Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

1.1 BERKAS PASIEN


A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Umur : 42 tahun
Alamat : Sunter RT 04/ 01 no II
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan terakhir : SMP
Agama : Islam
Suku bangsa : Betawi
Status : Sudah menikah

B. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis pasien pada tanggal 23 Maret 2017 pukul 10.00 WIB di
Puskesmas Kecamatan Kemayoran.
1. Keluhan Utama :
Nyeri telinga sebelah kanan sejak 10 hari yang lalu.
2. Keluhan Tambahan :
Keluar cairan berwarna putih
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Kemayoran pada tanggal 23 Maret 2017
dengan keluhan nyeri pada telinga sebelah kanan sejak 10 hari yang lalu. Nyeri terasa
sepanjang waktu terutama dimalam hari hingga pasien sulit tidur. Nyeri juga dirasakan
bila telinga pasien di sentuh. Keluhan disertai dengan keluarnya cairan berwarna putih
sejak 8 hari yang lalu dan berbau. Tidak ada darah yang keluar. Pasien merasakan
pendengaran yang berkurang pada telinga kanan dan terasa penuh. Dan pasien
mengeluhkan demam, namun tidak disertai dengan batuk dan pilek.
Telinga kiri pasien tidak mengalai keluhan yang serupa. Pasien mengaku
sebelumnya cukup sering menggunakan cotton bud untuk mengurangi rasa gatal pada
telinganya. Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa dan tidak
pernah berobat ke dokter untuk keluhan pada telinga.

1
4. Riwayat Penyakit Dahulu

 Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa. Riwayat sakit telinga sebelum
disangkal.
 Riwayat hipertensi disangkal.
 Riwayat Bell’s Palsy pada tahun 2002
 Riwayat Diabetes Mellitus (DM) disangkal.
 Riwayat asma disangkal.
 Riwayat alergi disangkal.
.
5. Riwayat Penyakit Keluarga

 Riwayat keluhan serupa disangkal


 Riwayat hipertensi pada ibu dari pasien (+)
 Riwayat DM dalam keluarga disangkal
 Riwayat Asma dalam keluarga disangkal
 Riwayat alergi dalam keluarga disangkal

6. Riwayat pengobatan
Menurut pengakuan pasien, pasien menggunakan vital air oil namun tidak ad
aperubahan pada keluhan telinga kanan pasien
7. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien berasal dari sosial ekonomi menengah kebawah. Saat ini pasien tinggal
di rumah milik keluarganya bersama suami, ayah mertua pasien, kedua nakanya dan
adiknya. Pasien seorang ibu rumah tang. Penghasilan pasien pasien membantu
suaminya untuk menambah penghasilan dengan berjualan pulsa di depan rumah pasien.
Menurut pasien, dirinya cukup aktif dalam kegiatan sosial disekitar rumahnya
seperti acara perkumpulan di sekitar lingkungan RT/RW, acara pengajian, acara kerja.

2
8. Riwayat Kebiasaan
Pasien dan keluargnya memiliki kebiasan makan 2-3 x sehari. Pasien juga
mengatakan bahwa mereka mencuci tangannya dengan menggunakan sabun dan air
mengalir sebelum dan sesudah makan. Pasien mengaku jarang berolah raga.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis

2. Vital Sign
a. Tekanan darah : 130/80 mmHg
b. Respirasi : 20 x/menit
c. Nadi : 80 x/menit, reguler
d. Suhu : 36,6 °C

3. Status Gizi
a. Berat badan : 60 kg
b. Tinggi badan : 156 cm
c. IMT :
IMT = BB (kg) : TB (m)2
= 60 kg : (1,56 meter)² = 24.65kg/m² (berat badan berisiko menjadi obes)

4. Status Generalis
a. Kepala
a) Bentuk : Normocephal
b) Rambut : Hitam,tidak mudah dicabut
b. Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-),
refleks cahaya (+/+) pupil bulat isokor
c. Hidung : Septum tidak deviasi, sekret (-/-), polip (-/-)
d. Tenggorokan : Tidak hiperemis, T1 – T1
e. Mulut : Mukosa bibir basah, tidak sianosis, lidah tidak kotor
f. Leher : Trakea ditengah, pembesaran kelenjar getah bening (-),

3
pembesaran kelenjar tiroid (-)
g. Thorak : Cor : Bunyi jantung I/II reguler, murmur (-), gallop(-)
Pulmo : vesikuler diseluruh lapang paru,wheezing -/-,
rhonki -/-
h. Abdomen : Datar, bising usus (+) meningkat, hepar dan
lien tidak teraba pembesaran
i. Ekstremitas : akral hangat, edema (-/-/-/-), sianosis (-/-/-/-)

5. Status Lokalis Telinga


Gambar :
Tabel 1. Status lokalis telinga

Telinga Telinga
Kanan Kiri

Telinga bagian luar


 Aurikula

Auricula dextra Pemeriksaan Auricula sinistra

Normal Bentuk Normal

Negatif Laserasi Negatif

Negatif Hematoma Negatif

Negatif Edema Negatif

Negatif Massa Negatif

Negatif Kista Negatif

Negatif Nyeri tekan aurikula Negatif

Negatif Lain-lain Negatif

4
 Pre-Aurikula

Auricula dextra Pemeriksaan Auricula sinistra

Positif Nyeri tekan tragus Negatif

Negatif Hiperemis Negatif

Negatif Edema Negatif

Negatif Fistula Negatif

Negatif Abses Negatif

Negatif Lain-lain Negatif

 Retroaurikula

Auricula dextra Pemeriksaan Auricula sinistra

Negatif Nyeri tekan mastoid Negatif

Negatif Hiperemis Negatif

Negatif Edema Negatif

Negatif Fistula Negatif

Negatif Abses Negatif

Negatif Lain-lain Negatif

Telinga bagian dalam


 Liang telinga

Auricula dextra Pemeriksaan Auricula sinistra

Normal Lapang/sempit Normal

Positif Hiperemis Negatif

Negatif Laserasi Negatif

Negatif Massa Negatif

Negatif Benda asing Negatif

5
Positif Otorae Negatif

Positif Serumen Negatif

Negatif Sekret Negatif


Jumlah
Sifat
warna
Bau
Lendir/darah

 Membran Timpani

Auricula dextra Pemeriksaan Auricula sinistra

Tidak Dapat Dilihat Refleks cahaya Tidak Dapat Dilihat

Tidak Dapat Dilihat Warna Tidak Dapat Dilihat

Tidak Dapat Dilihat keutuhan Tidak Dapat Dilihat

Tidak Dapat Dilihat Perforasi Tidak Dapat Dilihat

Letak
Bentuk

Tidak Dapat Dilihat Tidak Dapat Dilihat


gambar

Tidak Dapat Dilihat Lain-lain Tidak Dapat Dilihat

6
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Tidak dilakukan
SARAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Kultur dan Uji Resistensi Kuman
- Pemeriksaan Audiometri
E. PENATALAKSANAAN
a. Non Farmakologis:
i. Menyarankan agar tidak diperbolehkan mengkorek telinga
ii. Menyarankan agar tidak diperbolehkan memasukan air ke telinga
iii. Menyarankan agar tidak diperbolehkan berenang
iv. Menyarankan agar meminum obat secara teratur dan segera berobat bila
terdapat infeksi saluran nafas
b. Farmakologis:
i. Chloramphenicol-dexametasone otic 4 tetes 2x sehari selama 7 hari
ii. Asam mefenamat 3 x 500 mg

1.2 BERKAS KELUARGA


A. PROFIL KELUARGA
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. D
Umur : 44 tahun
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Alamat : Sunter RT 04/ 01 no II

b. Struktur Komposisi Keluarga


Menurut pendapat Goldenberg (1980), bentuk keluarga ini extended family.
Merupakan keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak- kandung. Mereka yang

7
tinggal dalam satu rumah adalah Tn. D sebagai suami pasien, Tn. S sebagai ayah
mertua pasien dan Tn. S sebagai adik pasien

Tabel 2. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

Kedudukan Keterangan
dalam Tambahan
No Nama Gender Umur Pendidikan Pekerjaan
Keluarga

1. Tn. D Kepala L 44 th SMP Buruh Suami


Keluarga

2. Tn. S Ayah L 75 th SD Sudah tidak Ayah Mertua


bekerja Pasien

3. Ny. R Istri P 42 th SMP Ibu rumah Pasien


tangga

4. Tn. S Om L 30 th SMP Buruh Adik Pasien

5. Tn.A Anak L 21 th SMA Pelajar Anak Pasien

6. Nn. H Anak P 14 th SMP Pelajar Anak Pasien

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 3. Lingkungan Tempat Tinggal
Status Kepemilikan Rumah : Rumah milik orang tua

Daerah Perumahan : Padat bersih


Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah : 10 x 6 Keluarga Ny. R, tinggal di rumah milik
Jumlah penghuni dalam rumah : 6 orang orang tua bersama ayah mertua, suami

8
Luas halaman rumah : 2 x 1 kedua anaknya dan adiknya. Rumah
Tingkat rumah : ya tinggal Ny. R berada dalam lingkungan
Lantai rumah : keramik yang padat dan bersih. Rumah yang
Dinding rumah : tembok cukup nyaman untuk di tempati oleh 6
Jamban keluarga : ada orang anggota keluarga. Ketersediaan
Penerangan listrik : 1400 watt air bersih, jamban keluarga serta tempat
Ketersediaan air bersih : ada (Pompa Air) pembuangan sampah yang cukup baik.
Tempat pembuangan sampah : ada

b. Kepemilikan barang-barang berharga


Keluarga Ny.R memiliki beberapa barang elektronik di rumahnya antara lain, satu buah
televisi berwarna yang terletak di ruang tamu, 4 buah kipas angin yang terletak di kamar
tidur, satu buah rice cooker, satu buah kompor, satu buah dispenser , satu buah setrikaan dan
satu buah lemari es. Selain itu keluarga Ny.R memiliki satu buah motor.

c. Denah rumah
Panjang
Dapur
Kamar bangunan 10 meter
mandi

TANGGA

Ruang Ruaang tamu dan


Keluarga dan satu tempat tidur
Ruang Makan

VENTILASI
Lebar bangunan 6 meter
Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Ny.R Lantai 1

9
Kamar Tidur 3

t
a
Ruang
n
Keluarga
g
g Panjang
Kamar a bangunan 10 meter
Tidur 2

Kamar
tidur 1

halaman
Lebar bangunan 6 meter

Gambar 1.2 Denah Rumah Keluarga Ny.R Lantai 2

Kesan: berdasarkan Depkes RI (2002) mengenai kriteria rumah sehat, rumah Ny. R
termasuk dalam kriteria rumah sehat, karena terdapat ventilasi dan pencahayaan yang baik.
Melihat lingkungan tempat tinggal dan denah rumah yang dimiliki keluarga pasien
tergolong keluarga dengan ekonomi baik.

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


a. Perilaku terhadap sakit dan penyakit
Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit keluarga Ny.R selalu berobat ke
Puskesmas Kecamatan Kemayoran karena harganya yang terjangkau dan juga karena
tempatnya tidak jauh dari rumah
b. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan
Keluarga Ny. R mengikuti program BPJS dan selalu membayar iuran untuk
mendapatkan jaminan kesehatan di Puskesmas ataupun Rumah Sakit. Ny.R menggunakan
BPJS kelas III untuk biaya pelayanan kesehatan. Pasien berobat ke puskesmas dengan
angkutan umum atau menggunakan motor. Karena biaya pengobatan di puskesmas

10
terjangkau oleh pasien dan tidak terlalu jauh dari tempat tinggal pasien. Selain itu pasien
puas dengan pelayanan di puskesmas.
c. Perilaku terhadap makanan
Keluarga Ny. R mempunyai kebiasaan makan sebanyak tiga kali sehari. Menu makanan
pasien dan keluarga pasien tidak sesuai dengan gizi seimbang yaitu tidak mengonsumsi
makanan yang beraneka ragam dan tidak melakukan aktivitas fisik.
Makanan yang dimakan oleh keluarga Ny. R adalah makanan buatan Ny. R sendiri.
Menu makanan yang paling biasa dimasak adalah ayam, ikan, tempe, tahu, telor ayam, dan
sayuran.
d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan
Ny. R mempunyai rumah yang terang dan bersih. Rumah yang mempunyai ventilasi
yang baik, ketersedian air bersih, jamban keluarga serta tempat pembuangan sampah yang
cukup baik.

Kesan : Berdasarkan penilaian perilaku kesehatan keluarga terlihat bahwa keluarga pasien
memiliki kepedulian yang cukup mengenai kesehatan keluarganya. Pasien sudah memiliki
BPJS pada setiap anggota keluarganya, dan bila ada anggota keluarga yang sakit langsung
dibawa ke puskesmas yang tidak jauh dari rumah pasien serta tinggal dalam lingkungan rumah
yang bersih.

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)


Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat Motor Letak Puskesmas Kecamatan cukup
pelayanan kesehatan jauh dari tempat tinggal pasien.
Untuk biaya pengobatan diakui
Tarif pelayanan kesehatan Tanpa biaya murah karena ditanggung oleh BPJS.

Kualitas pelayanan Cukup memuaskan


kesehatan

11
5. Pola konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan makan
Pola makan Ny. R mempunyai kebiasaan makan sebanyak 3 kali sehari yaitu makan
pagi, makan siang, dan makan malam. Pada pagi hari Ny. R biasa mengkonsumsi teh manis
sebanyak 1 cangkir kecil dan gorengan. Makan-makanan yang dikonsumsi dimasak sendiri.
Menu makanan yang biasa dihidangkan terdiri dari nasi, sayur, dan lauk. Lauk yang
dihidangkan bervariasi seperti ayam, telur, tahu, tempe, gorengan dan daging namun tidak
terlalu sering. Sedangkan untuk buah-buahan dan susu jarang dikonsumsi oleh keluarga ini.
Ny.R memakan jenis makanan yang sama dengan yang dikonsumsi oleh anggota keluarga
lain.
Keluarga Ny. R memiliki ruang makan yang juga digunakan sebagai ruang keluarga.
Mereka juga membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan sabun dan sesudah makan
serta merapikan dan membersihkan peralatan mereka setelah makan.
b. Menerapkan pola gizi seimbang
Menu makanan gizi seimbang adalah makanan yang terdiri dari nasi, lauk dan
pauk, sayur mayur, buah dan susu. Namun menu makan sehari-hari keluarga Ny. R
yang biasa disajikan terdiri dari nasi, ayam, tahu, tempe gorengan sedangkan konsumsi
sayuran dan buah-buahan jarang sekali serta tidak mengkonsumsi susu.
Keluarga Ny. R belum menerapkan gizi seimbang sesuai dengan pedoman gizi
karena walaupun mereka sehari-hari telah membiasakan untuk sarapan namun
terkadang lupa untuk sarapan serta kalori makanan yang mereka konsumsi kurang.
Makanan yang dimakan juga tidak sesuai dengan menu makan gizi seimbang, tidak
membatasi konsumsi makanan yang berlemak dan berminyak, masih mengkonsumsi
makanan yang mengandung bahan pengawet dan tidak melakukan aktivitas fisik
seperti berolahraga secara teratur.

12
Pola makan pasien selama 3 hari terakhir sebagai berikut:
Tabel 4. Pola makan pasien pada tanggal 20 Maret 2017

Pagi, 20 Maret 2017

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi 1 porsi 175 kal 40 gr 4 gr

Sayur asem 75 kal 10,5 gr 3,5 gr 1,5 gr

Ikan asin 4 ptg sdg 200 kal 21 gr

Minyak 2 sdm 270 kal 10 gr

Sambel Terasi 1 sdm 70 kal 4 gr 7 gr 1 gr

Kerupuk 2 biji sedang 80 kal 30 gr

Teh manis 70 kal 4,2 gr

Jumlah kalori 940

Siang, 20 Maret 2017

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi 1 porsi 175 kal 40 gr 4 gr

Bakwan 3 ptg 137 kal 7 gr 2 gr 11 gr

Minyak 1 sdm 135 kal 5 gr

Air Mineral

Jumlah kalori 447 kal

13
Malam, 20 Maret 2017

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi 1 porsi 175 kal 40 gr 4 gr

Ikan asin 4 ptg sdg 200 kal 21 gr

Minyak 1 sdm 135 kal 5 gr

Air Mineral

Jumlah kalori 510 kal

Pagi, 21 Maret 2017

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi 1 porsi 175 kal 40 gr 4 gr

Ayam goreng 100 kal 14 gr 4 gr

Tahu goreng 1ptg 75 kal 7 gr 5 gr 3 gr


besar

Minyak 2,5 sdm 337,5 kal 12,5 gr

Kerupuk 3 biji sedang 120 kal 30 gr

Teh manis 70 kal 4,2 gr

Jumlah kalori 877,5

14
Siang, 21 Maret 2017

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi 1 porsi 175 kal 40 gr 4 gr

2buah telor balado 142 kal 4 gr 8 gr 12 gr

Cabai 1sdm 13 kal 3 gr 0,64 gr 0,92 gr

Gula pasir 37 kal 9 gr

Tahu goreng 1ptg 75 kal 7 gr 5 gr 3 gr


besar

Minyak 1 sdm 135 kal 5 gr

Air Mineral

Jumlah kalori 577 kal

Malam, 21 Maret 2017

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi 1 porsi 175 kal 40 gr 4 gr

1 buah telor balado 71 kal 2 gr 4 gr 6 gr

Cabai 1 sdm 13 kal 3 gr 0,64 gr 0,92 gr

15
Tahu goreng 2ptg 150 kal 14 gr 10 gr 6 gr
besar

Minyak 1,5 sdm 202,5 kal 7,5gr

Air Mineral

Gula pasir 37 kal 9 gr

Jumlah kalori 648,5 kal

Pagi, 22 Maret 2017

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi 1 porsi 175 kal 40 gr 4 gr

Ayam goreng 100 kal 14 gr 4 gr

Tempe goreng 1ptg 75 kal 7 gr 5 gr 3 gr


besar

Minyak 2,5 sdm 337,5 kal 15 gr

Kerupuk 3 biji 120 kal 30 gr


sedang

Teh manis 70 kal 4,2 gr

Jumlah kalori 877,5

Siang, 22 Maret 2017

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi 1 porsi 175 kal 40 gr 4 gr

2buah telor balado 142 kal 4 gr 8 gr 12 gr

16
Cabai 1 sdm 13 kal 3 gr 0,64 gr 0,92 gr

Gula pasir 37 kal 9 gr

Tahu goreng 1ptg 75 kal 7 gr 5 gr 3 gr


besar

Minyak 1,5 sdm 202,5 kal 5 gr

Air Mineral

Jumlah kalori 644,5 kal

Malam, 22 Maret 2017

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi 1 porsi 175 kal 40 gr 4 gr

1 buah telor balado 71 kal 2 gr 4 gr 6 gr

Cabai 1 sdm 13 kal 3 gr 0,64 gr 0,92 gr

Gula pasir 37 kal 9 gr

Tahu goreng 2ptg 150 kal 14 gr 10 gr 6 gr


besar

Minyak 1,5 sdm 202,5 kal 5 gr

Air Mineral

Jumlah kalori 648,5 kal

Perhitungan rata - rata total konsumsi kalori Ny. R sehari


17
= (1897 + 2103+2170,5) / 3 = 2056,8 kalori

Penentuan Status Gizi

Berat badan : 56 kg
Tinggi badan : 150 cm
IMT : BBkg/ (TBm)2 = 24.89 kg/m2
Status Gizi : Berat Badan Mendekati Obes

Kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT)


IMT dihitung berdasarkan pembagian berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi
badan (dalam meter kuadrat).

Tabel 7. Indeks Masa Tubuh


IMT STATUS GIZI

<18,5 Berat Badan Kurang

18,5 – 22,9 Berat Badan Normal

>23,0 Kelebihan Berat Badan

23,0 – 24,9 Beresiko Menjadi Obes

25,0 – 29,9 Obes I

>30,0 Obes II

Sumber : Center For Obesity Research and Education, 2007


Kesimpulan : Status Gizi Pasien Berisko Menjadi Obes

BB ideal = (Tinggi Badan-100) – 10% (Tinggi Badan-100)


BB Ideal : (150-100) x 10% x 40 =
40 – 4 = 36
Jumlah kebutuhan kalori perhari: (Rumus Harris Benedict)

18
Kebutuhan kalori basal = 655 + (9,6x BB) + (1,8x TB) – (4.7 x U)
= 655 + (9.6 x 56) + (1.8 x 150 ) – (4,7 x 42)
= (655 +537,6+ 270– 197.4)
= 1265.2
Kebutuhan untuk aktivitas ditambah 20 % karena aktivitas yang dilakukan
pasien termasuk aktivitas sedang.
(20% KKB)
20% x 1265.2 kalori = 253.04 kalori

Jadi, total kebutuhan kalori perhari untuk pasien adalah :


1265.2 kalori + 253.04 kalori = 1518.24kalori.

Untuk Kebutuhan Harian :


Kebutuhan Karbohidrat : 65% x 1518.24= 986.85 Kal
(45-65%)
Kebutuhan Protein : 13% x 1518.24= 197.37 Kal
(10 - 15%)
Kebutuhan Lemak : 20% x 1518.24= 303.64 Kal
(20 – 25%)
Kalori selama tiga hari =
Kalori selama tiga hari = 987 kal +197 kal + 304 kal = 1488 kal
Rata – rata konsumsi kalori pasien per hari = 496 kalori/hari
Kekurangan kalori pasien :
1518.24 kal –496 kal = 1022.24 kalori/ hari
Kesimpulan :

Setelah menghitung jumlah BBI, kebutuhan energi/kalori serta kebutuhan zat gizi pada
pasien, juga dengan melihat food recall pasien selama 3 hari sebelum dan sesudah datang ke
puskesmas maka dapat disimpulkan bahwa setiap harinya menu makan pasien kurang dari
jumlah energi/kalori yang dibutuhkan setiap harinya dan belum mencakupi gizi yang
seimbang. Pasien disarankan agar memberikan tambahan makanan agar kebutuhan kalori
pasien tiap harinya dapat terpenuhi, termasuk melakukan variasi makanan yang mengandung

19
protein seperi daging dan ayam, serta mengurangi makanan instan seperti mie goreng karena
tidak baik untuk kesehatan tubuh pasien

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah Dalam Keluarga


1. Ny. R mengaku sadar akan penyakit yang dideritanya tidak mengorek – ngorek telinga lagi.
2. Dari segi ekonomi, keluarga Ny.R keluarga yang berkecukupan karena suami dari Ny. R
mencari nafkah dan dibantu oleh Ny. R dengan berjualan pulsa
3. Keluarga Ny.R memiliki BPJS

b. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah Dalam Keluarga


Pada keluarga Ny.R tidak ada faktor penghambat dalam menyelesaikan masalah dalam
keluarga.
B. Genogram
a. Bentuk Keluarga
Keluarga terdiri dari 1 generasi. Bentuk keluarga ini termasuk keluarga majemuk.
Tn. D sebagai kepala keluarga. Ny.R sebagai ibu rumah tangga. Dari hasil pernikahan Tn.
D dan Ny. R memiliki 2 orang anak. Kedua anak dari Ny. R yaitu Tn. A dan Nn.H.
b. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall (1998)
tahapan siklus keluarga Tn. D dan Ny. R termasuk ke dalam tahap VI, yaitu keluarga melepas
anak usia dewasa muda (anak yang meninggalkan rumah).

20
c. Family Map

Tn.S
Ibu Ny.R memiliki
hipertensi

NY.R Tn.S Tn.D

Tn.A Nn. H

21
Keterangan Gambar :

c : Laki-laki : Pasien
: Perempuan
: Keturunan : Pernikahan
: Tinggal serumah : Meninggal

d. Dinamika Keluarga:
Keluarga Ny. R termasuk keluarga yang harmonis
e. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
Keluarga Tn. D dan Ny. R mampu menghasilkan 2 orang anak yang sudah
dirawat sampai dewasa. Keluarga Ny. R merasa cukup untuk memenuhi
kebutuhan makanan sehari-hari namun tidak sesuai dengan pola gizi seimbang
yaitu yaitu tidak mengonsumsi makanan yang beraneka ragam dan tidak
melakukan aktivitas fisik.

b. Fungsi Psikologis
Masing masing anggota keluarga saling menyayangi. Pasien memiliki
semangat yang tinggi dalam membantu suaminya untuk mencari nafkah keluarga
dan mengurus ayah mertuanya.
c. Fungsi Ekonomi
Penghasilan sehari-haricukup untuk kebutuhan sehari-hari keluarga.
Penghasilan keluarga ini didapat dari pendapatan Tn. D yang bekerja sebagai
Buruh dengan penghasilan Rp 3.000.000/ bulan dan penghasilan dari jualan pulsa
didepan rumah Rp. 500.000/bulan. Dengan jumlah penghasilan yang di hasilkan
dirasa cukup untuk kehidupan sehari – hari keluarga Ny.R dan sisanya dapat
ditabung. Keluarga Ny. R mempunyai BPJS sebagai asuransi kesehatan.
d. Fungsi Sosial
Lingkungan tempat keluarga tinggal termasuk lingkungan padat penduduk.
Lingkungan rumah pasien cukup bersih dan terawat, keadaan rumah juga dalam
keadan bersih. Keluarga Ny.R dikenal sebagai keluarga yang baik dan sopan
terhadap tetangga.

22
e. Fungsi Pendidikan
Keluarga Ny. R menyadari akan pentingnya mengenyam pendidikan
setinggi mungkin. Pendidikan terakhir Tn.D adalah SMP. Dan kedua anaknya
sedang bersekolah di SMA dan SMP
f. Budaya
Sebagian besar penduduk di sekitar rumah pasien merupakan chinese,
sebagian kecil merupakan suku betawi. Pasien dan keluarga berasal dari betawi.
Pasien dan keluarga dapat tinggal dan bersosialisasi dengan baik kepada warga
sekitar.

g. Fungsi Spiritual
Ny. R dan keluarga selalu melaksanakan ibadah wajib. Keluarga Ny. R
melaksanakan ibadah wajib dan kewajiban lain sesuai syariat Islam tanpa adanya
hambatan dalam keluarga.
6. Identifikasi Permasalahan yang Didapat Dalam Keluarga

1. Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit pasien, yang salah satunya dapat


disebabkan kebiasaan mengorek – ngorek telinga.
2. Pasien bekerja berdagang di pinggir jalan, sehingga sering terpapar debu dari udara
luar.
3. Pasien membantu dan membiayai kebutuhan keluarga.
4. Keluarga kurang mengerti akan pentingnya kesehatan dan pemeliharaan
kesehatan, sehingga usaha dalam merubah pola makan dan gaya hidup kurang
diperhatikan. Konsumsi sayuran dan buah – buahan pada keluarga pasien kurang.
5. Kurangnya kesadaran akan kebiasaan olahraga pada keluarga pasien.

B. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal
a. Alasan kedatangan : Nyeri telinga sebelah kanan datang atas kemauan sendiri
b. Harapan : pasien berharap rasa sakitnya berkurang

23
c. Kekhawatiran : khawatir terhadap rasa sakit yang bertambah bila tidak segera di obati
yang menyebabkan susah tidur & susah makan.
d. Persepsi : pasien mengira telinganya kotor sehingga pasien berusaha mengorek
telinganya.
2. Aspek Klinik
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
disimpulkan sebagai berikut :
Diagnosis kerja:
Otitis eksterna
Diagnosis Banding :
a. Trauma pada Meatus Akustika
b. Otitis Media Akut Stadium Hiperemis
3. Aspek Risiko Internal
a. Genetik : Tidak Ada.
b. Kebiasaan :
Pasien memiliki kebiasaan mengorek – ngorek telinga.
c. Livestyle :
Pasien berjualan pulsa di depan rumah sehingga terpapar debu dari udara luar.
4. Aspek Resiko Psikososial keluarga (faktor – faktor eksternal yang mempengaruhi
masalah kesehatan pasien).
a. Keluarga pasien sekitar menganggap bahwa penyakit pasien tidak mengkhawatirkan
hanya nyeri telinga biasa saja.

5. Aspek Fungsional
Menurut Internasional Classification Primary Care (ICPC) pasien mempunyai
aspek fungsional pasien mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit dimasukkan
ke nilai dalam klasifikasi derajat fungsional adalah derajat 1. Keterangan : mandiri dalam
perawatan diri, bekerja diluar dan didalam rumah

24
C. Rencana Penatalaksanaan
Tabel 7. Rencana Penatalaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan

Aspek - Menjelaskan kepada pasien Pasien Pada saat di - Pasien dapat memahami dengan baik
Personal mengenai penyakit otitits Puskesmas tentang penyakit yang sedang dideritanya
eksterna difusa yang (Ny.R) dan menjaga kebersihan telinga sehingga
dideritaya, faktor-faktor yang dapat mencegah penyakit berulang dan
dapat menyebabkan terjadinya mengupayakan penanganan yang tepat
otitis eksterna , cara untuk menghindari komplikasi.
pencegahannya
- Pasien bisa fokus untuk kesembuhannya
- Menjelaskan kepada pasien sehingga tidak menjadikan penyakitnya
untuk tidak perlu khawatir sebagai beban pikiran.
karena penyakit otitis eksterna
ini dapat sembuh dilihat dari - Pasien sama persepsi mengenai penanganan
penyebabnya. penyakit ini dengan menghindari faktor
risiko yang dapat menyebabkan penyakit
- Menyamakan persepsi dengan otitis eksterna
pasien mengenai cara
menangani penyakit ini

25
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang di harapkan

Aspek - Memberikan obat – obatan Pasien Pada saat di - Mengurangi keluhan pasien sehingga
Klinis untuk menunjang kesembuhan Puskesmas pasien dapat melakuan aktivitas tanpa
dari pasien ini dapat diberi: (Ny.R) gangguan dan mencegah timbulnya
komplikasi.
 Antibiotik :
- Mengurangi keluhan pasien sehingga lebih
Chloramphenicol- nyaman dengan mengkonsumsi makanan
dexametasone otic 4 tetes yang lunak
2x sehari selama 7 hari

 Analgesik :

Asam mefenamat 3x 500


mg

- Menganjurkan makanan
dengan konsistensi lunak

Aspek - Menganjurkan pasien untuk Pasien Pada saat di - Pasien makan setidaknya 3x sehari dengan
Risiko memperbaiki pola hidupnya dan puskesmas dan pilihan menu yang sehat dengan
Internal keluarga home visit mengkonsumsi sayur dan buah dan
- Menganjurkan pasien untuk berolahraga untuk hidup yang lebih sehat.
tidak mengkorek – korek
telinga dengan benda apapun - Mengurangi faktor predisposisi terjadinya
serta menganjurkan agar penyakit berulang pada pasien dengan tidak
menjaga telinga tetap kering, mengorek telinga dan menjaga
tidak memasukan air ke liang kebersihanya.
telinga.

26
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang di harapkan

Aspek - Menyarankan kepada keluarga Pasien Pada saat home - Pasien dapat menjaga kebersihan telinga
Psikososial agar memperhatikan kesehatan dan visit dengan menghindari paparan debu dari
Keluarga keluarganya. keluarga udara luar

- Keluarga pasien lebih memperhatikan dan


memberikan dukungan kepada pasien.

Aspek - Menyarankan kepada keluarga Pasien Pada saat home - Pasien dapat beristirahat sementara waktu
Fungsional pasien agar pasien beristirahat visit hingga sembuh
untuk sementara waktu

27
D. Prognosis
1. Ad vitam : ad bonam
2. Ad sanactionam : ad bonam
3. Ad fungsionam : ad bonam

28
LAMPIRAN

29

Anda mungkin juga menyukai