SOP Kehamilan
SOP Kehamilan
Dosen :
Murina Hajimi, SST, M. K.M
Yuni Hanas Siregar, S.ST,. M. Kes
Sri Wahyuni Sambo, S.ST
Berdasarkan hasil rapat dan evaluasi Tim Pembentukan Visi dan Misi Akademi
Kebidanan Nurul Hasanah Kutacane yang dipimpin oleh direkturAkademi Kebidanan Nurul
Hasanah dengan SK Nomor146/AKBIDYNH-KCN/SK/VI/2015.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga SOP Praktikum Askeb Kehamilan dapat terselesaikan. SOP ini disusun
untuk dijadikan petunjuk dan arah bagi mahasiswa Prodi D III Kebidanan Akademi
Kebidanan Nurul Hasanah Kutacane dalam mencapai kompetensi kebidanan.
SOP ini disusun bersama oleh para Dosen yang tergabung dalam kelompok pengajar
Mata Kuliah Askeb Kehamilan Program Studi D III Kebidanan Kutacane Akbid Nurul
Hasanah Kutacane. Dengan selesainya SOP ini, kami sampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penulisan SOP ini.
Kami menyadari bahwa SOP ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran. Semoga SOP ini bermanfaat dalam proses belajar mengajar
mahasiswa dan dosen di lingkungan Prodi D III Kebidanan Akbid Nurul Hasanah Kutacane.
Kutacane, 12 Februari
2016
Tim Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN
SOP Praktikum Askeb Kehamilan adalah dokumen resmi dan untuk digunakan pada
pembelajaran bagi Mahasiswi Program Studi D III Kebidanan di Lingkungan Akbid Nurul
Hasanah Kutacane.
Direktur PUDIR I
Akbid Nurul Hasanah Kutacane Akbid Nurul Hasanah Kutacane
ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................
VISI DAN MISI ..............................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
iii
PENDAHULUAN
Selamat belajar kepada mahasiswi Akademi Kebidanan Nurul Hasanah Kutacane, kali
ini kita akan membahas bagaimana Standar Operating Prosedur asuhan kebidanan pada ibu
hamil di laboratorium Akbid Nurul Hasanah Kutacane. Fungsi utama dari laboratorium adalah
untuk melakukan praktik atau penerapan atas teori, penelitian dan pengembangan keilmuan di
lingkungan jurusan Kebidanan Poltekes BPH Cirebon, sehingga menjadi unsur penting dalam
kegiatan pendidikan dan penelitian, khususnya di bidang kebidanan.
Tujuan disusunnya standar operasional prosedur laboratorium adalah untuk membantu
memperlanacar pengelolaan laboratorium guna memaksimalkan kegunaan dari laboratorium
beserta semua sumberdaya yang ada di dalamnya, sehingga dapat membantu mewujudkan visi
dan misi dari program studi dan jurusan ilmu kebidanan Poltekes BPH Cirebon. Sebelum anda
melaksanakan praktikum terlebih dahulu anda harus mentaati dan mengikuti peraturan yang
berlaku di laboratorium. Adapun peraturan atau tata tertib yang dimaksud antara lain :
Mahasiswa menyerahkan
surat izin peminjaman (ttd
dosen pengampu mata kuliah
Mahasiswa meninggalkan
KTM/kartu identitas
sebagai jaminan
Alur Pengembalian Alat
a. Alur Pengembalian Alat
Mengisi formulir
pengembalian alat
Pengecekan kelengkapan
alat oleh petugas lab
Mahasiswa meninggalkan
ruangan dengan tertib
BAB I
ANATOMI PANGGUL
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mahasiswa dapat menyebutkan dan menunjukkan anatomi panggul wanita
2. Mahasiswa dapat menyebutkan ukuran panggul wanita
3. Mahasiswa dapat menyebutkan bentuk – bentuk panggul wanita
4. Mahasiswa dapat menyebutkan bidang hodge
Anatomi panggul
Pada setiap persalinan, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi persalinan, yaitu :
Passanger (Janin), Passageway (jalan lahir) dan Power (his/kekuatan yang ada pada ibu).
Untuk memahami mekanisme persalinan, terlebih dahulu akan dibicarakan mengenai jalan
lahir. Jalan lahir berkaitan erat dengan penggul wanita, yang memegang peranan penting
dalam proses reproduksi, yaitu proses kehamilan, persalinan dan kala nifas. Jalan lahir dibagi
atas :
□ Bagian keras, yaitu bagian tulang yang terdiri dari tulang-tulang panggul dengan sendi-
sendinya (artikulasio).
□ Bagian lunak, terdiri dari otot-otot, jaringan-jaringan dan ligament-ligamen. Fungsi
umum bagian keras panggul dan bagian lunak panggul wanita antara lain sebagai
berikut :
□ Bagian keras panggul wanita terdiri dan berfungsi :
OPanggul besar (pelvis mayor), berfungsi menyangga isi abdomen (perut).
OPanggul kecil (pelvis minor).
□ Bagian lunak panggul wanita dibentuk oleh otot-otot, ligament. Panggul terdiri dari :
a. Bagian keras yang dibentuk oleh tulang
b. Bagian yang lunak yang dibentuk oleh otot-otot dan
Panggul Bagian Keras
Panggul bagian besar atau tulang-tulang panggul, merupakan suatu corong.bagian
atas yang lebar disebut : panggul besar (pelvis major), yang mendukung isi perut.Panggul
besar tak mempunyai arti pentingdalam ilmu kebidanan, tetapi kadang- kadang ukuran dan
bentuknya dapat memberi gambaran mengenai ukuran panggul kecil.Bagian bawah atau
panggul kecil (pelvis minor) menjadi wadah alat kandungan dan menentukan bentuk jalan
lahir.
