Anda di halaman 1dari 31

Praktikum Bahan Jalan 2017

BAB 1
ANALISIS SARINGAN AGREGAT KASAR
DAN AGREGAT HALUS

1.1 Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus
dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.

1.2 Peralatan yang Digunakan


a) Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji.
b) Satu set saringan: 25 mm (1"); 19,1 mm (3/4"); 12,5 mm (1/2"); 9,5 mm (3/8"); No. 3;
No.4; No.8; No. 20; No.50; No.100; No.200 (Standard ASTM).
c) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai 110C.
d) Alat pemisah contoh.
e) Mesin pengguncang saringan.
f) Talam-talam.
g) Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya.

1.3 Benda Uji


Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh sebanyak :
i. Agregat Halus
Ukuran maksimum No.4 : Berat minimum 500 gram
Ukuran maksimum No.8 : Berat minimum 100 gram
ii. Agregat Kasar
Ukuran maksimum 3,5" : Berat minimum 35 kg
Ukuran maksimum 3" : Berat minimum 30 kg
Ukuran maksimum 21/2" : Berat minimum 25 kg

1 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
Ukuran maksimum 2" : Berat minimum 20 kg
Ukuran maksimum 11/2" : Berat minimum 15 kg
Ukuran maksimum 1" : Berat minimum 10 kg
Ukuran maksimum 3/4" : Berat minimum 5 kg
Ukuran maksimum ½" : Berat minimum 2,5 kg
Ukuran maksimum 3/8" : Berat minimum 1 kg
Bila campuran dari agregat halus dan agregat kasar tersebut sudah dipisahkan menjadi
2 bagian dengan saringan No.4.Makaselanjutnya agregat halus dan agregat kasar tersebut
disiapkan sejumlah yang tercantum diatas. Benda uji yang digunakan disiapkan sesuai dengan
FB–0208–76kecuali butiran yang melalui saringan No.200 tidak perlu diketahui jumlahnya
dan apabila syarat-syarat ketelitian tidak menghendaki pencucian.

1.4 Metode Pelaksanaan


1. Benda uji dikeringkan di dalam oven dengan suhu 110C, sampai berat tetap.
2. Benda uji disaring lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas.
3. Saringan diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang selama 15 menit.
Dihitung tiap agregat tertahan sampai dengan berat yang disyaratkan.

2 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
1.5 Data dan Perhitungan
a. Percobaan 1 (Berat 1186 gram)
Tabel 1.2 Analisis Saringan Percobaan 1
Berat Prosentase
Ukuran Ukuran Berat Prosentase
Jumlah Jumlah BM 5
Saringan Saringan Tertahan Jumlah
Tertahan Tertahan (% Lolos)
(inch) (mm) (gram) Lolos (%)
(gram) (%)
1" 25 - - - - -
3
/4" 19,1 0 0 0 100 100
1
/2" 12,5 697 697 58,77 41,23 80-100
3
/8" 9,5 243 940 79,26 20,74 60-80
No. 3 6,35 132 1072 90,39 9,61 48-65
No. 4 4,76 17 1089 91,82 8,18 35-50
No. 8 2,38 18 1107 93,34 6,66 19-30
No. 20 0,84 27 1134 95,62 4,38 13-23
No. 50 0,297 24 1158 97,64 2,36 7-13
No. 100 0,149 14 1172 98.82 1,18 1-8
PAN - 14 1186 100 0 -
Sumber : Hasil Percobaan Praktikum
 Perhitungan berat jumlah tertahan (gram) :
 Pada saringan 1" =0
 Pada saringan 3/4" =0
 Pada saringan 1/2" = 697
 Pada saringan 3/8" = 243 + 697 = 940
 Pada saringan No. 3 = 132 + 940 = 1072
 Pada saringan No. 4 = 17 + 1072 = 1089
 Pada saringan No. 8 = 18 + 1089 = 1107
 Pada saringan No. 20 = 27 + 1107 = 1134
 Pada saringan No. 50 = 24 + 1134 = 1158
 Pada saringan No. 100 = 14 + 1158 = 1172
 Pada PAN = 14 + 1172 = 1186

3 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
 Perhitungan prosentase jumlah tertahan (%) :
0
 Pada saringan 1" = 1186 × 100% = 0
0
 Pada saringan 3/4" = 1186 × 100% = 0
697
 Pada saringan 1/2" = 1186 × 100% = 58,77
940
 Pada saringan 3/8" = 1186 × 100% = 79,26
1072
 Pada saringan No. 3 = 1186 × 100% = 90,39
1089
 Pada saringan No. 4 = 1186 × 100% = 91,82
1107
 Pada saringan No. 8 = 1186 × 100% = 93,34
1134
 Pada saringan No. 20 = 1186 × 100% = 95,62
1158
 Pada saringan No. 50 = 1186 × 100% = 97,64
1172
 Pada saringan No. 100 = 1186 × 100% = 98,82
1186
 Pada PAN = 1186 × 100% = 100

 Perhitungan prosentase jumlah lolos (%) :


 Pada saringan 1" =100 – 0 = 100
 Pada saringan 3/4" =100 – 0 = 100
 Pada saringan 1/2" =100 – 58,77 = 41,23
 Pada saringan 3/8" =100 – 79,26 = 20,74
 Pada saringan No. 3 =100 – 90,39 = 9,61
 Pada saringan No. 4 =100 – 91,62 = 8,18
 Pada saringan No. 8 =100 – 93,34 = 6,66
 Pada saringan No. 20 =100 – 95,62 = 4,38
 Pada saringan No. 50 =100 – 97,64 = 2,36
 Pada saringan No. 100 = 100 – 98,82 = 1,18
 Pada PAN = 100 – 100 = 0%

4 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
b. Percobaan 2 (Berat 1211 gram)
Tabel 1.3 Analisa Saringan Percobaan 2
Berat Prosentase Prosentase
Ukuran Ukuran Berat
Jumlah Jumlah Jumlah BM V
Saringan Saringan Tertahan
Tertahan Tertahan Lolos (% Lolos)
(inch) (mm) (gram)
(gram) (%) (%)
1" 25 - - - - -
3
/4" 19,1 0 0 0 100 100
1
/2" 12,5 394 394 32,535 67,465 80-100
3
/8" 9,5 442 836 69,034 30,966 60-80
No. 3 6,35 231 1067 88,109 11,891 48-65
No. 4 4,76 37 1104 91,164 8,836 35-50
No. 8 2,38 45 1149 94,88 5,12 19-30
No. 20 0,84 30 1179 97,358 2,642 13-23
No. 50 0,297 17 1196 98,761 1,239 7-13
No. 100 0,149 11 1207 99,67 0,33 1-8
PAN 4 1211 100 0 -
Sumber : Hasil Percobaan Praktikum
 Perhitungan berat jumlah tertahan (gram) :
 Pada saringan 1" =0
 Pada saringan 3/4" =0
 Pada saringan 1/2" = 394
 Pada saringan 3/8" = 442 + 394 = 836
 Pada saringan No. 3 = 231 + 836 = 1067
 Pada saringan No. 4 = 37 + 1067 = 1104
 Pada saringan No. 8 = 45 + 1104 = 1149
 Pada saringan No. 20 = 30 + 1149 = 1179
 Pada saringan No. 50 = 17 + 1179 = 1196
 Pada saringan No. 100 = 11 + 1196 = 1207
 Pada PAN =4 + 1207 = 1211

5 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
 Perhitungan prosentase jumlah tertahan (%) :
0
 Pada saringan 1" = 1211 × 100% = 0
0
 Pada saringan 3/4" = 1211 × 100% = 0
394
 Pada saringan 1/2" = 1211 × 100% = 32,535
836
 Pada saringan 3/8" = 1211 × 100% = 69,034
1067
 Pada saringan No. 3 = 1211 × 100% = 88,109
1104
 Pada saringan No. 4 = 1211 × 100% = 91,164
1149
 Pada saringan No. 8 = 1211 × 100% = 94,88
1179
 Pada saringan No. 20 = 1211 × 100% = 97,358
1196
 Pada saringan No. 50 = 1211 × 100% = 98,761
1207
 Pada saringan No. 100 = 1211 × 100% = 99,67
1211
 Pada PAN = 1211 × 100% = 100

 Perhitungan prosentase jumlah lolos (%) :


 Pada saringan 1" =100 – 0 = 100
 Pada saringan 3/4" =100 – 0 = 100
 Pada saringan 1/2" =100 –32,535 = 67,465
 Pada saringan 3/8" =100 – 69,034 = 30,966
 Pada saringan No. 3 =100 – 88,109 = 11,891
 Pada saringan No. 4 =100 – 91,164 = 8,836
 Pada saringan No. 8 =100 – 94,88 = 5,12
 Pada saringan No. 20 =100 – 97,358 = 2,642
 Pada saringan No. 50 =100 – 98,761 = 1,239
 Pada saringan No. 100 = 100 – 99,67 = 0,33
 Pada PAN = 100 – 100 =0

6 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
c. Percobaan 3 (Berat 1197 gram)
Tabel 1.4 Analisa Saringan Percobaan 3
Berat Prosentase Prosentase
Ukuran Ukuran Berat
Jumlah Jumlah Jumlah BM V
Saringan Saringan Tertahan
Tertahan Tertahan Lolos (% Lolos)
(inch) (mm) (gram)
(gram) (%) (%)
1" 25 - - - - -
3/4" 19,1 0 0 0 100 100
1/2" 12,5 690 690 57,64 42,36 80-100
3/8" 9,5 273 963 80,45 19,55 60-80
No. 3 6,35 122 1085 90,64 9,36 48-65
No. 4 4,76 8 1093 91,31 8,69 35-50
No. 8 2,38 12 1105 92,31 7,69 19-30
No. 20 0,84 31 1136 94,90 5,1 13-23
No. 50 0,297 32 1168 97.58 2,42 7-13
No. 100 0,149 20 1188 99,25 0,75 1-8
PAN 9 1197 100 0 -
Sumber : Hasil Percobaan Praktikum
 Perhitungan berat jumlah tertahan (gram) :
 Pada saringan 1" =0
 Pada saringan 3/4" =0
 Pada saringan 1/2" = 690
 Pada saringan 3/8" = 273+ 690 = 963
 Pada saringan No. 3 = 122 + 963 = 1085
 Pada saringan No. 4 =8 + 1085 = 1093
 Pada saringan No. 8 = 12 + 1093 = 1105
 Pada saringan No. 20 = 31 + 1105 = 1136
 Pada saringan No. 50 = 32 + 1136 = 1168
 Pada saringan No. 100 = 20 + 1168 = 1188
 Pada PAN =9 + 1188 = 1197

7 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
 Perhitungan prosentase jumlah tertahan (%) :
0
 Pada saringan 1" = 1197 × 100% = 0
0
 Pada saringan 3/4" = 1197 × 100% = 0
690
 Pada saringan 1/2" = 1197 × 100% = 57,64
963
 Pada saringan 3/8" = 1197 × 100% = 80,45
1085
 Pada saringan No. 3 = 1197 × 100% = 90,64
1093
 Pada saringan No. 4 = 1197 × 100% = 91,31
1105
 Pada saringan No. 8 = 1197 × 100% = 92,31
1136
 Pada saringan No. 20 = 1197 × 100% = 94,90
1168
 Pada saringan No. 50 = 1197 × 100% = 97,58
1188
 Pada saringan No. 100 = 1197 × 100% = 99,25
1197
 Pada PAN = 1197 × 100% = 100

 Perhitungan prosentase jumlah lolos (%) :


 Pada saringan 1" =100 – 0 = 100
 Pada saringan 3/4" =100 – 0 = 100
 Pada saringan 1/2" =100 –57,64 = 42,36
 Pada saringan 3/8" =100 – 80,45 = 19,55
 Pada saringan No. 3 =100 – 90,64 = 9,36
 Pada saringan No. 4 =100 – 91,31 = 8,69
 Pada saringan No. 8 =100 – 92,31 = 7,69
 Pada saringan No. 20 =100 – 94,90 = 5,1
 Pada saringan No. 50 =100 – 97,58 = 2,42
 Pada saringan No. 100 = 100 – 99,25 = 0,75
 Pada PAN = 100 – 100 =0

8 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
1.6 Kesimpulan
Tabel 1.5 Presentase Jumlah Tertahan
Ukuran Saringan Berat Tertahan
(inchi) Resep 1 Resep 2 Resep 3
3
/4" 0 0 0
1
/2" 697 394 690
3
/8" 243 442 273
No. 3 132 231 122
No. 4 17 37 8
No. 8 18 45 12
No. 20 27 30 31
No. 50 24 17 32
No. 100 14 11 20
PAN 14 4 9
Sumber : Analisis Data Praktikum
Dari Tabel 1.4 dapat disimpulkan bahwa:
Agregat halus dan agregat kasar dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan No.4
1. Pada percobaan ke-1 terdapat agregat kasar sebanyak 1072 gram dan agregat
halus sebanyak 100 gram.
2. Pada percobaan ke-2 terdapat agregat kasar sebanyak 1067 gram dan agregat
halus sebanyak 140 gram.
3. Pada percobaan ke-3 terdapat agregat kasar sebanyak 1085 gram dan agregat
halus sebanyak 103 gram.

9 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017

BAB 2
PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN
PENYERAPAN AGREGAT KASAR

2.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (bulk apecific gravity), berat
jenis kering permukaan jenuh (saturator surface dry), berat jenis semua (apparent) dari
agregat kasar.
1) Berat jenis (bulk apecific grafity) yaitu, perbandingan antara berat agregat kering dan
berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu
tertentu.
2) Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) yaitu, perbandingan antara berat agregat
kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
3) Penyerapan adalah persentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat
kering.

2.2 Peralatan yang Digunakan


a) Keranjang kawat ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm (No.6 atau No.8) dengan kapasitas
±5 kg.
b) Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemerikanan, tempat ini
harus dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air selalu tetap.
c) Timbangan dengan kapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang
ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.
d) Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai 110C.
e) Alat pemisah contoh.
f) Saringan No.4½.

10 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
2.3Benda Uji
Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan No.4 yang diperoleh dari alat
pemisah contoh sebanyak 5 kg.

2.4 Prosedur Pelaksanaan


1. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain, yang melekat pada
permukaan.
2. Benda uji dikeringkan dalam oven pada suhu 105C, sampai berat tetap.
3. Benda uji didiinginkan dalam air pada suhu kamar selama ±24jam.
4. Benda uji direndam dalam air, kemudian lap dengan kain penyerap sampai selaput air
pada permukaan hilang (SSD), untuk butiran yang besar, pengeringan harus satu-
persatu.
5. Benda uji ditimbang padakondisi keringpermukaan jenuh (SSD).
6. Benda uji diletakkan didalam keranjang, goncangkan batunya untuk mengeluarkan
udara yang tersekap dan tentukan beratnya didalam air (Ba).
7. Ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan kepada suhu standar (25C).

2.5 Data dan Perhitungan

Data hasil dari menimbang agregar pada masing-masing resep yang ditjukan pada
Tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1 Hasil Penimbangan Benda Uji

Benda uji direndam selama 24 jam


Berat benda uji kering oven tertahan (Bk) 2000 gram
Berat benda uji dalam air (Ba) 1230 gram
Berat benda uji kering permukaan jenuh (Bj) 2087 gram
Sumber : Hasil Praktikum Bahan Jalan

11 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
Data dari penimbangan tersebut didapatkan perhitungan sebagai berikut :

Tabel 2.2 Perhitungan Berat Jenis

Jenis Pengujian gram


Berat benda uji kering oven (Bk) 2000
Berat benda uji kering permukaan jenuh (Bj) 2087
Berat benda uji dalam air (Ba) 1230
Berat jenis kerikil (Bulk Specific Gravity)
𝐵𝑘 2000 2,33
=
𝐵𝑗 − 𝐵𝑎 2087 − 1230
Berat jenis kering permukaan jenuh (Saturated Surface Dry)
𝐵𝑗 2087 2,43
=
𝐵𝑗 − 𝐵𝑎 2087 − 1230
Berat jenis semu (Apparent Specific Gravity)
𝐵𝑘 2000
= 2,59
𝐵𝑘 − 𝐵𝑎 2000 − 1230

Penyarapan (%)
𝐵𝑗 − 𝐵𝑘 2087 − 2000 4,35
× 100% = × 100%
𝐵𝑘 2000
Sumber : Hasil Praktikum Bahan Jalan

12 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
Tabel 2.3 Persyaratan Agregat Kasar dan Agregat Halus

Syarat
Jenis Perkerasan Min Max

Agregat Kasar
1. Kelekatan 95 % -

2. Keausan - 40 %

3. Peresapan terhadap air - 3%

4. Berat jenis semu 2,5 gr/cc -

Agregat Halus

1. Peresapan terhadap air - 3%


2. Berat jenis semu 2,5 gr/cc -

Filler

1. Berat jenis - -
Sumber : Hasil Praktikum Bahan Jalan

2.6 Kesimpulan

1. Dalam percobaan ini air memiliki pernanan penting dalam penentuan nilai berat jenis
benda yang ditimbang. Hal ini dikarenakan ketika benda ditimbang di dalam air maka
massa air akan mempengaruhi massa benda yang ditimbang, sehingga berat benda
yang ditimbang akan menjadi lebih kecil ketika di dalam air.
2. Dari pemeriksaan di laboratorium didapatkan hasil berat jenis semu sebesar 2,59
gram, dalam hal ini benda uji memenuhi persyaratan yang ditentukan sesuai dengan
Tabel 2.3 sebesar 2,5 gr/cc.

13 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017

BAB 3
PEMERIKSAAN PENETRASI BAHAN-
BAHAN BITUMEN

3.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi bitumen keras atau lembut
(solid atau semi-solid) dengan memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu, beban tertentu
dan waktu tertentu kedalam bitumen pada suhu tertentu pula.

3.2 Peralatan yang Digunakan


a) Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa gesekan
dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.
b) Pemegang jarum seberat (47,5±0,05) gram yang dapat dilepas dengan mudah dari alat
penetrasi untuk peneraan.
c) Pemberat (50±0,05) gr dan (100±0,05) gram yang masing-masing digunakan untuk
pengukuran penetrasi dengan beban 50 gram dan 100 gram.
d) Jarum penetrasi yangterbuat dari stainlees steelmutu 4400 atau HRC54 sampai 60
dengan ujung jarum harus berbentuk kerucut terpancung.
e) Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang
rata-rata berukuran sebagai berikut:
Tabel 3.1 Penentuan Penetrasi
Penetrasi Diameter (mm) Dalam (mm)
Dibawah 200 55 35
200 sampai 300 70 45
Sumber : Buku Pedoman Praktikum Bahan Jalan ITATS
f) Bak perendam (Waterbath). Terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari 10 liter
dan dapat menahan suhu tertentu dengan ketelitian ±0,1C, bejana dilengkapi dengan

14 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
pelat dasar berlubang-lubang, terletak 50 mm diatas dasar bejana dan tidak kurang
dari 100 milimeter dibawah permukaan air dalam bejana.
g) Tempat air untuk benda uji ditempatkan dibawah alat penetrasi. Tempat tersebut
mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml dan tinggi yang cukup untuk merendam
benda uji tanpa gerak.
h) Pengukur waktu. Untuk pengukuran penetrasi dengan tangan diperlukan stopwatch
dengan skala pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dan kesalahan tertinggi 0,1
detik per 60 detik tertinggi 0,1 detik per 60 detik. Untuk pengukuran penetrasi dengan
alat otomatis, kesalahan alat tersebut tidak boleh lebih dari 0,1 detik.

3.3 Benda Uji


Contoh dipanaskan perlahan-lahan serta diaduk hingga cukup air untuk dapat
dituangkan. Pemanasan contoh untuk penetrasi tidak boleh lebih dari 60C diatas titik
lembek, dan bitumen tidak boleh lebih dari 90C dibawah titik lembek. Waktu pemanasan
tidak boleh lebih dari 30 menit, diaduk perlahan-lahan agar udara tidak masuk kedalam
contoh.
Setelah cair, kemudian dituang dan ditunggu hingga dingin, tinggi contoh dalam tempat
tersebut tidak kurang dari angka penetrasi ditambah 10 mm, benda uji dibuat 1 (satu). Benda
uji ditutup agar bebas dari debu dan didiamkan dalam suhu ruang selama 1 atau 1,5 jam
untuk benda uji kecil dan 1,5 sampai 2 jam untuk bnda uji besar.

3.4 Prosedur Pelaksanaan


1) Benda uji diletakkan dalam tempat air yang kecil dan dimasukkan ke dalam bak
perendam yang telah berada dalam suhu yang diinginkan. Didiamkan dalam bak
tersebut selama 1 sampai 1,5 jam untuk benda uji kecil, 1,5 sampai 2 jam untuk benda
uji besar.
2) Pemegang jarum diperiksa agar dapat digunakan dengan baik dan dibersihkan jarum
penetrasi dengan toluene atau pelarut lain, kemudian dikeringkan dengan lap
pembersih dan jarum dipasang pada pemegang jarum.
3) Pemberat 50 gram diletakkan diatas jarum untuk memperoleh beban sebesar 100
gram.
4) Tempat air yang berisi benda uji dipindahkan dari bak perendam dibawah alat
penetrasi.

15 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
5) Jarum perlahan-lahan diturunkan sehingga jarum menyentuh benda uji, atur jarum
penetrometer hingga terletak pada posisi nol.
6) Pemegang jarum dilepas bersamaan dengan stopwatch dijalankan selama 5 detik.
7) Arloji penetrometerdiputar dan bacalah angka penetrasi yang berimpit-impit dengan
jarum penunjuk, membulatkan hingga angka 0,1 mm terdekat.
8) Jarum dilepaskan dari pemegang jarum dan menyiapkan alat penetrasi untuk
pekerjaan berikutnya.
9) Langkah 1 sampai 8 diatas dilakukan tidak kurang dari 3 kali untuk benda uji yang
sama dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak satu sama lain dan dari tepi
dinding lebih dari 1 cm.
10) Harga putaran jarum penetrasi dibaca selama waktu tersebut. Satu divisi pada
pembacaan putaran jarum adalah sama dengan 0,1 mm. Jadi kalau harga penetrasi
aspal tersebut 68, artinya selama 5 detik jarum tersebut, bergerak menembus aspal
sejauh 68 x 0,1 mm = 6,8 mm.

3.5 Data dan Perhitungan


Pada pelaksanaan praktikum penetrasi bitumen didapat data sebagai berikut :
Tabel 3.2 Data Penetrasi Bitumen Percobaan1
Penetrasi Agregat
Suhu Berat Waktu Koefisien
No. Pembacaan
(C) (gram) (detik) (0,10)
1. 2 48 4,8
2. 4 70 7
3. 6 88 8,8
4. 8 105 10,5
25 0
5. 10 121 12,1
6. 12 135 13,5
7. 14 146 14,6
8. 16 155 15,5
Jumlah 869 86,9
Rata-rata 108,625 10,8625
Sumber : Hasil Percobaan Praktikum

16 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
Tabel 3.3 Data Penetrasi Bitumen Percobaan 2
Penetrasi Agregat
Suhu Berat Waktu Koefisien
No. Pembacaan
(C) (gram) (detik) (0,10)
1. 2 60 6
2. 4 81 8,1
3. 6 98 9,8
4. 25 50 8 113 11,3
5. 10 128 12,8
6. 12 140 14
7. 14 152 15,2
Jumlah 772 77,2
Rata-rata 110,286 11,0286
Sumber : HasilPercobaan Praktikum

Tabel 3.4 Data Penetrasi Bitumen Percobaan 3


Penetrasi Agregat
Suhu Berat Waktu Koefisen
No. Pembacaan
(C) (gram) (detik) (0,10)
1. 2 75 7,5
2. 4 108 10,8
25 100
3. 6 135 13,5
4. 8 153 15,3
Jumlah 471 47,1
Rata-rata 117,75 11,775
Sumber : Hasil Percobaan Praktikum
sampel 1+sampel 2+sampel 3
Rata-rata dari ketiga sampel= 3
86,9+77,2+47,1
= 3

= 70,4 mm

17 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
3.6 Kesimpulan
1. Nilai penetrasi aspal tanpa beban (0 gram) rata-rata adalah 108,265. Untuk nilai
penetrasi aspal diberi beban 50 gram rata-rata adalah 110,286. Sedangkan
nilaipenetrasi aspal diberi beban 100 gram rata-rata adalah 117,75.
2. Pengelompokan Aspal pen dapat dibedakan berdasarkan nilai penetrasi, yaitu:
 Aspal pen 40/50 yaitu jarum penetrasi antara 40-59
 Aspal pen 60/70 yaitu jarum penetrasi antara 60-79
 Aspal pen 85/100 yaitu jarum penetrasi antara 85-100
 Aspal pen 120/150 yaitu jarum penetrasi antara 120-150
 Aspal pen 200/300 yaitu jarum penetrasi antara 200-200

18 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017

BAB 4
PEMERIKSAAN TITIK NYALA BAKAR
DENGAN CLEVELAND OPEN CUP

4.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik nyala dan titik bakar dari semua
jenis hasil minyak bumi kecuali minyak bakar dan bahan lainnya yang mempunyai titik nyala
open cup kurang dari 79C.
1) Titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat pada suatu titik diatas
permukaan aspal.
2) Titik bakar adalah suhu pada saat terlihat nyala sekurang-kurangnya 5 detik pada
suatu titik diatas pemukaan aspal.

4.2 Peralatan yang Digunakan


a) Termometer.
b) Cleveland open cup.
c) Pelat pemanas. Terdiri dari logam untuk melakatkan cawan cleveland.
d) Sumber pemanas dapat berasal dari pembakar gas, sumber listrik atau pembakar
alkohol yang tidak menimbulkan asap atau nyala disekitar bagian atau cawan
e) Penamah angin merupakan alat yang menahan angin apabila digunakan nyala sebagai
pemanasan.
f) Nyala penguji merupakan alatyang dapat diatur dan memberikan nyala dengan
diameter 3,2 mm sampai 4,3 mm dengan panjang tabung 7,5 cm.

4.3 Benda Uji


Panaskan contoh aspal antara 148,9C sampai cukup air. Kemudian isilah cawan
cleveland sampai garis dan hilangkan (pecahkan) gelembung udara yang ada pada permukaan
cairan.

19 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
4.4 Prosedur Pelaksanaan
1) Cawan diletakkan diatas pelat pemanas dan aturlah sumber pemanas sehingga terletak
dibawah titik tengah cawan.
2) Nyala penguji diletakkan dengan peran pada jarak 7,5 cm dari titik tengah cawan.
3) Tempatkan termometer tegak lurus didalam benda uji dengan jarak 6,4 mm diatas
dasar cawan, dan terlaetak pada satu baris yang menghubungkan titik tengah cawan
dan titik poros dari pada nyala penguji. Kemudian aturlah sehingga poros termometer
terletak pada jarak 1% diameter cawan dari tepi.
4) Tempatkan penahan angin didepan nyala penguji.
5) Sumber pemanas dinyalakan dan aturlah pemanasan sehingga kenaikan suhu menjadi
15C per menit sampai benda uji pada suhu antara 56C dan 28C dibawah titik nyala
perkiraan.
6) Nyala penguji dinyalakan dan aturlah agar diameter nyala penguji tersebut menjadi
3,2 sampai 4,8 mm.
7) Putarlah nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi cawan)
dalam waktu satu detik. Ulangi pekerjaaan tersebut setiap kenaikan 2C.
8) Lanjutkan langkah6 dan 7 sampai terlihat nyala yang agak lama sekurang-kurangnya
5 detik diatas permukaan benda uji.
9) Bacalah suhu pada termometer dan catat.

4.5 Datadan Perhitungan


Tabel 4.1 Data Hasil Praktikum
Dibawah Titik Nyala Waktu Suhu TitikNyala/Bakar
(ºC) (menit) (C)
55 5 110 Tidak nyala
55 10 150 Tidak nyala
55 15 200 Tidak nyala
55 20 245 Nyala
55 22 260 Nyala
55 24 270 Nyala
55 26 278 Nyala
55 28 280 Bakar
Sumber : Hasil Percobaan Praktikum

20 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
Persyaratan Titik Nyala dan Titik Bakar sesuai SNI 06-2433-1991 sebagai berikut :
1. Titik nyala pada suhu 215C sampai 287,7ºC.
2. Titik bakar pada suhu diatas atau lebih dari titik nyala.

