Anda di halaman 1dari 5

Prosedur Pengajaran Konsep

Ada tujuh langkah yang perlu diikuti dalam mengajarkan konsep, yaitu sebagai berikut:

Langkah-1 tetapkan perilaku yang diharapkan diperolehkan oleh siswa setelah mempelajari
kosep
dalam langkah mempelajari konsep, yang dimaksud dengan prilaku yang diharapkan adalah
kemampuan mengidentifikasi dengan tepat dan benar contoh-contoh yang baru. Permusuan
tingkah laku terminal mengandung dua maksud. Pertama, guru mempunyai suatu alat untuk
menilai keakuratan perilaku dan untuk menentukan kebutuhan pengajaran lebih lanjut. Kedua,
siswa mempunyai suatu cara untuk menilai prilaku sendiri dan menentukan apakah belajarnya
telah dilakukan secara seksama.

Untuk mengetahui apakah siswa telah mengetahui suatu konsep, paling tidak ada empat hal yang
dapat diperbuatnya, yaitu sebagai berikut:
A. Ia dapat menyebutkan contoh-contoh konsep bila dia melihatnya
B. ia dapat menyatakan ciri-ciri konsep tersebut
C. ia dapat memilih, membedakan antara contoh-contoh dari yang bukan contoh
D. ia mungkin lebih mampu memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep tersebut

Langkah ke-2 mengurangi banyaknya atribut yang terdapat dalam konsep yang kompleks dan
menjadi atribut-atribut yang penting dan dominan
Pada langkah itu, apa yang terlah dipelajari tentang nilai, nomor, dominan, dan hubungan atribut-
atribut dapat digunakan secara pedagogis. Guru perlu melakuakan kajian terhadapa konsep dan
menetapkan yang mana yang akan diajarkan kepada siswa. Ada dua cara guru merancang
prosedur pengajaran konsep tersebut. Ada dua cara untuk mengurangi jumlah atribut dari konsep
yang kompleks.
1. Mengenali beberapa atribut dan memfokuskan pada atribut yang dianggap paling penting
2. mengkondifikasi atribut-artibut menjadi beberapa pola/bentuk.

Langkah ke-3 Menyediakan mediator verbal yang berguna bagi siswa


pada langkah ini guru terlebih duhulu perlu mengetahui sampai diamana pengetahuan siswa
tentang konsep. Hal ini bertalian dengan tingkah laku masukan, misalnya penguasaan kata-kata
sebagai atribut dan nilai-nilai atribut dan pengetahuan tentang hubungan kata-kata. terdapat bukti
bahwa dengan mempelajari nama-nama atau label-label akan memberikan kemudahan kepada
siswa untuk mempelajari konsep.
Gagasan-gagasan yang telah dipahami oleh siswa sebenarnya merupakan pengetahuan
prerequisite. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang prerequisite tersebut, guru
perlu melakukan atau memberikan tes awal kepada semua siswa.

Langkah ke-4 Memberikan contoh-contoh yang positif dan yang negative mengenai konsep
contoh-contoh positif dan negative tentang konsep adalah kondisi yang penting dalam
mempelajari konsep. Suatu contoh positif adalah sesuatu yang berisikan atribut-atribut tentang
konsep. Suatu contoh negative adalah sesuatu yang tidak berisikan satu atau lebih atribut.
Dalam menggunakan contoh-contoh tersebut hendaknya memperhatikan beberapa hal berikut.
a. Banyaknya contoh-contoh positif dan negative yang digunakan dalam mengajarkan suatu
konsep
b. Derajat kemanfaatan daripada contoh-contoh tersebut
c. Derajat kenyataan yang terkandung dalam contoh-contoh yang digunakan.

Langkah ke-5 Menyajikan contoh-contoh


Langkah ini berkenaan dengan aturan, dengan contoh-contoh sebagai suatu keseluruhan dan
jenis-jenis contoh (positif dan negative) disajikan pada siswa. Ada tiga cara yang dapat ditempuh
dalam menyajikan contoh-contoh kepada siswa, yaitu sebagai berikut
a. Penyajian bertahap, suatu contoh dipertunjukkan dan setelah dua puluh detik kemudian
dipertujukkan contoh lainnya.
b. Kondisi focus, dua contoh disajikan bersama-sama, misalnya dua contoh positif dan
negative
c. Menyajikan simutan, tiap contoh baru dipertunjukkna bersama semua contoh yang telah
dipertunjukkan sebelumnya.

Langkah ke-6 Sambutan siswa dan penguatan (reinforcement)


Dalam pengajaran konsep, penguatan terutama memberikan informasi balikan agar siswa dapat
memisahkan antara contoh positif dan yang negative, dan menandunya untuk merumuskan
hungan antara macam-macam atribut. Penguatan lebih banyak dan lebih sering akan lebih
banyak mempercepat belajar konsep dibandingkan dengan melakukan penguatan secara
sebagiab- sebagian.
disamping itu, penguatan yang berintensitas tinggi akan lebih efektif untuk mempelajari konsep-
konsep yang sulit, penguatan secara verbal kurang efektif dibandingkan dengan penguatan
auditoris.

