Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PEKERJAAN

KONSTRUKSI JALAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH


DENGAN METODE ANALISA FAKTOR

JURNAL

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh :

BAIQ FARIDA SAKINAH


NIM. 0910610039

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2015
ANALISIS PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI
JALAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH
DENGAN METODE ANALISA FAKTOR

Baiq Farida Sakinah1, M. Hamzah Hasyim2, Saifoe El Unas2


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail: bfaridas@gmail.com

ABSTRAK
Ada berbagai penyebab yang bisa menjadi faktor penyebab keterlambatan konstruksi jalan. Pada
penelitian ini, faktor tersebut dikelompokkan menjadi sepuluh, yaitu pengadaan material yang buruk, sumber
daya manusia yang tidak memadai, manajemen kontrak yang kurang baik, pengadaan alat konstruksi yang tidak
termanajemen, adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang sedang dikerjakan, masalah finansial,
monitoring dan kontrol pekerjaan konstruksi yang buruk, intervensi negatif dari masyarakat, lambatnya
pengambilan keputusan oleh owner, dan perubahan kondisi lapangan (cuaca, kecelakaan, dan sebagainya).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa yang paling mempengaruhi keterlambatan konstruksi
jalan di Kabupaten Lombok Tengah. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
relatif indeks dan analisa faktor. Hasil analisis menunjukkan bahwa intervensi negatif masyarakat merupakan
faktor yang paling mempengaruhi keterlambatan berdasarkan metode relatif indeks. Sedagkan melalui metode
analisa faktor, terdapat dua kelompok faktor baru yang masing-masing terdiri dari sumber daya manusia yang
tidak memadai (berupa kuantitas maupun kualitas), masalah finansial, dan manajemen kontrak yang kurang baik
pada faktor pertama dan monitoring dan kontrol pekerjaan konstruksi yang buruk dan pengadaan alat konstruksi
yang tidak termanajemen pada faktor kedua.

Kata kunci: faktor keterlambatan konstruksi, relatif indeks, analisa faktor,

PENDAHULUAN dikelompokkan dalam kelompok faktor


Deshariyanto & Fansuri (2013), baru dengan menggunakan metode analisa
keberhasilan proyek konstruksi dapat faktor.
diukur melalui dua hal yaitu keuntungan
yang didapat serta ketepatan waktu TINJAUAN PUSTAKA
penyelesaian.Keterlambatan tersebut dapat Keterlambatan proyek konstruksi
menjadi kendala bagi pembangunan dan berarti bertambahnya waktu pelaksanaan
dapat disebabkan oleh beberapa faktor. penyelesaian proyek yang telah
Berdasarkan fakta yang ada, direncanakan dan tercantum di dalam
beberapa proyek konstuksi jalan kontrak (Kusjadmikahadi, 1999). Sehingga
Kabupaten Lombok Tengah mengalami dapat diketahui bahwa keterlambatan
kendala yang menyebabkan terjadinya menunjukkan bahwa sebuah proyek tidak
keterlambatan dalam pelaksanaannya. dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal
Keterlambatan tersebut dapat disebabkan yang telah direncanakan sejak awal di
oleh semua aspek yang ikut berperan dalam kontrak. Jadwal inilah yang menjadi
dalam pelaksanaan konstruksi tersebut. kunci apakah sebuah proyek tersebut layak
Faktor-faktor yang mungkin menjadi dikatakan terlambat (delay) atau tidak.
penyebab keterlambatan konstruksi jalan di Penentuan Relatif Indeks (RI)
Kabupaten Lombok Tengah tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
dianalisa lebih lanjut pada penelitian ini pengaruh faktor-faktor yang diteliti,
dengan menggunakan metode sederhana dimana nilai RI ini akan berkisar antara 0
berupa metode relatif indeks dan juga akan (minimum) dan 1 (maksimum), semakin
dianalisa validitas datanya dan mendekati 1 nilai RI semakin

1
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang
berpengaruh faktor tersebut dalam diobservasi) koefisisen kolerasi parsial,
keterlambatan pelaksanan pekerjaan dengan kriteria berdasarkan aturan
proyek konstruksi. Rumus RI adalah Kaiser. Nilai KMO-MSA ≥0,90 adalah
sebagai berikut : baik sekali, ≥0,80 adalah baik, ≥0,70
menunjukkan harga sedang, ≥0,60
menunjukkan harga cukup, ≥0,50
bernilai jelek sekali, dan nilai ≤0,50
tidak dapat diterima.
Keterangan:
2. Barlett’s test of sphericity (χ2) yang
RI = Relatif Indeks; dan
4 merupakan jumlah klasifikasi dalam skala linkert berfungsi untuk menguji hipotesis
(1,2,3, dan 4) apakah matriks kolerasi yang terbentuk
Selain itu, dalam penelitian ini juga merupakan matriks satuan atau matriks
digunakan metode analisa faktor yang identitas dengan H0:ρ=Ivxv lawan dari
diolah menggunakan bantuan Statistical H1:ρ=Ivxv adalah matriks identitas
Program for Social Science (SPSS) 16.0 berorde vxv.
for Windows. Barlett’s test of sphericity memiliki
Analisis faktor menurut Handayani, rumus:
Frederika dan Wiranata (2013) merupakan { ( )} | | (2.2)
salah satu teknik analisis statistik
dimana v adalah jumlah variabel atau
multivarian yang memiliki tujuan untuk
butir, n adalah jumlah sampel, |Mvv|
mereduksi data. Analisa ini dapat
adalah determinan matriks korelasi
digunakan untuk menganalisa faktor-faktor
dengan derajat kebebasan sesuai
yang dominan yang menjadikan suatu
persamaan 2.3.
masalah. ( )
Melalui analisis faktor diharapkan (2.3)
ditemukan dimensi, indikator dan butir- 3. Anti Image Correlation (AIC) dengan
butir yang kokoh membentuk konstruk dari kriteria measures of sampling adequacy
variabel yang diuji. Disamping itu, melalui (msa) ≥ 0,50. MSA merupakan indeks
analisis faktor ini diharapkan akan perbandingan jarak antara koefisien
ditemukan himpunan variabel baru yang kolerasi dengan koefisien kolerasi
lebih sedikit jumlahnya dibanding variabel parsial untuk setiap item/variabel.
sebelumnya. Apabila dalam analisa matriks anti-
Margono (2013), terdapat empat image terdapat nilai msa <0,50 maka
langkah dasar dalam melaksanakan analisis harus dikeluarkan satu persatu.
faktor, yaitu:
1. Menghitung semua matriks kolerasi METODE PENELITIAN
untuk setiap variabel; Penelitian ini menggunakan dua
2. Ekstraksi faktor; jenis metode yaitu metode relatif indeks
3. Melakukakan rotasi, dan dan metode analisa faktor. Metode relatif
4. Memberi nama pada setiap faktor. indeks digunakan untuk memberikan
Pada perhitungan matriks kolerasi, rangking pada faktor-faktor yang di
harus memenuhi beberapa syarat menurut dapatkan pada telaah pustaka yang
Margono (2013) sebagai berikut: selanjutnya dianalisa secara sederhana
1. Kaiser Meyer Olkin – Measures of dengan mengabaikan validitas data
Sampling Adequacy (KMO MSA). tersebut.
KMO-MSA ini merupakan suatu indeks Sedangkan metode analisa faktor
yang berfungsi untuk membandingkan akan menunjukkan data-data yang bisa
koefisisen korelasi sampel (yang dilanjutkan dianalisa dan dianggap valid

2
serta membentuk kelompok faktor baru tiap faktor menurut responden. Angka 1
yang mungkin menjadi penyebab dari menunjukkan tidak berpengaruh, angka 2
ketelambatan konstruksi jalan di meunjukkan agak bepengaruh, angka 3
Kabupaten Lombok Tengah. menunjukkan berpengaruh, dan angka 4
Data kuesioner yang didapat pada menunjukkan sangat berpengaruh.
penelitian ini berupa skala linkert yang
menunjukkan tingkat pengaruh dari tiap-
Secara garis besar, diagram alir HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Dari telaah pustaka, diperoleh 27sub-
Sedangkan untuk pengolahan data faktor yang masuk ke dalam 10 faktor
menggunakan analisa faktor, dapat dilihat penyebab keterlambatan konstruksi jalan.
pada Gambar 2. Kesepuluh faktor tersebut adalah
pengadaan material yang buruk, sumber
Mulai daya manusia yang tidak memadai,
manajemen kontrak yang kurang baik,
pengadaan alat konstruksi yang tidak
Studi Literatur
termanajemen, adanya permintaan
perubahan atas pekerjaan yang sedang
Data
Wawancara dikerjakan, masalah finansial, monitoring
Kuisioner dan kontrol pekerjaan konstruksi yang
buruk, intervensi negatif dari masyarakat,
lambatnya pengambilan keputusan oleh
Analisa Data:
Analisa Faktor, Analisa Reliabilitas
owner, dan perubahan kondisi lapangan
dan Relatif indeks. (cuaca, kecelakaan, dan sebagainya).
Kesepuluh faktor tersebut dianalisa
dengan menggunakan metode reatif indeks
Pengelompokan faktor berdasarkan
seperti pada persamaan (1), dimana nilai
interpretasi dan rangking
RI yang diperoleh berkisar antara 0 hingga
1. Besarnya nilai RI menunjukkan
Kesimpulan besarnya nilai pengaruh tiap faktor
terhadap keterlambatan konstruksi jalan
Selesai yang terjadi. Total skor pada tiap faktor
merupakan akumulasi dari tiap sub faktor
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian yang terdapat pada tiap faktor tersbut.
Perhitungan RI pada faktor 1 adalah:
Total skor untuk faktor 1 adalah: (1x
Masalah Penelitian
17 + 2x13 + 3x18 + 4x17) : 5 = 33

Matriks Kolerasi

Ekstrasi Faktor Sehingga diperoleh nilai RI untuk faktor 1


Metode ekstrkasi adalah 0,635. Analisis yang sama juga
PCA dilakukan pada faktor-faktor yang lain
Rotasi Varimax sehingga diperoleh nilai RI seperti pada
tabel 1.
Pemberian Nama Faktor
Gambar 2. Diagram Alir Analisa Faktor

3
Tabel 1. Rangking Faktor Penyebab Keterlambatan Konstruksi Jalan
Jumlah responden yang memilih: Total Jumlah
Faktor RI Rangking
1 2 3 4 Skor Subfaktor
8 0 0 2 11 50 1 0.96154 1
4 0 7 13 19 129 3 0.82692 2
10 2 4 5 15 85 2 0.81731 3
5 0 4 5 4 39 1 0.75 4
2 7 15 16 27 193 5 0.74231 5
7 4 19 25 17 185 5 0.71154 6
6 6 4 6 10 72 2 0.69231 7
3 4 6 12 4 68 2 0.65385 8
1 17 13 18 17 165 5 0.63462 9
9 1 6 5 1 32 1 0.61538 10

Rangking pertama ditempati oleh Tabel 2. Hasil Uji Shapiro-Wilk


faktor 8 dengan RI 0,96, yaitu intervensi Shapiro-Wilk
negatif masyarakat dan rangking kedua Statistic df Sig.
hingga sepuluh berturut-turut adalah
pengadaan alat konstruksi yang tidak X2 .890 13 .096
termanajemen, perubahan kondisi lapangan, X3 .948 13 .562
adanya permintaan perubahan atas X4 .898 13 .125
pekerjaan yang sedang dikerjakan, sumber X6 .888 13 .091
daya manusia yang tidak memadai (berupa
kuantitas maupun kualitas), monitoring X7 .968 13 .870
dan kontrol pekerjaan konstruksi yang
buruk, masalah finansial, manajemen Lima faktor yang dapat dianalisa
kontrak yang kurang baik, pengadaan lebih lanjut adalah faktor yang memiliki
material yang buruk, dan lambatnya nilai signifikansi lebih dari 0,05 yaitu X2
pengambilan keputusan oleh owner. (faktor 2), X3 (faktor 3), X4 (faktor 4), X6
Sedangkan pada analisa faktor (faktor 6).
didapatkan analisa sebagai berikut:
a. Uji Normalitas Data b. Uji KMO-MSA dan Barlett’s Test of
Data yang diperoleh dari 13 responden Sphericity
dianalisa apakah data tersebut Pada tabel 2, nilai KMO-MSA (Kaiser-
berdistribusi normal atau tidak untuk Meyer-Olkin Measure of Sampling
dapat dianalisa dengan menggunakan Adequacy) yang dihasilkan lebih dari
analisa faktor apa tidak. Hasil pengujian 0.5 yaitu 0,624 sehingga data dianggap
menggunakan uji Shapiro-Wilk bisa diolah dengan analisa faktor dan
tercantum dalam tabel 2. Digunakan signifikasi dibawah 0,05 sehingga
faktor-faktor yang memiliki nilai terbukti bahwa matriks yang dihasilkan
signifikansi lebih dari 0,05, dimana ada bukanlah matriks identitas.
5 faktor yang dapat dianalisa lebih
lanjut dalam analisa faktor.

4
Tabel 3. KMO-MSA dan Barlett’s Test of hubungan variabel yang bersangkutan
Sphericity dengan faktor yang terbentuk.
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of
.624
Sampling Adequacy.
Bartlett's Test Approx. Chi-Square 20.275
of Sphericity df 10
Sig. .027

c. Matriks Anti-image
Proses selanjutnya adalah melihat
tabel matriks anti image, untuk
menentukan faktor mana saja yang
layak untuk analisa lanjutan. Dari tabel Gambar 3. Scree Plot
anti-image ini (tabel tidak
dicantumkan), diperoleh nilai MSSA Pada gambar 3, diketahui bahwa 2
untuk masing-masing variabel adalah: komponen faktor yang mengalami
X2=0,604; X3=0,656; X4=0,690; kecenderungan penurunan nilai eigen
X6=0,616; dan X7=0,548. values dan nilai eigen values tersebut
Hasil tersebut menunjukkan bahwa berada lebih dari 1. Sehingga diperoleh
tidak terdapat faktor yang memiliki nilai nilai matriks komponen dengan faktor
MSA yang kurang dari 0,5 sehingga loadings seperti pada tabel 5.
analisa bila dilanjutkan ke tahap
selanjutnya tanpa ada faktor yang harus Tabel 5. Matriks Komponen
dieleminasi yaitu pada tahap ekstraksi
Komponen
dengan menggunakan metode PCA
(Principal Component Analysis) 1 2
sehingga dihasilkan data seperti dalam X2 .898 -.287
tabel 4. X3 .811 -.143
Tabel 4. Communalities X6 .735 -.443
Initial Extraction X4 .666 .498
X2 1.000 .890 X7 .464 .792
X3 1.000 .678
e. Rotasi Varimax
X4 1.000 .691
Sekalipun dari lima variabel
X6 1.000 .736 tersebut telah terbentuk faktor-faktor,
X7 1.000 .842 namun perlu dilakukan rotasi untuk
memperjelas variabel-variabel mana
d. Communalities yang masuk ke dalam tiap-tiap faktor.
Pada tabel 4, terdapat X2, angka Untuk itulah, dilakukan rotasi terhadap
0,890 berarti 89 % varians dari variabel faktor-faktor tersebut. Beberapa faktor
bisa dijelaskan oleh faktor yang loading berubah setelah mengalami
terbentuk, demikian dengan variabel- rotasi menjadi lebih kecil atau lebih
variabel yang lainnya. Semua variabel besar. Pada tabel 6 faktor variabel-
dapat dijelaskan oleh faktor yang variabel yang masuk pada tiap-tiap
terbentuk dengan ketentuan semakin faktor setelah dilakukan rotasi varimax
besar communalities maka semakin erat adalah sebagai berikut: Faktor 1 terdiri