4.6 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Titik nyala terjadi pada suhu 245°C dalam waktu 20 menit.
2. Titik bakar terjadi pada suhu 280ºC dalam waktu 28 menit.
3. Titik nyala apda open cup kurang dari 79ºC.
4. Dengan demikian, hasil yang diperoleh dari pengujian titik nyala dan titik bakar aspal
telah memenuhi persyaratan SNI 06 -2433-1991.

21 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017

BAB 5
PEMERIKSAAN CAMPURAN ASPAL
DENGAN ALAT MARSHALL

5.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan (stabilitas)
terhadapkelelehan plastis (flow) dari campuran aspal.
1. Ketahanan (stabilias) ialah kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima beban
sampai terjadi kelelehan plastis yang dinyatakan dalam kilogram atau pound.
2. Kelelehan plastis(flow) ialah keadaan perubahan bentuk suatu campuran aspal yang
terjadi akibat suatu beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam mm atau inch.

5.2 Peralatan yang Digunakan


a. Tiga buah cetakan benda uji yang berdiameter 10 cm (4") dan tinggi 7,5 cm (3"),
lengkap dengan pelat alas dan leher sambung.
b. Alat pengeluar benda uji.
c. Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata berbentuk silinder, dengan berat
4,536 kg (10 pound), dan tinggi jatuh bebas adalah 45,7 cm (18").
d. Landasan pemadat terdiri dari balok kayu (jati atau sejenis) berukuran kira-kira
30×30×2,5 cm dan diikatkan dengan lantai beton dengan 4 bagian suku.
e. Silider cetakan benda uji.
f. Mesin tekan lengkap dengan :
i. Kepala penekan berbentuk lengkung (breaking heart).
ii. Cincin penguji yang berkapasitas 2500 kg (5000 pound) dengan ketelitian 12,5 kg
(25 pound) dilengkapi arloji tekan dengan ketelitian 0,0025 cm (0,0001").
iii. Arloji kelelahan dengan ketelitian 0,25 mm (0,01") dengan kelengkapannya.
g. Ovenyang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai 200C.
h. Bak perendam (water bath) dilengkapi dengan pengatur suhu minimum 20C.

22 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
i. Panci-panci untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran aspal.
j. Pengkuran suhu dari logam (metal termometer) berkapasitas 250C dan 100C
dengan ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 5kg dengan ketelitian 1 gram.
k. Kompor.
l. Sarung asbes dan karet.
m. Sendok pengaduk dan perlengkapan lain.

5.3 Benda Uji


a. Persiapan Benda Uji
Keringkan agregat, sampai beratnya tetap pada suhu 105C.Pisahkan agregat dengan
cara penyaringan kering kedalam fraksi-fraksi yang dikehendaki atau seperti berikut ini :
 1" sampai 3/4".
 3
/4" sampai 3/8".
 3
/4" sampai No. 4 (4,76 mm).
 No. 4 (4,76 mm) sampai No. 8 (2,38 mm).
 Lewat No. 8 (2,38 mm).
b. Penentuan Suhu, Pencampuran dan Pemadatan
Suhu pencampran harus ditentukan sehingga bahan pengikat yang dipakai
menghasilkan viskositas seperti Tabel 5.1.
Tabel 5.1Viskositas Penentu Suhu
Bahan Campuran Pemadatan
Pengikat
Kinematic Saybolt furol Engler Kinematic Saybolt furol Engler
C, St Det, S.F C, St Det, S.F
Aspal Panas 170 ± 20 85±10 - 280±30 140±15 -
Aspal Dingin 170 ± 20 85±10 - 280±30 140±15 -
Tor - - 23±3 - - 40±5
Sumber : Buku Pedoman Praktikum Bahan Jalan ITATS
c. Persiapan Campuran
Untuk setiap benda uji diperlukan agregat sebanyak ±1200 gram. Sehingga
menghasilkan tinggi benda uji kira-kira 6,25 cm ± 0,125 cm (2,5”± 0,05”).
 Panaskan panci pencampur beserta agregat kira-kira 28C diatas suhu
pencampur.Untuk aspal panas dan ter aduk sampai merata.

23 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
 Tuangkan aspal sebanyak yangdibutuhkan kedalam agregat yang sudah
dipanaskan tersebut.
 kemudian aduklah dengan cepat pada suhu sesuai Tabel 5.1sampai agregat
terlapis merata. Dimana dalam percobaan tersebut digunakan aspal panas saybolt
furol dengan ketentuan 85±10 dan pemadatan dengan ketentuan 140±15.
d. Pemadaman Benda Uji
 Membersihkan perlengkapan cetak benda uji serta bagian muka penumbuk
dengan seksama dan panaskan sampai suhu antara 93,3 dan 148,9C.
 Meletakkan selembar kertas kering atau kertas penghisap yang sudah digunting
menurut ukuran cetakan kedalam dasar cetakan.
 Masukan seluruh campuran kedalam cetakan dan tusuk-tusuk campuran keras-
keras dengan spatula yang dipanaskan atau aduklah dengan sendok semen 15
kali keliling pinggiran dan 10 kali bagian dalamnya.
 Melepaskan lehernya dan ratakannya permukaan campuran dengan
mempergunakan sendok semen menjadi bentuk yang sedikit cembung. Waktu
akan dipadatkan suhu campuran harus dalam batas-batas suhu pemadatan seperti
disebut pada Tabel 5.1.
 Meletakkan cetakan diatas landasan pemadat dalam pemegang cetakan.Lakukan
pemadatan dengan alat penumbuk sebanyak 75 dengan tinggi jatuh 45 cm (18").
Selama pemadatan tahanlah agar sumbu palu pemadatn selalu tegak lurus dengan
alat cetakan.
 Melepaskan keping alas dan lehernya, kemudian balik alat cetak berisi benda uji
dan pasanglah kembali perlengkapannya.Terhadap permukaan benda uji yang
sudah dibalik ini, tumbuklah dengan jumlah tumbukan yang sama.
 Sesudah pemadatan lepaslah keping alas dan pasanglah alat pengeluar benda uji
pada permukaan ujung ini. Dengan hati-hati keluarkan dan letakkan benda uji
diatas permukaan rata yang halus. Biarkan selama kira-kira 24 jam pada suhu
ruangan.

