Secara prinsip, interaksi codon-anticodon adalah proses yang pasti
melibatkan pasang basa antara anticodon tRNA dan codon di mRNA. Kekhususan dari aminoacylation menjamin bahwa tRNA memasang asam amino yang ditunjukkan oleh codon dengan pasangan-pasangannya, dan ribosom menguasai topologi interaksi sedemikian rupa. Karena pasang basa polinukleotida ialah bertentangan, dan mRNA selalu membaca dari arah 5′→3′, pertama nukleotida codon pasang dengan nukleotida 36 tRNA, kedua dengan nukleotida 35, dan ketiga dengan nukleotide 35. Proses translasi, setiap codon berpasangan dengan anticodon yang sesuai yang terdapat pada molekul tRNA. Contohnya, codon metionin (AUG) mempunyai komplement dalam bentuk anticodon AUC ysng terdapat pada tRNAmet. Pada waktu tRNA yang membawa asam amino diikat ke dalam sisi A pada ribosom, maka bagian anticodonnya berpasangan dengan codon yang sesuai yang ada pada sisi A tersebut. Suatu codon akan menentukan asam amino yang disambungkan ke dalam polipeptida yang sedang disintesis dalam ribosom.
Gambar kode genetik
Aminoacylation merupakan derajat pertama kekhususan yang terpapar oleh tRNA. Tahap kedua ialah kekhususan interaksi di antara anticodon tRNA dan mRNA akan diterjemahkan. Kekhususan ini menjamin bahwa sintesis protein mengikuti peraturan kode genetik. Setiap codon memerlukan tRNA tersendiri, maka diperlukan banyak tRNA untuk mentranslasi kode-kode genetik. Oleh karena itu Francis Crick melahirkan hipotesis wobble untuk menunjukkan bahwa tRNA yang diperlukan tidak sebanyak jumlah kodon yang ada. Kedua basa pertama dalam setiap kodon berpasangan dengan anticodon yang sesuai, sedangkan basa ketiga dapat bepasangan dengan basa yang tidak biasa. G dapat berpasangan tidak hanya dengan C pada posisi ketiga kodon, tetapi juga dapat berpasangan dengan Urasil U sehingga menghasilkan pasangan basa wobble G-U . Pengenalan codon dihambat oleh pengaruh wobble. Berbeda dengan prinsip awal ekspresi gen. Karena anticodon di lengkungan RNA, ketiga nucleotides tidak bisa membuat posisi yang seragam sama sekali dengan codon. Akibatnya, pasangan basa yang tidak standar dapat dibentuk diantara ketiga codon nukleotida dan nukleotida pertama dari anticodon. Ini disebut ‘wobble. Jenis pasangan-pasangan yang memungkinkan, khususnya jika nukleotida di posisi 34 diubah. Satu basa yang tidak biasa dalam tRNA yaitu I yang strukturnya mirip dengan G. Basa inosine dapat berpasangan dengan C atau dengan U pada posisi ketiga kodon (posisi wobble). Selain itu, inosine juga dapat berpasangan dengan A. dengan demikian, anticodon yang mengandung inosine pada posisi pertama dapat berpasangan dengan tiga macam kodon berbeda yang mempunyai basa pada posisi ketiga berupa C, U, atau A. fenomena wobble semacam ini dapat mengurangi jumlah tRNA yang dibutuhkan untuk mentranslasi kode-kode genetik. Fenomena wobble mengurangi jumlah tRNA yang diperlukan untuk mentranslasi kode-kode genetik. Codon untuk fenilalanin, yaitu UUU dan UUC, dapat berpasangan dengan anticodon 3’-AAG-5’ yang ada pada satu tRNA yang sama. Basa pertama pada anticodon (G) dapat berpasangan dengan U maupun C pada basa ketiga codon, yaitu dengan pasangan G-C atau pasangan wobble G-U. Interaksi codon-anticodon. Daftar Referensi