahaya (orang yang belum merdeka
6. Gharim, orang yang memiliki hutang bukan untuk kepentingan maksiat.
7. Fisabilillah
8. Ibnu sabil
3. Harta yang wajib dizakati
1. Zakat perdagangan
2. Zakat pertanian dan buah-buahan
3. Zakat hewan ternak
4. Zakat rikaz harta temuan
5. Zakat profesi
6. Zakat investasi
7. Zakat tabungan
8. Zakat emas atau perak

C. Hikmah dan fungsi sosial zakat

Hikmah zakat
1. Menyucikan jiwa dari sifat kikir.
2. Mendidik untuk selalu memberi.
3. Mendekatkan diri kepada allah.
4. Sebagai ungkapan rasa syukur nikmat.
5. Sebagai terapi hati dan memperkaya batin.
6. Sebagai pembersih dan pemberi berkah pada harta yang dimiliki.
Fungsi sosial zakat
1. Zakat bisa membantu fakir miskin dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Zakat mampu memperkuat tali persaudaraan dan ukhuwah islamiyah.
3. Menunaikan zakat bisa menghilangkan rasa iri hati dan dengki yang bersemayam di dada
fakir miskin.
4. Menunaikan zakat bisa menambah harta dan maningkatkan keberkahan harta.
5. Zakat akan memperluas peredaran harta. Hal ini karena dengan membayar zakat maka
harta tidak berhenti pada satu titik, tapi bisa menyebar kebanyak orang. Dengan begitu
manfaat zakat tidak hanya besifat individu saja, tapi juga secara luas kepada masyarakat.

D. Pengelolaan dan penggunaan zakat


1. Masih banyak masyarakat yang memahami bahwa zakat bukan merupakan suatu
kewajiban dan pelaksanaanya masih bersifat sukarela. Ada pula pemahaman bahwa
mengeluarkan zakat cukup hanya zakat fitrah.
2. Zakat kadang kala masih disamakan dengan pajak sehingga dijadikan legitirnasi
masyarakat untuk tidak mengeluarkan zakatnya.
3. Anggapan bahwa manajemen atau lembaga zakat terkesan kurang profesional, sehingga
kesan terhadap pengelolaan hasil zakat kurang dirasakan.
4. Masyarakat masih membayar zakat langsung secara individu kepada mustahik, tidak
melewati lembaga pengelolan zakat.
5. Pemahaman bahwa zakat hanya wajib bagi kalangan orang kaya saja, dan peraturan zakat
belum meningkat.

Penggunaan zakat
Penggunaan zakat dilakukan terlebih dahulu di daerah pusat atau lokal dengan kata lain
lebih mengutamakan penerimaan zakat yang berada dalam lingkungan terdekat dengan
lembaga zakat. Setiap gabungan desa yang bersebelahan dengan wilayah pusat harus
diutamakan dibanding daerah lain yang juga terdapat cabang dari lembaga tersebut.
Salah satu pendistribusian yang baik adalah adanya keadilan yang sama diantara semua
golongan yang telah Allah tetapkan sebagai penerima zakat, juga keadilan bagi setiap individu
di setiap golongan penerima zakat. Yang dimaksud adil disini bukan ukuran yang sama
melainkan dengan menjaga kepentingan masing-masing penerima zakat dan juga maslahah
bagi dunia islam.

Anda mungkin juga menyukai