Anda di halaman 1dari 2

Menurut Amirullah (2002) : “Persepsi dapat diartikan sebagai proses dimana individu memilih,

mengelola, dan menginterpretasikan stimulus ke dalam bentuk arti dan gambar atau dapat juga
dikatakan bahwa persepsi adalah bagaimana orang memandang lingkungan di sekelilingnya.”
Sedangkan menurut Setiadi (2003) persepsi didefinisikan sebagai “Proses dimana seseorang memilih,
mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti
dari dunia ini.” Bagaimana proses pembentukan persepsi itu terjadi, Solomon dalam Amirullah (2003)
menggambarkannya dalam suatu pola seperti yang nampak pada gambar berikut :
atau faktor-faktor pokok yang terlibat didalamnya. Selain itu proses pengamatan meliputi seluruh
variabel-variabel pemasaran perusahaan. konsumen akan mempunyai persepsi produk, persepsi harga,
persepsi periklanan dan persepsi penjual dari kegiatan pemasaran perusahaan. Misal : persepsi bahwa
harga yang tinggi dari suatu produk perusahaan adalah cerminan dari kualitas produk yang
tinggi.

Proses Pembentukan Persepsi


Persepsi setiap orang terhadap suatu obyek akan berbeda, oleh karena itu persepsi mempunyai sifat
yang subyektif. Secara lebih lengkap, mekanisme kerja dari proses pengamatan/ persepsi itu dapat
dilihat pada gambar berikut ini menunjukkan kerangka proses pengamatan individu beserta kegiatan-
kegiatan
PERSEPSI
Apakah Persepsi itu, dan mengapa persepsi itu penting?
Persepsi adalah proses yang digunakan individu untuk mengelola dan menafsirkan kesan indera
mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka. proses dimana seseorag
memilih, mengatur, dan menginterprestasikan informasi untuk menbentuk suatu gambaran yang
berarti mengenai dunia (Kotler, 1997). Defenisi ini menyimpulkan bahwa dalam persepsi atau
pengamatan kita menyeleksi dan mengorganisasikan serta memberi arti dengan dasar apa yang kita
ketahui, lihat dan alami. Persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik tapi juga pada
rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang
bersangkutan.Meski demikian, apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan
obyektif. Tidak selalu berbeda, namun sering terdapat ketidaksepakatan.
Mengapa persepsi itu penting dalam studi OB? Semata-mata karena perilaku manusia didasarkan
pada persepsi mereka mengenai apa realitas yang ada, bukan mengenai realitas itu sendiri. Dunia
seperti yang dipersepsikan adalah dunia yang penting dari segi perilaku.
A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Sejumlah faktor berperan dalam membentuk dan kadang memutar balik persepsi. Faktor-faktor
ini dapat berada dalam pihak pelaku persepsi, dalam obyek atau target yang dipersepsikan, atau
dalam konteks situasi dimana persepsi itu dibuat. Faktor Yang mempengaruhi persepsi Menurut
Ardana (2009) faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut:
1. Pemberi kesan/ Pelaku persepsi Bila seseorang memandang suatu obyek dan mencoba
menginterprestasikan apa yang dilihatnya tersebut, maka interprestasinya akan sangat
dipengaruhi oleh karakteristiknya dalam hal ini karakteristik si pemberi kesan.
2. Sasaran/Target/Obyek Ciri-ciri pada sasaran / obyek yang sedang diamati dapat
mempengaruhi persepsi. Orang yang penampilannya sangat menarik/ tidak menarik lebih mudah
untuk dikenal / ditandai.
3. Situasi Situasi atau konteks dimana melihat suatu kejadian / obyek juga penting. Unsur –
unsure lingkungan sangat mempengaruhi persepsi seseorang. Obyek yang sama pada hari yang
berbeda bisa menyisakan persepsi yang berbeda Kesalahan Persepsi Ada beberapa kesalahan
persepsi yang sering terjadi, yaitu:
1. Berstereotip ( Sterotyping) Menilai seseorang atas dasar satu/ beberapa sifat dari
kelompoknya .Seperti didasari oleh jenis kelamin, keturunan, umur, agama, kebangsaan atas
jabatan.
2. Proyeksi Kecenderungan menilai seseorang atas dasar perasaan dan sifatnya.
Artinya menghubungkan karakteristik sendiri dengan orang lain
3. Efek Halo Menarik kesan umum terhadap seseorang individu berdasarkan karakteristik
tunggal Orang yang ramah, rapi dikesankan jujur dari yang tampangnya serem. Padahal tak ada
hubungan ramah dengan kejujuran . Nimran, (1999)

Anda mungkin juga menyukai