Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ELEKTRO TERAPI

(TENS)

OLEH :

RIZKI ANANDA ( 2016 51 025 )

D.III FISIOTERAPI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI

TAHUN AJARAN 2016/2017


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kemudahanya
sehingga makalah “ELEKTRO TERAPI” ini dapat terselesaikan. Salawat dan salam
penyusun kirimkan kepada Rasululah SAW beserta para pengikutnya yang sholeh.

Makalah ini disusun berdasarkan berbagai sumber dan literatur.makalah ini


disusun agar pembaca dapat menambah wawasan terutama mengenai Tens. Dalam
penyusunan makalah ini, penyusunan makalah ini,penyusun sadar bahwa terdapat
berbagai kekurangan didalamnya, oleh karena itu kritik dan yang bersifat membangun
sangat penyusun harapkan.

Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi kita semua.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 4

A. Latar Belakang ...................................................................................... 4

BAB II ........................................................................................................ 5

A. pengertian TENS ................................................................................... 5

B. tipe arus ................................................................................................ 6

C. penggunaan aplikasi ............................................................................. 7

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 8

A. kesimpulan ........................................................................................... 8

B. saran ..................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10

2
BAB I

LATAR BELAKANG

TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) merupakan salah satu alat yang
sering digunakan oleh para Fisioterapis di Indonesia. TENS merupakan suatu cara
penggunaan energi listrik yang berguna untuk merangsang sistem saraf melalui
permukaan kulit yang telah terbukti efektif untuk menghilangkan nyeri.

TENS mampu mengaktivasi baik serabut saraf berdiameter besar maupun berdiameter
kecil yang akan menyampaikan berbagai informasi sensoris ke sistem saraf pusat.
Efektivitas TENS dapat diterangkan lewat teori kontrol gerbang (gate control )nya
Melzack dan Wall yang diaplikasikan dengan intensitas comfortable. Lewat stimulasi
antidromik TENS dapat memblokir hantaran rangsang dari nociceptor ke medulla
spinalis. Stimulasi antidromik dapat mengakibatkan terlepasnya materi P dari neuron
sensoris yang akan berakibat terjadinya vasodilatasi arteriole yang merupakan dasar
bagi terjadinya triple responses.

3
BAB II

Pengertian TENS
Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)merupakan suatu cara penggunaan
energi listrik yang digunakan untuk merangsang sistem saraf dan peripheral motor
yang berhubungan dengan perasaan melalui permukaan kulit dengan penggunaan
energi listrik dan terbukti efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri. TENS mampu
mengaktivasi baik syaraf berdiameter besar maupun kecil yang akan menyampaikan
berbagai informasi sensoris ke saraf pusat. Efektifitas TENS dapat diterangkan lewat
teori gerbang kontrol.

A. Bentuk gelombang:
1) Monophasic memiliki bentuk gelombang rectangular, trianguler dan
gelombang separuh sinus searah.

2) Biphasic memiliki bentuk gelombang simetris.

4
3) Polyphasic ada rangkaian gelombang sinus dan bentuk interfensi atau
campuran

B. Frekuensi Pulse
Frekuesi pulsa merupakan kecepatan/pulsa rate yang terjadi pada setiap
second sepanjang durasi arus listrik yang mengalir. Frekuensi pulsa dapat
berkisar 1-200 pulsa/detik. Frekwensi juga menyebabkan tipe respon terhadap
motoris maupun sensoris. Frekwensi pulsa tinggi >100 pulsa/detik
menimbulkan respon kontraksi tetanik dan sensibilitas getaran sehingga otot
cepat lelah.
Frekwensi arus listrik rendah cenderung bersiafat iritatif terhadap jaringan kulit
sehingga dirasakan nyeri apabila intensitas tinggi. Arus listrik frekwensi
menengah bersifat lebih lebih konduktif untuk stimulasi elektris, karena tidak
menimbulkan tahanan kulit atau tidak bersifat iritatif dan mempunyai
penetrasi yang lebih dalam.

5
C. Tipe Arus TENS

• High Frequency TENS


– frequency TENS biasa dikenal juga dengan Conventional TENS.
– Diaplikasikan arus frekuensi tinggi dan intensitas rendah.
– Tipe arus ini dapat merangsang serabut afferent berdiameter besar
(A-beta) untuk memblokade aktivitas nosisensorik; dapat
menurunkan pelepasan neurotrans mitter excitatory seperti
aspartate dan glutamate; dapat meningkatkan pelepasan
neurotransmitter inhibitor seperti gammaHight
– -aminobutyric acid (GABA) and serotonin.
– Frekuensi yang digunakan adalah > 80 Hz.
• High Frequency TENS
– Frekuensi > 100 Hz menghasilkan sensasi paraesthesia yang nyaman
tanpa kontraksi otot.
– Durasi pulse yang pendek (50 – 80 µs) atau < 150 µs, biasa
digunakan adalah 100 µs.
– Intensitas yang biasa digunakan adalah 12 – 30 mA.
– Lebih efektif diaplikasikan pada nyeri aktualitas tinggi
• Low Frequency TENS
– Biasa dikenal sebagai acupunture-like TENS.
– Diaplikasikan frekuensi rendah dengan intensitas tinggi.

6
• Low Frequency TENS
– Frekuensi yang digunakan adalah 1 – 5 Hz, atau < 10 Hz, intensitas
tinggi yang digunakan adalah > 30 mA.
– Durasi pulse panjang yang digunakan adalah > 200 µs
– Menghasilkan stimulus yang tajam dan muncul seperti muscle
twitch; pasien merasakan paraesthesia dan kontraksi otot
(twitchingtype).
– Secara utama, merangsang serabut afferent A-delta dan tipe C
untuk menghasilkan pelepasan endogenous opioid yang cukup
(pelepasan endorphins dan encephalin) melalui sistem descendeng
pain suppression  memiliki efek blocking terhadap transmisi
sirkuit nyeri.
• Low Frequency TENS
– Tipe arus ini menghasilkan relatif lebih lama terjadinya analgesia,
tetapi secara khas analgesia yang telah terjadi dapat berlangsung
lama dibandingkan conventional TENS.
– Lebih efektif diaplikasikan pada nyeri aktualitas rendah (nyeri
kronik).
• Baik High Frequency TENS dan Low Frequency TENS menggunakan
bentuk gelombang symmetri cal dan asymmetrical biphasic.

7
• Burst TENS
– Menggunakan frekuensi tinggi, durasi pulse yang singkat, dan
intensitas yang tinggi.
– Burst TENS adalah serangkaian impuls yang diulang selama 1 – 5 kali
per detik.
– Gabungan/Campuran antara Conventional dan Acupuncture TENS
– Frekuensi pulse trains adalah 1 – 4 Hz (biasa 2 Hz), memiliki 2 – 3
burst/detik, setiap burst berlangsung selama 70 ms dengan internal
frekuensi burst sebesar 100 Hz.
• Burst TENS :
– Tipe arus ini dapat merangsang serabut afferent berdiameter besar
(A-beta) dan merangsang serabut afferent A-delta pada saat yang
sama.
• Brief Intense TENS
– Tipe ini dapat digunakan untuk mencapai penurunan nyeri yang
cepat.
– Beberapa pasien merasakan stimulus yang sangat kuat dengan
durasi pulse yang cukup.
• Brief Intense TENS
– Bentuk ini menggunakan frekuensi yang tinggi (100 – 150 Hz atau 80
– 130 Hz) dan durasi pulse yang panjang (150 – 250 µs atau > 200
µs).
– Waktu terapi yang digunakan adalah 15 – 30 menit.
– Transmisi energi listrik ke pasien relatif tinggi dibandingkan dengan
tipe TENS lainnya.
– Bentuk arus ini efektif digunakan untuk nyeri hebat seperti skin
debridement.

8
Penggunaan aplikasi TENS

a. Aplikasi TENS pada ischialgia

Ishialgia berasal dari kata”ischialgia “ yang berarti pinggul dan


“algos” yang berarti nyeri. nyeri ini terasa pada punggung
bawah dan panggul lalu menjalar turun hingga ke paha dan kaki.
Penyebab utamanya adalah disfungsi dari nervus ishiadicus.
Nervus ishiadicus merupakan saraf terpanjang pada tubuh
manusia. Saraf ini berasal dari spinal lse zcord menuju kebagian
belakang kaki dengan melawati panggul. Ischialgia dan ini dapat
terjadi pada setiap bagian II ischiadicussevbelum ia muncul pada
permukaan belakang tungkai. Nervus ischiadicus terletak antara
musculus firiformis dan musculus obturatorius internus jika dari
luar tepatnya pada bagian paha dan samping.

Untuk nyeri anggota gerak secara umum Bila TENS


digunakan untuk memodulasi nyeri yang terjadi pada seluruh
bagian anggota gerak maka digunakan metode “FLOOD”. Yaitu
satu di letakkan pada daerah spinal dan yang satunya di
letakkan pada daerah nyeri yang lainnya

b. Aplikasi TENS pada Neck Pain

Pada saat stimulasi nyeri menggunakan Transcutaneous elektricl


Nerve Stimulation (TENS ) pasien akan berkonsentrasi pada rasa
stimulati Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation. Rangsangan
akan dihantarkan melalui serabut

9
c. Aplikasi TENS pada shoulder pain
Posisi pasien : pasien berbaring terlentang

Pelaksanaan :

 Diletakan pada anterior dan posterior glenohumeral joint


bahu kiri pasien
 nyalakan alat dengan mengatur waktu 10 menit dan
intensitas sesuai toleransi pasien
 setelah selesai matikan alat rapikan kembali.

10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. TENS berhasil dirancang memenuhi syarat keamanan alat pereda rasa sakit berdasarkan dokumen
penuntun yang dikeluarkan oleh U.S. Department of Health and Human Services bagian Food and Drug
Administration.

2. TENS berhasil dirancang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan, yaitu pulsa bifasik asimetris terdiri
dari mode Kontinu Hi, Kontinu Lo, dan Burst dengan durasi 40-400μs dan frekuensi 2-200Hz serta
tegangan keluaran maksimum 50Vpp dan arus keluaran maksimum 100Vpp.

3. Setelah menggunakan TENS hasil rancangan, dari 60 responden yang menderita nyeri, sebanyak 51
responden, yaitu 85% merasakan nyeri berkurang di bawah 50%, dan sebanyak 9 responden, yaitu 15%
menyatakan bahwa nyeri berkurang di atas 50%.

Saran

Saran penulis untuk pengembangan TENS adalah dengan menambahkan fitur pewaktu, digabungkan
dengan NEMS atau alat elektroakupuntur.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arovah, dr. I N. 2007; Buku Ajar Kuliah Fisioterapi. diakses tanggal 27/9/2014,dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Buku%20Ajar%20Kuliah%20Fisioterapi.pdf.

Anonim. 2002. Asuhan Fisioterapi II. Bandar Lampung: Ikatan Fisioterapi Indonesia.

Firastiwidyaratni. 2012. (Jurnal). Modalitas Fisioterapi. Diakses tanggal 17/11/14. Dari


http://firastiwidyaratni.wordpress.com/2012/12/12/modalitas-fisioterapi/.

Anda mungkin juga menyukai