Tulang panggul terdiri atas 4 tulang, yaitu :
a. 2 tulang pangkal paha (ossa coxae)
b. 1 tulang kelangkang(os sacrum)
c. 1 tulang tungging (os coccygis)
Tulang Pangkal Paha
Tulang pangkal paha itu sebetulnya terdiri atas 3 buah tulang yang berhubungan satu
sama lain pada acetabulum ialah cawan untuk kepala tulang paha (caput femoris).Tulang
pangkal paha di bagi menjadi tulang usus, tulang duduk, tulang kemaluan, perhubungan
tulang pangkal
a. Tulang usus : Merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan
belakang pangul, terdiri dari bagian-bagiannya sebagai berikut :
□ Krista iliaka :
Bagia atas dari tulang pangkal paha, yaitu tulang yang lebar dan gepeng
(menghadap ke jurusan usus) dengan mempunyai pinggir atas yang tebal.
Batas atasnya merupakan pinggir tulang yang tebal atau penebalan tulang.
□ Ujung depan dan ujung belakag terdiri dari Krista iliaka menonjol :
Spina iliaka anterior superior : ujung depan ; ujungnya sebelah depan menonjol.
Spina iliaka posterior superior ; ujung Krista iliaka sebelah belakang menonjol.
Spina iliaka posterior inferior : di dekat dimana tulang usus berhubungan dengan
tulang selangkang di bawah Spina iliaka posterior superior.
□ Linea inominata (linea terminalis) : lajur yang terdapat pada tulang usus, merupakan
batas panggul besar (pelvis mayor) dan panggul kecil (pelvis minor)
b. Tulang duduk
Merupakan bagian bawah dari tulang pangkal paha.
□ Spina iskhiadika (spina ossis ischii) :
Pinggir belakang yang menonjol.
Sebelah belakang atas satu ujung tulang yang agak runcing dan menghadap
kedalam.
□ Tuber iskhiadikum (tuber ossis ichii) :
Pinggir bawah sangat tebal.
Bagian bawah dari tulang ini ialah tebal, tumpul dan menonjol.
Jika orang duduk, bagian ini jadi tertekan.
Pada waktu duduk, berat badan bersandar pada bagian ini.
□ Incisura ischiadica minor :
Satu takik kecil yang tampak antara Spina ischiadica dan Tuber ischiadicum
□ Incisura ischiadica mayor :
Satu takik besar yang terdapat antara Spina iliaka dan Spina iliaka posterior
inferior.
c. Tulang kemaluan
□ Bagian depan dari tulang pangkal paha.
□ Bila dilihat satu tulang kemaluan ini, tampak bangunannya seperti setengah bulatan,
tertutup ke atas dan terbuka kebawah.
□ Foramen obturatorium:
Adalah satu lubang yang bangunannya bujur telur yang terjadi oleh karena
perhubungan dengan tulang duduk (os iskhium).
Pada orang hidup, lubang ini tertutup oleh semacam kulit tipis dilalui pembuluh
darah.
□ Symphysis
Adalah perhubungan sebelah depan satu dengan yang lain pada kedua tulang
kemaluan (os pubis) kanan dan kiri.
Dengan kata lain, adanya perhubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri.
Perhubungan ini bukan seperti sendi tulang bias, sebab pada tempat tersebut
terdapat jaringan yang kuat dan keras, sehingga tidak dapat bergerak.
Pada symphysis tidak jarang dijumpai simfisiolisis sesudah partus atau ketika
tergelincir, karena longgarnya hubungan di simfisis. Hal ini dapat menimbulkan
rasa sakit atau gangguan jalan.
□ Arcus pubis :
Adalah lengkung kemaluan yang dibentuk oleh tulang bagian bawah kanan dan
kiri yang bertemu di simfisi pubis.
Adalah satu garis melengkung dengan sudut lebih dari 90˚ pada pinggir bawah dari
kedua tulang kemaluan (os pubis) oleh karena perhubungan antara kedua tulang
kemaluan tersebut.
Luasnya arcus pubis ini sangat bararti pada persalinan.
□ Acetabulum :
Satu cekung dalam seperti mangkuk yang terdapat pada tulang pangkal paha pada
sebelah depan yang terjadi pada tempat perhubungan ketiga tulang (tullang usus,
tulang duduk, dan tulang kemaluan).
Sendi yang terdapat antara tulang selangkang (os sacrum) dan tulang pangkal paha
(os coxae) kiri dan kanan, sehingga segala tulang-tulang panggul tersebut antara
satu sama lain dapat bergerak sedikit. Terlebih lagi pada perempuan hamil dan
waktu bersalin
Tulang Kelangkang
Tulang kelangkang berbentuk segitiga melebar diatas dan meruncing ke bawah.Tulang
kelangkang terletak sebelah belakang antara kedua pangkal paha. Tulang ini terdiri dari lima
ruas tulang yang senyawa. Permukaan depannya cekung dari atas ke bawah maupun dari
samping ke samping. Kiri dan kanan dari garis tengah Nampak lima buah lubang yang disebut
Foramina sacralia anteriora. Lubang ini dilalui urat urat saraf yang akan membentuk plexus
sacralis dan pembuluh darah kecil. Plexus sacralis ini melayani tungkai, oleh karena itu
kadang – kadang penderita merasa nyeri atau kejang di kaki, kalau plexus sacralis ini
tertekan waktu kepala turun ke dalam rongga panggul.
Permukaan belakang tulang kelangkang gembung dan kasar.Di garis tengahnya
terdapat deretan cuat – cuat duri ialah crista sacralis.Ke atas tulang kelangkang berhubungan
dengan ruas ke -5 tulang pinggang. Bagian atas dari sacrum yang mengadakan perhubungan
ini menonjol ke depan dan disebut promontorium.Ke samping tulang kelangkang
berhubungan dengan kedua tulang pangkal paha dengan perantaraan articulation sacro iliaca
dank ke bawah dengan tulang tungging.
Tulang Tungging
a) Merupakan sepotong tulang kecil, yang panjangnya kira-kira 3 cm, sebagai sambungan
sebelah bawah dari tulang selangkang (os sacrum).
b) Asal mulanya tulang tungging ini terjadi dari 3, 4 atau 5 ruas kecil, kemudian melekat
menjadi satu (senyawa).
c) Bangunan tulan tungging (os coccygis) ini berbentuk segitiga.
d) Perhubungan dengan tulang selangkang (os sacrum) sebagai satu sendi, dapat memberi
pergerakan sedikit kepada tulang tungging tersebut (umpamanya pada waktu persalinan),
akan tetapi kadang-kadang perhubungan tersebut menjadi satu jaringan pengikat yang
kuat, sehingga tulang tungging (os coccygis) ini sukar bergerak.
e) Pengertian lainnya : pada persalinan, ujung tulang tungging (os coccygis) dapat ditolak
sedikit kebelakang, hingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar.
4) Ligamentum sacrotuberosum
Jaringan ikat yang menghubungkan tulang selangkang (os sacrum) ke tuberossis
ischiadica.
5) Simfisis pubis
Jaringan ikat yang menghubungkan tulang pangkal paha kanan dan kiri.
Pembagian Tulang Panggul Secara Fungsional
Secara fungsional panggul terdiri dari 2 bagian yang disebut pelvis mayor (panggul besar)
dan pelvis minor (panggul kecil).
1) Pelvis Mayor dan Panggul Besar.
a) Pelvis mayor adalah bagian pelvis atau panggul yang terletak diatas linea terminalis /
linea inominata.
b) Linea terminalis (garis perbatasan) / linea inominata adalah jaringan batas pelvis
mayor (panggul besar) dan pelvis minor (panggul kecil).
c) Atrinya : batas panggul besar dan panggul kecil adalah suatu garis lingkaran yang
jalannya dari pinggir atas simfisis melalui Linea terminalis (garis perbatasan) / linea
inominata sampai kepromotorium dan selanjutnya menurut linea terminalis pada pihak
lainnya sampai kembali pada pinggir atas simfisis.
d) Pelvis mayor disebut juga sebagai false pelvis atau panggul besar atau spurium.
e) Pengertian lain : bagian diatas atau cranial terhadap aperture pelvis superior disebut
sebagai pelvis spurium (pelvis mayor), merupakan bagian bawah atau kaudal daripada
rongga abdomen.
f) Makna dalam praktik kebidanan adalah untuk menahan lat-alat dalam rongga perut
dan menahan uterus yang berisi janin yang terus bertambah besar secara bermakna
mulai usia kehamian bulan ketiga.
2) Pelvis Minor atau Panggul Kecil
a) Pelvis minor adalah bagian yang terletak dibawah linea terminatalis / linea
inominata.
b) Pelvis minor disebut juga sebagai true pelvis atau panggul kecil atau verum.
c) Bagian pelvis minor / panggul kecil ini adalah bagian yang mempunyai peranan
penting dalam kebidanan dan harus dikenal dan dinilai sebaik-baiknya untuk dapat
meramalkan dapat tidaknya nayi melewatinya.
d) Artinya : dalam praktik bebidanan yang penting adalah panggul kecil, karena bagian
ini merupakan tempat alat kandunga dan jalan lahir pada waktu persalinan.
e) Sekali lagi, dalam praktik kebidanan yang penting adalah rongga panggul kecil, yang
selanjutnya dibawah ini disebutkan dengan ringkas sebagai rongga panggul saja.
f) Dan apabila dibicarakan mengenai panggul, maka yang dimaksud adalah panggul
kecil.
g) Bentuk pelvis minor ini menyerupai suatu saluran yang mempunyai sumbu
melengkung kedepan (sumbu carus), (yang akan dijelaskan lebih lanjut pada sumbu
panggul dan bidang hodge).
h) Pengertian lain : bagian dibawah / kaudal terhadap aperture pelvis superior disebut
sebagai pelvis verum (pelvis minor), merupakan rongga panggul yang sangat
menentukan kpasitas untuk jalan lahir bayi pada waktu persalinan (verum artinya
sebenarnya, disebut juga true pelvis).
Rongga Panggul
Dalam mempelajari anatomi jalan lahir, ada cara yang mudah untuk memahami tulang
panggul dan jaringan lunak sekitarnya, yaitu tulang-tulang panggul dengan mudah dapat
dibayangkan membentuk sebuah saluran yang melengkung, yang terdapat pintu masuk (pintu
atas panggul), rongga panggul dan pintu keluarnya (pintu bawah panggul)
Rongga panggul dibagi atas : bagian atas dan bagian bawah oleh bidang Apertura pelvis
superior, yang lebih dikenal dengan istilah pintu atas panggul (PAP).
1) Pintu atas panggul / PAP (sebuah bidang) :
a. Pintu Atas Panggul
Pintu atas panggul adalah batas atas panggul kecil.Bentuknya ialah bulat oval.Batas-
batasnya ialah promontorium, sayap sacrum, linea innominate, ramus superior ossis pubis
dan pinggir atas symphysis. Pintu atas panggul merupakan pintu masuk panggul dengan
batas-batasnya sebagai berikut :
Promotorium
Sayap os sacrum (tulang selangkang)
Linea terminalis ossis pubis kanan dan kiri
Permukaan atas bagian belakang simfisis pubis
Ramus superior ossis pubis kanan dan kiri
(Bahasan tentang PAP ini akan dijelaskan lebih lanjut pada bahasan tentang bidang- bidang
panggul dan ukuran-ukurannya). Biasanya tiga ukuran ditentukan dari PAP :
a. Ukuran muka belakang ialah :
Dari promontorium ke pinggir atas symphysis, terkenal dengan nama conjugate vera,
ukuranya 11 cm. Ukuran ini adalah ukuran yang terpenting dari panggul.Sebetulnya
conjugate vera bukan ukuran yang terpendek antara promontorium dan
symphysis.ukuran yang terpendek ialah conjugate obstetrica, dari promontorium ke
symphysis beberapa mm,di bawah pinggir atas symphysis.
Pada wanita hidup conjugate vera tidak diukur dengan langsung, tapi dapat
diperhitungkan dari conjugate diagonalis (dari promontorium ke pinggir bawah
symphysis).
Conjugata diagonalis ini dapat diukur dengan jari yang melakukan pemeriksaan
dalam.
b. Ukuran melintang
Adalah ukuran terbesara antara linea innominate di ambil tegak lurus pada conj. Vera
(Ind.12,5 cm, Eropa 13,5 cm).
c. Ukuran serong
Dari articulation sacro iliaca ke tuberculum pubicum dari belahan panggul yang
bertentangan (13 cm)
EVALUASI
1. Sebutkan anatomi panggul wanita ?
2. Sebutkan ukuran ukuran panggul ?
3. Sebutkan bentuk bentuk panggul wanita ?
4. Sebutkan bidang hodge?
CHECKLIST ANATOMI PANGGUL
Kutacane ,. . . . . . . . . . . . .
Pembimbing/penguji
(. . . . . . . . . . . . . . . . . . .)
BAB II
PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU HAMIL
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan perawatan payudara pada ibu hamil
2. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk perawatan payudara pada ibu hamil
3. Mahasiswa dapat melaksanakan perawatan payudara pada ibu hamil
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tujuan perawatan payudara
- Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi
- Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet
- Untuk menonjolkan puting susu
- Menjaga bentuk buah dada tetap bagus
- Untuk mencegah terjadinya penyumbatan
- Untuk memperbanyak produksi ASI
- Untuk mengetahui adanya kelainan
Berbagai dampak negatif dapat timbul jika tidak dilakukan perawatan payudara sedini
mungkin. Dampak tersebut meliputi :
EVALUASI
1. Sebutkan manfaat perawatan payudara ?
2. Sebutkan persiapan alat untuk perawatan payudara ?
3. Sebutkan dampak negatif jika tidak dilakukan perawatan payudara?
CHEKLIST PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU HAMIL
Nama Mahasiswa :
NIM :
Nilailah Kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
0. Tidak Dikerjakan : Langkah atau kegiatan yang seharusnya dilakukan tidak dilakukan
1. Perlu Perbaikan : Langkah atau prosedur belum dilakukan secara baik dan benar, atau belum
sempurna
2. Langkah atau kegiatan dilakukan dengan sempurna
Nilai
No. KOMPONEN
Score 0 1 2
A PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Persiapan alat dan 2
bahan
- Minyak kelapa bersih atau baby oil pada tempatnya
- 2 buah waskom berisi air hangat dan air dingin
- 2 buah handuk
- Kapas secukupnya
- 2 washlap
B Langkah Perawatan Payudara
2. Menyambut dengan sopan dan ramah serta memposisikan klien 2
3. Memperkenalkan diri kepada klien 2
4. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan 2
5. Menjelaskan tujuan perawatan payudara : 2
a. Menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi
terutama puting susu
b. Menjaga elastisitas puting susu sehingga memudahkan bayi
untuk menyusui
c. Menjaga puting susu agar tetap menonjol
d. Mencegah penyumbatan
e. Merangsang kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak
dan lancar
f. Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini
dan
melakukan upaya untuk mengatasinya
6. Mencuci tangan 2
7. Meminta ibu dengan sopan untuk membuka bajunya, kemudian 2
pasangkan handuk di perut dan di bahu ibu , biarkan hanya
payudara saja yang terlihat.
8. Mengkompres puting susu dengan kapas minyak selama 2-3 2
Menit
9. Membersihkan papilla dan areola mammae dengan kapas 2
minyak
tersebut untuk mengangkat kotoran
10. Membasahi tangan dengan minyak atau baby oil 2
11. Memutar puting susu ke kanan dan ke kiri secara bergantian 2
masing-masing 20x untuk menjaga agar puting susu tetap
menonjol
Kutacane…………, 20….
Penguji
(…...............................)
BAB III
SENAM HAMIL
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa dapat menyebutkan manfaat senam pada ibu hamil
2. Mahasiswa dapat menyebutkan syarat senam pada ibu hamil
TINJAUAN PUSTAKA
Manfaat utama latihan pra lahir dirasakan setelah melahirkan. Pemulihan tingkat
energi Anda, kekuatan dan ukuran pra hamil lebih mudah ketika Anda memelihara kondisi
fisik Anda selama hamil dan pada minggu-minggu menyusul kelahiran bayi. Banyak
ketidaknyamanan selama kehamilan normal pada umumnya bisa diredakan tidak hanya
melalui latihan dan senam ringannye, namun juga melalui perbaikan gerakan tubuh secara
mekanis (dengan kata lain, cara anda menggerakkan tubuh anda ketika anda mengangkat
benda-benda yang berat, bangun untuk berdiri dan bahkan berbaring di tempat tidur).
Kontra indikasi senam hamil adalah hipertensi, perdarahan pervaginam, ketuban pecah,
kelainan letak, pre eklamsi, jantung, ginjal.
Syarat melakukan senam hamil adalah ibu hamil dengan kehamilan normal, kondisi ibu dan
bayi sehat dan tidak ada kontra indikasi senam hamil.
EVALUASI
1. Sebutkan manfaat senam pada ibu hamil ?
2. Sebutkan kontra indikasi senam pada ibu hamil ?
3. Sebutkan syarat untuk melakukan senam pada ibu hamil ?
CHEKLIST SENAM HAMIL
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
- 0: Tidak dikerjakan: langkah/kegiatan yang seharusnya dilakukan tidak dilakukan
- 1: Perlu perbaikan: langkah/prosedur belum dilakukan secara baik dan benar, belum sempurna.
- 2: Langkah atau kegiatan dilakukan dengan sempurna.
