LP BBL
LP BBL
Disusun Oleh
135070201111010
Kelompok 2A
Fakultas Kedokterna
Universitas Brawijaya
Malang-2017
Bayi Baru Lahir
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat
menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali
pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
c. Pengaturan suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke
lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air
ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu
tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini
merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak
coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai
100%. Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa
guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak
coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini
akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia
kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi.
d. Metabolisme glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu.
Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi
harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi
baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
1) Melalui penggunaan ASI
2) Melaui penggunaan cadangan glikogen
3) Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan
membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi
mempunyai persediaan glikogen yang cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan
glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam
rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan
hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran.
Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama
kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada
jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan
(prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan
pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena
simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).
Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang
halus, sianosis,, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak makanan.
Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang
hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel otak.
e. Sistem gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek
gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lahir.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna
makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan
lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir
dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru
lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat
bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering
oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang
membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah
ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan
memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif
mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan
terhadap antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak.
Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem
kekebalan tubuh.
Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali terjadi
infeksi dan reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan
terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI
dini terutama kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi
sangat penting.
h. Refleks Tarik
Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai ke belakang
lalu bergerak ke kanan sesaat sebelum akhirnya tertunduk ke arah depan
(Asuhan Bayi Baru Lahir, 2000).
Penilaiannya :
Asfiksia berat (nilai apgar 0 – 3)
Memerlukan resusitasi segera secara aktif, dan pemberian oksigen terkendali
Asfiksia ringan/ sedang ( nilai apgar 4 – 6 ).
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas normal
kembali.
Bayi normal (nilai apgar 7 – 10).
9. Penilaian Bayi Untuk Tanda-tanda Kegawatan
Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa
tanda-tanda berikut :
Sesak nafas
Frekuensi pernapasan 60x/mnt
Gerak retraksi di dada
Malas minum
Panas atau suhu bayi rendah
Kurang aktif
Berat lahir rendah (1500 – 2500 gr) dengan kesulitan minum
ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1) Pengkajian fisik
a) Pengukuran umum :
Lingkar kepala 33-35 cm
Lingkar dada 30,5-33 cm
Lingkat kepala 2-3 cm > dari lingkar dada
Panjang kepala ke tumit 48-53 cm
BBL 2700-4000 gram
b) Tanda vital :
Suhu 36,50C-370C (aksila),
Frekwensi jantung 120-140 x/m (apical),
Pernafasan 30-60x/m
c) Kulit :
Saat lahir: merah terang, menggembung, halus
Hari kedua-ketiga: merah muda, mengelupas, kering
Vernik kaseosa
Lanugo
Edema sekitar mata, wajah, kaki, punggung tangan, telapak, dan skrotum
atau labia
d) Kepala
Fontanel anterior: bentuk berlian, 2,5-4,0 cm
Fontanel posterior:bentuk segitiga 0,5-1 cm
Fontanel harus datar, lunak danpadat
Bagian terlebar dari fontanel diukur dari tulang ke tulang, bukan dari sututa
ke sutura.
e) Mata :
Kelopak biasanya edema, mata tertutup
Warna agak abu-abu, biru gelap, coklat
Tidak ada air mata
Ada refleks merah, reflek pupil (repon cahaya), refleks berkedip (respon
cahaya atau sentuhan)
Fiksasi rudimenter pada obyek dan kemampuan mengikuti ke garis tengah
f) Telinga :
Posisi puncak pinna berada pada garis horizontal bersama bagian luar
kantus mata
Reflek moro atau refleks terkejut ditimbulkan oleh bunyi keras dan tiab-tiba
Pina lentur adanya kartilago.
g) Hidung : patensi nasal, rabas nasal-mukus putih encer, bersin
h) Mulut dan tenggorok :
Utuh, palatum arkus-tinggi, uvula di garis tengah, frenulum lidah, frenulum
bibir atas
Reflek menghisap kuat dan terkoordinasi, reflek rooting
Refleks gag, refleks ekstrusi
Salivasi minimal atau tidak ada, menangis keras
i) Leher : Pendek, gemuk, biasanya dikelilingi oleh lipatan kulir, reflek leher tonik,
refleks neck-righting, refleks otolith righting
j) Dada :
Diameter anterior posteriordan lateral sama
Retraksi sternal sedikit terlihat selama inspirasi
Terlihat prosesusxifoideus pembesaran dada.
k) Paru-paru :
Pernafasan utamanya adalah pernafasan abdominal
Reflek batuk tidak ada saat lahir, ada setelah 1-2 hari.
Bunyi nafas bronchial sama secara bilateral
l) Jantung :
Apeks: ruang intercostal ke4-5, sebelah lateral batas kiri sternum
Nada S2 sedikit lebih tajam dan lebih tinggi daripada S1
m) Abdomen :
Bentuk silindris
Hepar: dapat diraba 2-3 cm dibawah marjin kostal kanan
Limpa: puncak dapat diraba pada akhir minggu pertama
Ginjal: dapat diraba 1-2 cm diatas umbilicus
Pusat umbilicus: putih kebiruan pada saat lahir dengan 2 arteri dan 1 vena
Nadi femoral bilateral sama
n) Genetalia
wanita :
Labia dan klitoris biasanya edema
Labia minora lebih besar dari labia mayora
Meatus uretral di belakang klitoris
Verniks kaseosa di antara labia
Berkemih dalam 24 jam
pria :
Testis sudah turun
c. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Proses persalinan Bersihan Jalan Nafas
↓ Tidak Efektif
DO : Bayi lahir pervaginam
Wajah bayi penuh ↓
dengan mucus, dan Jalan nafas baru bayi penuh
sisa persalinan, bayi dengan sekret
sulit menangis ↓
Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas
DS : Bayi baru lahir Resiko Infeksi
DO : ↓
Bayi belum Adaptasi fisiologis imun rendah
diimunisasi, bayi ↓
tampak kedinginan Mudah terinfeksi
↓
Resiko infeksi
DS : Bayi baru lahir Resiko
DO : ↓ Ketidakseimbangan
Bayi tampak biru, Adaptasi fisiologis suhu tubuh Suhu Tubuh
bayi menangis dan ↓
menggigil Bayi beresiko kedinginan
↓
Resiko ketidakseimbangan suhu
tubuh
d. Rencana Keperawatan
Dianogsa
No Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukanManajemen Jalan Nafas (3140) :
tak efektif b.d tindakan keperawatan- Buka jalan nafas
obstruksi jalan nafas : selama … X 24 jam,- Posisikan klien untuk memak-
banyaknya mucus. klien diharapkan mampu simalkan ventilasi
menunjukan jalan nafas- Identifikasi klien perlunya pema-
Batasan yang paten dengan sangan alat jalan nafas buatan
- Keluarkan sekret dengan suction
karakteristik : indicator :
- Auskultasi suara nafas, catat
- Dyspuea
adanya suara tambahan
- Cyanosis Status Respirasi : Monitor respirasi dan ststus O
- 2
- Kelainan suaraPatensi Jalan Nafas
nafas (kracles) (0410) :
- Mata melebar Suction Jalan Nafas (3160) :
- Pasien tampak- Auskultasi suara nafas sebelum
- Produksi sputan
- Gelisah tenang (tidak cemas) dan sesudah suctioning
- Perubahan - RR: 30-60X/menit - Informasikan pada keluarga
- Irama nafas teratur
frekwensi dan irama- Pengeluaran sputum tentang suctioning
nafas - Berikan O2 dengan menggunakan
pada jalan nafas
nasal untuk memfasilitasi suction
- Tidak ada suara
nasotracheal
nafas tambahan
- Gunakan alat yang steril setiap
- Warna kulit
melakukan tindakan
kemerahan
- Berikan waktu istirahat pada klien
setelah kateter dikeluarkan dari
naso trakeal
- 6. Hentikan suction dan
berikan O2 jika klien menunjukan
bradikadi, peningkatan saturasi O2,
dll.
2. Resiko infeksi Setelah dilakukan Mengontrol Infeksi (6540) :
tindakan keperawatan - Bersihkan box / incubator setelah
Batasan selama…X 24 jam, dipakai bayi lain
karakteristik: pasien diharapkan - Pertahankan teknik isolasi bagi bayi
- Prosedur invasif terhindar dari tanda dan ber-penyakit menular
- Malnutrisi gejala infeksi dengan - Batasi pengunjung
- Ketidakadekuatan - Instruksikan pada pengunjung
indicator :
imun buatan untuk cuci tangan sebelum dan
Status Imun (0702) :
sesudah berkunjung
- RR : 30-60X/menit
- Gunakan sabun antimikrobia untuk
- Irama napas teratur
- Suhu 36-37˚ C cuci tangan
- Integritas kulit baik - Cuci tangan sebelum dan sesudah
- Integritas nukosa baik mela-kukan tindakan keperawatan
- Leukosit dalam batas - Pakai sarung tangan dan baju
normal sebagai pelindung
- Pertahankan lingkungan aseptik
selama pemasangan alat
- Ganti letak IV perifer dan line
kontrol dan dressing sesuai
ketentuan
- Tingkatkan intake nutrisi
- Beri antibiotik bila perlu.
Depkes, RI. 2009. Pedoman Asuhan Byi Baru Lahir Terpadu. Jakarta: Depkes RI
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Universitas Padjadjaran. 2000. Asuhan Bayi Baru Lahir. Bandung. Universitas Padjadjaran
Wong, Donna L. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC