Traktus Piramid PDF
Traktus Piramid PDF
Traktus Piramid PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Otak adalah organ vital yang terdiri dari 100-200 milyar sel aktif yang
saling berhubungan dan bertanggung jawab atas fungsi mental dan intelektual
kita. Otak terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron (Leonard, 2008).
plastisitas pada otak dalam situasi tertentu bagian-bagian otak dapat mengambil
alih fungsi dari bagian-bagian yang rusak. Otak sepertinya belajar kemampuan
baru. Ini merupakan mekanisme paling penting yang berperan dalam pemulihan
Secara garis besar, sistem saraf dibagi menjadi 2, yaitu sistem saraf pusat
dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat (SSP) terbentuk oleh otak dan medulla
spinalis. Sistem saraf disisi luar SSP disebut sistem saraf tepi (SST). Fungsi dari
SST adalah menghantarkan informasi bolak balik antara SSP dengan bagian tubuh
bagiannya adalah:
2.1.1 Humunkulus
Sistem motorik dan sensorik diatur oleh area otak tertentu. Pemetaannya
disesuaikan dengan anggota gerak yang diinervasi. Pada anggota gerak yang
8
9
memiliki tingkat sensitivitas yang peka dan memiliki gerak motorik yang halus,
maka memiliki area yang luas. Humunkulus dibagi menjadi 2 macam, yakni
kearah superior adalah struktur yang berperan dalam proses menelan, lidah, dan
daerah wajah. Area berikutnya merupakan daerah luas untuk gerakan jari,
terutama ibu jari, tangan, bahu, badan (gambar 2.1). Gerakan pinggul, lutut,
bagian tubuh tertentu secara kontralateral. Humunkulus motorik berasal dari area
motorik primer (area 4 broadman) yang merupakan area otak yang berfungsi
untuk mengeksekusi gerakan. Area ini akan membentuk sebuah jalur desenden ke
medulla spinalis atau yang biasa disebut traktus piramidalis. Semakin luas area
humunkulus, maka semakin komplek pula fungsi area tubuh yang diinervasi
olehnya. Apabila area motorik ini mengalami kerusakan, maka akan menyebabkan
kelainan pada bagian tubuh yang diinervasi oleh area otak tersebut (Scivoletto,
2007)
10
dan 3 menurut topografi broadman. Area ini merupakan area somatosensorik yang
bennanfaat untuk menerima rangsang yang datang dari panca indra. Proses
perifer dibawa menuju ke posterior horn cell (PHC) di medula spinalis. Orde
kedua, membawa impuls dari medulla spinalis menuju thalamus yang dibawa oleh
mengalami gangguan pada area otak yang mengurusi anggota gerak bawah yang
Otak memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah fungsi motorik. Area
otak yang mengurusi motorik atau gerakan berasal dari area otak yang terletak di
girus presentralis lobus frontalis. Aktivitas tersebut dimediasi oleh tiga area
kortek yakni, area motorik primer (area 4 broadman), area premotor (area 6
broadman) dan area motorik tambaban (gambar 2.3). Pada area presentralis yang
terletak pada girus presentralis, dibagi menjadi daerah posterior dan anterior.
Daerah posterior disebut sebagai area motorik, area motorik primer atau area
area premotorik, area motorik sekunder atau area broadman 6, serta sebagian area
8, 44 dan 45. Fungsi dari area motorik primer adalah untuk menimbulkan
premotorik membuat program aktivitas motorik pada area motorik primer. Area
terkoordinasi dihasilkan dari kerja kortek motorik yang dibantu oleh basal
ganglia. Sebuah perencanaan motorik dibuat oleh area premotor yang nantinya
akan dieksekusi oleh area motorik primer. Gerakan yang dihasilkan oleh kortek
motorik primer masih kasar, sehingga perlu dikontrol oleh area premotor yang
berhubungan dengan basal ganglia. Dengan peran dari basal ganglia maka gerakan
Terdapat dua jalur pararel yang mengontrol dan memodifikasi gerakan, jalur
tersebut adalah jalur cerebellar dan jalur basal ganglia. Serebellum dan basal
ganglia menerima input dari beberapa kortek sensorik dan motorik dan di
gerakan lembut yang terarah, dan berfungsi untuk memulai gerakan. Sedangkan
basal ganglia berperan dalam motor program dan melakukan respon motorik
area di subcortical gray matter yang meliputi nukleus kaudatus, putamen, globus
ganglia yang menerima input dari kortek serebri. sistem limbik, thalamus dan
substansia nigra. Input yang berasal dari kortek serebri merupakan eksitasi dan
merupakan proyeksi dari sensorik dan kortek motorik menuju ke putamen, dari
prefrontal kortek menuju ke nukleus kaudatus dan dari kortek limbik dan
14
yakni (1) dari striatum ke globus pallidus ke thalamus ke kortek dan ke striatum,
(2) dari striatum ke substansia nigra dan ke striatum, (3) dari globus pallidus ke
nigra dan disalurkan ke striatum melalui akson nigrostriatal. untuk bekerja pada
efek eksitasi pada neuron striatal pada jalur langsung dan efek inhibisi pada jalur
tidak langsung. Jalur langsung terdiri dari putamen nukleus kaudatus, dan striatum
disinhibisi dari thalamus, superior kullikulus dan target lainnya. Jalur tidak
langsung yang terdiri dari nukleus subtalamik menghasilkan eksitasi dari output
saraf dari globus pallidus yang akan meningkatkan inhibisi pada organ target
(Campion, 2008).
Basal ganglia berperan dalam motor kontrol dan tindakan' otomatis dari
namun berfungsi memodulasi pola gerakan yang telah dimulai pada level kortikal
Perobaban aktivitas antara jaIur langsung dan jalur tidak langsung, fungsi eksitasi
dan inhibisi dari sirkuit basal ganglia mendasari berbagai macam permasalahan
(Gordon, 2005).
perencanaan motorik dan basil dari motorik, selain itu serebelum juga berfungsi
brain stem dan kortek motorik. Pada serebelum terdapat tiga divisi fungsional
2009)
otot aksial dan gerakan kepala dan mata, spinoserebellum berfungsi untuk
jalur neuron tunggal yang keluar dari kortek serebri menuju ke medula spinalis
tanpa membentuk sinaps. Fungsi utama dari sistem ini adalah untuk melakukan
piramidal membawa input dari area motorik primer, area premotor, areamotorik
tambahan. Impuls yang dimunculkan oleh kortek motorik berasal dari impuls
16
yang diterima dari kortek sensorik yang menerima stimulus astu rangsang yang
menyilang ke sisi yang berlawanan pada medula oblongata. Pada sistem piramidal
2013).
Lesi traktus piramidal ditandai dengan (1) adanya tanda babinski yang
ditandai dengan dorsi fleksi ibu jari kaki dan jari lainnya bergerak keluar ketika
kulit telapak kaki sepanjang sisi lateral digores, (2) hilangnya reflek abdominalis
berkontraksi ketika kulit pada sisi medial paha digores, (3) hilangnya penampakan
Jalur desenden brain stem dikelompokkan menjadi dua grup fungsional, yakni
jalur medial dan lateral. Jalur medial berfungsi untuk mengontrol postur, pola
sinergis ekstensor pada seluruh ekstermitas dan gerakan orientasi dari kepala dan
formasio retikularis. Aktivitas pada bagian ini adalah inhibisi dari ekstensor motor
sumber dari kebanyakan proyeksi vestibular ke spinal motor neuron. Nukleus ini
menerima input aferen dari saraf vestibularis dan input lain dari serebelum.
Aktivitas pada nukleus ini memproduksi eksitasi ekstensor motor neuron. Traktus
vestibulospinal yang berasal dari nukleus vetibular lateralis tidak turun menyilang
di ventral funikulus medulla spinalis. Serabut saraf ini berakbir di bagian anterior
hom cell (AHC) pada. alpha motor neuron dan gamma motor neuron. Sedangkan
traktus tektospinal penting untuk mediasi gerakan retlek kepala terhadap stimulus
Jalur desenden brain stem sisi lateral meliputi traktus rubrospinal yang
berasal dari red nucleus, dan traktus pontin retikulospinal yang berasal dari
Secara umum respon gamma motor neuron terhadap stimulus sama dengan
alpha motor neuron yang menginervasi otot-otot ekstensor yang dieksitasi oleh
mempunyai threshold yang lebih rendah dibanding alpha motor neuron. Sehingga
mengeksitasi gamma motor neuron dan stimulus yang mampu mengeksitasi alpha
18
motor neuron mungkin akan membuat eksitasi gamma motor neuron yang
yang tinggi. Sel saraf mempunyai tonjolan yang disebut dendrit sebagai penerima
rangsang. Komponen penerima rangsang adalah dendrit, badan sel dan pangkal
Membran sel ada 2 lapis yang melindungi sel dengan komposisi yang
lapisan lagi yang melindungi bagian penting sel misalnya, mitochondria dan inti
sel. Sedangkan inti sel mengandung banyak sekali DNA dan RNA serta sebagai
pembentuk protein dan asam nukleat di sel yang digunakan sebagai aktifitas
Transmisi impuls saraf merupakan fungsi utama saraf yaitu membawa pesan
dari dan ke sistem saraf. Serabut saraf dilapisi dengan selubung myelin sehingga
pada keadaan reflek 1/1000 detik. Na+ masuk ke sel dengan energi potensial,
disusul keluarnya ion K+ dari sel dengan proses metabolisme. Saat istirahat akan
terjadi perembesan ion dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah di sel. Saat
rangsangan ion Na+ masuk dengan suatu energi, disusul keluarnya ion K+ , saat
Na+ K+
K + Cl
Cl- Na+
diantaranya yaitu diameter akson, ada tidaknya selubung akson dan suhu akson.
Pada neuron yang tidak mempunyai selubung akson rambatan impuls akan terjadi
seltatory theory yaitu rambatan akan meloncat dari satu impuls ke impuls lainnya
2.2.1 Pengertian
mempertahankan dirinya agar tetap seimbang dan tidak jatuh, sedangkan kontrol
antigravitasi adalah kemampuan tubuh untuk menjaga tubuh tetap tegak dalam
posisi tertentu. Kontrol postural mempunyai hubungan yang erat dengan kontrol
motor karena pada perkembangan motor, gerakan tubuh yang tidak bermakna
lebih dulu ada sebelum munculnya kestabilan gerak, baru kemudian muncul
tergantung pada kapabilitas daya tahan kontraksi otot, sedangkan gerakan sering
memerlukan kecepatan dan kekuatan otot. Selama tubuh berdiri tegak, subjek
misalnya untuk mengatasi agar tidak terjadi goyahan tubuh kearah lateral, kaki
bantuan lengan. Hal ini termasuk dalam kemampuan untuk menggeser berat
badan kearah lateral dan anterioposterior dan untuk membuat gerakan kearah
keseimbangan, dan selama berdiri tegak, tidak memerlukan aktivasi otot secara
dikontrol oleh tiga sistem motor yang secara skematis tersaji dalam tabel dibawah
ini :
21
TABEL 2.1
VARIABEL SISTEM MOTOR DALAM KONTROL
GERAK YANG SEIMBANG
Sistem motor
Reflek Otomatis Volunter
Asal Spinal Batang otak Kortikal
Stimulus eksternal
Aktivasi Stimulus eksternal Stimulus eksternal
Self-generator
Lokal ke pusat
Terkoordinasi dan
Respon stimulus dan Variasi tidak terbatas
stereotype
stereotype
Aturan dalam Regulasi kekuatan Gerakan yang
Adanya gangguan
keseimbangan otot bermakna
Lamanya
kaki 35-45 menit 95-120 menit > 150 menit
menahan
(Sumber : Kejonen, 2009)
Respon motor yang pertama adalah reflek spinal. Peran dari Stretch reflek
adalah untuk mendapatkan kembali stabilitas postural dengan respon otot yang
propioseptor pada tendon dan otot, yang mengawali aksi otot yang pertama
pertama untuk menahan agar tubuh tidak jatuh merupakan reaksi otomatis.
vestibulospinal dan mempengaruhi semua otot pada kedua tungkai, trunk, dan
kontras, sedangkan gerak volunter merupakan gerakan yang disadari dan geraknya
secara volunter muncul sebagai bagian dari motor program yang sama (Kejonen,
\
Perintah dari Gerakan Gangguan postur
SSP ekstremitas
Feed-Forward
Feedback
(Untuk gangguan postur (Untuk gangguan
yang diinginkan) postur yang tidak
Penyesuaian diinginkan)
postur
Gambar 2.4
Feed-forward dan feedback pengaturan postur (Kejonen, 2009)
tetap terjaga. Untuk mendapatkan tujuan ini, koordinasi dari fungsi sensoris,
Tabel 2.2
SISTEM KONTROL POSTURAL
sistem mengenai statusnya dan begitu juga lingkungan sekitarnya. Informasi yang
didapatkan ditransfer dari reseptor menuju SSP melalui serabut aferen (Campbell,
2008).
2.3.1.1 Vestibular
sensitif merespon perubahan percepatan gerak pada frekuensi antara 0,2-10 Hz,
maka dari itu sistem ini haruslah aktif pada waktu dimulainya gerakan hingga
contohnya gravitasi. Informasi dari otholit dan saluran setengah lingkaran tersebut
menghasilkan gerakan mata pada arah yang berlawanan pada saat rotasi kepala,
dan tujuan utama reflek tersebut adalah untuk menstabilisasi kepala dan tubuh.
bahwa sistem vestibular tidak memainkan peranan penting pada persepsi terhadap
goyahan selama dalam posisi berdiri statis yang normal (Kejonen, 2009).
24
2.3.1.2 Visual
Informasi visual dikirim dari retina setidaknya ke dua tempat yang berbeda
di otak dan dengan tujuan yang berbeda pula yakni, sistem fokal untuk identifikasi
tubuh. Penglihatan sangat penting untuk kontrol postur dan berpengaruh terhadap
gambaran relatif pada retina, dan juga memicu aktivasi otot yang diperlukan untuk
ketajaman visual dan jarak benda, yang mana paling baik adalah benda dengan
jarak kurang dari 2m, dan kualitas penerangan. Hal ini telah dilaporkan bahwa
2.3.1.3 Proprioseptif
terletak di otot, tendon, dan sendi, dan mereka memberikan informasi tentang
posisi ekstrimitas dan tubuh serta peningkatan tensi pada masing-masing otot.
Proprioseptor terdapat pada perut otot (tipe Ia dan II), golgi tendon (Ib), dan
reseptor sendi. Informasi eksteroreseptif diperoleh dari tipe reseptor tepi yang
subkutan. Reseptor kulit yang paling utama adalah Meissner corpuscles dan
25
Merkel disks, yang terletak paling dekat dengan permukaan kulit, serta Ruffini-
ending dan Pacinian corpuscles, yang letaknya lebih dalam (Kejonen, 2009).
posisi relatif dari sendi tersebut. Sedangkan pada perut otot memberikan informasi
tentang perubahan panjang dan tensi otot (penguluran dinamis), serta dapat pula
tambahan pada sistem aferen, serabut intrafusal di perut otot juga menerima input
Ada beberapa input penting untuk kontrol postural selama berdiri yang
harus dikenali, sebagaimana hal tersebut diakibatkan oleh gerakan pusat gravitasi,
menghasilkan torsi disekitar sendi pergelangan kaki. Kedua, informasi dari otot
dengan tubuh. Dan ketiga, otot-otot mata menggambarkan posisi mata dalam
Beberapa bagian dari SSP yang terdiri dari medula spinalis dan otak turut
besar datang dari nuklei di thalamus yang mentransmisikan informasi dari medula
spinalis, bangsal ganglia, dan cerebellum, serta dari area korteks frontal dan
parietal. Respon yang paling pertama dan paling cepat untuk merubah posisi
26
ketika berdiri dipicu oleh reflek-reflek spinal. Gerak volunter yang diperlukan
untuk menyeimbangkan postur direncanakan oleh otak. Perintah dari otak dikirim
ke otot melalui sistem piramidal dan ekstrapiramidal. Stimulus yang keluar dari
area korteks motor juga diproyeksikan ke bangsal ganglia, cerebrum, dan nukleus
perencanaan gerak reflek dan volunter selama mengontrol postur. Cerebellum dan
postural selama tubuh bergerak, ko-aktivasi dari otot postural yang paling utama
seperti otot leher, hamstring, soleus, dan otot-otot supraspinalis terdapat dalam
kebutuhan ini. Terlepas dari masalah ini, bagaimanapun beberapa otot lain juga
Kapanpun otot terulur, reseptor proprioseptif dalam otot dan tendon memberikan
sinyal mengenai perubahan panjang otot ke mekanisme sentral dari sistem kontrol
otot bekerja terhadap sendi dalam menyeimbangkan tubuh, khususnya peran sendi
peneliti lain telah menunjukkan mekanisme aktif dari stabilisasi postural pada
27
waktu berdiri dengan seimbang, dimana otot dan reseptor kulit memainkan peran
Postural
perifer, serabut aferen memicu stretch refleks, sedangkan pada level yang lebih
tinggi di SSP, hubungan antar neuron menjembatani respon gerak yang lebih
rumit. Pada efektor, prasyarat yang penting untuk menyeimbangkan tubuh adalah
kemampuan untuk memilih respon yang lebih tepat, untuk memodifikas respon-
respon tersebut pada basis dari input sensoris, dan akhirnya untuk menghasilkan
2.6.1 Definisi
Cerebral palsy (CP) adalah suatu kerusakan jaringan otak yang menetap
tidak progresif, meskipun gambaran klinis dapat berubah selama hidup, terjadi
pada usia dini dan menghalangi perkembangan otak normal dengan menunjukkan
kelainan postur dan pergerakan disertai kelainan neurologis berupa gangguan pada
cortex cerebri, ganglia basalis dan cerebellum (Yenita, 2010). Menurut Shepherd
menyebabkan lesi atau perkembangan yang abnormal pada kehidupan janin atau
sekumpulan gangguan motorik yang diakibatkan dari kerusakan pada otak yang
terjadi sebelum, selama dan sesudah kelahiran. Kerusakan otak pada anak
yang lemah, keseimbangan yang lemah, pola gerak yang abnormal atau gabungan
gangguan motorik yang menetap, tidak progresif, yang terjadi pada anak kecil
yang disebabkan oleh kerusakan otak akibat trauma lahir atau patologi intra
uterine. Gangguan ini ditandai dengan perkembangan motorik yang abnormal atau
atau ditandai dengan spasme. Hipertonik, dengan demikian otot-otot kaku dan
gerakan kaku.
suatu gangguan tumbuh kembang motorik anak yang disebabkan karena adanya
kerusakan pada otak yang terjadi pada periode sebelum, selama dan sesudah
kelahiran yang ditandai dengan kelemahan pada anggota gerak bawah yang lebih
29
berat dari pada anggota gerak atas, dengan karakteristik tonus postural otot yang
tinggi terutama pada regio trunk bagian bawah menuju ekstremitas bawah. Pada
2.6.2 Etiologi
pascanatal.
2.6.2.1 Prenatal
misalnya oleh infeksi pada saat kehamilan (lues, toksoplasma, rubella dan
CP. Kelainan yang mencolok biasanya gangguan pergerakan dan retardasi mental.
2.6.2.2 Perinatal
2.6.2.2.1 Anoksia/hipoksia
terdapat pada kelahiran bayi abnormal, disporposi sefalo pelvik, partus lama,
2.6.2.2.3 Ikterus
Meningitis purulenta pada masa bayi bila terlambat atau tidak tepat
2.6.2.2.5 Prematuritas
berat badan tidak sesuai dengan usia kelahiran atau terjadi dua hal tersebut. Bayi
darah dan lain-lain masih belum sempurna. Pada pasien cerebral palsy spastik
diplegia biasanya terjadi pada kasus kelahiran prematur, berat badan lahir rendah
2.6.2.3 Pascanatal
dan luka parut pada otak pasca bedah. Bayi dengan berat badan lahir rendah juga
2.6.2.4 Patologi
white matter sekitar ventrikel akibat dari menurunnya kadar oksigen dan arus
darah pada otak yang biasanya terjadi pada spastik diplegi. Periventricular
leukomalacia sering terjadi bersamaan dengan lesi haemoragic dan potensi terjadi
selama apnoe pada bayi prematur. Baik periventricular leukomalacia maupun lesi
haemoragic dapat menyebabkan spastik diplegi. Hal ini sekaligus menguatkan arti
SKALA ASWORTH
2.6.2.6 Prognosis
Prognosis pasien dengan manifestasi motor yang ringan adalah baik, makin
terapi dengan dosis yang tepat dan adekuat juga berpengaruh terhadap prognosis
pasien. Semakin tepat dan adekuat terapi yang diberikan semakin baik
prognosisnya. Dilihat dari quo ad vitam: baik, quo ad sanam: baik, quo ad
alat bantu, 20% dapat berjalan dengan alat bantu dan sekitar 15% dapat
dikontrol oleh susunan saraf pusat yang melibatkan sistem yang sangat kompleks.
33
Gait dapat diartikan sebagai pola atau ragam berjalan dimana berjalan berpindah
tempat dan mengandung pertimbangan yang detail dan rinci yang terkait dengan
hasil dari hilangnya keseimbangan pada sikap bersiri dari kedua kaki secara
berturut-turut. Setiap keseimbangan dari satu kaki hilang, diganti atau diikuti oleh
tumpuan baru kaki yang lain, sehingga terjadi keseimbangan kembali. Laju
kedepan pada peristiwa berjalan, disebabkan karena kombinasi dari tiga kekuatan
tumpuan.
2. Gaya berat yang berusaha menarik tubuh ke depan dan ke bawah bila
(Borggrafe, 2008).
adanya gerakan pada satu anggota badan (Extremitas Inferior). Hal ini
berlangsung sejak kaki kanan menginjak lantai hingga kaki kanan mneginjak
Dalam satu Siklus berjalan (Gait Cycle) terdiri dari 2 fase, yaitu fase
menapak (Stance phase) dan fase mengayun (Swing Phase). Menurut Christoper
(2009), fase stance 60% dan fase Swing 40% dimana setiap fase memiliki tahapan
masing-masing:
1. Stance Phase
Fase ini merupakan moment ketika tumit menyentuh lantai. Initial contact
merupakan awal dari fase stance dengan posisi heel rocker. Posisi sendi pada
Fase ini merupakan moment seluruh centre of gravity berada pada tingkat
terendah dan seseorang berada pada tingkat yang paling stabil. Pada periode ini
anggota bawah yang lain juga menyentuh lantai sehingga terjadi posisi double
stance.
mengindikasikan bahwa tungkai akan bergerak, sedang tungkai yang lain berada
Fase ini merupakan periode initial double stance. Awal fase dilakukan
dengan menyentuh lantai dan dilanjutkan sampai kaki yang lain mengangkat
untuk mengayun.
Berat tubuh berpindah ke depan pada tungkai. Dengan tumit seperti rocker,
knee fleksi sebagai shock absorption. Saat heel rocker, ankle plantar fleksi
35
dengan kaki depan menyentuh lantai sedangkan tungkai yang berlawanan pada
gerakannya, kaki mengangkat dan dilanjutkan sampai berat tubuh berpindah pada
kaki yang lain dengan lurus. Saat ankle dorsal fleksi (ankle rocker) bayangan
tungkai mulai bergerak ke depan sementara knee dan hip ekstensi. Sedangkan
Pada fase ini satu tungkai memberikan bantuan. Fase ini dimulai dengan
mengangkat tumit dan dilanjutkan sampai kaki memijak tanah. Keseluruhan pada fase
ini berat badan berpindah ke depan dari forefoot. Saat posisi ekstensi knee yang
meningkat dan akan diikuti sedikit fleksi. Dimana posisi tungkai yang lain berada
Pada fase Terminal stance, centre of gravity berada di depan kaki yang
menapak jadi tekanan gravitasi akan meningkatkan lingkup dari ekstensi hip dan
Pada akhir fase stance adalah interval gerakan kedua double stance pada
siklus berjalan. Dimulai dari initial contact pada anggota gerak bawah
meningkatnya ankle ke posisi plantar fleksi diikuti fleksi knee maka hip tidak lagi
pada posisi ekstensi. Disaat yang sama anggota gerak bawah yang lain pada fase
36
2. Swing Phase
Pada fase pertama adalah perkiraan satu dari tiga fase mengayun. Diawali
dengan mengangkat kaki dari lantai dan diakhiri ketika mengayun kaki sisi
kontralateral dari kaki yang menumpu. Pada saat posisi initial swing hip bergerak
fleksi dan knee naik menjadi fleksi dan ankle pada setengah dorsalfleksi. Pada
Pada fase kedua dari periode swing dimulai, saat mengayun anggota gerak
bawah yang berlawanan dari tungkai yang menumpu. Akhir dari fase ini ketika
tungkai mengayun ke depan dan tibia vertikal atau lurus. Saat mid-swing, hip
fleksi dengan knee bergerak ekstensi untuk merespon gravitasi, dan diikuti dengan
ankle dorsifleksi menuju posisi netral. Sedangkan tungkai yang lain berada pada
Akhir dari fase swing dimulai dari tibia vertikal dan diakhiri saat kaki
memijakkan lantai. Kedudukan tungkai yang baik adalah dengan posisi ekstensi
knee dan hip mempertahankan fleksi sedangkan ankle bergerak dari dorsifleksi ke
netral. Anggota gerak bawah yang lain berada pasa fase terminal stance.
37
Pada gangguan pola jalan terdapat ciri khas yaitu pola jalan menggunting
(scissor gait) dengan fleksi hip dan knee, endorotasi dan adduksi hip, plantar
fleksi dan inversi kaki. Untuk menjaga posture pada hip fleksi kompensasi akan
Terjadi reaksi kompensasi mulai dari kepala, trunk atas, lengan, dan kaki serta hip
kaku sewaktu melangkah. Problem keseimbangan dan kesulitan rotasi trunk serta
Ada 2 prinsip pola jalan pada anak Cerebral Palsy Spastik Diplegi yaitu :
1. Anak dengan fleksi kuat pada punggung dan pelvic terangkat ke depan
serta bersandar pada trunk untuk mengangkat salah satu kaki untuk
side fleksi pada trunk apabila mengayunkan kaki ke depan dan terjadi
mobilitas yang berlebihan pada trunk dan timbul kekakuan pada kedua
tungkainya.
Hidroterapi berasal dari kata Yunani yaitu “ Hunder “ berarti air dan “
Air terdiri dari unsur hidrogen dan oksigen. Pada temperatur dan tekanan
yang normal, air tidak berwarna, tidak berasa/tawar dan tidak berbau. Air
membeku pada 0º C dan menguap/mendidih pada 100º C (212º F). Benda dalam
sebanding dengan jarak benda terhadap permukaan zat cair. Ada beberapa hukum
hidrostatistis :
Semua titik pada benda yang berada dalam bejana berisi zat cair, tanpa
memfasilitasi secara distal, membuat pasien dapat bergerak aktif secara proksimal.
tubuh pasien, tekanan ini membuat sendi tubuh menyadari di posisi mana ia
Tekanan yang dikenakan pada permukaan zat cair akan diteruskan ke segala
arah dengan sama rata (Hukum Pascal). Tekanan yang sama rata di seluruh
permukaan kulit memberi rasa nyaman pada input sensoris taktil. Taktil akan
39
memproses informasi tentang sentuhan terutama yang diterima oleh kulit dari
ujung kepala sampai ujung kaki tentang tekstur, bentuk dan ukuran suatu benda.
Input sensoris ini memberi informasi ke otak tentang apa yang menyentuh dan apa
yang kita sentuh, serta membantu kita menemukan sesuatu sentuhan tersebut
informasi ke otak bahwa minimnya resiko melukai diri sendiri karena di air tidak
mungkin jatuh di permukaan yang keras, sehingga pasien lebih percaya diri dan
mendapatkan gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair didesaknya
tubuh pasien sesuai atau tidak dengan densitasnya (berat jenis). Pasien yang
pernah mengalami operasi yang memasukan metal ke dalam tulang atau tubuhnya,
biasanya akan menambah tingkat densitas. Densitas manusia yang normal adalah
dimasukkan ke dalam air/zat cair disebabkan oleh karena tekanan ke atas dari
air.zat cair ke semua bagian benda tersebut (Hukum Bouyancy). Daya apung
dapat memberikan relaksasi karena ketinggian air dapat mengurangi berat badan.
Dengan gaya gravitasi tubuh akan tertarik ke bawah, sedangkan di dalam air,
akibat adanya daya apung tubuh akan terdorong ke atas. Jika kedalaman air
setinggi leher, maka berat badannya 10 % dari berat badan sesungguhnya bila
berada di darat. Jika setinggi ulu hati, berat badan yang disangga kira-kira 25 %,
40
bila sebatas pusar atau setinggi pinggang, berat badan yang disangga kira-kira 50
% dari berat badan sebenarnya. Semakin dalam air maka berat tubuh semakin
Tahap awal, biasanya anak CP akan dimasukkan ke dalam air yang paling
gaya seperti; (a) gaya gravitasi, gaya yang cenderung menarik benda vertikal ke
bawah, besarnya tekanan tergantung dari massa benda dan berat benda, (b)
Sifat kental yang dihasilkan air merupakan sumber tahanan yang terbaik
yang dapat memudahkan latihan di dalam air (sifat viscosity). Tahanan tersebut
poin perbaikan yang sulit dilakukan di darat atau di matras. Di dalam air, pasien
dilakukan di dalam air dari pada di darat (seperti berdiri tegak, belajar meniup dan
laithan napas).
(medium) yang tidak sama kerapatannya (hukum refraksi). Pengaruh hukum ini
dasar kolam yang airnya jernih menjadi tampak lebih dangkal dari pada
sesungguhnya. Demikian tubuh pasien merasa lebih pendek dari sebenarnya yang
a. Terhadap kulit
Efek yang pertama kali pada kulit adalah vasokonstriksi pembuluh darah
vasodilatasi (hiperemi). Bila dingin diberikan pada waktu yang lama, kulit akan
ending) akan paralysis dan sensitifitas serabut syaraf sensoris akan berkurang.
secara menyeluruh, kemudian akan diikuti oleh peningkatan tekanan darah dan
denyut nadi menjadi cepat. Setelah reaksi menghilang, pembuluh darah perifer
segera akan dilatasi kembali, tekanan darah menurun dan denyut nadi menjadi
lambat.
42
c. Terhadap respirasi
Pernafasan menjadi cepat dan dangkal, kemudian segera diikuti napas yang
dalam dan lambat sehingga meningkatkan pertukaran gas O2 dan CO2 di alveolus
paru.
darah, sehingga kegiatan otot dan tonus otot bertambah. Bila waktunya
diperpanjang, maka tonus otot akan berkurang, terlihat timbulnya kekakuan pada
anggota tubuh dan akan menggigil sebagai usaha untuk menghasilkan panas.
Dingin menyebabkan paralis saraf pada kulit. Bila diberikan pada waktu
yang cukup lama akan menyebabkan penurunan fungsi saraf. Tapi bila diberikan
pada dosis yang cukup memperbaiki sistem saraf simpatik pada tubuh,
daya tahan tubuh. Bila daya tahan tubuh semakin kuat, secara psikologis anak
akan senang melakukan kegiatan terapi di dalam air (hidroterapi). Rasa senang
atau relaksasi tersebut membantu anak meningkatkan atensi dan partisipasi aktif
selama kegiatan terapi berlangsung dan hasilnya lebih efektis (Yenita, 2011).
43
Seluruh sistem sensoris harus dapat berfungsi dengan tepat dan berintergrasi
satu sama lain untuk dapat menginterpretasikan seluruh stimulus yang terdapat di
sekitarnya secara akurat dan memberi respon terhadap stimulus tersebut dengan
multi stimulasi input sensoris. Hal ini terjadi melalui serangkaian proses yang
terorganisasi melalui sistem saraf pusat. Sistem ini menerima input sensori dari
pengecapan, bau dan suhu), dari propioseptif (reseptor yang terdapat pada otot,
tendon, ligamen, sendi dan selaput otot), serta dari sistem vestibular (informasi
tekanan yang tegak lurus dengan permukaan tubuh pasien. Tekanan ini membuat
sendi lebih menyadari di posisi mana dia berada, sehingga hasilnya terjadi
dengan cara menurunkan kekuatan yang dihasilkan oleh tekanan pada sendi.
Viscosity atau sifat kental yang dihasilkan air merupakan sumber tahanan terbaik
dimiliki air (buoyancy dan viscosity) untuk menguatkan grup otot yang apabila
dilaksanakan diluar air tidak bisa atau bahkan tidak mungkin tetapi ketika
dilaksanakan di air penguatan grup otot ini dapat dilaksanakan (Broach, 1997).
4. Teknik Hidroterapi
a. Metode Halliwick
maksimal di air dan darat melalui kepercayaan diri yang baik. Terdapat 10
b. Mental Adjustment
Bertujuan untuk menghilangkan rasa takut terhadap air serta untuk melatih
pernafasan dalam air meliputi menahan nafas dalam air dan mengontrol hembusan
c. Disengagement
menyusun semua gerakan rotasi yang ada pada aksis fronto transversal.
Prinsip dasar latihan adalah melatih kemampuan anak untuk menata dan
Prinisip dasar latihan adalah melatih kemampuan anak untuk menata dan
g. Combined Rotation
h. Up Trust
Latihan dengan prinsip mengapung dan tenggelam didalam air. Dan untuk
i. Balance in stillness
mandiri.
j. Turbulent gliding
Bad Ragaz dikembangkan di Jerman, tetapi asal mula bad Ragaz dari
fungsi, perbaikan control kepala dan trunk, muscle balance, equilibrium serta
Dalam kurun waktu dekade terakhir ini memaparkan para terapis dengan
pemahaman tentang human movement dan efek dari patologi, membantu untuk
fungsi, gerak dan postural control karena adanya suatu lesi pada Sistem Saraf
Pusat (SSP) dan dapat diterapkan pada individu-individu dari segala usia dan
semua derajat cacat fisik dan fungsional (Raine, 2006; IBITA, 2007)
TASK
INDIVIDUAL
ENVIRONMENT
Systems approach teori motor control adalah dasar yang mendasari prinsip-
prinsip dari assesment dan treatment yang terdapat dalam konsep Bobath terkini
(Raine, 2007). Konsep ini menganggap motor control adalah dasar dari
bekerjanya sistem saraf baik secara hierarchical dan distribusi paralel, multilevel
processing diantara banyak sistem dan subsistem melibatkan beberapa input, dan
dengan modulasi pada level tertentu dalam suatu proses. Sehingga memungkinkan
memodifikasi dan mereorganisasi fungsi dan fungsi yang mengalami cidera atau
yang terjadi pada lokasi pengorganisasian sistem saraf terutama perubahan yang
perawatan pada saat awal cidera akan berpengaruh terhadap tingkat keparahan
kecacatan jangka panjang. Ini merupakan suatu hal yang harus dipahami
bagaimana struktur otak dan fungsi dapat berubah dari hari-kehari, bulan dan
memori, dan pemulihan dari saraf yang rusak pada dan dibawah dari tingkat
individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Otak yang cidera merubah cara
gen, sinaps dan jaringan saraf sesuai dengan daerah otaknya (Schretzman, 2001).
(IBITA,1998).
(Irfan, 2010).
penerapan aplikasi metode ini. Dengan pemahaman gerak normal, maka setiap
abnormalitas pada umpan balik sensoris. Pada tahap ini aktivitas dilakukan
dengan kerja yang lebih berat. Akibat adanya abnormalitas pada umpan balik
sensoris maka akan berakibat menurunnya kualitas gerak dan pada akhirnya
memunculkan kembali abnormalitas tonus postural. Pada tahap ini akan terjadi
kompensasi gerak.
komponen gerak lainnya yang saling berhubungan satu sama lain. Untuk itu,
diperlukan metode yang dapat menghentikan abnormalitas gerak akibat lesi pada
CNS.
Metode Bobath adalah salah satu metode yang berorientasi pada aktivitas
gerakan-gerakan selektif.
51
2) Adanya pucat