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk pemeriksaan hemoglobin
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan hemoglobin
PERSIAPAN ALAT :
1. Hb meter set
2. Lancet
3. Aquadest
4. Larutan Hcl
5. Pen lancet
6. Bengkok
7. Kapas
8. Alkhohol
TINJAUAN PUSTAKA
Manfaat pemeriksaan hemoglobin
Menurut Wasindar (2007), manfaat dilakukan pemeriksaan hemoglobin pada ibu hamil yaitu:
1) mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan
2) mencegah terjadinya berat bayi lahir rendah (BBLR)
3) memenuhi cadangan zat besi yang kurang
Hemoglobin adalah protein majemuk yang tersusun atas protein sederhana yaitu globin dan
radikal prosterik yang berwarna yang disebut heme. Hemoglobin merupakan protein
pembawa oksigen dalam darah. Tiap liter darah mengandung kira-kira 150 gr hemoglobin.
Kadar normal pada ibu hamil Hb > 11 gr/dl. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah
mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara
32 dan 36 minggu. Dari kehamilan 8 minggu sampai 40 hari postpartum, kadar
Hemoglobin, jumlah eritrosit dan nilai hematokrit, ketiganya turun sehingga kehamilan ke
7 hari postpartum mencapai angka yang kira-kira sama dengan diluar kehamilan. Batas
terendah untuk kadarHemoglobin dalam kehamilan nilai 10 gr/dl, bila kurang dari itu disebut
anemia dalam kehamilan.
Menurut Prawiroharjo dan Winkjoastro (1999), kurangnya kadar hemoglobin dalam
kehamilan dapat menyebabkan terjadinya abortus; partus imatur/premature; kelainan
kongenital; pendarahan antepartum; gangguan pertumbuhan janin dalam rahim; menurunnya
kecerdasan setelah bayi dilahirkan dan kematian perinatal.
Pemeriksaan hemoglobin (Hb) dapat dilakukan dengan menggunakan cara sahli dan
sianmethemoglobin, dilakukan 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I (umur kehamilan
sebelum 12 minggu) dan trimester III (umur kehamilan 28 sampai 36 minggu). Hasil
pemeriksaan hemoglobin dapat digolongkan sebagai berikut: Hb 11gr% tidak anemia; Hb 9-
10,9 gr%: anemia ringan; Hb 7,0 gr% - 8,9gr%: anemia sedang; Hb <7,0gr%: anemia berat.
Pada kehamilan normal, akan terjadi penurunan kadar Hb, kadar Hb terendah terjadi
pada sekitar umur kehamilan 30 minggu. Oleh karena itu, pemeriksaan Hb harus dilakukan
pada kehamilan dini untuk melihat data awal, lalu diulang pada sekitar usia kehamilan 30
minggu. Ibu hamil dikatakan anemia apabila kadar Hb kurang dari 11 gr%. Pengklasifikasian
menurut Manuaba, 2001 adalah:
1. Tidak anemia : Hb > 11 gr%
2. Anemia ringan : Hb 9-10,5 gr%
3. Anemia sedang : Hb 7-8 gr%
4. Anemia berat : Hb < 7 gr%
Bila Hb rendah secara abnormal (di bawah 9 gr%), harus dilakukan pemeriksaan dan
pengobatan yang sesuia dan perlu dilakukan pemeriksaan Hb ulang untuk melihat apakah
pengobatan sudah tepat. Kalau terjadi anemia ringan, sebab yang paling sering adalah
defisiensi besi dan dapat diatasi secara efektif dengan suplemen besi.Semua ibu hamil,
terutama yang mendapat suplemen besi, harus mendapat nasihat gizi. Mereka harus
menghindari tembakau, teh, dan kopi serta dipastikan mengonsumsi makanan yang kaya
protein dan vitamin C. Penentuan kadar Hb dalam darah bisa dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain secara colourimetris yaitu membandingkan intensitas warna Hb atau derivatnya
dengan suatu standar yang sudah diperinci.
Secara colourimetris ada dua metode, yaitu metode sahli dan Talquist.Metode Sahli
dibandingkan dengan warna hematin HCl dengan warna standar.Untuk metode Talquist
dibandingkan warna darah di kertas isap dengan warna standar. Apabila dari hasil
pemeriksaan tersebut kadar Hb-nya rendah, maka dikatakan ibu menderita anemia. Pada
metode Talquist, 100 % sama dengan 16 gr/ 100 ml. Cara ini tidak teliti dan hanya digunakan
untuk mengetahui kekurangan Hb secara kasar saja.
EVALUASI
1. Apa saja manfaat pemeriksaan hemoglobin pada ibu hamil?
2. Berapa kadar Hb yang normal bagi ibu yang sedang hamil?
3. Sebutkan klasifikasi anemia!
4. Apa saja penyakit yang ditimbulkan pada ibu hamil hamil apabila kadar Hb dalam tubuh
ibu hamil tersebut kurang?
5. Sebutkan langkah-langkah pemeriksaan hemoglobin
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
0. Tidak dikerjakan : langkah/kegiatan tyang seharusnya dilakukan tidak dilakukan
1. Perlu perbaikan : langkah/prosedur belum dilakukan secara baik dan benar, atau belum
sempurna
2. Langkah atau kegiatan dilakukan dengan sempurna
No Kegiatan Score 0 1 2
1 Persiapan alat 2
1. HB meter
2. Lencet steril + Pen lancet
3. Kapas + Alkhohol
4. HCL 0,1 N
5. Aquades
2 Pelaksanaan :
1. Memberi tahu ibu
2
2. Menyampaikan maksud dan tujuan
2
3. Cuci tangan
2
4. Tabung hemometer di isi dengan larutan HCL 0,1 N sampai
2
tanda 2
2
5. Bersihkan ujung jari pasien dengan kapas alkohol 70 % (jari
manis atau jari tengah). Biarkan kering sendiri 2
6. Pegang bagian yang akan disuntik supaya tidak bergerak dan 2
tekan sedikit. 2
7. Tusuk dengan lancet steril sedalam ± 3 mm. 2
8. Tetesan darah pertama dihapus dengan kapas kering. 2
9. Tetesan darah berikutnya di isap ke dalam pipet sahli sampai 2
tepat pada tanda “20 mm”
2
10. Bagian luar dari pipet dibersihkan dengan kapas kering
2
11. Darah segera ditiup dengan hati-hati ke dalam larutan HCL
2
dalam tabung haemometer tanpa menimbulkan gelombang 2
12. Sebelum dikeluarkan pipet dibilas dulu dengan mengisap dan 2
meniup HCL yang ada dalam tabung beberapa kali
13. Ditunggu 10 menit untuk pembentukan asam hematin (95 % )
14. Asam hematin diencerkan dengan aquades tetes demi tetes
sambil diaduk sampai berwarna sama dengan warna standar
15. Permukaan dari larutan dibaca dan dinyatakan dalam gr %
16. Cuci tangan
SCORE
Nilai = Total : 34 X 100 = ….. TOTAL =
Kutacane……………
Peng
uji
(…………………..)
BAB V
PEMERIKSAAN ALBUMIN URIN
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk pemeriksaan albumin urin
2. Mahasiswa dapat melaksanakan pemeriksaan albumin urin
TINJAUAN PUSTAKA
Pemeriksaan terhadap protein termasuk pemeriksaan rutin. Kebanyakan cara rutin
untuk menyatakan adanya protein dalam urin berdasarkan kepada timbulnya kekeruhan.
Karena padatnya atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang
ada, maka menggunakan urin yang jernih betul menjadi syarat yang penting terhadap protein.
Jika urine yang akan diperiksa jernih, boleh terus dipakai, dan apabila kekeruhan tidak dapat
dihilangkan maka bisa dilakukukan penjernihan atau penyaringan pada urine sehingga urin
yang digunakan untuk pemeriksaan adalah urin yang benar-benar jernih. Untuk lebih jelasnya
tentang pengertian protein dalam urine, dapat di lihat dalam beberapa poin-poin berikut:
EVALUASI
1. Sebutkan persiapan alat untuk melakukan pemeriksaan albumin urin!
2. Apa fungsi dilakukannya pemeriksaan albumin urin bagi ibu hamil
CHEKLIST PEMERIKSAAN URINE ( ALBUMIN )
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1. Tidak dikerjakan : langkah/kegiatan tyang seharusnya dilakukan tidak dilakukan
2. Perlu perbaikan : langkah/prosedur belum dilakukan secara baik/benar/belum sempurna
3. Langkah atau kegiatan dilakukan dengan sempurna
No Kegiatan Score 0 1 2
1 Persiapan alat : 2
1. Tabung reaksi dan rak
2. Pipet
3. Acidum aciticum 5 %
4. Kertas saring
5. Lampu spiritus
6. Korek api
7. Corong
8. Bengkok
9. Penjepit tabung
2 Pelaksanaan :
1. Memberitahukan pada ibu tujuan dari tindakan yang dilakukan 2
2. Mempersiapkan alat dan bahan 2
3. Cuci tangan
2
4. Air kemih disaring dan diisikan dalam 2 tabung tiap-tiap tabung 5 cc
2
5. Satu tabung dengan air kemih itu dipanaskan sampai mendidih
2
kemudian diteteskan acidum aciticum 5 % dengan pipet 2 tetes
6. Rebus lagi sampai mendidih
7. Biarkan dingin, kemudian dibandingkan dengan tabung yang satu
lagi yang tidak dipanaskan dan tidak diteteskan obat 2
Negatif : Tetap jernih
Positif (+) : Terlihat kekeruhan yang minimal 0,001 – 0,05 gr %
Positif (++) : Kekeruhan nyata butir-butir halus 0,05 – 0,2 gr %
Positif (+++) : Terlihat gumpalan-gumpalan nyata 0,2 – 0,5 % Positif 2
(++++) : Gumpalan-gumpalan besar, membeku lebih dari 0,5 gr %
8. Membereskan alat
9. Cuci tangan
SCORE
Nilai = Total / 16 X 100 = ….. TOTAL =
Kutacane…………………
Penguji,
(…………………………)
BAB VI
PEMERIKSAAN GLUKOSA DALAM URIN
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk pemeriksaan glukosa dalam urin
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan glukosa dalam urin
TINJAUAN PUSTAKA
Reduksi Urine adalah pemeriksaan uji laboratorium untuk mengetahui kadar gula pada pasien.
Tes glukos urine adalah pemeriksaan pada sampel urine untuk mengetahui ada tidaknya
glukosa pada urine.Pemeriksaan ini termasuk penyaringan dalam urinalisis.Glukosa
mempunyai sifat mereduksi Ion cupri direduksi menjadi cupro dan mengendap dalam bentuk
merah bata. Semula larutan sakar yang mempunyai gugusan aldehid atau keton bebas akan
memberikan reaksi positif. Materia sitrat dan Na karbonat (basa yang tidak begitu kuat)
berguna untuk mencegah pengendapan Cu++ . Sukrosa memberikan reaksi negative karena
tidak mempunyai gugusan aktif (aldehid /keton bebas).
Reagent Fehling A dan Fehling B
Negatif (-) : tetap biru atau hijau jernih Positif (+) : keruh
Positif (++) : kuning kehijauan dengan endapan kuning Positif (+++) : kuning
kemerahan, endapan kuning merah Positif (++++) : merah jingga
sampai merah bata
Catatan :
Harga normal :
Urine normal bila hasil pemeriksaan negative
Kesalahan yang seringterjadi :
a. Terlalu lama memanaskan
b. Urine yang diteteskanterlalubanyak
Setelah dipanaskan, tabung tidak dikocok sehingga reaksi tidak merata
EVALUASI :
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1. Tidak dikerjakan : langkah/kegiatan yang seharusnya dilakukan tidak dilakukan
2. Perlu perbaikan : langkah/prosedur belum dilakukan secara baik dan benar, atau belum sempurna
3. Langkah atau kegiatan dilakukan dengan sempurna
NO KEGIATAN SCORE 0 1 2
1 Persiapan alat : 2
1. Tabung reaksi dan rak
2. Pipet
3. Lampu spiritus
4. Penjepit tabung
5. Fehling A dan B
6. Kertas saring
7. Corong
2
8. Bengkok
2
9. Air
kemih 2
Pelaksanaan 2
: 2
1. Memberitahukan kepada ibu tentang tujuan dilakukan
tindakan
2. Menginstruksikan kepada ibu untuk berkemih dan
menampung urine ibu
3. Cuci tangan
4. Air kemih disaring
5. Campurkan 2 ml Fehking A dan 2 ml fehling B dalam satu
tabung reaksi, tambahkan 1 ml air seni
6. Panaskan dengan api kecil sampai mendidih
(tabung dipegang miring sambil digoyang-goyangkan
7. Biarkan dingin dan baca hasilnya
Negatif : tetap biru atau hijau
jernih Positif (+) : keruh
Positif (++) : kuning kehijauan dengan endapan kuning
Positif (+++) : kuning kemerahan, endapan kuning merah
Positif (++++) : merah jingga sampai merah bata
8. Cuci tangan kembali
SCORE
Nilai = Total / 10 X 100 = ….. TOTAL =
Kutacane, ………….
Penguji
(……………..………)
BAB VII
LAB ANAMNESA
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mahasiswa dapat melakukan anamnesa dengan pasien dengan benar
Bila ibu pernah mengikuti KB perlu ditanyakan : jenis kontrasepsi, efek samping,
alasan berhenti (bila tidak memakai lagi), lamanya menggunakan alat kontrasepsi.
7) Riwayat kehamilan sekarang
Waktu mandapat haid terakhir, keluhan berkaitan dengan kehamilan.
8) Gambaran penyakit yang lalu.
Ditanyakan untuk mengetahui apakh ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi
oleh klien.Misalnya penyakit campak atau cacar air sewaktu kecil, penyakit jantung,
hipertensi, dll. Apakah pernah diirawat di RS ?kapan ?berapa lama ? penyakit apa ? dan lain
sebagainya.
9) Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit terhadap gangguan
kesehatan pasien.Riwayat keluarga yang perlu ditanyakan misalnya jantung, diabetes, ginjal,
kelainan bawaan, kehamilan kembar.
10) Keadaan sosial budaya
Untuk mengetahui keadaan psikososial perlu ditanyakan antara lain : jumlah anggota
keluarga, dukungan moral dan material dari keluarga, pandangan, dan penerimaan keluarga
terhadap kehamilan, kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan dan merugikan, pandangan
terhadap kehamilan, persalinan dan anak baru lahir.
11) Pengetahuan ibu
Data ini dapat kita peroleh dari beberapa pertanyaan yang kita ajukan kepada pasien
mengenai perawatan selama hamil,persalinan dan nifas. Pengalaman atau riwayat
kehamilannya yang lalu dapat pula kita jadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
menyimpulkan sejauh mana pasien mengetahui tentang perawatan kehamilan ini dan
perawatan bayinya kelak. Misalnya: cara mengatasi ketidaknyamanan mual muntah,sering
kencing, pusing, cara perawatan bayi dsb.Pertanyaan yang diajukan oleh pasien kita jadikan
sebagai acuan dalam memberikan pendidikan kesehatan.
EVALUASI
I. PENGKAJIAN
1. Data Subjektif
A. Identitas
Nama : Nama Suami :
Umur : Umur :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Suku/bangsa : Suku/Bangsa :
Alamat : Alamat :
No Hp : No Hp :
B. Keluhan Utama
Quick Chek
Ibu tidak merasakan tanda-tanda bahaya kehamilan seperti : sakit kepala yang hebat,
penglihatan kabur, bengkak di wajah dan di tangan, nyeri ulu hati, perdarahan perfagina,
keluar air-air dari jalan lahir.
1.
2.
F. Aktifitas Sehari-Hari
1. Nutrisi
Pola Makanan (Frekuensi) :
Jenis Makanan yang dikonsumsi :
Jenis makanan yang tidak disukai :
Perubahan porsi makan :
Alergi terhadap makanan (jenis) :
2. Eliminasi
BAB :
: Frekuensi :
: Konsistensi :
: Keluhan :
BAK :
: Frekuensi :
: Konsistensi :
: Keluhan :
5. Aktifitas sehari-hari :
6. Hubungan Seksual :
Hubungan sek dalam kehamilan : keluhan :
7. Personal Hygiene
Mandi :
Ganti pakaian dalam dan luar :
Irigasi fagina :
2. Data Objektif
A. Keadaan Umum
Kesadaran :
Keadaan Emosial :
Tanda Vital
Tekanan Darah : mmHg
Nadi : X/menit
Pernapasan : X/menit
0
Suhu : C
B. Antropometri
TB : cm
BB Sebelum Hamil : kg
BB Sekarang : kg
Lila : cm
C. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Rambut :
Muka :
Mata : Konjungtiva : Sklera :
Hidung : Pengeluaran : Polip :
Telinga : Pengeluaran :
Mulut/Gigi : Stomatitis :
Gusi :
Caries :
2. Leher
Pembesaran Thyroid :
Kelenjar Getah Bening :
Vena Jugularis :
3. Dada
Retraksi Dinding Dada :
Bunyi pernapasan :
Bunyi jantung :
Irama :
Payudara : bentuk :
Putting susu :
Aerola :
Pengeluaran :
Benjolan :
Tanda-tanda retraksi :
Kebersihan :
4. Perut
Bekas luka operasi :
Bentuk perut :
Kontraksi :
TFU(Mc.Donald) :
Palpasi : Leopold I :
Leopold II :
Leopold III :
Leopold IV :
Auskultasi : DJJ :
Puntum maksimum :
TBJ :
D. Pemeriksaan Genetalia
1. Genetalia Eksterna
Labia mayora :
Labia minora :
Urifisium uretra :
Vulva :
Varices :
Pengeluaran :
Bau :
Kelenjar skene :
Kelenjar bartholini :
2. Anus (haemoroid) :
E. Pemerinsaan Penunjang Tanggal :
Laboratorium : Darah : HB :
Golongan Darah :
Urine : Protein (…..)
Glukosa (…..)
USG :
VI. PELAKSANAAN
Mandiri, Kolaborasi, Rujukan
VII. EVALUASI
Melakukan evaluasi dan pengawasan setiap tindakan yang telah dilakukan.
Pemeriksa
(...............................)
Mengetahui Mengetahui
Penanggung Jawab Lab Dosen Praktikum
(............................................) (.............................................)
BAB VIII
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk pemeriksaan fisik ibu hamil
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil
ALAT YANG HARUS DISIAPKAN :
1. Timbangan BB
2. Pengukur tinggi badan
3. Tensimeter
4. Stethoscope
5. Thermometer
6. Pita LILA
7. Metlin
8. Senter
9. Sudip lidah dalam bak instrument
10. Funandoscope
11. Patella hamer
12. Bengkok
13. Selimut mandi
14. Tempat pakaian kotor
15. Alas bokong
16. Larutan klorin dalam tempatnya
17. Kom berisi kapas cebok
18. Sarung tangan
19. Tissue
20. Jangka panggul
21. Jam tangan
22. Selimut lurik
23. Tempat sampah medis dan non medis
TINJAUAN PUSTAKA
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan pada bagian tubuh dari kepala sampai
kaki. Pemeriksaan fisik berguna untuk menegetahui keadaan pada pemeriksaan berikutnya.
Pemeriksaan fisik seringkali diperlukan oleh bidan sebagai alat penguji.Bidan harus
mengetahui dengan tepat ciri-ciri keadaan fisik yang normal agar bisa mengetahui adanya
keadaan yang menyimpang.
Pada umumnya tubuh manusia bersifat simetris.Simetris berarti bahwa ada kesamaan bentuk
garis, ukuran, warna dan letak bagian tubuh yang bersebelahan.Di sini bidan harus
memperhatikan keadaan fisik yang simetris dan juga petunjuk-petunjuk berfungsinya secara
normal dari bagian-bagian tubuh.Pemeriksaan dilakukan pada pnederita yang baru pertama
kali datang periksa.Ini dilakukan dengan lengkap.Pada pemeriksaan ulangan, dilakukan yang
perlu saja jadi tidak semuanya.
Macam-macam cara pemeriksaan yaitu dengan cara inspeksi (periksa pandangan atau
observasi), palpasi (periksa raba), auskultasi (periksa dengar), perkusi (periksa ketuk).
Petunjuk dalam melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil adalah sebagai berikut :
1. Ikuti petunjuk yang ada pada job sheet.
2. Bekerja secara hati-hati dan teliti.
Petunjuk Keselamatan Kerja dalam melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil adalah
sebagai berikut :
1. Jaga privasi klien.
2. Peratikan keadaan umum ibu.
3. Pemeriksaan dilakukan dengan hati-hati, perhatikan keamanan dan keselamatan selama
melakukan tindakan.
A. Pemeriksaan fisik umum/ tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140 mmHh
sistolik atau 90 mmHg diastolik. Perubahan 30 mmHg sistolik dan 15 mmHg
diastolik di atas tensi sebelum hamil, menandakan keracunan kehamilan (Hani,
2011).
b. Suhu tubuh : suhu tubuh yang normal adalah 36 – 37,50C. Suhu tubuh lebih dari
A. Pemeriksaan fisik
g. Kepala dan leher
a) Perhatikan warna, tekstur, dan distribusi rambutnya.
b) Memeriksa apakah terjadi oedema pada wajah dan pigmentasi.
c) Memeriksa mata, sklera, reaksi pupil, pengeluaran serta konjungtiva.
d) Memeriksa mulut : bibir, gusi, lidah, palatum, dan gigi.
e) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui adanya peningkatan tekanan pada
vena jugularis. (Indrayani, 2011)
h. Payudara
a) Memeriksa bentuk, ukuran, dan simetris atau tidak.
b) Puting payudara menonjol, datar, atau masuk ke dalam.
c) Adakah kolostrum atau cairan lain dari puting susu.
d) Pada saat klien mengangkat tangan ke atas kepala, periksa payudara untuk
mengetahui adanya retraksi atau dimpling.
e) Pada saat klien berbaring, lakukan palpasi secara sistematis dari arah payudara ke
aksila, kemungkinan terdapat massa atau pembesaran pembuluh limfe. (Hani,
2011)
i. Abdomen
Pemeriksaan abdomen dapat meyakinkan ibu bahwa kehamilannya berkembang dengan
baik.Ibu dapat memperoleh informasi dan keyakinan.Pemeriksaan abdomen tidak pernah
dilakukan secara terpisah, selalu menjadi bagian dari pemeriksaan antenatal yang lengkap
(Indrayani, 2011).
a) Bentuk pembesaran perut (perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan
pusat, tampakkah gerakan anak atau kontraksi rahim).
b) Adakah bekas operasi.
c) Linea nigra, striae abdomen.
d) Ukur TFU, hitung Tafsiran Berat Janin (TBJ).
Tabel 2.1
TFU berdasarkan usia kehamilan
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di atas simfisis)
sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi.
d) Leopold IV
Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kaki
pasien, untuk konfirmasi bagian bawah janin dan menentukan apakah bagian
tersebut sudah masuk pintu atas panggul.
(Dewi, 2011).
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1. Tidak dikerjakan : langkah/kegiatan tyang seharusnya dilakukan tidak dilakukan
2. Perlu perbaikan : langkah/prosedur belum dilakukan secara baik dan benar, atau belum
sempurna
3. Langkah atau kegiatan dilakukan dengan sempurna
Kutacane, ………………..
Penguji
( ……………....……..)