Anda di halaman 1dari 3

PENJELASAN LIMBAH LAUNDRY

Abstrak Limbah laundry dominan berasal dari pelembut pakaian dan deterjen yang merupakan bahan
tidak ramah lingkungan (non-biodegraduble) sehingga harus dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke
badan air. Bahan baku yang digunakan adalah limbah laundry. Penelitian ini bertujuan untuk
mengurangi kandungan fosfat dan surfaktan dengan metode biosand filter yang menggunakan adsorben
karbon aktif dengan perbandingan campuran limbah laundry dan nutrisi yaitu 100%:0, 75%:25%, dan
50%:50% (dalam % volume) dengan proses anaerobik. Parameter yang dianalisis adalah Chemical
Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), Volatile Suspended Solid (VSS), pH disetiap hari
serta Fosfat dan Surfaktan sebelum dan sesudah mengalami proses anaerobik. pH untuk penelitian ini
diatur pada kisaran 6,9-7,5. Volume terbesar pada rasio 50%:50% (v/v) campuran limbah laundry dan
nutrisi diperoleh persentase TSS sebesar 76,61 %, persentase VSS sebesar 63,55 %, persentase COD
sebesar 53,67 %, persentase fosfat sebesar 74,32 % dan surfaktan sebesar 53,54 %. Pengurangan nilai
fosfat dan surfaktan diakibatkan adanya lapisan kotor (biofilm) dalam tangki sehingga menghasilkan
fosfat dan surfaktan yang telah memenuhi baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 82 Tahun 2001. Kata kunci : Biofilm, Biosand Filter, Fosfat, Laundry, VSS

1.1 Pemakaian deterjen semakin lama semakin meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk
setiap tahun, artinya semakin meningkat pendapatan masyarakat maka konsumsi deterjen juga
meningkat. Dampak yang ditimbulkan bila air buangan yang mengandung deterjen berlebihan
adalah terjadinya pencemaran dan menggangu ekosistem biota yang terdapat diperairan. Limbah
laundry dominan berasal dari pelembut pakaian dan deterjen. Bahan aktif yang banyak terkandung
pada pelembut pakaian dan deterjen adalah ammonium klorida, LAS, sodium dodecyl benzene
sulfonate, natrium karbonat, natrium sulfat, alkilbenzena sulfonate. Bahan-bahan tersebut
merupakan bahan yang tidak ramah lingkungan (non-biodegraduble)[5].
1.2 dalam limbah laundry ditemukan kandungan deterjen dengan jumlah kurang lebih 339 mg
per liter dan konsentrasi fosfat yang cukup tinggi, yaitu sekitar 600 mg per liter. Parameter-
parameter yang diuji antara lain adalah TSS, TDS, BOD dan COD.

2 Paramaeter Zat Padat Terlarut (TDS) merupakan konsentrasi jumlah ion


kation (bermuatan positif) dan anion (bermuatan negatif) di dalam air.
Pengukuran TDS limbah laundrymendapatkan hasil sekitar 853 mg per liter.
Hasil ini masih aman jika dibandingkan ambang batas yaitu sekitar 1000 mg
per liter.
3 Zat Padat Tersuspensi (TSS) adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan
air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap. Nilai yang didapat
dari hasil pengukuran limbah laundry adalah 455 mg per liter. Hasil ini sangat
tinggi dibanding dengan nilai ambang batas yaitu sekitar 50 mg per liter.
4 Untuk BOD dan COD yang terukur juga masih melebihi ambang batas yang
telah ditentukan pada peraturan gubernur. BOD yang diukur pada limbah
laundy yaitu sekitar 420 mg per liter dan masih melebihi ambang batas yaitu
50 mg per liter. Untuk COD yaitu 1350 mg per liter, nilai ini jauh melebih nilai
yang telah ditentukan yang hanya sekitar 125 mg per liter.
5 Untuk kandungan detergen yang terukur pada limbah laundryyaitu sekitar 339
mg per liter, sedangkan yang diperbolehkan hanya 5 mg per liter. Untuk fosfat
terukur sekitar 600 mg per liter, jauh melebihi ambang batas yaitu 3 mg per
liter. Hasil di atas merupakan hasil studi BLH kota Yogya.

AKIBAT

Dampak buruk lain selain kepada lingkungan adalah masalah kesehatan. Ketika
limbah laundry dibuang tanpa pengelolaan yang tepat maka akan mencemari
lingkungan sekitar.
Air limbah yang merembes akan mencemari sumur. Padahal sumur-sumur inilah
yang nantinya sebagai sumber konsumsi air dan keperluan lain seperti mandi
dan lainnya.
Dampak buruk pada kesehatan akan terlihat dalam jangka waktu yang lama. Zat
di dalam detergen yang sifatnya tak fapat terurai. Zat-zat ini semakin lama akan
semakin mengendap, sehingga akan menimbulkan gangguan kesehatan dalam
jangka waktu lama.
Dampak buruk yang ditimbulkan antara lain adalah terjadinya penyakit dalam,
batuk-batuk, dan iritasi kulit secara langsung.

KEGUNAAN

dua siswi SMPN 5 Yogyakarta menemukan cara efektif


menghilangkan limbah laundry, bahkan justru menjadikan limbah tersebut
energi listrik.
Saat ditemui tribunjogja.com dalam acara Lomba Karya Tulis Ilmiah yang
diselenggarakan Dinas Pendidikan Kota Yogyakara di Taman Pintar kemarin
(Selasa), kedua siswi ini nanpak antusias menjelaskan hasil penelitiannya.
"Kami berpikir bagaimana caranya endapan deterjen di air agar bisa
menjadi listrik," cerita Aulia.
Yang pertama dilakukan agar limbah tersebut menjadi energi listrik adalah
membuat limbah laundry tersebut menjadi padat.
Abu gosok dipilih untuk dicampurkan kedalam limbah. Peralatan lain yang
diperlukan antara lain pelat seng untuk katoda negatif, pelat tembaga untuk
anoda positif dan kabel capit buaya.
Yang terakhir adalah lampu LED untuk menguji energi listrik yang dihasilkan.
"Limbah bilasan pertama laundry ditampung kedalam gelas beaker sebanyak
150 ml, abu gosok sebanyak 40 gram dan dicampurkan. Kemudain dihubungkan
dengan elektroda," jelasnya.
Daya hantar listrik elektroda ditentukan oleh perbedaan potensial sehingga
elektron mengalir dari potensial rendah ke tinggi. Satu gelas beaker terdiri dai
150 ml limbah dan 40 gram abu gosok menghasilkan 0,7 volt listrik.
Rangkaian seri tiga menghasilkan 2,1 volt. Semakin banyak gelas beaker
maupun rangkaian seri semakin besar pula listrik yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai