Anda di halaman 1dari 78

SOP

PRAKTIKUM ASKEB KEHAMILAN

Dosen :
Murina Hajimi, SST, M. K.M
Yuni Hanas Siregar, S.ST,. M. Kes
Sri Wahyuni Sambo, S.ST

PRODI D-III KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN NURUL


HASANAH KUTACANE TAHUN 2016
VISI & MISI
AKBID NURUL HASANAH

Berdasarkan hasil rapat dan evaluasi Tim Pembentukan Visi dan Misi Akademi
Kebidanan Nurul Hasanah Kutacane yang dipimpin oleh direkturAkademi Kebidanan Nurul
Hasanah dengan SK Nomor146/AKBIDYNH-KCN/SK/VI/2015.

Visi program studi


Menjadi Akademi Kebidanan yang menghasilkan lulusan propesional, trampil,
mandiri, unggul di bidang kesehatan ibu dan anak serta memiliki daya saing ditingkat
nasional pada tahun 2024

Misi program studi


1. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang profesional untuk menghasilkan
lulusan trampil, mandiri, unggul di bidang kesehatan ibu dan anak.
2. Menyelenggarakan penelitian dalam rangka mendukung proses pendidikan dan
pengajaran untuk mengembangkan ilmu kebidanan yang berdaya guna bagi
institusi dan masyarakat.
3. Menyelenggarakan pengabdian dan pelayanan secara paripurna bidang kesehatan
ibu dan anak.
4. Meyediakan sarana, prasarana dan sistem informasi pembelajarandalam rangka
mendukung tercapainya kompotensi lulusan
5. Melaksanakan kerjasama dengan institusi baik regional, nasional dan internasional
yang saling menguntungkan dalam rangka mendukung Tri dharma Perguruan
Tinggi..
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga SOP Praktikum Askeb Kehamilan dapat terselesaikan. SOP ini disusun
untuk dijadikan petunjuk dan arah bagi mahasiswa Prodi D III Kebidanan Akademi
Kebidanan Nurul Hasanah Kutacane dalam mencapai kompetensi kebidanan.

SOP ini disusun bersama oleh para Dosen yang tergabung dalam kelompok pengajar
Mata Kuliah Askeb Kehamilan Program Studi D III Kebidanan Kutacane Akbid Nurul
Hasanah Kutacane. Dengan selesainya SOP ini, kami sampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penulisan SOP ini.

Kami menyadari bahwa SOP ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran. Semoga SOP ini bermanfaat dalam proses belajar mengajar
mahasiswa dan dosen di lingkungan Prodi D III Kebidanan Akbid Nurul Hasanah Kutacane.

Kutacane, 12 Februari
2016

Tim Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN

SOP Praktikum Askeb Kehamilan adalah dokumen resmi dan untuk digunakan pada
pembelajaran bagi Mahasiswi Program Studi D III Kebidanan di Lingkungan Akbid Nurul
Hasanah Kutacane.

Disahkan pada tanggal 10 Februari 2016

Direktur PUDIR I
Akbid Nurul Hasanah Kutacane Akbid Nurul Hasanah Kutacane

LISDA ELIANI, SST, M. K.M FIKA LESTARI, S.Tr, Keb, M. K.M


NIDN : 1303089101 NIDN : 131304920

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................
VISI DAN MISI ..............................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I Anatomi Panggul ......................................................................................................1

BAB II Perawatan Payudara Pada Ibu Hamil........................................................................12

BAB III Senam Hamil ............................................................................................................15

BAB IV Pemeriksaan Hemoglobin ........................................................................................21

BAB V Pemeriksaan Albumin Urin ......................................................................................24

BAB VI Pemeriksaan Glukosa Urin .......................................................................................27

BAB VII Lab Anamnesa .........................................................................................................29

BAB VIII Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil .................................................................................36

iii
PENDAHULUAN

Selamat belajar kepada mahasiswi Akademi Kebidanan Nurul Hasanah Kutacane, kali
ini kita akan membahas bagaimana Standar Operating Prosedur asuhan kebidanan pada ibu
hamil di laboratorium Akbid Nurul Hasanah Kutacane. Fungsi utama dari laboratorium adalah
untuk melakukan praktik atau penerapan atas teori, penelitian dan pengembangan keilmuan di
lingkungan jurusan Kebidanan Poltekes BPH Cirebon, sehingga menjadi unsur penting dalam
kegiatan pendidikan dan penelitian, khususnya di bidang kebidanan.
Tujuan disusunnya standar operasional prosedur laboratorium adalah untuk membantu
memperlanacar pengelolaan laboratorium guna memaksimalkan kegunaan dari laboratorium
beserta semua sumberdaya yang ada di dalamnya, sehingga dapat membantu mewujudkan visi
dan misi dari program studi dan jurusan ilmu kebidanan Poltekes BPH Cirebon. Sebelum anda
melaksanakan praktikum terlebih dahulu anda harus mentaati dan mengikuti peraturan yang
berlaku di laboratorium. Adapun peraturan atau tata tertib yang dimaksud antara lain :

1. Mahasiswa laboratorium yang akan menggunakan laboratorium harus melapor ke


petugas laboratorium sehari sebelum menggunakan laboratorium
2. Mahasiswa laboratorium wajib mengisi buku kunjungan setiap menggunakan
laboratorium sesuai SOP yang berlaku
3. Mahasiswa laboratorium wajib mengisi buku setiap meminjam dan mengembalikan
alat/bahan laboratorium sesuai SOP yang berlaku
4. Mahasiswa laboratorium yang menghilangkan/merusak alat yang digunakan, wajib
mengganti dengan alat/bahan yang sama maksimal satu minggu setelah waktu
pengembalian
5. Mahasiswa laboratorium tidak dibenarkan duduk dan tidur di atas tempat tidur pasien
6. Mahasiswa laboratoium wajib turut serta memelihara kebersihan, ketertiban,
keamanan serta ketentraman di lingkungan laboratorium
7. Laboratorium dapat digunakan untuk praktik mandiri di luar jadwal sesuai SOP yang
berlaku
8. Berlaku sopan, santun dan menjunjung etika akademik dalam laboratorium
9. Menjunjung tinggi dan menghargai staf laboratorium dan sesama Mahasiswa
laboratorium
10. Peserta pratikum dilarang merokok, makan dan minum, membuat kericuhan selama
kegiatan praktikum dan di dalam ruang laboratorium.
11. Dilarang menyentuh, menggeser dan menggunakan peralatan di laboratorium yang tidak
sesuai dengan acara praktikum mata kuliah yang diambil.
12. Membersihkan peralatan yang digunakan dalam praktikum maupun penelitian dan
mengembalikannya kepada petugas laboratorium
13. Membaca, memahami dan mengikuti prosedur operasional untuk setiap peralatan dan
kegiatan selama praktikum dan di ruang laboratorium
14. Selama kegiatan praktikum, TIDAK BOLEH menggunakan handphone untuk
pembicaraan dan/atau SMS.
Setiap mahasiswa harus mentaati peraturan yang sudah dibuat, apabila yang
bersangkutan melanggar peraturan maka mahasiswa akan dikenakan sanksi berupa hukuman
sesuai dengan peraturan akbid Nurul Hasanah Kutacane.
Mekanisme Peminjaman Alat

a. Alur peminjaman Alat

Mahasiswa menyerahkan
surat izin peminjaman (ttd
dosen pengampu mata kuliah

Persetujuan dari kepala


Laboratorium/ yg
mewakilinya

Peminjam mengisi formulir


peminjaman yg di tdd oleh
ketua laboratorium/ yg
mewakili sebagai pemberi izin

Mengambil alat dengan


diawasi petugas laboratorium

Mahasiswa meninggalkan
KTM/kartu identitas
sebagai jaminan
Alur Pengembalian Alat
a. Alur Pengembalian Alat

Pengembalian alat dan


bahan yg tidak mudah habis
harus dlm keadaan
baik/bersih

Mengisi formulir
pengembalian alat

Pengecekan kelengkapan
alat oleh petugas lab

Merapikan alat ke tempat


semula

Mengambil kartu KTM

Mahasiswa meninggalkan
ruangan dengan tertib
BAB I
ANATOMI PANGGUL

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mahasiswa dapat menyebutkan dan menunjukkan anatomi panggul wanita
2. Mahasiswa dapat menyebutkan ukuran panggul wanita
3. Mahasiswa dapat menyebutkan bentuk – bentuk panggul wanita
4. Mahasiswa dapat menyebutkan bidang hodge

ALAT YANG DIBUTUHKAN :


1. Phantom panggul
2. Jangka panggul
3. Metlin

Anatomi panggul
Pada setiap persalinan, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi persalinan, yaitu :
Passanger (Janin), Passageway (jalan lahir) dan Power (his/kekuatan yang ada pada ibu).
Untuk memahami mekanisme persalinan, terlebih dahulu akan dibicarakan mengenai jalan
lahir. Jalan lahir berkaitan erat dengan penggul wanita, yang memegang peranan penting
dalam proses reproduksi, yaitu proses kehamilan, persalinan dan kala nifas. Jalan lahir dibagi
atas :
□ Bagian keras, yaitu bagian tulang yang terdiri dari tulang-tulang panggul dengan sendi-
sendinya (artikulasio).
□ Bagian lunak, terdiri dari otot-otot, jaringan-jaringan dan ligament-ligamen. Fungsi
umum bagian keras panggul dan bagian lunak panggul wanita antara lain sebagai
berikut :
□ Bagian keras panggul wanita terdiri dan berfungsi :
OPanggul besar (pelvis mayor), berfungsi menyangga isi abdomen (perut).
OPanggul kecil (pelvis minor).
□ Bagian lunak panggul wanita dibentuk oleh otot-otot, ligament. Panggul terdiri dari :
a. Bagian keras yang dibentuk oleh tulang
b. Bagian yang lunak yang dibentuk oleh otot-otot dan
Panggul Bagian Keras
Panggul bagian besar atau tulang-tulang panggul, merupakan suatu corong.bagian
atas yang lebar disebut : panggul besar (pelvis major), yang mendukung isi perut.Panggul
besar tak mempunyai arti pentingdalam ilmu kebidanan, tetapi kadang- kadang ukuran dan
bentuknya dapat memberi gambaran mengenai ukuran panggul kecil.Bagian bawah atau
panggul kecil (pelvis minor) menjadi wadah alat kandungan dan menentukan bentuk jalan
lahir.
Tulang panggul terdiri atas 4 tulang, yaitu :
a. 2 tulang pangkal paha (ossa coxae)
b. 1 tulang kelangkang(os sacrum)
c. 1 tulang tungging (os coccygis)
Tulang Pangkal Paha
Tulang pangkal paha itu sebetulnya terdiri atas 3 buah tulang yang berhubungan satu
sama lain pada acetabulum ialah cawan untuk kepala tulang paha (caput femoris).Tulang
pangkal paha di bagi menjadi tulang usus, tulang duduk, tulang kemaluan, perhubungan
tulang pangkal
a. Tulang usus : Merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan
belakang pangul, terdiri dari bagian-bagiannya sebagai berikut :
□ Krista iliaka :
 Bagia atas dari tulang pangkal paha, yaitu tulang yang lebar dan gepeng
(menghadap ke jurusan usus) dengan mempunyai pinggir atas yang tebal.
 Batas atasnya merupakan pinggir tulang yang tebal atau penebalan tulang.
□ Ujung depan dan ujung belakag terdiri dari Krista iliaka menonjol :
 Spina iliaka anterior superior : ujung depan ; ujungnya sebelah depan menonjol.
 Spina iliaka posterior superior ; ujung Krista iliaka sebelah belakang menonjol.
 Spina iliaka posterior inferior : di dekat dimana tulang usus berhubungan dengan
tulang selangkang di bawah Spina iliaka posterior superior.
□ Linea inominata (linea terminalis) : lajur yang terdapat pada tulang usus, merupakan
batas panggul besar (pelvis mayor) dan panggul kecil (pelvis minor)
b. Tulang duduk
Merupakan bagian bawah dari tulang pangkal paha.
□ Spina iskhiadika (spina ossis ischii) :
 Pinggir belakang yang menonjol.
 Sebelah belakang atas satu ujung tulang yang agak runcing dan menghadap
kedalam.
□ Tuber iskhiadikum (tuber ossis ichii) :
 Pinggir bawah sangat tebal.
 Bagian bawah dari tulang ini ialah tebal, tumpul dan menonjol.
 Jika orang duduk, bagian ini jadi tertekan.
 Pada waktu duduk, berat badan bersandar pada bagian ini.
□ Incisura ischiadica minor :
 Satu takik kecil yang tampak antara Spina ischiadica dan Tuber ischiadicum
□ Incisura ischiadica mayor :
 Satu takik besar yang terdapat antara Spina iliaka dan Spina iliaka posterior
inferior.
c. Tulang kemaluan
□ Bagian depan dari tulang pangkal paha.
□ Bila dilihat satu tulang kemaluan ini, tampak bangunannya seperti setengah bulatan,
tertutup ke atas dan terbuka kebawah.
□ Foramen obturatorium:
 Adalah satu lubang yang bangunannya bujur telur yang terjadi oleh karena
perhubungan dengan tulang duduk (os iskhium).
 Pada orang hidup, lubang ini tertutup oleh semacam kulit tipis dilalui pembuluh
darah.
□ Symphysis
 Adalah perhubungan sebelah depan satu dengan yang lain pada kedua tulang
kemaluan (os pubis) kanan dan kiri.
 Dengan kata lain, adanya perhubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri.
 Perhubungan ini bukan seperti sendi tulang bias, sebab pada tempat tersebut
terdapat jaringan yang kuat dan keras, sehingga tidak dapat bergerak.
 Pada symphysis tidak jarang dijumpai simfisiolisis sesudah partus atau ketika
tergelincir, karena longgarnya hubungan di simfisis. Hal ini dapat menimbulkan
rasa sakit atau gangguan jalan.
□ Arcus pubis :
 Adalah lengkung kemaluan yang dibentuk oleh tulang bagian bawah kanan dan
kiri yang bertemu di simfisi pubis.
 Adalah satu garis melengkung dengan sudut lebih dari 90˚ pada pinggir bawah dari
kedua tulang kemaluan (os pubis) oleh karena perhubungan antara kedua tulang
kemaluan tersebut.
 Luasnya arcus pubis ini sangat bararti pada persalinan.
□ Acetabulum :
 Satu cekung dalam seperti mangkuk yang terdapat pada tulang pangkal paha pada
sebelah depan yang terjadi pada tempat perhubungan ketiga tulang (tullang usus,
tulang duduk, dan tulang kemaluan).
 Sendi yang terdapat antara tulang selangkang (os sacrum) dan tulang pangkal paha
(os coxae) kiri dan kanan, sehingga segala tulang-tulang panggul tersebut antara
satu sama lain dapat bergerak sedikit. Terlebih lagi pada perempuan hamil dan
waktu bersalin

d. Perhubungan tulang pangkal


Tulang pangkal paha berhubungan dengan tulang kelangkang dengan perantaraan
persedian articulacio sacroiliaca dan berhubungan pula dengan jaringan pengikat yang dari
tulang kelangkang pergi ke tulang usus maupun tulang duduk.
1. Dari permukaan belakang tulang kelangkang ke tulang usus disebut lig sacro iliaca
posterior dan dari permukaan depan tulang kelangkang ke tulang usus disebut lig
sacro iliaca anterior, lig ilio lumbalis, lig sacro iliaca interossea.
2. Dari tulang kelangkang ke spina ischiadica ialah lig sacro spinosum.
3. Dari tulang kelangkang ke tuber ichiadica ialah lig sacro tuberosum

Tulang Kelangkang
Tulang kelangkang berbentuk segitiga melebar diatas dan meruncing ke bawah.Tulang
kelangkang terletak sebelah belakang antara kedua pangkal paha. Tulang ini terdiri dari lima
ruas tulang yang senyawa. Permukaan depannya cekung dari atas ke bawah maupun dari
samping ke samping. Kiri dan kanan dari garis tengah Nampak lima buah lubang yang disebut
Foramina sacralia anteriora. Lubang ini dilalui urat urat saraf yang akan membentuk plexus
sacralis dan pembuluh darah kecil. Plexus sacralis ini melayani tungkai, oleh karena itu
kadang – kadang penderita merasa nyeri atau kejang di kaki, kalau plexus sacralis ini
tertekan waktu kepala turun ke dalam rongga panggul.
Permukaan belakang tulang kelangkang gembung dan kasar.Di garis tengahnya
terdapat deretan cuat – cuat duri ialah crista sacralis.Ke atas tulang kelangkang berhubungan
dengan ruas ke -5 tulang pinggang. Bagian atas dari sacrum yang mengadakan perhubungan
ini menonjol ke depan dan disebut promontorium.Ke samping tulang kelangkang
berhubungan dengan kedua tulang pangkal paha dengan perantaraan articulation sacro iliaca
dank ke bawah dengan tulang tungging.
Tulang Tungging
a) Merupakan sepotong tulang kecil, yang panjangnya kira-kira 3 cm, sebagai sambungan
sebelah bawah dari tulang selangkang (os sacrum).
b) Asal mulanya tulang tungging ini terjadi dari 3, 4 atau 5 ruas kecil, kemudian melekat
menjadi satu (senyawa).
c) Bangunan tulan tungging (os coccygis) ini berbentuk segitiga.
d) Perhubungan dengan tulang selangkang (os sacrum) sebagai satu sendi, dapat memberi
pergerakan sedikit kepada tulang tungging tersebut (umpamanya pada waktu persalinan),
akan tetapi kadang-kadang perhubungan tersebut menjadi satu jaringan pengikat yang
kuat, sehingga tulang tungging (os coccygis) ini sukar bergerak.
e) Pengertian lainnya : pada persalinan, ujung tulang tungging (os coccygis) dapat ditolak
sedikit kebelakang, hingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar.

Ligamen – Ligamen pada Panggul


Ligamentum pada panggul yaitu jaringan ikat menghubungkan tulang-tulang panggul saling
berhubungan erat satu sama lain, disamping persendian. Tulang panggung yang dihubungkan
oleh jaringan ikat berupa ligamentum tersebut seluruhnya akan dapat membentuk jalan lahir
yang kuat. Ligamentum / jaringan ikat yang penting pada tulang panggul antara lain :
1) Ligamentum sacro-iliaka posterior
Jaringan ikat yang menghubungkan permukaan belakang tulang selangkang (os sacrum)
ke tulang usus (os ilium).
2) Ligamentum sacro-iliaka anterior, ligamentum dan ligamentum sacro iliaka interossea.
3) Ligamentum sacrospinosum
Jaringan ikat yang menghubungkan tulang selangkang (os sacrum) ke spina ischiadica.

4) Ligamentum sacrotuberosum
Jaringan ikat yang menghubungkan tulang selangkang (os sacrum) ke tuberossis
ischiadica.
5) Simfisis pubis
Jaringan ikat yang menghubungkan tulang pangkal paha kanan dan kiri.
Pembagian Tulang Panggul Secara Fungsional
Secara fungsional panggul terdiri dari 2 bagian yang disebut pelvis mayor (panggul besar)
dan pelvis minor (panggul kecil).
1) Pelvis Mayor dan Panggul Besar.
a) Pelvis mayor adalah bagian pelvis atau panggul yang terletak diatas linea terminalis /
linea inominata.
b) Linea terminalis (garis perbatasan) / linea inominata adalah jaringan batas pelvis
mayor (panggul besar) dan pelvis minor (panggul kecil).
c) Atrinya : batas panggul besar dan panggul kecil adalah suatu garis lingkaran yang
jalannya dari pinggir atas simfisis melalui Linea terminalis (garis perbatasan) / linea
inominata sampai kepromotorium dan selanjutnya menurut linea terminalis pada pihak
lainnya sampai kembali pada pinggir atas simfisis.
d) Pelvis mayor disebut juga sebagai false pelvis atau panggul besar atau spurium.
e) Pengertian lain : bagian diatas atau cranial terhadap aperture pelvis superior disebut
sebagai pelvis spurium (pelvis mayor), merupakan bagian bawah atau kaudal daripada
rongga abdomen.
f) Makna dalam praktik kebidanan adalah untuk menahan lat-alat dalam rongga perut
dan menahan uterus yang berisi janin yang terus bertambah besar secara bermakna
mulai usia kehamian bulan ketiga.
2) Pelvis Minor atau Panggul Kecil
a) Pelvis minor adalah bagian yang terletak dibawah linea terminatalis / linea
inominata.
b) Pelvis minor disebut juga sebagai true pelvis atau panggul kecil atau verum.
c) Bagian pelvis minor / panggul kecil ini adalah bagian yang mempunyai peranan
penting dalam kebidanan dan harus dikenal dan dinilai sebaik-baiknya untuk dapat
meramalkan dapat tidaknya nayi melewatinya.
d) Artinya : dalam praktik bebidanan yang penting adalah panggul kecil, karena bagian
ini merupakan tempat alat kandunga dan jalan lahir pada waktu persalinan.
e) Sekali lagi, dalam praktik kebidanan yang penting adalah rongga panggul kecil, yang
selanjutnya dibawah ini disebutkan dengan ringkas sebagai rongga panggul saja.
f) Dan apabila dibicarakan mengenai panggul, maka yang dimaksud adalah panggul
kecil.
g) Bentuk pelvis minor ini menyerupai suatu saluran yang mempunyai sumbu
melengkung kedepan (sumbu carus), (yang akan dijelaskan lebih lanjut pada sumbu
panggul dan bidang hodge).
h) Pengertian lain : bagian dibawah / kaudal terhadap aperture pelvis superior disebut
sebagai pelvis verum (pelvis minor), merupakan rongga panggul yang sangat
menentukan kpasitas untuk jalan lahir bayi pada waktu persalinan (verum artinya
sebenarnya, disebut juga true pelvis).

Panggul Bagian Kecil


Untuk lebih mengerti bentuk dari panggul kecil dan untuk menentukan tempat bagian
depan anak dalam panggul maka telah ditentukan 4 bidang :
1. Pintu atas panggul 3. Bidang sempit panggul
2. Bidang luas panggul 4. Pintu bawah panggul

Rongga Panggul
Dalam mempelajari anatomi jalan lahir, ada cara yang mudah untuk memahami tulang
panggul dan jaringan lunak sekitarnya, yaitu tulang-tulang panggul dengan mudah dapat
dibayangkan membentuk sebuah saluran yang melengkung, yang terdapat pintu masuk (pintu
atas panggul), rongga panggul dan pintu keluarnya (pintu bawah panggul)
Rongga panggul dibagi atas : bagian atas dan bagian bawah oleh bidang Apertura pelvis
superior, yang lebih dikenal dengan istilah pintu atas panggul (PAP).
1) Pintu atas panggul / PAP (sebuah bidang) :
a. Pintu Atas Panggul
Pintu atas panggul adalah batas atas panggul kecil.Bentuknya ialah bulat oval.Batas-
batasnya ialah promontorium, sayap sacrum, linea innominate, ramus superior ossis pubis
dan pinggir atas symphysis. Pintu atas panggul merupakan pintu masuk panggul dengan
batas-batasnya sebagai berikut :
 Promotorium
 Sayap os sacrum (tulang selangkang)
 Linea terminalis ossis pubis kanan dan kiri
 Permukaan atas bagian belakang simfisis pubis
 Ramus superior ossis pubis kanan dan kiri
(Bahasan tentang PAP ini akan dijelaskan lebih lanjut pada bahasan tentang bidang- bidang
panggul dan ukuran-ukurannya). Biasanya tiga ukuran ditentukan dari PAP :
a. Ukuran muka belakang ialah :
Dari promontorium ke pinggir atas symphysis, terkenal dengan nama conjugate vera,
ukuranya 11 cm. Ukuran ini adalah ukuran yang terpenting dari panggul.Sebetulnya
conjugate vera bukan ukuran yang terpendek antara promontorium dan
symphysis.ukuran yang terpendek ialah conjugate obstetrica, dari promontorium ke
symphysis beberapa mm,di bawah pinggir atas symphysis.
 Pada wanita hidup conjugate vera tidak diukur dengan langsung, tapi dapat
diperhitungkan dari conjugate diagonalis (dari promontorium ke pinggir bawah
symphysis).
 Conjugata diagonalis ini dapat diukur dengan jari yang melakukan pemeriksaan
dalam.
b. Ukuran melintang
Adalah ukuran terbesara antara linea innominate di ambil tegak lurus pada conj. Vera
(Ind.12,5 cm, Eropa 13,5 cm).

c. Ukuran serong

Dari articulation sacro iliaca ke tuberculum pubicum dari belahan panggul yang
bertentangan (13 cm)

Rongga panggul (sebuah ruang)


a) Rongga panggul atau Ruang Tengah Panggul adalah ruangan rongga panggul yang
terdapat antara pintu atas panggul dan pintu bawah panggul.
b) Oleh karena tulang selangkang (os sacrum) melekuk tidak saja dari atas ke bawah, tetapi
juga dari kiri ke kanan, maka bidang-bidang dalam ruang tengah panggul tersebut dari atas
kebawah tidaklah sama luasnya dan bentuknya. Ada dua bidang yang penting artinya,
yaitu Bidang Luas Panggul dan Bidang Sempit Panggul.
c) Rongga Panggul, yang dimaksudkan disini adalah rongga antara pintu masuk panggul
(PBP/pintu bawah panggul), yang ukurannya dinyatakan dengan bidang dan garis, yaitu :
 Bidang dengan Dimensi Terbesar atau Bidang Luas Panggul Adalah bidang dengan
ukuran-ukuran yang terbesar.Bidang ini terbentang antara pertengan symphysis,
pertengahan acetabulum dan pertemuan antara ruas sacral II & III. Ukuran muka belakang
12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm. Hampir merupakan lingkaran. Karena tidak ada
ukuran yang kecil, bidang ini tak menimbulkan kesukaran dalam persalinan.
 Bidang dengan Dimensi Terkecil atau Bidang Sempit Panggul. Bidang sempit panggul
(bidang tengah panggul) ialah bidang dengan ukuran- ukuran yang terkecil.Bidang ini
terdapat setinggi pinggir bawah symphisis, Di tengah pada kedua spinae ischiadicae dan
memotong sacrum kurang lebih 1-2 cm.diatas ujung sacrum.Ukuran muka belakang11,5
cm, ukuran melintang 10 cm, diameter 5 cm. Kemudian ke belakang sampai ke batas
bawah vertebra sakralis yang terakhir. Setelah bidang ini jalan lahir membelok ke depan
dengan tajam.
 Diameter interspinasum : jarak antara kedua spina
d) Batas-batas rongga panggul adalah
 Batas atas dari rongga panggul adalah pintu atas panggul (PAP)
 Batas bawah dari rongga panggul adalah pintu bawah panggul (PBP)
 Batas belakang dari rongga panggul adalah tulang selangkang (os sacrum)
 Batas samping dari rongga panggul adalah ligamen sakrospinosum

Pintu Bawah panggul


Berikut ini adalah beberapa pengertian dan penjelasan tentang pintu bawah pamggul
(PBP), antara lain sebagai berikut :
a) Menurut Sudarji (1993) Pintu bawah panggul merupakan pintu keluar panggul yang
dimulai dari bidang dengan dimensi terkecil sampai pintu keluar anatomik.
b) Sementara itu, pintu keluar anatomik terdiri dari dua bidang yang bersekutu garis kedua
tuberositas iskium, dengan batas-batas:
 Batas terbawah simfisis pubis
 Tuberositas iskium
 Koksigi
c) Sedangkan ukuran-ukurannya adalah:
 Diameter anteroposterior : dari tengah-tengah batas terbawah simfisis sampai kedua
ujung vertebra sakralis akhir : 13 cm.
 Diameter transversa : antara bagian dalam dari kedua tuberoksitas iskium : 11 cm.
 Diameter sagitalis posterior : dari tengah diameter transversa sampai ke ujung
sakrum.
d) Pengertian lain dari pintu bawah panggul (PBP) bukanlah merupakan suatu bidang datar,
tetapi tersusun atas 2 bidang datar yang masing-masing berbentuk segitiga, yaitu :
 Segitiga pertama yaitu bidang yang dibentuk dari garis antara kedua buah tubera
ossis iskii dengan ujung os sakrum.
 Segitiga yang kedua adalah yang alasnya juga garis antara keduan tuberra ossis iskii
dengan bagian bawah simfisis.
 Dalam keadaan normal, besarnya sudut ini 90
 Bila kurang dari 90, maka kepala bayi akan sulit dilahirkan karena memerluakn
tempat lebih banyak ke dorsal.
 Dalam keadaan ini perlu diperhatiakn apakah ujung os sakrum tidak menonjol ke
dapan hingga kepala bayi tidak dapat dilahirkan.
 Jarak (yang diambil dari bagian dalamnya) antara tuber ossis iskki (distansia
tuberum) adalah 10,5 cm.
 Bila lebih kecil dari 10,5 cm, maka jarak antara tengah-tengah distansia tuberum
keujung sakrum (diameter sagitalis posterior) harus cukup panjang agar bayi normal
dapat dilahirkan.
e) Pengertian yang lainnya yaitu pintu bawah panggul bukanlah merupakan suatu bidang,
tetapi terdiri dari dua segitiga dengan alas yang sama.
 Segitiga depan : dasarnya tuber ossis iskhiadika dibatasi arkus pubis.
 Segitiga belakang : dasarnya tuber ossis iskhiadika dibatasi ligamentum
sacrotuberossum kanan dan kiri.
 Ukuran-ukuran pintu bawah panggul (PBP) adalah :
 Ukuran muka belakang : tepi bawah simfisis menuju tulang selangkang (os
sakrum) 11,5 cm.
 Ukuran melintang:jarak antara kedua tuberossis iskhiadika kanan-kiri sebesar
10,5 cm.
 Diameter sagitalis posterior : ujung tulang selangkang (os sakrum) ke
pertengahan ukuran melintang 7,5 cm.
f) Dapat disimpulkan bahwa pintu bawah panggul (PBP) :
 Bukanlah merupakan satu bidang.
 Terdiri dari dua segitiga dengan dasar yang sama, ialah garis
yang menghubungkan kedua tuber ossis iskhiadika kanan dan kiri.
 Puncak dari segitiga yang belakang dan ujung tulang selangkang (os sakrum), sisinya
adalah ligamentum sakro-tuberosum kiri dan kanan.
 Puncak segitiga depan adalah arkus pubis.
 Ukuran –ukuranya adalah :
 Ukuran muka-belakang atau depan-belakang :
 Dari tepi bawah simfisis ke ujung tulang selangkang, atau Dari pinggir bawah simfisis
sampai ke ujung tulang tunging. Yaitu sekitar 10 cm.
 Ukuran ini waktu persalinan (bisa menjadi lebih panjang sampai 11 cm (oleh sebab
pergerakan os koksigis)
 Ukuran melintang : ukuran antara tuber ossis iskhiadika kanan-kiri (diambil dari
bagian dalamnya) 10,5 cm.

Bidang Hodge (bidang khayalan panggul)


Berikut ini adalah 4 bidang Hodge yang menentukan penurunan presentasi janin dan beberapa
pengertian nya yaitu :
 Bidang Hodge I
 Bidang yang dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul dengan bagian atas simfisis
dan promotorium
 Bidang yang sama dengan pintu atas panggul
 Bidang pintu atas panggul , dengan batas tepi atas simfisis
 Sama dengan pintu atas panggul
 Bidang Hodge II
 Bidang yang sejajar dengan Hodge I terletak setingi bagian bawah simfisis
 Bidang yang sejajar dengan Hodge I melaui pinggir bawah simfisis
 Bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I dan terbentang setinggi pinggir bawah
simfisis
 Bidang yang sejajar dengan Hodge I melalui tepi bawah simfisis
 Bidang Hodge III
 Bidang yang sejajar dengan bidang-bidang Hodge I dan II , terletak setinggi spina
iskhiadika kanan dan kiri
 Bidang yang sejajar dengan H I melalui spina ischiadica
 Bidang yang sejajar dengan H I setinggi spina ischiadica
 Bidang yang sejajar dengan H I setinggi spina iskhiadika
 Bidang yang sejajar dengan bidang H I dan H II dan terbentang setinggi spina
iskhiadika kanan dan kiri
 Bidang Hodge IV
 Bidang yang sejajar dengan bidang-bidang Hodge I,II, dan III , terletak setinggi os
koksigis
 Bidang yang sejajar dengan H I melalui ujung os koksigis
 Bidang yang sejajar dengan H I setinggi ujung bawah os koksigis
 Bidang yang sejajar dengan H I, H II, H III dan terbentang setinggi ujung os koksigis
 Bidang yang sejajar dengan Hodge I melalui ujung tulang tungging (os koksigis)

Ukuran – ukuran luar


Ukuran luar tak dapat dipergunakan untuk pernilaian, apakah persalinan dapat
berlangsung secara biasa atau tidak. Walaupun begitu ukuran luar dapat memberi petunjuk
pada kita kemungkinan panggul sempit.

Ukuran luar yang terpenting ialah :


1. Distantia spinarum :
Jarak antara spina ilica anterior superior kiri dan kanan
2. Distantia cristarum
Jarak yang terjauh antara crista ilica kanan dan kiri.
3. Conjugata externa ( baudeloque)
Jarak antara pinggir atas sympyhsis dan ujung processus spinosus ruas tulang lumbal
ke-V
4. Ukuran lingkar panggul :
Dari pinggir atas symphysis ke pertengahan antara spina ilica anterior superior dan
trochanter major sepihak dan kembali melalui tempat yang sama di pihak yang lain.
Ukuran – ukuran luar ditentukan dengan jangka panggul kecuali ukuran lingkar
panggul yang diambil dengan pita pengukur.
Pemeriksaan dalam untuk menentukan ukuran dan bentuk panggul:
Dengan pemeriksaan dalam dapat kita ukur C.D., tapi kita juga dapat kesan mengenai bentuk
panggul.yang hrus diperiksa adalah :

1. Apakah promotoriumi teraba atau tidak. Bila teraba berapa CD-nya.


2. Apakah tak ada tumor (exotose) pada permukaan belakang symphysis
3. Apakah linea innominata teraba seluruhnya atau sebagian.
4. Apakah sidewalls (dinding samping) lurus convergent atau divergent oleh karenaukuran
yang luas pada inlet tidak perlu diikuti oleh bidang sempit panggul ataupintu bawah
panggul.
5. Apakah kedua spina inschiadica menonjol atau tidak. Sering terdapat bahwa spina yang
menonjol disentai dengan dinding samping yang konvergent.
6. Apakah os sacrum mempunyai inklinasi ke depan atau ke belakang. Perhatikan pula
konkavitas dari scrum. Dalam keadaan patologhik scrum mempunyai bentuk yang
hampir lurus.
7. Apakah sudut arcus pubis cukup luas atau tidak.

EVALUASI
1. Sebutkan anatomi panggul wanita ?
2. Sebutkan ukuran ukuran panggul ?
3. Sebutkan bentuk bentuk panggul wanita ?
4. Sebutkan bidang hodge?
CHECKLIST ANATOMI PANGGUL

NO PERNYATAAN BOBOT SKOR


1 Mampu menyebutkan bagian-bagian panggul 1
2 Mampu menyebutkan bagian-bagian panggul 1
3 Mampu menyebutkan bidang luas panggul 1
4 Mampu menyebutkan bidang sempit panggul 1
5 Mampu menyebutkan batas-batas PAP (Pintu Atas 1
Panggul)
6 Mampu menyebutkan batas-batas PBP (Pintu Bawah 1
Panggul)
7 Mampu menyebutkan ukuran panggul dalam 1
8 Mampu menyebutkan ukuran panggul luar 1
9 Mampu mnyebutkan bidang Hodge panggul 1
10 Mampu mnyebutkan macam-macam bentuk panggul 1
10

Nilai = (skor/bobot) x 100 Nilai


=

Kutacane ,. . . . . . . . . . . . .
Pembimbing/penguji

(. . . . . . . . . . . . . . . . . . .)
BAB II
PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU HAMIL

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan perawatan payudara pada ibu hamil
2. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk perawatan payudara pada ibu hamil
3. Mahasiswa dapat melaksanakan perawatan payudara pada ibu hamil

PERALATAN YANG DIBUTUHKAN


1. Handuk besar 2 buah
2. Kapas
3. Baby oil
4. Washlap
5. Bengkok
6. Waskom berisi air hangat dan air dingin
7. Panthom payudara

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tujuan perawatan payudara
- Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi
- Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet
- Untuk menonjolkan puting susu
- Menjaga bentuk buah dada tetap bagus
- Untuk mencegah terjadinya penyumbatan
- Untuk memperbanyak produksi ASI
- Untuk mengetahui adanya kelainan

Berbagai dampak negatif dapat timbul jika tidak dilakukan perawatan payudara sedini
mungkin. Dampak tersebut meliputi :

1. Puting susu kedalam


2. Anak susah menyusui
3. ASI lama keluar
4. Produksi ASI terbatas
5. Pembengkakan pada payudara
6. Payudara meradang
7. Payudara kotor
8. Ibu belum siap menyusui
9. Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet

EVALUASI
1. Sebutkan manfaat perawatan payudara ?
2. Sebutkan persiapan alat untuk perawatan payudara ?
3. Sebutkan dampak negatif jika tidak dilakukan perawatan payudara?
CHEKLIST PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU HAMIL

Nama Mahasiswa :

NIM :

Nilailah Kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
0. Tidak Dikerjakan : Langkah atau kegiatan yang seharusnya dilakukan tidak dilakukan
1. Perlu Perbaikan : Langkah atau prosedur belum dilakukan secara baik dan benar, atau belum
sempurna
2. Langkah atau kegiatan dilakukan dengan sempurna

Nilai
No. KOMPONEN
Score 0 1 2
A PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Persiapan alat dan 2
bahan
- Minyak kelapa bersih atau baby oil pada tempatnya
- 2 buah waskom berisi air hangat dan air dingin
- 2 buah handuk
- Kapas secukupnya
- 2 washlap
B Langkah Perawatan Payudara
2. Menyambut dengan sopan dan ramah serta memposisikan klien 2
3. Memperkenalkan diri kepada klien 2
4. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan 2
5. Menjelaskan tujuan perawatan payudara : 2
a. Menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi
terutama puting susu
b. Menjaga elastisitas puting susu sehingga memudahkan bayi
untuk menyusui
c. Menjaga puting susu agar tetap menonjol
d. Mencegah penyumbatan
e. Merangsang kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak
dan lancar
f. Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini
dan
melakukan upaya untuk mengatasinya

6. Mencuci tangan 2
7. Meminta ibu dengan sopan untuk membuka bajunya, kemudian 2
pasangkan handuk di perut dan di bahu ibu , biarkan hanya
payudara saja yang terlihat.
8. Mengkompres puting susu dengan kapas minyak selama 2-3 2
Menit
9. Membersihkan papilla dan areola mammae dengan kapas 2
minyak
tersebut untuk mengangkat kotoran
10. Membasahi tangan dengan minyak atau baby oil 2
11. Memutar puting susu ke kanan dan ke kiri secara bergantian 2
masing-masing 20x untuk menjaga agar puting susu tetap
menonjol

12. Bila puting susu mendatar atau tenggelam, meletakkan kedua 2


jari telunjuk pada sisi kanan dan kiri outing susu, kemudian
ditarik ke arah yang berlawanan sebanyak 20x

13. Lakukan tahap yang sama dengan langkah 11 tetapi tarikan 2


dilakukan ke bawah dan ke atas

14. Membersihkan payudara dengan waslap dan mengeringkannya 2


dengan handuk kecil
15. Merapikan alat 2
16. Mencuci tangan 2
17. Menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI 2
- Makanan yang bergizi
- Menciptakan suasana yang tenang saat menyusui
- Menghindari kelelahan dan ketegangan
- Minum minimal 6-8 gelas / hari (susu, air kacang hijau dll)
- Frekuensi menyusui harus sering
- Menganjurkan pasien untuk perawatan payudara secara
rutin.
SCORE
Nilai = Total / 34 X 100 = ……………

Kutacane…………, 20….
Penguji

(…...............................)
BAB III
SENAM HAMIL

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa dapat menyebutkan manfaat senam pada ibu hamil
2. Mahasiswa dapat menyebutkan syarat senam pada ibu hamil

TINJAUAN PUSTAKA
Manfaat utama latihan pra lahir dirasakan setelah melahirkan. Pemulihan tingkat
energi Anda, kekuatan dan ukuran pra hamil lebih mudah ketika Anda memelihara kondisi
fisik Anda selama hamil dan pada minggu-minggu menyusul kelahiran bayi. Banyak
ketidaknyamanan selama kehamilan normal pada umumnya bisa diredakan tidak hanya
melalui latihan dan senam ringannye, namun juga melalui perbaikan gerakan tubuh secara
mekanis (dengan kata lain, cara anda menggerakkan tubuh anda ketika anda mengangkat
benda-benda yang berat, bangun untuk berdiri dan bahkan berbaring di tempat tidur).
Kontra indikasi senam hamil adalah hipertensi, perdarahan pervaginam, ketuban pecah,
kelainan letak, pre eklamsi, jantung, ginjal.
Syarat melakukan senam hamil adalah ibu hamil dengan kehamilan normal, kondisi ibu dan
bayi sehat dan tidak ada kontra indikasi senam hamil.

EVALUASI
1. Sebutkan manfaat senam pada ibu hamil ?
2. Sebutkan kontra indikasi senam pada ibu hamil ?
3. Sebutkan syarat untuk melakukan senam pada ibu hamil ?
CHEKLIST SENAM HAMIL

NAMA MAHASISWA :
NIM :

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
- 0: Tidak dikerjakan: langkah/kegiatan yang seharusnya dilakukan tidak dilakukan
- 1: Perlu perbaikan: langkah/prosedur belum dilakukan secara baik dan benar, belum sempurna.
- 2: Langkah atau kegiatan dilakukan dengan sempurna.

NO. KEGIATAN SCORE 0 1 2


1. Persiapan:
a. Usia kehamilan ibu sudah memasuki 22 minggu.
b. Ibu memakai baju senam.
c. Matras/alas.
d. Ruangan cukup penerangan dan sirkulasi udara.
2. Pelaksanaan:
a. Kehamilan Minggu 22-25
1) Posisi Awal Berdiri
a) Sikap Tubuh Sempurna.
Pandangan muka lurus kedepan, badan tegak, tarik
otot dinding perut ke dalam dan ke atas, kedua
tungkai lurus dan kedua lengan lurus disamping
badan.
b) Pernafasan diafragma:
 Berdiri tegak, angkat kedua lengan ke atas kepala
sedikit ke belakang kepala, pergelangan tangan
kanan menyilang di depan pergelangan tangan
kiri, sambil menarik nafas ke dalam, kemudian
turunkan kembali ke posisi awal pelan-pelan
sambil mengeluarkan nafas. Lakukan gerakan ini
hingga 4 kali.
 Ulangi dengan pergelangan tangan kanan hingga 4
kali.
2) Posisi Awal Duduk
a) Latihan pergelangan kaki
Duduk tegak bersandar pada kedua lengan, kedua
tungkai diluruskan dan dibuka sedikit.
 Gerakan kaki jauh ke depan dan kaki kanan jauh
ke belakang, bergantian hingga 8 kali.
 Gerakan kaki kiri dan kaki kanan bersama-sama,
jauh ke depan, kemudian gerakkan jauh ke
belakang bersama-sama hingga 8 kali.
 Gerakkan kaki kiri dan kanan bersama-sama ke
dalam sampai ujung-ujung jari menyentuh lantai,
kemudian gerakkan kedua kaki tersebut keluar
hingga 8 kali.
 Putarkedua kaki bersama-sama kekiri 4 kali,
kemudian ke kanan 4 kali.
b) Latihan otot dasar punggung
 Angkat kedua lutut, tekan kedua tungkai sambil
kerutkan dubur dan kempiskan perut, kemudian
lemaskan kembali hingga 8 kali.
 Letakkan tungkai kanan diatas tungkai kiri,
kempiskan perut dan kerutkan dubur, kemudian
lemaskan kembali ulangi 8 kali.
 Gerakan tungkai sama dengan diatas, tetapi
letakkan tungkai kiri di atas tungkai kanan, ulangi
hingga 8 kali.
c) Latihan pergerakan
leher Duduk sila tegak
 Kedua tangan diatas lutut. Tundukkan kepala,
putar kepala kearah kiru, kembali ke posisi
semula, ulangi hingga 4 kali.
 Kemudian putar ke arah kanan, lakukan 4 kali.
d) Latihan pergerakan
bahu Duduk sila tegak
Kedua tangan diatas bahu, putar kedua lengan ke
depan, ke atas dan kebelakang, kembali ke posisi
awal lakukan 8 kali.

3) Posisi Awal Berbaring Terlentang


a) Latihan penguluran otot punggung bawah
dan penguatan otot dinding perut.
 Kedua lengan di samping badan, kedua lutut
ditekuk dan rileks, angkat kedua tungkai
kemudian turunkan perlahan-lahan, ulangi hingga
8 kali.
b) Latihan penguatan dan penguluran otot penggantung
panggul.
 Berbaring terlentang kedua lengan disamping
badan, kedua tungkai lurus.
 Panjangkan tungkai kanan dengan menarik
tungkai kiri mendekati bahu kiri, kembali ke
posisi semula, ulangi 2 kali ganti tungkai kiri
yang dipanjangkan, ulangi 2 kali.
 Lakukan gerakan ini berganti ganti hingga 8 kali.
c) Latihan penguluran otot punggung dan penguatan
otot dinding perut bersamaan dengan latihan otot
dasar panggul.
 Berbaring terlentang, kedua lengan disamping
badan, kedua tungkai lurus.
 Putar punggung ke kiri, tekan pinggang ke
lantai, kempiskan perut kerutkan dubur,
kemudian gerakkan panggul kakanan dan rileks.
 Putar kembali ke kiri. Ulangi hingga 4 kali,
kemudian ganti putar ke kanan dulu, ulangi
hingga 4 kali.
d) Latihan menguatkan otot-otot bokong dan punggung
bawah.
 Kedua lutut ditekuk, kedua lengan disamping
badan dan rileks.
 Angkat panggul, kemudian turunkan pelan-pelan,
ulangi hingga 8 kali.
e) Latihan pembentukan postur tubuh dan latihan otot
dasar panggul posisi awal seperti di atas
 Angkat pinggang, tekan pinggang ke lantai sambil
kempiskan perut.
 Kerutkan dubur, kembali relaks, ulangi hingga 8
kali.
f) Latihan kontraksi relaksasi
 Tegangkan otot-otot muka (kerutkan dahi
katupkan tulang rahang dan tegangkan otot leher),
lemaskan kembali, ulangi hingga 8 kali.
g) Pernafasan diafragma
 Kedua lutut ditekuk, letakkan tangan kanan di atas
perut. Lakukan pernafasan diafragma, tarik nafas
melalui hidung, tiup nafas melalui celah-celah
bibir sambil mengempiskan perut, ulangi hingga 8
kali.
h) Latihan relaksasi
 Berbaring miring ke kiri (kearah punggung janin),
lutut kanan ditekuk ke depan lutut kiri (ganjal
dengan bantal), lengan kanan ditekuk ke depan
dan lengan kiri di belakang badan. Dapat
berbaring pada posisi yang dianggap paling enak
bagi ibu.
 Lemaskan seluruh tubuh, tenang, tutup mata dan
berusaha mengatasi suara dari luar selama 5
menit.

b. Kehamilan Minggu 26-30


1) Latihan Pembentukan Sikap Tubuh
a) Sikap: merangkak, kedua tangan sejajar bahu. Tubuh
sejajar dengan lantai, dengan tangan dan paha tegak
lurus.
b) Latihan:
 Tundukkan kepala, sambil terlihat ke arah vulva,
pinggang diangkat sambil mengempiskan perut
bawah dan mengerutkan dubur.
 Lalu turunkan pinggang, angkat kepala sambil
lemaskan otot-otot dinding perut dan dasar
panggul. Ulangi kegiatan diatas sebanyak 8 kali.
c) Sikap: berbaring terlentang, kedua tangan disamping
badan, kedua kaki ditekuk pada lutut dan santai.
d) Lemaskan seluruh tubuh, kepalkan kedua lengan dan
tangankan selama beberapa detik, lalu lemaskan
kembali. Kerjakan sebanyak 8 kali.
2) Latihan Pernafasan
a) Sikap: berbaring terlentang, kedua kaki ditekuk pada
lutut, kedua lengan disamping badan dan lemaskan
badan.
b) Lakukan pernafasan torak (dada) yang dalam selama
satu menit, lalu ikuti dengan pernafasan diafragma.
Kombinasi kedua pernafasan ini dilakukan 8 kali
dengan masa interval 2 menit.
c) Latihan pernafasan bertujuan untuk mengatasi nyeri
atau sakit his pada waktu persalinan.

c. Kehamilan Minggu 31-34


1) Latihan Pembentukan Sikap Tubuh
a) Lakukan gerakan jongkok perlahan-lahan, badan
tetap lurus, lalu tegak berdiri perlahan-lahan.
b) Pada mula berlatih supaya jangan jatuh, kedua
tangan boleh berpegangan pada misalnya sandaran
kursi. Lakukan sebanyak 8 kali.
2) Latihan Kontraksi dan Relaksasi
a) Sikap: tidur terlentang, kedua lengan disamping
badan, kedua kaki ditekuk dan lemaskan badan.
b) Lakukan pernafasan diafragma dan pernafasan dada
yang dalam seperti yang telah dibicarakan.
3) Latihan Pernafasan
Latihan pernafasan seperti telah diharapkan tetap dengan
frekwensi 26-28 permenit dan lebih cepat.
d. Kehamilan Minggu 35 sampai akan Partus
1) Latihan Pembentukan Sikap Tubuh
a) Sikap: berbaring terlentang, kedua lengan disamping
badan, kedua kaki ditekuk dan rileks.
b) Angkat badan dan bahu, letakkan dagu di atas dada
melihatlah ke arah vulva. Pertahankan gerakan ini
beberapa saat, lalu kembali ke sikap semula dan
santailah. Ulangi sampai 8 kali dengan interval 2
menit.
2) Latihan Kontraksi dan Relaksasi
a) Sikap: tidur terlentang, kedua lengan disamping
badan, kedua kaki lurus, lemaskan seluruh tubuh,
lakukan pernafasan secara teratur dan berirama.
b) Tegangkan seluruh otot tubuh dengan cara katupkan
rahang., kerutkan dahi, tegangkan leher, kepalkan
kedua tangan, tegangkan bahu, tegangkan otot perut,
kerutkan dubur, tegangkan kedua kaki, tahan nafas.
Setelah beberapa saat kembali ke sikap semula dan
lemaskan seluruh tubuh. Lakukan sebanyak 9 kali.
3) Latihan Pernafasan
a) Sikap: tidur terlentang, kedua lutut dipegang kedua
tangan, posisi litotomi dan rileks.
b) Buka mulut sedikit dan bernafaslah sedalam-
dalamnya, lalu tutp mulut.
c) Latihan mengejan seperti buang air besar, kepala
melihat ke bawah, setelah mengejan kembali ke posisi
semula. Latihan ini diulang 4 kali dengan interval 2
menit.
4) Latihan Penenangan
a) Sikap : berbaring miring kearah punggung janin.
Misalnya ke kiri. Maka lutut kanan diletakkan di
depan lutut kiri keduanya ditekuk di depan badan.
Sedangkan tangan kiri di belakang badan.
b) Tenang, lemaskan seluruh badan, mata dipincingkan,
hilangkan semua suara yang mengganggu, atasi
tekanan. Lakukan selama 5 – 10 menit.
5) Latihan Relaksasi
Tutup mata, melemaskan seluruh otot tubuh, tenang,
bernafas dalam dan teratur.
SCORE
Nilai = Total X 100 = ........ TOTAL =
BAB IV

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk pemeriksaan hemoglobin
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan hemoglobin

PERSIAPAN ALAT :
1. Hb meter set
2. Lancet
3. Aquadest
4. Larutan Hcl
5. Pen lancet
6. Bengkok
7. Kapas
8. Alkhohol

TINJAUAN PUSTAKA
Manfaat pemeriksaan hemoglobin
Menurut Wasindar (2007), manfaat dilakukan pemeriksaan hemoglobin pada ibu hamil yaitu:
1) mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan
2) mencegah terjadinya berat bayi lahir rendah (BBLR)
3) memenuhi cadangan zat besi yang kurang

Hemoglobin adalah protein majemuk yang tersusun atas protein sederhana yaitu globin dan
radikal prosterik yang berwarna yang disebut heme. Hemoglobin merupakan protein
pembawa oksigen dalam darah. Tiap liter darah mengandung kira-kira 150 gr hemoglobin.
Kadar normal pada ibu hamil Hb > 11 gr/dl. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah
mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara
32 dan 36 minggu. Dari kehamilan 8 minggu sampai 40 hari postpartum, kadar
Hemoglobin, jumlah eritrosit dan nilai hematokrit, ketiganya turun sehingga kehamilan ke
7 hari postpartum mencapai angka yang kira-kira sama dengan diluar kehamilan. Batas
terendah untuk kadarHemoglobin dalam kehamilan nilai 10 gr/dl, bila kurang dari itu disebut
anemia dalam kehamilan.
Menurut Prawiroharjo dan Winkjoastro (1999), kurangnya kadar hemoglobin dalam
kehamilan dapat menyebabkan terjadinya abortus; partus imatur/premature; kelainan
kongenital; pendarahan antepartum; gangguan pertumbuhan janin dalam rahim; menurunnya
kecerdasan setelah bayi dilahirkan dan kematian perinatal.

Pemeriksaan hemoglobin (Hb) dapat dilakukan dengan menggunakan cara sahli dan
sianmethemoglobin, dilakukan 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I (umur kehamilan
sebelum 12 minggu) dan trimester III (umur kehamilan 28 sampai 36 minggu). Hasil
pemeriksaan hemoglobin dapat digolongkan sebagai berikut: Hb 11gr% tidak anemia; Hb 9-
10,9 gr%: anemia ringan; Hb 7,0 gr% - 8,9gr%: anemia sedang; Hb <7,0gr%: anemia berat.
Pada kehamilan normal, akan terjadi penurunan kadar Hb, kadar Hb terendah terjadi
pada sekitar umur kehamilan 30 minggu. Oleh karena itu, pemeriksaan Hb harus dilakukan
pada kehamilan dini untuk melihat data awal, lalu diulang pada sekitar usia kehamilan 30
minggu. Ibu hamil dikatakan anemia apabila kadar Hb kurang dari 11 gr%. Pengklasifikasian
menurut Manuaba, 2001 adalah:
1. Tidak anemia : Hb > 11 gr%
2. Anemia ringan : Hb 9-10,5 gr%
3. Anemia sedang : Hb 7-8 gr%
4. Anemia berat : Hb < 7 gr%

Bila Hb rendah secara abnormal (di bawah 9 gr%), harus dilakukan pemeriksaan dan
pengobatan yang sesuia dan perlu dilakukan pemeriksaan Hb ulang untuk melihat apakah
pengobatan sudah tepat. Kalau terjadi anemia ringan, sebab yang paling sering adalah
defisiensi besi dan dapat diatasi secara efektif dengan suplemen besi.Semua ibu hamil,
terutama yang mendapat suplemen besi, harus mendapat nasihat gizi. Mereka harus
menghindari tembakau, teh, dan kopi serta dipastikan mengonsumsi makanan yang kaya
protein dan vitamin C. Penentuan kadar Hb dalam darah bisa dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain secara colourimetris yaitu membandingkan intensitas warna Hb atau derivatnya
dengan suatu standar yang sudah diperinci.
Secara colourimetris ada dua metode, yaitu metode sahli dan Talquist.Metode Sahli
dibandingkan dengan warna hematin HCl dengan warna standar.Untuk metode Talquist
dibandingkan warna darah di kertas isap dengan warna standar. Apabila dari hasil
pemeriksaan tersebut kadar Hb-nya rendah, maka dikatakan ibu menderita anemia. Pada
metode Talquist, 100 % sama dengan 16 gr/ 100 ml. Cara ini tidak teliti dan hanya digunakan
untuk mengetahui kekurangan Hb secara kasar saja.

EVALUASI
1. Apa saja manfaat pemeriksaan hemoglobin pada ibu hamil?
2. Berapa kadar Hb yang normal bagi ibu yang sedang hamil?
3. Sebutkan klasifikasi anemia!
4. Apa saja penyakit yang ditimbulkan pada ibu hamil hamil apabila kadar Hb dalam tubuh
ibu hamil tersebut kurang?
5. Sebutkan langkah-langkah pemeriksaan hemoglobin
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN

NAMA MAHASISWA :

NIM :

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
0. Tidak dikerjakan : langkah/kegiatan tyang seharusnya dilakukan tidak dilakukan
1. Perlu perbaikan : langkah/prosedur belum dilakukan secara baik dan benar, atau belum
sempurna
2. Langkah atau kegiatan dilakukan dengan sempurna

No Kegiatan Score 0 1 2
1 Persiapan alat 2
1. HB meter
2. Lencet steril + Pen lancet
3. Kapas + Alkhohol
4. HCL 0,1 N
5. Aquades

2 Pelaksanaan :
1. Memberi tahu ibu
2
2. Menyampaikan maksud dan tujuan
2
3. Cuci tangan
2
4. Tabung hemometer di isi dengan larutan HCL 0,1 N sampai
2
tanda 2
2
5. Bersihkan ujung jari pasien dengan kapas alkohol 70 % (jari
manis atau jari tengah). Biarkan kering sendiri 2
6. Pegang bagian yang akan disuntik supaya tidak bergerak dan 2
tekan sedikit. 2
7. Tusuk dengan lancet steril sedalam ± 3 mm. 2
8. Tetesan darah pertama dihapus dengan kapas kering. 2
9. Tetesan darah berikutnya di isap ke dalam pipet sahli sampai 2
tepat pada tanda “20 mm”
2
10. Bagian luar dari pipet dibersihkan dengan kapas kering
2
11. Darah segera ditiup dengan hati-hati ke dalam larutan HCL
2
dalam tabung haemometer tanpa menimbulkan gelombang 2
12. Sebelum dikeluarkan pipet dibilas dulu dengan mengisap dan 2
meniup HCL yang ada dalam tabung beberapa kali
13. Ditunggu 10 menit untuk pembentukan asam hematin (95 % )
14. Asam hematin diencerkan dengan aquades tetes demi tetes
sambil diaduk sampai berwarna sama dengan warna standar
15. Permukaan dari larutan dibaca dan dinyatakan dalam gr %
16. Cuci tangan
SCORE
Nilai = Total : 34 X 100 = ….. TOTAL =

Kutacane……………
Peng
uji

(…………………..)
BAB V
PEMERIKSAAN ALBUMIN URIN

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk pemeriksaan albumin urin
2. Mahasiswa dapat melaksanakan pemeriksaan albumin urin

ALAT YANG DIPERLUKAN :


1. Tabung reaksi + penjepit
2. Rak tabung reaksi
3. Lampu spiritus
4. Spuit, sarung tangan, larutan klorin
5. Bengkok
6. Botol urine
7. Asam asetat
8. Corong
9. Kertas saring

TINJAUAN PUSTAKA
Pemeriksaan terhadap protein termasuk pemeriksaan rutin. Kebanyakan cara rutin
untuk menyatakan adanya protein dalam urin berdasarkan kepada timbulnya kekeruhan.
Karena padatnya atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang
ada, maka menggunakan urin yang jernih betul menjadi syarat yang penting terhadap protein.
Jika urine yang akan diperiksa jernih, boleh terus dipakai, dan apabila kekeruhan tidak dapat
dihilangkan maka bisa dilakukukan penjernihan atau penyaringan pada urine sehingga urin
yang digunakan untuk pemeriksaan adalah urin yang benar-benar jernih. Untuk lebih jelasnya
tentang pengertian protein dalam urine, dapat di lihat dalam beberapa poin-poin berikut:

a) Proteinuria biasanya merupakan suatu petunjuk penting atasadanya kerusakan pada


ginjal
b) Jumlah dan komposisi protein dalam urine sangata berbeda-beda untuk setiap jenis
penyakit ginjal.Misalnya pada hemolisis darah dalam urine dapat diketemukan
hemoglobin, acute glomerulonephritis dalam urinenya diketemukan albumin, multiple
myeloma menghasilkan Bonce-Jones proteinuria
c) Filtrat glomerulus mengandung kadar protein sangat rendah sekali yang biasanya terdiri
atas protein dengna berat molekul rendah (molekul-molekul yang lebih kecil dari Hb dan
albumin). Zat-zat tersebut mungkin direabsorsi oleh tubulus sehingga dalam urine 24jam
hanya mengandung 150 mg protein
Proteinuria lebih besar dari 150 mg/24 jam mungkin dijumpai pada kerusakan- karusakan
membran kapiler glomerulus yang memungkinkan lolosnya protein berberatmolekul besar
masuk ke dalm filtrat glomerulur atau karena gangguan mekanisme reabsorsi tubulus atau
karena kerusakan pada kedua mekanisme di atas
Preeklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh
setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti
oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan preeklampsia juga akan
mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklampsia umumnya muncul pada
pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal
masa kehamilan. Penyebab pasti dari kelainan ini masih belum diketahui, namun beberapa
penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya preeklampsia
dan eklampsia. Faktor faktor tersebut antara lain, gizi buruk, kegemukan dan gangguan aliran
darah ke rahim.

Tabel cara penilaian pemeriksaan albumin urin

EVALUASI
1. Sebutkan persiapan alat untuk melakukan pemeriksaan albumin urin!
2. Apa fungsi dilakukannya pemeriksaan albumin urin bagi ibu hamil
CHEKLIST PEMERIKSAAN URINE ( ALBUMIN )

NAMA MAHASISWA :

NIM :

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1. Tidak dikerjakan : langkah/kegiatan tyang seharusnya dilakukan tidak dilakukan
2. Perlu perbaikan : langkah/prosedur belum dilakukan secara baik/benar/belum sempurna
3. Langkah atau kegiatan dilakukan dengan sempurna

No Kegiatan Score 0 1 2
1 Persiapan alat : 2
1. Tabung reaksi dan rak
2. Pipet
3. Acidum aciticum 5 %
4. Kertas saring
5. Lampu spiritus
6. Korek api
7. Corong
8. Bengkok
9. Penjepit tabung
2 Pelaksanaan :
1. Memberitahukan pada ibu tujuan dari tindakan yang dilakukan 2
2. Mempersiapkan alat dan bahan 2
3. Cuci tangan
2
4. Air kemih disaring dan diisikan dalam 2 tabung tiap-tiap tabung 5 cc
2
5. Satu tabung dengan air kemih itu dipanaskan sampai mendidih
2
kemudian diteteskan acidum aciticum 5 % dengan pipet 2 tetes
6. Rebus lagi sampai mendidih
7. Biarkan dingin, kemudian dibandingkan dengan tabung yang satu
lagi yang tidak dipanaskan dan tidak diteteskan obat 2
Negatif : Tetap jernih
Positif (+) : Terlihat kekeruhan yang minimal 0,001 – 0,05 gr %
Positif (++) : Kekeruhan nyata butir-butir halus 0,05 – 0,2 gr %
Positif (+++) : Terlihat gumpalan-gumpalan nyata 0,2 – 0,5 % Positif 2
(++++) : Gumpalan-gumpalan besar, membeku lebih dari 0,5 gr %

8. Membereskan alat
9. Cuci tangan
SCORE
Nilai = Total / 16 X 100 = ….. TOTAL =

Kutacane…………………
Penguji,

(…………………………)
BAB VI
PEMERIKSAAN GLUKOSA DALAM URIN

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk pemeriksaan glukosa dalam urin
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan glukosa dalam urin

ALAT YANG DIBUTUHKAN :


1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Lampu spiritus
4. Fehling A dan B
5. Penjepit tabung bengkok
6. Botol tempat urin
7. Spuit 5 cc
8. Sarung tangan

TINJAUAN PUSTAKA
Reduksi Urine adalah pemeriksaan uji laboratorium untuk mengetahui kadar gula pada pasien.
Tes glukos urine adalah pemeriksaan pada sampel urine untuk mengetahui ada tidaknya
glukosa pada urine.Pemeriksaan ini termasuk penyaringan dalam urinalisis.Glukosa
mempunyai sifat mereduksi Ion cupri direduksi menjadi cupro dan mengendap dalam bentuk
merah bata. Semula larutan sakar yang mempunyai gugusan aldehid atau keton bebas akan
memberikan reaksi positif. Materia sitrat dan Na karbonat (basa yang tidak begitu kuat)
berguna untuk mencegah pengendapan Cu++ . Sukrosa memberikan reaksi negative karena
tidak mempunyai gugusan aktif (aldehid /keton bebas).
Reagent Fehling A dan Fehling B
Negatif (-) : tetap biru atau hijau jernih Positif (+) : keruh
Positif (++) : kuning kehijauan dengan endapan kuning Positif (+++) : kuning
kemerahan, endapan kuning merah Positif (++++) : merah jingga
sampai merah bata
Catatan :
 Harga normal :
Urine normal bila hasil pemeriksaan negative
 Kesalahan yang seringterjadi :
a. Terlalu lama memanaskan
b. Urine yang diteteskanterlalubanyak
Setelah dipanaskan, tabung tidak dikocok sehingga reaksi tidak merata

EVALUASI :

1. Sebutkan peralatan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan glukosa dalam urin ?


2. Sebutkan cara membaca hasil pemeriksaan glukosa dalam urin ?
PEMERIKSAAN URINE ( GLUKOSE )

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1. Tidak dikerjakan : langkah/kegiatan yang seharusnya dilakukan tidak dilakukan
2. Perlu perbaikan : langkah/prosedur belum dilakukan secara baik dan benar, atau belum sempurna
3. Langkah atau kegiatan dilakukan dengan sempurna

NO KEGIATAN SCORE 0 1 2
1 Persiapan alat : 2
1. Tabung reaksi dan rak
2. Pipet
3. Lampu spiritus
4. Penjepit tabung
5. Fehling A dan B
6. Kertas saring
7. Corong
2
8. Bengkok
2
9. Air
kemih 2
Pelaksanaan 2
: 2
1. Memberitahukan kepada ibu tentang tujuan dilakukan
tindakan
2. Menginstruksikan kepada ibu untuk berkemih dan
menampung urine ibu
3. Cuci tangan
4. Air kemih disaring
5. Campurkan 2 ml Fehking A dan 2 ml fehling B dalam satu
tabung reaksi, tambahkan 1 ml air seni
6. Panaskan dengan api kecil sampai mendidih
(tabung dipegang miring sambil digoyang-goyangkan
7. Biarkan dingin dan baca hasilnya
Negatif : tetap biru atau hijau
jernih Positif (+) : keruh
Positif (++) : kuning kehijauan dengan endapan kuning
Positif (+++) : kuning kemerahan, endapan kuning merah
Positif (++++) : merah jingga sampai merah bata
8. Cuci tangan kembali
SCORE
Nilai = Total / 10 X 100 = ….. TOTAL =

Kutacane, ………….

Penguji

(……………..………)
BAB VII
LAB ANAMNESA

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mahasiswa dapat melakukan anamnesa dengan pasien dengan benar

BAGIAN-BAGIAN PENTING DARI ANAMNESIS ANTARA LAIN SEBAGAI BERIKUT


:
Data subjektif
1) Biodata mencakup identitas klien :
a. Nama yang jelas dan lengkap. Bila perlu ditanyakan nama penggilan sehari-hari.
b. Umur dicatat dalam hit
c. ungan tahun. Untuk balita ditanyakan umur dalam hitungan tahun dan bulan.
d. Alamat ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan keadaan
mendesak. Dengan mengetahui alamat, bidan juga dapat mengetahui tempat tinggal
dan lingkungannya.
e. Pekerjaan klien ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan
terhadap permasalahan kesehatan pasien.
f. Agama ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan klien. Dengan diketahui agama klien akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
g. Pendidikan klien ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat
pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
h. Perlu ditanyakan pendidikan orang tua atau walinya.
2) Riwayat menstruasi
Hal yang perlu ditanyakan : menarche, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya darah
yang keluar, aliran darah yang keluar, mentruasi terakhir, adakah dismenorhe, gangguan
sewaktu menstruasi (metrorhagi, menoraghi), gejala premenstrual.
3) Riwayat perkawinan
Kawin : ………….
Kali Usia kawin pertama :……………. Kali
4) Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Jumlah kehamilan dan kelahiran : G (gravid), P (para), A (abortus), H (hidup).
b. Riwayat persalinan yaitu jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan, lamanya
melahirkan, cara melahirkan.
c. Masalah/gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan dan nifas
,missal : preeklampsi, infeksi, dll.
5) Riwayat ginekologi
Pengalaman yang berkaitan dengan penyakit kandungan mencakup : infertilitas,
penyakit kelamin, tumor atau kanker, system reproduksi, operasi ginekologis.
6) Riwayat keluarga berencana

Bila ibu pernah mengikuti KB perlu ditanyakan : jenis kontrasepsi, efek samping,
alasan berhenti (bila tidak memakai lagi), lamanya menggunakan alat kontrasepsi.
7) Riwayat kehamilan sekarang
Waktu mandapat haid terakhir, keluhan berkaitan dengan kehamilan.
8) Gambaran penyakit yang lalu.
Ditanyakan untuk mengetahui apakh ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi
oleh klien.Misalnya penyakit campak atau cacar air sewaktu kecil, penyakit jantung,
hipertensi, dll. Apakah pernah diirawat di RS ?kapan ?berapa lama ? penyakit apa ? dan lain
sebagainya.
9) Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit terhadap gangguan
kesehatan pasien.Riwayat keluarga yang perlu ditanyakan misalnya jantung, diabetes, ginjal,
kelainan bawaan, kehamilan kembar.
10) Keadaan sosial budaya
Untuk mengetahui keadaan psikososial perlu ditanyakan antara lain : jumlah anggota
keluarga, dukungan moral dan material dari keluarga, pandangan, dan penerimaan keluarga
terhadap kehamilan, kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan dan merugikan, pandangan
terhadap kehamilan, persalinan dan anak baru lahir.
11) Pengetahuan ibu
Data ini dapat kita peroleh dari beberapa pertanyaan yang kita ajukan kepada pasien
mengenai perawatan selama hamil,persalinan dan nifas. Pengalaman atau riwayat
kehamilannya yang lalu dapat pula kita jadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
menyimpulkan sejauh mana pasien mengetahui tentang perawatan kehamilan ini dan
perawatan bayinya kelak. Misalnya: cara mengatasi ketidaknyamanan mual muntah,sering
kencing, pusing, cara perawatan bayi dsb.Pertanyaan yang diajukan oleh pasien kita jadikan
sebagai acuan dalam memberikan pendidikan kesehatan.

EVALUASI

1. Bagaimana kita bisa mengetahui tingkat pengetahuan ibu?


2. Bagaimana menggali riwayat ginekologi ibu?
CHEKLIST ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Pengkajian Data Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil


No Reg : 09 – 2310
Nama Pengkaji : Yanti
Hari/ Tanggal : Selasa, 03 September 2013
Waktu Pengkajian : Pagi 10.00
Tempat Pengkajian : Puskesmas Pondok Gede

I. PENGKAJIAN
1. Data Subjektif
A. Identitas
Nama : Nama Suami :
Umur : Umur :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Suku/bangsa : Suku/Bangsa :
Alamat : Alamat :
No Hp : No Hp :

B. Keluhan Utama
Quick Chek
Ibu tidak merasakan tanda-tanda bahaya kehamilan seperti : sakit kepala yang hebat,
penglihatan kabur, bengkak di wajah dan di tangan, nyeri ulu hati, perdarahan perfagina,
keluar air-air dari jalan lahir.

C. Riwayat Kehamilan Sekarang


HPHT :
TP :
Siklus Haid :
Pergerakan Janin yang Pertama Kali :
Pergerakan Janin yang Dirasakan Dalam 24 Jam terakhir :
Tanda-tanda Bahaya/ Penyulit :
Obat yang di Konsumsi (termasuk jamu) :
Imunisasi TT :
Kekhawatiran-kekhawatiran Khusus :

D. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu


Tempat
Tgl/thn Lahir Usia Jenis Jenis BB/ Keadaan
No Persalinan/ Penyulit Nifas
Anak Kehamilan Persalinan Kelamin PB Anak
Penolong

1.

2.

E. Riwayat Kesehatan atau Penyakit


Riwayat Kesehatan yang diderita sekarang/dulu :
Riwayat Keturunan : Tidak ada riwayat penyakit
keluarga seperti : gemeli, Albino, Buta Warna.
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada penyakit keluarga
seperti jantung dan hipertensi
Riwayat Psikososial
Status Pernikahan : Suami yang ke :
Istri Yang ke :
Lamanya Pernikahan :
Respon ibu atau keluarga terhadap kehamilan :
Jenis Kelamin yang diharapkan :
Bentuk dukungan keluarga :
Adat istiadat yang berhubungan dengan kehamilan :
Pengambilan keputusan :
Rencana persalinan
- Tempat :
- Penolong persalinan :
- Pendamping persalinan :
- Persiapan persalinan :
Riwayat KB terakhir Jenis Kontrasepsi :
Lama Penggunaan :

F. Aktifitas Sehari-Hari
1. Nutrisi
Pola Makanan (Frekuensi) :
Jenis Makanan yang dikonsumsi :
Jenis makanan yang tidak disukai :
Perubahan porsi makan :
Alergi terhadap makanan (jenis) :

2. Eliminasi
BAB :
: Frekuensi :
: Konsistensi :
: Keluhan :

BAK :
: Frekuensi :
: Konsistensi :
: Keluhan :

3. Pola Istirahat dan Tidur


Tidur malam :
Tidur siang :
Masalah :
4. Kebiasaan Hidup Sehari-hari
Obat-obatan/ jamu :
Alergi terhadap obat :
Merokok :
Minuman berakohol :
NAPZA :

5. Aktifitas sehari-hari :
6. Hubungan Seksual :
Hubungan sek dalam kehamilan : keluhan :
7. Personal Hygiene
Mandi :
Ganti pakaian dalam dan luar :
Irigasi fagina :

2. Data Objektif
A. Keadaan Umum
Kesadaran :
Keadaan Emosial :
Tanda Vital
Tekanan Darah : mmHg
Nadi : X/menit
Pernapasan : X/menit
0
Suhu : C

B. Antropometri
TB : cm
BB Sebelum Hamil : kg
BB Sekarang : kg
Lila : cm
C. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Rambut :
Muka :
Mata : Konjungtiva : Sklera :
Hidung : Pengeluaran : Polip :
Telinga : Pengeluaran :
Mulut/Gigi : Stomatitis :
Gusi :
Caries :

2. Leher
Pembesaran Thyroid :
Kelenjar Getah Bening :
Vena Jugularis :

3. Dada
Retraksi Dinding Dada :
Bunyi pernapasan :
Bunyi jantung :
Irama :
Payudara : bentuk :
Putting susu :
Aerola :
Pengeluaran :
Benjolan :
Tanda-tanda retraksi :
Kebersihan :

4. Perut
Bekas luka operasi :
Bentuk perut :
Kontraksi :
TFU(Mc.Donald) :
Palpasi : Leopold I :
Leopold II :
Leopold III :
Leopold IV :
Auskultasi : DJJ :
Puntum maksimum :
TBJ :

5. Ekstremitas : Telapak Tangan :


Ekstremitas bawah : Varices :
Reflek Patella :
Oedema :

6. Pinggang (costo vertebra angel tenderness) :

D. Pemeriksaan Genetalia
1. Genetalia Eksterna
Labia mayora :
Labia minora :
Urifisium uretra :
Vulva :
Varices :
Pengeluaran :
Bau :
Kelenjar skene :
Kelenjar bartholini :

2. Anus (haemoroid) :
E. Pemerinsaan Penunjang Tanggal :
Laboratorium : Darah : HB :
Golongan Darah :
Urine : Protein (…..)
Glukosa (…..)
USG :

II. IDENTIFIKASI MASALAH, DIOGNOSA, DAN KEBUTUHAN


Diagnosa :
Masalah :
Kebutuhan :

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL ATAU DIAGNOSA


Menemukan masalah potensial yang berpotensi menggangu kehamilan ibu.
IV. ANTISIPASI KEBUTUHAN SEGERA
Memberitahukan pada ibu dan keluarga tindakan segera apabila ditemukan masalah
dalam kehamilan
V. PERENCANAAN TINDAKAN MELIPUTI
Melakukan perencanaan pada ibu hamil

VI. PELAKSANAAN
Mandiri, Kolaborasi, Rujukan

Hari/Tanggal Pukul Kegiatan dan Monitoring

………………… …………… 1. Memberitahu hasil tentang pemeriksaan ibu dan


janin sehat, TD : 120/70 mmHg, N : 72 x/menit,
RR : 23 x/menit, S :36,6 C.
2. Mengingatkan ibu tentang pola nutrisi dalam 1
hari (24 jam) Nasi, lauk pauk, sayur, buah-
buahan, minum air putih minimal 8 gelas, susu 2
gelas.
3. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan
payudara dengan membersihkan dengan kapas
dan air hangat atau baby oil searah jarum jam.
4. Menjelaskan ibu tentang tanda bahaya kehamilan
seperti : nyeri kepala yang hebat, penglihatan
kabur, nyeri ulu hati,pergerakan janin berkurang,
keluar air-air dari jalan lahir dan edema pada
ekstremitas.
5. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi Fe 1
tablet sebelum tidur (supaya tidak mual), dan
kalsium untuk memperkuat tulang ibu dan
membantu pertumbuhan janin.
6. Memberitahu ibu mengenai kunjungan ulang
pada tanggal 03-10-2013.

VII. EVALUASI
Melakukan evaluasi dan pengawasan setiap tindakan yang telah dilakukan.

Pemeriksa

(...............................)

Mengetahui Mengetahui
Penanggung Jawab Lab Dosen Praktikum

(............................................) (.............................................)
BAB VIII

PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk pemeriksaan fisik ibu hamil
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil
ALAT YANG HARUS DISIAPKAN :
1. Timbangan BB
2. Pengukur tinggi badan
3. Tensimeter
4. Stethoscope
5. Thermometer
6. Pita LILA
7. Metlin
8. Senter
9. Sudip lidah dalam bak instrument
10. Funandoscope
11. Patella hamer
12. Bengkok
13. Selimut mandi
14. Tempat pakaian kotor
15. Alas bokong
16. Larutan klorin dalam tempatnya
17. Kom berisi kapas cebok
18. Sarung tangan
19. Tissue
20. Jangka panggul
21. Jam tangan
22. Selimut lurik
23. Tempat sampah medis dan non medis

TINJAUAN PUSTAKA
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan pada bagian tubuh dari kepala sampai
kaki. Pemeriksaan fisik berguna untuk menegetahui keadaan pada pemeriksaan berikutnya.
Pemeriksaan fisik seringkali diperlukan oleh bidan sebagai alat penguji.Bidan harus
mengetahui dengan tepat ciri-ciri keadaan fisik yang normal agar bisa mengetahui adanya
keadaan yang menyimpang.
Pada umumnya tubuh manusia bersifat simetris.Simetris berarti bahwa ada kesamaan bentuk
garis, ukuran, warna dan letak bagian tubuh yang bersebelahan.Di sini bidan harus
memperhatikan keadaan fisik yang simetris dan juga petunjuk-petunjuk berfungsinya secara
normal dari bagian-bagian tubuh.Pemeriksaan dilakukan pada pnederita yang baru pertama
kali datang periksa.Ini dilakukan dengan lengkap.Pada pemeriksaan ulangan, dilakukan yang
perlu saja jadi tidak semuanya.
Macam-macam cara pemeriksaan yaitu dengan cara inspeksi (periksa pandangan atau
observasi), palpasi (periksa raba), auskultasi (periksa dengar), perkusi (periksa ketuk).
Petunjuk dalam melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil adalah sebagai berikut :
1. Ikuti petunjuk yang ada pada job sheet.
2. Bekerja secara hati-hati dan teliti.
Petunjuk Keselamatan Kerja dalam melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil adalah
sebagai berikut :
1. Jaga privasi klien.
2. Peratikan keadaan umum ibu.
3. Pemeriksaan dilakukan dengan hati-hati, perhatikan keamanan dan keselamatan selama
melakukan tindakan.
A. Pemeriksaan fisik umum/ tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140 mmHh
sistolik atau 90 mmHg diastolik. Perubahan 30 mmHg sistolik dan 15 mmHg
diastolik di atas tensi sebelum hamil, menandakan keracunan kehamilan (Hani,
2011).

b. Suhu tubuh : suhu tubuh yang normal adalah 36 – 37,50C. Suhu tubuh lebih dari

370C perlu diwaspadai adanya infeksi (Romauli,2011).


c. Nadi : dalam keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60-80 x/menit. Denyut nadi
100x/menit atau lebih dalam keadaan santai merupakan pertanda buruk. Jika
denyut nadi ibu100 x/menit atau lebih, mungkin ibu mengalami salah satu atau
lebih keluhan seperti tegang, ketakutan atau cemas akibat masalah tertentu,
perdarahan berat, anemia, sakit/demam, gangguan tyroid, gangguan jantung
(Romauli,2011).
d. Pernafasan : untuk mengetahui fungsi sistem pernafasan, nomalnya 16-24 x/menit
(Romauli,2011).
e. Tinggi badan : ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm tergolong resiko
tinggi (Romauli,2011).
f. Berat badan sebelum hamil dan pada saat pemeriksaan : walaupun prognosis
kehamilan dan persalinan bagi orang gemuk kurang baik dibandingkan dengan
orang yang normal beratnya, dalam menimbang seseorang bukan beratnya saja
yang penting, tapi lebih penting lagi perubahan berat badan setiap kali ibu
memeriksakan diri. Berat badan dalam trimester ke-3 tidak boleh tambah lebih dari
1 kg seminggu atau 3 kg sebulan. Penambahan yang lebih dari batas-batas tersebut
diatas disebabkan oleh penimbunan (retensi) air disebut praeoedema (Hani, 2011).

A. Pemeriksaan fisik
g. Kepala dan leher
a) Perhatikan warna, tekstur, dan distribusi rambutnya.
b) Memeriksa apakah terjadi oedema pada wajah dan pigmentasi.
c) Memeriksa mata, sklera, reaksi pupil, pengeluaran serta konjungtiva.
d) Memeriksa mulut : bibir, gusi, lidah, palatum, dan gigi.
e) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui adanya peningkatan tekanan pada
vena jugularis. (Indrayani, 2011)
h. Payudara
a) Memeriksa bentuk, ukuran, dan simetris atau tidak.
b) Puting payudara menonjol, datar, atau masuk ke dalam.
c) Adakah kolostrum atau cairan lain dari puting susu.
d) Pada saat klien mengangkat tangan ke atas kepala, periksa payudara untuk
mengetahui adanya retraksi atau dimpling.
e) Pada saat klien berbaring, lakukan palpasi secara sistematis dari arah payudara ke
aksila, kemungkinan terdapat massa atau pembesaran pembuluh limfe. (Hani,
2011)
i. Abdomen
Pemeriksaan abdomen dapat meyakinkan ibu bahwa kehamilannya berkembang dengan
baik.Ibu dapat memperoleh informasi dan keyakinan.Pemeriksaan abdomen tidak pernah
dilakukan secara terpisah, selalu menjadi bagian dari pemeriksaan antenatal yang lengkap
(Indrayani, 2011).
a) Bentuk pembesaran perut (perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan
pusat, tampakkah gerakan anak atau kontraksi rahim).
b) Adakah bekas operasi.
c) Linea nigra, striae abdomen.
d) Ukur TFU, hitung Tafsiran Berat Janin (TBJ).
Tabel 2.1
TFU berdasarkan usia kehamilan

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)


16 minggu Pertengahan antara simfisis dan pusat
20 minggu 3 jari dibawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari diatas pusat
32 minggu Pertengahan antara prosesus xifoideus dan pusat
36 minggu 3 jari dibawah prosesus xifoideus
40 minggu Pertengahan antara prosesus xifoideus dan pusat
Sumber : Ari Sulistyawati, 2009.

e) Letak, presentasi, posisi, dan penurunan kepala janin.


f) DJJ dan gerakan janin. (Hani, 2011)
Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika berikut ini :
a) Leopold I
Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang berada di
fundus dengan kedua telapak tangan.
b) Leopold II
Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke arah
kepala pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin,
atau mungkin bagian kecil bahkan kepala janin.
c) Leopold III

Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di atas simfisis)
sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi.
d) Leopold IV
Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kaki
pasien, untuk konfirmasi bagian bawah janin dan menentukan apakah bagian
tersebut sudah masuk pintu atas panggul.
(Dewi, 2011).

a. Tangan dan kaki / ekstremitas


g) Edema : edema seharusnya tidak ada pada pengkajian awal, tetapi dapat terjadi
ketika kehamilan berlanjut. Edema fisiologis terjadi setelah bangun pagi dan makin
parah pada siang hari. Ini sering dikaitkan dengan aktivitas fisik dan cuaca panas.
Edema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia gravidarum/keracunan
kehamilan atau oleh tekanan rahim yang membesar pada vena-vena dalam panggul
yang mengalirkan darah dari kaki, tetapi juga oleh hipovitaminose B1,
hipoproteinaemia, dan penyakit jantung.
h) Apakah kuku jari pucat.
i) Suhu/kehangatan.
j) Refleks patella. (Hani, 2011)
b. Genitalia eksterna
k) Lihat adanya tukak/luka, varises, cairan (warna, konsistensi, jumlah, bau).
l) Dengan mengurut uretra dan skene adakah cairan atau nanah.
m) Pada kelenjar bartholini adakah pembengkakan, massa atau kista, dan cairan. (Hani,
2011)
c. Pemeriksaan anus
Apakah ada hemoroid atau ketidaknormalan lainnya (Indrayani, 2011).
d. Pemeriksaan panggul
Keadaan panggul terutama penting pada primigravida, karena panggulnya belum pernah
diuji dalam persalinan, sebaliknya pada multigravida anamnesis mengenai persalinan
yang gampang dapat memberikan keterangan berharga mengenai keadaan panggul.
Pengukuran panggul luar diantaranya :
n) Distansia spinarum : jarak antara spina iliaka anterior superior (SIAS) kanan dan
kiri, normalnya 23-26 cm.
o) Distansia cristarum : jarak terjauh crista iliaka kanan dan kiri, terletak kira-kira 5
cm di belakang SIAS, normalnya 26-29 cm.
p) Conjugata eksterna / boudeloque : jarak antara tepi atas simfisis pubis dan ujung
procesus spinosus vertebra lumbal V, normalnya 18-20 cm.
q) Distansia tuberum : ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau jarak antara
tuber iskhiadikum kanan dan kiri, normalnya 10,5-11 cm.
r) Lingkar panggul : menggunakan pita pengukur, diukur dari tepi atas simfisis pubis,
dikelilingkan ke belakang melalui pertengahan antara SIAS dan trochanter mayor
kanan, ke ruas lumbal V dan kembali sepihak, normalnya 80-90 cm. (Hani, 2011)
EVALUASI :
1. Sebutkan persiapan alat yang dibutuhkan untuk pemeriksaan fisik pada ibu hamil ?
2. Sebutkan langkah – langkah dalam melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil ?
3. Sebutkan ukuran TFU berdasar usia kehamilan ibu!
4. Sebutkan sistematika langkah-langkah pemeriksaan palpasi Leopold!
5. Apa saja yang perlu dikaji saat melakukan pemeriksaan peyudara?
CHEKLIST PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1. Tidak dikerjakan : langkah/kegiatan tyang seharusnya dilakukan tidak dilakukan
2. Perlu perbaikan : langkah/prosedur belum dilakukan secara baik dan benar, atau belum
sempurna
3. Langkah atau kegiatan dilakukan dengan sempurna

NO. KEGIATAN SCORE 0 1 2


A Persiapan alat dan bahan 2
1. Timbangan BB
2. Pengukur tinggi badan
3. Tensimeter
4. Stethoscope
5. Thermometer
6. Pita LILA
7. Metlin
8. Senter
9. Sudip lidah dalam bak instrument
10. Funandoscope
11. Patella hamer
12. Bengkok
13. Selimut mandi
14. Tempat pakaian kotor
15. Alas bokong
16. Larutan klorin dalam tempatnya
17. Kom berisi kapas cebok
18. Sarung tangan
19. Tissue
20. Jangka panggul
21. Jam tangan
22. Selimut lurik
23. Tempat sampah medis dan non medis
B Persiapan pasien
1. Pasien diberi tahu tindakan yang akan dilakukan 2
2. Berikan pasien posisi senyaman mungkin 2
C Pelaksanaan :
1. Membawa alat ke dekat pasien 2
2. Memasang sampiran bila perlu 2
3. Mencuci tangan 2
4. Mengatur posisi pasien 2
5. Memeriksa keadaan umum : 2
- Kesadaran
- Keadaan emosi
- Tekanan darah
- Suhu, nadi, pernafasan
- TB, BB dan Lila
6. Melakukan pemeriksaan inspeksi:
 Meminta ibu berbaring rileks 2
 Buka bagian yang diinspeksi dan yakinkan
2
bahwa bagian tersebut tidak tertutup baju,
2
selimut
2
 Melakukan pemeriksaan dari ujung rambut
sampai ke ujung kaki
 Selalu jelaskan dalam menetapkan apa yang
anda lihatPerhatikan kesan pertama pasien 2
meliputi : perilaku, ekspresi, penampilan umum,
2
pakaian, postur tubuh dan gerakan dalam waktu
2
yang cukup.
2
 Kepala : warna rambut, rambut rontok/tidak,
2
benjolan, ketombe
2
 Muka : Cloasma gravidarum
2
 Mata : Kelopak mata, sklera, konjungtiva
2
 Hidung : Simetris / tidak, sekret, polip
 Mulut dan gigi : Lidah, gusi, gigi 2
 Telinga : Serumen ada / tidak, secret
 Leher : Pembesaran kelenjar limfe, tiroid,
 Axilla : Pembesaran kelenjar limfe
 Dada
 Payudara :
 Pembasaran
 Simetris/ tidak
2
 Papilla mamae
 Putting menonjol/ mendatar
 Benjolan/ tumor
 Pengeluaran
2
 Striae
2
 Kebersihan
 Tanda dimpling
 Retraksi
 Abdomen
 Pembesaran
 Linea alba
 Linea nigra
 Striae lividae
 Striae albican
 Bekas luka operasi
 Punggung
 Posisi tulang belakang
 Ekstremitas atas
 Tangan : Odema/ tidak, simetris/ tidak
 Ekstrimitas bawah 2
 Kaki : Odema, Varises, simetris/ tidak
 Ano – Genital ( Pakai sarung tangan ) 2
 Keadaan perinium
 Warna vulva
 Pengeluaran pervaginam
 Pembengkakan kelenjar Skene/
Bartholini, oedema.
 Kelainan-kelainan yamh lain.
7. Melakukan pemeriksaan palpasi : 2
 Pastikan bahwa area yang akan di palpasi benar-
benar nampak ( tidak tertutup selimut, baju dll )
 Secara prinsip palpasi dapat dikerjakan dengan
semua jari, tetapi jari telunjuk dan ibu jari lebih
sensitive
 Untuk palpasi abdomen gunakan delapan jari
tangan dan beri tekanan dengan jari-jari secara
ringan.
 Lakukan palpasi secara sistematis :
- Leopold I :
- Leopold II :
- Leopold III :
- Leopold IV : 2
- TFU :
8. Melakukan pemeriksaan auskultasi
: DJJ : ( Punctum maximum )
 Tempat :
2
 Frekuensi :
 Teratur/ tidak teratur :
2
9. Melakukan pemeriksaan perkusi :
2
 Reflek patella
2
10. Membereskan alat-alat
11. Mencuci tangan
12. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
SCORE
Nilai = Total / 66 X 100 = ….. TOTAL =

Kutacane, ………………..

Penguji

( ……………....……..)

Anda mungkin juga menyukai