Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB 1
AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN
Informasi lain selain yang dilaporkan dalam laporan keuangan dapat disajikan
melalui Pelaporan Keuangan (financial reporting), misalnya surat Presiden
Direktur, Prospektus, perkiraan manajemen, deskripsi mengenai dampak social, dll.
2. Untuk membantu para investor dan kreditur saat ini atau potensial dan para
pemakai lainnya dalam menilai jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian
penerimaan kas prospektif dari dividen atau bunga dan hasil dari penjualan,
penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman.
3. Tentang sumber daya ekonomi dari sebuah perusahaan, klaim terhadap sumber
daya tersebut (kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber daya ke entitas
lainnya dan ekuitas pemilik), dan pengaruh dari transaksi kejadian, serta situasi
yang mengubah sumber daya perusahaan dan klaim pihak lain terhadap sumber
daya tersebut.
ASUMSI
Asumsi ini mengandung arti bahwa setiap transaksi yang terjadi akan dicatat dengan
menggunakan satuan uang (unit moneter) meskipun dapat dicatat dengan
menggunakan satuan ukuran yang lain. Unit moneter yang digunakan adalah mata
uang dari Negara dimana perusahaan itu berdiri.
Cara ini tentu saja tidak mungkin dilakukan, mengingat pihak pihak yang
membutuhkan informasi tadi harus segera dipenuhi untuk membuat keputusan.
Untuk itu aktivitas ekonomi sebuah perusahaan harus dapat dipisahkan ke dalam
periode waktu yang ditetapkan batasannya, misalnya tahunan, semesteran atau
bulanan. Oleh karena itu akuntansi atau laporan keuangan dapat disusun dan
disajikan secara periodik untuk memberikan informasi baik posisi keuangan maupun
kinerja perusahaan.
Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (IAI, 2004)
menetapkan dua asumsi dasar yaitu:
1. Dasar Akrual
Asumsi ini mengandung arti bahwa pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui
pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar)
dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan
pada periode bersangkutan.
2. Kelangsungan Usaha
Asumsi ini memiliki arti bahwa perusahaan diasumsikan akan beroperasi terus di
masa depan tanpa batasan, tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau
mengurangi secara material skala usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut
timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan
dasar yang digunakan harus diungkapkan.
KONSEP DASAR
BAB 2
LAPORAN RUGI-LABA, NERACA, DAN ARUS KAS
A. PENDAHULUAN
Contoh:
Diasumsikan Indofood Inc. memiliki assets dan liabilities berikut pada awal dan
akhir suatu periode:
Asumsi 1:
Jika tidak ada investment oleh owners atau pembagian kepada owners selama periode
itu, income akan menjadi 180.000, artinya jumlah tersebut meningkatkan net assets.
Penjelasan :
Cara 1
Mencari selisih antara net assets akhir dan awal
Net Assets End of Period - Net Assets Beginning of Period
= 340.000 - 160.000 = 180.000
Cara 2
Dengan membuat statement of Owners Equity
Langkah-langkah:
1. Buatlah laporan statement of Owners Equity (seperti di atas)
2. Isikan setiap data yang ada berdasarkan soal
3. Hitung kenaikan/penurunan antara modal akhir dengan modal awal
340.000 – 160.000 = 180.000
4. Hitung net income dengan rumus :
Investasi tambahan + net income – deviden = kenaikan/penurunan
0 + ? - 0 = 180.000
Jadi net income =
180.000 – investasi tambahan (0) + deviden (0) = 180.000
Asumsi 2
Asumsikan bahwa owners menginvestasikan kembali sebesar Rp 80.000, pada bisnis ini
dan menerima dividend sebesar Rp 30.000. Maka income selama periode itu akan
menjadi sebesar Rp 130.000, dihitung sebagai berikut:
Cara 1
Net assets, akhir periode 340.000
Net assets, awal periode 160.000
Perubahan (kenaikan) net assets 180.000
-/- investment pemilik (80.000)
Ditambah pembagian (devidend) untuk owners 30.000
Income 130.000
Cara 2
Dengan membuat statement of Owners Equity
Modal awal (1)
160.000
+ Investasi tambahan 80.000 (1)
Net Income (3)
?
- Deviden 30.000 (1)
Kenaikan/penurunan 180.000 (2)
Modal akhir (1)
340.000
Langkah-langkah:
1. Buatlah laporan statement of Owners Equity (seperti di atas)
(1)
2. Isikan setiap data yang ada berdasarkan soal
(2)
3. Hitung kenaikan/penurunan antara modal akhir dengan modal awal
340.000 – 160.000 = 180.000
(3)
4. Hitung net income dengan rumus :
Investasi tambahan + net income – deviden = kenaikan/penurunan
80.000 + ? - 30.000 = 180.000
Jadi net income = 180.000 – investasi tambahan (80.000) + deviden (30.000)
= 130.000
Income terjadi hanya jika kapasitas produksi fisik dari perusahaan pada akhir periode
lebih besar daripada kapasitas produksi fisik pada awal periode, juga setelah
mengeluarkan pengaruh transaksi dengan owners.
Konsep ini mensyaratkan agar productive assets (inventory, building, and equipment)
dinilai sebesar harga periode berjalan.
Contoh:
Jika the beginning net asset sebesar 160.000 (dari contoh sebelumnya) yang diukur
dengan memakai cost, tetapi bernilai 200.000 dengan memakai cost pada akhir tahun,
dan new investments and dividends seperti di atas, maka income akan menjadi 90.000
dan bukan 130.000
Penjelasan
Cara 1
Net assets, akhir periode 340.000
Net assets, awal periode 200.000
Perubahan (kenaikan) net assets 140.000
-/- investment pemilik (80.000)
Ditambah pembagian (devidend) untuk owners 30.000
Income 90.000
Cara 2
Dengan membuat statement of Owners Equity
Modal awal (1)
200.000
+ Investasi tambahan 80.000 (1)
Net Income (3)
?
- Deviden 30.000 (1)
Kenaikan/penurunan 140.000 (2)
Modal akhir (1)
340.000
Langkah-langkah:
1. Buatlah laporan statement of Owners Equity (seperti di atas)
(1)
2. Isikan setiap data yang ada berdasarkan soal
(2)
3. Hitung kenaikan/penurunan antara modal akhir dengan modal awal
340.000 – 200.000 = 140.000
(3)
4. Hitung net income dengan rumus :
Investasi tambahan + net income – deviden = kenaikan/penurunan
80.000 + ? - 30.000 = 140.000
Jadi net income = 140.000 – investasi tambahan (80.000) + deviden (30.000)
= 90.000
B. PENENTUAN PENDAPATAN
Pengguna laporan keuangan, mengetahui bahwa pendapatan merupakan hal yang sangat
penting untuk membantu memperkirakan pendapatan masa mendatang dan cash flow.
Bagi Investor dan Kreditor, angka income berguna untuk pengalokasian sumber daya.
Bagi Pemerintah, angka laba digunakan untuk menetapkan pajak.
Contoh:
PT Teramui mengalami:
Kenaikan total asset tercatat sebesar Rp 4.800.000
Kenaikan liabilities tercatat sebesar Rp 2.000.000
Investment tambahan sebesar Rp 800.000
Pembagian dividend sebesar Rp 1.200.000
Cara 1
Cara 2
Dengan menggunakan asumsi
NB: Nilai awal dan akhir merupakan asumsi, dan yang harus diperhatikan bahwa
kenaikan/penurunan antara akhir dan awal harus sesuai dengan data soal.
Langkah-langkah:
1. Buatlah laporan statement of Owners Equity (seperti di atas)
(1)
2. Isikan setiap data yang ada berdasarkan soal
(2)
3. Hitung kenaikan/penurunan antara modal akhir dengan modal awal
6.80.000 – 4.000.000 = 2.800.000
(3)
4. Hitung net income dengan rumus :
Investasi tambahan + net income – deviden = kenaikan/penurunan
800.000 + ? - 1.200.000 = 2.800.000
Jadi net income = 2.800.000 – investasi tambahan (800.000) + deviden
(1.200.000)
= 3.200.000
a. Pendapatan (Revenue)
Arus masuk atau penambahanlain atas asset suatu entitas atau penyelesaian liabilities
(atau kombinasi keduanya) yang berasal dari penyerahan atau produksi barang,
pemberian jasa, atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau
operasi inti yang berkelanjutan dari suatu entitas
b. Expenses (Beban)
Arus keluar atau pemakaian lain asset atau terjadinya liabilities (atau kombinasi
keduanya) yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau
pelaksanaan aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi inti
yang berkelanjutan dari suatu entitas.
c. Gains (Keuntungan)
Kenaikan equity (net asset) yang berasal dari transaksi periferal (sesuatu menyatakan
sesuatu yang bersifat sampingan, tidak merupakan hal yang utama / inti) atau
insidental pada suatu entitas dan dari transaksi lain dan kejadian serta situasi lain
yang mempengaruhi entitas kecuali yang dihasilkan dari revenue atau investment
oleh pemilik.
d. Losses (Kerugian)
Penurunan equity (net assets) yang berasal dari transaksi periferal atau insidental
pada suatu entitas dan dari semua transaksi lain dan kejadian serta situasi lain yang
mempengaruhi entitas kecuali yang dihasilkan dari expense atau distribusi kepada
pemilik.
Sesuai dengan prinsip akuntansi akrual yang sudah diterima secara umum, pengakuan
tidak harus terjadi pada saat uang kas diterima.
Kerangka konseptual mengidentifikasikan adanya 2 faktor yang harus dipertimbangkan
dalam memutuskan:
a. Bilamana pendapatan dan keuntungan harus diakui (realisasi)
b. Proses menghasilkan laba (earning process)
Agar revenue dan gain direalisasikan, inventory atau other asset harus dipertukarkan
dengan cash atau klaim terhadap cash
Revenue dapat direalisasi bila aset yang di dapat atau di terima dari suatu pertukaran
dapat dipertukarkan secara cepat dengan sejumlah uang cash atau klaim terhadap cash.
Ada beberapa variasi yang perlu diketahui untuk mencatat pengakuan revenue yaitu:
a. Jika produk atau other assets dapat dengan cepat direalisasikan (reality realizable)
tersebut dapat dijual pada harga yang telah ditentukan secara cukup pasti tanpa
memerlukan usaha penjualan yang berarti, revenue dapat diakui pada saat
penyelesaian produksi.
b. Jika suatu produk atau jasa dikontrakkan di muka, revenue dapat diakui ketika
produksi dilaksanakan atau jasa diberikan, khususnya jika periode produksi atau
pemberian jasa lebih panjang daripada satu tahun fiskal. Metode akuntansi
persentase penyelesaian dan pelaksanaan proporsional telah dikembangkan untuk
mengakui revenue pada beberapa titik waktu dalam siklus produksi atau jasa selesai
dilakukan.
c. Jika ketertagihan atau kolektibilitas atas aktiva yang diterima untuk pertukaran
produk atau jasa diragukan, pendapatan dan keuntungan mungkin harus diakui pada
saat cash diterima. Meskipun earning process sebagian besar telah selesai, receivable
yang diragukan tidak bisa memenuhi kriteria realisasi. Metode akuntansi penjualan
cicilan dan pemulihan biaya (cost recovery methods) telah dikembangkan untuk
mengakui revenue dalam keadaan semacam ini.
Other expenses yang tidak berkaitan dengan revenue tertentu dan diakui dalam periode
pembayaran atau periode terjadinya expense.
Masih ada pengeluaran lain yang tidak diakui saat ini sebagai expense karena hal itu
berkaitan dengan pendapatan masa depan dan karenanya harus dilaporan sebagai assets.
Dengan demikian pengakuan Expense dapat dibagi menjadi 3 kategori:
1. Penandingan langsung (Direct Matching)
Mempertemukan Expenses dengan revenue tertentu sering kali disebut proses
penandingan (Matching Process).
Contoh: Cost of Goods sold jelas merupakan beban langsung yang dapat
ditandingkan dengan revenue yang dihasilkan dari penjualan barang.
Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum terutama masih didasarkan pada harga-
harga pertukaran historis dan pendekatan transaksi pada penentuan pendapatan mengakui
perubahan harga bila ada indikasi penurunan nilai
Dalam bentuk Single Step, semua revenue dan gains yang diidentifikasikan sebagai pos-
pos operasi ditempatkan pada bagian pertama income statement diikuti dengan semua
expenses dan losses yang diidentifikasikan sebagai pos-pos operasi.
Isi Perhitungan Rugi Laba Langkah Bertahap (content of a Multiple Step Income
Statement)
Perhitungan rugi laba mempunyai 2 kategori laba dan sembilan bagian yang terpisah:
1. Laba dari operasi berlanjut (Income from continuing operations)
a. Penjualan bersih (Net Sales)
b. Harga pokok penjualan (Cost of Goods Sold)
c. Beban operasi (Operating Expenses)
d. Pendapatan dan keuntungan lain (Other Revenues and Gains)
e. Beban dan kerugian lain (Other Expenses and Losses)
f. Pajak penghasilan atas operasi berlanjut (Income Taxes on Contiunuing
Operations)
2. Pos-pos yang tidak biasa dan luar biasa (Irregular or extraordinary Items)
g. Operasi yang dihentikan (Discontinued Operations)
h. Pos-pos luas biasa (Extraordinary items)
i. Dampak kumulatif perubahan prinsip akuntansi (Cumulative Effects of Changes
in accounting principles)
Tinjauan atas perhitungan rugi laba langkah bertahap mengungkapkan adanya beberapa
subtotal, khususnya dalam kategori operasi yang diidentifikasi sebagai berikut:
1. Gross Profit Net Sales – Cost of goods sold
2. Operating income Gross Profit – Operating Expenses
3. Income from continuing operations before income taxes Operating Income +
Other revenues and gains – Other expenses and losses
4. Income from continuing operations Income from continuing operations before
income taxes – income taxes
5. Net Income Income from continuing operations -+ or – irregular and
extraordinary items
Net Sales
Melaporkan total sales ke customers selama periode bersangkutan. Dalam total sales ini
tidak boleh dimasukkan penambahan dalam rekening/faktor tagihan untuk pajak
penjualan atau PPN dan pajak cukai yang akan dipungut perusahaan atas nama
pemerintah.
Tambahan diatas diakui sebagai current liabilities.
Sales Return and allowance dan sales discount harus dikurangkan dari gross sales.
Jika harga jual dinaikkan untuk menutup ongkos kirim (cost of freight) kepada customer,
dan customer ditagih sesuai dengan jumlah itu, maka cost of freight yang dibayarkan
perusahaan juga harus dikurangkan dari sales untuk mendapatkan net sales.
Cost of freight yang tidak dibebankan ke buyer diakui sebagai selling expenses.
Operating Expenses
Operationg Expenses dilaporkan dalam 2 bagian yaitu:
1. Selling Expenses meliputi pos-pos seperti gaji dan komisi penjualan dan pajak
penghasilan karyawan yang berhubungan dengannya, iklan dan pemajangan di toko,
perlengkapan toko yang digunakan, penyusutan peralatan dan perabot tolo dan beban
pengiriman.
2. General and administrative expenses meliputi gaji staf dan pekerja kantor serta pajak
penghasilan karyawan yang berhubungan dengannya, perlengkapan kantor yang
digunakan, penyusutan perabot kantor, telepon, pengiriman pos, biaya ijin dan biaya
usaha, jasa akuntan dan hukum, sumbangan sosial dan pos-pos lain yang serupa.
Discountinued Operations
Mencakup disposisi atau pelepasan segmen utama suatu perusahaan, baik melalui
penjualan ataupun penghentian operasi semata.
Segmen perusahaan yang dilepaskan dapat berupa: lini produk, divisi atau perusahaan
anak.
Alasan mengapa manajemen mungkin memutuskan untuk melepaskan suatu segmen
yaitu:
1. Segmen itu tidak menguntungkan.
2. Segmen itu terletak pada daerah terisolasi
3. Segmen itu tidak sesuai untuk perencanaan jangka panjang perusahaan
4. Manajemen mungkin memerlukan dana untuk mengurangi hutang jangka panjang
atau untuk memperluas usaha ke bidang lain
5. Manajemen khawatir dengan pengambilalihan perusahaan oleh investor baru yang
ingin mengendalikan perusahaan.
Jika suatu perusahaan memutuskan untuk melepaskan suatu segmen perusahaan pada
tanggal tertentu (tanggal pengukuran), tapi akan mempunyai periode pelepasan bertahap
antara tanggal itu dan tanggal penjualan sebenarnya dari segmen itu (tanggal pelepasan).
Keuntungan dan kerugian pada pelepasan akan mencakup semua laba atau rugi dari
operasi segmen itu selama periode pelepasan bertahap.
Dalam menghitung keuntungan atau kerugian dari pelepasan suatu segmen, setiap laba
atau rugi selama periode pelepasan bertahap harus dimasukkan dalam penghitungan
keuntungan dari kerugian.
Extraordinaty Items
Merupakan pos kejadian dan transaksi yang sekaligus bersifat tidak biasa dan tidak
sering terjadi. Jadi syarat sebagai pos-pos luar biasa, yaitu pos tersebut harus memiliki
tingkat abnormalitas yang tinggi dan jelas tidak berkaitan dengan atau hanya berkaitan
secara insidental dengan, aktivitas yang umum, dan biasa dari entitas bersangkutan dan
menurut perkiraan yang wajar tidak akan berulang di masa dekat. Selain itu pos tersebut
jumlahnya harus material
Contoh keuntungan dan kerugian yang tidak boleh dilaporkan sebagai pos-pos luar biasa
yaitu:
1. Penurunan nilai atau penghapusan piutang, persediaan, peralatan yang dileasekan
kepada pihak yang lain, atau aktiva tak berwujud
2. Keuntungan dan kerugian dari pertukaran atau penjabaran mata uang asing, termasuk
yang berhubungan dengan devaluasi atau revaluasi yang besar
3. Keuntungan atau kerugian dari pelepasan suatu segmen perusahaan
4. Keuntungan atau kerugian lain dari penjualan atau pelaporan kekayaan, pabrik, atau
peralatan yang digunakan di dalam perusahaan
5. Pengaruh pemogokan
6. Penyesuaian akrual ata kontrak jangka panjang
Jika terjadi perubahan prinsip akuntansi, maka manajemen harus memutuskan apakah
prinsip baru tersebut akan dicerminkan dalam laporan masa kini dan masa lalu. Jika
prinsip baru itu hanya berlaku untuk operasi yang akan datang, maka tidak diperlukan
ayat jurnal khusus dalam periode terjadinya perubahan akuntansi.
Jika entitas tersebut memutuskan untuk menerapkan perubahan itu pada operasi masa
lalu, maka diperlukan ayat jurnal dalam tahun berjalan guna menyesuaikan laporan
tersebut terhadap pengaruh kumulatif perubahan tersebut.
PT ABC
Retained Earning statement
For the year ended Des, 31, 2000
“Laba komprehensif yaitu perubahan ekuitas suatu entitas selama periode akibat adanya
transaksi dan kejadian serta situasi lainnya yang tidak bersumbu pada pemilik. Hal ini
mencakup semua perusahan ekuitas selama suatu periode kecuali yang dihasilkan dari
investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik”
FASB juga mendefinisikan istilah baru untuk baris terakhir (bottom line) dari
perhitungan rugi laba, yang biasanya disebut “Laba Bersih (Net Income). Namun FASB
tidak mendefinisikan laba bersih melainkan merekomendasikan pemakaian istilah
penghasilan (earning). Dalam statement tersebut, istilah earnings identik dengan laba
bersih (net income) kecuali pos terakhir dari pos-pos tidak biasa yaitu “ Dampak
Kumulatif Perubahan Prinsip Akuntansi” tidak termasuk dalam penghasilan (earnings)
BAB 3
KAS (CASH)
A. PENGERTIAN
Kas adalah aktiva yang paling likuid, merupakan media pertukaran standard dan dasar
pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos lainnya. Kas memiliki, memiliki 2
kriteria, yaitu:
1. Tersedia; berarti kas harus ada dan dimiliki serta dapat digunakan sehari-hari
sebagai alat pembayaran untuk kepentingan perusahaan
2. Bebas; setiap item dapat diklasifikasikan sebagai kas, jika diterima umum sebagai
alat pembayaran sebesar nilai nominalnya.
Sifat/Karakteristik kas:
Kas meliputi: Uang tunai (kertas/logam) baik yang ada ditangan perusahaan (Cash in
hand) atau ada di bank (bank), Cek, demand deposit, money order dll.
Aktif tapi tidak produktif; untuk memperoleh rentabilitas, kas tidak boleh
dibiarkan menganggur (idle cash). Untuk memperoleh pendapatan, kas harus
diubah terlebih dahulu menjadi persediaan, piutang dst. Tetapi juga tdk
diperkenankan seluruh kas diubah bentuknya, karena perusahaan akan kesulitan
beroperasi apbl tidak disediakan kas yang memadai. Dari kondisi ini maka
manajemen harus mampu menciptakan adanya keseimbangan antara kedua
kepentingan tersebut.
Manajemen Kas
Kas adalah aktiva yang paling mudah untuk disalahgunakan. Permasalahan akuntansi
yang biasanya dihadapi oleh manajemen dalam transaksi kas adalah:
a. Pengendalian yang tepat harus ditetapkan untuk menjamin bahwa tidak ada
transaksi yang tidak diotorisasi dicatat oleh pejabat atau karyawan.
b. Informasi yang diperlukan untuk manajemen kas yang ada ditangan dan transaksi
kas harus tersedia.
Untuk melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan akuntansi untu kas,
pengendalian internal (internal contro) yang efektif atas kas merupakan keharusan.
Pengawasan Internal
Pengawasan akuntansi; berkaitan dengan mengamankan kekayaan perusahaan, menjamin
ketelitian & dapat dipercaya/tidaknya data akuntansi
Pengawasan administrasi; berkaitan dengan efisiensi operasi & kepatuhan terhadap
kebijakan manajemen .
B. PELAPORAN KAS
Walaupun pelaporan kas secara relative bersifat langsung, namun terdapat sejumlah
masalah yang perlu mendapat perhatian khusus. Masalah-masalah ini berhubungan
dengan palaporan, yakni:
a. Kas yang dibatasi atau restriktif
- Saldo Kompensasi, adalah saldo kas minimum yang harus tersedia dalam
rekening giro atau tabungan, bagi para nasabah yang meminjam uang kepada bank
yang bersangkutan.
- Kas kecil, penggajian dan dana deviden, juga merupakan contoh kas yang
disisihkan untuk tujuan tertentu,
- Sertifikat deposito (certificates deposit / CDs), sertifikat deposito harus
diklasifikasikan sebagai investasi jangka pendek dan bukan kas. Sebab CDs dapat
dicairkan apbl telah jatuh tempo, hal ini berarti ada batasan penggunaan kas
- Cek Mundur (Postdated Checks), cek yang dapat diuangkan pada tanggal yang
tercantum dalam cek tersebut. Cek mundur dapat diklasifikasikan sbg kas setelah
tanggal cek tsb dapat diuangkan
- Cek kosong (Not sufficient funds), terjadi karena rekening koran perusahaan yang
mengeluarkan cek tidak mempunyai dana, cek dalam keadaan rusak atau kesalahan
informasi yang tercantum dlam cek. Item ini lebih tepat dilaporkan sebagai piutang
daripada kas
- Biaya yang dibayar dimuka, item seperti perangko, uang muka karyawan,
asuransi dibayar dimuka, sewa dibayar dimuka, lebih tepat dilaporkan sebagai
biaya dibayar dimuka drpd kas
- Cek yang belum dikirimkan (undelivered checks), cek yang telah dibuat tetapi
belum diserahkan kepada pihak yang berhak menerima. Jika pada tanggal neraca
terdapat item seperti ini, maka dapat diklasifikasikan sebagai kas.
Kas yang dibatasi (restricted cash) diklasifikasi dalam kelompak Aktiva Lancar
atau Aktiva Jangka Panjang, tergantung pada tanggal ketersediaan atau
pengeluaran.
b. Overdraft Bank
Terjadi apabila suatu cek ditulis dalam jumlah yang melebihi rekening kas. Hal
itu harus dilaporkan dalam kelompok kewajiban lancer dan biasanya
ditambahkan ke dalam jumlah yang dilaporkan sebagai hutang usaha.
c. Ekuivalen kas
Merupakan investasi jangka pendek yang sangat likuid, yang:
- Segera bisa dikonversi menjadi sejumlah kas yang diketahui, dan
- Begitu dekat dengan jatuh temponya sehingga risiko perubahan suku bunga
tidak signifikan.
Kas Kecil, Merupakan sejumlah dana yang dibentuk khusus untuk pengeluaran yang
bersifat rutin dan relatif kecil jumlahnya. Kas kecil yang jumlahnya dibatasi itu, secara
periodik atau setiap uang kas kecil hampir habis diisi kembali.
Selisih kas, digunakan untuk menampung perbedaan jumlah fisik kas berdasarkan cash
opname dengan jumlah kas menurut catatan pembukuannya. Hal ini bersifat sementara
saja, sebelum sebab terjadinya selisih ditemukan
Adalah dana yang dibentuk untuk membiayai pengeluaran rutin perusahaan dan
jumlahnya relatif kecil
3) Ketika kas kecil mulai menipis, pengawas dapat meminta tambahan kas dari kasir
umum untuk pengisian kembali yang didukung oleh tanda terima kas kecil dan
bukti pengeluaran lain.
Pencatatan transaksi dilakukan berdasarkan penerimaan kas kecil:
Misal:
Beban perlengkapan kantor 42.000 -
Beban perangko 53.000 -
Beban Hiburan 76.000 -
Selisis Kas 2.000 -
Kas 173.000
4) Jika diputuskan bahwa jumlah jas yang terdapat dalam dana kas kecil berlebihan,
penyesuaian dibuat sebagai berikut.
Misal untuk penurunan dana kas kecil dari 300.000 menjadi 250.000.
Kas 50.000 -
Kas Kecil - 50.000
Pada sistem ini akun kas kecil dipakai untuk mencatat transaksi yang mempengaruhi
jumlah kas kecil, diantaranya:
(1) Pembentukan dana kas kecil,
(2) Penggunaan/pengeluaran dana kas kecil,
(3) Pengisian dana kas kecil,
(4) penambahan dana kas kecil, maupun
(5) pengurangan/penarikan kembali dana kas kecil.
Pencatatan dilakukan segera setelah terjadi pengeluaran kas kecil, tidak ditangguhkan
s.d. saat pengisian kembali dana kas kecil (spt pada sisitem dana tetap). Akun kas kecil
pada dasarya harus menunjukkan saldo pada setiap saat sebesar jumlah dana kas kecil
yang ada di kasir kas kecil.
Oleh karena itu maka pada sistem ini harus diselenggarakan buku jurnal khusus
(tersendiri)
Contoh kasus:
Pada tanggal 31 Desember 2005, PT. Shifa membentuk dana kas kecil sebesar Rp.
250.000. Berikut transaksi yang berhubungan dengan kas kecil selama bulan Desember
2005:
Pada sistem dana berfluktuasi ini, pada akhir periode tetap harus dilakukan kas opname.
Apabila dari hasil kas opname ternyata jumlah dana kas kecil berbeda dengan saldo
menurut pembukuan, maka perlu dibuat jurnal penyesuaian (adjustment).
Contoh:
Pada tgl. 31/12 dilakukan kas opname dan ditemukan:
1. kas bon perjalanan dinas Direktur Utama Rp. 150.000 tertgl. 29/12
2. Uang kertas Rp. 24.750
3. Uang logam Rp. 6.250
4. Perangko yang belum terpakai Rp. 3.750
Karena dalam neraca, kas (termasuk kas kecil) harus disajikan sebesar jumlah uang yang
benar-benar ada, maka berdasar kas opname tadi perlu dibuat jurnal penyesuaian sbb:
Jurnal penyesuaian:
Tgl Rincian Debit Kredit
31/12 Persediaan Perangko Rp. 3.750
Uang muka perjalanan dinas 150.000
Selisih kas*) 1.500
Biaya Pos Rp. 3.750
Kas Kecil 151.500
*) selisih kas: 182.500 – (150.000+31.000)
Dengan adanya jurnal ini, maka saldo akun kas kecil yang harus disajikan di neraca per
31 Desember 2005 adalah sebesar Rp. 31.000, sesuai dengan dana kas kecil yang ada
(uang logam + uang kertas)
D. REKONSILIASI BANK
Rekonsiliasi bank adalah skedul yang menjelaskan setiap perbedaan antara catatan kas
bank dengan catatan kas perusahaan.
Apabila perbedaan ini hanya berasal dari transaksi yang belum dicatat oleh bank, maka
catatan kas perusahaan dianggap yang benar.
Namun apabila beberapa bagian dari perbedaan itu berasal dari pos-pos lain, maka
catatan bank atau catatan perusahaan harus disesuaikan.
Berikut di bawah ini ikhtisar yang menyebabkan adanya perbedaan saldo menurut
catatan perusahaan dan bank:
CONTOH
PT. “VAN PERSIE” mempunyai kas dan menerima laporan bank untuk bulan Januari
2003 sebagai berikut:
Laporan Bank:
Saldo 1 Januari Rp. 29.477.100
Penerimaan bulan Januari Rp. 106.062.000 (termasuk setoran 30 Desember 2002 yang
diterima pada 2 Januari 2003 Rp. 2.577.000 dan wesel ditagihkan oleh bank Rp.
2.492.500)
Pengeluaran bulan Januari Rp. 120.640.500 (termasuk cek beredar bulan desember 2002
yang baru dicairkan pada bulan Januari 2003 Rp. 4.052.500, Biaya bank Rp. 15.800 dan
biaya penagihan wesel Rp. 62.500, Serta Cek Kosong Rp. 594.700)
Saldo akhir bulan Januari 14.898.600
Catatan Perusahaan:
Saldo bulan Januari 28.001.600
Penerimaan bulan Januari Rp. 104.285.000 (termasuk setoran 31 Januari diterima bank 1
Februari 2003 Rp. 3.292.500)
Pengeluaran bulan Januari Rp. 119.524.150 (termasuk cek beredar bulan Januari belum
dicairkan sampai akhir Januari Rp. 3.519.150)
Saldo Akhir Rp. 12.762.450
Perusahaan salah mencatat pengeluaran Rp. 230.000, dicatat Rp. 320.000 dalam buku
perusahaan (cek sudah ditulis dengan benar)
Ditambah: Ditambah:
Bank sudah menambah, Rp xxx,- Perusahaan sudah Rp xxx,-
perusahaan belum menambah, bank belum
Kesalahan yg Kesalahan yg
menyebabkan Rp xxx,- menyebabkan Rp xxx,-
penambahan penambahan
Jumlah penambahan Rp xxx,- Jumlah penambahan Rp xxx,-
Dikurangi: Dikurangi:
Bank sudah mengurangi, Rp xxx,- • Perusahaan sudah Rp xxx,-
perusahaan belum mengurangi, bank belum
Kesalahan yg • Kesalahan yg
menyebabkan Rp xxx,- menyebabkan Rp xxx,-
pengurangan pengurangan
Jumlah pengurangan Rp xxx,- Jumlah pengurangan Rp xxx,-
Saldo yang benar Rp xxx,- Saldo yang benar Rp xxx,-
PT “VAN PERSIE”
Rekonsiliasi Mencari Saldo Yang Benar
Per 31 Januari 2003
Saldo (akhir) per Rp. 12.762.450 Saldo (akhir) per Rp. 14.898.600
perusahaan bank
Ditambah: Ditambah:
Wesel ditagihkan 2.492.500 Setoran dalam 3.292.500
bank perjalanan
Koreksi kesalahan 90.000
Dikurangi: Dikurangi:
Biaya Bank (15.800) Cek beredar (3.519.150)
Biaya penagihan (62.500)
wesel
Saldi yang benar Rp. 14.671.950 Saldo yang benar Rp. 14.671.950
BAB 4
PIUTANG (RECEIVABLES)
A. PENGERTIAN
Klaim uang, barang atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya
Dalam neraca dikelompokkan menjadi 2:
1. PIUTANG DAGANG(TRADE RECEIVABLES)
Adalah jumlah yang terhutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang telah
diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal.
Piutang dagang dapat diklasifikasikan lagi menjadi dua yakni:
a. Piutang usaha (accounts receivable), adalah janji lisan dari pembeli untuk
membayar barang atau jasa yang dijual.
b. Wesel Tagih (notes receivable), adalah janji tertulis untuk membayar
sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa depan.
Sebagian besar transaksi piutang, jumlah yang harus diakui adalah harga pertukaran di
antara kedua belah pihak. Harga Pertukaran (the exchange price) adalah jumlah yang
terhutang dari debitur dan umumnya dibuktikan dengan beberapa jenis dokumen bisnis.
Diskon Dagang
Diskon dagang biasanya digunakan untuk menghindari perubahan yang sering terjadi
dalam katalog, untuk mengutip harga yang berbeda bagi pembelian dalam kuantitas yang
berbeda, atau untuk menyembunyikan harga faktur yang sebenarnya dari pesaing.
Contoh.
Sebuah penerbit buku menjual buku teks seharga 75.000 kepada pelanggannya dengan
diskon 20%.Maka piutang yang dicatat oleh penerbit tersebut adalah sebesar 75.000 –
(20% x 75.000) = 60.000.
Piutang yang diperkirakan akan tertagih dalam satu tahun atau satu siklus operasi,
tergantung mana yang lebih panjang, diklasifikasikan sebagai lancar; sementara semua
piutang lainnya diklasifikasikan sebagai jangka panjang.
Piutang jangka pendek dinilai dan dilaporkan pada nilai realisasi bersih (net realizable
value), yakni jumlah bersih yang diperkirakan akan diterima dalam bentuk kas, yang
tidak selalu berupa jumlah yang secara resmi merupakan piutang.
Ilustrasi
Example Data
Credit sales $500,000
Estimated % of credit sales not collected 1.25%
Accounts receivable balance $72,500
Estimated % of A/R not collected 8%
Allowance for Doubtful Accounts:
Case 1 $150 (credit balance)
Case 2 $150 (debit balance)
Percentage of Sales
Case 1 Case 2
Actual balance (credit) (150) 150
Adjustment (6,250) (6,250)
Ending balance (6,400) (6,100)
Journal entry:
Bad debt expense 6,250
(Beban Piutang Tdk Tertagih)
Allowance for doubtful accounts 6,250
(Penyisihan Piutang tdk Tertagih)
Percentage of Receivables
Percentage of Receivables
Case 1 Case 2
Actual balance (credit) (150) 150
Desired balance (5,800) (5,800)
Adjustment (5,650) (5,950)
Pendekatan lainnya yang lebih sensitif terhadap status aktual dari piutang usaha
adalah menetapkan skedul umur piutang (aging schedule) dan menerapkan
prosentase yang berbeda berdasarkan pengalaman masa lalu pada berbagai
kategori umur. Skedul umur piutang dapat mengindikasikan akun mana yang
memerlukan perhatian khusus dengan memperlihatkan umur piutang usaha.
Ilustrasi
PT SULATRA
Skedul Umur Piutang
Nama Saldo per 61 – 90 91-120
< 60 hari >120 hari
Pelanggan 31 Des’08 hari hari
CV Lestari 575,000 300,000 275,000
PT Permata 780,000 200,000 325,000
PT Sinaran 545,000 195,000 100,000 250,000
Fa. Dayto 980,000 750,000 150,000 80,000
2,880,000 1,250,000 345,000 455,000 575,000
% estimasi tidak
Umur Jumlah Penyisihan
tertagih
< 60 hari 1,250,000 3 37,500
61 – 90 hari 345,000 12 41,400
91-120 hari 455,000 20 91,000
>120 hari 575,000 25 143,750
Saldo penyisihan piutang tak tertagih akhir
tahun 313,650
Asumsikan bahwa akun penyisihan memiliki saldo kredit sebesar 8.000 sebelum
penyesuaian.
Jumlah yang harus ditambahkan ke dalam akun penyisihan adalah sebesar
313.650 – 8.000 = 305.650.
Skedul umur piutang biasanya tidak disusun untuk menentukan Beban Piutang
tak Tertagih, tetapi sebagai alat untuk pengendalian dalam menentukan komposisi
piutang dan mengidentifikasi piutang yang diragukan.
Metode Prosentase piutang menghasilkan penilaian piutang yang lebih akurat di neraca.
Akan tetapi, dari sudut penandingan, pendekatan prosentase penjualan memberikan hasil
yang lebih baik.
Prosentase Penjualan
Income
Penandingan Statement
Approach
Penjualan Beban Piutang (Pendekatan
tak Tertagih Laba-Rugi)
Prosentase Piutang
Balance
Nilai Realisasi Bersih Sheet
Approach
Piutang Ush Penyisihan utk Piutang (Pendekatan
tak Tertagih Neraca
Piutang usaha yang sudah dipastikan tidak akan tertagih, maka saldonya harus
dipindahkan dari pembukuan dengan mendebit akun Penyisihan untuk Piutang tak
Tertagih dan mengkredit akun Piutang Usaha.
Apabila Piutang Usaha yang telah dihapus akan dilakukan pembayaran oleh Debitur,
maka Piutang Usaha harus dimunculkan kembali, jurnalnya:
CONTOH
Suatu wesel didukung oleh promes (promissory note) formal, yakni janji tertulis untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal di masa depan.
Wesel tagih terkadang diterima dari pelanggan karena ingin memperpanjang periode
pembayaran piutangnya.
Ada 2 jenis wesel tagih:
a. Wesel Berbunga
Memiliki suku bunga ditetapkan
b. Wesel tanpa Bunga
Bunga nol; memasukkan bunga sebagai bagian dari nilai nominal yang tidak
dinyatakan secara eksplisit.
Wesel jangka pendek biasanya dicatat pada nilai nominal (dikurangi penyisihan) karena
bunga implicit dalam nilai jatuh tempo adalah tidak material.
Wesel tagih yang diperlakukan sebagai ekuivalen kas (jatuh tempo < 3 bulan), bukan
merupakan subyek amortisasi premi/diskonto.
Wesel jangka panjang, harus dicatat dan dilaporkan pada nilai sekarang dari kas yang
diperkirakan akan tertagih.
Apabila suku bunga ditetapkan (yang tertera pada kontrak) atas wesel berbunga sama
dengan suku bunga efektif (pasar), maka wesel tersebut dijual pada nilai nominal.
Jika suku bunga ditetapkan berbeda dengan suku bunga pasar, maka kas yang
dipertukarkan (nilai sekarang) berbeda dengan nilai nominal wesel.
Selisih antara nilai nominal dengan kas yang ditukarkan, merupakan diskonto/premi,
dan akan dicatat dan diamortisasikan sepanjang umur wesel, agar mendekati suku bunga
efektif (pasar).
Ilustrasi
PT Karunia Sejati meminjamkan $10.000 kepada CV Permadani dan menerima wesel
berbunga dengan jk wkt 3 tahun senilai $10.000, dengan suku bunga tahunan 10%. Suku
bunga pasar wesel dengan risiko serupa juga 10%.
Ilustrasi
PT karunia menerima wesel tanpa bunga berjangka waktu 3 tahun, senilai $10,000.
Nilai sekarangnya 7.721,80. Suku bunga implisit 9% (nilai sekarang dari 1-3 periode
tersebut pada 9% adalah 0,77218).
Jurnal:
Diskonto atas wesel tagih merupakan akun penilaian (evaluation account) dan
dilaporkan dalam neraca sebagai akun kontra aktiva.
Diskonto ini kemudian harus diamortisasi, dan pendapatan bunga diakui setiap
tahunnya dengan menggunakan motode bunga efektif.
b. Wesel Bunga
Ilustrasi
PT Patriot bangsa memberikan pinjaman kepada PT Lestari dan menerima wesel
bernilai $100,000, berjangka waktu 5 tahun, dan bunga per tahun 8%. Suku bunga
pasar untuk wesel dengan risiko serupa adalah 10%.
Pada kasus di atas, suku bunga efektif (10%) lebih besar daripada suku bunga
ditetapkan (8%), maka nilai sekarang wesel lebih kecil dari nilai nominalnya: yakni,
wesel dipertukarkan pada diskonto.
Kas 8.000 -
Diskonto atas Wesel Tagih 1.242 -
Pendapatan bunga - 9.242
BAB 5
AKTIVA TETAP BERWUJUD
A. PENGERTIAN
Aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang mempunyai wujud yang sifatnya relatif
permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal.
B. PRINSIP PENILAIAN
Pencantuman di Neraca:
Aktiva yg umurnya terbatas harga perolehan – akumulasi depresiasi/deplesi
Aktiva yg umurnya tdk terbatas harga perolehan
Umumnya perusahaan menggunakan biaya historis sebagai dasar untuk menilai aktiva
tetap berwujud. Biaya historis, diukur oleh kas atau harga ekuivalen kas untuk
memperoleh aktiva dan membawanya ke lokasi serta kondisi yang diperlukan untuk
tujuan penggunaannya.
a. Tanah
Semua pengeluaran untuk mendapatkan tanah dan membuatnya siap digunakan
dianggap sebagai bagian dari biaya tanah.
Contoh, 1) harga beli, 2) biaya penutupan seperti SHM, honor jasa PPAT, 3) biaya
yang dikeluarkan hingga tanah siap untuk digunakan, 4) asumsi mengenai hak gadai
beban atau hipotik, 5) biaya perbaikan tanah lainnya yang memiliki umur tidak
terbatas.
b. Bangunan
Biaya bangunan harus melibatkan semua pengeluaran yang berhubungan langsung
dengan akuisisi atau konstruksinya.
Biaya ini meliputi, 1) biaya bahan, tenaga kerja dan overhead yang terjadi, 2) honor
professional, 3) Ijin mendirikan bangunan, 4) Biaya balik nama, 5) pajak bumi dan
bangunan, 6) dll.
c. Peralatan
Dalam akuntansi, peralatan meliputi peralatan pengiriman, peralatan kantor, mesin-
mesin, perabotan dan perkakas, perlengkapan tetap, peralatan pabrik dan aktiva
sejenis lainnya.
Biaya ini meliputi harga beli, biaya pengangkutan dan penanganan, asuransi
peralatan ketika masih dalam perjalanan, biaya pemasangan dan perakitan, dll.
d. Kendaraan
Kendaraan juga harus dipisahkan untuk setiap fungsi yang berbeda. Biaya kendaraan
meliputi harga beli, bea balik nama, biaya asuransi, biaya pajak kendaraan bermotor,
dll
Ilustrasi (Terpisah)
PT “Gegana” membeli aktiva tetap dari sebuah perusahaan berupa Kendaraan dengan
harga senilai Rp 500.000.000.
Jurnal
Kendaraan 500.000.000 -
Kas - 500.000.000
Ilustrasi (Gabungan)
PT “Gegana” membeli aktiva tetap dari sebuah perusahaan berupa tanah, Kendaraan,
gedung dengan harga paket senilai Rp 500.000.000. Apabila harga pasar diketahui
sebagai berikut:
tanah = Rp 150.000.000
kendaraan = Rp 75.000.000
gedung = Rp 225.000.000
b. Pertukaran
Ilustrasi
PT “Jimbaran” membeli sebuah gedung dengan menerbitkan 1.000 lembar saham
biasa dengan nilai nominal per lembar Rp 50.000 sebagai ganti pembayaran
tunai. Pada saat pertukaran, harga pasar saham sebesar Rp 52.000 per lembar.
Jurnal
Gedung (1.000 lbr x Rp 52.000) 52.000.000 -
Saham Biasa - 50.000.000
Tambahan Modal Disetor - 2.000.000
(agio saham)
CONTOH
Pada awal tahun 2009, PT “Seloka” menukarkan mesin produksi dengan truk
baru. Harga perolehan mesin produksi sebesar Rp 20 jt, akumulasi depresiasi
sampai tanggal pertukaran sebesar Rp 15 jt sehingga nilai bukunya sebesar
Rp 5 jt. Nilai wajar mesin produksi tersebut sebesar Rp Rp 8 jt dan PT
“Seloka” harus membayar uang sebesar Rp 17 jt.
Jurnal
Truk 25.000.000 -
Akumulasi Depresiasi Mesin 15.000.000 -
Kas - 17.000.000
Mesin - 20.000.000
Laba Pertukaran Mesin - 3.000.000
Apabila terdapat selisih nilai wajar, maka nilai wajar aktiva tetap baru
ditetapkan sebesar nilai buku aktiva yang dilepaskan.
Sebaliknya, apabila nilai buku aktiva yang dilepaskan lebih tinggi dari nilai
wajar aktiva yang diterima, maka nilai buku aktiva yang diserahkan harus
diturunkan (write down), dan nilai baru sesudah penurunan digunakan
sebagai nilai wajar aktiva yang diterima.
CONTOH
PT “Gegana” menukarkan truk merk Toyota dengan truk baru merk Suzuki.
Harga perolehan truk Toyota Rp 100 jt dan akumulasi depresiasi sebesar Rp
40 jt. Harga pasar (nilai wajar)Truk Suzuki Rp 250 jt. Dalam pertukaran
tersebut, PT “Gegana” masih harus menambah uang tunai sebesar Rp 200 jt.
Perhitungan:
Harga Perolehan truk Toyota 100.000.000
Akumulasi Depresiasi truk Toyota 40.000.000
Nilai Buku truk Toyota 60.000.000 -
Kas yang dibayarkan 200.000.000
Harga Perolehan truk Suzuki 260.000.000 +
Jurnal:
c. Pembelian Angsuran
Apabila ada bunga, maka TIDAK BOLEH diakui sebagai harga perolehan. Bunga
diakui terpisah sebagai biaya bunga.
CONTOH
PT “Jimbaran” membeli gedung seharga Rp 500 jt pada tanggal 01 Januari 2009.
Pembayaran pertama sebesar Rp 200 jt dan sisanya diangsur tiap tanggal 31
Desember selama 3 tahun dengan bunga 10% per tahun.
Penyelesaian:
1 Januari 2009 Gedung 500 jt -
Pembelian Gedung Kas - 200 jt
Utang - 300 jt
d. Hadiah/Donasi
Aktiva Tetap yang diterima dicatat sebesar harga pasar.
CONTOH
PT “Jimbaran” menerima hadiah berupa tanah dan gedung. Diketahui harga pasar
untuk tanah dan gedung adalah sebagai berikut:
tanah = Rp 75 jt
gedung= Rp 100 jt
a. Hak atas tanah dan gedung langsung diterima PT “Jimbaran” mengeluarkan biaya
untuk penerimaan hadiah sebesar Rp 1jt.
b. Hak atas tanah dan gedung baru akan diserahkan apabila perusahaan sudah
berjalan selama 2 tahun. Setelah 2 tahun, dalam pengurusan kepemilikan, PT
“Jimbaran” mengeluarkan biaya sebesar Rp 5 jt.
Jurnal
Tanah 75.000.000 -
Gedung 100.000.000 -
Modal-Hadiah - 175.000.000
Tanah 75.000.000 -
Gedung 100.000.000 -
Modal-Hadiah - 174.000.000
Kas 1.000.000
Apabila donasi yang diterima itu belum pasti akan menjadi milik perusahaan (karena
tergantung pada terlaksananya perjanjian), maka aktiva dan modal dicatat sebagai
elemen yang belum pasti (contingent).
Apabila hak atas aktiva tersebut sudah diterima, maka contingent asset tadi dicatat
sebagai harta (aktiva).
CONTOH
Pada tanggal 1 Agustus 2011, PT Purnama mendapat donasi berupa tanah dengan
harga pasar 175 juta. Hak atas tanah tersebut baru akan diserahkan jika perusahaan
sudah berjalan selama 1 tahun.
Pada saat hak atas tanah tersebut diterima, PT Purnama mengeluarkan biaya untuk
administrasi sebesar Rp 2.000.000.
Jurnal:
1 Agus’11 Aktiva yg blm pasti – Tanah 175.000.000 -
e. Dibuat Sendiri
Harga perolehan diperoleh dari semua biaya yg dapat dibebankan langsung spt
bahan, upah langsung, Factory overhead langsung.
Biaya factory overhead tidak langsung dialokasikan kepada aktiva yg dikerjakan
dengan cara:
1. Kenaikan biaya factory overhead yang dibebankan pd aktiva yg dibuat.
2. Biaya factory overhead dialokasikan dengan tarif kepada pembuatan aktiva
dan produksi
b. Penggantian
Yang dimaksud dengan penggantian adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti
aktiva atau suatu bagian aktiva dengan unit yang baru yang tipenya sama.
Apabila bagian-bagian yang diganti tersebut biayanya cukup besar, maka harga
perolehan bagian tersebut dihapuskan dari rekening aktiva dan digantikan dengan
harga perolehan yang baru.
Begitu juga akumulasi depresiasi untuk bagian yang diganti dihapuskan.
CONTOH
Sebuah Mesin harga perolehannya Rp 100 jt sesudah didepresiasi 70%, sebuah suku
cadang yang diperkirakan harga perolehannya sebesar 20% dari harga perolehan mesin,
diganti dengan suku cadang yang baru, yang harganya Rp 30 jt.
Jurnal
Perhitungan
Harga Perolehan suku cadang yang diganti:
20% x 100 jt = 20.000.000
Akumulasi depresiasi: 70% x 20.000.000 14.000.000
Rugi sebesar nilai buku suku cadang tersebut 6.000.000
Pemasangan suku cadang yang baru dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Mesin 30.000.000 -
Kas - 30.000.000
Pemberhentian aktiva tetap dapat terjadi karena aktiva tersebut rusak, dijual ataupun
ditukarkan. Pada waktu aktiva tersebut dihentikan dari pemakaiannya, maka akun aktiva
tersebut harus dihapus.
Apabila Aktiva tetap tersebut dijual, maka selisih antara harga jual dan nilai buku (nilai
residu), dapat dicatat sebagai Laba/Rugi.
CONTOH
Sebuah truk merk Daihatsu yang dibeli pada tanggal 1 Maret 2007 dengan harga Rp
320.000.000, pada tanggal 1 Juli 2011 dijual dengan harga Rp 100.000.000. Umur truk
Daihatsu tersebut diperkirakan selama 5 tahun dan didepresiasi dengan garis lurus.
Taksiran nilai residu sebesar Rp 80.000.000.
Jurnal
1 Juli’11 Depresiasi Truk 24.000.000 -
(mencatat depresiasi Akumulasi Depresiasi Truk - 24.000.000
truk)
Perhitungan
BAB 6
PENYUSUTAN (Depreciation)
Beberapa istilah alokasi biaya yang digunakan untuk aktiva tetap jangka panjang:
Penyusutan (depreciation)
Istilah yang digunakan untuk menunjukkan bahwa aktiva tetap telah menurun
nilainya.
Deplesi (depletion)
Istilah yang digunakan untuk sumber daya alam (kayu, batu, minyak, batu bara dll)
Amortisasi (amortization)
Istilah untuk aktiva tidak berwujud sepert paten, goodwill telah habis masa
berlakunya
B. METODE PENYUSUTAN
Metode perhitungan untuk kelompok dan gabungan pada dasarnya sama, yaitu,
menemukan rata-rata dan menyusutkannya atas dasar rata-rata tersebut.
Tarif penyusutan gabungan dihitung dengan cara membagi penyusutan per tahun
dengan total biaya aktiva.
- Metode campuran/kombinasi
Metode penyusutan yang kembangkan sendiri secara bebas oleh setiap
perusahaan tidak bertentangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,
dengan syarat metode yang digunakan menghasilkan pengalokasian biaya aktiva
selama umur aktiva dengan cara yang sistematis dan rasional.
ILUSTRASI
PT Eka Perkasa Tunggal, pada tanggal 30 September 2007 membeli sebuah mesin Derek
tambahan untuk tujuan penggalian. Data terkait pembelian mesin tersebut adalah sebagai
berikut:
Biaya Mesin Derek $117.900
Estimasi masa manfaat 5 tahun
Estimasi nilai sisa $ 12.900
Umur produktif dalam jam 1.000 jam
Penyelesaian
1) Metode Aktivitas
(($117.900-$12.900)/1,000 hours = $105/jam))
(Given) Depresiasi
Jam Depresiasi per akumulasi
Tahun Kerja mesin per jam tahun deprsiasi
2007 200 x $105 = $ 21,000 $ 21,000
2008 150 x 105 = 15,750 36,750
2009 250 x 105 = 26,250 63,000
2010 300 x 105 = 31,500 94,500
2011 100 x 105 = 10,500 105,000
1,000 $ 105,000
Penyusutan per tahun ketiga aktiva tersebut sebesar $ 56.000, dan akan akan
disusutkan dalam waktu 3,39 tahun.
LATIHAN KASUS
KASUS 1
PT DIAS pada tanggal 1 Desember 2007 membentuk dana kas keeil sebesar Rp
5.000.000,- Dana kas kecil tersebut diisi setiap tanggal 1 dan 15 setiap bulannya. Berikut
ini pengeluaran kas yang dibayar dengan dana kas kecil selama bulan Desember 2007 :
Berdasarkan data di atas, buatlah jurnal yang diperlukan untuk transaksi yang berkaitan
dengandana kas kecil bulan Desember 2007:
1. Jika perusahaan menggunakan Imprest System.
2. Jika perusahaan menggunakan Fluctuating System.
KASUS 2
PT “KUMBAYAH” melakukan pertukaran aktiva tetap berikut ini selama tahun 2011:
Diminta:
KASUS 3
Pada tanggal 31 Juli 2008, PT Arimbi menerima wesel dari Tn. Baruna untuk
menggantikan utangnya sebesar Rp 750.000. Wesel ini berjangka waktu 6 bulan (akan
jatuh tempo pada tanggal 31 Januari 2009), bunga 12% per tahun.
Pada tanggal 31 Oktober 2008, PT Arimbi mendiskontokan wesel ini ke Bank DKI dan
dikenai diskonto 10% per tahun. PT Arimbi mengendorse, berarti PT Arimbi akan
melunasinya apabila Tn. Baruna tidak membayar.
Diminta:
Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi di atas dalam buku PT. Arimbi dengan
anggapan:
KASUS 4
Misalnya saldo kas PT DIASWATI di Bank TAMARA pada tanggal 31 Desember 2008
menurut catatan perusahaan adalah Rp 720.000.000,- Sedangkan menurut Laporan Bank
adalah sebesar Rp 755.000.000,-. Setelah diperiksa, perbedaan tersebut disebabkan oleh
hal-hal sebagai berikut :
5. Dalam Laporan Bank tersebut belum tampak, setoran perusahaan dalam bulan
Desember 2008 sebesar Rp 150.000.000,- dan Cek yang dikeluarkan oleh perusahaan
Nomor XII-15 sebesar Rp 170.000.000,-
6. Cek dari PT DjPA sebesar Rp 50.000.000,- yang diterima perusahaan dan diuangkan
ke Bank beberapa waktu yang lalu. Oleh Bank dikembalikan ke perusahaan dan
ditolak pencairannya, karena cek tersebut tidak cukup dananya.
KASUS 5
Pada tanggal 31 Desember 2005, dihitung taksiran kerugian piutang sebesar Rp 100.000.
Tanggal 15 April 2006, pelanggan A yang piutangnya sebesar Rp 150.000 bangkrut dan
menyatakan tidak dapat melunasi utangnya. Tetapi pada tanggal 1 Juli 2006, pelanggan
A datang dan menyatakan akan melunasi utangnya pada tanggal 1 Agustus 2006.
KASUS 6
a. Saldo kas per buku pada tanggal 31 Oktober 2010 sebesar $ 41.847,85. Penerimaan
$ 173.523,91, Pengeluaran $ 166.193, 54.
b. Saldo per laporan bank pada tanggal 30 Nopember 2010 adalah $ 56.274,20
c. Cek-cek berikut masih beredar pada tanggal 30 Nopember 2010:
No. 1224 $1.635.29
No. 1230 $2.468,30
No. 1232 $3.625,15
No. 1233 $ 482,17
d. Termasuk dalam laporan bank dan belum dicatat oleh perusahaan adalah:
- memo debit sebesar $27,40 yg mencakup beban bank untuk bulan yg
bersangkutan.
- Memo debit sebesar $572,13 untuk cek pelanggan yang dikembalikan dan
ditandai kosong
- Memo kredit sebesar $1.400 yang merupakan bunga obligasi yang ditagih oleh
bank atas nama Merapi corporation.
e. Kas di tangan pada tanggal 30 Nopember 2010 dicatat dan menunggu didepositokan
sejumlah $1.915,40.
Diminta:
KASUS 7
Berikut buku jurnal penjualan dan pengkreditan piutang yang dilakukan oleh PT
Merbabu sampai dengan Mei 2012:
Saldo rekening Cadangan Kerugian Piutang pada tanggal 1 Pebruari 2012 diketahui
sebesar Rp 1.520.000. Syarat penjualan kredit dengan umur 30 hari.
Diminta:
1. Membuat analisa umur piutang per 31 Mei 2012 dengan kolom: belum menunggak,
menunggak 1-30 hari, menunggak lebih dari 30 hari.
2. Membuat jurnal penyesuaian untuk mencatat kerugian piutang apabila diketahui
persen kerugian piutang sebagai berikut:
a. Belum menunggak = 0%
b. Menunggak 1-30 hari = 10%
c. Menunggak 31 – 60 hari = 15
d. Menunggak > 60 hari = 25%
KASUS 8
Pada tanggal 31 Desember 2012, Menachem Inc. Menyediakan kasa kepaDA Begin
Corporation dengan harga $91.844,10 dan menerima uang muka $36.000 serta setuju
menerima sisanya dalam 4 tahun angsuran yang sama besar sebesar $18.000 setiap
tanggal 31 Desember. Suku bunga yang tersirat dalam transaksi ini adalah 11%.
Diminta:
Buatlah ayat jurnal yang akan dicatat oleh Menachen Inc. Untuk penjualan dan untuk
penerimaan serta bunga pada tanggal-tanggal berikut (asumsikan bahwa suku bunga
efektif digunakan untuk tujuan amostisasi):
a. 31 Desember 2012 c. 31 Desember 2014 e. 31 Desember 2016
b. 31 Desember 2013 d. 31 Desember 2015
KASUS 9
1. Neraca saldo yang belum disesuaikan dari Sinar Mentari Co., per 31 Desember 2012
meliputi akun-akun berikut:
Debit Kredit
Penyisihan piutang tak tertagih $ 4.000
Penjualan $ 1.500.000
Sinar Mentari Co. Mengestimasikan bahwa beban piutang tak tertagih adalah 1,5%
dari penjualan bersih. Hitunglah beban piutang tak tertagih untuk tahun 2012.
2. Teratai Co. Menetapkan penyisihan untuk piutang tak tertagih atas dasar 3% dari
penjualan kredit. Data-data berikut tersedia untuk tahun 2012:
Debit Kredit
Penyisihan piutang tak tertagih $ 24.000
Piutang usaha 430.000
Penjualan kredit bersih $ 900.000
KASUS 10
Sebuah truk merk Daihatsu yang dibeli pada tanggal 31 Mei 2007 dengan harga Rp
450.000.000, pada tanggal 1 Juli 2014 dijual dengan harga Rp 120.000.000. Umur truk
Daihatsu tersebut diperkirakan selama 10 tahun dan didepresiasi dengan garis lurus.
Taksiran nilai residu sebesar Rp 75.000.000.
KASUS 11
Perusahaan taksi Cinde Laras pada tanggal 30 Juni 2001 membeli 2 sedan untuk taksi
dengan harga @ Rp 280 juta. Kendaraan tersebut diberi identitas dengan nomor 1 dan 2.
Pada tanggal 30 September 2001 dibeli lagi 3 buah mobil sedan, yaitu nomor 3, 4 dan 5
dengan harga @ Rp 300 juta.
Depresiasi berdasarkan kilometer yang ditempuh, dan masing-masing kendaraan
diperkirakan dapat menempuh jarak secara ekonomis 250.000 km, dengan nilai residu
per kendaraan Rp 80 juta.
1 Januari 2002 Kendaraan nomor 1 rusak karena kecelakaan dan tidak laku dijual.
Kendaraan tersebut telah menempuh jarak 27.000 km.
30 Juni 2002 Masing-masing kendaraan telah menempuh jarak:
- Kendaraan nomor 2 = 41.600 km
- Kendaraan nomor 3 = 30.800 km
- Kendaraan nomor 4 = 28.000 km
- Kendaraan nomor 5 = 28.200 km
1 Juli 2002 Kendaraan nomor 2 dan 3 ditukarkan dengan yang baru (nomor 6
dan 7). Harga kendaraan baru tersebut @ Rp 320 juta, sedangkan
kendaraan lama (nomor 2 dan 3) dihargai Rp 250 juta. Tambahan
kas yang harus dibayarkan Rp 390 juta.
1 November 2002 Dibeli 5 kendaraan baru (nomor 8, 9, 10, 11 dan 12) dengan harga
keseluruhan Rp 1.700.000.000.
Sebagai pembayarannya, kendaraan nomor 4 dihargai Rp 70 juta
dan sisanya dibayar tunai.
Sejak dimiliki sampai dengan tanggal 1 November 2002,
kendaraan nomor 4 telah menempuh jarak 42.000 km.
1 Desember 2002 Kendaraan nomor 5 dijual kepada Tn. Wanbo dengan harga Rp
290 juta, kendaraan ini secara keseluruhan telah menempuh jarak
49.000 km.
Diminta:
Membuat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi tahun 2001 dan 2002.
Tahun buku perusahaan taksi Cinde Laras adalah 1 juli s/d 30 Juni.
KASUS 12
Pada awal tahun 2009, PT “Seloka” menukarkan mesin produksi dengan truk baru.
Harga perolehan mesin produksi sebesar Rp 20 jt, akumulasi depresiasi sampai tanggal
pertukaran sebesar Rp 15 jt sehingga nilai bukunya sebesar Rp 5 jt. Nilai wajar mesin
produksi tersebut sebesar Rp Rp 8 jt dan PT “Seloka” harus membayar uang sebesar Rp
17 jt.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.