Anda di halaman 1dari 3

Muhammad Taufan Mahardika

F1F016030
Hubungan Internasional 2016
Metodologi Hubungan Internasional (Penelitian Terdahulu)

Rencana Judul Penelitian :


Pengaruh Penerapan Sister City Kota Bogor, Indonesia - Tainan, Taiwan 2015-2017

1.
Nama Penulis Ika Ariani
Judul Artikel Penerapan Prinsip Public Good Governance Hubungan
Internasional Melalui Perjanjian Sister City (Studi Kasus Sister City
Kota Bandung)
Penerbit, Edisi, [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada, 2013
Tahun terbit
Isi Jurnal Perjanjian internasional semakin ditingkatkan dikalangan negara-negara
maju dan berkembang, begitu pula halnya dengan perjanjian Sister City.
Perjanjian sister city sendiri telah ada di Amerika Serikat (USA) dan kota-
kota sahabatnya di berbagai benua. SCI didirikan pada 1956 sebagai
bagian dari ‘The National League of Cities’ yang kemudian memisahkan
diri menjadi semacam NGO atau korporasi nonprofit pada 1967.
Sementara di Indonesia istilah yang digunakan oleh Kementerian Dalam
Negeri dan Kementerian Luar Negeri adalah Sister City, didukung dengan
keluarnya Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 193/1652/PUOD
tanggal 26 April 1993 perihal Tata Cara Pembentukan Hubungan
Kerjasama Antar Kota (Sister City) dan Antar Provinsi (Sister Province)
dalam dan luar negeri.

Sebenarnya jauh sebelum itu secara terbatas sister city sudah dimulai di
Indonesia, misalnya Pemerintah Kota Bandung dengan Braunschweig,
Jerman yang menandatangani MOU kerjasama sister city pada Juni 1960,
dan dengan Fort Worth, USA pada April 1990. Perjanjian Internasional
adalah hasil kesepakatan yang dibuat oleh subyek hukum internasional
baik regional maupun multilateral. Sedangkan menurut Konvensi wina
Pasal 2 1969, Perjanjian Internasional (treaty) didefinisikan sebagai “Suatu
Persetujuan yang dibuat antara negara dalam bentuk tertulis, dan diatur
oleh hukum internasional, apakah dalam instrumen tunggal atau dua atau
lebih instrumen yang berkaitan dan apaun nama yang diberikan padanya.”

Definisi ini kemudian dikembangkan oleh pasal 1 ayat 3 Undang-undang


Republik Indonesia nomor 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri
yaitu: Perjanjian Internasional adalah perjanjian dalam bentuk dan
sebuitan apapun, yang diatur oleh hukum internasional dan dibuat secara
tertulis oleh pemerintah Republik Indonesia dengan satua atau lebih
negara, organisasi internasional atau subyek hukum internasional lainnya,
serta menimbulkan hak dan kewajiban pada pemerintah Republik
Indonesia yang bersifat hukum publik”. Pelaksanaan sister city telah sesuai
instrumen hukum internasional dan telah mampu menempatkan prinsip
good governance pada kalangan pemerintahan daerah propinsi maupun
kota, sehingga tercapai kerjasama yang baik dan berkesinambungan.
Persamaan Pada Penelitian tersebut, menjelaskan landasan hukum mengenai
bagaimana membangun hubungan internasional, membuat perjanjian
internasional, serta mengatur bagaimana tata kelola pemerintahan yang
baik.
Perbedaan Pada penelitian tersebut, hanya mengkaji aspek legalitas dan asas-asas
yang berlaku dalam kerjasama internasional, khususnya sister city, namun
tidak sampai ke studi kasus yang lebih mendalam yang melatarbelakangi
actor tersebut untuk bekerja sama.

2.
Nama Penulis M.Lutfan Herdyanto
Judul Artikel Kerjasama Internasional antar Pemerintah Kota Studi Kasus:
Kerjasama Sister City Surabaya-Kochi, Prefektur Kochi 1997-2012
Penerbit, Edisi, [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada, 2013
Tahun terbit
Isi Jurnal Kerjasama Sister City adalah penggandengan dua kota berbeda negara
untuk membangun hubungan persaudaraan yang lebih erat, dibantu oleh
dukungan UU Otonomi Daerah, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi
tantangan otonomi daerah di era globalisasi, tidak terkecuali oleh kota
Surabaya dan Kochi. Kerjasama sister city Surabaya-Kochi adalah bisnis
antara kedua negara untuk dapat menghadapi tantangan komunikasi secara
terbuka jaringan dan meningkatkan pemahaman. Persamaan potensial
kedua digunakan sebagai modal kota untuk membangun dan
mengembangkan kerjasama di masa depan.
Persamaan Kerjasama yang terbangun melalui perjanjian sister city dan usaha untuk
meningkatkan daya saing di era globalisasi.
Perbedaan Kerjasama ini terbangun atas dua kota besar, yaitu Surabaya selaku kota
ke-2 terbesar di Indonesia, dengan Prefektur Kochi yaitu kota utama di
prefektur dengan jumlah penduduk terbanyak. Berbeda dengan Kota
Bogor dan Tainan yang masih dibawah dua kota yang bekerjasama
tersebut.

3.
Nama Penulis Joanita Irma
Judul Artikel Kerjasama Sister City Kota Bandung, Indonesia Dengan Kota Forth
Worth, Amerika Serikat
Penerbit, Edisi, [Yogyakarta] : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2017
Tahun terbit
Isi Jurnal Dalam menganalisa kasus ini, penulis menggunakan konsep
Paradiplomacy.
Hasil penelitian ini menunjukkan alasan Bandung bekerja sama dengan
Fort Worth, Amerika dalam pengembangan sumber daya manusia melalui
pertukaran siswa dan pelatihan untuk pengabdian masyarakat serta kerja
sama bersama bidang helikopter antara PT. Dirgantara Indonesia dengan
Helicopter Bell Textron Inc.
Persamaan Penerapan perjanjian sister city, lalu konsep yang digunakan pun sama-
sama menggunakan konsep Paradiplomacy.
Perbedaan Kerjasama yang dilakukan Bandung dengan Forth Worth dilakukan di
bidang teknologi dan SDM, salahsatunya dengan penyuluhan dan
pelatihan kepada dinas perairan dan rumah sakit, namun untuk kerjasama
yang dilakukan antara Bogor dan Tainan belum mencapai hingga
teknologi, khususnya dirgantara. Melainkan baru ke aspek ekonomi,
budaya dan teknologi agrikultur di bidang anggrek.

Anda mungkin juga menyukai