5
dari X2, X6, dan X3. Sedangkan faktor yang diperoleh dari pustaka adalah
2 terdiri dari X7 dan X4. pengadaan material yang buruk; sumber
daya manusia yang tidak memadai;
Tabel 6. Matriks Komponen Terotasi manajemen kontrak yang kurang baik;
Komponen pengadaan alat konstruksi yang tidak
termanajemen; adanya permintaan
1 2
perubahan atas pekerjaan yang sedang
X2 .921 .205 dikerjakan; masalah finansial; monitoring
X6 .858 dan kontrol pekerjaan konstruksi yang
X3 .773 .285 buruk; intervensi negatif dari masyarakat;
lambatnya pengambilan keputusan oleh
X7 .918
owner dan perubahan kondisi lapangan
X4 .325 .765 (cuaca, kecelakaan, dan sebagainya).
Keterangan:. Faktor-faktor tersebut berasarkan
Rotation converged in 3 iterations. metode relatif indeks yang paling
berpengaruh adalah faktor:
f. Interpretasi Faktor 1. Intervensi negatif dari masyarakat
Langkah berikutnya adalah 2. Pengadaan alat konstruksi yang
memberi nama pada kedua faktor tidak termanajemen
tersebut. Untuk kasus diatas, faktor 1 3. Perubahan kondisi lapangan
yang terdiri dari sumber daya manusia Sedangkan pada metode analisa
yang tidak memadai (berupa kuantitas faktor, diperoleh:
maupun kualitas) (X2), masalah A. Faktor 1:
finansial(X6) dan Manajemen kontrak 1. Sumber daya manusia yang tidak
yang kurang baik (X3) sedangkan memadai (berupa kuantitas maupun
faktor kedua yang terdiri dari kualitas)
monitoring dan kontrol pekerjaan 2. Masalah finansial
konstruksi (X7) yang buruk dan 3. Manajemen kontrak yang kurang
pengadaan alat konstruksi yang tidak baik.
termanajemen (X4). B. Faktor 2:
1. Monitoring dan kontrol pekerjaan
Pada tahap konfirmatori, diperoleh konstruksi yang buruk
nilai signifikansi sebesar 0,431 yang 2. Pengadaan alat konstruksi yang
lebih besar dari nilai p=0,05 sehingga tidak termanajemen.
dapat diterima bahwa sampel yang
digunakan dalam analisa faktor SARAN
berdistribus normal multivariant. Selain Penelitian ini diharapkan dapat
itu, dialakukan analisa reliabilitas dimanfaatkan dan atau dikembangkan oleh
conbach’s alpha yang diperoleh nilai berbagai pihak yang antara lain adalah
0,764 sehingga dapat dikatakan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
instrument dalam penelitian ini adalah Lombok Tengah agar mampu mengatasi
andal/reliabel. kendala finansial yang biasa terjadi dan
menjadi pemicu keterlambatan bagi
KESIMPULAN kontruksi jalan di lingkungan Kabupaten
Faktor-faktor yang dapat Lombok Tengah dan juga kepada penyedia
mempengaruhi keterlambatan penyelesaian jasa kontruksi agar dapat mengantisipasi
proyek konstruksi jalan di lingkungan permasalahan SDM maupun SDA yang
pemerintah Kabupaten Lombok Tengah menjadi kendala konstruksi.

6
Selain itu, penelitian ini memiliki Egypt. Journal of Construction
membutuhkan pengembangan sehingga Engineering and Management, 134(11):
dapat digunakan dalam berbagai kondisi di 831.
setiap wilayah dan diperoleh pengkajian Frimpong, Y., Oluwoye, J., & Crawford, L.
yang lebih mendalam terhadap faktor 2002. Causes of delay and cost overruns
penyebab ketelambatan tersebut. in construction of groundwater projects
in a developing countries; Ghana as a
case study. International Journal of
DAFTAR PUSTAKA Project Management, 21 (2003) : 321–
Ahmed, S.M., Salman, A. Castillo, M., & 326.
Kappagantula, P. 2002. Construction Handayani, R., Frederika, A., & Wiranata
Delays in Florida: An Empirical Study. A. 2013. Analisis Faktor-Faktor
Alinaitwe, H., Apolot, R., & Tindiwensi, D. Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan
2013. Investigation into the Causes of Pekerjaan Proyek Gedung di Kabupaten
Delays and Cost Overruns in Uganda's Jembrana (Studi Kasus : Pembangunan
Public Sector Construction Projects. Proyek Gedung di Kabupaten
Journal of Construction in Developing Jembrana). Jurnal Ilmiah Elektronik
Countries, 18(2) : 33–47. Infrastruktur Teknik Sipil. 2(1) : VII1-
Ariefasa, R. 2011. Faktor Penyebab VII7 .
Keterlambatan Pekerjaan Konstruksi Ikke, C. 2007. Keterlambatan Kontraktor
Bangunan Gedung Bertingkat yang pada Pembangunan Gedung Bertingkat.
Berpengaruh Terhadap Perubahan Skripsi tidak dipublikasikan.
Anggaran Biaya pada Pekerjaan Yogyakarta : Universitas Atma Jaya.
Struktur. Skripsi tidak dipublikasikan. Iyer, K.C., Chaphalkar, N.B. & Joshi, G.A.
Depok :Univeristas Indonesia. 2007. Understanding Time Delay
Bakhtiyar, A., Soehardjono, A., & Hasyim, Disputes in Construction Contracts.
M.H. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang International Journal of Project
Mempengaruhi Keterlambatan Proyek Management, 26(2): 174–184.
Konstruksi Pembangunan Gedung di Kousliki ,P. A., & Kartan , N. (2004).
Kota Lamongan. Jurnal Rekayasa Sipil, Impact of construction materials on
6(1) : 55-66. project time and cost in Kuwait. Journal
Bordat, C. McCullouch, B.G., Labi, S., & of Construction and Architectural
Sinha, K.C. 2004. An Analysis of Cost Management, 11(2) : 126-132.
Overruns and Time Delays of INDOT Kusjadmikahadi, R.A. 1999. Studi
Project. Final Report FHWA/IN/JTRP- Keterlambatan Kontraktor dalam
2004/7. Melaksanakan Proyek Konstruksi di
Deshariyanto, D. & Fansuri, S. 2013. Daerah Istimewa Yogyakarta.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Margono, G. 2013. The Development of
Waktu Pelaksanaan Proyek Konstruksi Instrument for Measuring Attitudes
di DInas PU. Bina Marga Kabupaten toward Statistics Using Sematic
Sumenep, JurnalFakultas Teknik Differential Scale. Prosiding di 2nd
Universitas Wiraraja Sumenep. International Seminar on Quality and
Dipohusodo, I. 1996. Manajemen Proyek Affordable Education (ISQAE 2013).
dan Konstruksi Jilid 1. Yogyakarta : Jakarta, 21-23 Mei 2012.
Kanisius. Mustika, A.F., Hasyim, M.H., & El-Unas,
El-Razek, M.E.A., Bassoioni, H.A & S. 2014. Analisa Keterlambatan Proyek
Mobarak, A.M. 2008. Causes of Delay Menggunakan Fault Tree Analysis
in Building Construction Projects in (FTA) (Studi Kasus pada Proyek

7
Pembangunan Gedung Program Studi
Teknik Industri Tahap II Universitas
Brawijaya Malang).
Odeh, A.M. & Battaineh, H.T. 2001.
Causes of Construction Delay :
Traditional Contract. International
Jurnal of Project Management,
20(2002) : 67-73.
Pratasik, F., Malingkas, G.Y., Arsjad, T.Tj.,
& Tarore, H.. 2013. Menganalisis
Sensitivitas Keterlambatan Durasi
Proyek dengan Metode CPM (Studi
Kasus : Perumahan Puri Kelapa
Gading). Jurnal Sipil Statik. 1(9): 603-
607.
Proboyo B. 1999. Keterlambatan Waktu
Pelaksanaan Proyek: Klassifikasi dan
Peringkat dari Penyebab-Penyebabnya.
Dimensi Teknik Sipil. 1(1) : 49-58.
Sejahtera, Isya, M. & Mubarak. 2012.
Klasifikasi dan Peringkat dari Penyebab
Keterlambatan Waktu Pelaksanaan
Proyek pada Bidang Irigasi, Rawa dan
Pantai Dinas Pengairan Aceh. Jurnal
Teknik Sipil Pascasarjana Universitas
Syiah Kuala, 1(2) : 1-11.
Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek
(Dari Konseptual Sampai Operasional)
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Supranto J. 2010. Analisis Multivariat :
Arti dan Interpretasi. Jakarta : Rineka
Cipta.
Suyatno. 2010. Analisis Faktor Penyebab
Keterlambatan Penyelesaian Proyek
Gedung (Aplikasi Model Regresi).Tesis
tidak dipublikasikan. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Yusrizal. 2008. Pengujian Validitas
Konstruk dengan Menggunakan
Analisis Faktor. Jurnal Tabularasa PPS
UNIMED. 5(1) : 73-92.

Anda mungkin juga menyukai