Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Latihan adalah salah satu cara untuk mengasah keterampilan dan
ketangkasan gerak manusia khusunya dalam olahraga. Pengertian latihan
sendiri cukup familiar dalam olahraga. Menurut Bompa dalam Pamungkas
(2015:16) latihan adalah suatu proses yang dinyatakan dengan kata lain periode
waktu yang berlangsung selama beberapa tahun, sampai atlet tersebut
mencapai standar penampilan yang tinggi. Selain itu, latihan merupakan upaya
yang dilakukan seseorang untuk mempersiapkan diri dalam upaya untuk
mencapai tujuan tertentu. Menurut Sukadianto dalam Pamungkas (2015:15),
latihan berasal dari kata practice adalah aktivitas untuk meningkatkan
keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan berbagai
peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraga. Sementara itu
menurut pendapat Fox dalam Nugroho (2009:3) menyebutkan bahwa latihan
adalah suatu program latihan fisik untuk mengembangkan seorang atlet dalam
menghadapi pertandingan penting.
Berlatih karate tentu harus memiliki arah dan tujuan yang pasti,
sehingga latihan menjadi lebih bermakna. Menurut Sukadiyanto dalam
Sumiasih (2014:8) sasaran latihan secara umum adalah untuk meningkatkan
kemampuan dan kesiapan olahraga dalam mencapai puncak prestasi. Melalui
pelatihanlah para atlet dapat mengembangkan diri dan meraih prestasi yang
lebih baik lagi.
Menurut Simanjuntak dan Dinata dalam Hadjarati (2008:26) karate
adalah sebuah seni beladiri tangan kosong dimana kaki dan tangan digunakan
secara sistematik, dan apabila ada serangan yang datang tiba-tiba dan
mengejutkan dari lawan, maka kedua tangan ataupun kaki akan dapat dikuasai
dengan sebuah demonstrasi seperti senjata yang sebenarnya. Sementara
menurut Chandra, kamus bahasa Jepang-Indonesia (Evergen Japanese Course,
Jakarta) dalam Sumiasih (2014:7) menyatakan arti karate-do sebagai berikut:

1
2

kara= kosong/hampa/tidak berisi, te= tangan secara utuh/keseluruhan, do=


jalan/jalur yang menuju suatu tujuan atau pedoman. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa latihan karate adalah latihan seni beladiri yang melatih dan
mengasah anggota tubuh khususnya kaki dan tangan, yang dipergunakan untuk
melindungi diri atau orang lain dengan menggunakan tangan kosong yang
diaplikasikan sebagai senjata sebagaimana mestinya.
Olahraga beladiri karate sangat membutuhkan unsur kondisi fisik
seperti daya ledak, kecepatan, kekuatan dan kelincahan (Purba, 2014:25).
Dengan adanya beberapa unsur fisik tersebut, maka seorang atlet akan mudah
meningkatkan prestasinya. Menurut Pekik dalam Joko (2012:10) kecepatan
adalah perbandingan antara jarak dan waktu atau kemampuan untuk bergerak
dalam waktu singkat. Sementara menurut Sajoto dalam Lengo (2015:10)
mengatakan kecepatan gerakan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
gerakan berkesinambungan dengan bentuk yang sama dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya.
Pengertian gyaku tsuki menurut Manullang, dkk. (2014:105) adalah
tekhnik pukulan yang mengarah kebagian perut, menggunakan tangan yang
berlawanan dengan posisi kaki. Hal ini dipertegas juga oleh Namiek dalam
Sarpa (2012:4), disebutkan bahwa pukulan gyaku tsuki adalah pukulan
berlawanan, bila kaki kiri kedepan maka yang memukul adalah tangan kanan
dan sebaliknya. Sementara Nakayama dalam Daniar (2013:20) mengatakan
bahwa gyaku tsuki yaitu kaki dan kepalan tangan yang meninju berada pada
posisi yang berlawanan. Pukulan gyaku tsuki adalah salah satu tekhnik
serangan yang sering dipergunakan dalam pertandingan dan juga pukulan ini
dapat diukur hasilnya serta sasarannya jelas (Purba, 2014:25). Sehingga banyak
para pelatih menganjurkan para atletnya untuk lebih banyak untuk melatih
serangan gyaku tsuki ini. Jika demikian, maka sudah dapat dipastikan bahwa
hampir semua atlet karate menjadikan gyaku tsuki sebagai senjata andalan
dalam pertarungan, dengan demikian pemberian point atau nilai mulai
memperhatikan kecepatan, ketepatan dan tenaga. Karena pada intinya seorang
3

