Dosen Pembimbing:
Suhadi Prayitno., M.Kes
Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. NIM: 2015030
2. NIM: 2015030
3. Cynthia Devi NIM: 201503058
4. NIM: 2015030
5. NIM: 2015030
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...............................................................................................i
Daftar Isi .........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................2
1.3 Tujuan .................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pendidikan kesehatan masyarakat institusi ......................
2.1.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan Masyarakat .........................
2.1.2 Pengertian Institusi ...................................................................
2.1.3 Peran serta masyarakat dalam kasus diare ................................
2.1.4 tujuan pendidikan kesehatan .....................................................
2.2 Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) ....................................................
2.2.1 Tujuan .......................................................................................
2.2.2 Prosedur ....................................................................................
2.2.3 Penaggulangan KLB .................................................................
2.2.4 Pencegahan Diare .....................................................................
2.2.5 Penyehatan Lingkungan ..........................................................
BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan .............................................................................................15
3.2 Saran ...................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajat kesakitan
meninggal karena infeksi diare. Berdasarkan hasil penelitian terbaru dari riset
di Indonesia, yaitu mencapai 31,4 % dari total kematian bayi. Diare juga
Indonesia tahun 2011, setiap tahun diperkirakan 2,5 miliar kejadian diare pada
anak balita, dan hampir tidak ada perubahan dalam dua dekade terakhir.
tentang cara pengolahan dan penyiapan makanan yang sehat dan bersih.
Pengetahuan dan kesadaran orang tua terhadap masalah kesehatan balitanya
2008).
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan
output (melakukan apa yang diharapkan). Hasil yang diharapkan dari suatu
Pranata atau institusi adalah norma atau aturan mengenai suatu aktivitas
resmi yang berlaku) dan tidak tertulis (hukum adat, kebiasaan yang berlaku,
mengikat dan relatif lama serta memiliki ciri-ciri tertentu yaitu simbol, nilai,
Pengetahuan Indonesia.
terbatas.
para anggota.
nya yang masih tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare,
insidens naik. Pada tahun 2000 IR penyakit Diare 301/ 1000 penduduk.
ke-3 setelah TB dan Pneumonia. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
adalah :
dan benar.
1. Berikan Oralit
tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air
matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan
osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah.
Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti
cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus segera di bawa
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc
epitel usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang
menurut hasil pilot study menunjukkan bahwa Zinc mempunyai tingkat hasil
guna sebesar 67 % (Hidayat 1998 dan Soenarto 2007). Berdasarkan bukti ini
semua anak diare harus diberi Zinc segera saat anak mengalami diare.
pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta
mencegah berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum ASI harus
lebih sering di beri ASI. Anak yang minum susu formula juga diberikan
lebih sering dari biasanya. Anak uis 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang
dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare
kejadian diare pada balita yang disebabkan oleh bakteri. Obat-obatan Anti
diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare karena
terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak di anjurkan kecuali muntah
status gizi anak, bahkan sebagian besar menimbulkan efek samping yang
bebahaya dan bisa berakibat fatal. Obat anti protozoa digunakan bila
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi
nasehat tentang :
b. Muntah berulang
c. Sangat haus
d. Makan/minum sedikit
e. Timbul demam
f. Tinja berdarah
pelatihan bagi tokoh agama, tokoh masyarakat, dan petugas kesehatan itu
sendiri dengan tujuan agar sikap dan perilaku petugas dapat menjadi
2.2.1 Tujuan
atau kematian.
2.2.2 Prosedur
a. Laporan Rutin
SPRS (RL), STP dan rekapitulasi diare. Karena diare termasuk penyakit
(W2). Untuk dapat membuat laporan rutin perlu pencatatan setiap hari
dikirim ke Pusat .
b. Laporan KLB Diare
Pengumpulan data ini dapat dilakukan satu tahun sekali, misalnya pada
pertengahan atau akhir tahun. Tujuannya untuk mengetahui “base line data”
pemecahannya.
Rehidrasi adalah tempat yang terdekat dari lokasi KLB diare dan terpisah
dari pemukiman.
Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat
dilakukan adalah :
Perilaku Sehat
1. Pemberian ASI
ASI adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat makanan
tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap
secara optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup untuk menjaga
formula atau cairan lain yang disiapkan dengan air atau bahan-bahan
dapat terkontaminasi dalam botol yang kotor. Pemberian ASI saja, tanpa
anak dari bahaya bakteri dan organisme lain yang akan menyebabkan
diare. Keadaan seperti ini di sebut disusui secara penuh (memberikan ASI
Eksklusif).
terhadap diare. Pada bayi yang baru lahir, pemberian ASI secara penuh
pemberian ASI yang disertai dengan susu botol. Flora normal usus bayi
Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap mulai
pendamping ASI yang baik meliputi perhatian terhadap kapan, apa, dan
berumur 9 bulan atau lebih. Berikan makanan lebih sering (4x sehari).
bila mungkin.
b. Tambahkan minyak, lemak dan gula ke dalam nasi /bubur dan biji-
ke dalam makanannya.
bila masuk ke dalam mulut melalui makanan, minuman atau benda yang
tercemar dengan tinja, misalnya jari-jari tangan, makanan yang wadah atau
yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari
b. Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung
c. Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-
anak
e. Cuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan air yang bersih
dan cukup.
4. Mencuci Tangan
makan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare (
5. Menggunakan Jamban
Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan
jamban dan keluarga harus buang air besar di jamban. Yang harus
Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya. Hal
ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada
anak-anak dan orang tuanya. Tinja bayi harus dibuang secara benar. 24 Yang
b. Bantu anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah di jangkau
olehnya.
c. Bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk membuang tinja seperti di
d. Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangan dengan
sabun.
agar bayi tidak terkena penyakit campak. Anak yang sakit campak sering
diare. Oleh karena itu berilah imunisasi campak segera setelah bayi berumur
9 bulan.
air antara lain adalah diare, kolera, disentri, hepatitis, penyakit kulit,
penyakit mata, dan berbagai penyakit lainnya, maka penyediaan air bersih
bersih yang cukup disetiap rumah tangga harus tersedia. Disamping itu
2. Pengelolaan Sampah
vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa dsb. Selain itu sampah
estetika seperti bau yang tidak sedap dan pemandangan yang tidak enak dilihat.
Air limbah baik limbah pabrik atau limbah rumah tangga harus dikelola
seperti leptospirosis, filariasis untuk daerah yang endemis filaria. Bila ada
agar air limbah dapat mengalir, sehingga tidak menimbulkan bau yang
PENUTUP
3.1 Simpulan
a. Berikan Oralit
e. Pemberian Nasehat
a. Pemberian ASI
d. Mencuci Tangan
e. Menggunakan Jamban
berikut:
a. Mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC)
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis sarankan yaitu selalu jaga keberihan diri dan
keluarga, dimulai dari yang sederhana yakni perilaku cuci tangan sebelum
makan dan sesudah BAK/BAB atau setelah bermain. Tidak hanya itu sebagai
Jurnal online kemenkes RI tentang situasi diare di Indonesia. 2011. Diakses pada