5.4 Prosedur Pelaksanaan


1) Benda uji dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel.
2) Masing-masing benda uji diberi tanda pengenal.
3) Tinggi benda uji diukur dengan ketelitian 0,1 mm.
24 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Praktikum Bahan Jalan 2017
4) Benda uji ditimbang.
5) Direndam dalam air kira-kira 24 jam pada keseluruhan.
6) Ditimbang dalam air untuk mendapatkan isi.Persen rongga terhadap campuran
dilaporkan dalam bilangan desimal 1 angka dibelakang koma. Persen rongga terisi
aspal dilaporkan dalam bilangan bulat. Stabilitas dilaporkan dalam bilangan bulat.
7) Untuk setiap benda uji yang diperiksa laporan harus meliputi keterangan berikut :
a. Tinggi benda uji percobaan.
b. Beban maksimum dalam pound, bila perlu dikoreksi.
c. Nilai kelelehan, dalam perseratusan inci.
d. Suhu pencampuran.
e. Suhu pemadatan.
f. Suhu percobaan.

5.5 Data dan Perhitungan

Dari hasil pengujian didapatkan data dan hasil analisis sebagai berikut :

Tabel 5.2 Hasil Pengujian Marshall Test

Resep 1 Resep 2 Resep 3


Tinggi (cm) 8,6 8,3 8,3
Diameter (cm) 10 10 10
Berat Kering (gram) 1220 1266 1218
Berat di Air (gram) 717 744 721
Berat Jenuh SSD (gram) 1257 1310 1253
Stabilitas (pound) 58 88 87
Flow (mm) 0,9 0,8 0,9
Sumber : Hasil Percobaan Praktikum

25 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
Tabel 5.2 Analisis Penentuan Percobaan
Resep 1 2 3
Berat Tiap Briket (gram) 1200 1200 1200 Ketentuan
% Aspal 5,8 5 4,2 Ketentuan
% 𝐴𝑠𝑝𝑎𝑙
Berat Aspal (gram) 70 60 50 × 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑖𝑎𝑝 𝐵𝑟𝑖𝑘𝑒𝑡
100
% Agregat 94,2 95 95,8 100 - % Aspal
Berat Agregat (gram) 1130 1140 1150 Berat Tiap Briket –Berat Aspal
Sumber : Hasil Percobaan Praktikum
Dari data yang diperoleh dimasukkan kedalam Rumus Perhitungan Tabel Marshall

Perhitungan hasil perhitungan Marshall Test


Berat Aspal
A. % Berat Terhadap Total Agregat = Berat Agregat × 100%

70
A. Percobaan 1 : % Berat Terhadap Total Agregat = 1130 × 100 % = 6,19 %

60
A. Percobaan 2 : % Berat Terhadap Total Agregat = 1140 × 100 % = 5,26 %

50
A. Percobaan 3 : % Berat Terhadap Total Agregat = 1150 × 100 % = 4,34 %

Berat Aspal
B. % Berat Terhadap Total Campuran = Total Berat Aspal × 100%

70
B. Percobaan 1 : % Berat Terhadap Total Campuran = 180 × 100 % = 38,9 %

60
B. Percobaan 2 : % Berat Terhadap Total Campuran = 180 × 100 % = 33,3 %

50
B. Percobaan 3 : % Berat Terhadap Total Campuran = 180 × 100 % = 27,8 %

C. Berat Jenis = Diperoleh dari Pengujian Sesuai AASHTO T 209-90

C. Percobaan 1 : (Gmm) = 2,39

C. Percobaan 2 : (Gmm) = 2,39

C. Percobaan 3 : (Gmm) = 2,39

26 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017

Berat Kering
D. Berat Jenis = Berat Kering – Berat di dalam Air

1220
D. Percobaan 1 : (Gse) = 1220−717 = 2,42 gram

1266
D. Percobaan 2 : (Gse) = 1266−744 = 2,43 gram

1218
D. Percobaan 3 : (Gse) = 1218−721 = 2,45 gram

E. Berat di Udara = Hasil Pengujian di Laboratorium

Percobaan 1 : Berat di Udara = 2000 gram

Percobaan 2 : Berat di Udara = 2000 gram

Percobaan 3 : Berat di Udara = 2000 gram

F.
F. Berat
Berat di
di dalam
dalam Air
Air =: Hasil
Hasil Pengujian
Pengujian di
di Laboratorium
Laboratorium

Percobaan 1 : Berat di dalam Air = 717 gram

Percobaan 2 : Berat di dalam Air = 744 gram

Percobaan 3 : Berat di dalam Air = 721 gram

G. Berat Kering Permukaan Jenuh = Hasil Pengujian di Laboratorium

Percobaan 1 : Berat Kering Permukaan Jenuh = 1257 gram

Percobaan 2 : Berat Kering Permukaan Jenuh = 1310 gram

Percobaan 3 : Berat Kering Permukaan Jenuh = 1253 gram

H. Volume Bulk : Berat Kering Permukaan – Berat di dalam Air

27 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
Percobaan 3 : Volume Bulk = 2057 – 1196 = 861 cm3

Percobaan 3 : Volume Bulk = 2100 – 1200 = 900 cm3

Percobaan 3 : Volume Bulk = 2080 – 1209 = 871 cm3

Berat di Udara
I. Berat Isi Benda Uji : Volume Bulk

2000
I. Percobaan 3 : Berat Isi Benda Uji = = 2,32
861

2000
I. Percobaan 3 : Berat Isi Benda Uji = = 2,22
900

2000
I. Percobaan 3 : Berat Isi Benda Uji = = 2,29
871

J. % Aspal Terhadap Campuran : Hasil Pengujian di Laboratorium

J. Percobaan 3 : % Aspal Terhadap Campuran = 5,8 %

J. Percobaan 3 : % Aspal Terhadap Campuran = 5 %

J. Percobaan 3 : % Aspal Terhadap Campuran = 4,2 %

K. % Agregat Efektif Terhadap Campuran : Hasil Pengujian di Laboratorium

K. Percobaan 3 : % Agregat Efektif Terhadap Campuran = 94,2 %

K. Percobaan 3 : % Agregat Efektif Terhadap Campuran = 95 %

K. Percobaan 3 : % Agregat Efektif Terhadap Campuran = 95,8 %


100
L. Berat Maksimum : % Agregat Efektif Terhadap Campuran % Aspal Terhadap Campuran
+
Berat Jenis Agregat Berat Jenis Aspal

100
L. Percobaan 3 : Berat Maksimum = 94,2 5,8 = 2,47
+
2,7 1,036

100
L. Percobaan 3 : Berat Maksimum = 95 5 = 2,5
+
2,7 1,036

100
L. Percobaan 3 : Berat Maksimum = 95,8 4,2 = 2,53
+
2,7 1,036

28 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017

% Berat Terhadap Total Campuran ×Berat Isi Benda Uji


M. Volume % Total Aspal : % Aspal Terhadap Campuran

38,9 × 2,32
M. Percobaan 3 : Volume % Total Aspal = = 15,56
5,8

33,3 ×2,22
M. Percobaan 3 : Volume % Total Aspal = = 14,79
5

27,8 ×2,24
M. Percobaan 3 : Volume % Total Aspal = = 14,83
4,2

(100−% Berat Terhadap Total campuran)× Berat Isi Benda UJi


N. Volume % Total Agregat : Agregat Efektif Terhadap Campuran

(100 – 38,9)×2,32
N. Percobaan 3 : Volume % Total Agregat = 94,2
= 1,50

(100−33,3)×2,22
N. Percobaan 3 : Volume % Total Agregat = = 1,55
95

(100−27,8)×2,24
N. Percobaan 3 : Volume % Total Agregat = = 1,68
95,8

O. Jumlah Kandungan Rongga : 100 – Volume % Total Aspal – Volume % Total Agregat

O. Percobaan 3 : Jumlah Kandungan Rongga = 100 – 15,56 – 1,50 = 82,88

O. Percobaan 3 : Jumlah Kandungan Rongga = 100 – 14,79 – 1,55 = 83,66

O. Percobaan 3 : Jumlah Kandungan Rongga = 100 – 14,83 – 1,68 = 83,49

P. % Rongga Terhadap Agregat : 100 – Volume % Total Agregat

P. Percobaan 3 : % Rongga Terhadap Agregat = 100 – 1,50 = 98,50 %

P. Percobaan 3 : % Rongga Terhadap Agregat = 100 – 1,55 = 98,45 %

P. Percobaan 3 : % Rongga Terhadap Agregat = 100 – 1,68 = 98,32 %

29 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
Volume % Total Aspal
Q. % Rongga Terhadap Aspal : % Rongga Terhadap Agregat × 100%

1,50
Q. Percobaan 3 : % Rongga Terhadap Aspal = 98,50 × 100% = 1,5%

1,55
Q. Percobaan 3 : % Rongga Terhadap Aspal = 98,45 × 100% = 1,57%

1,68
Q. Percobaan 3 : % Rongga Terhadap Aspal = 98,32 × 100% = 1,7%

100
R. % Rongga Terhadap Campuran : 100 − Berat Maksimum × Berat Isi Benda Uji

100
R. Percobaan 3 : % Rongga Terhadap Campuran = 100 − 2,47 × 2,32 = 6,07

100
R. Percobaan 3 : % Rongga Terhadap Campuran = 100 − 2,50 × 2,22 = 11,2

100
R. Percobaan 3 : % Rongga Terhadap Campuran =100 − 2,53 × 2,29 = 9,48

S. Pembacaan Arloji Stabilitas : Hasil Pengujian di Laboratorium

S. Percobaan 3 : Pembacaan Arloji Stabilitas = 58 pound

S. Percobaan 3 : Pembacaan Arloji Stabilitas = 88 pound

S. Percobaan 3 : Pembacaan Arloji Stabilitas = 87 pound

T. Hasil Pembacaan Flow (mm) : Hasil Pengujian di Laboratorium

T. Percobaan 3 : Hasil Pembacaan Flow (mm) = 0,9 mm

T. Percobaan 3 : Hasil Pembacaan Flow (mm) = 0,8 mm

T. Percobaan 3 : Hasil Pembacaan Flow (mm) = 0,9 mm

30 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Praktikum Bahan Jalan 2017
5.6 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari prcobaan praktikum yang dilakukan maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
 Pada percobaan ke-1 didapat stabilitas 58 pound dan flow 0,9 mm
 Pada percobaan ke-2 didapat stabilitas 88 pound dan flow 0,8 mm
 Pada percobaan ke-3 didapat stabilitas 87 pound dan flow 0,9 mm
Dengan demikian, semakin tinggi ketahanan (stabilitaty) yang didapat semakin tinggi
juga kelelehan plastis (flows) yang didapat begitu juga sebaliknya semakin rendah ketahanan
(stabilitaty) yang didapat semakin rendah juga kelelehan plastisnya (flows).

31 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Anda mungkin juga menyukai