Anda di halaman 1dari 26

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN KATARAK

A. Pengkajian
1. Biodata
a. Nama : Tn. “D”
b. Umur : 50 tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Suku : Bugis
f. Alamat : Jl. Durian
g. Pendidikan : Mahasiswa
h. Dx medis : katarak
2. Penanggung jawab:
a. Nama : Ny. Y
b. Alamat : Jl. Durian
c. Usia : 45 Tahun
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Pekerjaan : PNS
f. Hubungan dengan klien: Istri klien
3. Riwayat penyakit sekarang
a. Keluhan Utama : penurunan ketajaman penglihatan
b. Riwayat keluhan utama:
- Mulai timbul keluhan : bulan April 2005
- Keluhan terjadi : secara tiba-tiba
- Faktor pencetus : memakai obat tetes mata
- Faktor yang dapat mengurangi keluhan : menggosok
mata
4. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Penyakit yang pernah dialami
- Masa kanak-kanak : tidak pernah
- Masa remaja : tidak ada
b. Penyakit atau keluhan yang sering dialami: gatal pada
daerah mata
c. Klien tidak pernah dirawat inap di RS
d. Klien tidak mempunyai riwayat alergi
e. Kebiasaan:
klien biasanya memakai obat tetes mata
5. Riwayat Kesehatan Keluarga

45 50

20

Keterangan :
: laki-laki : perempuan

/ : meninggal : tinggal serumah

: tidak diketahui usianya 20 : klien

6. Pemeriksaan Fisik pada sistem penginderaan


a. Mata
Inspeksi
- Pupil nampak berwarna abu-abu
- Mata nampak berair
- Sklera nampak merah
Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan pada mata
TABULASI DATA

1. Klien mengatakan pandangannya kabur


2. Klien mengatakan seperti melihat asap
3. Klien mengatakan malu bertemu dengan orang lain
4. Klien nampak murung
5. Klien menghindari kontak mata dengan perawat dan orang
lain
6. Klien menarik diri
7. Klien nampak meraba-raba bila berjalan
8. Pupil nampak berwarna abu-abu
9. Mata nampak berair
10. Sklera nampak merah
11. Klien nampak menggosok mata bila kabur
12. Klien mengatakan sulit melihat pada malam hari
13. Klien mengatakan penglihatannya kadang-kadang silau pada
siang hari
14. Klien selalu bertanya tentang proses operasi dan keadaans
etelah operasi
15. Klien mengatakan bingung tentang penyakitnya
16. Klien mengatakan nyeri pada daerah mata
17. Ekspresi wajah nampak meringis
18. Klien nampak lemah
19. Klien nampak takut
20. Klien nampak gelisah
21. Klien nampak menabrak benda di depannya
22. Klien nampak terjatuh
KLASIFIKASI DATA
DS :
1. Klien mengatakan pandangannya kabur
2. Klien mengatakan seperti melihat asap
3. Klien mengatakan malu bertemu dengan orang lain
4. Klien mengatakan sulit melihat pada malam hari
5. Klien mengatakan penglihatannya kadang-kadang silau pada
siang hari
6. Klien mengatakan bingung tentang penyakitnya
7. Klien mengatakan nyeri pada daerah mata
DO :
1. Klien nampak murung
2. Klien menghindari kontak mata dengan perawat dan orang
lain
3. Klien menarik diri
4. Klien nampak meraba-raba bila berjalan
5. Pupil nampak berwarna abu-abu
6. Mata nampak berair
7. Sklera nampak merah
8. Klien nampak menggosok mata bila kabur
9. Klien selalu bertanya tentang proses operasi dan keadaan
setelah operasi
10. Ekspresi wajah nampak meringis
11. Klien nampak lemah
12. Klien nampak takut
13. Klien nampak gelisah
14. Klien nampak menabrak benda di depannya
15. Klien nampak terjatuh
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


1 DS : Faktor usia gangguan

- Klien mengatakan sensorik
perubahan warna
pandangannya kabur nukleus mata penglihatan
- Klien mengatakan 
hilangnya
seperti melihat asap transparansi
DO: 
perubahan kimia
- Klien nampak meraba- dalam protein
raba bila berjalan menyebabkan
koagulasi (abu-
- Pupil nampak berwarna abu)
abu-abu 
pandangan kabur
- Mata nampak berair dan menghambat
- Sklera nampak merah jalannya ke retina

- Klien nampak gangguan sensorik
menggosok mata bila penglihatan

kabur

2 DS : Pandangan kabur Risiko


dan menghambat
- Klien mengatakan sulit cedera/trau
jalannya ke retina
melihat pada malam  ma
tidak dapat
hari
melihat dengan
- Klien mengatakan jelas
penglihatannya kadang- 
sering menabrak
kadang silau pada siang benda
hari 
jatuh

DO: Risiko
cedera/trauma
- Klien nampak menabrak
benda di depannya
- Klien nampak terjatuh

3 DS : Pandangan kabur Gangguan


- Klien mengatakan malu  HDR
bertemu dengan orang persepsi body
lain image tidak
DO: sempurna
- Klien nampak murung 
- Klien menghindari merasa kehilangan
kontak mata dengan anggota tubuh
perawat dan orang lain 
- Klien menarik diri selalu menyendiri

Gangguan HDR

4 DS : Rencana operasi cemas


- Klien mengatakan 
bingung tentang stress
penyakitnya 
- Klien selalu bertanya mekanisme koping
tentang proses operasi tidak efektif
dan keadaan setelah 
operasi cemas
DO:
- Klien nampak takut
- Klien nampak gelisah

5 DS : Rencana operasi Nyeri



- Klien mengatakan nyeri
tindakan
pada daerah mata pembedahan
DO : 
- Ekspresi wajah nampak terputusnya
kontinuitas
meringis
jaringan
- Klien nampak lemah 
pelepasan zat
kemoreseptor

dorsal horn

traktus talamikus

hipotalamus

korteks serebri

organ target

nyeri
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan sensorik penglihatan b/d perubahan mata ditandai
dengan :
DS :
- Klien mengatakan pandangannya kabur
- Klien mengatakan seperti melihat asap
DO:
- Klien nampak meraba-raba bila berjalan
- Pupil nampak berwarna abu-abu
- Mata nampak berair
- Sklera nampak merah
- Klien nampak menggosok mata bila kabur
2. Resiko cedera/trauma b/d pandangan kabur dan menghambat
jalannya ke retina ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan sulit melihat pada malam hari
- Klien mengatakan penglihatannya kadang-kadang silau
pada siang hari
DO:
- Klien nampak menabrak benda di depannya
- Klien nampak terjatuh
3. Gangguan harga diri b/d persepsi body image tidak
sempurna ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan malu bertemu dengan orang lain
DO:
- Klien nampak murung
- Klien menghindari kontak mata dengan perawat dan orang
lain
- Klien menarik diri
4. Kecemasan b/d rencana tindakan operasi ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan bingung tentang penyakitnya
- Klien selalu bertanya tentang proses operasi dan keadaan
setelah operasi
DO:
- Klien nampak takut
- Klien nampak gelisah
5. Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan mata ditandai
dengan :
DS :
- Klien mengatakan nyeri pada daerah mata
DO :
- Ekspresi wajah nampak meringis
- Klien nampak lemah
C. Rencana Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
NO TGL NDX
1 1-05/05 I Gangguan penglihatan 1. Kaji ketajaman 1. Kebutuhan individu dan
kembali normal penglihatan pasien, pilihan intervensi bervariasi
dengan kriteria : apakah satu atau sebab kehilangan
- Klien dapat melihat kedua mata terlibat penglihatan terjadi lambat
- Klien tidak dan progresif bilateral, tiap
mengatakan seperti mata dapat berlanjut pada
melihat asap laju yang berbeda
- Klien tidak tampak 2. Orientasikan pasien 2. Memberikan peningkatan
meraba-raba bila terhadap lingkungan, kenyamanan dan
berjalan staf dan orang lain kekeluargaan menurunkan
- Pupil tampak cemas
berwarna hitam 3. Tempatkan seluruh 3. Memudahkan untuk
- Mata tidak nampak kebutuhan pasein melakukan aktivitas tanpa
berair berada pada tempat harus berjalan
- Sklera berwarna yang mudah
putih dijangkau 4. Bel memudahkan
- Klien tidak selalu 4. Letakkan bel pertolongan dengan cepat
menggosok pemanggil di bila perlu
matanya. samping pasien
5. Kolaborasi dengan 5. Bedah adalah satu-satunya
dokter tentang untuk menyelesaikan
rencana operasi masalah katarak

2 1-05/05 II Resiko cedera dapat 1. Pertahankan 1. Pengaturan lingkungan


etratasi dengan keamanan lingkungan yang baik dapat mencegah
kriteria : terjadinya cedera atau
- Klien tidak trauma
mengatakan sulit 2. Letakkan bel 2. Memudahkan untuk
melihat pada mlam pemanggil dan memanggil perawat atau
hari barang-barang untuk melakukan aktivitas
- Klien melihat pada kebutuhan pasien di rutin
siang hari tempat yang mudah
- Klien tidak diraih 3. Cedera dapat terjadi karena
menabrak benda di 3. Anjurkan untuk tidak penggunaan benda yang
depannya menggunakan benda- tajam yang tidak dikontrol
- Klien tidak nampak benda yang tajam 4. Perawat dapat membantu
terjatuh 4. Anjurkan klien untuk dalam hal pemenuhan
memanggil perawat kebutuhan manusia untuk
sebelum beraktivitas mengurangi nyeri

3 1-05/05 III Gangguan harga diri 1. Kaji informasi 1. Pasien belajar mengenai
teratasi dengan mengenai jalannya penyakit dan menjadi sadar
kriteria : penyakit bahwa tingkah laku
- Klien mau bertemu tersebut dapat
dengan orang lain mempengaruhi
- Klien tidak nampak penyakitnya sehingga klien
murung dapat meningkatkan harga
- Klien tidak 2. Kaji interaksi antara diri klien
menghindari kontak pasien dan keluarga 2. Mengetahui adanya
mata dengan dan catat adanya informasi sekunder dari
perawat perubahan dalam ekluarga yang dapat
- Klien tidak menarik keluarga menghambat peningkatan
diri dan kemampuan untuk
3. Beri kesempatan menangani keadaan klien
kepada klien untuk 3. Klien merasa diperhatikan
mengungkapkan sehingga mau bercerita
perasaannya tentang apa yang
membuatnya malu bertemu
4. Ciptakan dan dengan orang lain
pertahankan 4. Mengembangkan sikap
hubungan terapeutik peduli dan rasa saling
antara perawat dan percaya antara pasien dan
pasien perawat sehingga dalam
hal ini pasien bebas
mengungkapkan perasaan
5. Beri dukungan takutnya
mekanisme 5. Dengan mekanisme
pertahanan yang pertahanan positif dapat
positif membantu klien
meningkatkan harga dirinya

4 1-05/05 IV Kecemasan berkurang 1. Kaji tingkat 1. Respon cemas individu


ditandai dengan kecemasan klien berbeda, kecemasan dapat
- Klien dapat dijadikan patokan untuk
mnegerti tentang intervensi selanjutnya
tindakan sehingga 2. Pertahankan 2. Ansietas akan berkurang
klien mau untuk pendekatan yang apabila pasien merasa
dioperasi tenang dan percaya ditangani oleh tim
- Klien tidak diri kesehatan yang
mengatakan berkompeten
bingung tentang 3. Batasi pengunjung 3. Pengunjung dapat
penyakitnya sampai rencana menyebabkan peningkatan
- Klien tidak nampak operasi berjalan ansietas
takut 4. Jelaskan prosedur 4. Penjelasan merupakan
- Klien tidak nampak kerja operasi dan kunci utama agar pasien
gelisah hasil yang akan mau menerima rencana
dicapai yang diajukan
5. Doa dapat mengurangi
5. Anjurkan kepada kecemasan seseorang
klien dan keluarganya
untuk berdoa sesuai
dengan agamanya

5 1-05/05 V Nyeri teratasi dengan 1. Kaji karakteristik 1. Mengetahui sejauhmana


kriteria nyeri nyeri yang dirasakan
- Klien tidak sehingga memudahkan
mengatakan nyeri dalam pemberian intervensi
pada daerah mata selanjutnya
- Ekspresi wajah tidak 2. O2 dalam darah, dan
nampak meringis 2. Ajarkan teknik pembuluh darah akan
relaksasi mengalami vasodilatasi
sehingga pembuluh darah
akan terisi O2 dan nyeri
akan berkurang
3. Klien dapat mengerti dan
3. Beri HE kepada klien memahami penyebab nyeri
tentang penyebab yang dirasakan
nyeri 4. Pemberian obat analgesik
dapat mengurangi rasa
4. Kolaborasi dengan nyeri yang dirasakan oleh
dokter tentang klien
pemberian obat
analgesik
D. Implementasi
N Tanggal Jam Implementasi
o
1 1-05-05 08.00 1. Mengkaji ketajaman penglihatan
pasien pada kedua matanya dengan
hasil ketajaman penglihatan 1/60
08.10 2. Mengorientasikan pasien terhadap
lingkungan, staf dan orang lain
08.15 3. Menempatkan seluruh kebutuhan
pasien berada pada tempat yang
mudah dijangkau
08.20 4. Meletakkan bel pemanggil di
samping pasien
08.25 5. Mengkolaborasikan dengan dokter
tentang rencana operasi

2 1-05-05 08.30 1. Mempertahankan keamanan


lingkungan dengan hasil klien
merasa senang karena menghindari
dirinya terjatuh
08.35 2. Meletakkan bel pemanggil dan
barang-barang kebutuhan pasien di
tempat yang mudah diraih
08.40 3. Menganjurkan untuk tidak
menggunakan benda-benda yang
08.45 tajam
4. Menganjurkan klien untuk
memanggil perawat sebelum
beraktivitas

3 1-05-05 09.00 1. Mengkaji informasi mengenai


jalannya penyakit
09.05 2. Mengkaji interaksi antara pasien dan
keluarga
09.10 3. Memberi kesempatan kepada klien
untuk mengungkapkan perasaannya
09.15 4. Menciptakan pertahankan hubungan
terapeutik antara perawat dan
09.20 pasien
5. Memberi dukungan mekanisme
pertahanan yang positif

4 1-05-05 09.30 1. Mengkaji tingkat kecemasan klien


dengan hasil klien dalam keadaan
cemas tingkat sedang
09.35 2. Mempertahankan pendekatan yang
tenang dan percaya diri
09.40 3. Membatasi pengunjung sampai
rencana operasi berjalan
09.45 4. Menjelaskan prosedur kerja operasi
dan hasil yang akan dicapai
09.50 5. Menganjurkan kepada klien dan
keluarganya untuk berdoa sesuai
dengan agamanya

5 1-05-05 10.00 1. Mengkaji karakteristik nyeri


10.10 2. Mengajarkan teknik relaksasi
dengan napas dalam
10.15 3. Memberikan HE kepada klien tentang
penyebab nyeri yaitu luka operasi
10.30 4. Mengkolaborasikan dengan dokter
tentang pemberian obat analgesik
E. Evaluasi
1 Tanggal Jam Catatan Perkembangan
1 1-05/05 12.00 S:
- Klien masih mengatakan seperti
melihat asap
O:
- Klien nampak meraba-raba bila
berjalan
- Pupil nampak berwarna abu-abu
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Intervensi 1-4 dilanjutkan
2 1-05/05 12.30 S:
- Klien masih mengatakan
penglihatannya kadang-kadang silau
pada siang hari
O:
- Klien masih nampak menabrak
benda di depannya
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Intervensi 1 – 4 dilanjutkan
3 1-05/05 13.00 S:
- Klien mengatakan tidak lagi malu
bertemu dengan orang lain
DO:
- Klien melakukan kontak mata
dengan perawat dan orang lain
- Klien tidak menyendiri lagi
A:
- Masalah teratasi
P:
Lanjutkan intervensi untuk diagnosa
lain

4 1-05/05 13.10 S:
- Klien mengatakan masih bingung
tentang penyakitnya
- Klien masih bertanya tentang proses
operasi dan keadaan setelah operasi
DO:
- Klien masih nampak takut
- Klien masih nampak gelisah
A:
- Masalah belum teratasi
P:
Intervensi 1 – 5 dilanjutkan
5 1-05/05 14.00 S:
- Klien mengatakan masih nyeri pada
daerah mata
DO :
- Ekspresi wajah masih nampak
meringis
- Klien masih nampak lemah
A:
- Masalah belum teratasi
P:
Intervensi 1 – 4 dilanjutkan
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Katarak adalah kekeruhan (bayangan seperti awan pada lensa)

yang secara perlahan-lahan atau berangsur penglihatan lenjadi

kabur dan akhirnya tidak dapat menerima cahaya. Katarak

diklasifikasikan berdasarkan usia ada 3 yaitu; katarak kongenital,

katarak atarak juvenil, dan katarak generatif.

Penyebab yang bisa terjadi pada penyakit katarak adalah:

umumnya disebabkan oleh usia lanjut, faktor genetik, gangguan

perkembangan, keracunan sistemik dan metabolik, dan traumatik

Dan gejala yang timbul antara lain: penurunan ketajaman

penglihatan, penglihatan menjadi redup atau kabur, pupil mata

nampak kekuningan, abu-abu atau putih, terjadi secara bertahap

dan sejalan dengan memburuknya katarak

B. Saran

Diharapkan kepada penderita atau terserang gejala penyakit

katarak agar segera melaporkan ke dokter atau puskesmas terdekat

karena penyakit ini merupakan suatu inflamasi yang

membahayakan pada penglihatan dan juga dapat menyebabkan

kebutaan.
DAFTAR PUSTAKA

Baughan, Daniel G. 2000. Oftalmologi umum. Jakarta: Widya Medika

Gibson J, M. 1996. Mikrobiologi dan Patologi Moderen Untuk perawat.

Jakarta: EGC
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
BAB I TINJAUAN TEORITIS........................................................................ 2
A. Pengertian....................................................................................... 2
B. Klasifikasi katarak.......................................................................... 2
C. Etiologi........................................................................................... 2
D. Patofisiologi.................................................................................... 2
E. Manifestasi Klinik.......................................................................... 3
F. Penatalaksanaan.............................................................................. 3
G. Perawatan setelah bedah................................................................. 4
H. Dampak katarak Terhadap penyimpangan KDM........................... 5
BAB II TINJAUAN KASUS............................................................................ 6
A. Pengkajian....................................................................................... 6
B. Diagnosa Keperawatan................................................................... 14
C. Rencana Keperawatan.................................................................... 16
D. Implementasi................................................................................... 22
E. Evaluasi........................................................................................... 24
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 26
A. Kesimpulan .................................................................................... 26
B. Saran............................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puja dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah sederhana

yang berjudul "ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM

PENGLIHATAN DENGAN KATARAK" ini dapat kami selesaikan tepat pada

waktu yang kami rencanakan, untuk memenuhi tugas yang diberikan

dosen pembawa materi.

Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangannya maka

dari itu kami meminta dengan hormat kepada para pembaca untuk

memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih sebanyak-

banyaknya kepada Dosen pembimbing dan berbagai pihak yang telah

banyak membantu kami secara material maupun spiritual atas

penyusunan makalah ini.

Palopo, Mei 2005

PENYUSUN
Tugas : KMB III
Dosen : Anshar Rante, SKp, Ners

ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN SISTEM
PENGLIHATAN DENGAN KATARAK

DISUSUN OLEH:

RISMA
RISDA RASYID
RISMA ILYAS
RISNA CACONG
ROSNAH
ROSITA
SAHERIA

AKPER SAWERIGADING PEMDA LUWU


2005

Anda mungkin juga menyukai