Anda di halaman 1dari 9

Liesia Asiku 406162002

Vonny Verania Khuangga 406162059


TRANSFUSI DARAH
Transfusi darah adalah tindakan memindahkan darah atau komponennya ke
dalam sistem pembuluh darah seseorang. Komponen darah yang biasa
ditransfusikan ke dalam tubuh seseorang adalah sel darah merah, trombosit,
plasma, sel darah putih. Transfusi darah adalah suatu pengobatan yang bertujuan
menggantikan atau menambah komponen darah yang hilang atau terdapat dalam
jumlah yang tidak mencukupi.
Transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan utama
berdasarkan sumbernya, yaitu transfusi allogenic dan transfusi autologus. Transfusi
allogenic adalah darah yang disimpan untuk transfusi berasal dari tubuh orang lain.
Sedangkan transfusi autologus adalah darah yang disimpan berasal dari tubuh
donor sendiri yang diambil 3 unit beberapa hari sebelumnya, dan setelah 3 hari
ditransferkan kembali ke pasien.

TUJUAN TRANSFUSI DARAH


Tujuan dari transfusi darah atara lain :
1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar
hemoglobin pada klien anemia.
3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi (misalnya: faktor
pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada
pasien hemofilia).
4. Meningkatkan oksigenasi jaringan.
5. Memperbaiki fungsi hemostatis.

INDIKASI TRANSFUSI DARAH


Dalam pedoman WHO disebutkan :
 Transfusi tidak boleh diberikan tanpa indikasi kuat.
 Transfusi hanya diberikan berupa komponen darah pengganti yang
hilang/kurang.
Berdasarkan pada tujuan di atas, maka saat ini transfusi darah cenderung memakai
komponen darah disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya kebutuhan akan sel
darah merah, granulosit, trombosit, dan plasma darah yang mengandung protein
dan faktor-faktor pembekuan. Indikasi transfusi darah dan komponen-konponennya
adalah :
1. Anemia pada perdarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan
cairan.
2. Anemia kronis.
3. Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen.
4. Plasma loss atau hipoalbuminemia.
5. Kehilangan sampai 30% EBV umumnya dapat diatasi dengan cairan elektrolit
saja. Kehilangan lebih daripada itu, setelah diberi cairan elektrolit perlu
dilanjutkan dengan transfusi jika Hb<8 gr/dl.
Liesia Asiku 406162002
Vonny Verania Khuangga 406162059
JENIS TRANSFUSI DARAH
Tabel Perbandingan Komponen Sel Darah Merah
No. Masa
Bentuk Darah Indikasi Keterangan
Simpan
1 Darah lengkap 1. Perdarahan 21 hari
2. Anemia
3. Renjetan
oligonemik
4. Kelainan darah
seperti anemia
aplastik
2 Eritrosit Anemia kronis dimana 21 hari Khususnya untuk
terkonsentrasi volume sirkulasi tidak pasien jantung,
bertambah anemia berat, sepsis,
pasien sangat muda
ataupun sangat tua.
3 Darah lengkap Perdarahan dengan 12 jam
segar trombositopenia
(trombosit <40.000/ml)
4 Darah baru Transfusi tukar pada 2 hari Bila kadar kalium
neonatus pasien masih rendah
5 Eritrosit cairan 1. Hemoglobinuria 6 jam Leukosit belum
noktruna dapat hilang
paroksimal seluruhnya.
2. Resipien yang
memiliki antibodi
terhadap leukosit
atau trombosit.
3. Reaksi transfusi
terhadap antigen
plasma
4. Pasca
transplantasi
organ
5. Pasien dengan
defisiensi
imunitas
6 Eritrosit beku Sama seperti indikasi 6 jam Pembuatan mahal
untuk eritrosit cucian setelah
dicairkan
7 Plasma kering 1. Untuk 8 tahun Umur 3 jam setelah
meningkatkan dicairkan
volume sirkulasi
2. Luka bakar
8 Plasma beku Defisiensi faktor Harus segera dipakai
Liesia Asiku 406162002
Vonny Verania Khuangga 406162059
segar pembekuan seperti setelah dicairkan
hemofilia, pasca transfusi
masif, kelebihan dosis
coumarin dan
antikoagulan inda ndion
9 Konsentrasi Sama dengan indikasi 2 tahun Tidak mengandung
fraksi protein plasma kering fibrinogen
10 Albumin Hipoalbuminemia 3 jam
setelah
preparasi
11 Fibrinogen Afibrinogenemia 3 jam
setelah
preparasi
12 Kripresipitat Defisiensi faktor VII
13 Faktor VIII Hemofilia 3 jam
kering setelah
preparasi
14 Konsentrat Trombositopenia karena 2-3 hari
trombosit berbagai macam sebab

 Darah lengkap (whole blood)


Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darah lengkap juga
mempunyai kandungan trombosit dan faktor pembekuan labil (V, VIII). Volume
darah sesuai kantong darah yang dipakai yaitu antara lain 250 ml, 350 ml, 450 ml.
Dapat bertahan dalam suhu 4°±2°C. Darah lengkap berguna untuk meningkatkan
jumlah eritrosit dan plasma secara bersamaan. Hb meningkat 0,9±0,12 g/dl dan Ht
meningkat 3-4% post transfusi 450 ml darah lengkap. Tranfusi darah lengkap hanya
untuk mengatasi perdarahan akut dan masif, meningkatkan dan mempertahankan
proses pembekuan. Darah lengkap diberikan dengan golongan ABO dan Rh yang
diketahui. Dosis pada pediatrik rata-rata 20 ml/kg, diikuti dengan volume yang
diperlukan untuk stabilisasi.
Indikasi :
1. Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma atau luka
bakar
2. Pasien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25% dari
volume darah total.
Rumus kebutuhan whole blood :
6 x ∆Hb (Hb normal - Hb pasien) x BB
Ket :
-Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal
-Hb pasien : Hb pasien saat ini

Wanita 12-16 gr/dL


Pria 14-18 gr/dL
Anak 10-16 gr/dL
Liesia Asiku 406162002
Vonny Verania Khuangga 406162059
Bayi baru lahir 12-24gr/dL

Darah lengkap ada 3 macam yaitu :


1. Darah Segar
Yaitu darah yang baru diambil dari donor sampai 6 jam sesudah pengambilan.
Keuntungan pemakaian darah segar ialah faktor pembekuannya masih lengkap
termasuk faktor labil (V dan VIII) dan fungsi eritrosit masih relatif baik.
Kerugiannya sulit diperoleh dalam waktu yang tepat karena untuk pemeriksaan
golongan, reaksi silang dan transportasi diperlukan waktu lebih dari 4 jam dan
resiko penularan penyakit relatif banyak.
2. Darah Baru
Yaitu darah yang disimpan antara 6 jam sampai 6 hari sesudah diambil dari donor.
Faktor pembekuan disini sudah hampir habis, dan juga dapat terjadi peningkatan
kadar kalium, amonia, dan asam laktat.
3. Darah Simpan
Darah yang disimpan lebih dari 6 hari sampai 35 hari. Keuntungannya mudah
tersedia setiap saat, bahaya penularan lues dan sitomegalovirus hilang. Sedang
kerugiaannya ialah faktor pembekuan terutama faktor V dan VIII sudah habis.
Kemampuan transportasi oksigen oleh eritrosit menurun yang disebabkan karena
afinitas Hb terhadap oksigen yang tinggi, sehingga oksigen sukar dilepas ke
jaringan. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar 2,3 DPG. Kadar kalium, amonia,
dan asam laktat tinggi.

 Sel darah merah


Packed red cell
Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma secara tertutup
atau septik sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi 70-80%. Volume
tergantung kantong darah yang dipakai yaitu 150-300 ml. Suhu simpan 4°±2°C.
Lama simpan darah 24 jam dengan sistem terbuka.
Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah dipekatkan
dengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells banyak dipakai
dalam pengobatan anemia terutama talasemia, anemia aplastik, leukemia dan
anemia karena keganasan lainnya. Pemberian transfusi bertujuan untuk
memperbaiki oksigenasi jaringan dan alat-alat tubuh. Biasanya tercapai bila kadar
Hb sudah di atas 8 g%.
Untuk menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl diperlukan PRC 4 ml/kgBB atau 1 unit
dapat menaikkan kadar hematokrit 3-5 %. Diberikan selama 2 sampai 4 jam dengan
kecepatan 1-2 mL/menit, dengan golongan darah ABO dan Rh yang diketahui.
Kebutuhan darah (ml) :
3 x ∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB
Ket :
-Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal
-Hb pasien : Hb pasien saat ini
Liesia Asiku 406162002
Vonny Verania Khuangga 406162059
Tujuan transfusi PRC adalah untuk menaikkan Hb pasien tanpa menaikkan volume
darah secara nyata. Keuntungan menggunakan PRC dibandingkan dengan darah
jenuh adalah:
1. Mengurangi kemungkinan penularan penyakit
2. Mengurangi kemungkinan reaksi imunologis
3. Volume darah yang diberikan lebih sedikit sehingga
kemungkinan overload berkurang
4. Komponen darah lainnya dapat diberikan pada pasien lain.
Indikasi: :
1. Kehilangan darah >20% dan volume darah lebih dari 1000 ml.
2. Hemoglobin <8 gr/dl.
3. Hemoglobin <10 gr/dl dengan penyakit-penyakit utama misalnya empisema,
atau penyakit jantung iskemik
4. Hemoglobin <12 gr/dl dan tergantung pada ventilator.

Dapat disebutkan bahwa :


Hb sekitar 5 adalah CRITICAL
Hb sekitar 8 adalah TOLERABLE
Hb sekitar 10 adalah OPTIMAL
Transfusi mulai diberikan pada saat Hb CRITICAL dan dihentikan setelah mencapai
batas TOLERABLE atau OPTIMAL.
1. Frozen Wash Concentrated Red Blood Cells (Sel Darah Merah Pekat Beku
yang Dicuci)  diberikan untuk penderita yang mempunyai antibodi
terhadap sel darah merah yang menetap.
2. Washed red cell  Washed red cell diperoleh dengan mencuci packed red
cell 2-3 kali dengan saline, sisa plasma terbuang habis. Berguna untuk
penderita yang tak bisa diberi human plasma. Kelemahan washed red cell
yaitu bahaya infeksi sekunder yang terjadi selama proses serta masa simpan
yang pendek (4-6 jam). Washed red cell dipakai dalam pengobatan aquired
hemolytic anemia dan exchange transfusion.(3) Untuk penderita yang alergi
terhadap protein plasma
3. Darah merah pekat miskin leukosit  Kandungan utama eritrosit, suhu
simpan 4°±2°C, berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit pada pasien
yang sering memerlukan transfusi. Manfaat komponen darah ini untuk
mengurangi reaksi panas dan alergi.

 White Blood Cells (WBC atau leukosit)


Komponen ini terdiri dari darah lengkap dengan isi seperti PRC, plasma dihilangkan
80 % , biasanya tersedia dalam volume 150 ml. Dalam pemberian perlu diketahui
golongan darah ABO dan sistem Rh. Apabila diresepkan berikan dipenhidramin.
Berikan antipiretik, karena komponen ini bisa menyebabkan demam dan dingin.
Untuk pencegahan infeksi, berikan tranfusi dan disambung dengan antibiotik.
Indikasi :
Pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotik (khususnya untuk pasien
dengan kultur darah positif, demam persisten/38,3° C dan granulositopenia).
Liesia Asiku 406162002
Vonny Verania Khuangga 406162059
 Suspensi trombosit
Pemberian trombosit seringkali diperlukan pada kasus perdarahan yang
disebabkan oleh kekurangan trombosit. Pemberian trombosit yang berulang-ulang
dapat menyebabkan pembentukan thrombocyte antibody pada penderita. Transfusi
trombosit terbukti bermanfaat menghentikan perdarahan karena trombositopenia.
Komponen trombosit mempunyai masa simpan sampai dengan 3 hari.
Indikasi pemberian komponen trombosit ialah :
1. Setiap perdarahan spontan atau suatu operasi besar dengan jumlah
trombositnya kurang dari 50.000/mm3. Misalnya perdarahan pada
trombocytopenic purpura, leukemia, anemia aplastik, demam berdarah, DIC
dan aplasia sumsum tulang karena pemberian sitostatika terhadap tumor
ganas.
2. Splenektomi pada hipersplenisme penderita talasemia maupun hipertensi
portal juga memerlukan pemberian suspensi trombosit prabedah.
Rumus Transfusi Trombosit
BB x 1/13 x 0.3

Macam sediaan:
1. Platelet Rich Plasma (plasma kaya trombosit)
Platelet Rich Plasma dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar.
Penyimpanan 34°C sebaiknya 24 jam.
2. Platelet Concentrate (trombosit pekat)
Kandungan utama yaitu trombosit, volume 50 ml dengan suhu simpan 20°±2°C.
Berguna untuk meningkatkan jumlah trombosit. Peningkatan post transfusi pada
dewasa rata-rata 5.000-10.000/ul. Efek samping berupa urtikaria, menggigil,
demam, alloimunisasi Antigen trombosit donor.
Dibuat dengan cara melakukan pemusingan (centrifugasi) lagi pada Platelet Rich
Plasma, sehingga diperoleh endapan yang merupakan pletelet concentrate dan
kemudian memisahkannya dari plasma yang diatas yang berupa Platelet Poor
Plasma. Masa simpan ± 48-72 jam.

 Plasma
Plasma darah bermanfaat untuk memperbaiki volume dari sirkulasi darah
(hypovolemia, luka bakar), menggantikan protein yang terbuang seperti albumin
pada nephrotic syndrom dan cirhosis hepatis, menggantikan dan memperbaiki
jumlah faktor-faktor tertentu dari plasma seperti globulin.(3)
Macam sediaan plasma adalah:
1. Plasma cair
Diperoleh dengan memisahkan plasma dari whole blood pada pembuatan packed
red cell.
2. Plasma kering (lyoplylized plasma)
Diperoleh dengan mengeringkan plasma beku dan lebih tahan lama (3 tahun).
3. Fresh Frozen Plasma
Liesia Asiku 406162002
Vonny Verania Khuangga 406162059
Dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar dan langsung dibekukan
pada suhu -60°C. Pemakaian yang paling baik untuk menghentikan perdarahan
(hemostasis).
Kandungan utama berupa plasma dan faktor pembekuan, dengan volume 150-220
ml. Suhu simpan -18°C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun. Berguna
untuk meningkatkan faktor pembekuan bila faktor pembekuan pekat/kriopresipitat
tidak ada. Ditransfusikan dalam waktu 6 jam setelah dicairkan. Fresh frozen plasma
(FFP) mengandung semua protein plasma (faktor pembekuan), terutama faktor V
dan VII. FFP biasa diberikan setelah transfusi darah masif, setelah terapi warfarin
dan koagulopati pada penyakit hepar. Setiap unit FFP biasanya dapat menaikan
masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa. Sama
dengan PRC, saat hendak diberikan pada pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu
sesuai suhu tubuh.
Pemberian dilakukan secara cepat, pada pemberian FFP dalam jumlah besar
diperlukan koreksi adanya hypokalsemia, karena asam sitrat dalam FFP mengikat
kalsium. Perlu dilakukan pencocokan golongan darah ABO dan system Rh.
Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, hipervolemia.
Indikasi :
– Mengganti defisiensi faktor IX (hemofilia B)
– Neutralisasi hemostasis setelah terapi warfarin bila terdapat perdarahan yang
mengancam nyawa.
– Adanya perdarahan dengan parameter koagulasi yang abnormal setelah transfusi
massif
– Pasien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor pembekuan

4. Cryopresipitate
Komponen utama yang terdapat di dalamnya adalah faktor VIII, faktor pembekuan
XIII, faktor Von Willbrand, fibrinogen. Penggunaannya ialah untuk menghentikan
perdarahan karena kurangnya faktor VIII di dalam darah penderita hemofili A.
Cara pemberian ialah dengan menyuntikkan intravena langsung, tidak melalui
tetesan infus, pemberian segera setelah komponen mencair, sebab komponen ini
tidak tahan pada suhu kamar. (2)
Suhu simpan -18°C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun, ditransfusikan
dalam waktu 6 jam setelah dicairkan. Efek samping berupa demam, alergi. Satu
kantong (30 ml) mengadung 75-80 unit faktor VIII, 150-200 mg fibrinogen, faktor
von wilebrand, faktor XIII
Indikasi :
– Hemophilia A
– Perdarahan akibat gangguan faktor koagulasi
– Penyakit von wilebrand
Rumus Kebutuhan Cryopresipitate :
0.5x ∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB
1. Albumin
Dibuat dari plasma, setelah gamma globulin, AHF dan fibrinogen dipisahkan dari
plasma. Kemurnian 96-98%. Dalam pemakaian diencerkan sampai menjadi cairan
Liesia Asiku 406162002
Vonny Verania Khuangga 406162059
5% atau 20% 100 ml albumin 20% mempunyai tekanan osmotik sama dengan 400
ml plasma biasa
Rumus Kebutuhan Albumin
∆ albumin x BB x 0.8

