Anda di halaman 1dari 3

Menjelaskan Mengapa Codon dan Anticodon Berinteraksi dan Membahas

Pengaruh Wobble Terhadap Interaksi Ini.


K47-SPP-03
Ayiguna Mada Wardiana (B1J006084)
Yully Artikasari (B1J006088)
Nailil Fitri (B1J006092)

Secara prinsip, interaksi codon-anticodon adalah proses yang pasti


melibatkan pasang basa antara anticodon tRNA dan codon di mRNA. Kekhususan
dari aminoacylation menjamin bahwa tRNA memasang asam amino yang
ditunjukkan oleh codon dengan pasangan-pasangannya, dan ribosom menguasai
topologi interaksi sedemikian rupa. Karena pasang basa polinukleotida ialah
bertentangan, dan mRNA selalu membaca dari arah 5′→3′, pertama nukleotida
codon pasang dengan nukleotida 36 tRNA, kedua dengan nukleotida 35, dan
ketiga dengan nukleotide 35. Proses translasi, setiap codon berpasangan dengan
anticodon yang sesuai yang terdapat pada molekul tRNA. Contohnya, codon
metionin (AUG) mempunyai komplement dalam bentuk anticodon AUC ysng
terdapat pada tRNAmet. Pada waktu tRNA yang membawa asam amino diikat ke
dalam sisi A pada ribosom, maka bagian anticodonnya berpasangan dengan codon
yang sesuai yang ada pada sisi A tersebut. Suatu codon akan menentukan asam
amino yang disambungkan ke dalam polipeptida yang sedang disintesis dalam
ribosom.

Gambar kode genetik


Aminoacylation merupakan derajat pertama kekhususan yang terpapar
oleh tRNA. Tahap kedua ialah kekhususan interaksi di antara anticodon tRNA dan
mRNA akan diterjemahkan. Kekhususan ini menjamin bahwa sintesis protein
mengikuti peraturan kode genetik.
Setiap codon memerlukan tRNA tersendiri, maka diperlukan banyak
tRNA untuk mentranslasi kode-kode genetik. Oleh karena itu Francis Crick
melahirkan hipotesis wobble untuk menunjukkan bahwa tRNA yang diperlukan
tidak sebanyak jumlah kodon yang ada. Kedua basa pertama dalam setiap kodon
berpasangan dengan anticodon yang sesuai, sedangkan basa ketiga dapat
bepasangan dengan basa yang tidak biasa. G dapat berpasangan tidak hanya
dengan C pada posisi ketiga kodon, tetapi juga dapat berpasangan dengan Urasil
U sehingga menghasilkan pasangan basa wobble G-U .
Pengenalan codon dihambat oleh pengaruh wobble. Berbeda dengan
prinsip awal ekspresi gen. Karena anticodon di lengkungan RNA, ketiga
nucleotides tidak bisa membuat posisi yang seragam sama sekali dengan codon.
Akibatnya, pasangan basa yang tidak standar dapat dibentuk diantara ketiga codon
nukleotida dan nukleotida pertama dari anticodon. Ini disebut ‘wobble. Jenis
pasangan-pasangan yang memungkinkan, khususnya jika nukleotida di posisi 34
diubah.
Satu basa yang tidak biasa dalam tRNA yaitu I yang strukturnya mirip
dengan G. Basa inosine dapat berpasangan dengan C atau dengan U pada posisi
ketiga kodon (posisi wobble). Selain itu, inosine juga dapat berpasangan dengan
A. dengan demikian, anticodon yang mengandung inosine pada posisi pertama
dapat berpasangan dengan tiga macam kodon berbeda yang mempunyai basa pada
posisi ketiga berupa C, U, atau A. fenomena wobble semacam ini dapat
mengurangi jumlah tRNA yang dibutuhkan untuk mentranslasi kode-kode
genetik. Fenomena wobble mengurangi jumlah tRNA yang diperlukan untuk
mentranslasi kode-kode genetik. Codon untuk fenilalanin, yaitu UUU dan UUC,
dapat berpasangan dengan anticodon 3’-AAG-5’ yang ada pada satu tRNA yang
sama. Basa pertama pada anticodon (G) dapat berpasangan dengan U maupun C
pada basa ketiga codon, yaitu dengan pasangan G-C atau pasangan wobble G-U.
Interaksi codon-anticodon.
Daftar Referensi

http://syayid.wetpaint.com/page/Translation+to+bahasa+Indonesia?t=anon

http://tarimerbabu.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai