Anda di halaman 1dari 10

e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan

Volume I No 2 Februari 2013


ISSN: 2302-3600

POTENSI EKSTRAK KULIT BUAH DAN BIJI RAMBUTAN


(Nephelium lappaceum) SEBAGAI SENYAWA ANTI BAKTERI PATOGEN
PADA IKAN©

Azwar Ibrahim*, Y. T. Adiputra†,‡, Agus Setyawan† dan Siti Hudaidah†

ABSTRAK

Limbah tanaman buah berpotensi sebagai bahan pengobatan alternatif. Rambutan


(Nephelium lappaceum) merupakan tanaman buah yang memiliki peluang
digunakan sebagai bahan pengobatan pada infeksi bakteri patogen pada ikan.
Penelitian in vitro ekstrak etanol dari kulit dan biji rambutan dilakukan untuk
mempelajari kemampuannya sebagai senyawa anti bakteri patogen pada ikan.
Penelitian dilakukan dengan dua tahap yaitu pengujian penghambatan dan
pengujian Minimum Inhibitory Concentration (MIC). Pengujian penghambatan
yang dilakukan adalah uji penghambatan pertumbuhan bakteri dan uji cakram.
Hasil uji penghambatan pertumbuhan bakteri menunjukkan bahwa kulit rambutan
tidak memiliki kemampuan sebagai anti bakteri patogen pada ikan. Berlawanan,
hasil uji penghambatan pertumbuhan bakteri menunjukkan biji rambutan
berpotensi sebagai senyawa antibakteri pathogen pada ikan antara lain Aeromonas
hydrophila, A. salmonicida dan Streptococcus sp. Uji cakram menunjukkan
kemampuan biji rambutan untuk menghambat pertumbuhan tiga bakteri patogen
tersebut paling baik bekerja pada konsentrasi 75% dengan diameter zona hambat
lebih dari 10 mm. Konsentrasi minimal yang efektif untuk menghambat
pertumbuhan tiga bakteri patogen adalah pada konsentrasi 50-75% dan semakin
tinggi konsentrasinya menunjukkan kandungan bahan aktif flavonoid dalam biji
rambutan semakin berfungsi sebagai anti bakteri patogen pada ikan.
Kata kunci : ekstrak etanol, bakteriostatik, flavonoid, MIC, rambutan

©
e-JRTBP 2013
*
Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan

Staf Pengajar Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

Alamat Korespondensi : yudha_adiputra@yahoo.com

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013


136 Potensi Ekstrak Kulit Buah dan Biji Rambutan

Pendahuluan tanaman dari Cina dan vaksin


Peningkatan produksi akuakultur konvensional atau dalam bentuk
terutama menggunakan metode minyak atsiri dapat digunakan sebagai
budidaya ikan yang intensif pencegah penyakit dengan
memberikan banyak implikasi terhadap meningkatkan sistem imun ikan
munculnya penyebab-penyebab ikan (Galina et al., 2009; Mousavi et al.,
budidaya menjadi stres antara lain 2011).
kepadatan tinggi, transportasi, Beberapa jenis tanaman yang banyak
penanganan dan seleksi dan kualitas air digunakan sebagai bahan pengobatan
(Christybapita et al., 2007; dan peningkatan sistem imun ikan atau
Magnadόttir, 2006; Sakai, 1999). udang dari berbagai negara antara lain:
Pembudidaya memahami bahwa Cina- Astragalus membranaceus, A.
semakin tingginya teknologi dan radix Lonicera japonica, Ganoderma
intensifnya metode budidaya maka licudum, Pericarpium citri reticulatae,
kemungkinan ikan terinfeksi penyakit Crataegus pinnatifida, Radix
semakin besar (Dügenci et al., 2003). codonopsis, R. isatidis, Herba taraxaci
Penyakit terutama yang disebabkan dan Fructus hordei germinatus (Yin et
oleh bakteri menjadi salah satu al., 2009; Ardό et al., 2008; Xue et al.,
tantangan dalam akuakultur dan 2008); India- Eclipta alba, Solanum
memerlukan perhatian khusus untuk trilobatum, Ocimum sanctum, Withania
mencegah terjadinya wabah penyakit somnifera dan Myristica fragrans
bakterial. Salah satu cara yang paling (Christybapita et al., 2007;
banyak digunakan untuk mencegah Divyagnaneswari et al., 2007; Sivaram
infeksi bakteri adalah dengan et al., 2004); Bolivia- Baccharis
meminimalisasi penyebab stres pada pentlandii, B. platypoda, Chromoleana
ikan dan meningkatkan sistem imun tunariense, Erechtites hieracifolius,
tubuh ikan pada ukuran larva dan Mikania psilostachya, Phichea
dewasa (Magnadόttir, 2006; Bricknell sagittalis, Tagetes maxima, Tessaria
and Dalmo, 2005), dengan pemberian fastigiata dan Wulffia baccata (Parejo
bahan-bahan aktif yang terkandung et al., 2003). Salah satu tanaman yang
dalam tanaman (Citarasu, 2010; Ardό berpotensi sebagai bahan pengobatan
et al., 2008; Rao et al., 2006). adalah rambutan (Nephelium
Tanaman mendapatkan perhatian lebih lappaceum). Menurut Setiawan (2003),
karena fungsinya dapat digunakan kulit buah rambutan mengandung
sebagai pengobatan (Ji et al., 2008; tannin dan saponin, sedangkan biji
Tolo et al., 2006) terutama pada ikan rambutan mengandung lemak dan
atau udang (Yin et al., 2006). Potensi polifenol. Selain itu, kulit buah
tanaman sebagai bahan obat terus rambutan juga mempunyai aktivitas
berkembang dengan kemampuan antibakteri terhadap bakteri
kerjanya tidak saja pada satu spesies Escherichia coli dan Staphylococcus
bakteri patogen tetapi juga bekerja aureus (Khasanah, 2011). Penelitian
pada bakteri patogen yang sudah menggunakan rambutan sebagai bahan
resisten terhadap pengobatan pengobatan untuk ikan dan udang tidak
menggunakan antibiotik (Vaseeharan et banyak dilakukan, oleh sebab itu
al., 2011). Potensi lainnya adalah penelitian ini dilakukan untuk
campuran beberapa bahan aktif dari mempelajari kemampuan kulit buah

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013


Azwar Ibrahim et al. 137

dan biji rambutan untuk digunakan ekstrak kulit buah dan biji rambutan.
sebagai senyawa anti bakteri patogen Paper disc direndam ekstrak kulit buah
pada ikan. Penelitian ini penting dan biji rambutan + 15 menit dengan
dilakukan untuk membuka potensi baru konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan
pengobatan penyakit ikan 100%, lalu diletakkan di media isolat
menggunakan bahan-bahan alamiah. empat bakteri patogen pada ikan yaitu
Aeromonas hydrophila, A. salmonicida,
Bahan dan Metode Streptococcus sp. dan Vibrio
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei alginolyticus dan diinkubasi selama 24
sampai dengan Juni 2012 bertempat di jam. Pengujian Minimum Inhibitory
Laboratorium Stasiun Karantina Ikan- Concentration (MIC) dilakukan dengan
Pengendalian Mutu dan Keamanan menggunakan metode serial tube
Hasil Perikanan Kelas I Lampung dan dillution. Uji MIC dilakukan dengan
Laboratorium Budidaya Perikanan membuat larutan ekstrak dengan
Jurusan Budidaya Perairan Universitas konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100%
Lampung. pada media cair MHB (Muller Hilton
Penelitian dilakukan dengan tiga Broth). Tabung reaksi yang digunakan
tahap. Tahap persiapan, meliputi sebagai wadah diisi MHB sebanyak 4,5
sterilisasi alat, pembuatan ekstrak kulit ml lalu ditambahkan 0,5 ml ekstrak
buah dan biji rambutan dengan pelarut kulit buah dan biji rambutan secara
etanol 70% dan pembuatan media berseri dengan konsentrasi 25%, 50%,
isolat bakteri. Kulit buah dan biji 75%, dan 100% pada masing – masing
rambutan diperoleh dari Kota Metro, tabung lalu diinokulasi bakteri dengan
Lampung. Kulit buah dan biji rambutan kepadatan 107 cfu/ml, diinkubasi
dikeringkan dengan cara dijemur lalu selama 24 jam. Tahap pengamatan,
diblender hingga halus. Hasil blender meliputi penentuan ekstrak yang efektif
kemudian diayak dan menghasilkan menghambat pertumbuhan bakteri,
tepung kulit buah dan biji rambutan pengukuran diameter zona hambat dan
masing-masing 300 gram. Tepung kulit konsentrasi terendah yang dapat
buah dan biji rambutan di maserasi menghambat pertumbuhan empat
dengan larutan etanol 70% dengan bakteri patogen pada ikan yaitu
perbandingan 1 : 5 (w : v). Hasil Aeromonas hydrophila, A. salmonicida,
maserasi lalu dievaporasi dengan Streptococcus sp. dan Vibrio
vacum evaporator pada suhu 35oC alginolyticus. Hasil penelitian
hingga kering. dianalisis secara deskriptif dan
Tahap pelaksanaan, meliputi pengujian dibandingkan dengan pustaka yang
penghambatan dan pengujian Minimum relevan.
Inhibitory Concentration (MIC) dari
ekstrak kulit buah dan biji rambutan Hasil dan Pembahasan
terhadap pertumbuhan bakteri. Pemanfaatan tanaman sebagai
Pengujian penghambatan dilakukan pengobatan dan peningkatan sistem
dengan menggunakan metode paper imun ikan dapat memperluas manfaat
disc. Metode ini digunakan untuk tanaman bukan hanya sebagai bahan
melihat diameter zona hambat dari makanan tetapi limbahnya dapat

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013


138 Potensi Ekstrak Kulit Buah dan Biji Rambutan

dimanfaatkan secara maksimal. dan Streptococcus sp., sedangkan


Rambutan yang dikenal sebagai terhadap bakteri V. alginolyticus tidak
tanaman buah hanya dimanfaatkan berpengaruh (Tabel 1). Terbentuknya
buahnya sedangkan kulit buah dan zona hambat disekitar paper disc
bijinya tidak termanfaatkan secara menunjukkan ekstrak biji rambutan
maksimal dan menjadi limbah. berpotensi sebagai antibakteri patogen
Penelitian ini merupakan dasar dari pada ikan (Gambar 1).
pemanfaatan rambutan sebagai bahan Ekstrak biji rambutan yang memiliki
pengobatan pada penyakit ikan yang daya hambat terhadap pertumbuhan
disebabkan bakteri. Limbah rambutan bakteri A. hydrophila, A. salmonicida,
dieksplorasi manfaatnya berupa kulit dan Streptococcus sp., selanjutnya
buah dan bijinya sebagai antibakteri dilakukan pengukuran diameter zona
patogen pada ikan. Kulit buah dan biji hambat untuk menentukan seberapa
rambutan dapat diekstrak dengan besar daya hambat ekstrak biji
menggunakan pelarut etanol. Etanol rambutan dalam menghambat
merupakan pelarut yang termasuk pertumbuhan bakteri. (Tabel 2, Gambar
golongan polar. Pelarut polar 1). Soetjipto (2008) menyatakan
merupakan pelarut yang dapat diameter zona hambat 20 mm atau
melarutkan senyawa flavanoid dan lebih dikategorikan sangat kuat, zona
tanin yang terkandung dalam kulit buah hambat 10 sampai 20 mm kuat, 5
dan biji rambutan (Khasanah, 2011). sampai 10 mm sedang, dan diameter
Pengujian penghambatan berupa uji kurang 5 mm berarti lemah.
penghambatan pertumbuhan bakteri Konsentrasi yang memiliki zona
dan uji cakram dilakukan untuk hambat paling luas ada pada
mengetahui pengaruh senyawa konsentrasi 75% dengan zona hambat
antibakteri yang terkandung di dalam diatas 10 mm, sehingga konsentrasi
ekstrak kulit buah dan biji rambutan 75% merupakan dosis yang paling
terhadap bakteri empat bakteri patogen efektif karena memiliki zona hambat
pada ikan antara lain A. hydrophila, A. yang kuat. Perlakuan dengan
salmonicida, Streptococcus sp., dan V. konsentrasi 25% dan 50%
alginolyticus. Hasil uji penghambatan menghasilkan daya hambat masing-
menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah masing bakteri dibawah 5 mm dan
rambutan tidak berpengaruh terhadap diatas 5 mm, sehingga digolongkan
pertumbuhan bakteri A. hydrophila, A. zona hambat lemah dan sedang. Hal ini
salmonicida, Streptococcus sp., dan V. diduga karena pada konsentrasi ini,
alginolyticus (Tabel 1). Tidak bakteri membentuk respon resistensi
terbentuknya zona hambat disekitar terhadap senyawa antibakteri ekstrak
paper disc sehingga bakteri masih tetap biji rambutan. Pada perlakuan
tumbuh merupakan indikasi bahwa konsentrasi 75%, ekstrak biji rambutan
ekstrak kulit buah rambutan tidak menghasilkan zona hambat terluas
berpotensi sebagai senyawa antibakteri yaitu > 10 mm yang digolongkan kuat.
patogen (Gambar 1). Berlawanan Hal ini diduga pada konsentrasi ini
dengan hasil ekstrak kulit buah, pada senyawa-senyawa antibakteri pada
ekstrak biji rambutan berpengaruh ekstrak biji rambutan bekerja maksimal
dalam menghambat pertumbuhan sehingga dapat merusak dinding sel
bakteri A. hydrophila, A. salmonicida, bakteri yang mengganggu metabolisme

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013


Azwar Ibrahim et al. 139

sel yang akhirnya menghambat bakteri Streptococcus sp. zona hambat


pertumbuhan bakteri. Sedangkan masih tergolong kuat karena luasnya
konsentrasi 100%, zona hambat diatas 10 mm, sedangkan bakteri A.
menurun terutama pada bakteri A. hydrophila dan A. salmonicida zona
hydrophila dan A. salmonicida yang hambat sedang karena diatas 5 mm.
mengalami penurunan drastis. Pada

A B

Gambar 1. Zona hambat yang terbentuk dari ekstrak kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum) (A) dan biji rambutan (B) pada uji
penghambatan.

Tabel 1. Hasil uji penghambatan ekstrak kulit buah dan biji rambutan (Nephelium
lappaceum) dengan menggunakan empat jenis bakteri patogen pada
ikan.
Asal Jenis Bakteri Patogen
Ekstrak Aeromonas A. salmonicida Streptococcus sp. Vibrio
hydrophila alginolyticus
Kulit Buah - - - -
Biji + + + -
Keterangan: (+) = menghambat
( -) = tidak menghambat

25%, 75%, 50%, 100%, 0% dan


Uji MIC (Tabel 3) dilakukan untuk
kontrol dengan masa inkubasi 24 jam.
mengetahui konsentrasi terendah
Ekstrak biji rambutan menghambat
ekstrak biji rambutan dalam
pertumbuhan bakteri A. hydrophila dan
menghambat pertumbuhan bakteri A.
A. salmonicida pada konsentrasi 50%,
hydrophila, A. salmonicida, dan
sedangkan bakteri Streptococcus sp.
Streptococcus sp. Konsentrasi ekstrak
pada konsentrasi 75%, hal ini
biji rambutan yang diujikan adalah

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013


140 Potensi Ekstrak Kulit Buah dan Biji Rambutan

ditunjukkan adanya perubahan warna konsentrasi 50% bakteri Streptococcus


media dari keruh menjadi bening. sp. warna yang dihasilkan sama dengan
Media MHB pada bakteri A. kontrol positif. Hasil uji MIC
hydrophila dan A. salmonicida mulai menunjukkan bahwa semakin tinggi
terjadi perubahan warna dari keruh konsentrasi ekstrak biji rambutan
menjadi bening pada konsentrasi 50% semakin dapat menghambat
dan semakin bening pada konsentrasi pertumbuhan bakteri, hal ini berarti
yaitu pada konsentrasi 75% dan 100%, semakin tinggi konsentrasi ekstrak
sedangkan bakteri Streptococcus sp. semakin tinggi kandungan bahan
mulai menjadi bening pada konsentrasi antibakteri yang dihasilkan.
75% dan 100%. Hasil konsentrasi 0%
dan 25% pada bakteri A. hydrophila
dan A. salmonicida dan ditambah

Tabel 2. Diameter zona hambat (mm) ekstrak biji rambutan (Nephelium


lappaceum) pada uji penghambatan terhadap tiga bakteri patogen pada
ikan.
Konsentrasi Ekstrak Diameter Zona Hambat (mm)
Biji Rambutan Aeromonas A. salmonicida Streptococcus sp.
hydrophila
Kontrol + 32 32 35
Kontrol - 0 0 0
25% 3 2 4
50% 7 6 5
75% 15 14 17
100% 6 7 12

Bahan aktif yang terkandung dalam kondisi normal dengan diberi ekstrak
ekstrak biji rambutan yang terbukti biji rambutan yang disebut bersifat
berdasarkan pengujian penghambatan bakterisidal.
dan pengujian MIC. Bahan aktif dalam Biji rambutan yang diekstrak dengan
ekstrak biji rambutan diperkirakan etanol mengandung bahan aktif
termasuk golongan flavonoid (Marston senyawa-senyawa flavanoid
and Hostettmann, 2006). Flavonoid (Khasanah, 2011). Bahan aktif dari
yang diperoleh dari biji rambutan ekstrak biji rambutan efektif bekerja
termasuk kuat - sangat kuat dengan dua sebagai bakteriostatik dan bakterisidal
tipe penghambatan bakteri yaitu karena diduga dapat menghambat dan
sebagai bakteriostatik dan bakterisidal. merusak dinding atau membran sel
Dua tipe penghambatan bakteri bakteri yang terdiri dari lapisan protein.
didukung oleh hasil pengamatan Mekanisme kerja senyawa-senyawa
pengujian penghambatan dan pengujian fenol termasuk flavanoid sebagai
MIC dimana bakteri-bakteri patogen antibakteri adalah dengan
yang diuji memperoleh hasil terhambat mendenaturasi protein sel bakteri dan
pertumbuhannya oleh ekstrak biji merusak membran sel (Brooks et al,
rambutan yang bersifat bakteriostatik. 1996). Penghambatan dan perusakan
Bakteri-bakteri patogen juga tidak dinding dan membran sel ini dapat
dapat tumbuh dalam media pada dilakukan dengan terbentuknya ikatan-

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013


Azwar Ibrahim et al. 141

ikatan hidrogen dan kovalen antara sehingga menganggu integrasi dinding


bahan aktifnya yang bersifat hidrofobik dan membran sel bakteri (Hugo, 1998).

Tabel 3. Pengujian Minimum Inhibitory Concentration (MIC) (%) dari ekstrak


biji rambutan (Nephelium lappaceum) pada tiga bakteri patogen pada
ikan.
Konsentrasi Ekstrak Pertumbuhan Bakteri
Biji Rambutan (%) Aeromonas A. salmonicida Streptococcus sp.
hydrophila
0 + + +
25 + + +
50 - - +
75 - - -
100 - - -
Keterangan: (+) = bakteri tumbuh
( -) = bakteri tidak tumbuh
antibakteri kuat. Ekstrak etanol biji
Pemanfaatan ekstrak biji rambutan
rambutan berdasarkan uji MIC dapat
selanjutnya dapat dilanjutkan dengan
menghambat A. hydrophila dan A.
pengujian yang dilakukan in vivo
salmonicida pada konsentrasi 50%,
antara lain uji toksisitas pada ikan atau
sedangkan Streptococcus sp. pada
hewan uji lain misalnya Artemia sp.
konsentrasi 75%.
dan Daphnia sp. untuk mengetahui
apakah ekstrak rambutan menjadi Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih kami tujukan
bahan beracun bagi inang. Terbuka
kepada Kepala dan Staff Stasiun
juga peluang keberlanjutan penelitian
Karantina Ikan-Pengendalian Mutu dan
ini dengan mempelajari efektifitas
Keamanan Hasil Perikanan Kelas I
ekstrak rambutan untuk menaikkan
Lampung dalam penyediaan tempat,
sistem imun ikan dengan meneliti
alat, dan isolat bakteri uji pada
pengaruh pemberian ekstrak dengan
penelitian ini.
kondisi hematologi, pertahanan tubuh
seluler dan humoral pada ikan yang
diuji tantang dengan patogen-patogen Daftar Pustaka
Ardό, L., Yin, G., Xu, P., Váradi, L.,
yang menginfeksi ikan.
Szigeti, G., Jeney, Z and Jeney,
G. 2008. Chinese herbs
Kesimpulan
(Astragalus membranaceus and
Ekstrak etanol biji rambutan lebih
Lonicera japonica) and boron
efektif dibandingkan kulit buah dalam
enhance the non-specific immune
menghambat pertumbuhan bakteri
response of Nile tilapia
patogen pada ikan antara lain: A.
(Oreochromis niloticus) and
hydrophila, A. salmonicida, dan
resistance against Aeromonas
Streptococcus sp. Ekstrak etanol biji
hydrophila. Aquaculture 275:26-
rambutan memiliki zona hambat
33.
terbesar pada konsentrasi 75% dengan
Brooks, G.F., Butel, J. S., Ornston, L.
diameter zoan hambat diatas 10 mm
N. 1996. Mikrobiologi
yang termasuk dalam kategori
Kedokteran (Medical

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013


142 Potensi Ekstrak Kulit Buah dan Biji Rambutan

Microbiology)/Jawetz, Melnick & and Takii, K. 2007. Dietary


Adelberg. Buku Kedokteran medicinal herbs improve growth
EGC. Jakarta.753 hlm. and some non-specific immunity
Bricknell, I and Dalmo, R. A. 2005. of red sea bream Pagrus major.
The use of immunostimulants in Fisheries Science 73:63-69.
fish larval aquaculture. Fish & Khasanah, A.N., 2011. Uji Aktivitas
Shellfish Immunology 19:457- Penangkap Radikal Ekstrak
472. Etanol, Fraksi-Fraksi dari Kulit
Christybapita, D., Divyagnanneswari Buah dan Biji Rambutan
and Michael, R. D. 2007. Oral (Nephelium lappaceum L.) Serta
administration of Eclipta alba Penetapan Kadar Fenolik dan
leaf aqueous extract enhances the Flavonoid Totalnya. Skripsi.
non-specific immune responses Universitas Muhammadiyah
and disease resistance of Surakarta.
Oreochromis mossambicus. Fish Magnadόttir, B. 2006. Innate immunity
& Shellfish Immunology 23:840- of fish (overview). Fish &
852. Shellfish Immunology 20:137-
Citarasu, T. 2010. Herbal 151.
biomedicines: a new opportunity Marston, A. and Hostettmann, K. 2006.
for aquaculture industry. Aquacul Separation and Quantification of
Int 18:403-414. Flavonoid. In: Andersen, Ø. M
Divyagnaneswari, M., Christybapita, and Markham, K. R (eds),
D. and Michael, R. D. 2007. Flavonoids, Chemistry,
Enhancement of nonspecific Biochemistry and Applications.
immunity and disease resistance CRC-Taylor & Francis. Florida.
in Oreochromis mossambicus by p. 1-36.
Solanum tribatum leaf factions. Mousavi, S. M., Wilson, G., Raftos, D.,
Fish & Shellfish Immunology Mirzargar, S. S. and Omidbiagi,
23:249-259. R. 2011. Antibacterial activities
Dügenci, S. K., Arda, N. and Candan of a new combination of essential
A. Some medicinal plants as oils against marine bacteria.
immunostimulants for fish. J. Aquacult Int 19:205-214.
Ethnopharmacology 88:99-106. Parejo, I., Viladomat, F., Bastida, J.,
Galina, J., Yin, G., Ardo, L and Jeney, Rosas-Romero, A., Saavedra, G.,
Z. 2009. The use of Murcia, M. A., Jiménez, A. M
immunostimulating herbs in fish. and Codina, C. 2003.
An overview of research. Fish Investigation of Bolivian plant
Physiol Biochem 35:669-676. extracts for their radical
Hugo, W. B. 1998. Bacteria - Biology scavenging activity and
of Microorganisms. In: Hugo, W. antioxidant activity. Life
B. and Russell, A. D (eds), Sciences 73:1667-1681.
Pharmaceutical Microbiology. Rao, Y. V., Das, B. K., Jyotyrmayee
Blackwell Science. Oxford. p. 3- and Chakrabarti, R. 2006. Effect
34. of Achyranthes aspera on
Ji, S.C., Takaoka, O., Jeong, G. S., Lee, immunity and survival rate of
S. W., Ishimaru, K., Seoka, M Labeo rohita infected with

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013


Azwar Ibrahim et al. 143

Aeromonas hydrophila. Fish & Vaseeharan, B., Prasad, G. S.,


Shellfish Immunology 20:263- Ramasamy, P. and Brennan, G.
273. 2011. Antibacterial activity of
Reyes-Becerril, M., Tovar-Ramirez, Allium sativum against
D., Ascencio-Valee, F., Civera- multidrug-resistant Vibrio
Cerecedo, R., Gracia-Lopez, V harveyi isolated from black gill-
and Barbosa-Solomieu, V. diseased Fenneropenaeus indicus.
Effects of dietary live yeast Aquacult Int 19:531-539.
Debaryomycetes hansenii on the Xue, J., Xu, Y., Jin, L., Liu, G., Sun,
immune and antioxidant system Y., Li, S. and Zhang, J. 2008.
in juvenile leopard grouper Effects of traditional Chinese
Mycteroperca rosacea exposed to medicine on immune reponses in
stress. Aquaculture 280:39-44. abalone, Haliotis discus hannai
Sakai, M. 1999. Current research status Ino. Fish & Shellfish
of fish immunostimulants. Immunology 24:752-758.
Aquaculture 172:63-92. Yeh, S. P., Chang, C. A., Chang, C. Y.,
Soetjipto, H. 2008. Aktivitas Liu, C. H. and Chen, W. 2008.
Antibakteri Minyak Astiri dan Dietary sodium alginate
Toksisitas Ekstrak Bunga administration effects fingerling
Legetan (Spilanthes paniculata growth and resistance to
Wall.). Berkala Ilmiah Biologi Strepococcus sp. and iridovirus,
2(7):53-59 and juvenile non-specific
Sivaram, V., Babu, M. M., Immanuel, immune responses of the orange-
G., Murugadass, S., Citarasu, T. spotted grouper, Epinephelus
and Marian, M. P. 2004. Growth coioides. Fish & Shellfish
and immune response of juvenile Immunology 25:19-27.
greasy groupers (Epinephelus Yin, G., Ardό, L., Thompson, K. D.,
tauvina) fed wth herbal Adams, A., Jeney, Z and Jeney,
antibacterial active principle G. 2009. Chinese herbs
supplemented diets against Vibrio (Astragalus radix and
harveyi infections. Aquaculture Ganoderma lucidum) enhance
237:9-20. immune reponse of carp,
Tolo, F. M., Rukunga, G. M., Muli, F. Cyprinus carpio, and protection
W., Njagi, E. N. M., Njue, W., against Aeromonas hydrophila.
Kumon, K., Mungai, G. M., Fish & Shellfish Immunology
Muthaura, C. N., Muli, J. M., 26:140-145.
Keter, L.K., Oishi, E. and Kofi- Yin, G., Jeney, G., Racz, T., Jun, P.,
Tsekpo, M. W. 2006. Anti-viral Jeney, Z. 2006. Effects of two
activity of the extracts of a Chinese herbs (Astragalus radix
Kenyan medicinal plant Carissa and Scutellaria radix) on non-
edulis agaist herpes simplex specific immune reponse of
virus. J. Ethnopharmacology tilapia, Oreochromis niloticus.
104:92-99. Aquaculture 253:39-47.

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013


144 Potensi Ekstrak Kulit Buah dan Biji Rambutan

e-JRTBP Volume 1 No 2 Februari 2013

Anda mungkin juga menyukai