REAKSI TRANSFUSI DAN PENCEGAHANNYA


Pada umumnya komplikasi transfusi ini dibagi menjadi:
I. Reaksi imunologi
II. Reaksi non imunologi
I. REAKSI IMUNOLOGI
A. REAKSI TRANSFUSI HEMOLITIK
Reaksi transfusi hemolitik merupakan reaksi yang jarang terjadi tetapi serius dan
terdapat pada satu diantara dua puluh ribu penderita yang mendapat transfusi.
Lisis sel darah donor oleh antibodi resipien. Hal ini bisa terjadi dengan cara reaksi
transfusi hemolitik segera dan reaksi transfusi hemolitik lambat
Reaksi ini sering terjadi akibat kesalahan manusia sebagai pelaksana, misalnya
salah memasang label atau membaca label pada botol darah.
Tanda-tanda reaksi hemolitik lain ialah menggigil, panas, kemerahan pada muka,
bendungan vena leher, nyeri kepala, nyeri dada, mual, muntah, nafas cepat dan
dangkal, takhikardi, hipotensi, hemoglobinuri, oliguri, perdarahan yang tidak bisa
diterangkan asalnya, dan ikterus. Pada penderita yang teranestesi hal ini sukar
untuk dideteksi dan memerlukan perhatian khusus dari ahli anestesi, ahli bedah dan
lain-lain.
Tanda-tanda yang dapat dikenal ialah takikardi, hemoglobinuri, hipotensi,
perdarahan yang tiba-tiba meningkat, selanjutnya terjadi ikterus dan oliguri.
Terapi reaksi transfusi hemolitik : pemberian cairan intravena dan diuretika. Cairan
digunakan untuk mempertahankan jumlah urine yang keluar. Diuretika yang
digunakan ialah :
1. Manitol 25 %, sebanyak 25 gr diberikan secara intravena kemudian diikuti
pemberian 40 mEq Natrium bikarbonat.
2. Furosemid
Bila terjadi hipotensi penderita dapat diberi larutan Ringer laktat, albumin dan
darah yang cocok. Bila volume darah sudah mencapai normal penderita dapat diberi
vasopressor. Selain itu penderita perlu diberi oksigen. Bila terjadi anuria yang
menetap perlu tindakan dialysis.

B. REAKSI TRANSFUSI NON HEMILITIK


1. Reaksi transfusi “febrile”
Tanda-tandanya adalah sebagai berikut: Menggigil, panas, nyeri kepala, nyeri otot,
mual.
2. Reaksi alergi
a. Anafilaksis: Keadaan ini terjadi bila terdapat protein asing pada darah transfusi.
b. Urtikaria, paling sering terjadi dan penderita merasa gatal-gatal. Biasanya muka
penderita sembab.
Terapi yang perlu diberikan ialah antihistamin, dan transfusi harus disetop.
Liesia Asiku 406162002
Vonny Verania Khuangga 406162059
II. REAKASI NON IMUNOLOGI
a. Reaksi yang disebabkan oleh volume yang berlebihan.
b. Reaksi karena darah transfusi terkontaminasi
c. Virus hepatitis, Malaria, sifilis, virus CMG dan virus Epstein-Barr parasit serta
bakteri.
e. AIDS
Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya reaksi selama transfusi, dilakukan
beberapa tindakan pencegahan. Setelah diperiksa ulang bahwa darah yang akan
diberikan memang ditujukan untuk resipien yang akan menerima darah tersebut,
petugas secara perlahan memberikan darah kepada resipien, biasanya selama 2 jam
atau lebih untuk setiap unit darah.
Karena sebagian besar reaksi ketidakcocokan terjadi dalam15 menit pertama, maka
pada awal prosedur, resipien harus diawasi secara ketat.
Setelah itu, petugas dapat memeriksa setiap 30- 45 menit dan jika terjadi reaksi
ketidakcocokan, maka transfusi harus dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai