mempunyai arti tempat tinggal yang biasa; padang rumput, kandang; kebiasaan, adat; akhlak,
watak; perasaan, sikap, cara berfikir, atau ta etha (dalam bentuk jamak) yang berarti adat
kebiasaan. Jadi etika dapat berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang lama, etika dijelaskan sebagai ilmu
pengetahuan tentang asas–asas akhlak (moral), sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia yang baru, etika diartikan sebagai (1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk
dan tentang hak dan kewajiban moral (ahklak); (2) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak; (3) nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Etika merupakan petunjuk dasar bagi tingkah laku, cara pikir dan keyakinan. Tidak satu
kelompok manusia pun yang hidup tanpa etika. Kelompok pecinta alam memerlukan suatu
pegangan yang menyangkut hal-hal yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan berkaitan
dengan kegiatannya. Etika dalam prakteknya memiliki arti yang sama dengan moral, yang
keduanya berhubungan dengan tingkah laku manusia dan menjadi tolok ukur tingkah laku
manusia yang bersangkutan. Tolok ukur ini mengacu pada benar dan salah, baik dan buruk
dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya. Dalam bertingkah laku, khususnya di alam
kita perlu menerapkan beberapa hal, diantaranya melindungi alam, pengendalian diri,
Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang menentukan peri
kehidupan serta kesejahteraan manusia dan mahkluk hidup lainnya. Lingkungan hidup
merupakan sistem kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan
ekosistem.
Etika lingkungan adalah berbagai prinsip moral lingkungan. Jadi etika lingkungan merupakan
petunjuk perilaku manusia dalam mengusahakan terwujudnya moral lingkungan. Dengan etika
lingkungan kita tidak saja mengimbangi hak dan kewajiban terhadap lingkungan, tetapi etika
lingkungan juga membatasi tingkah laku dan upaya untuk mengendalikan berbagai kegiatan
agar tetap berada dalam batas kelentingan lingkungan hidup kita. Dengan etika lingkungan kita
perlu meningkatkan solidaritas sosial diantara sesama serta solidaritas alam dengan lingkungan
Agar lingkungan tetap terjaga kelestariannya, maka perlu adanya etika lingkungan. Ada
sejumlah butir etika lingkungan yang mesti dipahami oleh masyarakat pada umumnya, dan
para pecinta alam pada khususnya sebagai sekelompok orang yang sebagian besar bahkan
seluruh kegiatannya berkaitan dengan alam, diantaranya yaitu untuk menjadikan alam sebagai
saudara. Sebagai saudara, manusia tidak akan rela mengeksploitasi alam berlebihan, apalagi
menyakitinya. Selain itu ada proses pembatinan lingkungan, suatu proses dengan tujuan untuk
membangkitkan rasa sayang terhadap lingkungan sehingga akan ikut serta memelihara dan
menjaga kelestariannya. Selain itu juga perlu ada tanggung jawab moral ketika terjadi
kerusakan lingkungan.
1. Egoisme yang berdasarkan keakuan tetapi penuh kesadaran akan ketergantungannya pada
makhluk lain sehingga seorang egois dapat berperan serta dalam pengelolaan lingkungan;
3. Sentientisme; kesetiakawanan terhadap mahluk lain yang memiliki perasaan (manusia lain
atau hewan)
4. Vitalisme; kesetiakawanan terhadap makhluk lain yang tidak memiliki perasaan (misalnya
tumbuhan)
5. Altruisme, tingkatan akhir dari etika lingkungan, yakni solidaritas terhadap semua yang ada,
sebagai sesama ciptaan Tuhan di Bumi ini, karena ketergantungan diri kita kepada semua yang
ada, tidak hanya pada sesama manusia atau mahkluk hidup saja, tetapi juga makhluk lainnya
yang tidak hidup/benda mati (non hayati), karena tidak ada kehidupan tanpa adanya ciptaan
Pada makalah ini penulis akan membahas tentang etika sentientisme terhadap ayam
petelur. Tujuannya yaitu untuk mendukung produktivitas ayam petelur. Hal yang perlu
1. Membangun kandang yang nyaman, bersih, cukup luas dan aman bagi ayam petelur
2. Beri pakan yang bergizi dan mutu tinggi agar ayam petelur dapat berkembang dan
3. kandang kering, peralatan bersih, suhu kandang diatur tepat, tempat air dan
makanan terisi, lantai ditutup berisi, alas (litter) karing, dan penghalang panas
4. Bagi setiap ruangan 100 ayam petelur memiliki ruang sekitar 25 m2 sampai 100
m2. Sediakanlah 0,2 sampai 0,3 m2 per ayam apabila ayam di biarkan tumbuh di
luar kandang.
5. Sediakanlah makanan penumbuh yang cukup baik di depan ayam petelur sepanjang
waktu. Pakan ternak yang di sediakan pabrik biasanya sudah sangat baik serta
banyak minum. Untuk menjaga pertumbuhan ayam petelur, air haruslah segar serta
tetap dingin.
7. Peneduh, pada waktu musim panas ayam petelur lebih yaman apabila di tempat
yang teduh.
8. Pisahkanlah ayam petelur yang muda dengan ayam petelur yang lebih tua karena
9. Untuk tempat berteduh, sediakanlah satu tempat berteduh yang berukuran 3×4
10. Pencegahan parasite. Ayam petelur bisa terkena penyakit cacing yang terdapat pada
sebuah obat. Dengan pengelolaan dan sanitasi yang baik dapat membantu
11. Lindungilah anak ayam petelur tersebut dari musuhnya dan jangan biarkan hewan
pemangsa dapat memasuki bangunan tempat ayam petelur tinggal pada waktu
malam hari
12. Setiap minggu harus menurunkan suhu sampai anakan ayam petelur tersebut merasa
nyaman pada suhu di luar, setelah itu anda bisa melepaskan lampu pemanas serta
petelur pada usia sehari sangatlah sulit di sarankan bagi anda membeli pullet