LP KB
LP KB
Oleh :
Ni Luh Putu Saptya Widyatmi
135070201111010
Kelompok 2A
2. Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormon yang diberikan secara
suntikan/injeksi untuk mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis
suntikan hormone ini ada yg terdiri atas 1 hormon, & ada pula yg terdiri
atas dua hormone sebagai contoh jenis suntikan yg terdiri 1 hormon
adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston & Noristerat.
Sedangkan yg terdiri dari atas dua hormone adalah Cyclofem dan
Mesygna.
KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang
menginginkan kontrasepsi yang efektif, reversible, dan belum bersedia
untuk sterilisasi.
2.1 Mekanisme suntik
a. Primer: mencegah ovulasi
Kadar Folikel Stimulating Hormon (FSH) dan Lutheinizing Hormon
(LH) menurun dan tidak terjadi sentakan LH (LH surge). Respons
kelenjar hypophyse terhadap gonadotropin-releasing hormone
eksogen tidak berubah, sehingga memberi kesan prosesterjadi di
hipotalamus dari pada di kelenjar hypophyse. Ini berbedadengan
POK yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efeklangsung
pada kelenjar hypophyse. Penggunaan kontrasepsi suntikantidak
menyebabkan keadaan hipo-estrogenik.
Pada pemakaian DMPA, endometrium menjadi dangkal
danartofis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak katif. Sering
stromamenjadi oedematous. Dengan pemakaian jangka lama,
endometriumdapat sedemikian sedikitnya, sehingga tidak
didapatkan atau hanyadidapat sedikit sekali jaringan bila
dilakukan biopsy. Tetapiperubahan-perubahan tersebut akan
kembali menjadi normal dalamwaktu 90 hari setelah suntikan
DMPA yang terakhir.
b. Sekunder
1) Lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga
merupakan barier terhadap spermatozoa
2) Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk
implantasi dari ovum yang telah dibuahi
3) Mungkin mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam
tuba fallopii
5. Kondom Pria
Adalah sarung karet tipis yang dipakai oleh pria pada waktu bersenggama
5.1 Cara Kerja
Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum
5.2 Efektivitas
Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika digunakan
benar tiap kali berhubungan. Namun efektivitasnya kurang jika
dibandingkan metode pil, AKDR, suntikan KB.
5.3 Keuntungan
a. Dapat dipaki sendiri
b. Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
c. Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui
d. Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain
e. Tidak mengganggu kesehatan
f. Tidak ada efek samping sistemik
g. Tersedia secara luas
h. Tidak perlu resep atau penilaian medis
i. Tidak mahal (jangka pendek)
5.4 Baik untuk pasangan yang:
a. Ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan anak
b. Jarang bersenggama
c. Pasangan yang takut menularkan & tertular penyakit kelamin
d. Wanita yang kemungkinan sudah hamil
5.5 Kontraindikasi
Alergi.
6. Kondom Wanita
Kondom wanita ini mungkin kurang familiar di Indonesia. Kondom ini
dimasukan ke dalam vagina hingga menutupi seluruh area serviks.
Dengan demikian sperma yang masuk akan tertampung di dalam kondom
tersebut. Angka kegagalan mencapai 5-21%.
F. Konseling KB
1. Konseling awal
Konseling awal sangat diperlukan untuk calon yang baru pertama datang
dan dimaksudkan untuk mengenalkan klien kepada semua cara KB atau
pelayanan kesehatan, prosedur klinik, kebijakan, dan bagaimana
pengalaman klien pada kunjungannya itu. Bila konseling awal dilakukan
dengan baik, maka dapat membantu klien dalam memilih cara KB yang
cocok bagi klien. Dalam konseling awal diberitahukan secara singkat
tentang cara-cara KB yang tersedia di klinik. Jawab pertanyaan klien
dengan jelas dan terarah.
Hal-hal yang penting diperhatikan dalam pelaksanaan konseling awal :
a. Tanyakan kepada klien cara apa yang disukainya, dan apa yang ia
ketahui mengenai cara tersebut
b. Uraikan secara ringkas
c. Bagaimana cara kerjanya
d. Manfaat dan kerugiannya
2. Konseling awal secara individual atau kelompok
a. Suasana pelayanan yang nyaman melalui penerimaan yang hangat
dan kekeluargaan.
b. Penyuluhan mengenai cara-cara KB.
c. Penyuluhan mengenai keefektifan menyusui untuk KB bagi ibu yang
baru melahirkan.
d. Keterangan mengenai apa yang diinginkan oleh klien selama
kunjungan tersebut.
3. Konseling metode khusus
Konseling khusus mengenai metode KB yang memberi kesempatan
kepada klien untuk :
a. Mengajukan pertanyaan tentang cara KB tertentu dan membicarakan
pengalamannya.
b. Mendapat informasi lebih rinci tentang cara KB yang tersedia yang
ingin dipilihnya.
c. Mendapat bantuan untuk memilih metode KB yang cocok.
d. Penerangan lebih jauh tentang bagaimana menggunakan metode
tersebut dengan aman, efektif, dan memuaskan.
4. Selama konseling, petugas memberi pelayanan:
a. Menanyakan kepada klien cara apa yang ingin dipilih dan apa yang ia
ketahui tentang cara tersebut. Dengan cara demikian pemberi
pelayanan dapat mengoreksi dan informasi yang salah yang muncul
di masyarakat untuk selanjutnya memberikan informasi yang benar.
b. Memberitahukan dan mendiskusikan cara kerja setiap metode KB,
keefektifannya, manfaat dan kerugiannya.
c. Membantu klien untuk mulai memilih suatu metode
d. Menasehati klien perlunya evaluasi lebih lanjut.
e. Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya lebih lanjut atau
ada hal lain yang masih merisaukan.
f. Menjelaskan secara singkat dan jelas bagaimana menggunakan
metode tersebut dan memungkinkan efek samping yang timbul
g. Meminta klien mengulang instruksi untuk menyakinkan bahwa ia
benar-benar telah mengerti.
h. Membicarakan dengan klien apa harus kembali atau follow up.
Penekanan dititik beratkan pada penyediaan alat, nasehat tentang
efek samping, bagaimana mengenal adanya masalah sedini mungkin,
bagaimana bila ingin mengganti alat kontrasepsi.
Progesterone Estrogen
Progesterone Estrogen
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien tidak mengalami
nyeri
Kriteria hasil :
klien melaporkan nyeri berkurang
klien mengatakan mampu mengontrol nyeri
klien mampu mengenali nyeri
INTERVENSI RASIONAL
Lakukan pengkajian nyeri secara Memudahkan menentukan inetrvensi
komprehensif termasuk lokasi nyeri, durasi, selanjutnya
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari
Mengidentifikasi adanya nyeri pada
ketidaknyamanan klien
Kontrol tekanan darah klien Perubahan tekanan darah dapat
mengindikasikan adanya reaksi dari
pemberian obat-obatan
Kontrol lingkungan yang dapat Mengurangi faktor pencetus nyeri
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri Apabila faktor pencetus berkurang
maka intensitas nyeri akan berkurang
Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan Dukungan dari keluarga dapat
menemukan dukungan membantu klien mengatasi nyeri
Ajarkan tentang teknik non farmakologi: Teknik non farmakologi yang benar
napas dada, relaksasi, distraksi, kompres akan membuat klien rileks dan nyaman
hangat/dingin sehingga dapat mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat Istirahat akan membuat klien merasa
nyaman, sehingga nyeri dapat
berkurang
Kolaborasi: Penggunaan agens-agens farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri, untuk mengurangi atau menghilangkan
seperti nyeri
b. Ansietas
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam kecemasan klien teratasi
Kriteria hasil :
TTV klien dalam batas normal
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
Klien mampu mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas
INTERVENSI RASIONAL
Identifikasi tingkat kecemasan Membantu menentukan intervensi
selanjutnya
Bantu klien mengenali situasi yang Mengidentifikasi sumber kecemasan
menimbulkan kecemasan klien
Dorong klien untuk mengungkapkan Mengungkapkan perasaan, ketakutan,
perasaan, ketakutan, persepsi dan persepsi akan mengurangi
kecemasan klien
Dengarkan dengan penuh perhatian Membuat klien merasa tenang dan
mengurangi kekhawatiran klien
Temani klien untuk memberikan Memberikan keamanan pada klien dan
keamanan dan mengurangi takut mengurangi takut
Jelaskan semua prosedur dan apa yang Mengurangi kecemasan klien,
dirasakan selama prosedur meningkatkan pemahaman klien
mengenai prosedur tindakan yang akan
dilakukan
Libatkan keluarga untuk mendampingi Keluarga dapat member dukungan positif
klien kepada klien
Instruksikan pada klien untuk Untuk mengurangi kecemasan yang
menggunakan teknik relaksasi dirasakan klien
Kolaborasi: Pemberian obat anti cemas sesuai
Berikan obat anti cemas dengan kebutuhan klien dapat
mengurangi kecemasan klien
c. Kurang Pengetahuan
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien menunjukkan
pengetahuan tentang kontrasepsi
Kriteria hasil :
Klien menyatakan kepahaman tentang kondisi kontrasepsi, jenis kontrasepsi,
kelebihan & kekurangan, serta cara menggunakannya
Klien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
Klien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan
lainnya
INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat pengetahuan klien Membantu menentukan jenis pengetahuan
yang akan diberikan pada klien
Jelaskan tentang kontrasepsi, jenis- Meningkatkan pemahaman klien
jenis kontrasepsi, kekurangan &
kelebihan masing2 kontrasepsi dan
cara penggunaannya
Jelaskan cara mengatasi masalah yang Meningkatkan pemahaman klien dan
mungkin muncul setelah pemakaian membantu klien mengatasi masalah yang
kontrasepsi muncul
Diskusikan pemilihan kontrasepsi Memilih kontrasepsi yang tepat dan sesuai
dapat mengurangi kecemasan klien&
memenuhi kebutuhan klien
Dukung klien untuk mengeksplorasi Memperluas pemahaman klien
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
Imbarwati. 2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD pada
Peserta KB non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf. Diakses tanggal 19 Juni 2012.
Pukul19.49 WIB.
Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur.
http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf. Diakses tanggal 19 Juni
2012. Pukul 19.20 WIB.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19183/4/Chapter%20II.pdf