Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

SIMULASI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN


DENGAN BBLR

DI SUSUN OLEH :

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1 & NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KEPANJEN - MALANG
2018
1. Definisi
Istilah prematur telah di ganti menjadi Berat Badan Lahir Rendah oleh
WHO sejak 1960, hal ini di karenakan tidak semua bayi dengan berat
kurang dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi yang prematur. Pada
kongres “european perinatal medicine” ke II di London (1970) di buat
keseragaman defenisi, yaitu :
a. Bayi kurang bulan: Bayi dengan masa kehamilan kurang mulai 37
minggu sampai 37 minggu (259) hari.
b. Bayi cukup bulan: Bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu
sampai 42 minggu (259 hari – 293 hari)
c. Bayi lebih bulan: Bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu
atau lebih (294 hari atau lebih)
Menurut Saifuddin (2001), Bayi Berat Lahir Rendah ialah bayi baru
lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai
dengan 2499 gram). Menurut Depkes RI ( 1996) Bayi Berat Lahir Rendah
ialah bayi yang lahir dengan berat lahir 2500 gram atau kurang, tanpa
memerhatikan lamanya kehamilan ibu.

2. Epidemiologi
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh
kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-
negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan
90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya
35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram
(4)
. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan
disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang
(1,2)
terhadap kehidupannya dimasa depan . Angka kejadian di Indonesia sangat
bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%,
hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1%-
17,2 %. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar
7,5 %. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran
program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7%.
3. Etiologi
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran premature dan
bayi kecil untuk masa kehamilan dan beberapa faktor predisposisi
meliputi: faktor ibu, faktor janin, factor plasenta seperti tersebut di bawah
ini:
1) Faktor ibu, meliputi; umur, jumlah paritas, penyakit kehamilan,
gizi kurang, atau malnutrisi, trauma, kelelahan, merokok dan
kehamilan yang tidak di inginkan
2) Faktor janin, meliputi; kelainan bawaan, kelainan kromosom,
prematur, hidramion.
3) Faktor plasenta, seperti penyakit vaskuler, kehamilan ganda

4. Klasifikasi
Dari pengertian tersebut bayi BBLR dapat di bagi menjadi dua
golongan yaitu:
a. Prematuritas Murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya
sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa di
sebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (NKB –
SMK).
b. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami
retardasi pertumbuhan intraterine dan merupakan bayi yang kecil
untuk masa kehamilan.

5. Manifestasi Klinis
Secara umum gambaran klinis pada bayi berat badan lahir rendah sebagai berikut:
1. Berat badan lahir < 2500 gram, panjang badan £ 45 Cm, lingkar dada <
30 Cm, lingkar kepala < 33 Cm.
2. Masa gestasi < 37 minggu.
3. Penampakan fisik sangat tergantung dari maturitas atau lamanya gestasi;
kepala relatif lebih besar dari badan, kulit tipis, transparan, banyak
lanugo, lemak sub kutan sedikit, osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun
dan sutu lebar, genetalia immatur, otot masih hipotonik sehingga tungkai
abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi, dan kepala menghadap satu jurusan.
4. Lebih banyak tidur daripada bangun, tangis lemah, pernafasan belum
teratur dan sering terjadi apnea, refleks menghisap, menelan, dan batuk
belum sempurna.
Gangguan yang mungkin terjadi pada bayi BBLR antara lain:
1. Pusat pengaturan suhu tubuh yang belum matur.
2. Sistem immunologi belum berkembang dengan baik sehingga rentan
infeksi.
3. Sistem saraf pusat belum matur menyebabkan perdarahan periventrikuler.
4. Sistem pernafasan belum matur terutama paru-paru menyebabkan mudah
terkena penyakit membran hyalin.
5. Immaturitas hepar sehingga metabolisme bilirubin terganggu
(hiperbilirubinemia).

6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain (3):
 Pemeriksaan skor ballard
 Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
 Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa
kadar elektrolit dan analisa gas darah.
 Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan
umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau
didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.
 USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.

7. PENATALAKSANAAN
Setelah bayi lahir dilakukan:
7.1. Tindakan Umum
1. Membersihkan jalan nafas.
2. Mengusahakan nafas pertama dan seterusnya.
3. Perawatan tali pusat dan mata.
7.2. Tindakan Khusus
1. Suhu tubuh dijaga pada 36,5-37,5 oC pengukuran aksila, pada bayi
barulahir dengan umur kehamilan 35 minggu perlu perhatian ketat, bayi
dengan BBL 2000 garm dirawat dalam inkubator atau dengan boks kaca
menggunakan lampu.
2. Awasi frekwensi pernafasan pada 24 jam pertama untuk mengetahui
sindroma aspirasi mekonium.
3. Setiap jam hitung frekwensi pernafasan, bila > 60x/mnt lakukan foto
thorax.
4. Berikan oksigen sesuai dengan masalah pernafasan yang didapat.
5. Pantau sirkulasi dengan ketat (denyut jantung, perfusi darah, tekanan
darah).
6. Awasi keseimbangan cairan.
7. Pemberian cairan dan nutrisi bila tidak ada masalah pernafasan dan
keadaan umum baik:
1) Berikan makanan dini early feeding untuk menghindari terjadinya
hipoglikemia.
2) Periksa kadar gula darah 8–12 jam post natal.
3) Periksa refleks hisap dan menelan.
4) Motivasi pemberian ASI.
5) Pemberian nutrisi intravena jika ada indikasi, nutrien yangdapat
diberikan meliputi; karbohidrat, lemak, asam amino, vitamin, dan
mineral.
6) Berikan multivitamin jika minum enteral bisa diberikan secara
kontinyu.
1. Tindakan pencegahan infeksi:
1) Cara kerja aseptik, cuci tangan sebelum dan sesudah memegang
bayi.
2) Mencegah terlalu banyak bayi dalam satu ruangan.
3) Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke tempat bayi
dirawat.
4) Pemberian antibiotik sesuai dengan pola kuan.
5) Membatasi tindakan seminimal mungkin.
1. Mencegah perdarahan berikan vitamin K 1 mg dalam sekali pemberian.
8. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
belum cukup bulan atau prematur, disamping itu juga disebabkan dismaturitas.
Artinya, bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi BB lahirnya
lebih kecil ketimbang kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2500 gram.
Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu
dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan
plasenta, infeksi, hipertensi, dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai
makanan ke bayi jadi berkurang.Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil
agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan dan selanjutnya akan
melahirkan bayi dengan berat normal.
Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak
menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa prahamil maupun saat
hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar daripada ibu dengan kondisi
kehamilan yang sebailknya, ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa
hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang
tinggi, terlebih lagi bila ibu menderitaanemia.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat
mengakibatkan kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan,
BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini dapat mengakibatkan
morbiditas dan mortilitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih
tinggi.
Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko
morbiditas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga
lebih besar
Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501- 2500 gram adalah 95
%, tetapi berat bayi kurang dari 1500 gram masih mempunyai angka kematian
yang tinggi. Kematian diduga karena displasia bronkhopulmonal, enterokolitis
nekrotikans, atau infeksi sekunder.
BBLR yang tidak mempunyai cacat bawaan selama 2 tahun pertama akan
mengalami pertumbuhan fisik yang mendekati bayi cukup bulan dengan berat
sesuai masa gestasi. Pada BBLR , makin imatur dan makin rendah berat lahir
bayi, makin besar kemungkinan terjadi kecerdasan berkurang dan gangguan
neurologik.
9. Respon Pasien

Konsep Asuhan Keperawatan

I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal: 25 September 2010 Pukul 06.30 WIB
A. Data Subyektif
1. Identitas
1) Identitas Bayi
Nama :By. Ny. “S”
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur/tanggal lahir : 0 hari/25-11-2010, pukul 06.00 WIB
Anak ke : 2 (Dua)
2) Identitas orang tua
(Ibu) (Ayah)
Nama : Ny. “S” Tn. “R”
Umur : 24 tahun 26 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/Indonesia
Pemdidikan : SMP SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Trukan, Nglegi, Patuk, Gunung Kidul
2. Alasan Dirawat
Bayi baru lahir tanggal 25 September 2010 pukul 06.00 WIB dengan berat
badan 2200 gram.
3. Riwayat obstetri
1) Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Sikus : 28 Hari teratur
Lamanya : 6 Hari
Jumlah :
 Hari ke 1-2 ganti pembalut 3x (3/4 penuh)
 Hari ke 3-4 ganti pembalut 2x (1/2 penuh)
 Hari ke 5-6 ganti pembalut 2x (spooting)
Warna : Merah tua
Konsistensi : cair dengan sedikit gumpalan
Keluhan : Tidak ada
2) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Persalinan Nifas
Hamil
Jenis Tempat Jenis BB
ke Tahun UK Komplikasi Laktasi Komplikasi
persalinan persalinan kelamin lahir
38 3300 ASI
I 2005 Spontan BPS Tidak ada Perempuan Tidak ada
minggu gram eksklusif
Hamil ini

3) Riwayat kehamilan sekarang


a) HPHT : 30 Januari 2010
b) HPL : 06 Oktober 2010
c) UK : 40 Minggu
d) Mulai terasa pergerakan janin usia kehamilan umur kehamilan 20
Minggu
e) Tempat pemeriksaan kehamilan BPS Tatik Suryanti
f) Banyak kunjungan ANC
a) Trimester I
Keluhan : Mual muntah
Terapi : B6
b) Trimester II
Keluhan : Tidak ada
Terapi : Tablet Fe, kalk dan vitamin C
c) Trimester III
Keluhan : Kencang-kencang
Terapi : Tablet Fe, kalk dan vitamin C
g) Imunisasi TT : ibu mengatakan telah mendapat imunisasi TT
sebanyak 2 kali pada umur kehamilan 20 minggu dan 24 minggu
h) Konsumsi tablet Fe : ibu mengatakan selalu minum tablet Fe setiap
hari 1 tablet.
i) Obat/Jamu : ibu mengatakan tidak pernah minum obat lain selain
yang diberikan oleh BPS Tatik Suryanti dan tidak pernah minum
jamu.
4) Riwayat persalinan dan nifas
No Jenis Usia Anak atau Penolong dan Keterangan
Persalinan/Abortus keadaan tempat keadaan BB
dan Usia Kehamilan sekarang persalinan dan TB Nifas
1. – Spontan 0 Hari, Hidup Bidan, BPS 51 Kg
– 40 Minggu 156 cm

5) Riwayat proses persalinan sekarang :


 P2Ab0Ah2
 Jenis persalinan : Spontan Tgl 25 September 2010 Pukul
06.00 WIB
 Penolong : Bidan
 Komplikasi
Ibu : Tidak ada
Bayi : Tidak ada
 Plasenta
Lahir : Spontan
Ukuran/berat : ± 500 gr
Panjang tali pusat : ± 50 cm
Kelainan : Tidak ada
Lilitan tali pusa : Tidak ada
Warna air ketuban : Jernih
Waktu pecah ketuban : 05.00 WIB
 Kala II mulai tanggal : 25 September 2010 Pukul 05.30 WIB
DJJ : 136 Kali/menit
TBJ : (26-11)x155 = 2325 gram
Penolong : Bidan Tatik Suryanti
 Lama persalinan : Kala I : 11 jam 30 menit
Kala II : 30 menit
Kala III : 5 menit
Kala IV : 2 jam
Total : 14 jam 5 menit
4. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan Sebelum hamil
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti:
Ginjal, Jantung, Kanker dan TBC.
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti:
Asma, DM, dan Hipertensi.
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti:
TBC, Hepatitis, PMS, HIV/AIDS.
2) Riwayat kesehatan selama hamil
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menahun seperti:
Ginjal, Jantung, Kanker dan TBC. Ibu mengatakan tidak sedang
menderita penyakit menurun seperti: Asma, DM, dan Hipertensi. Ibu
mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti: TBC,
Hepatitis, PMS, HIV/AIDS.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dari keluarga ibu maupun suami tidak ada yang
menderita penyakit menahun seperti: Ginjal, Jantung, Kanker dan TBC.
Ibu mengatakan dari keluarga ibu maupun suami tidak ada yang
menderita penyakit menurun seperti: Asma, DM, dan Hipertensi. Ibu
mengatakan dari keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita
penyakit menular seperti: TBC, Hepatitis, PMS, HIV/AIDS.
4) Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan selama ini tidak alergi terhadap obat apapun seperti:
Amoxillin, Antalgin, Paracetamol dll.
5) Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi apapun seperti: SC,
Miomektomi, Mastektomi dan Kista.
6) Riwayat keturunan kembar dan gangguan jiwa
Ibu mengatakan dari keluarga ibu maupun suami tidak ada keturunan
kembar dan tidak ada riwayat gangguan jiwa.
5. Keadaan bayi baru lahir
 BB/ PB lahir : 2000 gram/ 43 cm
 Nilai APGAR : 1 menit/ 5 menit/ 10 menit: 7/ 9/ 9

No Kriteria 1 menit 5 menit 10 menit


1. Warna kulit 2 2 2
2. Denyut jantung 2 2 2
3. Reflek 1 1 1
4. Tonus otot 1 2 2
5. Usaha nafas 1 2 2
TOTAL 7 9 9

 IMD : dilakukan
 Cacat bawaan : Tidak ada
 Caput succedanum : Tidak ada
 Resusitasi
Penghisapan lendir : Dilakukan
Rangsangan takti : Dilakukan
 Eliminasi
BAK : bayi belum BAK
BAB : bayi belum BAB
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : Sedang
2) Kesadaran : compos mentis
3) Pernafasan : bayi menangis merintih, lemah
4) Warna kulit : merah muda
5) Postur dan gerakan : kecil dan gerak tidak begitu aktif
6) Tonus otot : tidak aktif bergerak
7) Ekstermitas: simetris, jumlah jari normal
8) Kulit: terdapat lanugo dan vernik kaseosa (lemak) tebal dan lengket
9) Tali pusat : tidak ada perdarahan tali pusat
10) Tanda vital
Suhu : 35,90C
Respiras : 42x / menit
Nadi : 115 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
 Kepala : Bentuk mesocephal, tidak tidak ada molase, tidak ada
caput dan cephal hematoma
 Muka : simetris, tidak sianosis, tidak ikterik, tidak ada tanda-
tanda kelainan bawaan
 Ubun-ubun : Normal, tidak ada sutura tumpang tindih
 Mata : Simetris, tidak ada perdarahan konjungtiva, sklera
putih, konjungtiva merah muda, tidak ada tanda infeksi, tidak ikterik,
pupil mata jernih
 Telinga : Normal, simetris, tidak ada penumpukan serumen
 Mulut : Normal, tidak ada labioskisis dan labiopalatoskisis
 Hidung : Normal, simetris, tidak ada pengeluaran, tidak ada
lendir
 Leher : Normal, tidak ada pembengkakan vena jugularis dan
kelenjar tyroid
 Dada : simetris, frekuensi dan upaya napas tidak megap-
megap, tidak ada retraksi dinding dada
 Perut : simetris, , tidak ada penonjolan di sekitar tali pusat,
tidak ada perdarahan tali pusat tidak ada pembengkakan
 Punggung : Normal, tidak fraktur, tidak ada masa/benjolan
dipunggung
 Ekstremitas atas : lengkap, bentuk simetris, pergerakan aktif,
 Ekstremitas bawah : lengkap, bentuk simetris, pergerakan aktif,
 Genetalia : Jenis laki-laki, uretra berlubang, penis berlubang,
skrotum sudah turun, tidak ada kelainan
 Anus : berlubang tidak boleh di colok dubur, mekonium (+)
3. Reflek
 Reflek moro (terkejut) : Ada, baik
 Reflek sucking (hisap) : Ada, lemah
 Reflek rooting (menoleh) : Ada, lemah
 Reflek swallowing (menelan) : Ada, lemah
 Reflek tonick neck (reflek leher tronik) : Tidak dilakukan
 Reflek grasping (menggenggam) : Ada, baik
 Reflek babinsky (gerak kaki) : Ada, lemah
4. Antropometri
 BB lahir : 2000 gram
 PB Lahir : 43 cm
 Lingkar Kepala : 31 cm
 Lingkar Dada : 30 cm
 Lingkar Lengan Atas : 9 cm.
5. Nutrisi
Setelah kurang lebih 1 jam diinkubator bayi diberi ASI dengan cara ditetekan
ke ibu tetapi reflek menghisap kurang, lama 10 menit. Kemudian dirangsang
pada bagian pipi bayi dekat bibir dan pada bagian tumit agar bayi menangis
dan reflek menghisap ada. Bayi dapat menyusu dan ASI keluar sedikit.

II. INTERPRETASI DATA


A. Diagnosa kebidanan
Seorang Bayi baru lahir Ny”S” lahir spontan, cukup bulan kecil masa
kehamilan, umur 0 hari dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Data dasar:
1. Subjektif:
Ibu mengatakan bayinya lahir pada tanggal 25 November 2010, pukul
06.00 WIB secara normal
2. Objektif:
1) Umur kehamilan : 40 minggu
2) HPHT : 18 Januari 2010
3) HPL : 25 November 2010
4) Jenis kelamin : Laki-laki
5) Tangisan merintih
6) Tonus otot dan gerakan tidak aktif
7) Bayi lahir pervagina
8) BB : 2000 Gram
9) PB :43 cm
10) Lingkar Kepala : 31 cm
11) Lingkar Dada : 30 cm
12) Lingkar Lengan Atas : 9,5 cm.
13) Vital sign :
Nadi : 115 x/menit
Suhu : 35,9ºC
Respirasi : 42x / menit
14) Reflek
Reflek moro (terkejut) : Ada, baik
Reflek sucking (hisap) : Ada, lemah
Reflek rooting (menoleh) : Ada, lemah
Reflek swallowing (menelan) : Ada, lemah
Reflek tonick neck (reflek leher tronik) : Tidak dilakukan
Reflek grasping (menggenggam) : Ada, baik
Reflek babinsky (gerak kaki) : Ada, lemah
15) Apgar Score menit 1 :7
16) Apgar Score menit 5 :9
17) Apgar Score menit 10 :9
18) Tidak terdapat cacat bawaan
B. Diagnosa masalah: Reflek hisap bayi kurang
Dasar: ibu mengatakan bayinya sedikit lambat untuk menghisap dan dari
hasil pemeriksaan reflek sucking lemah.
C. Diagnosa kebutuhan:
Dukungan dan motivasi untuk menyusui on demand sesering mungkin, KIE
cara menyusui yang benar, pencegahan hipotermi, melakukan kanguru
mother cara dan pencegahan infeksi.

III. DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL


Hipotermia dan infeksi

IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA


Jaga kehangatan bayi dan pencegahan infeksi

V. PERENCANAAN
Tanggal: tanggal 25 November 2010 pukul: 06.32 WIB
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga kondisi bayi saat ini.
2. Anjurkan ibu untuk meneteki bayinya.
3. Lakukan pencegahan hipotermia.
4. Lakukan kanguru mother care
5. Lakukan pencegahan infeksi.
6. Awasi nutrisi/ASI
7. Awasi tanda-tanda bahaya pada bayi
8. Timbang berat badan dengan ketat setiap selesai mandi pada pagi hari
9. Dokumentasikan semua tindakan.

VI. PELAKSANAAN
Tanggal: tanggal 25 November 2010 Pukul: 06.33 WIB
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa kondisi bayi saat ini dengan
berat badan kurang dari 2500 gram. Berat badan lahir bayinya yaitu 2000
gram, sehingga harus mendapatkan penanganan yang lebih khusus yaitu
dengan menjaga kehangatan suhu badan bayi, dan harus banyak
mendapatkan ASI.
2. Menganjurkan ibu untuk meneteki bayinya, karena bayi harus
mendapatkan cukup ASI dan melakukan bonding attachment sesegera
mungkin.
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi untuk mencegah terjadinya hipotermi
dengan cara:
1) Kontak kulit bayi dengan kulit ibu.
2) Mengeringkan badan bayi dengan kain bersih dan kering.
3) Membungkus bayi dengan selimut yang kering dan hangat.
4) Memakaikan topi bayi.
5) Memastikan bayi tetap hangat.
6) Menempatkan bayi pada tempat yang hangat yaitu meletakan
meletakkan bayi di inkubator dengan suhu ruangan 34°C
7) Menunda memandikan bayi sampai 6 jam kemudian.
8) Melakukan metoda kanguru mother care setelah kurang lebih satu
jam yaitu dengan cara bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar
terjadi kontak kulit langsung antara ibu dan bayi untuk menjaga agar
bayi tetap hangat.
4. Melakukan teknik pencegahan infeksi dengan mencuci tangan sebelum dan
sesudah menyentuh bayi, menjaga tali pusat tetap bersih, dan memberikan
anti infeksi berupa obat tetes mata eritromisin 0,5%.
5. Mengawasi pemenuhan nutrisi bayi dengan mencatat frekuensi minum
bayi.
6. Mengawasi tanda-tanda bahaya pada bayi seperti malas menetek,
perdarahan tali pusat, bayi tidur terus, sulit bernafas dan kulit membiru.
7. Melakukan penimbangan setiap habis mandi pada pagi hari
8. Mendokumentasikan setiap tindakan yang dilakukan pada lembar asuhan
kebidanan.

VII. EVALUASI
Tanggal: 26 November 2010 Pukul: 07.00 WIB
1. Ibu dan keluarga mengetahui dan mengerti tentang keadaan bayi.
2. Ibu sudah mulai meneteki bayinya, sudah nampak pengeluaran kolostrum,
tetapi reflek hisap bayi kurang kuat.
3. Bayi sudah dalam keadaan kering dan hangat dengan pakaian dan selimut,
bayi tidak nampak hipotermia.
4. Metoda kanguru mother care telah dilaksanakan
5. Teknik pencegahan infeksi sudah dilakukan dengan mencuci tangan setiap
sebelum dan sesudah memegang bayi, tali pusat bayi bersih.
6. Kebutuhan nutrisi bayi sudah diawasi dengan memantau frekuensi minum
bayi.
7. Tidak terdapat tanda-tanda bahaya pada bayi, KU baik, tidak terjadi
perdarahan tali pusat, berat badan bayi tetap 2000 gram, vita sign dalam
batas normal yaitu: suhu 36,5oC, respirasi: 47x/menit, nadi: 112 kali/menit.
8. Tindakan penimbangan berat badan dilakukan pada tanggal 26 November
2010 pada pagi hari pukul 07.00WIB, dengan berat 2000 gram.
9. Semua tindakan telah didokumentasikan dalam rekam medis pada lembar
asuhan kebidanan.

DATA PERKEMBANGAN
tanggal 26 November 2010 Pukul 14.00 WIB
Subjektif
1. Ibu mengatakan ibu sudah mulai menyusui bayinya
2. Ibu mengatakan reflek hisap bayi masih kurang kuat
Objektif
1. Keadaan umum : baik
2. Tanda vital :
N : 128x/menit
R : 42x/menit
S : 36,70C
3. Berat Badan : 2000 gram

Assesment
Seorang bayi baru lahir Ny. S cukup bulan sesuai masa kehamilan, lahir spontan umur 1
hari dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Pelaksanaan :
1. Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik serta tidak
ada masalah lain yang memerlukan perawatan di BPS Tatik Suryanti, bayi dapat
dipulangkan.
2. Mengajari ibu cara menghangatkan bayi di rumah yaitu mengganti pakaian bayi
yang basah, sering menyusui dengan kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi dan
melakukan metoda kanguru mother care.
3. Memberikan ibu motivasi dan support bahwa dirinya bisa merawat, dan menjaga,
juga memelihara bayinya dengan baik.
4. KU baik, tidak terjadi perdarahan tali pusat, berat badan bayi tetap 2000 gram,
vita sign dalam batas normal yaitu: suhu 36,5oC, respirasi: 47x/menit, nadi: 112
kali/menit. Reflek moro (terkejut): ada, baik. Reflek sucking (hisap): ada, sudah
baik. Reflek rooting (menoleh): ada, sudah baik. Reflek swallowing (menelan):
ada, sudah baik. Reflek grasping (menggenggam): ada, baik. Reflek babinsky
(gerak kaki): ada, sudah baik.
Daftar pustaka
Masruroh. 2016. Buku Ajar Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal. Yogyakarta: Nuha
Medika.
walyani , Elisabeth siwi dan endang purwoastuti. 2015. KONSEP DAN ASUHAN
KEBIDANAN MATERNAL DAN NEONATAL. Yogyakarta.:
PUSTAKABARUPRESS.
https://sugengmedica.wordpress.com/2012/03/16/bayi-berat-lahir-rendah-bblr/
https://ikeprahayu917.wordpress.com/2015/01/25/3/
https://lisyam90.wordpress.com/2013/05/22/asuhan-kebidanan-bblr/
https://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/16/bayi-berat-lahir-rendah-bblr/

Anda mungkin juga menyukai