Langakah ke-7 Menilai belajar konsep


langkah ini menekankan pada aspek penyimpulan (generalisasi) tentang apakah siswa telah
memahami sesuatu (dalam arti perubahan/ perbaikan perilakunya). Langkan ini berfungsi
sebagai kegiatan penilaian terhadap penguasaan konsep oleh siswa, dan sekaligus dapat
berfungsi sebagai penguatan atau umpan balik untuk perbaikan selanjutnya. (Hamalik Oemar
2009; 166-169).

Kemampuan pelaksanaan proses pembelajaran


pelaksanaan proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai proses terjadinya interaksi guru
dengan siswa dalam rangkan menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk terjadinya
tujuan pengajaran, menurut Sanjaya Wina (2013;174) proses pemberian pengalaman dalam
pelaksaan pembelajaran terdiri dari tiga tahap yakni

1 2 3

Tahap Tahap Tahap Penilaian


Praintruksional intruksional dan Tindak Lanjut

Gambar 1. Tahap pengembangan pelaksanaan pembelajaran

Pada tahap ke tiga yaitu tahap evaluasi dan tindak lanjut tahap ketiga ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari tahap kedua yaitu (Intruksional).

Menurut Nana Sujana (1987;148) dalam suryosubroto (2009;30) Tahap evaluasi pembelajaran
bertujuan untuk mengetahui keberhasilan tahap intruksional, kegiatan yang dapat dilakukan pada
tahap ini antara lain:

a. Mengajukan pertanyaan kepada kelas atau kepada beberapa murut mengenai semua aspek
pokok materi yang telah dibahas pada tahap intruksional.
b. Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa ( kurang dari 70% )
maka guru harus mengulangi pembelajaran.
c. Untuk memperkaya pengetahuan siswa mengenai materi yang dibahas, guru dapat
memberikan tugas atau PR.
d. Akhirnya pelajaran dengan menjelaskan atau memberi tahukan pokok materi yang akan
dibahas pada pembelajaran berikutnya,
Menurut J.J Hasibuan (1988;29) dalam suryobroto (2009;31) tahap evaluasi dan tindak lanjut
meliputi:

a. Menilai pekerjaan siswa


b. Membuat perencanaan pertemuan berikutnya
c. menilai kembali PBM

Menurut Arikunto (1986;96) mengemukakan interaksi belajar mengajar meliputi:

a. Persiapan
1. Menenangkan kelas
2. Menyiapakan perlengkapan belajar
3. Apersepsi dengan pelajaran lalu
b. Kegiatan Pokok Belajar
1. Merumuskan tujuan pembelajaran
2. Guru mencatat atau mendiktekan
3. Guru menerangan secara lisan/tulisan
4. guru mendemonstrasikan
5. Murit mencoba mendemonstrasikan sendiri
6. Murid mencoba mendemonstrasikan secara kelompok
7. diskusi kelas
8. Murid belajar sendiri
9. Guru memberi bantuan belajar secara individual kepada siswa
10. Murid bertanya
c. Penyelesaian
1. Evaluasi Formatif
2. Guru menjelaskan kembali bagian pembelajaran tertentu
3. Guru memberikan tugas tertentu atau PR

Kemampuan Mengevaluasi (pelaksanaan penialain)

penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal
penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajari tujuan yang ditetapkan, penialian dalam
proses belajar mengajar meliputi:

a. evaluasi formatif
b. evaluasi sumasif
c. pelaporan hasil evaluasi
d. pelaksanaan proram perbaikan dan pengayaan

Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan


program perbaikan dan pengayaan sangat diperlukan dalam rangka pelaksanaan pola belajar
tuntas. ketuntasan belajar adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi
setiap unit bahan pelajaran, baik secara perorangan maupun kelompok. Taraf penguasaan
minimal tersebut memiliki kriteria sebagi berikut:

1. mencapai 75% dari materi setiap satuan bahsan dengan melalui penilai formatif
2. mencapai 60% dari nilai ideal yang diperolehny melalui perhitungan hasil tes sub
sumatif/sumatif dan konkurikuler atau siswa mendapat nilai 6 pada rapor untuk mata
pelajaran yang bersangkutan
3. mencapai taraf penguasaan minimal kelompok yang 85% dari jumlah siswa dalam
kelompok yang bersangkutan telah memenuhi kriteria ketuntasan.

Berdasarkan tes formatif, siswa yang taraf penguasaannya kurang dari 75%, diberiprogram
perbaikan sedangkan siswa yang telah mencapai 75% atau lebih diberi pengayaan. bentuk
pelaksanaan berbaikan dapat dilakukan dengan:

1. Penjelasan kembali materi yang sedang dipelajari


2. pemberian tugas tambahan kepada perorangan siswa dengan pengerjaan kembali
soal/tugas, berdiskusi

sedangkan bentuk pelaksanaan pelajaran pengayaan dapat berupa: membaca/mempelajari bahan


pelajaran baru atau penyelasaina tugas pekerjaan rumah (PR)

Anda mungkin juga menyukai