atlet harus berani untuk mendahului menyerang lawan, sehingga tidak akan
ketinggalan point atau nilai.
Untuk melatih pukulan gyaku tsuki dalam latihan karate pada dojo
Amura Kabupaten Landak, dapat menggunakan alat-alat pelatihan antara lain
penggunaan resisten karet dan metode circuit training. Permana (2014:28)
mengungkapkan bahwa resisten karet adalah salah satu alat yang di desain
untuk membantu meningkatkan kemampuan fisik, salah satunya meningkatkan
kecepatan dan kekuatan. Karet ban memiliki resistensi yang sangat kuat,
sehingga sangat cocok di gunakan sebagai alat latihan pukulan gyaku tsuki.
Alat latihan berupa karet sudah banyak dipergunakan oleh cabang-cabang
olahraga lainnya. Menurut Mulyana dalam Permana (2014:6) latihan
menggunakan karet telah di kembangkan oleh Maglischo pada cabang olahraga
renang.
Menurut Muhajir dalam Kurniawan (2013:12) circuit training adalah
urutan latihan dengan satu macam kegiatan di setiap pos antara 4-12 pos.
Diungkapkan pula oleh Dwiyogo dalam Supriyanto (2012:7) circuit training
adalah suatu sistem latihan yang menghasilkan perubahan-perubahan positif
dalam motor performance, juga memperbaiki secara serempak kesegaran
jasmani secara keseluruhan dalam tubuh misalnya muscular power, endurance,
speed, dan fleksibilitas. Sementara itu menurut Sajoto dalam Kurniawan
(2013:10) mengungkapkan bahwa circuit training adalah suatu latihan yang
terdiri dari sejumlah stasiun latihan, dimana latihan dilaksanakan. Satu sirkuit
latihan dinyatakan selesai, apabila seseorang telah menyelesaikan latihan di
semua stasiun sesuai dengan dosis serta waktu yang ditetapkan.
Menurut Muhajir dalam Kurniawan (2013:14) mengungkapkan bahwa
latihan sirkuit adalah program latihan yang dikombinasikan dari beberapa item
latihan yang bertujuan menghilangkan kebosanan dan lebih efisien dalam
melakukan latihan. Adapun bentuk-bentuk circuit training harus memenuhi
komponen kondisi fisik yang dilatih, diantaranya yaitu: 1) latihan kekuatan
otot, 2) latihan kecepatan, 3) latihan kelincahan, 4) latihan daya tahan, dan
sebagainya.
4

Mengingat pentingnya melatih pukulan gyaku tsuki pada dojo Amura


Ngabang, peneliti memfokuskan penelitian ini pada bentuk atau tekhnik
serangan gyaku tsuki yang umum dipergunakan dalam pertandingan (komite).
Hal ini dikarenakan belum maksimalnya pukulan gyaku tsuki pada para
karateka dojo Amura Ngabang Kabupaten Landak. Sehingga ketika diuji
tandingkan, pukulan gyaku tsuki masih lambat dan mudah terbaca oleh lawan.
Metode latihan yang diterapkan oleh peneliti adalah latihan menggunakan
resisten karet dan circuit training yang diharapkan mampu untuk melatih
pukulan gyaku tsuki pada para karateka di perguruan karate Amura Ngabang
Kabupaten Landak.
Berdasarkan ulasan para peneliti dan para ahli diatas, penulis terdorong
ingin melakukan penelitian tentang pengaruh latihan menggunakan resisten
karet elastis dan circuit training terhadap pukulan gyaku tsuki. Karena itu
dalam penelitian ini diberi judul: Pengaruh Latihan Menggunakan Resisten
Karet Elastis dan Circuit Training Terhadap Pukulan Gyaku Tsuki Pada Dojo
Karate Amura di Ngabang Kabupaten Landak.

B. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
identifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Pukulan gyaku tsuki pada dojo karate Amura di Ngabang Kabupaten Landak
masih lemah dan lambat.
2. Dalam latihan belum pernah menggunakan alat-alat latihan yang dapat
melatih pukulan gyaku tsuki pada dojo karate Amura di Ngabang Kabupaten
Landak, sehingga pukulan gyaku tsuki masih lemah dan mudah di baca oleh
lawan.
3. Metode latihan masih menggunakan metode yang konvensional, sehingga
prestasi dojo karate Amura Kabupaten Landak masih kurang.
5

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka pembatasan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah para atlet dojo karate Amura
Kabupaten Landak.
2. Penelitian ini akan dilaksanakan pada club dojo karate Amura di Ngabang
Kabupaten Landak.
3. Dalam penelitian ini akan menggunakan resisten karet sebagai sarana
latihan melatih pukulan gyaku tsuki.
4. Metode pelatihan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah circuit
training.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, identifikasi masalah
dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh latihan menggunakan resisten karet elastis tehadap
pukulan gyaku tsuki pada dojo karate Amura di Ngabang Kabupaten
Landak?
2. Bagaimanakah pengaruh latihan metode circuit training terhadap pukulan
gyaku tsuki pada dojo karate Amura di Ngabang Kabupaten Landak?
3. Bagaimanakah pengaruh latihan menggunakan resisten karet elastis dan
latihan circuit training secara bersama-sama tehadap pukulan gyaku tsuki
pada dojo karate Amura di Ngabang Kabupaten Landak?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang masalah, pembatasan masalah dan
perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui pengaruh latihan menggunakan resisten karet elastis
terhadap pukulan gyaku tsuki pada dojo karate Amura di Ngabang
Kabupaten Landak.
6

2. Untuk mengetahui pengaruh latihan circuit training terhadap pukulan


gyaku tsuki pada dojo karate Amura di Ngabang Kabupaten Landak.
3. Untuk mengetahui pengaruh latihan menggunakan resisten karet elastis
dan latihan circuit training secara bersama-sama terhadap pukulan gyaku
tsuki pada dojo karate Amura di Ngabang Kabupaten Landak.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat teoritis tentang :
Teori pukulan gyaku tsuki pada dojo karate dengan melakukan latihan
penggunaan resisten karet elastis dan latihan menggunakan metode circuit
training.
2. Manfaat Praktis
1. Bagi atlet
Hasil penelitian ini sebagai acuan dan informasi tentang metode
latihan yang dapat dipergunakan dalam melatih pukulan gyaku tsuki.
2. Bagi pelatih
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan atau referensi untuk melatih
pukulan gyaku tsuki atlet pada dojo karate Amura di Ngabang
Kabupaten Landak.
3. Bagi club
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi latihan dalam pembinaan
club/dojo karate Amura di Ngabang Kabupaten Landak.
4. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk melakukan
penelitian lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai