(TENS)
OLEH :
D.III FISIOTERAPI
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kemudahanya
sehingga makalah “ELEKTRO TERAPI” ini dapat terselesaikan. Salawat dan salam
penyusun kirimkan kepada Rasululah SAW beserta para pengikutnya yang sholeh.
1
DAFTAR ISI
BAB II ........................................................................................................ 5
A. kesimpulan ........................................................................................... 8
B. saran ..................................................................................................... 9
2
BAB I
LATAR BELAKANG
TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) merupakan salah satu alat yang
sering digunakan oleh para Fisioterapis di Indonesia. TENS merupakan suatu cara
penggunaan energi listrik yang berguna untuk merangsang sistem saraf melalui
permukaan kulit yang telah terbukti efektif untuk menghilangkan nyeri.
TENS mampu mengaktivasi baik serabut saraf berdiameter besar maupun berdiameter
kecil yang akan menyampaikan berbagai informasi sensoris ke sistem saraf pusat.
Efektivitas TENS dapat diterangkan lewat teori kontrol gerbang (gate control )nya
Melzack dan Wall yang diaplikasikan dengan intensitas comfortable. Lewat stimulasi
antidromik TENS dapat memblokir hantaran rangsang dari nociceptor ke medulla
spinalis. Stimulasi antidromik dapat mengakibatkan terlepasnya materi P dari neuron
sensoris yang akan berakibat terjadinya vasodilatasi arteriole yang merupakan dasar
bagi terjadinya triple responses.
3
BAB II
Pengertian TENS
Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)merupakan suatu cara penggunaan
energi listrik yang digunakan untuk merangsang sistem saraf dan peripheral motor
yang berhubungan dengan perasaan melalui permukaan kulit dengan penggunaan
energi listrik dan terbukti efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri. TENS mampu
mengaktivasi baik syaraf berdiameter besar maupun kecil yang akan menyampaikan
berbagai informasi sensoris ke saraf pusat. Efektifitas TENS dapat diterangkan lewat
teori gerbang kontrol.
A. Bentuk gelombang:
1) Monophasic memiliki bentuk gelombang rectangular, trianguler dan
gelombang separuh sinus searah.
4
3) Polyphasic ada rangkaian gelombang sinus dan bentuk interfensi atau
campuran
B. Frekuensi Pulse
Frekuesi pulsa merupakan kecepatan/pulsa rate yang terjadi pada setiap
second sepanjang durasi arus listrik yang mengalir. Frekuensi pulsa dapat
berkisar 1-200 pulsa/detik. Frekwensi juga menyebabkan tipe respon terhadap
motoris maupun sensoris. Frekwensi pulsa tinggi >100 pulsa/detik
menimbulkan respon kontraksi tetanik dan sensibilitas getaran sehingga otot
cepat lelah.
Frekwensi arus listrik rendah cenderung bersiafat iritatif terhadap jaringan kulit
sehingga dirasakan nyeri apabila intensitas tinggi. Arus listrik frekwensi
menengah bersifat lebih lebih konduktif untuk stimulasi elektris, karena tidak
menimbulkan tahanan kulit atau tidak bersifat iritatif dan mempunyai
penetrasi yang lebih dalam.
5
C. Tipe Arus TENS
6
• Low Frequency TENS
– Frekuensi yang digunakan adalah 1 – 5 Hz, atau < 10 Hz, intensitas
tinggi yang digunakan adalah > 30 mA.
– Durasi pulse panjang yang digunakan adalah > 200 µs
– Menghasilkan stimulus yang tajam dan muncul seperti muscle
twitch; pasien merasakan paraesthesia dan kontraksi otot
(twitchingtype).
– Secara utama, merangsang serabut afferent A-delta dan tipe C
untuk menghasilkan pelepasan endogenous opioid yang cukup
(pelepasan endorphins dan encephalin) melalui sistem descendeng
pain suppression memiliki efek blocking terhadap transmisi
sirkuit nyeri.
• Low Frequency TENS
– Tipe arus ini menghasilkan relatif lebih lama terjadinya analgesia,
tetapi secara khas analgesia yang telah terjadi dapat berlangsung
lama dibandingkan conventional TENS.
– Lebih efektif diaplikasikan pada nyeri aktualitas rendah (nyeri
kronik).
• Baik High Frequency TENS dan Low Frequency TENS menggunakan
bentuk gelombang symmetri cal dan asymmetrical biphasic.
7
• Burst TENS
– Menggunakan frekuensi tinggi, durasi pulse yang singkat, dan
intensitas yang tinggi.
– Burst TENS adalah serangkaian impuls yang diulang selama 1 – 5 kali
per detik.
– Gabungan/Campuran antara Conventional dan Acupuncture TENS
– Frekuensi pulse trains adalah 1 – 4 Hz (biasa 2 Hz), memiliki 2 – 3
burst/detik, setiap burst berlangsung selama 70 ms dengan internal
frekuensi burst sebesar 100 Hz.
• Burst TENS :
– Tipe arus ini dapat merangsang serabut afferent berdiameter besar
(A-beta) dan merangsang serabut afferent A-delta pada saat yang
sama.
• Brief Intense TENS
– Tipe ini dapat digunakan untuk mencapai penurunan nyeri yang
cepat.
– Beberapa pasien merasakan stimulus yang sangat kuat dengan
durasi pulse yang cukup.
• Brief Intense TENS
– Bentuk ini menggunakan frekuensi yang tinggi (100 – 150 Hz atau 80
– 130 Hz) dan durasi pulse yang panjang (150 – 250 µs atau > 200
µs).
– Waktu terapi yang digunakan adalah 15 – 30 menit.
– Transmisi energi listrik ke pasien relatif tinggi dibandingkan dengan
tipe TENS lainnya.
– Bentuk arus ini efektif digunakan untuk nyeri hebat seperti skin
debridement.
8
Penggunaan aplikasi TENS
9
c. Aplikasi TENS pada shoulder pain
Posisi pasien : pasien berbaring terlentang
Pelaksanaan :
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. TENS berhasil dirancang memenuhi syarat keamanan alat pereda rasa sakit berdasarkan dokumen
penuntun yang dikeluarkan oleh U.S. Department of Health and Human Services bagian Food and Drug
Administration.
2. TENS berhasil dirancang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan, yaitu pulsa bifasik asimetris terdiri
dari mode Kontinu Hi, Kontinu Lo, dan Burst dengan durasi 40-400μs dan frekuensi 2-200Hz serta
tegangan keluaran maksimum 50Vpp dan arus keluaran maksimum 100Vpp.
3. Setelah menggunakan TENS hasil rancangan, dari 60 responden yang menderita nyeri, sebanyak 51
responden, yaitu 85% merasakan nyeri berkurang di bawah 50%, dan sebanyak 9 responden, yaitu 15%
menyatakan bahwa nyeri berkurang di atas 50%.
Saran
Saran penulis untuk pengembangan TENS adalah dengan menambahkan fitur pewaktu, digabungkan
dengan NEMS atau alat elektroakupuntur.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arovah, dr. I N. 2007; Buku Ajar Kuliah Fisioterapi. diakses tanggal 27/9/2014,dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Buku%20Ajar%20Kuliah%20Fisioterapi.pdf.
Anonim. 2002. Asuhan Fisioterapi II. Bandar Lampung: Ikatan Fisioterapi Indonesia.